• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI ILMIAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN

DARI GUDANG KE KECAMATAN (Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta)

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh: AGUS NARIMA

D 600.080.005

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN

DARI GUDANG KE KECAMATAN (Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta)

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari :

Tanggal :

Disusun Oleh : Nama : AGUS NARIMA NIM : D.600.080.005

Jur/Fak : Teknik Industri/Teknik

Mengesahkan :

Pembimbing I Pembimbing II

(Hafidh Munawir, ST. MEng) (Siti Nandhiroh, ST. MEng)

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul “STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN DARI GUDANG KE KECAMATAN” (Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta)” Telah dipertahankan di sidang pendadaran Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hari : Tanggal :

Menyetujui:

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Hafidh Munawir, ST, M.Eng

___________________________ 2. Siti Nandiroh, ST, M.Eng

___________________________ 3. Indah Pratiwi, ST, MT ___________________________ 4. Muchammad Djunaidi, ST, MT ___________________________ Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri

( Ir. Agus Riyanto, MT. ) ( Hafidh Munawir, ST, M.Eng )

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, keuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Oktober 2013

(5)

STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN DARI GUDANG KE KECAMATAN

(Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta)

1

Agus Narima

2

Hafidh Munawir, 2Siti Nandiroh

1

Mahasiswa Teknik Industri UMS, 2Dosen Teknik Industri UMS narimagus@gmail.com, hafidh2001@yahoo.com, stnandiroh@rocketmail.com

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta Tel (0271) 717417 ext 237

ABSTRAK

Perum Bulog Sub Divre III Surakarta merupakan perusahaan umum badan urusan logistik yang bertugas untuk menyalurkan khusus beras (raskin) ke titik distribusi yang telah ditunjuk (TD) dimana Perum Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakarta mempunyai 9 gudang dan harus melayani kecamatan-kecamatan yang berada di daerah kabupaten Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar dan Wonogiri yang berjumlah 124 kecamatan, akan tetapi dalam kegiatan pengalokasian raskin ketitik distribusi Perum Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakrta masih kurang begitu memperhatikan jarak tempuh dengan biaya pengalokasian sehingga jarak total dan biaya total kurang optimal.

Permasalahan dalam kegiatan pengalokasian terebut dapat diatasi dengan metode transportasi, metode transportasi yang digunakan untuk pemecahan masalah pengalokasian yang ada pada perum Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakarta yaitu Metode North West Corner,

Least Cost, Vogel Aproksimasi, dan Metode Uji Stepping Stone, penerapan metode tersebut dapat

mengoptimalkan total jarak dan total biaya pengalokasian (selama kegiatan pengalokasian memiliki banyak sumber asal dan banyak sumber tujuan).

Hasil pengolahan data dengan metode tersebut diperoleh hasil sebagai berikut Metode

North West Corner sebesar Rp 39.056.401.819, Metode Least Cost (Biaya Terrendah) sebesar Rp

31.575.629.741, Vogel Approkximation Method sebesar Rp 31.789.366.207, dan uji optimalisasi dengan Stepping Stone berdasarkan Metode Least Cost Sebesar Rp 31.170.840.866 sehingga pada penelitian ini terjadi penghematan sebesar Rp 1.997.413 dengan prosentase 6% dari kondisi saat ini, sedangkan dilihat dari penghematan jarak yang terjadi yaitu sebesar 32% dengan penghematan jarak sebesar 1.068,9 km.

(6)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Suatu upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam sebuah industri dapat dicapai dengan memperhatikan, memperhitung kanterkait dengan sistem transportasi yang akan diterapkan atau dapat dicapai dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah berjalan, diharapkan dengan sistem transportasi yang tepat maka dapat menjadikan optimalnya sebuah kegiatan distribusi (biaya distribusi yang termurah).

Perusahaan umum badan urusan logistik atau disingkat bulog adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia yang mengurusi tata niaga beras yaitu dengan menyediakan bahan makanan pokok berupa beras miskin (raskin) yang kemudian di salurkan ke beberapa

kecamatan (tujuan).Masalah

pengalokasian pada Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakarta masih kesulitan dalam menentukan gudang mana yang harus menyuplai raskin ke kecamatan yang dituju ketika stok atau persediaan raskin di gudang yang biasa menyuplai ke kecamatan tertentu tidak mencukupi (berkurang).

Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakarta mempunyai bannyak sumber tujuan dan bannyak titik tujuannya, maka akan menjadi bannyak pula pilihan untuk alokasinya (gudang mana yang harus menyuplai ke kecamatan mana saja). Dari uraian

tersebut maka penulis akan melakukan penelitian dengan tema “alokasi raskin dari gudang ke kecamatan”. Dengan hasil penelitian tersebut nantinya

diharapkan dapat membantu

memudahkan Bulog Sub Divre (Divisi Regional) III Surakarta dalam melakukan pemilihan alokasi gudang mana harus menyuplai ke kecamatan mana. Sehingga apabila pengalokasian sudah optimal maka biaya transportasi / distribusi menjadi lebih murah.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Memetakan alokasi raskin pada bulan November 2012.

b. Memilih metode transportasi yang tepat untuk kegiatan pengalokasian raskin yang lebih optimal dari berdasarkan data bulan November 2012 .

c. Membandingkan kondisi pada bulan November 2012 dengan hasil alokasi usulan.

LANDASAN TEORI 1. Manajemen Logistik

Logistik adalah istilah yang semula digunakan oleh kalangan militer yang kemudian digunakan oleh kalangan non militer. Dalam kalangan militer, logistic berasal dari kata logista, yaitu istilah yang digunakan oleh tentara romawi jaman Bizantium yang menunjuk pada segala kegiatan perang, seperti evakuasi, pembelian, penyimpanan, pengiriman

(7)

peralatan perang serta keperluan tentara dan sebagainya. Jadi kegiatan pembelian termasuk dalam kegiatan logistik. Logistik sering kali digunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu penyimpanan dan pengangkutan barang saja (Indrajit dan Permono, 2005).

2. Metode Solusi Optimum

Berikut adalah metode yang dapat digunaka untuk mencari solusi optimum yaitu:

a. Metode North West Corner

Merupakan salah satu metode mencari solusi layak awal basis suatu masalah transportasi setimbang.

b. Metode Least Cost Sama dengan metode North West Corner, metode

Least Cost merupakan salah satu

metode mencari solusi layak awal basis suatu masalah transportasi setimbang.

c. Metode Aproksimasi Vogel Sama dengan metode North West Corner, metode Vogel merupakan salah satu metode mencari solusi layak awal basis suatu masalah transportasi setimbang.

d. Metode Stepping Stone/ Batu Loncatan. Merupakan salah satu metode uji optimalitas suatu masalah transportasi.

e. Metode MoDi (Modified Distribution) sama dengan metode Stepping Stone, metode MoDi

merupakan salah satu metode uji

optimalitas suatu masalah transportasi.

3. Metode Transportasi

Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transpor pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definsi unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten.

Gambar Contoh Bagan Model Transportasi

Untuk penyelesaian dengan metode transportasi harus di buat dalam bentuk metrix terlebih dahulu.

Tabel transportasi untuk pennyelesaian awal

Keterangan:

- Tujuan= Kecamatan - Sumber= Gudang

(8)

- X11= Banyaknya Raskin yang akan dialokasikan

- S1= Kapasitas Maximal Gudang

4. Ketentuan Penyelesaian Metode Transportasi

Dalam penyelesaian masalah pengalokasian menggunakan metode transportasi ada beberapa syarat dan ketentuan yang ada, yaitu:

a. Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari seluruh permintaan tujuan maka perlu ditambahkan sebuah kolom semu (dummy

destination) yaitu mengalokasikan

suatu tujuan fiktif dengan kebutuhan supplai sebesar ∑Si-∑Di

dan alokasi unit shipping cost dibuat sama dengan nol.

b. Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan maka perlu ditambahkan sebuah baris semu (dummy source) yaitu sumber yang memiliki kapasitas fiktif sebesar selisih ∑Di-∑Si dan

alokasi unit shipping cost dibuat sama dengan nol.

c. Jika normal, maka pada pemecahan I (awal) persoalan transportasi, segi empat yang terisi adalah sebanyak

Rim Requirement -1, {(jumlah baris

+ jumlah kolom) - 1}.

d. Degenerasi adalah jika pada tabel transportasi, jumlah segi empat yang terisi kurang dari Rim

Requirement - 1.

e. Masalah degenerasi ini diatasi dengan cara mengisi segi empat yang dapat membuat jalur menjadi tidak terputus (membuat jembatan) dengan muatan sebesar 0 (nol).

ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Pengumpulan data

a. Alamat dan Kapasitas Gudang Tabel Alamat dan Kapasitas Maksimal Gudang

No. Nama gudang Alamat Kapasitas (Kg) 1 GBB 301 Klaten JL.bypass Klaten 3.500.000 2 GBB 302 Masaran JL. Raya Sragen - Solo 17.500.000 3 GBB 303 Kartosuro JL. Adisumarmo, ngabean, kartosuro 7.000.000 4 GBB 304 Delanggu JL. Delanggu - Klaten 9.000.000 5 GBB 305 Grogol JL. Raya Solo - Wonogiri 3.500.000 6 GBB 306 Mojolaban JL. Raya Solo - Karanganyar 7.000.000 7 GSP 307 Wonogiri JL. Ngadirojo, Baturetno Km 6 2.000.000 8 GBB 308 KarangwuniJL. Raya Solo - Yogyakarta 24.500.000 9 GBB 309 NduyunganJL. Raya Solo - Sragen 14.000.000

Total 88.000.000

b. Spesifikasi Alat Angkut

Armada yang digunakan dalam pendistribusian raskin pada Bulog Sub Divre (Divisi Region) III Surakarta adalah Truk (Mitsubishi) dengan kapasitas 8000 kg, bahan bakar solar, jarak tempuh 1:5 (1 liter solar dapat menempuh 5 Km), harga solar Rp 5.500/liter

c. Biaya Alokasi

Biaya dalam pelaksanaan distribusi (pengalokasian) raskin dari sumber ke titik distribusi secara keseluruhan ditanggung oleh Bulog Sub Divre (Divisi Region) III Surakarta.

(9)

Perhitungan untuk mencari total biaya alokasi

- Biaya armada Rp 39,6/Kg (Sekali jalan).

- Biaya Loading Rp 10/Kg

- Biaya bahan bakar = ( 5 h JarakTempu ) x (Harga solar/liter) x (Banyaknya perjalanan)

- Jadi biaya total alokasinya = Biaya total armada + Biaya bahan bakar + Ongkos muat

= Rp 1.154.142 + Rp 483.120 + Rp 291.450

= Rp 1.928.712

2. Data Alokasi

Tabel Alokasi (Nopember 2012)

No. Kecamatan Kuantum (Kg)

1 sawit 29.145 2 banyudono 38.880 3 teras 34.005 4 ngemplak 69.765 5 simo 59.625 6 andong 75.915 7 karanggede 61.635 8 ampel 95.205 9 mojosongo 34.530,00 10 nogosari 76.695 11 sambi 53.430 12 cepogo 71.850 13 selo 52.785 14 klego 59.715 15 wonosegoro 120.435 16 musuk 85.020 17 boyolali 32.235 18 juwangi 39.675 19 kemusu 63.810 20 sidoharjo 55.935 21 karangmalang 55.305 22 sambirejo 42.885 23 sambungmacan 69.555 24 kalijambe 84.255 25 tanon 100.650 26 tangen 45.630 27 mondokan 58.590 28 miri 65.205 29 jenar 59.865 30 gondang 49.440 31 sukodono 52.785 32 sumberlawang 94.020 33 ngrampal 52.050 34 masaran 84.390 35 sragen 42.195 36 kedawung 53.745 37 gesi 35.325 38 plupuh 75.870 39 gemolong 72.795 40 laweyan 72.525 41 serengan 48.645 42 pasarkliwon 88.410 43 jebres 143.490 44 banjarsari 170.865 45 grogol 102.105 46 kartasura 70.785 47 polokarto 108.390 48 mojolaban 98.460 49 weru 83.565 50 tawangsari 82.365 51 baki 61.575 52 gatak 52.905 53 bulu 44.730 54 sukoharjo 88.800 55 bendosari 57.300 56 nguter 70.365 57 wonosari 90.645 58 ceper 103.980 59 karangdowo 83.715 60 tulung 81.72 61 delanggu 55.800 62 pedan 83.565 63 jatinom 93.705 64 juwiring 91.155 65 bayat 142.095 66 polanharjo 51.945 67 karanganom 62.910 68 klaten utara 34.545 69 klaten tengah 34.185 70 klaten selatan 35.385 71 trucuk 140.850 72 kemalang 66.690 73 prambanan 74.040 74 jogonalan 75.570 75 kebonarum 24.585 76 karangnongko 56.850 77 manisrenggo 71.895 78 ngawen 63.795 79 gantiwarno 78.720 80 kalikotes 37.560 81 wedi 101.310 82 cawas 112.890 83 karanganyar 53.820 84 jumantono 64.215 85 matesih 47.085 86 jatiyoso 53.400 87 jatipuro 36.375 88 karangpandan 60.750 89 ngargoyoso 56.490 90 tawangmangu 42.870 91 jumapolo 48.540 92 tasikmadu 56.085 93 jaten 42.015 94 jenawi 46.545 95 gondangrejo 88.380 96 kebakkramat 60.615 97 kerjo 44.115 98 mojogedang 93.135 99 colomadu 35.130 100 jatipurno 24.405 101 purwantoro 69.870 102 sidoharjo 37.815 103 slogohimo 52.440 104 girimarto 36.480 105 jatisrono 36.000 106 giriwoyo 51.000 107 baturetno 45.345 108 kismantoro 73.095 109 tirtomoyo 63.060 110 paranggupito 31.650 111 bulukerto 25.530 112 manyaran 56.700 113 batuwarno 21.600 114 puh pelem 26.145 115 pracimantoro 88.425 116 jatiroto 35.250 117 karangtengah 19.665 118 eromoko 43.455 119 nguntoronadi 33.045 120 wonogiri 43.005 121 giritontro 35.925 122 ngadirojo 45.600 123 wuryantoro 26.955 124 selogiri 36.075 Total 7.706.610 PENGOLAHAN DATA

1. Metode NWC (Nort West Corner)

Metode ini dimulai dari pojok kiri atas sampai pada pojok kanan bawah, alokasi kapasitas atau kebutuhan dimulai dari pojok kiri atas sebesar kapasitas atau kebutuhan minimal (dari bentuk metrix yang sudah di buat).

(10)

Tabel Total Biaya Alokasi NorthWest

Corner (NWC)

Gudang Kuantum (Kg) Biaya

GBB 301 3.500,000 19.371.818.040 GBB 302 4.288,330 19.684.583.779

Total 7.788,330 39.056.401.819

2. Metode LC (Biaya Terrendah)

Yaitu dengan cara mencari biaya paling rendah dari keseluruhan total biaya alokasi, kemudian biaya terendah berikutnya dan seterusnya

Tabel Total Biaya Alokasi Least Cost

Gudang Kuantum (Kg) Biaya

GBB 301 322,755 1.365.650.486 GBB 302 380,310 1.217.560.847 GBB 303 1.021,590 4.120.130.801 GBB 304 1.619,430 7.181.657.179 GBB 305 1.066,695 5.441.344.212 GBB 306 682,635 2.966.442.590 GBB 307 838,740 2.288.733.731 GBB 308 927,255 3.825.812.039 GBB 309 928,920 3.168.297.856 Total 7.788,330 31.575.629.741

3. Metode VAM (Vogel Approkximation Method)

nilai penalty (selisih) yaitu nilai pengurangan dari dua ongkos terkecil pada tiap – tiap baris dan kolom, kemudian di pilih selisih terbesar dari baris dan kolom tersebut langkah selanjutnya mengalokasikan sebanyak mungkin dengan batasan alokasi (kapasitas dan kebutuhan) pada variabel dengan ongkos terkecil, untuk baris atau kolom yang sudah terpenuhi kapasitas atau kebutuhannya maka tidak di gunakan lagi untuk mencari nilai

penaltynya. Langkah tersebut diulang

sampai semua kebutuhan terpenuhi.

Tabel Total Biaya Alokasi VAM

Gudang Kuantum (Kg) Biaya

GBB 301 619,635 2.149.246.333 GBB 302 627,075 2.453.565.150 GBB 303 823,530 3.461.013.952 GBB 304 1.357,365 5.578.472.102 GBB 305 661,050 3.652.238.397 GBB 306 739,200 3.418.555.876 GBB 307 1.197,420 3.515.729.671 GBB 308 998,145 4.592.612.142 GBB 309 764,910 2.967.932.584 Total 7.788,330 31.789.366.207 4. Metode Stepping-Stone (batu loncatan)

Uji Optimalisasi dilakukan dengan cara: a. Memilih kotak manapun yang tidak

terpakai untuk dievaluasi.

f. Dimulai dari kotak ini telusuri sebuah jalur tertutup yang kembali ke kotak awal melalui kotak – kotak yang saat ini digunakan (yang diizinkan hanya gerakan vertical dan horizontal), walaupun demikian boleh melangkahi kotak manapun baik kosong ataupun berisi.

g. Mulai dengan tanda plus (+) pada kotak yang tidak terpakai, tempatkan secara bergantian tanda plus dan minus di setiap kotak pada jalur tertutup yang dilalui.

h. Hitung indeks perbaikan dengan cara: pertama, menambahkan biaya unit yang ditemukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus, kemudian dilanjutkan denga mengurangi biaya

(11)

unit pada setiap kotak yang berisi tanda minus.

i. Ulangi langkah 1 hingga 4 sampai semua indeks perbaikan untuk setiap kotak yang tidak terpakai sudah dihitung. Jika semua indeks yang dihitung lebih besar atau sama dengan nol, maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka solusi sekarang dapat terus ditingkatkan untuk mengurangi biaya pengiriman total.

Tabel Total Biaya Alokasi Usulan Perbaikan

Gudang Kuantum (Kg) Biaya

GBB 301 275,670 1.195.710.551 GBB 302 426,855 1.340.375.974 GBB 303 1.021,590 4.120.130.801 GBB 304 1.477,335 6.028.256.150 GBB 305 968,235 4.941.268.235 GBB 306 738,405 3.332.376.466 GBB 307 871,785 2.346.239.698 GBB 308 1.036,305 4.823.457.839 GBB 309 882,375 3.043.025.154 Total 7.422,885 31.170.840.866 PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil perbaikan alokasi untuk kondisi saat ini dengan usulan dapat dilihat berdasarkan perbandingan jarak dan biayanya.

b. Hasil dari pegolahan data masing-masing menghasilkan biaya total sebesar:

Metode North West Corner

menghailkan Rp 39.056.401.819

Metode Least Cost menghasilkan Rp 31.575.629.741

 Metode Aproksimasi Vogel

menghasilkan Rp 31.789.366.207 Dilihat dari hasil yang diperoleh dari ketiga metode tersebut maka yang layak untuk di pilih adalah metode Metode Least

Cost dengan biaya paling minimal,

yaitu Rp 31.575.629.741 c. Hasil dari uji optimalisasi

menggunakan Metode Stepping Stone berdasarkan Metode Least Cost menghsilkan total biaya Rp 31.170.840.866

Hasil dari Metode North West

Corner, Metode Least Cost, Metode Aproksimasi Vogel adalah metode

untuk solusi awal, sehingga hasilnya belum tentu optimal, maka untuk mengetahui apakah sudah optimal atau belum harus dilakukan uji optimalisasi (disini digunakan

Metode Stepping Stone)

d. Dari hasil perbandingan antara kondisi saat ini (awal) maka terjadi penghematan 32% untuk jarak, dan 6% untuk biaya alokasi

2. Saran

Berdasarkan hasil yang dicapai dan analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka penulis menyarankan:

a. Perum Bulog Sub Divre (Divisi Region) III Surakarta sebaiknya melakukan evaluasi ulang untuk

(12)

kegiatan pengalokasian, agar biaya pengalokasian lebih hemat dari sebelumnya.

b. Metode transportasi layak direkomendasikan untuk pemecahan masalah pengalokasian suatu barang, selama perusahaan tersebut mempunyai banyak sumber asal dan banyak sumber tujuannya.

Melakukan penelitian, apakah harus menambahkan gudang atau tidak, mengigat saat ini Bulog Sub Divre (Divisi Region) III Surakarta harus memenuhi kebutuhan raskin se-eks karisidenan Surakarta yang berjumlah 124 kecamatan. Sedangkan gudang penyimpanan hanya berjumlah 9.

DAFTAR PUSTAKA

Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations

Management. Jakarta: Salemba

Empat.

Jadidah Ammul. 2009. Optimalisasi Saluran

Distribusi Dalam Pemasaran Gula Kelapa Di Kecamatan Nglegok

Kabupaten Blitar

http://www.docstoc.com/docs/15759 9556/skripsi-ekonomi-manajemen

(diakses tanggal 20 April 2013) Khoiryah, Nikmatul, Jadidah Amul,

Masyhuri. 2009. Model Distribusi

Gula Kelapa Yang Optimal.

Pujawan, I nyoman, ER Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik

Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setyawan Budi Aris. 2008. Metode Transportasi.

http://ocw.gunadarma.ac.id/ course /economics/

management-s1/riset operasional -1/ metode-transportasi-1 (diakses tanggal 4 Maret 2013)

Soedjianto, Felicia, Tedjokusuma, Sukanto & Andryanto, Dimas. 2006.

Perbandingan Penggunaan Metode Multipliers Dengan Metode Stepping Stone Dalam Memecahkan Masalah Transportasi. Surabaya: Universitas

Kristen Petra.

Sudirga, Santosa Rudy. 2009. Perbandingan

Pemecahan Masalah Transportasi

(13)

Dan Stepping-Stone Method Dengan Assingnment Method.

Syukronali. 2010. Metode Transportasi.

http://syukronali.files.wordpress.com /2010/05/wm334_metode_transportasi. pdf (diakses tanggal 8 November 2012) Wignjosoebroto, Sritomo. 1996. Tata Letak

Pabrik Dan Pemindahan Bahan.

Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Wijayanto, Petrus. 2011. Manajemen

Operasi. wit@staff.uksw.edu

;wit@salatiga.biz (diakses tanggal 9 April 2013)

Yamit, Yulian. 2003. Manajemen Kuantitatif

untuk Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Yogyakarta.

Z Zainuddin. 2011. Analisis Penerapan

Model Transportasi Distribusi

(Dengan Vam Dan Modi) Pada Pt.

Coca-Cola Bottling Indonesia.

Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar.

_ 2006. Pedoman umum raskin (beras untuk

rumah tangga miskin. Kementrian

koordinasi bidang kesejahteraan rakyat republik Indonesia.

_ 2006. Pedoman umum pengadaan

gabah/beras dalam negri. Perum

Gambar

Tabel transportasi untuk pennyelesaian  awal
Tabel Alokasi (Nopember 2012)
Tabel Total Biaya Alokasi NorthWest  Corner  (NWC)
Tabel Total Biaya Alokasi Usulan  Perbaikan

Referensi

Dokumen terkait

 PT Krakatau Semen Indonesia (KSI) held a ceremony on 31 August 2017 to mark the first running of its slag grinding plant.. KSI is a joint venture between Krakatau Steel and PT

(lihat selengkapnya pada lampiran 10a) Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa teknik ask the winner mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

Dengan mencabut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1050/PR.301/DRJD/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang Tarif Jarak Batas Atas dan Tarif Jarak Batas Bawah

taking Takapoto lagoon Tuamotu archipelago, French Polynesia as a study site. Although the black pearl oyster was naturally one of the most abundant bivalves in the benthic fauna

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk.

individually or in mixtures, as feeding stimulants FS for striped bass. The FS carrier in series A was a nutritionally complete plant feedstuff-based diet whereas in series B, the

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK.. TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN

gain over fish fed the basal diet only at week 6 PF0.02 of the experiment. Feed conversion ratio was significantly improved in fish fed both levels of the FS mixture when compared