• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekurangan Vitamin A (KVA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kekurangan Vitamin A (KVA)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Paper Pengantar Gizi Masyarakat

Kekurangan Vitamin A

Diajeng Puspa Arum Maharani

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Paper Pengantar Gizi Masyarakat

Kekurangan Vitamin A

(KVA)

Diajeng Puspa Arum Maharani

100911144

IKMA 09

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011

(2)

KURANG VITAMIN A (KVA)

Vitamin A merupakan salah satu dari 4 vitamin yang larut lemak dan ditemukan dalam 3 bentuk yaitu alcohol, aldehid, dan asaa. Vitamin A berasal dari protein hewani sedangkan Pro vitamin A berasal dari protein nabati terutama dalam sayuran atau buah berwarna cerah yang mengandung beta karoten. Bentuk beta karoten mengandung karbon dan struktur cincin cukup untuk 2 molekul vitamin A.

Berdasarkan fungsinya, vitamin A terbagi menjadi 3 yaitu retinol, retinal, dan asam retinoic. Vitamin A bentuk retinol dapat ditemukan dalam darah dan dibawa oleh khilomikron ke hati untuk disimpan. Vitamin A bentuk retinal berperan sebagai komponen utama rhodopsin yang berfungsi sebagai zat penerima rangsang cahaya, mengubah energy cahaya menjadi energy biolistrik yang merangsang indera penglihatan. Vitamin A dalam bentuk Asam retinoic tidak ditemukan dalam bahan makanan secara alamiah dan memiliki peran dalam menyesuaikan pertumbuhan tulang dan fisik, respon imun (pembentukan sel T yang berperan dalam antibody), perkembangan janin, dan diferensiasi sel-sel epitel. Sehingga dapat disimpulkan vitamin A memiliki 4 fungsi utama yaitu pada Penglihatan, pertumbuhan, diferensiasi sel-sel epitel, dan reproduksi.

Dalam proses metabolism vitamin A, ester vitamin A (yang berasal dari protein hewani) dihidrolisis oleh retinal bebas yang terserap melalui epitel dinding saluran usus. Enzim hydrolysis membutuhkan lemak yang mengandung ester vitamin A sedangkan dalam proses mengubah karoten menjadi vitamin A dibutuhkan enzim 5’5-dioksi hydrolysis. Vitamin A yang telah diabsorbi berubah menjadi ester kembali untuk ditraspor melalui ductus neoracicus oleh khilomikron untuk masuk ke dalam aliran darah dan pada aqulus venosus ditangkap oleh sel parenkim hati. 90% vitamin A disimpan dalam hati dan lainnya di ubah

(3)

menjadi retinal dan berkonjungasi dengan Retinol Binding Protein (RBP) menjadi Plasma Retinal Binding Protein (PRBP) untuk disalurkan dalam aliran darah. Sintesa PRBP memerlukan zat Zinc.

Kekurangan Vitamin A (KVA)

Kekurangan vitamin A (KVA) secara langsung dapat disebabkan oleh 2 faktor, antara lain: a) Masukan Vitamin A kurang

Umumnya terjadi sejak balita karena kurang konsumsi sumber vitamin A. Biasanya kondisi ini diperburuk bila kekurangan zat gizi lainnya terutama defisiensi lemak yang berperan penting dalam penyerapan vitamin A.

b) Frekuensi Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi menyebabkan penurunan nafsu makan dan peningkatan penggunaan vitamin A dalam tubuh dan konsekuensi persediaan zat gizi tidak mencukupi.

Kekurangan vitamin A (KVA) secara tidak langsung dapat disebabkan oleh 3 faktor, antara lain:

a) Kondisi social ekonomi

Kondisi social ekonomi yang belum berkembang dan kemiskinan berperan dalam defisiensi konsumsi zat gizi termasuk mikronutrien vitamin A. Kemiskinan berakibat pada masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi baik primer maupun sekunder. Sedangkan kondisi social ekonomi yang buruk menyebabkan harga bahan pangan menjadi tinggi dan sulit dijangkau masyarakat.

b) Sanitasi dan hygiene

Sanitas dan hygiene berperan dalam defisiensi konsumsi zat gizi termasuk mikronutrien vitamin A. dengan menjaga sanitasi dan hygiene perorangan, seseorang

(4)

akan terhindar dari penyakit infeksi yang dapat menyebabkan menurunnya persediaan gizi dalam tubuh pada penderita infeksi dan memperburuk kondisi penderita malnutrisi karena bersifat sinergik.

c) Pendidikan dan pengetahuan

Pendidikan dan pengetahuan penting dalam pola menu makanan yang diberikan juga pola hidup sehat yang seimbang terutama sanitasi dan hygiene. Pada masyarakat dengan pendidikan dan pengetahuan tinggi biasanya terhindar dari KVA dan dapat menyiasati menu makanan dengan bahan lain yang mengandung vitamin A tinggi sehingga anak tidak cepat bosan dengan makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan.

Penderita KVA biasanya pada bayi sampai anak berusia 9 tahun. Pada anak dengan status KVA memiliki potensi terserang penyakit infeksi lebih mudah dibandingkan pada anak dengan status vitamin A normal. Selain bayi sampai anak berusia 9 tahun, kelompok usia muda memiliki jumlah penderita KVA yang tinggi dan mayoritas menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan buta.

Defiensi Vitamin A

Proses defisiensi vitamin A pada tubuh penderita KVA:

1. Perubahan progresif pada epitel jaringan, dimana pada epitel menurunnya sekresi sel mucus.

2. Akibat menurunnya sekresi sel mucus, maka kemampuan fagositosis pada imun akan menurun sehingga bakteri dan virus akan mudah menginfeksi.

3. Terjadi keratinisasi epitel (epitel mengering). Keratinisasi terjadi pada jaringan mata (epitel kornea), paru-paru, kulit, dan mukosa intestine.

(5)

4. Terjadi gangguan penglihatan akibat komponen rhodopsin (retinal) berkurang. Kemampuan mata untuk beradaptasi pada cahaya menjadi berkurang.

11-cis Opsin

11-trans Rhodopsin

Dalam perubahan 11 cis menjadi 11-trans ataupun opsin menjadi rhodopsin dibutuhkan Retinaldehyde yang berfungsi mengatur kecepatan adaptasi mata pada cahaya.

5. Terjadi gangguan pada pertumbuhan dan diferensiasi jaringan akibat terganggunya sintesis gliko protein yang membutuhkan asam retinoic.

Parameter KVA

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan keadaan yang disebut xerophtalmia yang menyebabkan kebutaan. Tingkat xerophtalmia sesuai dengan tingkat defisiensi vitamin A, yaitu:

1. Buta Senja (XN)

Merupakan gejala awal khas dari KVA pada pra anak sekolah dimana produksi rhodopsin terganggu dan menyulitkan anak untuk melihat pada kondisi remang-remang.

2. Xerosis konjungtiva (X1A)

Merupakan kekeringan nyata pada mata dimana bagian putih mata mengering dan tidak bersinar.

3. Bercak Bitot (X1B)

Ada bercak putih seperti sabun pada mata. Merupakan prevalensi yang digunakan untuk menghitung jumlah penderita KVA.

(6)

4. Xerosis Kornea (X2)

Kekeringan mata parah hingga pada kornea. Bagian hitam mata mengering, kusam dan tidak bersinar.

5. Keratomalasia (X3B)

Kondisi sudah terinfeksi dan beresiko tinggi buta. Bagian hitam mata lunak seperti bubur.

6. Ulserasi kornea (X3A) 7. Xeropthalmia Scar (XS)

Bola mata mengecil dan mengempis. Sudah tidak dapat diobati lagi. Maka urutan tingkat xeropthalmia adalah sebagai berikut:

Buta senja Xerosis Konjungiva Bercak Bitot Xerosis Kornea Xeropthalmia Scar Ulserasi Kornea keratomalasia

Pencegahan KVA

Pencegahan dapat dilakukan dengan perbaikan status gizi dan terutama status vitamin A. Pada anak penderita KVA harus diberikan vitamin A dosis tinggi dan peningkatan status gizi. Pada pencegahan KVA yang harus diperhatikan adalah status:

1. Vitamin A 2. Zinc 3. Lemak 4. Protein

Karena pada penderita dengan status lemak dan protein rendah, otomatis akan memiliki zinc rendah dalam tubuh dan mengganggu pelepasan vitamin A dari dalam hati ke darah.

(7)

Program jangka pendek

- penghentian ASI secara dini dan keterlambatan pengenalan makanan padat akan menjadi pemicu terjadinya KVA. Sehingga peningkatkan produksi vitamin A pada makanan dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan akan menghindari KVA.

- Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali. Pada balita diberikan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200 dan pada bayi diberikan kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.

Program jangka menengah

Fortifikasi makanan dengan vitamin A. fortifikasi makanan dapat dilakukan pada makanan alternative yang menjadi favorit anak seperit mie, kue, dan makanan sapihan yang rendah biaya produksinya.

Program jangka panjang

Perlu adanya peningkatan social ekonomi, seperti meningkatkan produksi sayuran dan buah, KIE untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya vitamin A, Budidaya ternak dan ikan, serta peningkatan teknologi pengolahan dan pemasakan. Yang utama, peningkatan kelembagaan melalui jalur sistim posyandu kader, pendidikan sekolah, PKK, kegiatan keagamaan, lembaga penelitian dan perguruan tingi.

Penanggulangan KVA

Pengobatan dengan memberikan vitamin A dosis besar harus tepat secara diagnosis atau akan terjadi keracunan pada tubuh karena overdosis. Dalam pemberian vitamin A perlu diperhatikan cadangan dalam hati. Pemberian dosis 200.000 IU secara oral selama dua hari berturut-turut dan diberikan dosis tambahan 200.000 IU setelah 1-4 minggu kemudian untuk

(8)

meningkatkan cadangan dalam hati. Pada keadaan memburuk dapat diberikan 200.000 IU setiap 2-4 minggu.

Perlu diperhatikan terapi diet pada penderita KVA karena dengan pemberian vitamin A dosis besar namun status gizi terutama status lemak, protein yang rendah maka pemberian vitamin A akan menjadi percuma dan penderita KVA tidak dapat sembuh. Hal ini diakibatkan Vitamin A terkait dengan status Protein, Lemak dan Zinc.

Referensi

Dokumen terkait

Uji Kemampuan Minyak Jintan Hitam(Nigella sativa) Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro.. Jember: Fakultas Kedokteran

Bu araştırmanın amacı 2014 yılında uygulamaya konan yönetmeliğin öğretmene rehberlik etme sürecine etkisini ortaya koymak için yeni rehberlik ve denetim

Kemudian dianalisis dan diuraikan dalam beberapa sub bab sesuai dengan rumusan masalah tentang “Peranan Ahmad Surkati dalam Gerakan Pembaharuan Islam Melalui Perhimpunan

Dari ketegangan-ketegangan yang muncul dalam hubungan mereka, pasangan informan ketiga ini menggunakan strategi seleksi karena pasangan ini memutuskan untuk

Jika ibu belum pernah memiliki pengalaman persalinan sebelumnya, sebaiknya ibu yang menginginkan kehamilan berada pada umur reproduksi (20-35 tahun) dan

historis tersebut yang menjadi input metode DRP tersebut yang kemudian diolah dan diperoleh jumlah frekuensi pemesanan, order quantity dan safety stock yang

Kinerja guru yang berasal dari lingkungan keluarga yang baik selalu ditandai sifat-sifat positif seperti bekerja dengan senang hati, keteladanan dalam berbuat baik,

Latar belakang didirikannya Radio Dais salah satunya adalah jenuhnya masyarakat akan media hiburan yang mengikuti gaya kebarat-baratan yang dapat merusak moral