Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
310 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ANALISIS UJI KUALITATIF MERKURI PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH
YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG
(1)
Senadi Budiman (2)Ghina Rizqiani Nur Husni Afifah, (3)Ginayanti Hadisubroto, , (4)
Dadan Suryasaputra.
(1) Jurusan Kimia, FMIPA, UNJANI, Jl. Terusan Sudirman Cimahi. (2,3) Prodi Farmasi FMIPA Universitas Al-Ghifari Jl. Cisaranten Kidul, Bandung
(4) Prodi Farmasi, Fakultas Farmasi, UNJANI, Jl. Terusan Sudirman Cimahi. Corresponding author email: senadiunjani@yahoo.com
ABSTRAK
Krim Pemutih kosmetik mengandung bahan aktif pemutih dan itu digunakan untuk
mencerahkan kulit atau pemutih kulit. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat
mengakibatkan perubahan warna kulit dan pada dosis tinggi dapat menyebabkan
kerusakan permanen otak, serta dapat menyebabkan kanker. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kota Bandung mengandung merkuri
yang terkandung dalam krim pemutih wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti
sejumlah 15 sampel. Identifikasi kualitatif merkuri dengan uji warna. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari pemeriksaan kualitatif merkuri semua sampel negatif
mengandung merkuri.
Kata Kunci : Merkuri, Krim Pemutih, Uji Warna, Analisis Kualitatif
ABSTRACT
Whitening cosmetics contain the active ingredient of bleach and it’s use for lighten the
skin or for skin whitening. Also the use of mercury in whitening creams can lead to
changes in skin color, permanent brain damage in high doses and also cancer. The
purpose of this study was to determine whether whitening creams that circulating in
Bandung containing mercury, as also to determine the levels contained in the face
whitening cream. The number of samples whitening cream that studied was 15 samples.
Qualitative identification for mercury was using color test. The results of qualitative test
for mercury showed that none of the samples contains mercury.
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
311 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting peranannya dalam kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat bergantung pada sediaan kosmetika pada setiap kesempatan. Di pasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih (Widana & Yuningrat, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang bahan, zat warna, subtrat, zat pengawet dan tabir surya pada kosmetik, dalam kadar yang sedikitpun merkuri bersifat racun. Mulai dari perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam, alergi, iritasi, serta pada pemakaian dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin. Bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta menyebabkan zat karsinogenik (BPOM RI, 2007).
1.2 Tujuan Penggunaan Kosmetik
Secara umum baik teori maupun praktek tujuan penggunaan kosmetik adalah untuk memelihara dan merawat kecantikan kulit dengan kontinu/teratur. Tujuan dan penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan sebagai berikut: (Rostamailis, 2005).
1. Melindungi kulit dan pengaruh-pengaruh luar yang merusak
2. Mencegah lapisan terluar kulit dan kekeringan.
3. Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput 4. Melekat di atas permukaan kulit untuk
mengubah warna atau rona daerah kulit tertentu.
5. Memperbaiki kondisi kulit.
6. Menjaga kulit tetap remaja (kencang). 7. Mengubah rupa/penampilan
Populasi yang digunakan adalah sampel krim pemutih yang didapat dari pasar
tradisional, swalayan dan klinik kecantikan di kota Bandung.
1.3 Sediaan Krim
Menurut (Ditjen POM, 1995) krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.
Menurut Retno I. Tranggono 2014 menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah. Selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya.
Dalam kosmetik krim biasa digunakan merkuri anorganik, yaitu ammoniated mercury, merkuri juga dapat ditemukan pada kosmetik yang lain, misalnya pada produk pembersih make up mata dan maskara. Ammoniated mercury 1-10% digunakan sebagai bahan pemutih kulit dalam sediaan krim karena memiliki efek pemucat warna kulit. Daya pemutih pada kulit sangat kuat. Karena toksisitasnya terhadap organ-organ ginjal, saraf dan otak sangat kuat maka pemakaiannya dilarang dalam sediaan kosmetik (WHO, 2011).
Menyadari hal tersebut bahwa merkuri dapat membahayakan para konsumen, maka dengan ini akan dilakukan penelitian identifikasi merkuri dengan reaksi warna larutan KI 0,5 N. Merkuri yang digunakan sebagai sampel bahan pemutih pada krim pemutih sebanyk 15 sampel yang beredar di kota Bandung.
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
312 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Tabel 1.1 Pengambilan Sampel Kota Bandung No Tempat Pengambilan Sampel No Tempat Pengambilan Sampel 1 Pasar Caringin 6 Pasar Andir 2 Pasar Ciwastra 7 Pasar Baru 3 Pasar simpang
Dago
8 Borma
Rancabolang 4 Pasar Cicadas 9 Skin Care
daerah Ciwastra
5 Pasar
Kiaracondong
Gambar 1.1 Denah Pengambilan Sampel di Kota Bandung
Populasi yang digunakan adalah sampel krim pemutih yang didapat dari pasar tradisional, swalayan dan klinik kecantikan di kota Bandung
II. METODE
2.1 Alat Yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, gelas kimia, labu ukur, corong, pipet volume, pipet tetes, pipa kapiler, batang pengaduk, kertas saring Whatman no.41, alumunium foil, timbangan analitik.
2.2 Bahan Penelitian
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, merkuri, asam klorida, asam nitrat, larutan KI 0,5 N dan
sampel krim pemutih. Sampel yang digunakan adalah krim pemutih yang terdapat di kota Bandung. Pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan bahwa sampel yang diambil sudah mewakili sampel yang beredar di kota Bandung. Sampel krim pemutih kemudian diambil sebanyak 15 sampel yaitu sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G, sampel H, sampel I, sampel J, sampel K yang di ambil dari beberapa pasar tradisional di kota Bandung. Sampel L, sampel M dan sampel N diambil dari salah satu swalayan yang ada di kota Bandung. Sampel O di ambil dari salah satu klinik kecantikan yang ada di kota Bandung. 2.3 Pembuatan larutan uji sampel yang mengandung merkuri
Ditimbang sebanyak 2,0 g sampel, ditambahkan akuades sebanyak 25 mL, Tambahkan dengan campuran 10 mL larutan asam klorida dan asam nitrat, uapkan sampai hampir kering. Pada sisa penguapan tambahkan akuades sebanyak 10 mL. Panaskan selama 5 menit. Dinginkan dan disaring dengan kertas saring Whatman (Parekuan dkk., 2013).
2.4 Analisis kualitatif merkuri
Sejumlah 1 mL larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N. Perhatikan dengan saksama. Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan merah orange (Parekuan dkk., 2013).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang di ambil sebanyak 15 sampel berasal dari pasar tradisional, pasar swalayan Borma dan klinik kecantikan (racikan dokter), semua sampel diberi kode sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O.
Tabel 3.1 Daftar Sampel Krim di Kota Bandung
No Tempat Kode Sampel
1 Pasar Caringin A, B 2 Pasar Ciwastra C, D 3 Pasar Simpang
Dago
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
313 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
4 Pasar Cicadas F 5 Pasar Baru G, H 6 Pasar Andir I 7 Pasar Kiaracondong J, K 8 Borma L, M, N 9 Klinik Kecantikan O
3.2 Hasil Analisis Kualitatif Merkuri dengan Metode Reaksi Warna
Analisis merkuri pada krim pemutih wajah menggunakan 15 sampel. Dari lima belas sampel yang diuji hasil yang menunjukan negatif terjadi endapan merah orange. Hasil analisis kualitatif merkuri dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Merkuri Pada Sampel dengan Metode Reaksi Warna
Berdasarkan data hasil analisis kualitatif terhadap hasil destruksi pereaksi KI 0,5 N keberadaan merkuri pada seluruh sampel tidak terdeteksi adanya merkuri. Pada sampel pembanding yang positif mengandung merkuri terdapat endapan warna merah orange dengan larutan berwana merah orange, seperti gambar di bawah ini.
Gb. 3.1 Hasil Reaksi Warna HgCl2 Ditambah dengan Larutan KI 0,5 N
Gambar 3.2 Hasil Kualitatif Merkuri de-ngan Metode Reaksi Warna
Dalam melakukan uji warna
bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya merkuri dalam sampel krim
pemutih digunakan larutan KI 0,5 N, hasil
menunjukan positif jika terjadi endapan
merah orange (Khopkar, 2003).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil sutu kesimpulan :
- Hasil kualitatif sampel tidak
mengandung merkuri karena pada
sampel tidak menunjukan adanya
endapan merah orange seperti hasil
dari pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2007. Peringatan Tentang Kosmetik Mengandung Bahan Nama Sampel Reaksi dengan Larutan
KI 0,5 N A - B - C - D - E - F - G - H - I - J - K - L - M - N - O -
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
314 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Berbahaya dan Zat Warna yang Dilarang. Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Depkes RI. Jakarta.
Khopkar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Parekuan, dkk. 2013. Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi -UNSRAT Vol. 2 No. 01. Manado.
Retno I.S. Tranggono. 2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Rostamailis, 2005. Penggunaan Kosmetik Dasar Kecantikan Dan Berbusanan Yang Serasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Widana dan Yuningrat. 2007. Bahan Pewarna Berbahaya pada Sediaan Kosmetika. Departemen Kesehatan, Jakarta.
Wolrd Health Organization. 2011. Mercury In Lightening Produsts. Public Health Andenvironment. 20 Evenue Appia. 1211 Geneva 2. Switzerland.