• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA

SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

(1)

Ghina Rizqiani Nur Husni Afifah, (2)Ginayanti Hadisubroto, (3)Senadi Budiman

(1,2)

Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Al-Ghifari, Jl. Cisaranten Kulon, Bandung

(3)

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl. Terusan Jend. Sudirman, Cimahi Corresponding author email: [email protected]

ABSTRAK

Kosmetika pemutih adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif pemutih dan

penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau untuk memutihkan kulit. Asam

retinoat dilarang digunakan dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit

kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin), dan menyebab kanker kulit. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kota Bandung

mengandung asam retinoat, serta untuk mengetahui kadar asam retinoat yang

terkandung dalam krim pemutih wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti

sejumlah 15 sampel. Uji kualitatif asam retinoat menggunakan spektrofotemetri UV dan

metode Kromatografi Lapis Tipis ( KLT) yang diamati di bawah sinar lampu UV 254

nm. Penetapan kadar pada asam retinoat dilakukan secara spektrofometri UV pada

panjang gelombang 352 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kualitatif asam

retinoat terdapat 4 sampel yang mengandung asam retinoat, yaitu sampel K, M, N dan

O. Dengan kadar 0,69% untuk sampel K, 0,06 % untuk sampel M, 0,19 % untuk

sampel N dan 0,28 % untuk sampel O.

Kata kunci : Asam Retinoat, Krim Pemutih, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektrofotometri UV.

ABSTRACT

Whitening cosmetics contain the active ingredient of bleach and it’s use for lighten the

skin or for skin whitening. Retinoic acid is whitening agent that prohibited because it

can cause dry skin, burning, teratogenic (defect in the fetus), and causing skin cancer.

The purpose of this study was to determine whether whitening creams that circulating in

Bandung containing retinoic acid, as also to determine the levels of retinoic acid

contained in the face whitening cream. The number of samples whitening cream that

studied was 15 samples.

Qualitative retinoic acid qualitative test method was using UV

spectrophotometry and Thin Layer Chromatography (TLC) which observed under 254

nm UV light. Retinoic acid assay was performed using spectrophotometric UV at 352

nm. The results of qualitative test for retinoic acid, there are 4 samples containing

retinoic acid, the sample K, M, N and O. The retinoic acid level for sample K was

0.69%, sample M 0.06%, sample N 0.19% and sample O was 0.28%.

Keywords : Retinoic Acid, Whitening Cosmetic,

Thin Layer

Chromatography (TLC),

Spectrophotometer.

(2)

PENDAHULUAN

Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting peranannya

dalam kehidupan masyarakat, dimana

masyarakat tertentu sangat bergantung pada sediaan kosmetika pada setiap kesempatan. Di pasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih (Widana & Yuningrat, 2007).

Produk pemutih kulit sendiri terbagi

menjadi 3 golongan yaitu kosmetik,

kosmetisikal dan kosmetomedik. Golongan pertama disebut kosmetik, jika produk itu mempengaruhi fisiologi kulit dan dapat dibeli secara bebas, contohnya sabun. Golongan kedua disebut kosmetisikal, jika produk itu mempengaruhi fisiologi kulit tapi masih boleh dibeli secara bebas-terbatas tanpa harus memakai resep dokter, contohnya produk yang mengandung Alpha Hydroxy Acid

(AHA), asam glikolat, arbutin dan

hidrokuinon. Golongan ketiga disebut

kosmetomedik, produk-produk ini

mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya boleh dibeli dengan resep dokter, contohnya hidrokuinon di atas 2% dan asam retinoat (Andriyani, 2011).

Menurut Menaldi (2003), asam retinoat merupakan zat peremajaan non peeling karena merupakan iritan yang menginduksi aktivitas mitosis sehingga terbentuk stratum korneum yang kompak dan halus, meningkatkan kolagen dan glikosaminoglikan dalam dermis sehingga kulit menebal dan padat, serta meningkatkan vaskularisasi kulit sehingga menyebabkan kulit memerah dan segar

Sediaan topikal dalam bentuk krim, salep, dan gel yang mengandung asam retinoat dosis yang digunakan dalam konsentrasi 0,001-0,4%, umumnya 0,1% (Menaldi, 2003).

Asam retinoat mampu mengatur

pembentukan dan penghancuran sel-sel kulit. Kemampuannya mengatur siklus hidup sel ini

juga dimanfaatkan oleh kosmetik anti aging atau efek-efek penuaan (Badan POM, 2008).

Asam retinoat atau tretinoin juga mempunyai efek samping bagi kulit yang sensitif, seperti kulit menjadi gatal, memerah dan terasa panas serta jika pemakaian yang berlebihan khususnya pada wanita yang sedang hamil dapat menyebabkan cacat pada janin yang dikandungnya (Badan POM, 2008).

METODE Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, gelas kimia, labu ukur, corong, pipet volume, pipet tetes, pipa kapiler, batang pengaduk, kertas saring

Whatman no.41, alumunium foil, timbangan

analitik, lampu UV254, bejana kromatografi,

silika gel 60F254, spektrofotometer UV-Vis

(Shimadzu UV-1800) dan kuvet silika.

Bahan Penelitian

Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, aseton, n-heksan, asam retinoat dan sampel krim pemutih. Sampel yang digunakan adalah krim pemutih yang terdapat di kota Bandung.

Pengambilan sampel didasarkan atas

pertimbangan bahwa sampel yang diambil sudah mewakili sampel yang beredar di kota Bandung. Sampel krim pemutih kemudian diambil sebanyak 15 sampel yaitu sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F, sampel G, sampel H, sampel I, sampel J, sampel K yang di ambil dari beberapa pasar tradisional di kota Bandung. Sampel L, sampel M, dan sampel N di ambil dari salah satu swalayan yang ada di kota Bandung. Sampel O di ambil dari salah satu klinik kecantikan yang ada di kota Bandung.

Metode Penelitian

Pembuatan larutan uji sampel yang mengandung asam retinoat

Ditimbang 3,0 g sampel uji. Masukkan kedalam gelas kimia, bungkus dengan alumunium foil. Tambahkan 10 mL metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman no.41 (BPOM, 2011).

(3)

Analisis asam retinoat dengan metode KLT

Identifikasi analisis kualitatif dengan menggunakan metode KLT, berikut langkah pengerjaannya :

1. Pembuatan larutan pengembang

Masukan larutan n-heksan - aseton (6:4) v/v ke dalam chamber lalu tutup dengan plat kaca lalu di diamkan hingga eluen tersebut jenuh (BPOM, 2011).

2. Identifikasi sampel dengan KLT

Lempeng KLT yang telah diaktifkan dengan cara dipanaskan di dalam oven pada suhu 105°C selama 30 menit dengan membuat batas penotolan dan batas elusi 7 cm. Larutan uji ditotolkan secara terpisah dengan menggunakan pipa kapiler dengan jarak 1,5 cm dari bagian bawah lempeng. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan kedalam bejana KLT yang terlebih dahulu dijenuhkan dengan fase gerak berupa n-heksan dan aseton (6:4).

Dibiarkan fasa bergerak naik sampai

mendekati batas elusi. Kemudian lempeng KLT diangkat dan dibiarkan kering diudara. Diamati di bawah sinar UV254 berfluoresensi

memberikan bercak gelap (BPOM, 2011).

Analisis kualitatif asam retinoat dengan metode spektrofotometri UV

Analisis kualitatif menggunakan metode

spektrofotometri uv dengan langkah

pengerjaan seperti dibawah ini :

1. Penentuan panjang gelombang maksimum asam retinoat

Diambil 2 mL larutan asam retinoat 500 ppm dan dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL (konsentrasi 100 ppm). Tambahkan metanol hingga garis batas dan homogenkan. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200-400 nm dengan menggunakan blanko. Blanko digunakan metanol.

2. Menentukan spektrum masing-masing sampel

Ditimbang 3,0 g sampel masukkan kedalam gelas kimia, bungkus dengan alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring

Whatman no.41. Dan kadar masing-masing

sampel diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm (BPOM, 2011).

Analisis kuantitatif asam retinoat dengan metode spektrofotometri UV

1. Pembuatan larutan baku 1000 ppm Asam retinoat

Ditimbang 0,1 g asam retinoat baku, dimasukan ke dalam gelas kimia, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan 100 mL metanol (BPOM, 2011).

2. Pembuatan larutan baku 500 ppm Asam retinoat

Diambil 25 mL larutan asam retinoat 1000 ppm dimasukan ke dalam labu ukur 50 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas (BPOM, 2011).

3. Penentuan kurva kalibrasi

Dipipet larutan asam retinoat 500 ppm ke dalam labu ukur 10 mL berturut-turut 0,25 mL, 0,5 ml, 1,0 mL, 1,25 mL, 1,5 mL dan 2,0 mL (12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 62,5 ppm, 75 ppm dan 100 ppm). Kedalam masing-masing labu ukur tersebut dimasukan kedalam labu ukur tambahkan metanol hingga tanda batas.

Dikocok homogen, kemudian diukur

serapannya pada panjang gelombang

maksimum yang diperoleh serta menggunakan larutan blanko.

4. Uji Kuantitatif Pada Sampel

Timbang 3,0 g sampel uji. masukan ke dalam gelas kimia, bungkus dengan alumunium foil. Ditambahkan 10 mL metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring whatman no.41. Dipipet 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan metanol sampai tanda batas dan

homogenkan. Diukur serapannya pada

panjang gelombang 352 nm (Siti dkk., 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel yang di ambil sebanyak 15 sampel berasal dari pasar tradisional, pasar swalayan Borma dan klinik kecantikan (racikan dokter), semua sampel diberi kode sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O.

(4)

Tabel 1. Daftar Sampel Krim di Kota Bandung

No Tempat Kode

Sampel

1 Pasar Caringin A, B

2 Pasar Ciwastra C, D

3 Pasar Simpang Dago E

4 Pasar Cicadas F 5 Pasar Baru G, H 6 Pasar Andir I 7 Pasar Kiaracondong J, K 8 Borma L, M, N 9 Klinik Kecantikan O Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode KLT

Analisis kualitatif asam retinoat pada sampel krim pemutih wajah secara metode KLT, terdapat 4 sampel yang positif mengandung asam retinoat yaitu sampel K, sampel M, sampel N dan sampel O dimana sampel tersebut yang memberikan nilai Rf

yang berdekatan dengan sampel pembanding. Dengan hasil Rf yang dapat dilihat dari tabel

di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Asam Retinoat Pada Sampel dengan Metode KLT

Sampel Lampu UV254 Harga Rf

(cm) Pembanding Asam Retinoat Bercak gelap A - - B - - C - - D - - E - - F - - G - - H - - I - - J - - K Bercak gelap L - - M Bercak gelap N Bercak gelap O Bercak gelap

Pemeriksaan dilakukan dengan cara menotolkan sampel pada plat KLT kemudian di elusi dengan menggunakan n-heksan - aseton (6:4). Noda hasil KLT dilihat di bawah penyinaran lampu UV254. Suatu

senyawa yang mengandung asam retinoat akan mudah diamati dibawah penyinaran lampu UV dan akan berfluorensi memberikan bercak gelap (BPOM, 2011).

Gambar 1. Pemeriksaan KLT di bawah lampu UV254

Dalam hasil sementara uji kualitatif asam retinoat dengan metode KLT bahwa sampel K, M, N dan O mengandung asam retinoat dan pada sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J dan L tidak mengandung asam retinoat. Hal ini dapat dilihat dari hasil kromatografi lapis tipis dengan adanya bercak gelap pada lempeng KLT.

Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat Dengan Metode Spektrofotometri UV

Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Spektrofotometri UV untuk sampel I, J, K dan L

Gambar 3 Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektrofotometri UV untuk sampel M, N dan O

(5)

Dari hasil uji metode kualitatif spektrofotometri UV sampel K, M, N, dan O memiliki panjang gelombang yang sama dengan baku standar asam retinoat yaitu pada panjang gelombang 352 nm hasil ini sesuai dengan literatur BPOM tahun 2011.

Hasil Analisis Kuantitatif Asam Retinoat dengan Spektrofotometri UV

Tabel 4 Standar Baku Asam Retinoat

Konsentrasi Seri Baku Asam Retinoat (ppm) Absorban 12,5 0,131 25 0,272 50 0,497 62,5 0,520 75 0,648 100 0,847

Gambar 4. Kurva Kalibrasi Larutan Asam Retinoat dengan Berbagai konsentrasi Secara Spektrofotometri UV-VIS Pada Panjang Gelombang 352 nm.

Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y = 0,00791 x + 0,05742 dengan koefisien kolerasi (r) sebesar 0,98816. Penentuan kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan variabel bebas (konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorban sampel) menggunakan persamaan persamaan garis regresi kurva larutan baku. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan kurva baku tersebut (Rohman, 2007).

Untuk penetapan kadar pada sampel K, M, N dan O yang positif mengandung asam

retinoat, maka keempat sampel tersebut dianalisis menggunakan spektrofotometri UV dengan serapan panjang gelombang 352 nm. Nilai absorbansi pada hasil sampel uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5 Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektro UV-VIS

Sampel Absorban Konsentrasi Rata-rata, Standar Defiasi K-1 1,67 203,52 207,63 ± 3,65 K-2 1,72 210,44 K-3 1,71 208,97 M-1 0,18 15,13 18,62 ± 3,03 M-2 0,22 20,31 M-3 0,22 20,43 N-1 0,52 58,11 58,19 ± 0,20 N-2 0,52 58,04 N-3 0,52 58,42 O-1 0,72 84,17 84,3 ± 0,16 O-2 0,72 84,25 O-3 0,72 84,48

Untuk menghitung persentase kadar

asam

retinoat,

dilakukan

faktor

pengenceran sebesar 10 kali, kemudian

hasil tersebut dikalikan 10 dimana sampel

tersebut dilarutkan dalam 10 mL pelarut.

Maka diperoleh kadar persentase asam

retinoat seperti yang tercantum pada tabel

di bawah ini.

Tabel 6. kadar asam retinoat pada sampel

Sampel Rata-rata konsentrasi Kadar (%) K 207,63 0,69 % M 18,62 0,06% N 58,19 0,19% O 84,3 0,28%

Menurut BPOM RI (2008) melalui

Peraturan Mentri Kesehatan RI

No.445/MENKES/PER/V/1998, asam retinoat termasuk bahan yang dilarang penggunaannya sejak tahun 1998. Asam retinoat juga merupakan obat keras yang hanya boleh dibeli dengan resep dokter (Badan POM, 2006).

Dari penelitian ini diperoleh bahwa sampel O yaitu sampel krim dokter yang diambil dari salah satu klinik kecantikan yang terkenal di kota bandung, positif mengandung asam retinoat yang berada dibawah pengawasan dokter serta masih dalam persyaratan yang ditentukan BPOM sedangkan pada sampel K, sampel M dan N positif mengandung asam

(6)

retinoat yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan BPOM, yaitu tentang larangan penggunaan bahan berbahaya asam

retinoat pada kosmetik yang dapat

menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin) dan penyebab kanker kulit.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil kualitatif hanya sampel K, M, N dan O yang positif mengandung asam retinoat dengan memberikan bercak gelap dibawah lampu UV254 dan memiliki panjang

gelombang yang sama dengan baku standar asam retinoat yaitu pada panjang gelombang maksimum 352 nm.

2. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri UV, kandungan asam retinoat pada krim pemutih wajah sampel K 0,69%, sampel M 0,06%, sampel N 0,19% dan sampel O yaitu sampel dari dokter 0,28 %. Kadar yang diperbolehkan dalam resep dokter 0,001-0,4%. Artinya sampel O masih memenuhi persyaratan, sedangkan sampel K, M dan N tidak memenuhi persyaratan BPOM, karena mengandung asam retinoat yang dijual bebas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ginayanti Hadisubroto, M. Si. Apt dan bapak Drs. Senadi Budiman, M. Si., yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Vina Budi. 2011. Identifikasi

Asam Retinoat Dalam Krim Pemutih Wajah Secara Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Badan POM RI, 2007, Public

Warning/Peringatan Tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna yang Dilarang. Jakarta.

Badan POM RI. 2006. Kosmetik Pemutih

(Whitening), Naturakos, Vol. 1 No.1.

Edisi Mei 2006. Jakarta.

Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang Metode Analisis Kosmetika.

Jakarta.

Badan POM, 2011, Mewaspadai Asam

Retinoat dalam Kosmetik.

Jakarta:BPOM.

BPOM. Badan POM RI, 2008, Bahan

Berbahaya Dalam Kosmetik. Jakarta :

BPOM.

Menaldi, 2003, Analisis Asam Retinoat

Pada Kosmetik Krim Pemutih yang Beredar Di Pasaran Kota Medan. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. Medan.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan I. Penertbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suhartini, Siti., Fatimawali., dan

Citraningtyas, Gayatri. Analisis Asam

Retinoat Pada Kosmetik Krim Pemutih yang Beredar Di Pasaran Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. Manado.

Widana dan Yuningrat. 2007. Bahan

Pewarna Berbahaya pada Sediaan Kosmetika. Departemen Kesehatan,

Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Asam  Retinoat Pada Sampel dengan Metode KLT
Tabel 4 Standar  Baku Asam Retinoat  Konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Analisis

Hasil penelitian uji warna dilakukan dengan menambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N untuk mengetahui sampel teridentifikasi mengandung merkuri yang di tandai dengan

melakukan uji warna bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya merkuri dalam sampel krim pemutih wajah yaitu digunakan larutan KI 0,5 N, dan hasil

berbahaya dalam hal ini merkuri dalam produk yang digunakan di klinik kecantikan yaitu  sediaan  krim  pagi  dan  krim  malam.  Merkuri  (Hg)  /  Air  Raksa 

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Asam Retinoat Dalam

Analisis kuantitatif kandungan hidrokuinon pada sampel krim pemutih wajah yang beredar di wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Utara menunjukkan bahwa seluruh

Uji kualitatif hidrokuinon dengan reagen FeCl3 terhadap sampel krim pemutih memperoleh hasil sampel B, D, E, G, H, dan J mengandung Hidrokuinon dengan menunjukkan perubahan warna

Laporan ini membahas tentang pembuatan dan evaluasi sediaan krim dan salep yang mengandung asam