• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan E-Modul Sistem Pendingin Mesin untuk Siswa XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan E-Modul Sistem Pendingin Mesin untuk Siswa XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan E-Modul Sistem Pendingin Mesin untuk Siswa XI

TKR SMK Muhammadiyah Gamping

Fuad Anwar Sudibyo, Samsul Hadi, Ardi Widyatmoko

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jl.Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Email: fuadanwar453@gmail.com; samsulhadi@ustjogja.ac.id; widya.politama@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the feasibility of a good and quality engine cooling system E-module. This research development model has four steps, including the preliminary study step, the development step, the field test step and the deployment step. The e-Module teaching materials were evaluated from two material experts and two media experts then tested on 16 XI TKR students of SMK Muhammadiyah Gamping. The collection of respondents used is a questionnaire / questionnaire Likert scale model of four coverage options. the acquisition of material expert score of 3.36 is included in the "very good" category, the acquisition of data from media experts of 3.26 is classified in the "feasible" category, the acquisition of field tests of 3.41 is classified as "very good" The number of respondents obtained by material experts, media experts, and field testing obtained an average score of 3.35 from the acquisition of a maximum score of 4 so that it was included in the category of "very feasible / very good"

Keywords: Floating E-Module, Learning Media, Machine Cooling System.

Abstrak: Penelitian bertujuan mengetahui kelayakan E-modul sistem pendingin mesin yang baik dan berkualitas. Model penelitian pengembangan ini terdapat empat langkah, diantaranya langkah studi pendahuluan, langkah pengembangan, langah tahap uji lapangan dan langkah penyebaran. Bahan ajar e-Modul dievaluasi dari dua ahli materi dan dua ahli media selanjutnya diujicobakan pada 16 siswa XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping. Pengumpulan responden yang di pakai adalah kuesioner/angket skala Likert model empat cakupan pilihan. perolehan nilai ahli materi sebesar 3,36 termasuk dari kategori “sangat layak”, perolehan data ahli media sebesar 3,26 tergolong pada kategori “layak”, perolehan uji lapangan sebanyak 3,41 tergolong pada kategori “sangat baik”, jadi rata-rata jumlah dari perolehan responden oleh ahli materi, ahli media,dan uji lapangan memdapatkan rata-rata skor sebanyak 3,35 dari perolehan skor maksimal 4 sehingga masuk kategori dari “sangat layak/sangat baik”

Kata Kunci : Pengembangan E-modul, Media Pembelajaran, Sistem Pendingin Mesin

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi ilmu pengetahuan dengan begitu pesat mengharuskan manusia untuk semakin berkembang untuk meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu dengan adanya pandemi covid-19 dimana dari pemerintah menghimbau untuk tetap dirumah dan menghindari berkumpul dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus. Hal ini berimbas terhadap seluruh kegiatan semua orang, baik kegiatan ekonomi, sosial bahkan pendidikan. Pandemi

covid-19 tentunya jelas berimbas juga pada keberlangsungan proses pembelajaran di sekolah, dimana

sekolah tidak bisa melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka. Pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran secara daring atau online. Walaupun demikian, sekolah tetap harus melaksanakan fungsi dan menyukseskan tujuan pendidikan di Indonesia.

Dalam tujuan pendidikan menengah kejuruan (SMK) juga dapat dijelaskan pada UU No. 20 Th. 2003 yang terbagi menjadi tujuan umum dan atau tujuan khusus. Salah satu tujuan khusus tersebut adalah memberikan siswa dengan kompetensi-kompetensi sehingga sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Untuk dapat memenuhi salah satu tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan tersebut pada masa pandemi covid-19 dimana pembelajaran dirombak menjadi pembelajaran secara online, maka diperlukan sumber pembelajaran berupa E-modul yang bisa dikunjungi secara online atau berupa soft copy. Hal ini berguna unutk membekali siswa

(2)

dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk mempermudah siswa dalam menyerap ilmu dan mengikuti pembelajaran online.

Penggunaan E-modul pada proses pembelajaran (Daring) akan memperoleh beberapa kelebihan berupa manfaat diantaranya E-modul bisa menekankan feedback (balikan) jadi siswa bisa memperoleh taraf perolehan belajarnya, pada penguasaan materi dengan (mastery learning) keseluruhan, memperoleh dorongan yang kuat dengan belajar secara keseluruhan karena pembelajaran terbimbing bahan ajar E-modul, pada pembelajaran dengan cara fleksibel yaitu dengan pembelajaran disetarakan pada perbedaan siswa diantaranya menyangkut kecepatan belajar siswa, dengan cara belajar pada bahan pelajaran. Kemudian Setelah siswa menyelesaikan pembelajaran atau dengan istilah lain pada sub kompetensi kesamaan, maka dapat menuju maju dengan mempelajari sub kompetensi selanjutnya.

Penggunaan bahan ajar E-modul dapat atau mampu memudahkan siswa dalam belajar dan bisa meningkatkan perolehan belajar siswa dengan pembelajaran (Daring). Perolehan belajar siswa sangat penting dan bisa mendapat perhatian cukup baik dengan pamong atau pihak yang berkepentingan terhadap proses pendidikan, sebab perolehan belajar dapat memberikan cara pandang sejauh mana perolehan pada proses pendidikan yang telah selesai, sehingga permasalahn yang menyangkut dengan perolehan belajar siswa perlu dikembangkan untuk diambil hasilnya.

METODE

Penelitian menggunakan jenis pengembangan atau Research and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1983). Langkah penelitian dan pengembangan mengacu pada 4D yaitu: langkah Define, langkah Design, langkah Develop, langkah Disseminate. Berikut Adapun bagan alur tahapan 4D tersebut terdapat pada gambar 3.1 berikut (Riski & Linuhung, 2016: 139):

Gambar 1. Langkah Model Pengembangan 4D

Langkah Define (Pendefinisian) Tahap define ini meliputi empat tahap pokok, diantaranya analisis menggunakan Front-end atau (front-end analysis), analisis konsep atau (concept analysis), analisis tugas atau (task analysis), dan perumusan tujuan pada pembelajaran (specifying instructional objectives). Pada (Design Perancangan) merupakan tahap perancangan yang bertujuan bisa merancang uji coba perangkat pembelajaran dalam memperoleh langkah awal. Pada langkah Pengembangan (Develop) dengan Tujuan untuk menghasilkan e-modul. Kegiatan yang dijalankan pada setiap tahapan ini peneliti dapat melakukan validasi berupa bahan ajar modul di tujukan kepada ahli materi dan selanjutnya ahli media, selain itu perlu melakukan

test responden siswa dan respon pamong.

Alat pengumpul responden pada penelitian ini diaplikasikan untuk mengukur kelayakan e-modul. Validitas secara logis diapliksikan untuk memperoleh data validitas dengan penelitian ini. Untuk validitas harus dilakukan dengan cara menunjukkan alat pengumpulan data pada dua dosen ahli media. Pada validasi untuk ahli materi dieroleh untuk menentukan bahwa bahan ajar e-modul pembelajaran mamapu dikembangkan layak untuk sebarkan ke siswa. Ahli yang dipilih pada validasi ini yaitu dua ahli materi.

Pada tahap desiminate yaitu suatu tahap atau langkah akhir pengembangannya. Pada Tahap desiminasi ini dilakukan dalam mempromosikan bahan ajar pengembangan agar dapat diakses pengguna, baik individu, mapun suatu kelompok atau sistem dalam pendidikan. Pada tahapan penyebaran dilakukan pada cara menyebarkan prodak bahan ajar berupa e-modul

(3)

pembelajaran kepada sekolah yang telah diteliti pada penelitian ini dituju yaitu SMK Muhammadiyah Gamping.

Selanjutnya analisis data adalah proses setelah data dari semua respon atau sumber responden lain terkumpul. Kegiatan pada analisis data ini merupakan mengelompokkan data dengan berdasarkan pada variabel dan juga jenis responden, merubah data berdasarkan variabel dari seluruh data responden, menyajikan data pada tiap variabel, dan melakukan perhitungan degan menjawab rumusan masalah. Skala penilaian dalam penelitian ini merupakan skala Likert. Skala Likert ini bertujuan untuk mengukur sikap, atau pendapat dan persepsi orang. Dari jawaban responden dalam setiap pernyataan dan pertanyaan menjadi skala Likert dan mempunyai nilai tersendiri dari yang sangat rendah dan sangat tinggi, untuk menilai jawaban dalam responden tersebut, maka pertanyaan atau pernyataan yang tertera pada angket diberi skor (Sugiyono, 2014: 305).

Pilihan penilaian pada skala Likert; terdiri dari Angka 4 berarti: sangat layak, atau Angka 3 berarti: atau layak, atau Angka 2 berarti: kurang layak, atau Angka 1 berarti: tidak layak. selanjutnya data yang peroleh terkumpul, maka tahapan berikutnya yaitu menganalisis hasil data tersebut menggunakan cara analisis data. Pada Teknik analisis deskriptif dengan persentase data yang berupa angka atau (data kuatitatif) yang diubah menjadi bentuk persentase dan berikutnya dideskripsikan pada kalimat dengan bersifat kualitatif deskriptif. Selanutnya analisis deskripsi kuantitatif dapat berupa skor dengan skala Likert bisa melakukan perhitungan dengan rata-rata (Sugiyono, 2014: 305). Pada pengolahan data angket dapat diperoleh dengan angket ahli, dan dianalisis kembali menggunakan rumus berikut:

Rumus sebagai pengolah data per butir soal

= X 100% Keterangan rumus:

P : % (persentase)

X : jawaban responden pada satu item Xi : nilai ideal pada butir soal

100% : konstanta

Selanjutnya rumus dalam mengolah data keseluruhan item soal

=Jumlah keseluruhan jawaban responden

jumlah seluruh dari skor ideal X 100%

Sedangkan penentuan kelayakan untuk menyatakan bahwa bahan ajar yang dilkembangkan layak dengan digunakan dan disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 1. Skala persentase kelayakan dengan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 208)

Presentase Pencapaian Interpretasi Bobot

76 sampai 100% Sangat Layak 4

56 sampai 75% Layak 3

40 sampai 55% Cukup 2

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada langkah (pendefinisian) define adalah langkah penentuan masalah untuk memperoleh sumber informasi dengan kaitan produk yang bisa dikembangkan. Penentuan awal yaitu tahap pengolahan masalah yang diperoleh saat melakukan langkah pembelajaran. Penentuan ini didapat dengan cara observasi langsung. perolehan dari obsrvasi melihatkan terdapat sebagian masalah yang timbul pada saat belajar mengajar pada situasi pandemi.

Dalam tahap design atau (perancangan) bertujuan sebagai menyiapkan landasan atau penyusunan modul dengan secara menyeluruh. Pada penyusunan peta kompetensi dibuat sesuai kompetensi dengan dasar yang bisa dimuat pada e-modul sistem pendingin mesin ini bias berisi rencana awal yang mengenai apa saja dalam tampilan di dalam e-modul sistem pendingin mesin. Format penulisan yang digunakan dalam e-e-modul sistem pendingin mesin adalah sebagai berikut; berupa Jenis huruf yang digunakan Cambria (headings) dengan ukuran 12 dan disusun dengan cara proporsional atau antara judul, atau susb bab, dan atau isi naskah.

Pada langkah (pengembangan) develop memperoleh hasil dengan cara dikonfirmasi sesuai saran dari para ahli. langkah pengembangan yaitu validasi ahli dengan uji coba pengembangan. Diperoleh dari kelayakan validasi ahli dan uji coba tahap selanjutnya dilanjutkan perbaikan hingga layak dan bisa aplikasikan sebagai bahan ajar pembelajaran. Penilaian oleh ahli dapat peroleh dengan ketentuan kelayakan yang diperoleh dari rerata skor responden ahli. Hasil rerata skor responden ahli yang telah diperoleh selanjutnya dirubah dengan tabel konversi kelayakan untuk mengetahui skor kelayakan E-modul pembelajaran menurut responden ahli.

Hasil perolehan ahli materi didapat dari dua dosen dari Jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Dengan pertanyaan yang disediakan berjumlah 37 butir skor penilaian dengan model skor perbutir 1-4. Pada aspek penilaian oleh ahli materi berupa aspek berdiri sendiri, menarik, hasil sendiri, penyesuaian, ramah lingkungan. Pencapain penilaian yang telah didapat dengan penilaian selanjutnya dirata-rata dengan hasil penilaian dengan rentang 1-4. Adapun hasil penilaian dari ahli materi dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 2. Data Hasil Penilaian Ahli Materi Aspek Evaluasi Skor Ahli Rerata

Total Kategori

1 2

Bahan Ajar 3,28 3,68 3,48 Sangat Layak

Kelengkapan Materi 3,35 3,42 3,38 Sangat Layak Berdiri Senditi 3,00 3,50 3,50 Sangat Layak Penyesuaian 3,33 3,33 3,33 Sangat Layak

Mudah Digunakan 3,50 3,00 3,25 Layak

Rerata Skor Total 3,38 Sangat Layak

Pada hasil evaliasi e-modul untuk ahli materi dibagi menjadi 5 penilaian. Dengan perolehan skor sebagian penilaian mendapatkan rerata skor yang bervariasi. Pada

(5)

penilaian berdiri sendiri diperoleh rerata skor sebanyak 3,48 dengan ketentuan masuk dalam kategori “sangat layak”. Pada penilaian kemenarikan diperoleh rerata penilaian sebanyak 3,38 dengan ketentuan dalam kategori “sangat layak”. Penilaian berdiri sendiri memperoleh rerata penilain sebanyak 3,50 dengan ketentuan masuk dalam kategori yang “sangat layak”. Aspek penyesuai memperoleh rerata penilain sebanyak 3,33 dengan ketentuan masih dalam kategori yang“sangat layak”. selanjutnya pada aspek ramah lingkungan memperoleh penilaian sebanyak 3,25 dengan ketentuan masuk dalam kategori yang “layak”. Selanjutnya saran dan masukan yang disampaikan pada ahli materi dapat dilihat pada tabel 8. Perolehan skor ahli materi secara total memperoleh rerata penilaan seluruhnya sebanyak 3,38 dari skor maksimal 4. E-modul dikategorikan “sangat layak” dengan rincian penilaiannya sebagai berikut.

Gambar 2. Diagram Perolehan Skor Ahli Materi Tabel 3. Saran dan Masukan Ahli Materi No. Saran dan Masukan Tindak Lanjut 1. Font penulisan agar lebih

konsisten

Font peulisan sudah dirubah dan disesuaikan

2. Kelengkapan gambar desain tampilan gambar dilengkapi disetiap materi dan langkah kerja.

Pada evaluasi ahli media divalidasi oleh dua ahli yaitu dosen dari Jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Lembar evaluasi yang disebar berjumlah 18 butir penilaian dengan rentang nilai perbutir 1-4. Aspek evaluasi oleh ahli media diantaranya sistematika, kelengkapan, daya tarik, tampilan dan ukuran font, jarak layout, dan konsistensi. Hasil evaluasi yang telah didapat dengan penilaian kemudian dirata-rata menjadi skor evaluasi dengan rentang 1-4. Dari hasil rerata skor yang telah didapat berikutnya hasil penilian e-modul dari ahli media.

3.48 3.38 3.5 3.33 3.25 3.10 3.15 3.20 3.25 3.30 3.35 3.40 3.45 3.50 3.55

Bahan Ajar Kelengkapan materi

Berdiri Sendiri Penyesuaikan Mudah Digunakan S k or P en il ai an Aspek Penilaian

(6)

Tabel 4. Data Hasil Penilaian e-Modul dari Ahli Media Aspek Evaluasi Skor Ahli

Rerata

Total Kategori

1 2

Tampilan 3,18 3,09 3,30 Sangat Layak

Penggunaan Bahasa 3,00 3,66 3,33 Sangat Layak

Perwajahan 3,50 3,00 3,17 Layak

Rerata Skor Total 3,26 Layak

Penilaian ahli media tebagi menjadi 3 kategori. Dari perolehan skor setiap aspek mendapat rerata sekor dengan bervariasi. Untuk kategori tampilan mendapatkan rerata skor sebanyak 3,30 untuk itu termasuk dalam aspek “sangat layak”. Pada kategori penggunaan bahasa mendapatkan rerata nilai sebanyak 3,33 untuk itu termasuk dalam aspek “sangat layak”. Pada kategori perwajahan memperoleh rerata nilai sebanyak 3,17 untuk itu termasuk dalam aspek “layak”. Kemudian adapun masukan dan saran yang disampaikan oleh ahli media dapat disimak pada tabel 10. Dari hasil evaluasi oleh ahli media secara menyeluruh memperoleh rerata skor total sebanyak 3,26 dengan nilai maksimal 4. E-modul dari sudut media termasuk dalam aspek “layak”.

Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tabel 5. Saran dan Masukan Ahli Media Saran dan Masukan Tindak Lanjut Font penulisan agar lebih

konsisten

Font penulisan sudah dirubah dan disesuaikan

Kelengkapan gambar Ilustrasi gambar dilengkapi pada tiap materi dan langkah kerja.

Selanjutnya e-modul divalidasi kepada ahli media dan ahli materi serta diperoh kelayak diaplikasikan untuk bahan pembelajaran, selanjutnya e-modul di uji cobakan kepada siswa bermaksud ingin memperoleh balasan dari responden. Dari lembar evaluasi yang diambil berjumlah 43 soal evaluasi dengan rentang skor perbutir 1-4. Dari kategori evaluasi tes pengembangan diantaranya, materi pembelajaran media pembelajaran. Dan Skor evaluasi yang telah didapat dengan lembar evaluasi selajutnya dirata-rata menjadi

3.3 3.33 3.17 3.05 3.1 3.15 3.2 3.25 3.3 3.35

Tampilan Penggunaan Bahasa Perwajahan

S K O R P E N IL A IA N ASPEK PENILAIAN

(7)

skor evaluasi pada rentang 1-4. Hasil uji coba pengembangan dapat lihat pada Tabel berikut.

Tabel 6. Data Hasil Uji Coba Pengembangan Aspek Penilaian Rerata Total Kategori

Materi 3,48 Sangat Layak

Media 3,35 Sangat Layak

Rerata Skor Total 3,41 Sangat Layak

Berikutnya percobaan pengembangan e-modul, ada 3 kategori uji coba yang dilakukan. Has il dari rata-rata nilai ke duanya kategorinya bervariasi. kategori media memperoleh rata-rata nilai seluruh sebanyak 3,48 dangan itu berarti termasuk ke dalam aspek “sangat layak”. kateori media memperoleh rata-rata nilai sebanyak 3,35 untuk itu termasuk kelompok aspek “sangat layak”. Dari hasil percobaan pengembangan secara menyeluruh memperoleh rata-rata skor keseluruhan sebanyak 3,41 perolehan skor maksimal 4. Aspek kelayakan e-modul termasuk ke dalam aspek “sangat layak”. Perolehan uji coba penilaian pengembangan e-modul dapat disimak pada gambar berikut.

Gambar 4. Hasil Uji Coba Pengembangan e-Modul

Langkah (Penyebaran) Disseminate E-Modul pembelajaran dengan keseluruhan melalui berbagai langkah pengembangan dan dinyatakan kelayakannya digunakan sebagai e-modul pembelajaran, berikutnya di bagikan kepada siswa di SMK Muhammadiyah Gamping.

perolehan nilai penelitian yang dijabarkan sebelumnya E-modul sistem pendingin mesin memperoleh rata-rata nilai keseluruhan oleh ahli materi sebanyak 3,38 perolehan nilai maksimal 4. Pada ahli media memperoleh rata-rata nilai keseluruhan sebanyak 3,26 pada skor maksimal 4. Berikutnya pada responden, e-modul sistem pendingin mesin mendapatkan rata-rata nilai keseluruhan sebanyak 3,41 pada nilai maksimal 4. Pada ketiga perolehan skor tersebut, berikutnya di rerata sehingga diperoleh rata-rata skor keseluruhan sebanyak 3,35 untuk skor maksimal 4. Perolehan menunjukkan bahwa e-modul sistem pendingin mesin dikategorikan dalam aspek yang “sangat layak” diaplikasikan untuk media pembelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan. Maka dari itu untuk lebih jelasnya, peroleha uji coba total dapat disimak pada tabel berikut.

Tabel 7. Data Hasil Penilaian e-Modul

3.48 3.35 3.25 3.3 3.35 3.4 3.45 3.5 Materi Media S K O R P E N IL A IA N ASPEK PENILAIAN

(8)

Responden Rerata Skor Kategori

Ahli Materi 3,38 Sangat Layak

Ahli Media 3,26 Layak

Uji Coba Pengembangan 3,41 Sangat layak

Rerata Skor Total 3,35 Sangat layak

Untuk hasil penilaian e-modul dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 5. Hasil Penilaian e-Modul

Gambar 6. Cover E-Modul Sistem Pendingin Mesin 3.38 3.26 3.25 3.15 3.2 3.25 3.3 3.35 3.4

Ahli Materi Ahli Media Uji Coba Pengembangan S K O R P E N IL A IA N RESPONDEN

(9)

Gambar 7. Deskripsi Prasyarat Dan Petunjuk Penggunaan

E-Modul

Gambar 8. Tujuan Akhir

Gambar 9. Kompetensi Dan Dafar Cek Kemampuan

Gambar 10. BAB II kegiatan Belajar Satu

Gambar 11. BAB III Kegiatan Belajar Dua

Gambar 12. BAB VI Kegiatan Belajar Tiga

(10)

Gambar 13. Rangkuman Gambar 14. Latihan Soal

Gambar 15. Daftar Pustaka

SIMPULAN

Pengembangan e-modul pembelajaran Sistem Pendingin Mesin pada SMK Muhammadiyah Gamping dikembangkan dengan ketentuan cara pengembangan Borg dan Gall R&D pada empat langkah, diantaranya langkah Studi Pendahuluan, langkah pengembangan, langkah uji coba lapangan; langkah penyebaran.

Perolehan skor media pembelajaran berupa e-modul sistem pendingin yang dimodifikasi telah peroleh hasil yang dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran daring kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping untuk memperoleh hasil diantaranya seperti hal berikut ini:

Dengan perolehan jumlah kelayakan bahan ajar e-modul sesuai saran ahli materi dengan meliputi kategori berdiri sendiri, kategori kemenarikan, kategori satu arah, kategori penyesuaian dan aspek ramah lingkungan memperoleh hasil rerata keseluruhan 3,38 pada skor maksimal 4, dapat dinyatakan sebagai kategori kelayakan pada fokus materi bahan ajar dengan pengembangan yaitu kategori sangat layak yang diapliksikan pada pembelajaran dalam jaringan (daring).

Perolehan skor evaluasi kelayakan bahan ajar e-modul pada pembelajaran menurut ahli media dengan meliputi kategori tampilan, kategori penggunaan bahasa, kategori mendapatkan hasil rerata jumlah 3,26 dengan skor maksimal 4, bisa dijawab dengan keseluruhan skor kelayakan pada segi media bahan ajar dengan pengembagan yaitu dapat diperoleh hasil kelayakan untuk pembelaran.

(11)

Dengan perolehan skor menyeluruh kategori lembar evaluasi responden kepada siswa mendapatkan skor rerata keseluruhan 3,41 oleh karena itu bisa dijawab dengan kelayakan bahan ajar yang dimodivikasi yaitu layak di aplikasikan kepada siswa.

Dari uraian di atas bisa simpulkan dengan penggunaan bahan ajar e-modul pembelajaran dengan pengembangan bias dikategorikan ke dalam bahan ajar dengan e-modul pembelajaran yang layak untuk di gunakan di pembelajaran daring.

DAFTAR RUJUKAN

A Amirudin, S Setuju (2018). Development of multimedia-based learning media interactive on a subject of cooling systems in Vocational School of Industry Yogyakarta.. Taman Vokasi 6 (2), 176-182

Anonim, (1990). PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dewantara, Ki Hadjar. (1977). Bagian pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur

Persatuan Taman Siswa.

Rizki, S., & Linuhung, N. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Program Linear Berbasis Kontekstual dan ICT. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 5(2), 137-144.

Setuju, dan priyanto, S. (2015). Penerapan Media Pembelajaran Multimedia Dalam Upaya

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Mesin 1 Kelas X di SMK Muhammadiyah Prambanan. Taman Vokasi UST. 1,(1),84-94.

Setyosari, P. (2017). Metode Penelitian dan Pengembangan (Edisi keempat). Jakarta: Prenada Media.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 2. Data Hasil Penilaian Ahli Materi
Gambar 2. Diagram Perolehan Skor Ahli Materi  Tabel 3. Saran dan Masukan Ahli Materi
Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media  Tabel 5. Saran dan Masukan Ahli Media
Gambar 4. Hasil Uji Coba Pengembangan e-Modul
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil implementasi dan analisa tersebut adalah dengan menggunakan algoritma pencocokan string Knuth-Morris-Pratt dan pengelompokan

Proses pembubutan ini hanya dapat dilakukan terhadap produk hasil coran yang telah benar - benar bersih dari pasir dan memiliki premukaan yang relatif rata..

Dari 41 modul kategori lengkap, 27 modul telah sesuai standar dan satu materi untuk satu pertemuan, 1 modul sesuai standar tetapi masih ada materi yang diperuntukkan untuk

Berdasarkan hasil validasi dari para ahli dan respon siswa dapat disimpulkan bahwa modul pada materi statistika kelas XI yang dikembangkan termasuk kategori baik

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi cahaya, konsentrasi 2,4 D yang optimal untuk mempelajari pertumbuhan kalus dari kultur

Hal ini tercermin dari pencapaian laba pada kuartal pertama tahun ini (1Q11) yang mencapai Rp.14,3 miliar dibandingkan rugi Rp.21,7 miliar pada periode yang sama 2010.. Tahun ini

Drawing yang dibuat oleh penulis berupa gambar figur-figur wajah yang bertumpuk-tumpuk dengan menggunakan media pensil dan pensil warna di atas kertas gambar Canson dan