Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran Volume 2 Nomor 1: 11-17 (2021)
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran https://jurnal.pgrisultra.or.id/ojs/ ISSN 2721-9739 (Online)
Pengembangan Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi pada Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wonggeduku
Kabupaten Konawe
Development of Sebaya Tutor Method Affiliated Learning Indonesian Language and
Literature Students of Class XI SMA Negeri I Wonggeduku Konawe District
Jumail 1*
1SMA Negeri 1 Wonggeduku
Jalan Lamokuni, Lambangi, Kabupaten Konawe – Sulawesi Tenggara *Email: baratonto@gmail.com
Received: 07th January, 2021; Revision 08th February, 2021; Accepted: 09th March, 2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan proses interaksi peserta didik terhadap pengembangan metode tutor sebaya dengan berafiliasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wonggeduku Kabupaten Konawe. Pendekatan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode pengumpulan data melalui teknik wawancara (interview) dan FGD (Forum Group
Discussion). Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam kelas yang berbeda dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru sehingga diperoleh hasil penilaian sikap yang berubah secara signifikan pada proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan cakupan yang terdapat pada kurikulum 2013 yaitu: (a) sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa; dan (b) sikap sosial yang terkait dengan pembentukan kompetensi sikap yaitu berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab. Dalam penyajiannya berbeda dengan alur yang terdapat pada Tutor Tebaya, sedangkan pada Tutor Tebaya dengan Berafiliasi diperoleh alur pelaksanaan pembelajaran dengan cara terbaharukan, siswa melakukan proses pembelajaran yang lebih mudah dan menyenangkan dimana siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks dengan cara berafiliasi.
Kata Kunci: Metode tutor sebaya dengan berafiliasi, konsep pembelajaran, hasil penilaian sikap
Abstract
This study aims to identify and develop the interaction process of students towards the development of peer tutor methods with affiliation in learning Indonesian language and literature for class XI students of SMA Negeri 1 Wonggeduku, Konawe Regency. The approach in this research is a qualitative method. Methods of data collection through interview techniques (interview) and FGD (Forum Group Discussion). The data collection instruments used questionnaires and documentation. Data analysis used Miles and Huberman's analysis. The results showed that in the learning process there was an interaction between one student and another student in different classes in solving the problems given by the teacher so that the results of the assessment of attitudes changed significantly in the learning process of Indonesian Language and Literature by the coverage contained in the 2013 curriculum, namely: (a) spiritual attitudes related to the formation of students who have faith and piety; and (b) social attitudes related to the formation of attitude competencies, namely having a noble character, being independent, democratic, and responsible. In its presentation it is different from the flow found in the Tebaya Tutor, while the Affiliated Tebaya Tutor gets the flow of the implementation of learning in an updated way, students make the learning process easier and more enjoyable where students every week use verbal or text presentations in an affiliated way.
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup manusia, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas derajat hidup dan sumber daya manusia. Pendidikan merupakan jembatan untuk menuntut ilmu pengetahuan yang nantinya dapat bermanfaat dalam hidup dan kehidupan manusia.
Era revolusi industri 4.0 atau era industri keempat ini, kita diperhadapkan pada situasi kehidupan yang serba digital, begitu juga di dunia pendidikan sekarang ini kita senantiasa dituntut untuk mengadakan penyesuaian dan perubahan ke arah yang lebih baik sehingga diharapkan adanya inovasi- inovasi dalam bidang pendidikan.Salah satu inovasi dalam bidang pendidikan adalah penyesuaian/ relevan
metode mengajar agar dapat menjamin
tercapainya tujuan program
pembelajaran/pendidikan.
Karakter Individu akan berkembang
dengan baik,apabila memperoleh penguatan yang tepat,yaitu berupa pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pasal 3 UU tersebut menyatakan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan Kemampuan dan membentuk watak.Sehubungan dengan hal itu, tenaga pendidik (guru) haruslah disiapkan untuk
memenuhi layanan interaksi dengan
siswa,seperti diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.”
Kurikulum 2013 mengacu pada proses
pembelajaran saintifik, dimana proses
pembelajaran ini bertumpu pada peserta didik,
dimana peserta didik diarahkan untuk
mengamati, bertanya, memikirkan, bereksprimen atau mencoba, sehingga pada akhirnya peserta
didik dapat menyampaikan dan
mengkomunikasikan apa yang dipelajaraninya kepada guru dan teman- temanya.
Standar proses pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tahun 2007, bahwa indikator pencapaian kompetensi
yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompotensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur yang mencakup
pengetahuan,sikap dan keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian kompetensi merupkan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukan ketercapai kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD.
Menurut kurikulum K13, Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dala merespon sesuatu/objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud adalah panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai oleh seseorang siswa dan diwujudkan dalam perilaku.
Penilaian dalam kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegitan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari sesuatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaaan utama dalam penilaian sikap sebagai bagian dari
pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual. Cakupan kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua bagian, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dan sikap sosial yng terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak
mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab.
Sikap spiritual sebagai perwujudan
menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Guru jangan
hanya menerapkan metode ceramah,
menjelaskan kemudian memberi tugas kepada siswa. Siswa yang memahami materi yang diajarkan oleh guru akan dapat mengerjakan tugas tersebut dengan baik tetapi siswa yang belum memahami materi yang diajarkan akan mengalami kesulitan bahkan hanya bercanda saja. Guru lebih mendominasi dalam kegiatan
Pengembangan Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi …
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) belajar mengajar, hal ini menyebabkan
banyak pserta didik kurang berprestasi dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga tujuan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan tidak tercapai dengan optimal. Proses pembelajaran di sekolah terutama bertujuan untuk membekali siswa dalam mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif, produktif. (Herdhiansyah dkk, 2020)
Dalam mewujudkan tujuan ini sangat dibutuhkan peran serta guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Selaku fasilitator hendaknya berusaha menciptakan kondisi
pembelajaran yang kondusif. Menurut
Sardiman (2016) aktivitas adalah kegiatan bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Pencapaian keberhasilan belajar perlu upaya melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun mental. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas mental (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas dapat dirangkum bahwa keaktifan belajar siswa adalah kegiatan yang dikerjakan siswa dalam proses pembelajaran, siswa harus terlibat secara langsung baik fisik maupun mental, dan peran guru didalamnya ialah agar terjalin interaksi belajar mengajar yang optimal sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal. Guru dapat menerapkan kegiatan belajar mengajar secara bebas tapi terkendali agar membuat situsi kelas menjadi menantang bagi siswa, pusat pembelajaran ada pada siswa,
sedangkan guru memfasilitasi dan
mengusahakan sumber belajar bagi siswa, memvariasi kegiatan belajar siswa di dalam kelas, sehingga dengan begitu guru dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar yang optimal.
Guru yang menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan cerdas, normal, dan lemah Daradjat (2001).
Dalam permasalahan ini, peneliti akan mencoba salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang lebih sederhana sehingga dapat digunakan dalam PBM yakni metode tutor sebaya dengan Berafiliasi (peer group with ffiliated). Melalui pembelajaran tutor sebaya dengan berafiliasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonggeduku diharapkan metode ini
dapat melawan tantangan zaman
sehingga memberikan dorongan dan dapat memotivasi siswa dalam belajar bekerja sama (kooperatif), saling memberi semangat dan membantu rekannya yang kesulitan dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipersentasikan oleh guru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan menerapkan pendekatan Kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek ilmiah, dimana peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2011). Pendekatan penelitian ini diharapkan dapat menjawab setiap
permasalahan yang telah diuraikan dan
dirumuskan dalam tujuan penelitian.
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonggeduku kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara karena penulis bertugas sebagai staf pengajar pada sekolah
yang akan diteliti. Waktu Penelitian
dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2020. Populasi penelitian pada siswa kelas XI yang terdiri dua jurusan yaitu jurusan IPS terdiri dari dua kelas dan jurusan Bahasa terdiri dari satu kelas dengan total kelas yang diteliti berjumlah tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 60 orang
Pengambilan data dilapangan,
menggunakan metode pengumpulan data melalui
teknik Wawancara (interview). Teknik
wawancara adalah salah satu metode komunikasi satu arah dimana peneliti menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara secara lebih bebas dan leluasa serta tidak terikat oleh susunan pertanyaan pada pedoman wawancara untuk mendapatkan infromasi (Taylor dan Bongdan, 1984). Langkah selanjutnya peneliti melakukan diskusi dalam satu forum grup yaitu FGD
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) (Forum Group Discussion) bersama dengan
dewan guru.
FGD (Forum Group Discussion adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan oleh penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema atau makna dalam sebuah kelompok diskusi. Ciri khas metode FGD adalah interaksi dengan informan dan informan dengan informan
penelitian (Sutopo, 2006). Instrumen
pengumpulan data menggunakan kuisioner dan
dokumentasi. Analisis data menggunkana
analisis Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007) yaitu reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai dalam proses
pembelajaran tutor sebaya dengan berafiliasi
dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonensia di SMA Negeri 1 Wonggeduku
adalah dalam menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya dengan berafiliasi seorang guru bukan lagi mengacu kepada belajar kelompok siswa hanya dalam satu kelas namun berorientasi pada siswa kelas yang berbeda yang dilakukan secara acak.
Dalam penelitian ini pengembangan
metode tutor sebaya dikembangkan menjadi
Tutor Sebaya dengan Berafiliasi (peer group
with Affiliated). Pengembangan Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi merupakan konsep dimana siswa dapat menjadikan kegiatan ini sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep yang harus dimiliki peserta didik, konsep tersebut yaitu dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam kelas yang berbeda dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sehingga diperoleh hasil penilaian sikap yang
berubah secara signifikan pada proses
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI di SMA Negeri 1 Wonggeduku kabupaten Konawe.
Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi diharapkan dapat mencapai hasil sesuai dengan cakupan yang terdapat pada kurikulum 2013 yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan kompetensi sikap seperti: (a) berakhlak mulia; (b) mandiri; (c) demokratis; dan (d) bertanggungjawab.
Sedangkan dalam penyajiannya berbeda dengan alur yang terdapat pada tutor sebaya sedangkan pada tutor sebaya dengan berafiliasi diperoleh alur pelaksanaan pembelajaran dengan cara terbaharukan, siswa melakukan proses pembeljaran yang lebih mudah dan menyenangkan dimana siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks dengan cara berafiliasi. Untuk memudahkan guru dalam melakukan penilaian sikap, peneliti membagi siswa menjadi kelompok- kelompok kelas sesuai dengan jumlah rombel dan jenjang kelas yang ada di SMA Negeri 1 Wonggeduku. Bila divisualisasikan dapat dilihat pada Gambar 1.
Kelas XI IPS.1 Kelas XI IPS.2 Kelas XI Bahasa
Gambar 1. Alur pelaksanaan pembelajaran metode
tutor sebaya dengan berafiliasi pada kelas XI SMA Negeri 1 Wonggeduku Tahun 2020
Konsep Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi
Metode pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Menurut Richard dan Rodgers (1982,1986) metode merupakan istilah yang memayungi bagi spesifikasi dan keterhubungan
antara teori dan praktik. Pendekatan
didefinisikan sebagai asumsi, keyakinan, dan teori-teori tentang hakikat bahasa dan belajar
bahasa.Rancangan (design) menentukan
hubungan antara teori–teori tersebut dengan materi kegiatan kelas. Prosedur adalah teknik-teknik dan latihan yang didasarkan pada rancangan dan pendekatan H. Douglas Brown (Nazri Syakur, 2009)
Afiliasi berasal dari bahasa Inggris yakni affiliated yang bermakna pertalian sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti penggabungan, perkaitan, kerja sama. Penggunaan kata afiliasi tidak asing lagi ditelinga kita. Secara umum yang dimaksud dengan afiliasi adalah bentuk perhubungan, kerjasama atau pertalian diantara kedua belah pihak,dalam kegiatan ini kedua belah pihak menjalin kerja sama atau hubungan guna memenuhi kepetingan bersama dalam mencapai satu tujuan.
Pengembangan Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi …
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) Pendekatan metode tutor sebaya yang
berafiliasi pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI di SMA Negeri 1
Wonggeduku menggunakan kerjasama
kelompok (Kooperatif) seperti ini dapat
memberi manfaat bagi siswa yaitu
meningkatkan keakraban atau saling menyukai satu sama lain, dengan kata lain pendekatan kelompok seperti metode tutor sebaya berafilasi dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan antara satu siswa dengan kelas yang lain dalam satu rombongan belajar yang berbeda. Hal ini berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu sikap Spritual dan Sikap Sosial yang terdapat dalam penilaian akhir semester.
Metode tutor sebaya dengan berafiliasi menekankan kepada kerjasama antar individu dan kelompok dan keterlibatan seluruh siswa dalam menghadapi tugas-tugas klasikal. Pada pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok, seperti pada metode tutor sebaya dengan berafiliasi guru hanya bertindak sebagai motivator untuk lebih selektif dalam menentukan kelas yang akan melakukan proses pembelajaran.
Rapat Dewan Guru SMA Negeri 1
Wonggeduku dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Rapat dewan guru SMA Negeri 1
Wonggeduku
Penggunaan Metode Tutor Sebaya yang Berafiliasi dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI di SMA Negeri 1 Wonggeduku ini bisa menjadi pilihan dalam mengajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah, karena berpengaruh terhadap hasil penilaian sikap dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selain mudah untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara guru menunjuk beberapa orang siswa setiap minggu, jadi setiap kelas ada satu orang yang bertugas menjadi tutor pada setiap jam pelajaraan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tutor bukan saja siswa
yang mendapat ranking atau juara kelas atau memiliki kemampuan kognitif lebih saja, akan tetapi secara umum semua siswa atau secara menyeluruh untuk mendapatkan tugas tersebut disetiap kelas. Kegiatan pembelajaran metode tutor sebaya dengan berafiliasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kegiatan pembelajaran metode tutor
sebaya dengan berafiliasi
Metode tutor sebaya yang berafiliasi memiliki dampak yang positif tentang perilaku dan sikap yang baik sehingga memberikan motivasi siswa untuk belajar sesuai penilaian yang terdapat dalam proses pembelajaran seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga hasil belajar siswa meningkat secara optimal.
Hasil Penilaian Sikap kelas XI di SMA Negeri 1 Wonggeduku Pembelajaran Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi
Penilaian K13 nilai sikap bersumber dari
hasil penilaian melalui teknik
observasi,penilaian ini dilaksanakan pada akhir semester. Laporan penilaian sikap peserta didik dalam bentuk kualitatif dan dalam bentuk deskripsi dari sikap untuk pserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antar
mata pelajaran. Nilai kualitatif
menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif dikatagorikan menjadi 4 kategori yaitu: (a) sangat baik(SB); (b) baik (B); (c) cukup (C); dan (d) kurang (K)
Penilaian sikap deskriptif memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap pelajaran. Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap sertaa didik,dan sikap yang perlu ditingkatkan lagi.
Capaian kompetensi sikap peserta didik dalam menggunakan tutor sebaya dengan
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) 0 10 20 30 40 50 60 Sikap Spritual Semester 1 Semester 2 0 10 20 30 40 50 60 Sikap Sosial Semester 1 Semester 2 berafiliasi di SMA Negeri 1 Wonggeduku dapat dilihat melalui grafik berdasarkan kompotensi spiritual dan sosial dalam setiap semester dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik hasil penilaian sikap spritual
setiap semester
Gambar 4 menjelaskan bahwa kompetensi sikap spiritual di setiap semester melalui metode tutor sebaya dengan berafiliasi kelas XI di SMA Negeri 1 Wonggeduku menunjukan
bagaimana perilaku sikap peserta didik
mengalami perubahan secara signifikan
dimana pada semester satu jumlah siswa yang yang memiliki penilaian sikap baik hanya berjumlah 42 orang. Namun pada semester dua bertambah sebanyak 56 orang, berdasarkan grafik ini secara langsung akan memberikan gambaran bagaimana perilaku peserta didik
mengalami perubahan dalam capaian
kompetensi sikap ini. Selain itu hal yang paling menonjol dalam capaian kompetensi sikap adalah kompetensi sikap sosial di mana siswa yang sebelumnya hanya sebanyak 21 orang yang memiliki kompetensi sikap yang baik, kini bertambah menjadi 57 orang, berdasarkan grafik yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik hasil penilaian sosial spritual setiap semester
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dengan menelaah data-data yang telah di paparkan di atas, penulis dapat mengambil satu kesimpulan: terdapat pengaruh metode tutor sebaya dengan berafiliasi terhadap hasil
penilaian sikap siswa. dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam kelas yang berbeda dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru sehingga diperoleh hasil penilaian sikap yang berubah secara signifikan pada proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan cakupan yang terdapat pada kurikulum 2013 yaitu: (a) sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa; dan (b) sikap sosial yang terkait dengan pembentukan kompetensi
sikap yaitu berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggungjawab. Dalam penyajiannya berbeda dengan alur yang terdapat pada tutor tebaya. Sedangkan pada tutor tebaya dengan berafiliasi diperoleh alur pelaksanaan pembelajaran dengan cara
terbaharukan, siswa melakukan proses
pembelajaran yang lebih mudah dan
menyenangkan dimana siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks dengan cara berafiliasi.
Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan adalah perlu adanya peranan orang tua dalam proses pembelajaran siswa dan perlu juga adanya penggunaan metode-metode penunjang serta sarana yang memadai dalam proses
pembelajaran, yang nantinya akan
meningkatkan nilai sikap siswa
sehingga,harapan orang tua agar anaknya bisa memiliki hasil dari belajar tersebut secara maksimal. Selain itu dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia guru selalu memantau
perkembangan dan mengarahkan peserta
didiknya agar materi yang diajarkan dapat terserap dengan baik oleh siswa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa penyelesaian artikel ini adalah atas bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis pertama-tama mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada bapak Muslimin,
Pengembangan Metode Tutor Sebaya dengan Berafiliasi …
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 2(1): 11-17 (2021) S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Wonggeduku yang dengan tulus, serta ikhlas meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk yang
bermanfaat bagi penulis.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh redaksi Jurnal Amanah Pendidikan Dan Pengajaran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberi saran dan kritik selama proses penyusunan artikel ini .
Daftar Pustaka
Anonim. (2019). The Focus Group Process. Diakses pada tanggal 4 Juni 2020 di http://www.isixsigma.com/offsite.asp?A=Fr&Uri =http://www.groupsplus.com/pages/process.html
Anonim. (2020). Focus Group Discussion (FGD). Diakses pada tanggal 4 Juni 2020 di http://www.enolsatoe.org/content/ view/15/33/.
Anwar Hidayat. (2019). Penelitian Kualitatif: Penelitian Lengkap. Diakses pada tanggal 4 Juni 2020 di Stilistikaiklan.com.
Daradjat, Zakiah, dkk. (2001). Metodik Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. ( 2004). Peneltian Tindakan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Grafindo.
Herdhiansyah, D, Asriani, dan Kasmawati. (2020). Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Kendari Melalui Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Kripik Kulit Singkong. Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran, 1(1): 49-55.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2007 Standar Proses pada Kurikulum 2013.
Poerwadarmita, (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). PT. Jakarta. Balai Pustaka.
Safir. (2012). Macam-Macam Metode Mengajar. Diakses pada tanggal 4 Juni 2020 di http:// safir.com/2012/08/
Sardiman. (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
Sugiyono. (2021). Metode Peneltian Kualitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfbeta.
Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS
Syakur Nazri, (2009). Kognitivisme dalam Pembelajaran Bahasa.Yogyakarta. PT Pustaka Insan Madani.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen