• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2009, h.67).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2009, h.67)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Karyawan

2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2009, h.67).

Menurut Prawirosentono (2010), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika. Kinerja seringkali dipikirkan sebagai pencapaian tugas, dimana istilah tugas sendiri berasal dari pemikiran aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja. Karena kinerja pegawai merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan perusahaan (Handoko 2009, h.135).

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009, h.67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

(2)

Menurut Mathis dan Jackson (2011), kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik apabila karyawan mendapatkan gaji sesuai harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja yang kondusif, mendapat perlakuan yang sama, penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya serta mendapatkan bantuan perencanaan karir, serta terdapat umpan balik dari perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2009, h.68) bahwa karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut :

a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. c. Memiliki tujuan yang realistis

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja

yang dilakukannya.

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Gibson (2010, h.164) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai berikut :

(3)

a. Faktor Individu

Faktor individu meliputi : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

b. Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja

c. Faktor Organisasi

Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan dan imbalan. Kinerja seorang pegawai akan baik apabila :

a. Mempunyai keahlian yang tinggi b. Kesediaan untuk bekerja

c. Lingkungan kerja yang mendukung

d. Adanya imbalan yang layak dan mempunyai harapan masa depan, (Prawirosentono, 2011)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Siagian (2009) menyatakan bahwa kinerja karyawan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : kompensasi, lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan faktor-faktor lainnya.

Menurut Sari (dikutip dari Gomes 2009) menyatakan bahwa kinerja pegawai dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

(4)

a. Kualitas Kerja

Kualitas kerja dapat diukur dengan kemampuan karyawan dalam memberikan kreatifitas kerja, inisiatif dalam bekerja dan memberikan kontribusi maksimal pada setiap pekerjaannya.

b. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja dapat diukur melalui pemenuhan target yang dicapai, beban pekerjaan yang ada diterima oleh setiap karyawan.

c. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu dapat diukur berdasarkan tenggat waktu ketika pekerjaan tersebut harus diselesaikan, dan kehadiran karyawan yang tepat waktu dalam bekerja.

2.2 Kepribadian Sanguinis

2.2.1 Pengertian Kepribadian Sanguinis

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah jumlah kompensasi yang diberikan, penempatan yang tepat, latihan, rasa aman dimasa depan mutasi promosi. Disamping faktor-faktor diatas masih ada faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam pelaksanaan tugas yaitu kepribadian. Meskipun faktor ini adalah penting dan besar pengaruhnya, tapi banyak perusahaan yang sampai saat ini kurang memperhatikan faktor ini. Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang dimiliki oleh pegawai harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri dan dari kepribadian.

(5)

Sanguinis adalah tipe kepribadian yang memiliki kemampuan pada individu dalam berekspresif dan inovatif yang muncul dari dalam diri individu tersebut (Littaeur, 2008). Kepribadian sanguinis akan memastikan membuat semua orang senang dan terhibur. Seseorang dengan kepribadian sanguinis adalah individu yang sangat cerdas dan menjalani hidup dengan sepenuhnya. Sanguinis adalah orang yang tidak akan pernah ragu untuk mengeluarkan tangan dan akan selalu membuktikan dukungan mereka dalam tindakan serta kata-kata. Ketika mereka mengatakan sesuatu, mereka bersungguh-sungguh dari nurani mereka.

2.2.2 Karakter Kepribadian Sanguinis

Adapun karakter kepribadian sanguinis adalah sebagai berikut :

1. Seorang sanguinis adalah individu yang sangat cerdas. Mereka sangat haus akan pengetahuan dan akan melakukan apa saja untuk terus belajar. Mereka artistik dan dapat menguasai hampir semua keterampilan melalui observasi dan praktek.

2. Kepribadian sanguinis mempunyai rasa humor dan senang melihat orang bahagia. 3. Mereka biasanya akan melupakan kejadian di masa lalu, kecuali hal itu

benar-benar mempengaruhi mereka secara emosional.

4. Mereka tidak akan merugikan siapapun tetapi akan menjaga jarak dari orang-orang yang tidak mereka suka.

(6)

Menurut (Littaeur, 2008) adapun indikator dari kepribadian sanguinis adalah :

1. Antusias, seorang sanguinis sangat memilki sikap antusias dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan, terutama apabila kegiatan atau pekerjaan tersebut sesuai dengan passion mereka.

2. Tanggung jawab, seseorang dengan kepribadian sanguinis cenderung memilki sikap tanggung jawab yang baik dari segi pekerjaan, keluarga maupun organisasi atau perusahaan tempat mereka bernaung.

3. Insiatif, seorang sanguinis sangat memilki sifat inisiatif dalam menghadapi atau menyelesaikan suatu masalah, mereka cenderung cepat menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang ada.

Orang-orang dengan kepribadian sanguinis selalu bersedia untuk mengambil banyak peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Mereka adalah pekerja keras dan pekerja yang benar-benar cerdas. Mereka akan memastikan bahwa pekerjaan tersebut dapat selesai kurang dari tenggat waktu. Mereka juga sebagai anggota tim yang baik dan selalu bersedia untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan. Mereka menginspirasi dan mendorong orang lain untuk berbuat lebih baik.

2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Sanguinis

Adapun Kekuatan dari kepribadian sanguinis adalah sebagai berikut :

a. Suka bicara

b. Secara fisik memegang pendengar, emosional, dan demonstrative c. Antusias dan ekspresif

(7)

d. Penuh rasa ingin tahu

e. Mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan) f. Umumnya hebat dipermukaan

g. Mudah berteman dan menyukai orang lain

h. Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian

i. Mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan j. Menyukai hal-hal yang spontan

Adapun kelemahan dari kepribadian sanguinis adalah sebagai berikut : a. Membesar-besarkan suatu hal/kejadian.

b. Mudah dikendalikan oleh keadaan atau orang lain c. Rentang konsentrasi pendek

d. Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban e. Mudah marah

f. Suka menyela dan mendengarkan saat tuntas g. Suka mengeluh

h. Susah datang tepat waktu jam kantor i. Prioritas kegiatan kacau

2.3 Kepribadian Koleris

Kepribadian Koleris memiliki energy yang besar untuk melakukan hal-hal yang sulit, mereka juga memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri mereka sendiri.

(8)

Dengan sikap yang pantang menyerah, tidak ada kata “Kegagalan” dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, akan terus mencoba dan mencoba lagi.

Dalam setiap kegiatan, orang koleris akan selalu tampil didepan dan menjadi pemimpin kelompok. Kepribadian koleris adalah tipe kepribadian yang berorientasi pada tujuan sehingga dapat bertindak efektif dalam melakukan berbagai hal di dalam kehidupan individu tersebut (Littaeur, 2008). Dalam setiap kegiatan, orang koleris akan selalu tampil didepan dan menjadi pemimpin kelompok. Lingkungan yang penuh dengan keterlibatan dan tantangan akan menjadi lingkungan yang dapat mengasah kemampuan seorang koleris hingga tingkat yang optimal. Selain berbakat sebagai pemimpin, orang koleris sangat dinamis dan aktif serta sangat membutuhkan perubahan. Orang koleris mempunyai kebutuhan mendasar berupa tantangan, pilihan dan pengendalian.

2.3.1 Kekuatan dan Kelemahan Koleris

Adapun kekuatan dari kepribadian koleris adalah :

a. Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif. b. Pengambil keputusan

c. Dinamis d. Aktif

e. Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan f. Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/target g. Bebas dan mandiri

(9)

h. Berani menghadapi tantangan dan masalah

i. Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas j. Terdorong oleh tantangan

Adapun kelemahan dari kepribadian koleris adalah :

a. Tidak sabar dan cepat marah b. Senang memerintah

c. Menyukai kontroversi dan pertengkaran d. Sering membuat keputusan tergesa-gesa e. Memanipulasi dan menuntut orang lain f. Workaholics (kerja adalah hobi-nya)

Menurut (Littaeur, 2008) Adapun indikator dari kepribadian koleris adalah : 1. Dinamis, seorang dengan kepribadian koleris adalah kepribadian yang sangat

dinamis dan fleksibel terhadap orang lain dan pekerjaan mereka sendiri.

2. Aktif, kepribadian koleris sangat aktif dalam melakukan berbagai hal yang mereka hadapi, apabila dalam pekerjaan, seorang dengan kepribadian koleris sangat aktif dalam dalam menyampaikan pendapat atau usulan mengenai masalah yang dihadapi perusahaan. Begitu juga dengan lingkungan dan hubungan sosialnya.

(10)

3. Mandiri, seseorang dengan kepribadian koleris sangat mandiri dalam mengerjakan sesuatu, mereka akan mengerjakan pekerjaan mereka sendiri tanpa bantuan orang lain bila tidak diperlukan dan sangat memilki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak bergantung pada orang lain.

2.4 Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, tempramen, ciri khas dan juga perilaku seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan perilaku yang baku atau berlaku secara terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang sedang dihadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

2.4.1 Unsur-unsur kepribadian

Unsur-unsur kepribadian diantaranya meliputi : 1. Pengetahuan

Penegetahuan yaitu merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan juga dalam jiwa orang yang sadar. Di dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai macam hal yang dapat diterimanya lewat panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel-sel pada bagian tertentu dari otaknya. Serta di dalam otak itu semuanya diproses menjadi susunan-susunan yang dipancarkan oleh individu ke alam sekitar, yang dikenal dengan sebutan “persepsi” yaitu : “seluruh proses akal manusia yang sadar”.

(11)

Ada kalanya suatu persepsi dapat diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.

2. Perasaan

Perasaan yaitu suatu keadaan dalam alam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negatif. Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat menimbulkan dalam alam kesadarannya perasaan negatif

2.4.2 Aspek-aspek Kepribadian

Menurut Abin Syamsuddin (2012) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian yang di dalamnya mencakup :

a. Karakter

Karakter yaitu, konsekuen tidaknya dalam memenuhi etika perilaku, konsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

b. Tempramen

Tempramen yaitu, disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

(12)

c. Sikap

Sikap yaitu, sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif, atau ambivalen.

d. Stabilitas emosi

Stabilitas emosi yaitu, kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa

e. Responsibilitas

Responsibilitas adalah kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan.

f. Sosialbilitas

Sosialbilitas adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

2.4.3 Ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat Adapun ciri-ciri kepribadian yang sehat adalah : 1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik.

Mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

(13)

2. Mampu menilai situasi secara realistik.

Dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.

Dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimistic.

4. Menerima tanggung jawab

Mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

5. Kemandirian

Memilki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungannya.

(14)

6. Dapat mengontrol emosi

Merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak)

7. Berorientasi tujuan

Dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

8. Berorientasi keluar

Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memilki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya

9. Penerimaan sosial

Mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan social dan memilki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

(15)

10. Memilki filsafat hidup

Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya

11. Berbahagia

Situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Adapun ciri-ciri kepribadian yang tidak sehat adalah : 1. Mudah marah (tersinggung)

2. Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan 3. Sering merasa tertekan

4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usiannya lebih muda atau terhadap binatang

5. Ketidakmampuan menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum

6. Kebiasaan berbohong 7. Hiperaktif

8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas 9. Kurang memilki rasa tanggung jawab

10. Kurang memilki kesadaran untuk mentaati ajaran agama 11. Pesimis dalam menghadapi kehidupan

(16)

2.4.4 Faktor-faktor penentu kepribadian

Adapun faktor-faktor yang menjadi penentu kepribadian diantaranya : 1. Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap secara sepenuhnya dipengaruhi oleh orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memilki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. a. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku

dan tempramen individu tersebut.

b. Dasar kedua berfokus pada individu kembar yang dipisahkan sejak lahir.

c. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

(17)

2. Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan dari norma dalam keluarga, teman dan kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.

2.4.5 Jenis-jenis Kepribadian

Menurut (Littaeur) ada 4 jenis kepribadian yang ada dalam diri manusia yaitu :

1. Kepribadian Sanguinis

Sanguinis adalah tipe kepribadian yang memiliki kemampuan pada individu dalam berekspresif dan inovatif yang muncul dari dalam diri individu tersebut.

2. Kepribadian Koleris

Koleris adalah tipe kepribadian yang berorientasi pada tujuan sehingga dapat bertindak efektif dalam melakukan berbagai hal di dalam kehidupan individu tersebut.

3. Kepribadian Melankolis

Melankolis adalah tipe kepribadian yang dalam melakukan segala hal selalu dominan dalam menggunakan perasaan daripada logika oleh individu tersebut.

(18)

4. Kepribadian Phlegmatis

Phlegmatis adalah tipe kepribadian yang memilki kemampuan insting yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang bersifat internal maupun eksternal.

2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 27 No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Model

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Vicky Saputra (2012)

Pengaruh kepribadian dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FEB UNDIP

Analisis Regresi Berganda

Kepribadian berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

2 Debora Eflina Purba (2014)

Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Mangkubumi

Analisis Regresi Berganda

Kepribadian dan komitmen berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

3 S. Indarti (2014)

Pengaruh faktor Kepribadaian terhadap kinerja Pegawai kantor regional pekan baru

Analisis Regresi Berganda

Faktor Kepribadian

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai

(19)

2.6 Kerangka konseptual

Mengingat pentingnya sumber daya manusia maka setiap perusahaan harus memperhatikan tingkat kemampuan yang dimilki oleh para karyawannya. Di dalam perusahaan diperlukan adanya kinerja yang tinggi untuk meningkatkan mutu dan kualitas produktivitasnya. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Oleh karena itu, agar kinerja karyawan itu bisa meningkat, maka perusahaan juga harus memperhatikan tentang kepribadian sanguinis dan koleris karyawan. Karena kepribadian sanguinis dan koleris sangat mempengaruhi kinerja karyawannya.

Kepribadian sanguinis adalah tipe kepribadian yang memiliki kemampuan pada individu dalam berekspresif dan inovatif yang muncul dari dalam diri individu tersebut . Seseorang dengan kepribadian sanguinis adalah individu yang sangat cerdas dan menjalani hidup dengan sepenuhnya. Sanguinis adalah orang yang tidak akan pernah ragu untuk mengeluarkan tangan dan akan selalu membuktikan dukungan mereka dalam tindakan serta kata-kata. Kepribadian sanguinis juga termasuk kepribadian yang sangat bersemangat dalam menerima pekerjaan dan juga selalu dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

(20)

Kepribadian koleris adalah tipe kepribadian yang berorientasi pada tujuan dan pekerjaannya dan mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, memilki sikap yang dinamis sehingga dapat bertindak efektif dalam melakukan berbagai hal di dalam kehidupan individu tersebut.

Dalam setiap kegiatan, orang koleris akan selalu tampil didepan dan menjadi pemimpin kelompok. Lingkungan yang penuh dengan keterlibatan dan tantangan akan menjadi lingkungan yang dapat mengasah kemampuan seorang koleris hingga tingkat yang optimal. Selain berbakat sebagai pemimpin, orang koleris sangat dinamis dan aktif serta sangat membutuhkan perubahan.

Berpijak dari pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

29 Kepribadian Sanguinis (X1) Kepribadian Koleris (X2) Kinerja Karyawan (Y)

(21)

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2009:67).

Dalam penelitian ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan. Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang berhasil dijalankan selama ini.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

𝐻1 : Kepribadian sanguinis berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

𝐻2 : Kepribadian koleris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Gambar

Gambar  2.1  Kerangka  konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai.. Evakuasi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan corporate governance (diproksikan dengan kepemilikan institusional, kualitas audit dan komite audit),

18 Fischer menyebutkan bahwa “rasa takut merupakan emosi yang timbul pada situasi stress dan tidak menentu (uncertainty) sehingga orang merasa dirinya terancam atau tidak berdaya

Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa mortalitas rayap tanah dan rayap kayu kering pada contoh uji kontrol masing-masing memberikan hasil 10,20 ± 5,45% dan 45,20 ± 4,15%

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep fisika siswa dengan penalaran formal tinggi dan siswa dengan penalaran formal rendah yang belajar dengan model

Dari berbagai penjelasan dan analisa yang sudah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menghadapi ancaman terorisme, Singapura

Pada pembesaran ventrikel kiri (warna biru muda) akan terlihat bagian caudal jantung lebih vertikal, peninggian ke arah dorsal ( trachea, carina , dan mainstem bronchi

(diskusi) sebagai ajang untuk bertanya jawab debgan teman yang lain, sehinng ketika mereka mengerjakan tugas pekerjaan rumah mereka sendiri tidak akan mengalami