• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN

NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2016 – 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BLAMBANGAN,

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin tercapainya tujuan pemerintah desa dan agar kegiatan pembangunan desa berjalan efektif, efisien dan terarah dalam jangka waktu 6 (enam) tahun dan sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala Desa perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016-2021

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5539;

(2)

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5558;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Program Jawa Tengah;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara 2011-2016;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 10 tahun 2009 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

11. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 432 tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertanggungjawaban APBDesa

12. Peraturan Desa Blambangan Nomor 143/8/VIII/2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

13. Keputusan Kepala Desa Nomor: 143/102/X/2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMDesa Desa Blambangan

DENGAN KESEPAKATAN BERSAMA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BLAMBANGAN DAN

KEPALA DESA BLAMBANGAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016-2021

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang di maksud dengan : 1. Desa adalah desa Blambangan

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Pemerintah Desa adalah Desa Blambangan

4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil

(3)

dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat

5. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara

6. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. 7. Bupati adalah Bupati Banjarnegara

8. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

13. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

14. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. 15. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah

antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa dan kelurahan (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah).

17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten di Kecamatan yang selanjutnya disingkat Musrenbang RKPD Kabupaten di Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders Tingkat Kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta menyepakati kegiatan lintas Desa di wilayah Kecamatan tersebut, sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. 18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat

(RPJM Desa) adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang memuat visi dan misi Kepala Desa, rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat dan arah kebijakan pembangunan Desa;

(4)

19. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

20. Kondisi Obyektif Desa adalah kondisi yang menggambarkan situasi yang ada di Desa, baik mengenai sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun sumber daya lainnya, serta dengan mempertimbangkan, antara lain, keadilan gender, pelindungan terhadap anak, pemberdayaan keluarga, keadilan bagi masyarakat miskin, warga disabilitas dan marginal, pelestarian lingkungan hidup, pendayagunaan teknologi tepat guna dan sumber daya lokal, pengarusutamaan perdamaian, serta kearifan lokal.

21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, yang dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

23. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

24. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi di desa.

25. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan.

26. Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien.

BAB II SISTEMATIKA

Pasal 2

RPJMDesa Desa Blambangan Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan dan Manfaat

b. BAB II PROFIL DESA A. Legenda dan Sejarah Desa B. Kondisi Umum Desa C. SOTK Desa

(5)

A. Sosialisasi B. Musdus

C. Lokakarya Desa D. Musyawarah Desa E. Musrenbang RPJM Desa

d. BAB IV : RUMUSAN PRIORITAS MASALAH A. Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa B. Bidang Pelaksanaan Pembangunan

C. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan D. Bidan Pemberdayaan Masyarakat Desa

e. BAB V : VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

A. Visi B. Misi

C. Arah Kebijakan Pembangunan Desa D. Arah Kebijakan Keuangan Desa E. Program dan Kegiatan Indikatif

f. BAB VI. PENUTUP g. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Program Kegiatan Skala Desa

2. Matrik Program Kegiatan Kawasan Perdesaan 3. Matrik Program Kegiatan Supra Desa

4. Pengkajian Keadaan Desa (Sketsa Desa, Kalender Musim, Diagaram Kelembagaan)

5. Berita Acara Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

6. Undangan dan Daftar Hadir Musyawarah (Sosialisasi, Musdus, Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

7. Notulen Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

8. Peta Desa

9. Foto Kegiatan/Foto Desa (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

Pasal 3

Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa untuk penyusunan RPJM Desa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

Pasal 4

RPJM Desa Tahun 2016-2021 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam Pelaksanaan pembangunan 6 (enam) tahun.

(6)

Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pasal 6

RKP Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta dalam pelaksanaan pembangunan desa.

Pasal 7

Rencana kegiatan pada RPJM Desa dapat diadakan perubahan apabila terjadi bencana alam dan/atau keadaan darurat lainnya, dengan menyusun perubahan RPJM desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa.

Pasal 8

(1) Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

(2) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Blambangan Pada tanggal Desember 2015 Kepala Desa Blambangan

H A R Y O T O Diundangkan di Desa Blambangan

pada tanggal ...

SEKRETARIS DESA BLAMBANGAN

YULIATI

LEMBARAN DESA BLAMBANGAN TAHUN ….… NOMOR …….

(7)

Lampiran : Peraturan Desa Blambangan

Nomor : ………..

Tanggal : Desember 2015

Tentang : RPJMDesa Tahun 2016-2021

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Reformasi penyelenggaraan otonomi pemerintahan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, yang selanjutnya diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005. Inti dari reformasi penyelengaraan pemerintahan adalah adanya perubahan tatanan sistem pemerintahan menuju tata pemerintahan yang baik (good governance).

Desa adalah unit pemerintahan terbawah dalam struktur organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa desa pada hakekatnya merupakan gambaran riil kehidupan bangsa dan negara di bidang ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan agama. Apabila melihat kenyataan bahwa kurang lebih 70% penduduk tinggal di desa-desa, maka keberhasilan pembangunan masyarakat didesa akan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah.

Sehubungan dengan hal itu maka penyelengggaraan pemerintahan desa harus terus diupayakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan yang dimilikinya, baik yang mencakup urusan pemerintahan yang ada berdasarkan hak asal usul desa, urusan yang menjadi kewenangan desa karena pelimpahan dari kabupaten/ kota, tugas pembantuan, maupun urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) merupakan dokumen perencanaan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Desa (hasil pemilihan kepala desa secara langsung oleh rakyat) yang penyusunannya berpedoman kepada RPJMDaerah dan memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat desa.

Secara subtansial RPJMDesa merupakan rencana pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman kepada

(8)

RPJMDaerah dan memperhatikan aspirasi masyarakat desa yang memuat arah kebijakan, keuangan desa strategi pembangunan desa, kebijakan umum yang disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMDesa ini disusun dengan berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2012 tentang RPJMDaerah Kabupaten Banjarnegara 2011-2016. Dalam penyusunan mempertimbangkan agenda-agenda pembangunan sebelumnya yang dirasa kinerja saat ini belum seluruhnya tuntas penyelesaian masalahnya seperti pendidikan, ekonomi, rakyat, kesehatan, infrasturktur, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, pemerintahan dsb.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan RPJMDesa ini berpedoman/ mengacu pada peraturan perundang-undangan yang meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Program Jawa Tengah;

(9)

9. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara 2011-2016;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

11. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 432 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertanggungjawaban APBDesa;

12. Peraturan Desa Blambangan Nomor 143/8 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

13. Tim penyusun RPJMDesa Desa Blambangan.

1.3. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat tentang :

 Potensi desa

 Permasalahan yang dihadapi masyarakat  Kebutuhan masyarakat.

(10)

BAB II PROFIL DESA

2.1. LEGENDA DAN SEJARAH 2.1.1. Sejarah Desa Blambangan

Dasar cerita dari mulut ke mulut orang tua terdahulu, dahulu ada seorang prajurit dari Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dan pada waktu itu bertempat tinggal di Desa Medingin yang bernama Arsadrana, dan pada tahun 1871 diadakan pengukuhan Kepala Desa yang bernama Minak Jinggo.

Desa Blambangan adalah sebuah desa yang penduduknya sangat beraneka ragam baik kultur budaya maupun adat istiadatnya.

Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bercocok tanam ada sebagian kecil yang menjadi pegawai sipil dan berwiraswasta. Pada waktu itu banyak masyarakat yang berperilaku yang tidak baik seperti perjudian, pencuri dan wanita tuna susila sehingga banyak terjadi kekerasan bahkan mengacu pada pembunuhan. Dalam sistem pemerintahan sering berganti-ganti kepala desa karena belum ada figur yang mampu dan menjadi kepala desa, muncul Kyai Sabuk Alu yang menjadi Kepala Desa asal diganti dengan nama Minak Jingga yang terkenal sampai sekarang. Kemungkinan muncul nama Blambangan karena Nama Minak jingga sendiri dari sejarah yang ada berasal dari Kerajaan Blambangan karena itu dibawah kepemimpinannya desa ini disebut menjadi Desa Blambangan.

Selanjutnya gambaran tentang sejarah Kepemimpinan Desa Blambangan dalam masa ke masa :

No. Tahun Kepala Desa Masa

Jabatan Keterangan 1. 1871-1896 Arsadrana 25 Sembungsemi 2. 1896-1900 Wangsamenggala 4 Sembungsemi 3. 1900-1928 Arsadiwirya 28 Pejaten 4. 1928-1931 Burhan 3 Kuwondogiri 5. 1931-1937 Atmodiharjo 6 Kuwondogiri 6. 1937-1939 Kramadiwirya 3 Tawangsari/Jurang 7. 1939-1945 Abdul Sakur 6 Pejaten

8. 1945-1951 Abdullah Sirod 6 Tawangsari/Jurang 9. 1951-1976 Suyitno Arsadiwirya 25 Pejaten

(11)

11. 1988 – 1999 Suradik 11 Kuwondogiri 12. 1999 – 2005 Kusneri 6 Tawangsari 13. 2005 – 2014 Badrussalam 14 Tawangsari

2.2 KONDISI UMUM DESA

2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi Desa Blambangan

Desa Blambangan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Bawang. memiliki luas wilayah sekitar 330.873 Ha dan dihuni penduduk sekitar 4.615 jiwa dari jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.319 KK. Kondisi geografi dan demografi Desa Blambangan dapat kita uraikan sebagai berikut : 1. Luas dan batas desa.

Desa Blambangan mempunyai luas wilayah 330.873 hektar dengan batas-batas:

Sebelah selatan : Desa Gemuruh Sebelah barat : Desa Bandingan Sebelah utara : Waduk PLTA Mrica Sebelah timur : Desa Pucang

2. Tata guna tanah.

Tata guna tanah Desa Blambangan sbb :

No. Penggunaan Tanah Luas (ha)

I Tanah Sawah

1 Irigasi teknis 113.701

2 Irigasi setengah teknis -

3 Sederhana -

4 Tadah Hujan -

II Tanah Kering

1 Pekarangan dan bangunan 246.633

2 Tegalan 1.256

3 Kolam 2.006

4 Lain-lain 8.078

Jumlah Penggunaan Tanah 330.873

3. Sumber Daya Manusia Desa Blambangan.

(12)

Umur L P Jumlah 00-04 tahun 206 197 403 orang 05-09 tahun 197 184 381 orang 10-14 tahun 189 184 364 orang 15-19 tahun 191 186 377 orang 20-24 tahun 151 154 305 orang 25-29 tahun 155 160 315 orang 30-34 tahun 155 172 327 orang 35-39 tahun 165 177 342 orang 40-44 tahun 172 179 351 orang 45-49 tahun 163 170 333 orang 50-54 tahun 146 154 300 orang 55-59 tahun 128 125 253 orang 60-64 tahun 99 99 198 orang 65-69 tahun 72 72 144 orang 70-74 tahun 55 55 110 orang 75+ tahun 41 62 103 orang 2.2.2. Keadaan Sosial

Aspek sosial budaya mencakup pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, agama, pemuda dan olahraga.

a. Aspek Pendidikan

Aspek pendidikan mencakup jumlah prasarana pendidikan, rasio guru dan murid, angka partisipasi sekolah, penurunan jumlah penduduk yang buta huruf dan angka kelulusan pada semua level sekolah. Sebagai terlihat pada tabel sebagai berikut :

INDIKATOR PENDIDIKAN JUMLAH

Angka Partisipasi kasar/ murni SD/MI 340 Angka Partisipasi Kasar/ Murni SLTP/ MTs 183 Angka Partisipasi kasar/ murni SLTA/ 78

Rasio guru/ murid TK 1 : 4

Rasio guru/ murid SD 1 : 11

Rasio guru/ murid SLTP 1 : 20

Rasio guru/ murid SLTA 0

(13)

Jumlah SD dan MI 2 SD, 2 MI

Jumlah SLTP 1

Jumlah SLTA 0

Angka kelulusan tahun 2015 Angka melek buta huruf

b. Aspek kesejahteraan Sosial

Pada aspek kesejahteraan sosial, mencakup banyaknya penyandang masalah sosial menurut jenisnya sebagai berikut :

No. Uraian Jumlah

1. Pengemis, gelandangan dan orang terlantar 2 orang

2. Tuna susila -

3. Tuna Netra 4 orang

4. Bisu/ tuli 3 orang

5. Yatim piatu dan akan terlantar 2 orang

6. Orang jompo 25 orang

7. Keluarga pra sejahtera 28 orang

8. Keluarga sejahtera I 152 orang

9. Keluarga sejahtera II 580 orang

10. Keluarga sejahtera III 653 orang

11. Keluarga sejahtera III + 163 orang

c. Aspek Kesehatan

Pada aspek kesehatan mencakup beberapa indikator pembangunan bidang kesehatan sebagai berikut :

- Angka kematian bayi 7 dari jumlah bayi hidup 82 orang pada tahun 2014 - Angka harapan hidup 75 tahun.

- Angka kematian ibu melahirkan 1 orang dari jumlah ibu yang melahirkan 82 orang.

- Kondisi anak dengan kategori gizi buruk 0,5 % - Jumlah posyandu 4 pos

- Jumlah Bidan Desa 1 orang

(14)

d. Aspek Agama

Pada aspek agama mencakup struktur penduduk berdasarkan pemeluk agama, sebagian besar penduduk adalah pemeluk agama Islam. Data selanjutnya dapat dilihat sebagai berikut :

- Islam : 4.597 orang - Katolik : 5 orang - Kristen : 13 orang - Hindu : 0 orang - Budha : 0 orang - Lain-lain : 0 orang

Prasarana Keagamaan meliputi masjid 7 buah langgar/ mushala 28 buah, vihara/pura 0 buah, kerukunan umat beragama di desa Blambangan cukup baik.

e. Aspek pemuda dan olah raga

Pada aspek pemuda dan olahraga mengandung pengertian bahwa struktur penduduk di desa Beji di dominasi oleh pemuda. Oleh karena itu, pembinaan dan penyediaan fasilitas untuk perkembangan kreatifitas dan olahraga menjadi agenda utama dalam pengembangan pemuda. Fasilitas/ prasarana yang disediakan untuk kegiatan kepemudaan dan olah raga serta kesenian meliputi :

- Lapangan olahraga : 1 tempat

- Lapangan bulu tangkis : 2 tempat - Padepokan lapangan pencak silat : 0 tempat

- Volley ball : 2 tempat

f. Aspek Kebudayaan

Kegiatan kebudayaan yang pernah dilakukan di desa ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Kegiatan yang dilakukan antara lain : seni budaya, kudalumping, karawitan, kosidah dan lain-lain .

2.2.3. Keadaan Ekonomi

Kegiatan perekonomian desa dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain jumlah prasarana ekonomi, kekayaan desa dan perkembangan kelompok usaha ekonomi desa. Jumlah prasarana ekonomi desa antara lain :

PRASARANA EKONOMI JUMLAH

Toko/ Kios 8 buah

Warung 56 buah

(15)

Lumbung desa 0 buah

Mobil pick kup 12 buah

Truk/ col 6 buah

Lain-lain 8 buah

JUMLAH 91 buah

Sedangkan kekayaan desa antara lain :

ASET DESA LUAS

Tanah kas desa untuk bengkok kades dan perangkat 182.000 m2 Tanah kas desa untuk pembangunan desa 29.750 m2 Bangunan Desa (Bale desa dan jalan desa) 18.500 m2

Pasar desa 0 m2

Tempat ibadah / Masjid Desa 1.000 m2

JUMLAH 231.250 m2

Dari sisi kelompok usaha ekonomi yang ada di desa Blambangan antara lain meliputi : Kelompok usaha makanan ringan, Kelompok usaha pembudidaya ikan, Pengrajin Tempe, Peternakan, Penjahit dsb.

2.3 SOTK DESA (KONDISI PEMERINTAHAN DESA BLAMBANGAN) 2.3.1 Pembagian Wilayah Desa

Desa Blambangan memiliki luas wilayah 330.873 (Ha) yang terbagi atas empat (4) dusun yakni Dusun Kuwondogiri, Dusun Pejaten, Dusun Sembungsemi, Dusun Tawangsari. Ke empat dusun tersebut dapat kita gambarkan pada tabel sebagai berikut :

TABEL

PEMBAGIAN LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK DUSUN DI DESA BLAMBANGAN No . DUSUN LUAS JUMLAH RW RT JIWA KK ha % Pria Wnt Jumlah 1. Kuwondogiri 126 38 2 11 918 908 1826 31.6 % 540 2. Pejaten 63 19 2 11 721 788 1509 26.1 % 452

(16)

3. Sembungsemi 60 18 2 10 611 578 1189 20.5 % 326

4. Tawangsari 83 25 2 10 618 642 1260 21,8 % 381

DESA

BLAMBANGAN 331 100 8 42 2868 2196 5784 100 % 1.699

Dari table diatas dapat kita lihat, Dusun Kuwondogiri merupakan wilayah Desa Blambangan yang terbanyak penduduknya yakni sekitar 31.6 %, dari total jumlah penduduk Desa Blambangan Sementara dusun yang paling luas wilayahnya adalah Dusun Kuwondogiri yakni 38 % dari luas wilayah Desa Blambangan.

2.3.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Lembaga Pemerintahan di Desa Blambangan terdiri atas 2 (dua) lembaga yang antara lain : Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Blambangan Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga legislasi desa, sedangkan Pemerintah Desa adalah lembaga eksekutif pemerintahan desa. Kedua lembaga desa ini mempunyai hubungan koordinasi. Pemerintah Desa Blambangan terdiri atas ; 1) Kepala Desa dan 2) Perangkat Desa. Dimana dalam hal ini Perangkat Desa terdiri dari : Unsur

Sekretariat Desa, unsur Kewilayahan dan unsur pelaksana tekhnis lapangan.

Unsur sekretariat desa terbagi atas 5 (lima) Kepala Urusan yakni : Kaur Pemerintahan, Kaur Keuangan dan Kaur Pembangunan, Kaur Umum dan Kaur Kesra. Masing-masing Kaur tersebut bertanggungjawab kepada Sekretaris Desa, sedangkan Sekretaris Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Unsur Kewilayahan terdisi atas dusun-dusun yaitu Dusun Kuwondogiri, Dusun Pejaten, Dusun Sembungsemi dan Dusun Tawangsari, sedangkan unsur pelaksana teknis lapangan terdiri dari Kayim dan Ulu-ulu. Unsur Kewilayahan dan unsur pelaksana teknis lapangan tersebut bertanggungjawab langsung kepada Kepala Desa dan memiliki hubungan koordinasi dengan Sekretaris Desa.

Unsur kewilayahan (dusun) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dibantu oleh Pengurus RW dan RT yang ada di wilayahnya masing-masing.

Sementara Pemerintah Desa Blambangan dalam menjalankan fungsi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, maka Pemerintah Desa dibantu

(17)

oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang merupakan mitra Pemerintah Desa.

Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Pemerintah Desa Blambangan adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Blambangan

2.4 Potensi Desa Blambangan

Desa Blambangan yang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, dengan luas wilayah sekitar 330.873 ha yang didiami 4.615 jiwa dengan 1.319 KK. Selain itu, Desa Blambangan memiliki beberapa potensi baik yang sudah tergali maupun belum tergali.

A. Potensi Sumber Daya Alam

Kondisi geografis Desa Blambangan berada pada ketinggian tanah 230 di atas permukaan laut, bercurah hujan 3.000 mm/tahun dan suhu udara rata-rata 30oC. Desa Blambangan dengan luas330.873 ha.

Desa Blambangan mempunyai potensi pertanian yang cukup baik juga perikanan. Budidaya ikan yang banyak dilakukan oleh warga yaitu budidaya ikan gurame, nila juga lele.

B. Potensi Sumber Daya Manusia

Ulu-Ulu BPD KEPALA DESA Kaur Pem Kaur Keu. Kaur Umum m Kaur Kesra Kaur Bang Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV Kayim SEKRETARIS DESA

(18)

Potensi Sumber Daya Manusia di Desa Blambangan dapat di jabarkan sebagai berikut :

URAIAN DUSUN

1. Pekerjaan I II III IV Jumlah

a. Karyawan 186 110 90 95 481 - PNS 47 51 49 20 167 - TNI/POLRI 4 2 2 1 9 - Swasta 135 58 38 74 305 b. Wiraswasta/Pedagang 85 133 91 50 359 c. Petani 206 180 194 48 628 d. Nelayan 0 0 0 0 0 e. Ternak 1 2 14 36 53 f. Jasa 114 292 251 34 691 g. Pengrajin 3 0 4 2 9 h. Pekerja Seni 1 0 0 1 2 i. Pensiunan 27 28 18 14 87 j. Pengangguran/tdk bekerja 252 339 439 81 1,111

1. Lulusan Pendidikan Umum

TK 203 180 84 105 572 SD/Sederajat 418 382 430 51 1,281 SMP/Sederajat 240 296 379 91 1,006 SMA/Sederajat 387 431 178 106 1,102 Akademi/D1-D3 22 44 16 10 92 Sarjana S1 60 54 48 22 184 Sarjana S2 3 1 3 4 11 Sarjana S3 1 0

2. Lulusan Pendidikan Khusus 2 1 3 2 8

Pondok pesantren 2 1 3

Pendidikan keagamaan 0

Pendidikan Luar biasa 1 2 3

ketrampilan khusus 2 2 3. Jumlah Total KK 540 452 326 381 1,699 Keluarga Prasejahtera 68 55 0 50 173 Keluarga Sejahtera I 64 158 68 91 381 Keluarga Sejahtera II 83 115 185 148 531 Keluarga Sejahtera III 223 88 62 73 446 Keluarga Sejahtera III+ 102 36 11 19 168

4. Jumlah Penduduk 1826 1,509 1,189 1260 5,784 Laki-Laki 918 721 611 618 2,868 Perempuan 908 788 578 642 2,916 Usia 0-17 400 414 270 298 1,382 Usia 18- 56 1176 734 810 763 3,483 Usia 56 keatas 250 361 109 199 919

(19)

5. Jmlh Penduduk Sementara 6 33 21 44 104

Laki-Laki 5 17 9 21 52

Perempuan 1 16 12 23 52

C. Potensi Sosial Budaya

Kegiatan kebudayaan yang pernah dilakukan di desa ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Kegiatan yang dilakukan antara lain : seni budaya, kudalumping, karawitan, kosidah dan lain-lain

3.2 Masalah Desa

Ada beberapa masalah yang dihadapi saat ini yang merupakan suatu tantangan untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai warga masyarakat Desa Blambangan. Permasalahan mendasar pembangunan desa yang perlu segera ditangani meliputi : kemiskinan, pengangguran, rendahnya derajat kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, rendahnya daya beli masyarakat dan kemampuan keuangan desa, lambatnya proses pemilihan ekonomi desa dan kesenjangan pertumbuhan antar desa.

(20)

BAB III

PROSES PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN MENENGAH DESA BLAMBANGAN

3.1. PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Blambangan Tahun 2016-2021 adalah merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat partisipatif dan akan dijadikan acuan program pembangunan yang berkesinambungan dalam masa enam tahun kedepan.

Penyusunan RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun 2016-2021 ini disusun berdasarkan pendekatan dan metode Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD). Adapun yang dimaksud dengan

perencanaan partisipatif adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang

dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap berpegang teguh pada azas prioritas.

Adapun penyusunan RPJM-Desa ini melalui beberapa tahap kegiatan yang antara lain :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain :

a. Penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa Blambangan tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMDesa Desa Blambangan Tahun 2016-2021 dengan nomor tanggal Desember 2015

b. Menetapkan jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM-Desa.

c. Pengumpulan dokumen dan informasi sebagai bahan pendukung pelaksanaan pengkajian keadaan desa.

d. Pelatihan Penyusunan RPJM-Desa untuk TIM Penyusun RPJM-Desa

2. Tahap Pengkajian Keadaan Desa

a. Pengertian : Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait, yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.

(21)

b. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat tentang :

- Potensi desa

- Permasalahan yang dihadapi masyarakat - Kebutuhan masyarakat.

c. Alat Kaji dan Instrumen

Alat yang digunakan adalah ; Peta Sosial Desa, Kalender Musim, dan Bagan Hubungan Antar Lembaga/Kelembagaan. Instrumen yang digunakan adalah form-form Masukan dan form-form Proses (sesuai lampiran Permendagri Nomor 66 Tahun 2007)

d. Proses

Proses pengkajian ini adalah :

- Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan ditingkat kelompok atau dusun untuk menemukan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan alat kaji tersebut diatas.

- Memfasilitasi masyarakat melakukan pengelompokan dan penentuan peringkat masalah.

- Memfasilitasi masyarakat melakukan pengkajian tindakan pemecahan masalah.

- Memfasilitasi masyarakat melakukan penentuan peringkat tindakan.

e. Hasil

Dari kegiatan ini dihasilkan : - Data Potensi Desa

- Data Permasalahan

- Data Kebutuhan Peringkat Tindakan

3. Tahap Penyusunan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan a. Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun 2016-2021 b. Sistematika Penulisan RPJM-Desa Desa Blambangan

Penulisan RPJM-Desa Desa Blambangan disusun secara sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Tujuan dan Manfaat BAB II. PROFIL DESA

(22)

2.1. Legenda dan Sejarah Desa 2.2. Kondisi Umum Desa 2.3. SOTK Desa

BAB III. PROSES PENYUSUNAN RPJM DESA 3.1. Sosialisasi

3.2. Musdus

3.3. Lokakarya Desa 3.4. Musyawarah Desa 3.5. Musrenbang RPJM Desa

BAB IV. RUMUSAN PRIORITAS MASALAH 4.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintah 4.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan 4.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 4.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

BAB V : VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

5.1 Visi 5.2 Misi

5.3 Arah Kebijakan Pembangunan Desa 5.4 Arah Kebijakan Keuangan Desa 5.5 Program dan Kegiatan Indikatif BAB V. PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Program Kegiatan Skala Desa

2. Matrik Program Kegiatan Kawasan Perdesaan 3. Matrik Program Kegiatan Supra Desa

4. Pengkajian Keadaan Desa (Sketsa Desa, Kalender Musim, Diagaram Kelembagaan)

5. Berita Acara Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

6. Undangan dan Daftar Hadir Musyawarah (Sosialisasi, Musdus, Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

7. Notulen Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

8. Peta Desa

9. Foto Kegiatan/Foto Desa (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes)

(23)

c. Perumusan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa

Rencana Kegiatan Pembangunan Desa disusun berdasarkan table rencana kegaitan pembangunan desa, kegiatan tersebut disusun berdasarkan “urusan”. Dimana urusan dibagi atas :

(1) Urusan Wajib adalah : semua aspek dan kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat, yang mencakup bidang dan kegiatan :

- Pendidikan - Kesehatan

- Sarana dan prasarana - Lingkungan Hidup - Sosial Budaya - Pemerintahan

- Koperasi dan usaha masyarakat.

(2) Urusan pilihan adalah : aspek dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setempat, yang mencakup :

- Pertanian - Kehutanan - Pertambangan - Pariwisata - Kelautan

4. Tahap Pembahasan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan

Pembahasan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa. Forum Musrenbang Desa dalam hal ini adalah Forum Musrenbang Desa yang diselenggarakan secara khusus dalam jangka 1 (satu) kali dalam 6 (enam) tahun, untuk membahas rancangan awal RPJM-Desa. Dan hasil dari Musrenbang Desa ini akan menjadi Rancangan Akhir RPJM-Desa.

5. Tahap Penetapan Rancangan RPJM-Desa

a. Forum Penetapan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan adalah Forum Rapat BPD yang diselenggarakan oleh dan sesuai dengan Tata Tertib BPD Desa Blambangan

(24)

Rapat BPD Desa Blambangan untuk penetapan Peraturan Desa (PERDES) tentang RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun 2016-2021 bersifat terbuka untuk umum.

Dari uraian tersebut di atas adalah merupakan panduan dalam penyusunan RPJM-Desa Desa Blambangan. Tahun 2016-2021.

(25)

BAB IV

RUMUSAN PRIORITAS MASLAH

4.1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa a. penetapan dan penegasan batas Desa; b. pendataan Desa;

c. penyusunan tata ruang Desa;

d. penyelenggaraan musyawarah Desa; e. pengelolaan informasi Desa;

f. penyelenggaraan perencanaan Desa;

g. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa; h. penyelenggaraan kerjasama antar Desa;

i. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan j. kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa diantaranya :

k. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintahan desa yang sesuai dengan perkembangan zaman.

l. Pengembangan sikap aparatur pemerintah desa yang profesional, berakhlak mulia, berbudi pekerti dan memiliki iman serta taqwa yang kuat.

m. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang cepat, tepat, singkat dan murah. n. Peningkatan kinerja pemerintah desa terciptanya good goverment and clean

goverment dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa

dan pembinaan masyarakat.

4.2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

a. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa antara lain:

1. jalan pemukiman;

2. jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian; 3. lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan 4. infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.

b. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan antara lain:

1. sanitasi lingkungan;

2. pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan

(26)

c. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:

1. taman bacaan masyarakat; 2. pendidikan anak usia dini;

3. balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; 4. pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan

5. sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa.

d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:

1. pengembangan BUM Desa;

2. penguatan permodalan BUM Desa; 3. pembibitan tanaman pangan; 4. pengelolaan usaha hutan Desa;

5. sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa. e. pelestarian lingkungan hidup antara lain:

1. penghijauan;

4.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan a. pembinaan lembaga kemasyarakatan;

b. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; c. pembinaan kerukunan umat beragama; d. pengadaan sarana dan prasarana olah raga; e. pembinaan lembaga adat;

f. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan g. kegiatan lain sesuai kondisi Desa.

4.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; b. pelatihan teknologi tepat guna;

c. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;

d. peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: 1. kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2. kelompok usaha ekonomi produktif; 3. kelompok perempuan,

(27)

5. kelompok masyarakat miskin, 6. kelompok nelayan,

7. kelompok pengrajin,

8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak,

(28)

BAB V

VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATIF

5.1 Visi

Visi dalam hal ini adalah visi pemerintahan desa, yaitu visi Kepala Desa. Visi pemeritahan desa pada dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh pemerintah desa dalam periode 2016-2021 fungsi visi pemerintah desa, terutama sebagai arah bagi perjalanan pemerintah desa dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan tetapi visi harus diwujudkan dan dapat diarahkan ketercapaiannya.

Berdasarkan masalah potensi dan harapan masa depan maka pemerintah desa Blambangan dalam periode 2016-2021 menetapkan visi sebagai berikut :

“Terwujudnya masyarakat desa yang sejahtera, adil dan makmur, beriman, bertaqwa dengan tetap menjunjung tinggi azaz gotong-royong dalam mewujudkan cita-cita desa”

Dari visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sejahtera

Masyarakat yang sejahtera merupakan konsidi masyarakat yang berkecukupan secara lahir dan batin. Secara awam sejahtera berkaitan dengan urusan kenyang, sehat, nyaman dan agama atau dalam pengembangan adalah ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan agama .

Dari uraian tersebut diatas, maka ketercapaian visi Kepala Desa dapat diuraikan sebagai berikut :

Makin kuatnya kelembagaan pemerintahan desa.

a. Makin meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan.

b. Makin baiknya kebijakan-kebijakan pemerintah desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa.

c. Makin baiknya kualitas pembangunan desa.

d. Makin meningkatnya kesejahteraan kehidupan dari masyarakat

Dari uraian tersebut diatas, maka ketercapaian visi Kepala Desa dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Makin kuatnya kelembagaan pemerintahan desa.

(29)

c. Makin baiknya kebijakan-kebijakan pemerintah desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa.

d. Makin baiknya kualitas pembangunan desa.

e. Makin meningkatnya kesejahteraan kehidupan dari masyarakat

f. Makin meningkatnya sikap gotong-royong dalam mewujudkan cita-cita desa.

g. Mencerminkan masyarakat Blambangan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5.2 Misi

Misi dalam hal ini adalah misi Kepala Desa. Misi pada dasarnya merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari visi. Misi merupakan bidang bidang yang akan diarungi untuk menuju tercapainya visi yang telah ditetapkan. Misi juga berapa output output yang pernah diciptakan terlebih dahulu untuk mewujudkan visi. Misi pada dasarnya merupakan beban yang akan dipikul dan diselesaikan agar visi dapat terwujud.

Untuk mewujudkan visi Kepala Desa sebagaimana rumusan dimuka, maka dirumuskan misi (beban kinerja yang harus dilaksanakan) sebagai berikut : 1. Tercapainya kesejahteraan lahir dan bathin;

2. Terwujudnya keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat desa;

3. Keimanan dan ketaqwaan yang kuat sebagai pegangan hidup masyarakat; 4. Memupuk rasa gotong-royong dan kebersamaan sebgai sendi dasar

kehidupan bermasyarakat di desa;

5. Mampu menjaga kelestarian sumber daya desa dengan dikelola dan dikembangkan untuk kemajuan desa.

6. Menyelenggarakan pemerintahan desa yang efisien, efektif, dan bersih dengan mengutamakan masyarakat .

7. Meningkatkan sumber sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan desa.

8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa.

9. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.

10. Mengembangkan perekonomian desa.

11. Menciptakan rasa aman, tentram, dalam suasana kehidupan desa yang demokratis dan agamis.

(30)

Rumusan Misi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Misi 1 : Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan masyarakat desa yang demokrasi dan agamis. Pembangunan demokrasi umumnya akan menyentuh lapangan antara lain politik/ kekuasaan, hak dan kewajiban serta HAM. Sedangkan pembangunan di bidang keagamaan adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang agamis yang akan bermuara pada terbentuknya moral masyarakat yang tinggi. Namun demikian 2 kehidupan tersebut tidak bisa berkembang manakala selalu ada gangguan baik gangguan alam maupun konflik dalam masyarakat atau dengan kata lain masyarakat tidak ada rasa aman dan tentram. Selain itu rasa aman dan tentram juga mendorong produktivitas masyarakat lebih tinggi. Menyelenggarakan pemerataan desa yang efisien, efektif dan bersih. Tujuan pemerintah secara garis besar ada 3 hal yaitu membina/ mengembangkan, membangun/ memberdayakan dan melindungi seluruh masyarakat. Untuk mewujudkan 3 tujuan tersebut maka diciptakan suatu kelembagaan pemerintahan yang mengacu kepada prinsip prinsip manajemen antara lain efisien dan efektif serta prinsip “Clean Government” yaitu pemerintah yang bersih, oleh karena itu aparat pemerintah desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus secara profesional, produktif, dan transparan serta akuntabel.

Misi 2 : Meningkatkan sumber sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan Desa. Dana bagi penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan elemen yang mutlak harus ada. Visi dan Misi tidak akan terwujud tanpa tersedianya dana. Oleh karena itu pemerintahan yang kuat ditandai oleh cukup dan beragamnya sumber-sumber dana yang dimilikinya.

Tujuan pokok dalam kaitannya dengan penyediaan sumber dana adalah mengembangkan sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan desa dengan menggali, mengoptimalkan pendapatan asli desa dan menggerakkan swadaya masyarakat desa serta melakukan koordinasi dengan pemerintah atas desa.

Misi 3 : Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa.

Pembangunan pada dasarnya merupakan tugas pemerintah dan masyarakat. Dalam alam demokrasi diharapkan peranan masyarakat lebih dominan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Sebagai upaya

(31)

menuju sasaran tersebut, maka salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat lebih terprogram dan terarah. Di sisi lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat perlu kemitraan dengan pihak lain. Kemitraan tidak hanya akan memperkuat dalam hal pendanaan, tetapi dalam kemitraan akan terjadi transfer pengetahuan, teknologi dan manajemen yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas usaha. Misi 4 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan desa

yang berkelanjutan

Pembangunan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara sumber daya, teknologi dan kebijakan. Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sebagai sumber daya sekaligus sebagai pengambil manfaat dari pembangunan maka diperlukan manusia-manusia yang cerdas dan memiliki moral yang tinggi. Upaya kongkrit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain dengan meningkatkan pendidikan, kesehatan dan pendapatannya.

Misi 5 : Mengembangkan perekonomian desa

Salah satu masalah yang mendasar yang dihadapi dalam pembangunan desa, sebagai dampak krisis ekonomi adalah besarnya tingkat pengangguran yang bermuara dengan makin meningkatnya jumlah penduduk miskin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan mendasar tersebut adalah menggerakkan sektor perekonomian desa dengan memperluas akses masyarakat desa ke sumber sumber daya produktif, untuk pengembangan usaha seperti lahan, prasarana sosial ekonomi, permodalan, informasi, teknologi dan pasar.

Dari uraian tersebut diatas, maka pencapaian misi Kepala Desa dapat diindikasikan sebagai berikut :

a. Keimanan dan ketaqwaan sebagai pegangan hidup

b. Peningkatan sumber daya manusia sesuai kemajuaan jaman

c. Pengelolaan sumber daya desa sebagai faktor yang mendukung pembangunan

d. Pelestarian azaz gotong-royong masyarakat

e. Koordinasi pemerintahan desa dan kelembagaan desa

(32)

g. Saling memahami antara kebutuhan pembangunan dan kemampuan desa yang tersedia

h. Terselenggaraanya tugas-tugas pemerintahan desa secara efektif.

i. Tersusunya program-program pembangunan desa secara efektif dan efisien j. Penggunaan dana yang makin terarah dan efisien/ benar

k. Terlaksanaanya pengawasan melekat yang efektf.

l. Meningkatnya jumlah dan keragaman sumber - sumber pendanaan desa. m. Meningkatnya kemandirian masyarakat, terutama dalam bidang pendanaan

pembangunan.

n. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. o. Meningkatnya kemampuan masyarakat mengakses ke sumber-sumber daya

termasuk informasi.

p. Meningkatnya usaha kemitraan yang dilakukan oleh masyarakat. q. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat.

r. Meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat.

s. Berkembangnya produktivitas sektor pertanian dan sektor sektor rill ekonomi desa.

5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Desa

Arah kebijakan pembangunan desa merupakan kebijakan yang berkaitan dengan program Kepala Desa terpilih sebagai arah bagi aparat pemerintah desa, guna mencapai kinerja sesuai tugas dan fungsinya. Arah kebijakan desa, pada umumnya akan memuat arahan-arahan yang berorientasi pada :

1. Peningkatan produktifitas sector riil ekonomi desa 2. Peningkatan kelembagaan pemerintahan desa

3. Peningkatan peran lembaga-lembaga kemasyarakaan desa sebagai mitra pemerintah desa.

4. Peningkatan kualitas prasarana terhadap umum/kenyamanan. 5. Peningkatana infrastruktur ekonomi desa

6. Peningkatan peran serta masyarakat. 7. Peningkatan iman, taqwa dan moral

8. Peningkatan perlindungan anak terlantar, penyandang masalah social ekonomi dan sejenisnya.

9. Peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat. 10. Peningkatan aktivitas dan kreativitas pemuda.

11. Peningkatan keamanan dan ketertiban/ ketentraman dan kewaspadaan terhadap bencana.

(33)

12. Peningkatan kualitas informasi dan komunikasi.

13. Peningkatan budaya/ gerakan efisien, efektivitas, disiplin, berprestasi. 14. Peningkatan kualitas lingkungan.

15. Peningkatan kesempatan kerja/ lapangan kerja. 16. Kecukupan energi dan air besih.

17. Peningkatan peran gender. 18. Penguasaan informasi teknologi.

Secara rinci arah kebijakan umum beberapa sektor penting adalah sebagai berikut :

1. Pertanian

Arah kebijakan umum pembangunan pertanian adalah kecukupan pangan, penganekaragaman komoditas, fasilitasi pemberdayaan petani miskin dan peningkatan pendapatan petani.

2. Pendidikan

Arah kebijakan umum pembangunan pendidikan adalah peningkatan melek huruf, khususnya wajib belajar 9 tahun dan fasilitasi sarana dan prasarana pendidikan .

3. Kesehatan

Arah kebijakan umum pembangunan kesehatan adalah penurunan angka kematian kasar (bayi dan ibu hamil). Peningkatan gizi anak, peningkatan kesehatan lingkungan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama keluarga miskin.

4. Perekonomian Desa

Arah kebijakan umum perekonomian desa adalah peningkatan lapangan kerja, penganekaragaman usaha ekonomi dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan pemanfaatan potensi ekonomi desa yang berkelanjutan.

5. Lingkungan hidup

Arah kebijakan umum pengembangan lingkungan hidup adalah peningkatan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup ditingkat desa.

6. Pemerintahan Desa

Arah kebijakan umum kegiatan pemerintahan desa adalah penataan kelembagaan pemerintah desa, peningkatan kinerja aparatur pemeintah desa, efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan desa, penguatan dalam pendanaan dan peningkatan pelayanan msyarakat.

7. Sosial budaya

(34)

a. Terbentuknya masyarakat yang inovatif, kreatif dan informatif.

b. Terbentuknya masyarakat yang tentram, tertib dan disiplin, beretos kerja tinggi, agamis dan bermoral.

c. Peningkatan peran wanita dalam pelaksanaan pembangunan desa. d. Terbentuknya masyarakat yang bebas dari gangguan alam dan penyakit sosial.

e. Pemeliharaan adat istiadat dan seni budaya asli daerah 8. Agama

Arah kebijakan umum dalam kehidupan beragama, bermasyarakat mencerminkan kerukunan hidup beragama

5.4. Arah Kebijakan Keuangan Desa

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik desa sehubungan dengan pelayanan hak dan kewajiban desa.

Implementasi keuangan desa setiap tahun dituangkan dalam peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). APB Desa merupakan alat akuntabilitas dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan desa.

A. Arah Pengelolaan Pendapatan Desa

Perkembangan realisasi pendapatan desa 5 (lima) tahun sebelumnya, Tahun Anggaran 2011 s.d 2015 dapat dilihat tabel berikut, sebagai contoh :

Tabel 1.

REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DESA TAHUN 2011 s.d 2015

NO URAIAN

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 PENDAPATAN DESA 2.540.088.500 2.006.135.100 2.752.432.800 2.279.751.000 2.969.206.536

Pendapatan asli desa 1.147.490.000 1.295.310.000 1.447.720.000 1.316.213.000 2.118.956.736 - Hasil usaha desa 2.350.000 750.000 500.000 10.500.000 3.245.000 - Hasil tanah kas desa 361.700.000 361.700.000 370.100.000 394.750.000 505.175.000 - Hasil swadaya

masyarakat 650.980.000 800.980.000 905.500.000 708.650.000 718.038.744 - lain-lain PAD yang sah 132.460.000 131.880.000 171.620.000 202.313.000 889.347.992

2. Bagi Hasil Pajak

Kabupaten 1.500.000 1.500.000 11.898.000 5.317.173

3. Bagi Hasil Retribusi

(35)

4. Bagian dari Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten

546.790.000 287.303.000

5. Bantuan dari Pemerintah

Provinsi dan Kabupaten 1.331.573.400 708.825.100 1.210.814.000 410.848.000 272.500.000

6. Hibah 82.000.000

7. Sumbangan dari Pihak

Lain

Mengamati tabel diatas nampak bahwa pendapatan asli desa dalam kurun waktu 5 tahun mengalami peningkatan rata-rata setiap tahunnya 10%. Kemampuan pendapatan adalah desa dalam menopang APBD hanya 45,17 % dari ketentuan total untuk membiayai pembangunan. Dengan demikian pembiayaan pembangunan desa sangat membutuhkan kucuran dari pemerintah baik tingkat kabupaten maupun tingkat pusat.

Sedangkan proyeksi pendapatan desa selama 5 tahun kedepan tampak pada tabel berikut :

Tabel 2.

PROYEKSI ANGGARAN PENDAPATAN DESA TAHUN 2016 S/D 2021 N O URAIAN TAHUN 2016 2017 2018 2019 20120 2021 1 PENDAPATAN DESA

Pendapatan asli desa 429.575.000 472.532.500 519.785.750 571.764.325 628.940.758 691.834.833

- Hasil usaha desa - Hasil tanah kas desa - Hasil swadaya masyarakat

- lain-lain PAD yang sah 229.130.000 252.043.000 277.247.300 304.972.030 335.469.233 369.016.156

2. Bagi Hasil Pajak Kabupaten 3. Bagi Hasil Retribusi

Kabupaten 14.953.000 16.448.300 18.093.130 19.902.443 21.892.687 24.081.956

4.

Bagian dari Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten

998.011.000 1.097.812.100 1.207.593.310 1.328.352.641 1.461.187.905 1.607.306.686

5. Bantuan dari Pemerintah

Provinsi dan Kabupaten 23.500.000 25.850.000 28.435.000 31.278.500 34.406.350 37.846.985 6. Hibah

7. Sumbangan dari Pihak Lain 70.000.000 77.000.000 84.700.000 93.170.000 102.487.000 112.735.700

Untuk memenuhi target pendapatan desa, maka arah kebijakan pengelolaan pendapatan desa sebagai berikut :

1. Menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan asli desa. 2. Memobilisasi potensi sumber dana masyarakat secara kelanjutan.

(36)

3. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintahan Kabupaten untuk meningkatkan pendapatan desa.

B. Arah Pengelolaan Belanja Desa

Pengelolaan Belanja Desa dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2011 s/d 2014) sebagai berikut :

Tabel 3.

REALISASI ANGGARAN BELANJA DESA DESA EMPAT TAHUN TERAKHIR

TAHUN 2011 s/d 2014

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

1 Belanja Tidak

Langsung 2.195.388.500 1.661.435.100 2.369.482.800 1.776.393.172

2 Belanja Langsung 344.700.000 344.700.000 382.950.000 377.475.000

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pos pembelanjaan selama 5 (lima) terakhir mengalami kenaikan rata rata setiap tahunnya sebesar 7 % sedangkan proyeksi belanja desa untuk 5 (lima) tahun kedepan pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4

PROYEKSI ANGGARAN BELANJA DESA DESA BLAMBANGAN TAHUN 2016 S/D 2021 N O URAIAN TAHUN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 2 3 4 5 6 7 I BELANJA TIDAK LANGSUNG 955.046.000 1.050.550.600 1.155.605.660 1.271.166.226 1.398.282.849 1.538.111.133 1 Belanja Pegawai/ Penghasilan Tetap 2 Belanja Subsidi 3 Belanja Hibah 4 Belanja Bantuan Sosial 5 Belanja Bantuan

Keuangan

6 Belanja Tak Terduga

1 2 3 4 5 6 7 I I BELANJA LANGSUNG 813.520.000 894.872.000 984.359.200 1.082.795.120 1.191.074.632 1.310.182.095 1 Belanja Pegawai/ Honorarium 2 Belanja Langsung 3 Belanja Tidak Langsung

Agar pengelolaan belanja desa dapat efisien, dan efektif arah pengelolaan belanja desa ditetapkan sebagai berikut :

(37)

1. Belanja desa diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.

2. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan desa digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban desa yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

3. Belanja desa disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisien penggunaan anggaran.

4. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi desa, pemerintah desa supaya memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa melalui pemberdayaan masyarakat dan investasi di desa, termasuk investasi bidang pendidikan.

5. Penyusunan belanja desa diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas desa dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan desa yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh desa harus diukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6. Alokasi Dana Desa diperuntukan mendanai pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada upaya pengentasan kemiskinan.

7. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan reboisasi hutan dan lahan, pemerintahan desa supaya mengalokasikandana untuk reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman serta pembuatan bangunan konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif.

4.2.2 Potensi dan Masalah a. Potensi

Berbagai potensi yang ada di Desa Blambangan yang antara lain: Sumber Daya Manusia yang cukup, Sumber Daya Alam masih banyak yang belum dimanfaatkan, dsb.

(38)

Mendasarkan kondisi objektif di daerah dan desa masih menunjukan banyaknya masalah dan tantangan dalam pelaksanaan pembangunan desa Blambangan. Isue startegis yang harus segera diatasi adalah meliputi : 1) Masih tingginya pengangguran terbuka

2) Masih besarnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

3) Rendahnya produktivitas pertanian dalam arti luas dan belum terkelolanya sumber daya alam dan potensi energi secara optimal. 4) Kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat masih relatif rendah. 5) Penegakan hukum dan reformasi belum didukung secara optimal. 6) Belum memadainya kemampuan dalam menangani bencana.

7) Masih perlunya upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah khususnya di desa perbatasan dan wilayah terisolir.

8) Dukungan infrastruktur desa harus masih belum memadai. 4.2.3 Program Pembangunan Desa

Program pembangunan desa pada dasarnya merupakan instrumen untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Desa. Program kerja disusun berdasarkan visi dan misi kepala desa serta indikator pencapaian visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya dengan memperhitungkan gambaran umum kondisi desa, strategi pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa dan arah kebijakan umum yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 432 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan APB Desa, Perubahan APB Desa Pertanggungjawaban APB desa maka telah ditetapkan 5 (lima) prioritas pembangunan desa sebagai berikut :

1. Peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan.

Prioritas peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan difokuskan pada stabilisasi harga bahan pokok, mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin, penyempurnaan dan perluasan cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, peningkatan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar dengan memperhatikan desa-desa tertinggal dan terisolir. Pembangunan dan penyempurnaan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan dan pembangunan perdesaan.

2. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan.

Prioritas peningkatan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan difokuskan pada akselerasi penuntasan wajib belajar pendidikan dasar

(39)

sembilan tahun yang merata dan bermutu, peningkatan ketersediaan, kualitas dan kesejahteraan pendidik, peningkatan akses, pemerataan dan relevansi pendidikan menengah dan tinggi yang berkualitas, peningkatan pendidikan diluar sekolah, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di desa terpencil dan tertinggal, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan anak balita, peningkatan pemanfaatan obat generik esensial, pengawasan obat, makanan dan keamanan pangan serta revitalisasi program keluarga berencana (KB).

3. Prioritas revitalisasi pertanian, perikanan, kehutanan dan

pembagunan perdesaan.

Difokuskan pada peningkatan produksi pangan, akses rumah tangga terhadap pangan, produktivitas, kualitas produk pertanian, perikanan, dan kehutanan, perluasan kesempatan kerja, diversifikasi ekonomi perdesaan, kualitas pengelolaan hutan dan lingkungan, pengembangan ekonomi perdesaan.

4. Pencepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan pengelolaan Sumber Daya Alam.

Prioritas percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan pengelolaan sumber daya alam difokuskan pada upaya untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan.

5. Peningkatan kualitas dan kinerja aparatur pemerintah desa .

Hal ini difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan managerial dan kemampuan teknis aparatur pemerintah desa dalam rangka peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Untuk pencapaian program tersebut telah ditetapkan 5 (lima) grand

strategic sebagai berikut:

1. Pembangunan bidang pendidikan

a. Penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. b. Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat.

c. Memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan. d. Pemberantasan buta aksara.

(40)

2. Pembangunan bidang ekonomi rakyat

a. Pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi desa. b. Memfasilitasi penyediaan dana yang cukup.

c. Pemberdayaan kelompok usaha ekonomi pedesaan dan koperasi d. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)

3. Pembangunan bidang kesehatan

a. Memfasilitasi kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama keluarga miskin, orang terlantar, dan orang jompo.

b. Memfasilitasi peningkatan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat desa.

c. Peningkatan kesehatan keluarga dan kwalitas kesehatan lingkungan. 4. Pembangunan Bidang Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur menyangkut peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur desa seperti air minum, jalan, jembatan, irigrasi untuk memperluas aktivitas perekonomian desa.

4.2.4 Strategi Pencapaian

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan desa 2016-2021, strategi pembangunan desa yang dilaksanakan meliputi :

4.2.4.1 Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik dan bersih (good governmence and clean governance).

4.2.4.2 Meningkatkan kwalitas kelembagaan pemerintahan desa. 4.2.4.3 Meningkatkan sumber-sumber pendanaan pembangunan desa.

4.2.4.4 Meningkatkan kualitas manajemen keuangan desa dan administrasi desa.

4.2.4.5 Meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan asset/ kekayaan desa. 4.2.4.6 Meningkatkan kualitas pelayanan umum

4.2.4.7 Meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat. 4.2.4.8 Meningkatkan fungsi kelembagaan dalam masyarakat.

4.2.4.9 Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyaraksat serta kewaspadaan terhadap bencana alam.

4.2.4.10 Meningkatkan kualitas lingkungan.

4.2.4.11 Memfasilitasi dalam meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan masyarakat desa.

4.2.4.12 Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan. 4.2.4.13 Meningkatkan kenyamanan menjalankan ibadah. 4.2.4.14 Meningkatkan kreatifitas dan produktifitas pemuda.

(41)

4.2.4.15 Meningkatkan infrastruktur sosial dan ekonomi pedesaan. 4.2.4.16 Meningkatkan budaya disiplin dalam masyarakat.

4.2.4.17 Meningkatkan ketaatan terhadap hukum peraturan.

4.2.4.18 Meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber daya termasuk komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Erikoisgeminaatio on vahvasti nykypuhekieleen liittyvä piirre alueilla, joissa se kuuluu murteeseen, mutta sen asema on kuitenkin heikentynyt tasaisesti 1990-luvulta varsinkin

diartikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, terbagi atas bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah vertikal dan horizontal

Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rumah dengan atap berbentuk lurus lebih banyak mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan

Sekarang, bila menu tidak ditampilkan, Anda dapat menekan tombol Select untuk mengganti pengaturan pembesaran (Magnify Level, Magnify Horizontal Position dan Magnify

Untuk mengatasi masalah tersebut maka uji statistik yang dianjurkan (uji yang tepat) dalam menganalisis beda lebih dari dua mean adalah uji ANOVA atau Uji F.. Prinsip uji Anova

Bila terjadi hal seperti tersebut di atas (nomor 4), Kelompok Tani Hutan “LIO MAJU” mengadakan Musyawarah Anggota sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Berbeda dengan jiritsugo yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti leksikal, fuzokugo tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti bila tidak dilengkapi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah