• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI MEDAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 1 dari 9

P U T U S A N

Nomor: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana Anak dalam tingkat banding menjatuhkan putusan dalam perkara :

1. Nama lengkap : Anak; 2. Tempat lahir : Bahlias;

3. Umur/tanggal lahir : 17 Tahun/20 April 1999; 4. Jenis kelamin : Laki-laki;

5. Kebangsaan : Indonesia;

6. Tempat tinggal : Dusun V Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara;

7. Agama : Islam; 8. Pekerjaan : Pelajar; Anak tidak dilakukan penahanan;

Anak didampingi oleh Penasihat Hukum Riadi, S.H., beralamat di Jalan Cut Nyak Dhien No. 5A Kisaran, Jalan Asahan KM. 4 No. 19 Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 270/Psk-Kum/2016 tanggal 8 September 2016;

Anak didampingi oleh orangtua; Pengadilan Tinggi tersebut; Setelah membaca:

- Penetapan a/n Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 41/PID.Sus-Anak/2016/PT MDN; tanggal 24 November 2016 tentang Penunjukan Hakim Tunggal untuk memeriksa dan mengadili perkara;

- Akta Permintaan Banding Nomor : 08/Akta.Pid/2016/PN Kis; tanggal 07 Novemver 2016;

- Salinan Resmi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran No.: 20/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kis; tanggal 03 November 2016;

- Hasil Penelitian Kemasyarakatan dan berkas perkara yang bersangkutan; Menimbang, bahwa Anak diajukan ke persidangan dengan dakwaan melakukan tindak pidana sebagai berikut :

Kesatu:

Bahwa Anak pada hari Sabtu tanggal 09 Januari 2016 sekira pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari 2016 bertempat dikebun kelapa sawit di Dusun IV Desa mangkai Lama Kecamatan

(2)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 2 dari 9

Lima Puluh Kabupaten Batu Bara atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran,

“Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan denganya atau dengan orang lain”, perbuatan tersebut

dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut :

Bahwa pada hari sabtu tanggal 09 Januari 2016 sekira pukul 20.00 wib, saksi korban (berdasarkan foto copy Ijazah SD No. DN-07 Dd 0221561 tanggal 12 Juni 2010 yang di tandatangani oleh Kepala Sekolah SD Negeri 017114 Lima Puluh an. Ruspita Situmorang yang mencantumkan saksi korban lahir pada tanggal 17 Agustus 1998, yang berarti bahwa pada waktu terjadinya tindak pidana saksi korban masih berusia 17 tahun) dijemput oleh Anak dirumah korban, kemudian Anak dan korban jalan-jalan di sekitar Desa mangkai Lama Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara, selanjutnya sekira pukul 21.30 wib korban mengajak Anak pulang kerumah akan tetapi Anak tidak mau, kemudian sekira pukul 22.30 wib Anak dan korban berhenti dikebun kelapa sawit di Dusun IV Desa mangkai Lama Kec. Lima Puluh kab. Batu Bara, lalu Anak mengancam korban dengan mengatakan “kalu kau gak ngelakuin, gak ku antar pulang kau “ dengan nada kuat, setelah itu Anak mendorong tubuh korban sehingga korban terjatuh ke tanah, kemudian Anak langsung membuka celana luar dan dalamnya dan membuka paksa celana luar dan dalam korban, lalu Anak langsung meniduri korban dan meremas-remas buah dada korban serta menciumi bibir korban, kemudian Anak memasukkan alat kelaminya kedalam kemaluan korban dan mengoyang-goyangkan pantatnya selama 5 (lima) menit sehingga korban merasa kesakitan, setelah merasa puas Anak mengeluarkan alat kelaminya dari alat kelamin korban dan Anak ada mengeluarkan cairan sperma kearah tanah, selanjutnya korban dan Anak memakai celana masing-masing, kemudian Anak mengantarkan saksi korban pulang kerumah saksi korban.

Sesuai Visum Et Repertum No: 160/VER/V/2016 tanggal 09 Mei 2016 Pukul 11.25 Wib, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. DEWI KARTIKA Dokter Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TEBING TINGGI setelah dilakukan pemeriksaan pada alat kelamin anak korban dijumpai :

 Bibir kemaluan besar tidak ada kelainan

 Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan

 Liang senggama tidak ada kelainan

 Selaput dara robek sampai dasar pada jam 3,7,11

 Sisa sperma tidak dijumpai

(3)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 3 dari 9

Dan kesimpulan: Selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Berdasarkan foto copy Kutipan Akta Kelahiran No. AL. 9640120539 tanggal 25 Maret 2014 yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Dukcapil Kab. Batu Bara an. Rusian Heri, S. Sos yang mencantumkan Anak lahir pada tanggal 20 April 1999, yang berarti bahwa pada waktu tindak pidana dilakukan Anak masih berusia 16 tahun.

Perbuatan Anak Sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 76 D Jo Pasal 81 Ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang sistem Peradilan Pidana Anak;

Atau, Kedua:

Bahwa Anak pada hari Sabtu tanggal 09 Januari 2016 sekira pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari 2016 bertempat dikebun kelapa sawit di Dusun IV Desa mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran,

“dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”,

perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut :

Bahwa pada hari sabtu tanggal 09 Januari 2016 sekira pukul 20.00 wib, saksi korban (berdasarkan foto copy Ijazah SD No. DN-07 Dd 0221561 tanggal 12 Juni 2010 yang di tandatangani oleh Kepala Sekolah SD Negeri 017114 Lima Puluh an. Ruspita Situmorang yang mencantumkan saksi korban lahir pada tanggal 17 Agustus 1998, yang berarti bahwa pada waktu terjadinya tindak pidana saksi korban masih berusia 17 tahun) dijemput oleh Anak dirumah korban, kemudian Anak dan korban jalan-jalan di sekitar Desa mangkai Lama Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara, selanjutnya sekira pukul 21.30 wib korban mengajak Anak pulang kerumah akan tetapi Anak tidak mau, kemudian sekira pukul 22.30 wib Anak dan korban berhenti dikebun kelapa sawit di DusunIV Desa mangkai Lama Kec. Lima Puluh kab. Batu Bara, lalu Anak mengancam korban dengan mengatakan “kalu kau gak ngelakuin, gak ku antar pulang kau “ dengan nada kuat, setelah itu Anak mendorong tubuh korban sehingga korban terjatuh ke tanah, kemudian Anak langsung membuka celana luar dan dalamnya dan membuka paksa celana luar dan dalam korban, lalu Anak langsung meniduri korban dan meremas-remas buah dada korban serta menciumi bibir korban, kemudian Anak memasukkan alat kelaminya

(4)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 4 dari 9

kedalam kemaluan korban dan mengoyang-goyangkan pantatnya selam 5 (lima) menit sehingga korban merasa kesakitan, setelah merasa puas Anak mengeluarkan alat kelaminya dari alat kelamin korban dan Anak ada mengeluarkan cairan sperma kearah tanah, selanjutnya korban dan Anak memakai celana masing-masing, kemudian Anak mengantarkan saksi korban pulang kerumah saksi korban.

Sesuai Visum Et Repertum No: 160/VER/V/2016 tanggal 09 Mei 2016 Pukul 11.25 Wib, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. DEWI KARTIKA Dokter Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TEBING TINGGI setelah dilakukan pemeriksaan pada alat kelamin anak korban dijumpai :

 Bibir kemaluan besar tidak ada kelainan

 Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan

 Liang senggama tidak ada kelainan

 Selaput dara robek sampai dasar pada jam 3,7,11

 Sisa sperma tidak dijumpai

 Perdarahan tidak dijumpai

Dan kesimpulan: Selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Berdasarkan foto copy Kutipan Akta Kelahiran No. AL. 9640120539 tanggal 25 Maret 2014 yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Dukcapil Kab. Batu Bara an. Rusian Heri, S. Sos yang mencantumkan Anak lahir pada tanggal 20 April 1999, yang berarti bahwa pada waktu tindak pidana dilakukan Anak masih berusia 16 tahun.

Perbuatan Anak Sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 81 Ayat (2) UU RI No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang sistem Peradilan Pidana Anak;

Menimbang bahwa, Penuntut Umum telah mengajukan tuntutan pidana yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan Anak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah serta dapat di pertangung jawabkan telah melakukan tindak pidana “melakukan

kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain” sebagaimana diatur

dan diancam pidana dalam dakwaan Kesatu Pasal 76 D Jo Pasal 81 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU RI No. 23 Tahun 2002 Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;

(5)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 5 dari 9

2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak dengan pidana penjara selama 2

(dua) tahun dan 6 (enam) bulandan pidana denda sebesar Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) diganti dengan Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan agar barang bukti yang berupa : - 1 (satu) potong celana jeans warna biru ;

- 1 (satu) potong celana dalam berwarna merah bergambar hello kitty

Dikembalikan kepada saksi korban;

4. Menetapkan agar Anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,- (tiga

ribu rupiah);

Menimbang bahwa, Anak/ Penasihat Hukum mengajukan pembelaan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa tidak ditemukan fakta atau saksi yang mengetahui apakah benar adanya persetubuhan secara paksa atau dengan pengancaman terhadap korban selain dari keterangan saksi korban;

- Bahwa Penasehat Hukum Anak menilai Surat Tuntutan Penuntut Umum yang menuntut agar Anak dipenjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan adalah kurang tepat dan kurang adil bagi Anak;

- Bahwa jika Anak dinyatakan bersalah agar kepada Anak tidak dijatuhi hukuman penjara;

Menimbang bahwa, Pengadilan Negeri Kisaran telah menjatuhkan putusan Nomor : 20/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kis; tanggal 03 November 2016 dengan amar sebagai berikut :

1. Menyatakan Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “melakukan Kekerasan memaksa Anak

melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana dalam dakwaan

Alternatif Kesatu;

2. Menjatuhkan pidana kepada Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 8 (delapan) bulan dan pelatihan kerja selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) potong celana jeans warna biru ;

- 1 (satu) potong celana dalam berwarna merah bergambar hello kitty; Dikembalikan kepada Saksi Korban

4. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah);

(6)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 6 dari 9

Menimbang bahwa, setelah Pengadilan Tinggi Medan memeriksa akta permintaan banding dari Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) maupun permintaan banding Penuntut Umum menyimpulkan bahwa permintaan banding yang diajukan ABH maupun Penuntut Umum masih dalam tenggang waktu yang ditentukan Pasal 233 ayat (2) KUHAP dan diajukan menurut dan memenuhi syarat yang ditentukan peraturan perundangan yang berlaku maka secara formal dapat diterima;

Menimbang bahwa, meskipun ABH/ Penasihat Hukum dan Penuntut Umum mengajukan banding tetapi para pihak tidak mengajukan Memori Banding;

Menimbang bahwa, setelah menelaah salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 20/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kis, tanggal 03 November 2016 dan bekas lainnya, Pengadilan Tinggi Medan berpendapat sebagai berikut:

Menimbang bahwa, dalam Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 20/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kis, tanggal 03 November 2016, Hakim Tingkat Pertama menyatakan dakwaan ke satu Pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor. 35 tahun 2014 telah terpenuhi;

Menimbang bahwa, dalam pertimbangan hukum halaman 17 s/d halaman 19 Putusan Pengadilan Negeri Kisaran .Nomor : 20/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kis, tanggal 03 November 2016 Hakim Tingkat Pertama menyatakan unsur kedua Pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor. 35 tahun 2014 telah terpenuhi;

Menimbang bahwa, Pengadilan Tinggi Medan setelah menelaah alat bukti terutama keterangan saksi-saksi dan Terdakwa tidak sependapat dengan pertimbangan tersebut;

Menimbang bahwa, Pengadilan Tinggi Medan berpendapat bahwa terlalu sumir untuk mengkualifikasi perkataan ABH : Kalau kau nggak mau melakuin gak kuantar pulang kau; sebagai bentuk melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam pengertian Pasal 89 KUHP;

Menimbang bahwa, mendasarkan pertimbangan tersebut di atas Pengadilan Tinggi Medan berpendapat unsur ke dua tidak terpenuhi; oleh karena ABH harus dibebaskan dari dakwaan melakukan tindak pidana dalam dakwaan ke satu Pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor. 35 tahun 2014;

Menimbang bahwa, selanjutnya Penuntut Umum mengajukan dakwaan ke dua melakukan tindak pidana Pasal 81 ayat (2) Undang Undang Nomor. 35 tahun 2014 yang mengandung unsur sebagai berikut :

(7)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 7 dari 9

1. Setiap orang;

2. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk Anak;

3. Melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain;

Menimbang bahwa, unsur ke satu dan ke tiga Pengadilan Tinggi Medan sependapat dengan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama bahwa ke dua unsur tersebut telah terpenuhi maka Pengadilan Tinggi Medan mengambil alih sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi menyatakan unsur ke satu : setiap orang dan unsur ke tiga : melakukan persetubuhan dengannya telah terpenuhi;

Menimbang bahwa, selanjutnya unsur ke dua : Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk Anak; pertimbangan Pengadilan Tinggi Medan sebagai berikut;

Menimbang bahwa, dari keterangan saksi-saksi, Terdakwa Pengadilan Tinggi Medan memperoleh fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa antara ABH dengan saksi korban sejak bulan Juli 2015 telah menjalin hubungan pacaran;

2. Bahwa waktu kejadian hari Sabtu tanggal 09 Januari 2016 berawal sekitar jam 20.00 wib ketika ABH datang ke rumah Korban, mengajak jalan-jalan sebagaimana umumnya waktu tersebut adalah waktu pacaran;

3. Bahwa ketika jalan-jalan ke kebun Kelapa sawit sudah masuk jam 22.30 wib terjadi persetubuhan antara ABH dengan korban karena tempat tersebut cukup terbuka sehingga bagi korban cukup kesempatan untuk menolak/ melawan;

4. Bahwa kata-kata yang diucapkan ABH kepada Korban : Kalau kau nggak mau melakuin gak kuantar pulang kau; selanjutnya terjadi hubungan persetubuhan;

5. Bahwa setelah kejadian ada pembicaraan antara keluarga korban dengan keluarga ABH yang mana ada kesepakatan untuk melangsungkan pertunangan lebih dahulu dan setelah selesai sekolah akan dilangsungkan pernikahan antara ke duanya;

6. Bahwa ternyata pernikahan batal dengan alasan korban berperilaku buruk lalu ada kesanggupan dari keluaga ABH akan membayar upah-upah sebesar Rp 22,500,000; (dua puluh dua juta lima ratus rupiah) tetapi keluarga ABH tidak membayar upah-upah dengan alasan tidak ada uang;

(8)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 8 dari 9

Menimbang bahwa, mendasarkan fakta hukum di atas Pengadilan Tinggi Medan berpendapat unsur ke dua :Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk Anak; telah terpenuhi;

Menimbang bahwa, mendasarkan pertimbangan tersebut di atas semua unsur Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak telah terpenuhi;

Menimbang bahwa, selama persidangan tidak terungkap adanya alasan pemaaf maupun pembenar dan dakwaan ke dua Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak terbukti secara sah dan meyakinkan maka kepada ABH harus dijatuhi pidana; dan berdasarkan Pasal 222 KUHAP Anak dibebani membayar biaya perkara;

Menimbang bahwa, mendasarkan Pasal 79 ayat (2) Undang Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang SPPA maka minimum khusus tidak berlaku in casu ancaman pidana minimal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 81 Undang Undang Nomor. 35 tahun 2014 tidak berlaku karena pelaku tindak pidana masih dalam kategori Anak;

Menimbang bahwa, dalam hal pelaku tindak pidana adalah anak dan dengan ancaman pidana denda maka pidana denda tersebut di ganti dengan pelatihan kerja;

Menimbang bahwa, surat jaminan dari orang tua ABH sebagaimana terlampir dalam berkas Penyidikan tetap berlaku sehingga ABH tidak ditahan (Pasal 32 UU SPPA);

Mengingat, Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan ketentuan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

- Menerima banding ABH dan Penuntut Umum;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor :. 20/Pid.Sus-Anak/2016.PN Kis. Tanggal 03 November 2016; selanjutnya;

(9)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Puts. PT Medan. No.: 41/PID.SUS-ANAK/2016/PT MDN. Hal. 9 dari 9

MENGADILI SENDIRI

1. Menyatakan Anak, identitas tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya”;

2. Menjatuhkan hukuman kepada Anak dengan pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dan pelatihan kerja selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) potong celana jeans warna biru ;

- 1 (satu) potong celana dalam berwarna merah bergambar hello kitty; Dikembalikan kepada Saksi Korban

4. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dan diucapkan pada hari : Rabu, tanggal 30 November 2016, oleh MARYANA, SH., MH Hakim Anak Pengadilan Tinggi Medan dalam persidangan terbuka untuk umum dengan dibantu oleh :

FARIDA MALEM, SH Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Medan tanpa

dihadiri oleh: Penuntut Umum dan Anak/Penasihat Hukumnya.

Panitera Pengganti, Hakim Anak,

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan pengembangan bisnis Makassar New Port di lingkungan kerja Pelindo IV (Persero) memiliki tantangan dan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh pihak manajemen, hal

Penjelasan yang dapat diberikan terhadap hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini yaitu 100% atau 19 siswa sudah mencapai tingkat keberhasilan sesuai

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dapat digunakan sebagai tempat melakukan praktikum atau penelitian baik bagi dosen maupun mahasiswa biologi F MIPA UNUD1. Bagi mahasiswa / dosen

Namun penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini juga memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang ditulis dalam jurnal tersebut dalam hal fokus dari jenis

Prinsip dari penggolongan darah ini adalah : Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat aglutinasi yaitu penggumpalan sel darah merah akibat reaksi

kebutuhan tenaga di nit Rekam (edis. Dar Dari )uar Rum i )uar Rumah Sak ah Sakit Bha- it Bha-an$k an$kara A ara Ant2n S2 nt2n S2e&ja e&jar*27 r*27 (external

Secara umum karakteristik pembeda sistem biometrika dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: karakteristik fisiologis atau fisik (physical characteristic), yang merupakan

Hasil identifikasi menunjukkan hasil fraksinasi ekstrak n-heksan klika anak dara (Croton oblongus Burm F.) positif mengandung senyawa flavonoid, terpenoid dan fenolik.. Kata