• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU A. Sejarah Singkat. - Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU A. Sejarah Singkat. - Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU

A. Sejarah Singkat.

Pada pasal 2 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri. Nomor 20 Tahun

2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan

Terpadu di Daerah, dinyatakan: “Dalam rangka meningkatkan pelayanan

masyarakat dibidang Perizinan, dibentuk unit pelayanan perizinan terpadu

dengan sebutan Badan atau Kantor “ dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2 dijelaskan bahwa pembentukan Badan atau Kantor dimaksud ditetapkan

dengan Peraturan Daerah.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka dalam Peraturan Daerah no 6

Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi

Sumatera Utara, ditetapkan 6 ( enam ) Lembaga lain Provinsi Sumatera Utara.

Pada pasal 9 Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu adalah merupakan unsur Perangkat Daerah yang

mempunyai kewenangan dibidang perizinan atas nama Kepala Daerah

berdasarkan pendelegasian wewenang dari Kepala Daerah.

Selanjutnya, sesuai dengan pasal 10 ayat 3 Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara No. 6 Tahun 2009 tersebut diatas, yang menyatakan bahwa “

Rincian tugas, fungsi dan uraian tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara, akan diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan

(2)

Sesuai ketentuan pasal 10 ayat 3, Peraturan Daerah tersebut diatas,

ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2011 tentang uraian tugas,

fungsi, dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara.

Pada pasal 2 dari Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2011 tersebut

dinyatakan bahwa Badan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan secara terpadu

dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan

kepastian meliputi ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non

perizinan, standarisasi, dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian

Dengan pembentukanBadan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, maka penyelenggaraan perizinan, mulai dari tahap

permohonan sampai ketahap penerbitan dokumen izin, dilakukan secara

terpadu dalam suatukantor/tempat. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan

perizinan menjadi lebih lancar, lebih cepat, lebih transparan dan lebih sesuai

dengan kepentingan peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan

pelayanan kepada investor, pengembangan sektor riil serta pemberdayaan

usaha mikro, kecil, dan menengah.

Untuk memberdayakan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara telah menerbitkan Peraturan

Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Pendelegasian

Kewenangan Pelayanan Perizinan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(3)

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014 Tentang

Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizininan dan Non Perizinan kepada

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.

Mengacu kepada ketentuan yang ada, pada Bab I Ketentuan Umum, pasal

1 ayat 12 dinyatakan: “ Pelayanan perizinan terpadu adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan

hak-hak sipil setiap warga Negara dan penduduk atas pelayanan administrasi

perizinan dan non perizinan yang proses penggolongannya dimulai dari tahap

permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen izin, dilakukan secara

terpadu dalam satu pintu dan dalam satu tempat”. Selanjutnya, pada ayat 15 dinyatakan: Perizinan adalah pemberian utilitas kepada seseorang atau badan

hukum dalam bentuk izin”.

B. Struktur Organisasi dan Personalia.

Bagan organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ( BPPT ) Sumatera

Utara,sesuai dengan pasal 10 ayat 2 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

No. 6 Tahun 2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi

Sumatera Utara, padalampiran IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan

(4)

Gambar 2.1

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ProvSu

Selanjutnya tentang Sumber Daya Manusia, menurut data Laporan

Profil PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) se Sumatera Utara tahun 2012,

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara ( BPPTPSU )

memiliki 66 ( enam puluh enam ) orang pegawai, yang sebagian besar telah

memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Perizinan Terpadu,

(5)

Tabel 1.2

SUMBER DAYA MANUSIA

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) PROVINSI SUMATERA UTARA (PER OKTOBER 2012)

NO URAIAN Jumlah

1. Jumlah Pegawai 66 orang

2. Kualifikasi Menurut Pendidikan:

S3 -

3. Kualifikasi Menurut Golongan:

IV 9 orang

III 38 orang

II 18 orang

I

4. Kualifikasi Menurut Eselon Jabatan:

(6)

Sumber: Laporan Profil Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP ) se Sumatera Utara Tahun 2012 hal 4-5.

Sementara menurut Data Daftar Hadir per tanggal 4 Februari 2015.

Jumlah pegawai adalah 76 (tujuh puluh enam) orang.

C. Job Description.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2011 tentang Uraian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, menetapkan uraian tugas, fungsi dan Tata Kerja dari jabatan

yang terdapat dalam Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara, yaitu:

1. Kepala Badan.

2. Kepala Bagian Tata Usaha.

3. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan.

4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan.

5. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi.

6. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian.

Untuk kepentingan efesiensi, maka dalam hal ini akan dikutip

ketentuan tentang Tugas masing-masing Jabatan tersebut diatas sementara

tentang Fungsi dan uraian tugas tidak diuraikan dalam tulisan ini. Oleh

karena itu, maka secara berurutan akan diuraikan tugas dari

masing-masing sebagai berikut:

1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara mempunyai

(7)

administrasi dibidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

2. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara

mempunyai tugas untuk menggerakkan organisasi. Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Sumatera Utara, dengan kewewenangan (pasal 3 PerGub

No. 29 Tahun 2014):

a. Menerapkan prinsip pelayanan public yang mudah, sederhana, cepat,

transparan, dan bermutu.

b. Menerapkan mekanisme perizinan dan non perizinan, mulai dari

permohonan sampai dengan penyerahan perizinan dan non perizinan

kepada Pemohon yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur

(SOP).

c. Menyampaikan tembusan perizinan dan non perizinan kepada SKPD

terkait.

d. Menyampaikan Laporan pelayanan perizinan dan non perizinan setiap

bulan kepada Gubernur dan Instansi terkait lainnya.

3. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pengelolaan urusan

umum dan kepegawaian, keuangan dan program, pelaporan serta

dokumen.

(8)

a. Kepala sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan,, dengan tugas antara lain:

- Melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar,

norma, criteria, mekanisme dan prosedur penyelenggaraan urusan

keuangan.

- Melaksanaan pencatatan, penatausahaan, dan pembukuan keuangan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Melaksanakan pembayaran gaji dan tunjangan penghasilan

pegawai pada lingkup Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

c. Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumen.

4. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan administrasi/ketatausahaan

di bidang pelayanan Non Perizinan.

5. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas membantu Kepala

Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang

ketatausahaan/keadministrasian urusan pelayanan perizinan.

6. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan/administrasi

dibidang Standarisasi dan Sosialisasi serta Kemitraan.

7. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas

membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang

(9)

D. Jaringan Kegiatan

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Iklim

Investasi, dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,

mengurangi kesenjangan daya saing di bidang investasi serta

mengkondusifkan iklim investasi di Indonesia melalui penyederhanaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Melalui PTSP diharapkan kondisi perizinan menjadi lebih baik

sehingga dapat meningkatkan minat investor dan meningkatkan

pengembangan sektor riil serta pemberdayaan usaha mikro, kecil dan

menengah dengan daya saing yang kompetetif. Meskipun, pada dasarnya

pengembangan PTSP baru menyentuh restorasi di bidang birokrasi perizinan

dengan sasaran pada penyederhanaan prosedur perizinan.

Pada konsepnya, penyelenggaraan PTSP adalah kegiatan

penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dari

mulai tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan dokumen, dilakukan

secara terpadu dalam satu tempat. Terkait reformasi di bidang birokrasi

perizinan, PTSP telah memenuhi sasaran penyederhanaan percepatan waktu,

sistem dan prosedur, persyaratan serta biaya. Sistem pelayanan perizinan yang

baik, transparan, demokratis, efisien dan efektif serta sederhana diatur di

dalam Permendagri No.24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan

(10)

Provinsi Sumatera Utara beserta daerah Sumatera lainnya telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil

tambang serta lumbung energi. Hal ini dilakukan untuk mencapai target

pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 sebesar 6,7 persen hingga 7,7 persen di

tahun 2014. Untuk mendukung pemerintahan pusat, Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara melalui Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2011 tentang

Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara telah melimpahkan 56 jenis perizinan kepada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara demi meningkatkan

investasi yang merupakan kunci pembangunan ekonomi nasional dan daerah.

Selanjutnya diharapkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta

seluruh instansi terkait dapat mendukung kinerja BPPT Provsu sebagai PTSP

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan

penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat

pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang

memiliki kewewenangan perizinan dan non perizinan yang proses

pengolahannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya

dokumen, dilakukan dalam satu tempat.

Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPPT) Provinsi Sumatera Utara tertuang di dalam Peraturan Gubernur

(11)

Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara. BPPT

memiliki tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan

administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian meliputi

ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non perizinan, standarnisasi

dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian.

BPPT Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi: (1)

Penyelenggaraan penyusunan program Badan; (2) Penyelenggaraan pelayanan

administrasi perizinan; (3)Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan

perizinan;(4)Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan; (5)

Penyelenggaran pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

perizinan; (6) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur

melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas, Kepala Badan dibantu oleh Kepala

Bagian Tata Usaha yang membawahi Kepala Sub Bagian Kepegawaian,

Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumentasi, Kepala Sub Bagian

Keuangan. Kemudian dibantu pula oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan,

Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan, Kepala Bidang Standarnisasi dan

Sosialisasi (membawahi Kepala Sub Bidang Standarnisasi dan Kepala Sub

Bidang Sosialisasi) serta Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian

(membawahi Kepala Sub Bidang Pengawasan dan Evaluasi serta Kepala Sub

(12)

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Negara

PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013

Tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan

Kinerja Tahun 2013, maka sesuai pula dengan Surat Sekretaris Daerah

Provinsi Sumatera Utara Nomor 061/157 Tanggal 8 Januari 2014 Tentang

Penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Dana Tahun 2013, Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara telah menyampaikan

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2013.

Dari LAKIP Badan Pelayanan Perizinan Provinsi Ssumatera Utara Tahun

2013, dapat diketahui Kinerja Instansi tersebut sebagai berikut:

1. Visi: Pelayanan Perizinan yang Ramah, Nyaman, Mudah, Sederhana,

Cepat, Berkualitas dan Transparan.

(13)

a. Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya

Manusia Pelayanan Perizinan Terpadu.

b. Mengembangkan Prosedur dan Standarnisasi Pelayanan Perijinan

Terpadu.

c. Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi.

d. Meningkatkan Pelayanan Administrasi dan Pembinaan Perijinan.

e. Meningkatkan koordinasi proses pelayanan Perijinan.

f. Mengembangkan Administrasi Pelayanan Perizinan dan Penanganan

Pengaduan.

g. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

Perijinan.

Sesuai dengan visi dan misi tersebut, ditetapkan berbagai

program/kegiatan Badan Pelayayan Perizinan Terpaadu Provinsi Sumatera

Utara dengan prioritas kepada program peningkatan pelayanan perizinan dan

pengawasan pelayanan perizinan terpadu.

Capaian kinerja untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun

2013, rata-rata mencapai 100%, namun untuk beberapa kegiatan tidak dapat

dilaksanakan karena terkena “ rationalisasi” seperti kegiatan Penyusunan

Rancangan Revisi Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 5 Tahun 2011,

Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang hubungan kerja

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur

(14)

Dari sisi Akuntabilitas Anggaran, capaian kinerjanya adalah rata-rata di

atas 90%. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan tidak memenuhi pencapaian

target kinerja, adanya rationalisasi anggaran dan disebabkan belum seluruh

kegiatan dapat digambarkan secara kuantitatif dan terukur.

F. Rencana Kegiatan

Rencana/Program Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, setiap tahunnya tetap ditetapkan, yang dimaksudkan untuk

dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

program dan kegiatan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kerja.

Selanjutnya, setiap Rencana Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara, senantiasa disusun dan ditetapkan dengan mengacu

kepada Dokumen Rencana Penganjuran Jangka Panjang (RPJP), Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara.

Sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010,

yang menyatakan bahwa program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber

pendapatan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Rencana Strategi SKPD

dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RK-SKPD), disusun

(15)

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka Peraturan

Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014, tentang Pendelegasian

Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, menetapkan jenis-jenis perizinan,

yang menjadi Kewenangan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Sumatera

Utara, meliputi:

1. Bidang Perhubungan, terdapat 7 jenis Perizinan.

2. Bidang Kelautan dan Perikanan terdapat 1 jenis Perizinan.

3. Bidang Kehutanan, terdapat 4 jenis Perizinan.

4. Bidang Lingkungan Hidup, terdapat 1 jenis Perizinan.

5. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, terdapat 5 jenis Perizinan.

6. Bidang Kesehatan, terdapat 4 jenis Perizinan.

7. Bidang Bina Niaga, terdapat 4 jenis Perizinan.

8. Bidang Perhubungan:

a. Darat, terdapat 7 jenis Perizinan.

b. Udara, terdapat 1 jenis Perizinan.

c. Laut, terdapat 7 jenis Perizinan.

9. Bidang Komunikasi dan Informatika, terdapat 9 jenis Perizinan.

10.Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdapat 5 jenis Perizinan.

11.Bidang Pertambangan dan Energi, terdapat 9 jenis Perizinan.

12.Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, terdapat 8 jenis Perizinan.

(16)

Sesuai dengan Kewenangan tersebut, maka sejak Tahun 2013’ Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu melaksanakan 7 Program dan 78 Kegiatan,

sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 10 kegiatan.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 10 kegiatan.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan 1 kegiatan.

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan 1

kegiatan.

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan, dengan 8 kegiatan.

6. Program Peningkatan Pelayanan Perizinan, dengan 35 kegiatan.

Gambar

Gambar 2.1 Gambar 2.1
Tabel 1.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Referensi

Dokumen terkait

Organisasi BEM FKIP 2016, serta HMP Pendidikan Matematika 2015 yang telah mendampingi saya dalam segala penelitian yang pernah saya lakukan, terutama rasa ucap

Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, kira-kira 250 tahun yang lalu, zaman dimana Nobita Nobi, leluhur keluarga ini, masih hidup di Tokyo.Misi

*) Kolom Tahun Pajak agar dibuat untuk 2 tahun, yaitu lahun saat pemindahan WP dan tahun sebelumnya Adapun kolom Tahun Pajak Berjalan ya ng telah dibuat pada checklist ini adalah

Whole brain model LOGICAL ANALYTICAL QUANTITATIVE FACT BASED HOLISTIC INTUITIVE SYNTHESIZING INTEGRATING PLANNED ORGANIZED DETAILED

Wave migration is a technique in which the reflectivity of the Earth is interpreted by extrapolating the fields measured on the surface into the ground. The motivation of this paper

Dengan adanya website ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kejahatan yang terjadi di negara Republik Indonesia dengan mencegah seseorang untuk melakukan tindak kejahatan

Dari data tersebut diperoleh 42 anak balita penderita gizi buruk (kasas) dan 42 auak balita dengan statusgizi baiksebagai kontrol. Status gizi ditentukan berdasarkan

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA