BAB II
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU
A. Sejarah Singkat.
Pada pasal 2 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri. Nomor 20 Tahun
2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan
Terpadu di Daerah, dinyatakan: “Dalam rangka meningkatkan pelayanan
masyarakat dibidang Perizinan, dibentuk unit pelayanan perizinan terpadu
dengan sebutan Badan atau Kantor “ dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2 dijelaskan bahwa pembentukan Badan atau Kantor dimaksud ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka dalam Peraturan Daerah no 6
Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi
Sumatera Utara, ditetapkan 6 ( enam ) Lembaga lain Provinsi Sumatera Utara.
Pada pasal 9 Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu adalah merupakan unsur Perangkat Daerah yang
mempunyai kewenangan dibidang perizinan atas nama Kepala Daerah
berdasarkan pendelegasian wewenang dari Kepala Daerah.
Selanjutnya, sesuai dengan pasal 10 ayat 3 Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara No. 6 Tahun 2009 tersebut diatas, yang menyatakan bahwa “
Rincian tugas, fungsi dan uraian tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Provinsi Sumatera Utara, akan diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan
Sesuai ketentuan pasal 10 ayat 3, Peraturan Daerah tersebut diatas,
ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2011 tentang uraian tugas,
fungsi, dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera
Utara.
Pada pasal 2 dari Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2011 tersebut
dinyatakan bahwa Badan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan secara terpadu
dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan
kepastian meliputi ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non
perizinan, standarisasi, dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian
Dengan pembentukanBadan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Sumatera Utara, maka penyelenggaraan perizinan, mulai dari tahap
permohonan sampai ketahap penerbitan dokumen izin, dilakukan secara
terpadu dalam suatukantor/tempat. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan
perizinan menjadi lebih lancar, lebih cepat, lebih transparan dan lebih sesuai
dengan kepentingan peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan
pelayanan kepada investor, pengembangan sektor riil serta pemberdayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah.
Untuk memberdayakan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara telah menerbitkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Pendelegasian
Kewenangan Pelayanan Perizinan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizininan dan Non Perizinan kepada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.
Mengacu kepada ketentuan yang ada, pada Bab I Ketentuan Umum, pasal
1 ayat 12 dinyatakan: “ Pelayanan perizinan terpadu adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan
hak-hak sipil setiap warga Negara dan penduduk atas pelayanan administrasi
perizinan dan non perizinan yang proses penggolongannya dimulai dari tahap
permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen izin, dilakukan secara
terpadu dalam satu pintu dan dalam satu tempat”. Selanjutnya, pada ayat 15 dinyatakan: Perizinan adalah pemberian utilitas kepada seseorang atau badan
hukum dalam bentuk izin”.
B. Struktur Organisasi dan Personalia.
Bagan organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ( BPPT ) Sumatera
Utara,sesuai dengan pasal 10 ayat 2 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
No. 6 Tahun 2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi
Sumatera Utara, padalampiran IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan
Gambar 2.1
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ProvSu
Selanjutnya tentang Sumber Daya Manusia, menurut data Laporan
Profil PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) se Sumatera Utara tahun 2012,
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara ( BPPTPSU )
memiliki 66 ( enam puluh enam ) orang pegawai, yang sebagian besar telah
memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Perizinan Terpadu,
Tabel 1.2
SUMBER DAYA MANUSIA
BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) PROVINSI SUMATERA UTARA (PER OKTOBER 2012)
NO URAIAN Jumlah
1. Jumlah Pegawai 66 orang
2. Kualifikasi Menurut Pendidikan:
S3 -
3. Kualifikasi Menurut Golongan:
IV 9 orang
III 38 orang
II 18 orang
I
4. Kualifikasi Menurut Eselon Jabatan:
Sumber: Laporan Profil Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP ) se Sumatera Utara Tahun 2012 hal 4-5.
Sementara menurut Data Daftar Hadir per tanggal 4 Februari 2015.
Jumlah pegawai adalah 76 (tujuh puluh enam) orang.
C. Job Description.
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2011 tentang Uraian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Sumatera Utara, menetapkan uraian tugas, fungsi dan Tata Kerja dari jabatan
yang terdapat dalam Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera
Utara, yaitu:
1. Kepala Badan.
2. Kepala Bagian Tata Usaha.
3. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan.
4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan.
5. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi.
6. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian.
Untuk kepentingan efesiensi, maka dalam hal ini akan dikutip
ketentuan tentang Tugas masing-masing Jabatan tersebut diatas sementara
tentang Fungsi dan uraian tugas tidak diuraikan dalam tulisan ini. Oleh
karena itu, maka secara berurutan akan diuraikan tugas dari
masing-masing sebagai berikut:
1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara mempunyai
administrasi dibidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
2. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara
mempunyai tugas untuk menggerakkan organisasi. Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Provinsi Sumatera Utara, dengan kewewenangan (pasal 3 PerGub
No. 29 Tahun 2014):
a. Menerapkan prinsip pelayanan public yang mudah, sederhana, cepat,
transparan, dan bermutu.
b. Menerapkan mekanisme perizinan dan non perizinan, mulai dari
permohonan sampai dengan penyerahan perizinan dan non perizinan
kepada Pemohon yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur
(SOP).
c. Menyampaikan tembusan perizinan dan non perizinan kepada SKPD
terkait.
d. Menyampaikan Laporan pelayanan perizinan dan non perizinan setiap
bulan kepada Gubernur dan Instansi terkait lainnya.
3. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Badan
dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pengelolaan urusan
umum dan kepegawaian, keuangan dan program, pelaporan serta
dokumen.
a. Kepala sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan,, dengan tugas antara lain:
- Melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar,
norma, criteria, mekanisme dan prosedur penyelenggaraan urusan
keuangan.
- Melaksanaan pencatatan, penatausahaan, dan pembukuan keuangan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Melaksanakan pembayaran gaji dan tunjangan penghasilan
pegawai pada lingkup Badan, sesuai standar yang ditetapkan.
c. Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumen.
4. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan mempunyai tugas membantu
Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan administrasi/ketatausahaan
di bidang pelayanan Non Perizinan.
5. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas membantu Kepala
Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang
ketatausahaan/keadministrasian urusan pelayanan perizinan.
6. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi mempunyai tugas membantu
Kepala Badan dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan/administrasi
dibidang Standarisasi dan Sosialisasi serta Kemitraan.
7. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas
membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang
D. Jaringan Kegiatan
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Iklim
Investasi, dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,
mengurangi kesenjangan daya saing di bidang investasi serta
mengkondusifkan iklim investasi di Indonesia melalui penyederhanaan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Melalui PTSP diharapkan kondisi perizinan menjadi lebih baik
sehingga dapat meningkatkan minat investor dan meningkatkan
pengembangan sektor riil serta pemberdayaan usaha mikro, kecil dan
menengah dengan daya saing yang kompetetif. Meskipun, pada dasarnya
pengembangan PTSP baru menyentuh restorasi di bidang birokrasi perizinan
dengan sasaran pada penyederhanaan prosedur perizinan.
Pada konsepnya, penyelenggaraan PTSP adalah kegiatan
penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dari
mulai tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan dokumen, dilakukan
secara terpadu dalam satu tempat. Terkait reformasi di bidang birokrasi
perizinan, PTSP telah memenuhi sasaran penyederhanaan percepatan waktu,
sistem dan prosedur, persyaratan serta biaya. Sistem pelayanan perizinan yang
baik, transparan, demokratis, efisien dan efektif serta sederhana diatur di
dalam Permendagri No.24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Provinsi Sumatera Utara beserta daerah Sumatera lainnya telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil
tambang serta lumbung energi. Hal ini dilakukan untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 sebesar 6,7 persen hingga 7,7 persen di
tahun 2014. Untuk mendukung pemerintahan pusat, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara melalui Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2011 tentang
Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera
Utara telah melimpahkan 56 jenis perizinan kepada Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara demi meningkatkan
investasi yang merupakan kunci pembangunan ekonomi nasional dan daerah.
Selanjutnya diharapkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta
seluruh instansi terkait dapat mendukung kinerja BPPT Provsu sebagai PTSP
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan
penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat
pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang
memiliki kewewenangan perizinan dan non perizinan yang proses
pengolahannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya
dokumen, dilakukan dalam satu tempat.
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPPT) Provinsi Sumatera Utara tertuang di dalam Peraturan Gubernur
Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara. BPPT
memiliki tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan
administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian meliputi
ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non perizinan, standarnisasi
dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian.
BPPT Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi: (1)
Penyelenggaraan penyusunan program Badan; (2) Penyelenggaraan pelayanan
administrasi perizinan; (3)Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan
perizinan;(4)Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan; (5)
Penyelenggaran pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan
perizinan; (6) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas, Kepala Badan dibantu oleh Kepala
Bagian Tata Usaha yang membawahi Kepala Sub Bagian Kepegawaian,
Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumentasi, Kepala Sub Bagian
Keuangan. Kemudian dibantu pula oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan,
Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan, Kepala Bidang Standarnisasi dan
Sosialisasi (membawahi Kepala Sub Bidang Standarnisasi dan Kepala Sub
Bidang Sosialisasi) serta Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian
(membawahi Kepala Sub Bidang Pengawasan dan Evaluasi serta Kepala Sub
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Negara
PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013
Tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan
Kinerja Tahun 2013, maka sesuai pula dengan Surat Sekretaris Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 061/157 Tanggal 8 Januari 2014 Tentang
Penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Dana Tahun 2013, Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara telah menyampaikan
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2013.
Dari LAKIP Badan Pelayanan Perizinan Provinsi Ssumatera Utara Tahun
2013, dapat diketahui Kinerja Instansi tersebut sebagai berikut:
1. Visi: Pelayanan Perizinan yang Ramah, Nyaman, Mudah, Sederhana,
Cepat, Berkualitas dan Transparan.
a. Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya
Manusia Pelayanan Perizinan Terpadu.
b. Mengembangkan Prosedur dan Standarnisasi Pelayanan Perijinan
Terpadu.
c. Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
d. Meningkatkan Pelayanan Administrasi dan Pembinaan Perijinan.
e. Meningkatkan koordinasi proses pelayanan Perijinan.
f. Mengembangkan Administrasi Pelayanan Perizinan dan Penanganan
Pengaduan.
g. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan
Perijinan.
Sesuai dengan visi dan misi tersebut, ditetapkan berbagai
program/kegiatan Badan Pelayayan Perizinan Terpaadu Provinsi Sumatera
Utara dengan prioritas kepada program peningkatan pelayanan perizinan dan
pengawasan pelayanan perizinan terpadu.
Capaian kinerja untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun
2013, rata-rata mencapai 100%, namun untuk beberapa kegiatan tidak dapat
dilaksanakan karena terkena “ rationalisasi” seperti kegiatan Penyusunan
Rancangan Revisi Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 5 Tahun 2011,
Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang hubungan kerja
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur
Dari sisi Akuntabilitas Anggaran, capaian kinerjanya adalah rata-rata di
atas 90%. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan tidak memenuhi pencapaian
target kinerja, adanya rationalisasi anggaran dan disebabkan belum seluruh
kegiatan dapat digambarkan secara kuantitatif dan terukur.
F. Rencana Kegiatan
Rencana/Program Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Sumatera Utara, setiap tahunnya tetap ditetapkan, yang dimaksudkan untuk
dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program dan kegiatan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
Sumatera Utara, sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kerja.
Selanjutnya, setiap Rencana Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Provinsi Sumatera Utara, senantiasa disusun dan ditetapkan dengan mengacu
kepada Dokumen Rencana Penganjuran Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010,
yang menyatakan bahwa program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber
pendapatan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Rencana Strategi SKPD
dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RK-SKPD), disusun
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014, tentang Pendelegasian
Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, menetapkan jenis-jenis perizinan,
yang menjadi Kewenangan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Sumatera
Utara, meliputi:
1. Bidang Perhubungan, terdapat 7 jenis Perizinan.
2. Bidang Kelautan dan Perikanan terdapat 1 jenis Perizinan.
3. Bidang Kehutanan, terdapat 4 jenis Perizinan.
4. Bidang Lingkungan Hidup, terdapat 1 jenis Perizinan.
5. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, terdapat 5 jenis Perizinan.
6. Bidang Kesehatan, terdapat 4 jenis Perizinan.
7. Bidang Bina Niaga, terdapat 4 jenis Perizinan.
8. Bidang Perhubungan:
a. Darat, terdapat 7 jenis Perizinan.
b. Udara, terdapat 1 jenis Perizinan.
c. Laut, terdapat 7 jenis Perizinan.
9. Bidang Komunikasi dan Informatika, terdapat 9 jenis Perizinan.
10.Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdapat 5 jenis Perizinan.
11.Bidang Pertambangan dan Energi, terdapat 9 jenis Perizinan.
12.Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, terdapat 8 jenis Perizinan.
Sesuai dengan Kewenangan tersebut, maka sejak Tahun 2013’ Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu melaksanakan 7 Program dan 78 Kegiatan,
sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 10 kegiatan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 10 kegiatan.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan 1 kegiatan.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan 1
kegiatan.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, dengan 8 kegiatan.
6. Program Peningkatan Pelayanan Perizinan, dengan 35 kegiatan.