44 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus
Pembelajaran IPA kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati semester 1 tahun
pelajaran 2016/2017 sebelum ada tindakan pembelajaran IPA, dengan materi struktur dan
fungsi panca indera. Pembelajaran yang diterapkan di kelas hanya bersifat konvesional dengan menyampaikan materi pembelajaran tanpa memperhatikan kemampuan dan
pemahaman siswa. Kurangnya memotivasi belajar siswa untuk berani menyampaikan
pendapat serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang dapat menunjang
peningkatan proses dan kompetensi hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diterapkan
oleh guru masih bersifat teacher center yaitu memposisikan guru sebagai subjek yang utama, sedangkan siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru
sampaikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak menggunakan media alat
peraga. Padahal dengan menggunakan sebuah media alat peraga juga dapat membantu
guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya
dari guru tetapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna.
Ketika guru menjelaskan kesimpulan struktur dan fungsi panca indera nampak sekali 17
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada akhir pembelajaran guru menugaskan
siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang diberikan.
Pengukuran hasil belajar IPA yang dilakukan oleh guru pada pra siklus hanya di
akhir pembelajaran saja, yaitu berupa tes pilhan ganda dengan jumlah 20 butir soal, bobot
tiap butir soal 5, dan skor maksimal 100. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada
aspek kognitif, sedangkan pengukuran keterampilan tidak dilakukan. Siswa
mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa dilakukan pengukuran. Guru juga tidak nampak
mengukur ketrampilan siswa. Jika hasil belajar hanya diukur dengan nilai tes seperti yang
dilakukan guru pada pra siklus tanpa melakukan penilaian keterampilan siswa, maka hasil
belajar siswa dibawah KKM yang ditentukan, yaitu > 80. Kondisi ini ditunjukkan secara
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Pra Siklus
No Skor Jumlah Siswa Persentase (%)
1 55 4 17
2 60 3 13
3 65 5 20
4 70 2 8
5 75 3 13
6 80 2 8
7 85 4 17
8 90 1 4
Jumlah siswa 24 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 4
SDN Jembangan 01 Batangan Pati pra siklus antara 55-90. Hasil belajar IPA berdasarkan
skor terdistribusi dalam 8 skor, yaitu skor 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90. Skor 55 dicapai 4
siswa (17% dari seluruh siswa), skor 60 dicapai 3 siswa (13% dari seluruh siswa), skor 65
dicapai 5 siswa (20% dari seluruh siswa), skor 70 dicapai 2 siswa( 8% dari seluruh siswa),
skor 75 dicapai 3 siswa (13% dari seluruh siswa). Skor 80 dicapai 2 siswa (8% dari seluruh
siswa), skor 85 dicapai 4 siswa (17% dari seluruh siswa) dan, skor 90 dicapai 1 siswa (4%
dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar IPA terbanyak terdapat pada kelompok
skor 65 yaitu 20% dari seluruh siswa. Kondisi ini menjadi permasalahan pembelajaran yang terkait dengan hasil belajar IPA. Dengan diperolehnya hasil belajar siswa, maka
segera dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan
Gambar 4.1
Grafik Garis Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa
kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati pra siklus, skor terbanyak diperoleh siswa
adalah 65 yang diperoleh 5 siswa, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 90, yang hanya
diperoleh oleh 1 siswa, dan skor terendah adalah 55 yang diperoleh 4 siswa.
Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor
rata-rata kelas secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Pra Siklus
Deskripsi Skor
Skor Minimum 55
Skor Maksimum 90
Skor Rata-rata 70
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa hasil belajar IPA yang diperoleh oleh siswa
kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati pra siklus. Nampak skor minimum yang dicapai
sebesar 55, skor maksimum yang dicapai sebesar 90, dan skor rata-rata sebesar 70
dilakukan dengan mengukur hasil belajar melalui pengukuran tes saja. 0
1 2 3 4 5 6
55 60 65 70 75 80 85 90
Skor Hasil Belajar IPA Siswa
Hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar, maka sebesar 71% dari seluruh
siswa yang ada di kelas 4 (17 siswa) tidak tuntas dalam belajar. Secara rinci distribusi hasil
belajar IPA berdasarkan ketuntasan disajikan melalui tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Pra Siklus
No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
1 <80 Tidak Tuntas 17 71
2 ≥80 Tuntas 7 29
Jumlah siswa 24 100
Sumber : Data Sekunder
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1 1. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan, langkah awal yang dilakukan adalah menidentifikasi
masalah pembelajaran. Dari hasil identifikasi, kemudian dilakukan analisis terhadap hasil
identifikasi permasalahan yang ada pada siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan
Pati. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 memilki permasalahan dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan hasil belajar siswa.
Permasalahannya adalah dalam mendesain pembelajaran tidak menggunakan model
pembelajaran koperatif tipe jigsaw. Di samping itu, dalam mengukur hasil belajar IPA hanya menekankan pada aspek kognitif saja. siswa yang tidak tuntas 71% dalam belajar
IPA. Hal ini diperburuk lagi, dengan skor rata-rata yang jauh dari KKM > 80, skor minimum
dan maksimum yang masih dibawah KKM. Oleh karena, disusunlah desain pembelajaran seperti yang disajikan melalui rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA KD 3.1
Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan
dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh
hewan dan tumbuhan disajikan melalui RPP, menyiapkan materi bentuk dan fungsi daun,
bunga, buah dan biji, media gambar bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, kisi-kisi
pengukuran hasil belajar IPA disajikan dalam (lampiran 1 RPP dan seperangkatnya), dan
2. Pelaksanaan dan Tindakan Observasi siklus 1 Pertemuan 1
Implementasi rancangan dan pengamatan pada siklus 1 pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Oktober 2016 dengan KD 3.1 Menganalisis hubungan
antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Guru kelas 4 mengimplementasikan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, adalah sebagai berikut:
Kegiatan pendahuluan, siswa memberikan salam, guru menjawab salam yang
diucapkan oleh siswa, guru mengajak berdo’a menurut kepercayaan masing-masing dan
guru mengabsensi siswa, guru melakukan apersepsi mengajak siswa menyanyikan lagu
lihat kebunku, dalam melakukan apersepsi seluruh siswa terlibat siswa sangat terlihat
semangat saat bernyanyi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa. Nampak siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, setelah menyampaikan
tujuan pembelajaran, nampak guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan
siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti, guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok
ini. Kemudian guru menyajikan materi yang akan didiskusikan dengan teman sejawat
mengenai bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji. Siswa membentuk kelompok ahli
menunjukkan sikap bekerjasama, toleransi, teliti dalam menyebutkan bagian dan fungsi
daun, bunga, buah dan biji . Siswa kembali ke kelompok asal dan menganalisis hubungan
bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji. Untuk membuat siswa lebih memahami
materi dalam pembelajaran guru memberi media berupa gambar bentuk dan bagian daun,
bunga, buah dan biji. Tujuan pembelajaran hendak dicapai pada pembelajaran pertama
setelah pembelajaran dapat menganalisis dan menjelaskan bentuk dan fungsi daun,
bunga, buah dan biji.
Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran yang dilakukan, yaitu melakukan tanya jawab mengenai hal yang masih dianggap sulit.
Misalnya dalam menganalisis dan menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan
biji masih ada siswa yang kurang paham dengan pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsawtersebut. Setelah refleksi guru menutup pembelajaran dengan do’a. Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga
akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 10). Lembar observasi meliputi lembar observasi
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tingkatan guru dalam pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Jum’at, 7 Oktober 2016, masih menggunakan KD 3.1 Menganalisis hubungan antara
bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan KD 4.1 Menyajikan
laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ke dua dalam siklus ini di mulai dari guru
memberi salam, mengajak berdo’a dan mengabsensi siswa, guru memberikan motivasi
terhadap siswa agar semangat dalam pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa. Nampak siswa memperhatikan penjelasan guru,
setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru sudah nampak merinci langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan
dilaksanakan guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti pembelajaran dilanjutkan dengan guru memfasilitasi siswa dalam
membetuk kelompok, guru memfasilitasi siswa mengidentifikasi fungsi dan bagian daun,
bunga, buah dan biji, guru memfasilitasi membuat laporan fungsi dan bagian daun, bunga,
bagian daun, bunga, buah dan biji, guru memfasilitasi siswa gambar bagian daun, bunga,
buah dan biji, guru terlihat membimbing siswa dalam diskusi kelas. Pembelajaran terlihat
siswa menunjukan sikap bekerjasama, toleransi, teliti.
Kegiatan penutup guru memberikan tes kognitif pilihan ganda kepada siswa untuk
mengukur aspek kognitif siswa. guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran
yang dilakukan, yaitu melakukan tanya jawab mengenai hal yang masih dianggap sulit.
Misalnya dalam menganalisis dan menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan
biji masih ada siswa yang kurang paham dengan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan guru memberikan pesan semangat kepada siswa. Guru meminta agar siswa mempelajari materi yang telah
dilaksanakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga
akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 10). Lembar observasi tersebut meliputi lembar
observasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw refleksi guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tingkatan guru dalam pembelajaran, dan respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran siklus 1 selesai, maka dilakukan refleksi
pembelajaran, dengan menganalisis hasil pengamatan pada lembar observasi, dan
catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil observer terhadap respon siswa, secara rinci
Tabel 4.4
Distribusi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus 1 Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
No Tahapan Aktifitas Kegiatan
Pendahuluan Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Keterlaksanaan
Tabel 4.4, menunjukkan bahwa distribusi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
melalui model kooperatife tipe jigsaw siklus 1. Langkah- langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, refleksi dan kegiatan penutup.
Pada pertemuan 1 kegiatan pendahuluan terdapat 5 kegiatan, yaitu pelaksanaan
kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam kepada guru, berdo’a
bersama yang dilaksankan dengan baik. Siswa juga melakukan apersepsi dengan
menyanyikan lagu lihat kebunku dengan baik, namun ada 2 kegiatan yang belum
dilaksanakan oleh siswa yaitu menyimak tujuan pembelajaran dan langkah- langkah
pembelajaran. Karena guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji. Guru langsung ke materi
pembelajaran kegiatan inti.
Dalam kegiatan inti terdapat 7 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan
observai pembelajaran kooperatife tipe jigsaw. Dari 7 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan 5 kegiatan, 5 kegiatan yaitu merupakan kegiatan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, meliputi kegiatan membentuk kelompok asal, siswa membentuk kelompok ahli, siswa menganalisis hubungan fungsi dan bentuk daun, bunga, buah dan
biji, siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil analisis fungsi dan bagian
dan biji. Seluruh kegiatan ini pada pertemuan ke 1 sudah dilakukan dengan baik oleh
siswa, namun kegiatan yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa 2 kegiatan, yaitu
ada beberapa siswa yang terlihat pasif saat diskusi kelas dan siswa belum nampak serius dalam pembelajaran terlihat banyak siswa yang bermain sendiri dan mengganggu
temanya saat mengikuti aktivitas pembelajaran. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1
kegiatan sudah dilaksanakan oleh siswa yaitu menyimak penegasan informasi mengenai
fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji yang disampaikan oleh guru .
Pada pertemuan 2, kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan, nampak pada tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan, dan 4
kegiatan sudah dilaksanakan siswa yaitu siswa memberikan salam kepada guru dan
berdo’a menurut agama masing-masing, siswa terlibat apersepsi dengan menjawab
pertanyaan guru tentang bunga apa yang disukai, terlihat siswa menyimak tujuan
pembelajaran fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji yang disampaikan oleh guru,
namun belum nampak siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran fungsi daun,
bunga, buah dan biji guru. Karena guru tidak menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti ada 7 kegiatan model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw yang menjadi pengamatan dalam observasi. Dari 7 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan
6 kegiatan, 6 kegiatan yaitu merupakan kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, meliputi kegiatan siswa membentuk kelompok yang terdiri 4 siswa, siswa mengidentifikasi fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji, siswa membuat laporan
fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji, siswa menyajikan laporan fungsi dan bagian
daun, bunga, buah dan biji, siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi kelas. Seluruh kegiatan
ini pada pertemuan ke 1 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, namun kegiatan yang
belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa 1 kegiatan, yaitu dalam pembelajaran terlihat
banyak siswa yang bermain sendiri saat mengikuti aktivitas pembelajaran. Dalam kegiatan
penutup, terdapat 1 kegiatan sudah dilaksanakan oleh siswa yaitu siswa melakukan
refleksi pembelajaran berupa tanya jawab materi fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan
biji dan untuk hasil belajar IPA, guru memberikan tes formatif kepada siswa dan
Tabel 4.5
Distribusi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 Siklus 1 Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
No Tahapan Aktifitas Kegiatan
Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA
melalui model kooperatife tipe jigsaw siklus 1. Langkah- langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw, dan kegiatan penutup.
Pada pertemuan 1 kegiatan 5 nampak bahwa aktivitas tindakan, yaitu
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru adalah memberi salam dan berdo’a
dengan siswa, guru melakukan apersepsi dengan mengajak siwa menyanyikan lagu lihat
kebunku yang dilaksanakan dengan baik. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan
oleh guru belum nampak menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah- langkah
pembelajaran fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji secara rinci, guru langsung ke
materi pembelajaran kegiatan inti.
Dalam kegiatan inti terdapat 7 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan
observasi pembelajaran kooperatife tipe jigsaw. Dari 7 kegiatan tersebut, guru telah melaksanakan 5 kegiatan, 5 kegiatan yaitu merupakan model pembelajaran kooperatife
tipe jigsaw, meliputi kegiatan memfasilitasi siswa dalam pembentukan kelompok asal, guru memfasilitasi siswa dalam mengidentifikasi fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji,
guru memfasilitasi siswa kelompok ahli menganalisis hubungan fungsi dan bagian daun,
bunga, buah dan biji, Seluruh kegiatan ini pada pertemuan ke 1 sudah dilakukan dengan
kegiatan, yaitu guru kurang nampak dalam membimbing siswa saat diskusi kelas dan guru
memotivasi siswa secara monoton, serta guru belum nampak membantu siswa dalam
membuat kesimpulan. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1 kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru yaitu memberikan penegaskaan informasi mengenai fungsi dan
bagian daun, bunga, buah dan biji yang dilakukan. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1
kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru yaitu melakukan penegaskan
informasi mengenai fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji yang disampaikan.
Pada pertemuan 2, kegiatan model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw mengalami peningkatan, nampak pada tabel 4.5, pada kegiatan pendahuluan ada 5
kegiatan, dan 4 kegiatan sudah dilaksnakan guru yaitu, guru menjawab salam siswa dan
berdo’a menurut agam masing-masing, guru terlibat apersepsi dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang bunga apa yang di sukai, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, namun belum nampak guru menyapaikan langkah-langkah pembelajaran
fungsi daun, bunga, buah dan biji secara rinci.
Dalam kegiatan inti ada 7 kegiatan model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw
yang menjadi pengamtan dalam observasi. Dari 7 kegiatan tersebut, guru telah
melaksanakan 6 kegiatan, 6 kegiatan yaitu merupakan kegiatan model pembelajaran
kooperatife tipe jigsaw, meliputi kegiatan guru memfasilitasi siswa dalam pembentukan kelompok asal, guru memfasilitasi siswa dalam mengidentifikasi fungsi dan bagian daun,
bunga, buah dan biji, memfasilitasi siswa dalam membuat laporan fungsi dan bagian daun,
bunga, buah dan biji, guru memfasilitasi siswa dalam menyajikan laporan fungsi dan
bagian daun, bunga, buah dan biji, guru memfasilitasi siswa gambar daun, bunga, buah
dan biji, guru terlihat membimbing siswa dalam diskusi kelas. Seluruh kegiatan ini pada
pertemuan ke 1 sudah dilakukan dengan baik oleh guru, namun kegiatan yang belum
dilaksanakan dengan baik oleh guru 1 kegiatan, yaitu guru nampak tidak menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran secara rinci. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1 kegiatan
sudah dilaksanakan oleh guru yaitu guru melakukan refleksi pembelajaran berupa tanya
jawab materi fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji, dan guru memfasilitasi siswa
dalam mengerjakan tes pilihan ganda, dan pembelajaran diakhiri dengan berdo’a.
Dalam melakukan penelitian masih ada kekurangan yang dilakukan oleh guru
yang nampak tidak memberikan tindak lanjut kepada siswa. Kelebihan guru dalam
pembelajaran telah melakukan seluruh aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru
pada pertemuan kedua yaitu, guru nampak lebih menarik dalam memberikan motivasi siswa, guru sudah mulai berkeliling dan mendampingi siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran, metode yang digunakan guru lebih bervariasi. Catatan observer yang
diberikan pada guru yaitu guru tidak menyapaikan langkah-langkah tujuan pembelajaran
secara rinci dan guru mengelola waktu kurang tepat, dan guru membimbing siswa secra
klasikal. Dari kekurangan dan kelebihan yang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan 1 siklus 1 akan diperbaiki pada pertemuan 2.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2, 80% tindakan sudah dilaksanakan
lebih baik dibandingkan pertemuan 1 oleh guru dan siswa. Kekurangan yang nampak
adalah guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan.
Kelebihan pada pertemuan 2 guru sudah mulai berkeliling dan mendampingi siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran.metode yang digunakan lebih bervariasi.
Hasil Belajar IPA Siklus 1
Pengukuran hasil belajar IPA pada siklus 1 diperoleh dari skor tes formatif dan
skor ketrampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan model pembelajaran IPA melalui
model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw, meliputi: Cara pembentukan kelompok, menganalisis fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji, membuat laporan hasil
menganalisis fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan biji, dan menyajikan Informasi
fungsi dan bagian daun, bunga, buah. Hasil belajar IPA siklus 1, secara rinci disajikan
Tabel 4.6
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 1
No Skor Jumlah Siswa Persentase ( % )
1 60 1 4
2 63 1 4
3 64 2 8
4 67 1 4
5 71 2 8
6 74 3 13
7 78 1 4
8 80 4 17
9 81 1 4
10 84 4 17
11 89 1 4
12 96 3 13
Jumlah 24 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6, distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 4
SDN Jembangan 01 Batangan Pati siklus 1 antara 60–96. Hasil belajar IPA berdasarkan skor terdistribusi dalam 12 skor, yaitu 60, 63, 64, 67, 71, 74, 78, 80, 81, 84, 89,96. Skor 60
dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 63 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa),
skor 64 dicapai 2 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 67 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh
siswa), skor 71 dicapai 2 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 74 dicapai 3 siswa (13% dari
seluruh siswa), skor 78 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 80 dicapai 4 siswa
(17% dari seluruh siswa), skor 81 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 84 dicapai
4 siswa (17% dari seluruh siswa), skor 89 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 96
dicapai 3 siswa (13% dari seluruh siswa). Berdasarkan tabel 4.6 hasil belajar IPA
mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra siklus). Skor hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa antara 60 – 96. Hasil belajar siklus 1 ini mencapai ketuntasan 54% atau
sebanyak 13 siswa, menunjukkan adanya kenaikan skor yang sebelumnya yaitu antara
55-90.
Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Gambar 4.2
Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
Tahun Palajaran 2016/2017 Siklus 1
Berdasarkan gambar 4.2 grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN
Jembangan 01 Batangan Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 menunjukan
bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa adalah skor 80 yang dicapai 4 siswa
(17% dari seluruh jumlah siswa) dan skor 84 dicapai 4 siswa (17% dari seluruh jumlah
siswa). Skor terendah yaitu, skor 60 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa). Sedangkan
skor tertinggi yaitu, skor 96 dicapai 3 siswa (13% dari seluruh siswa).
Deskripsi skor hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan rata-rata skor pada siklus 1, secara rinci
disajikan melalui tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 1
Berdasarkan tabel 4.7, nampak bahwa hasil belajar IPA yang dicapai siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1, KD
tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi
bagian tubuh hewan dan tumbuhan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan manjadi 60, yang sebelumnya pada (pra siklus) hanya mencapai 55, pada skor maksimum mengalami peningkatan dari nilai yang sebelumnya (pra siklus)
90 menjadi 96, dan skor rata-rata kelas meningkat menjadi 78 yang sebelumnya (pra
siklus) hanya 70. Perolehan skor ini, menunjukan peningkatan yang signifikan
dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya, yang masih berbasis guru dan tidak
menggunkan desain pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.
Tabel 4.8
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Siklus 1
No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
1 ≥ 80 Tuntas 13 54
2 < 80 Tidak Tuntas 11 46
Jumlah Siswa 24 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan hasil belajar IPA dari tabel 4.8 distribusi hasil belajar IPA
berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Siklus 1 siswa yang
tuntas dengan skor > 80 berjumlah 13 siswa (54% dari jumlah siswa seluruhnya), dan
siswa yang tidak tuntas adalah 11 siswa (46% dari jumlah siswa seluruhnya).
Berdasarkan hasil belajar IPA dari tabel 4.8, maka distribusi ketuntasan hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati siklus 1, ditunjukkan melalui
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 Tahun pelajaran 2016/2017 Siklus 1
Berdasarkan gambar 4.3 bahwa, hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar
siswa kelas 4, pada siklus 1 mencapai 54% (13 dari seluruh jumlah siswa), dan 46% (16
dari seluruh jumlah siswa) tidak tuntas dalam belajar IPA KD 3.1 Menganalisis hubungan
antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang fungsi dan bagian daun, bunga, buah dan
biji. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM > 80). Keadaan
ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar, yaitu dari 29% meningkat menjadi 54%,
maka peningkatan hasil belajara IPA merupakan ketuntasan belajar yang signifikan
mengalami peningkatan 25% dari seluruh siswa (6 siswa).
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2 1. Perencanaan
Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2,
mendasarkan pada hasil belajar IPA siklus 1, yaitu mengacu pada kelemahan dan
kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan telah
dilaksanakan dalam siklus 1. Perbedaan yang muncul terletak pada Kompetensi Dasar
yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.2 Membandingkan siklus hidup
beberapa jenis makhluk hidup serta mengkaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2
Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan Tuntas (54 %)
Tidak Tuntas (46 %) Tuntas
sekitarnya dan slogan pelestariannya yang disajikan melalui RPP, menyiapkan materi
siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan dengan metamorfosis
serta upaya pelestariannya, media gambar siklus hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan dengan metamorfosis serta cara pemeliharaannya, kisi-kisi pengukuran hasil
belajar IPA pada (lampiran 2 RPP dan perangkatnya), dan lembar observasi tindakan
siswa dan guru model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (lampiran 11). Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang diberikan pada lampiran 4.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus 2 Pertemuan 1
Pelaksanaa tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan ke-1 dilaksanakan
pada hari Jum’at, 14 Oktober 2016 dengan KD 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa
jenis makhluk hidup serta mengkaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat
skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan
slogan pelestariannya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Guru kelas 4 mengimplementasi RPP yang sudah disediakan dan dipelajari.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, adalah sebagai berikut:
Kegiatan pendahuluan, guru mulai pembelajaran dengan mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran seperti siswa nampak memberikan salam, guru menjawab
salam yang diucapkan oleh siswa, guru mengajak berdo’a menurut kepercayaan masing-
masing, dan guru mengabsensi siswa. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran, guru memberikan apersepsi mengajak siswa menyanyikan lagu kupu-kupu.
Siswa nampak lebih semangat ketika guru memberikan apersepsi, guru menyampaikan
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, guru membetuk kelompok menjadi 12 kelompok dan
masing-masing kelompok 2 siswa (kelompok asal), nampak seluruh siswa aktif dalam
pembentukan kelompok ini, kemudian guru menyajikan materi yang akan didiskusikan
dengan teman sejawat mengenai pembandingkan daur hidup hewan tanpa metamorfosis, daur
menunjukan sikap kerja sama, toleransi, teliti dalam menganalisis perbandingan daur
hidup hewan dengan metamorfosis, daur hidup hewan dengan metamorfosis dan cara
pemeliharaanya. metamorfosis. Dari kelompok ahli siswa kembali kekelompok asal dan menjelaskan hasil analisis pembandingkan daur hidup hewan tanpa metamorfosis, daur
hidup hewan dengan mentamorfosis dan cara pemeliharaanya. Untuk membuat siswa
lebih memahami materi dalam pembelajaran guru memberi media berupa gambar daur
hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis serta cara
pemeliharaanya. Tujuan pembelajaran hendak dicapai pada pembelajaran pertama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah siswa setelah pembelajaran siswa nampak aktif dalam belajar IPA dan siswa dapat menganalisis
pembandingkan daur hidup hewan dengan metamorfosis dan cara pemeliharaanya.
Pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran
yang dilakukan, seperti melakukan tanya jawab mengenai hal yang masih dianggap sulit.
Misalnya dalam menganalisis dan menjelaskan pembandingkan daur hidup hewan tanpa
metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis dan cara pemeliharaanya
tersebut, masih ada siswa yang kurang paham. Setelah refleksi guru menutup
pembelajaran dengan do’a.
Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga
akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 11). Lembar observasi tersebut meliputi lembar
observasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tingkatan guru dalam pembelajaran, dan respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.sedangkan RPP disajikan
melalui (lampiran 2 dan seperangkatnya).
Pertemuan 2
Pertemuan ke 2 siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Oktober 2016 dengan
KD 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengkaitkan
makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya. Kegiatan
awal dalam pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke 1,
yang nampak berbeda yaitu langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ini dimulai dengan siswa memberikan
salam, guru menjawab salam yang diucapakan oleh siswa, guru mengajak siswa berdo’a
menurut kepercayan masing-masing, guru mengabsensi siswa. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pelajarn, guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan “ siapa yang dirumah memiliki hewan peliharaan?”, nampak sekali siswa respon siswa untuk menjawab apersepsi yang disampaikan oleh guru, guru menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti pada pertemuan ini dimulai dengan, guru menyuruh siswa untuk
membuat laporan hasil analisis perbandingan daur hidup hewan tanpa metamorfosis, daur
hidup hewan dengan metamorfosis dan cara pemeliharaanya, guru memberi kesempatan
pada siswa secara bergantian menyajikan laporan hubungan pembandingkan daur hidup
hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis dan cara
pemeliharaanya. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan
tanggapan kepada siswa yang telah menyajikan laporan. Pembelajaran terlihat siswa
menunjukkan sikap bekerjasama, toleransi, dan teliti.
Kegiatan penutup, guru memberikan tes kognitif pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan guru memberikan pesan semangat kepada siswa. Guru meminta agar siswa mempelajari materi yang telah
dilaksanakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga
akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 11. Lembar observasi tersebut meliputi lembar
dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus 2
selesai, maka dilakukan refleksi. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa di dalam
mengikuti pembelajaran IPA KD 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk
hidup serta mengkaitkan dengan upaya pelestarian dan, KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan
pelestariannya, yang dilaksanakan dengan 2 pertemuan, meliputi observasi terhadap
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Aktivitas pembelajaran dengan model pebelajaran kooperatif tipe jigsaw refleksi yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2, seluruh kegiatan juga
sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelebihan yang nampak dari guru adalah telah
melakukan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw refleksi sudah baik. Aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw refleksi pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, seluruhnya sudah
dilaksanakan oleh guru, baik pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Hasil Belajar Siklus 2
Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari tes formatif, pengukuran sikap dan
ketrampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meliputi, menjelaskan pembandingkan daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis dan upaya
pelestarianya, menganalisis pembandingkan daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan
daur hidup hewan dengan metamorfosis dan upaya pelestariannya, dan menyajikan
laporan. Hasil belajar IPA diperoleh dari skor pengukuran psikomotorik dengan membuat
laporan hasil identifikasi dan pengukuran kognitif dengan mengerjakan tes formatif siklus
Tabel 4.9
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 2
No Skor Jumlah Siswa Persentase ( % )
1 80 5 21
2 82 2 8
3 83 1 4
4 84 7 30
5 86 1 4
6 89 1 4
7 91 2 8
8 94 1 4
9 98 1 4
10 100 3 13
Jumlah 24 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9, nampak bahwa distribusi skor hasil belajar IPA siswa kelas
4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati siklus 01 antara 80-100, Hasil belajar IPA
berdasarkan skor terdistribusi dalam 10 skor, yaitu 80, 82, 83, 84, 86, 89, 91, 94, 98, 100.
Skor 80 dicapai 5 siswa (21% dari seluruh siswa), skor 82 dicapai 2 siswa (8% dari seluruh
siswa), skor 83 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 84 dicapai 7 siswa (30% dari
seluruh siswa), skor 86 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), skor 89 dicapai siswa
(4% dari seluruh siswa), skor 91 dicapai 2 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 94 dicapai 1
siswa (4% dari seluruh siswa), skor 98 dicapai 1 siswa (4% dari seluruh siswa), dan skor
100 dicapai 3 siswa (13% dari seluruh siswa). Berdasarkan tabel 4.9 hasil belajar IPA
mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 60 – 96 menjadi 80 – 100. Dari skor yang
diperoleh menunjukkan bahwa seluruh siswa tuntas dalam belajar dengan skor > 80.
Peningkatan perolehan skor hasil belajar ini, karena dalam pembelajaran ada tindakan
belajar yang berupa pembelajaran berbasis model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa terlibat langsung dalam belajar.
Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Jembangan 01
Batangan Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 2 dapat disajikan dalam
Gambar 4.4
Grafik Garis Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Berdasarkan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.4, nampak bahwa skor 84 paling banyak diperoleh oleh
siswa yaitu 7 siswa (30% dari seluruh siswa), 5 siswa memperoleh skor terendah, yaitu 80
(21% dari seluruh siswa), dan ada 3 siswa (13% dari seluruh siswa) memperoleh skor
tertinggi yaitu 100.
Berdasarkan distribusi skor hasil belajar pada tabel 4.7, dapat diketahui besarnya
skor hasil belajar yang berupa skor minimum, skor maksimun, dan skor rata-rata. Secra
rinci, deskripsi hasil belajar IPA siklus 2, ditunjukkan melalui tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.10
Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 4 SD Negeri Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 2
beberapa jenis makhluk hidup serta mengkaitkan dengan upaya pelestarian dengan model
rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 87. Perolehan ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya pada siklus 1. Artinya
peningkatan hasil belajar siswa nampak pada pada kenaikan skor minimum dari 60 (siklus 1) meningkat menjadi 80 (siklus 2), kenaikan skor maksimum dari 96 (siklus 1) meningkat
menjadi 100 (siklus 2), dan skor rata-rata dari 78 (siklus 1) meningkat menjadi 87 (siklus
2). Skor hasil belajar IPA yang diperoleh dalam siklus 2, baik skor minimum, skor
maksimum dan skor rata-rata, menunjukkan skor diatas 80, yang merupakan batas
minimal kentuntasan 80. Dengan demikian, pencapaian hasil belajar IPA pada siklus 2, telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau seluruh siswa (24 siswa) kelas 4 SDN
Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis tindakan model pembelajaran kooperetif tipe jigsaw siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati semester 1 tahun 2016/2017, menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas tindakan model pembelajaran kooperetif tipe jigsaw yang dilakukan oleh siswa, dari siklus 1 ke siklus 2. Perbandingan peningkatan aktivitas yang ditunjukkan
melalui tabel 4.11 di halaman berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Perbandingan Aktivitas Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Semester 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 1 dan Siklus 2
Tahap
Berdasarkan tabel 4.11, nampak perbandingan aktivitas tindakan model
peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ada di titik 4 (80%) aktivitas tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kemudian meningkat menjadi di titik 5 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2. Kegiatan inti ada 7 aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada siklus1 ada dititik 6 (86%) meningkat menjadi dititik 7 (100%) aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2. Sedangkan kegiatan penutup baik siklus 1 dan siklus 2 dari 1 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan dengan baik. Perbandingan dalam aktivitas hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati siklus 1 dan siklus 2 dapat
disajikan secara rinci melalui gambar 4.5 dihalaman berikut ini:
Gambar 4.5
Grafik Garis Perbandingan Aktivitas Tindakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.5, nampak perbandingan aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, maupun kegiatan penutup setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ada di titik 4 (80%) aktivitas tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kemudian meningkat menjadi di titik 5 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2.
Kegiatan inti ada 7 aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada siklus1 ada dititik 6 (86%) meningkat menjadi dititik 7 (100%) aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2. Sedangkan kegiatan penutup baik siklus 1 dan siklus 2 dari 1 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 4.12
Distribusi Perbandingan Aktivitas Tindakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Guru Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 1 dan Siklus 2
Tahap
Berdasarkan tabel 4.12, nampak perbandingan aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, maupun kegiatan penutup setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ada di titik 4 (80%) aktivitas tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kemudian meningkat menjadi di titik 5 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2. Kegiatan inti ada 7 aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada siklus1 ada dititik 6 (86%) meningkat menjadi dititik 7 (100%) aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2. Sedangkan kegiatan
penutup baik siklus 1 dan siklus 2 dari 1 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan dengan baik.
Perbandingan aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan oleh guru pada siklus 1 dan siklus 2 secara rinci disajikan melalui gambar 4.8
Gambar 4.6
Grafik Garis Perbandingan Aktivitas Tindakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Guru Kelas 4 SDN Jembangan 01 Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.6, nampak bahwa, perbandingan aktivitas tindakan siklus
1 dan siklus 2 model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan guru baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ada 4 (80%) aktivitas tindakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan oleh guru kemudian meningkat menjadi 5 (100%) aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan pada siklus 2, dari 7 aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan, sedangkan dalam kegiatan akhir pada siklus 1, terdapat 1 (100%)
aktivitas tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan guru seluruh tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan guru pada siklus 2.
Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil IPA melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, berdasarkan ketuntasan belajar, rata-rata, skor minimum dan maksimum siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017,
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berdasarkan Ketuntasan Belajar, Rata- rata, Skor Minimum dan Maksimum Siswa Kelas 4 SDN
Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 Tahun pelajaran 2016/2017 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No Ketuntasan
ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata dari pra siklus, siklus
1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan, Pada pra silkus siswa yang tuntas adalah 7
siswa, kemudian siklus 1 meningkat menjadi 13 siswa, dan siklus 2 juga mengalami
peningkatan menjadi 24 siswa.
Tabel 4.14
Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berdasarkan Ketuntasan Belajar, Skor Minimum, Skor Maksimum dan Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN
Jembangan 01 Batangan Pati Semester 1 Tahun pelajaran 2016/2017 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Deskripsi Skor
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Minimum 55 60 80
maksimum 90 96 100
Rata-rata 70 78 87
Tabel 4.14, nampak perbandingan skor minimum, skor maksimum dan skor
rata-rata selalu mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada
perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan peningkatan skor minimum antara pra siklus :
siklus 1 : siklus 2 yaitu 55 : 60 : 80, peningkatan hasil belajar IPA berdasarkan peningkatan
skor maksimum antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 yaitu 90 : 96 : 100, peningkatan hasil
belajar IPA berdasarkan peningkatan skor rata-rata antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2
yaitu 70 : 78 : 87.
Peningkatan hasil belajar IPA siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke
Gambar 4.7
Garis Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.7, nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar
berdasarkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati
semester 1 tahun 2016/2017 pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada Pra siklus jumlah
siswa yang tuntas adalah 7 siswa (29%) dari seluruh siswa (24 siswa) karena belum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Siklus 1, mengalami peningkatan karena sudah melakukan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dari pra siklus yaitu siswa yang tuntas menjadi 13 siswa (54%) dari seluruh siswa (24 siswa).
Siklus 2, mengalami peningkatan siswa yang tuntas menjadi 24 siswa (100%) dari
seluruh siswa (24 siswa).
Peningkatan jumlah ketuntasan belajar IPA terjadi, setelah pada siklus 1 dan siklus 2, diberi tindakan belajar yang berupa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa berfikir secara diskusi tentang materi yang disampaikan oleh guru, peningkatan aktifitas belajar secara kognitif dan
psikomotorik tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPA.
Pada pembelajaran pra siklus, siswa tidak difokuskan pada pembelajaran yang
kontekstual. Hasil belajar diukur melalui hasil tes yang merupakan aspesk kognitif, 0
5 10 15 20 25 30
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumla
h
Sis
wa
Siklus
sedangkan aspek psikomotoriktidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan
bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jembangan
01 Batangan Pati semester 1 tahun pelajarn 2016/2017, untuk mata pelajaran IPA dengan struktur dan fungsi panca indera dibawah KKM < 80.
Pembelajaran IPA melaui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa
difokuskan pada pembelajaran kontekstual. Hal ini, nampak pada hasil belajar IPA siswa
yang ditunjukkan oleh grafik perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati pada
semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 melalui gambar 4.8
berikut ini :
Gambar 4.8
Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata
Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan Pati, nampak bahwa perbandingan hasil
Perbadingan skor minimum ditunjukkan pada hasil belajar IPA pra siklus, siklus 1
dan siklus 2. Yaitu perbandingan skor minimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah
55: 60: 80.
Perbadingan skor maksimum ditunjukkan pada hasil belajar IPA pra siklus, siklus
1 dan siklus 2. Yaitu perbandingan skor maksimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2
adalah 90: 96 : 100.
Perbadingan skor rata-rata ditunjukkan pada hasil belajar IPA pra siklus, siklus 1
dan siklus 2. Yaitu perbandingan rata-rata, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 70: 78: 87.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Tindakan yng
diberikan berupa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan
dan tumbuhan; KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi
bagian tubuh hewan dan tumbuhan dan KD 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa
jenis makhluk hidup serta mengkaitkan dengan upaya pelestarian; KD 4.2 Membuat skema
siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan
pelestariannya.
Prosedur tindakan penelitian menggunakan 2 siklus. Kondisi pembelajaran IPA
saat pra siklus sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa yang mencapai KKM > 80, sebanyak 7 siswa (29% dari seluruh jumlah
siswa) dengan skor rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh yaitu 70. Pembelajaran siklus
1 model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, jumlah siswa yang mencapai KKM > 80, meningkat menjadi 13 siswa (54% dari seluruh siswa) dengan skor rata-rata hasil belajar
IPA yang diperoleh yaitu 78, dan siklus 2 hasil belajar IPA meningkat mencapai 24 siswa
(100% dari seluruh siswa) dengan skor rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh 87. Hal
ini menujukkan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator
kinerja. Pncapaian indikator kinerja dari hasil belajar IPA, ditetapkan bahwa hasil penelitian
berhasil, karena pada sikus 1 ketuntasan belajar IPA telah mencapai minimal (54%) dan
siklus 2 mencapai (100%). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA yang
dilaksanakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Peningkatan hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari hasil peneitian terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran IPA yang inovatif dan kooperatif yang dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari
beberapa siswa yang bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya mngajarkan materi yang
telah dikuasai kepada teman satu kelompoknya. Tindakan penelitian ini, didukung oleh
Sudrajat (2008:1) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari
beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan
selanjtunya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai kepada teman satu
kelompoknya. Dalam pembelajaran siswa dapat untuk mengolah informasi yang diperoleh
dari diskusi. Hal ini sejalan dengan Miftahul Huda (2014: 204) adalah guru harus
memahami kemampuan dan pengalaman siswa mengaktifkan skema ini agar materi
pembelajaran lebih bermakna, guru juga dapat memberi banyak kesempatan kepada
siswa untuk mengolah informasidan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Pelaksanaan pembelajaran IPA SD, dikembangkan mendasarkan pada standar
proses. Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan. Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan dasar dan menengah pada Bab III Menjelaskan bahwa desain pembelajaran
perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang megacu dalam standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian dan skenario pembelajaran. Penulisan Silabus dan RPP
oleh guru agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang
selalu mengalami perubahan setiap saat. Salah satu pembelajaran yang mampu
menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat adalah pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPA, mempengaruhi pada peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hasil
penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa dari Pra siklus.
Siklus 1 dan siklus 2 yaitu dari skor minimum adalah 55: 60: 80 ; skor maksimum adalah 90: 96: 100; skor rata-rata adalah 70: 78: 87; dan ketuntasan adalah 29%: 54%: 100%.
Berdasarkan uraian penelitian, maka penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sri Arifah bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kuntisari II Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 23,2% yaitu 69% pada siklus I dan 92,2%
pada siklus II Persentase aktivitas siswa juga mengalami peningkatan sebesar 22,5%,
yaitu 67,5% pada siklus I dan 90% pada siklus II. Sementara itu, ketuntasan belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mengalami
peningkatan sebesar 13,9%, yaitu 75% pada siklus I dan 88,9% pada siklus II. Persentase
angket respon siswa secara keseluruhan menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 90%.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kutisari II Surabaya.
Penelitian lain yaitu penelitian Ranggi Andang S, dengan judul Upaya
Meningkatan Hasil Belajar IPS materi Gejala Alam di Indonesia dan Negara Tetangga
melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VI SD Negeri 3 Adipala tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan meningkatnya hasil belajar siswa, pada siklus
I, nilai rata-rata kelas hanya 70,07 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 17 siswa atau
sebesar 68,57%. Kemudian, pada siklus 2 nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,14
dengan ketuntasan klasikal sebanyak 28 siswaatau sebesar 88,57%. Berdasarkan hasil
tipe jigsaw dan media audio visual dapat meningkatnkan pemahaman materi kebebasan berorgaisasi pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Adilpala tahun ajaran 2011/2012.
Penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Batangan