• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar I"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Selo yang beralamatkan di Dukuh Temusari, Desa Lencoh Kecamatan Selo , Kabupaten Boyolali. Kondisi Fisik dari SD Negeri 2 Selo tergolong baik. SD Negeri 2 Selo mempunyai letak yang sangat strategis maka ada pula para peserta didik yang berasal dari Dukuh Blumbangsari, Desa Samiran, Kecamatan Selo. SD Negeri 2 Selo sangat mudah dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi umum.

Sekolah Dasar Negeri 2 Selo juga didukung oleh para pendidik dengan kualifikasi pendidikan S-1 dan berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan Mata Pelajaran Sekolah Dasar yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ). Jumlah keseluruhan dari tenaga Pendidik dan tenaga Non Kependidikan adalah : Tenaga pengajar 6 orang guru Pegawai Negeri Sipil ( PNS) 3 orang guru Non Pegawai Negeri Sipil ( guru honorer ), dan 1 orang pegawai honorer Penjaga sekolah.

(2)

20 Tabel 1

Ijazah dan status Kepegawaian Guru SD Negeri 2 Selo,Kecamatan Selo.

No Ijazah

Status Kepegawaian

Guru PNS Guru/tenaga Honorer

1 S-2 1

2 S-1 4 3

4 SLTA 1

5 Jumlah 6 3

Sumber : Dokumen SD Negeri 2 Selo ,tahun 2017

Selain didukung para tenaga pengajar yang berkualitas ,Sekolah Dasar Negeri 2 Selo juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2

Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Selo Kecamatan Selo

No Sarana /Ruang Jumlah

Luas ( 𝑚2 )

Kondisi

Baik Rusak

1 Ruang kelas

6 294 √ -

2 Ruang Perpustakaan

(3)

21

3 Ruang Guru

1 49 √ -

4 Ruang Kepala Sekolah

1 20 √ -

5 Ruang UKS

1 10 √ -

6 Ruang Ibadah

1 56 √ -

7 Gudang

1 42 - √

8 Kamar mandi/WC guru

1 9 √ -

9 Kamar Mandi /WC siswa

4 33 √ -

Berdasar tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh fasilitas primer sudah ada untuk kelancaran proses pembelajaran, seperti ruang kela,ruang perpustakaan,ruang UKS dan tempat ibadah. Keberadaan semua sarana dan prasarana tersebut sangat berpengaruh terhadap guru dalam menjalankan tugas utamanya yaitu mengajar dan mendidik para peserta didiknya.

4.2 Implementasi Penelitian Tindakan Kelas ( Kolaboratif-Bergantian )

a. Siklus I 1) Perencanaan

(4)

22

Kelas. Setelah melakukan pengamatan peneliti menetapkan permasalahan-permasalahan yang perlu segera diperbaiki. Permasalahan itu adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam interaksi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

Setelah guru menetapkan permasalahan yang akan diteliti , guru sebagai peneliti menyiapkan semua peralatan, bahan, dan sarana yang diperlukan di antaranya adalah :

a) Menetapkan materi pelajaran yang akan dipelajari. b) Menyusun rencana pembelajaran.

c) Menyiapkan lembar kegiatan untuk para peserta didik. d) Menyiapkan peralatan sepeti :

a) Buku paket Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V b) Media .

c) LCD Proyektor sebagai penayang materi pelajaran. d) Buku Lembar Kegiatan Siswa

e) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa. f) Membuat soal tes untuk ulangan siklus I

g) Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaiakn materi Pelajaran IPA.

h) Menyusun jadwal kegiatan.

4.2.1 Pelaksanaan Tindakan

(5)

23

Setiap pertemuan terdiri dari 2 X 35 menit. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017 pada jam pelajaran pertama yang dimulai pada pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.25. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu , 15 Maret 2017 pada jam pelajaran keempat dan kelima pada pukul 09.15 sampai dengan pukul 10.25 WIB . Masing-masing pertemuan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pembukaan , kegiatan inti , dan penutup. Posisi tempat duduk berubah-ubah sesuai dengan jenis kegiatan , misal pada saat penjelasan dari guru berjajar semua kursi menghadap ke papan tulis , pada saat kerja kelompok atau berdiskusi posisi kursi melingkar sesuai kelompok masing-masing.

a. Pertemuan I 1) Pembukaan

(6)

24 2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang Gerak Benda dengan menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw dan LCD proyektor sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Setiap siswa belajar bersama sesuai dengan kelompoknya yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 dan 5 orang. Pada setiap kelompok menjawab 3 pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan sintaks Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti akan membagi anggotanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang sering disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli

akan berkumpul untuk mencari jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka akan kembali ke Kelompok inti untuk menjelaskan kepada teman-temannya sesuai dengan tugas masing-masing secara bergantian.Setelah semua tim ahli menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok maka Secara bergantian kelompok inti membacakan hasil diskusinya ke depan kelas kelompok lain menanggapi. kemudian guru memberikan nilai kepada hasil kerja kelompok dilanjutkan pemajangan hasil diskusi oleh salah satu anggota kelompok dimulai dari nilai yang tertinggi. Guru sebagai fasilitator memberi pertanyaan kepada siswa secara acak pada setiap kelompok atau individu.

(7)

25

Guru mengajak para peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya terhadap materi yang belum diketahui dan belum dipahami.

b. Pertemuan II 1) Pembukaan

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik mengenai pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Guru melanjutkan kegiatan awal pembelajaran yaitu menjelaskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikator-indikator yang harus dicapai oleh semua peserta didik.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajarai pada pertemuan pertama,kemudian guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertamuan ini.

2) Kegiatan Inti

(8)

26

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan sintaks Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti akan membagi anggotanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang sering disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli akan berkumpul untuk

mencari jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka akan kembali ke Kelompok inti untuk menjelaskan kepada teman-temannya sesuai dengan tugas masing-masing secara bergantian. Setelah semua tim ahli menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok maka Secara bergantian kelompok inti membacakan hasil diskusinya ke depan kelas kelompok lain menanggapi. kemudian guru memberikan nilai kepada hasil kerja kelompok dilanjutkan pemajangan hasil diskusi oleh salah satu anggota kelompok dimulai dari nilai yang tertinggi. Guru sebagai fasilitator memberi pertanyaan kepada siswa secara acak pada setiap kelompok atau individu.

3) Kegiatan Penutup

(9)

27

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya terhadap materi yang belum diketahui dan belum dipahami.Guru membagikan soal post tes tentang Gerak Benda.

4.2.2 Observasi

Peneliti mengamati segala yang terjadi pada pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Peserta didik sangat antusias mengikuti pelajaran dengan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.

b. Sebagian peserta didik sudah mencatat penjelasan guru yang disampaikan dengan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.

c. Terdapat beberapa peserta didik ( 5- 8 orang ) yang masih sering mengganggu temannya di kelompok yang lain.

d. Pada saat bekerja kelompok masih gaduh,ada yang berbicara keras ada yang masih mengganggu temannya.

e. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan kelompok.

(10)

28

g. Hasil ulangan harian pada akhir siklus I masih terdapat 9 siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan belajar minimal atau Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 80.

4.2.3 Analisis dan Refleksi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran kemudian dianalisis dan dilakukan refleksi.Hasil analisis dan refleksi sebagai berikut :

a. Untuk mengatasi peserta didik yang sering mengganggu temannya guru perlu memberikan motivasi dan tindakan tertentu agar semua peserta didik bisa menjalankan semua kewajibannya.

b. Untuk mengatasi siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) guru perlu memberi penjelasan dalam memahami langkah-langkah diskusi.

c. Guru perlu mengulang penjelasan beberapa materi sebagai penekanan kepada peserta didik agar hasil yang dicapai secara klasikal dan individu meningkat.

2. Siklus II

a. Perencanaan

(11)

29

pembelajaran siklus II merupakan penyempurnaan pembelajarn Siklus I. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pembelajaran siklus II sebagai perbaikan siklus I adalah :

1) Memberikan motivasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap peserta didik yang sering mengganggu temannya agar tercapai tingkat kebisingan nol.

2) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar mudah memahami materi sehingga hasil belajar akan baik.

3) Mengulang penjelasan materi pelajaran agar peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya .

4) Melakukan persiapan untuk kegiatan pembelajaran pada siklus II, beberapa persiapan itu adalah :

1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari.

2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti LCD Proyektor.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 4) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS )

5) Menyiapkan soal ulangan untuk kegiatan ulangan harian pada siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

(12)

30

pada hari Senin , 27 Maret 2017 dimulai pukul 07.15 sampai dengan 09.00 WIB.

1. Pelaksanaan Siklus II a. Pembukaan

Guru mengajak berdoa kepada semua peserta didik.Selanjutnya mengajak peserta didik untuk mengucapakan Pancasila, dan menyanyikan lagu “ Syukur ” kemudian mengisi presensi peserta didik. Selanjutnya memberikan motivasi kepada peserta didik mengenai pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Guru melanjutkan kegiatan awal pembelajaran yaitu menjelaskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikator-indikator yang harus dicapai oleh semua peserta didik. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan tentang gerak benda untuk mengetahui pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari pada siklus I.

b. Kegiatan Inti

(13)

31

Setiap siswa belajar bersama sesuai dengan kelompoknya masing-masing, setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang.Pada setiap kelompok menjawab 5 pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan sintaks Tipe Jigsaw Ketua kelompok inti akan membagi anggotanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang kemudian disebut “ Tim Ahli” Para Tim Ahli akan berkumpul untuk mencari jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah selesai tim ahli mengerjakan tugasnya maka akan kembali ke Kelompok inti untuk menjelaskan kepada teman-temannya sesuai dengan tugas masing-masing secara bergantian.Setelah semua tim ahli menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok maka Secara bergantian kelompok inti membacakan hasil diskusinya ke depan kelas kelompok lain menanggapi. Guru memberikan nilai kepada hasil kerja kelompok dilanjutkan pemajangan hasil diskusi oleh salah satu anggota kelompok dimulai dari nilai yang tertinggi. Guru sebagai fasilitator memberi pertanyaan tentang energi kepada siswa secara acak pada setiap kelompok atau individu.

c. Kegiatan Penutup

(14)

32

mengajak para peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari , kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya terhadap materi yang belum diketahui dan belum dipahami.Guru memberikan tugas untuk dikerjakan ( pelaksanaan post tes )

d. Observasi

Peneliti bersama guru kolaboran mengamati jalannya kegiatan pembelajaran pada siklus II kemudian mencatat beberapa hal yang penting kaitannya dengan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan.Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peserta didik yang mengganggu temannya sudah semakin berkurang dengan demikian semakin banyak peserta didik yang sadar akan tugas dan kewajibannya.

2) Sebagian siswa sudah mengerti akan tahapan-tahapan kerja kelompok pada tipe Jigsaw.

(15)

33

4) Siswa yang memperoleh nilai di bawah 80 pada siklus I masih ada 9 siswa atau sekitar 33 % sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai di bawah 80 tinggal 3 siswa atau 11 %.

5) Hasil belajar siswa dapat meningkat tajam setelah menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw.

c. Analisis dan Refleksi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus II selanjutnya dianalisis dan dilakukan refleksi. Hasil analisis dan refleksi tersebut adalah :

1) Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan pengetahuan tentang tahapan Tipe Jigsaw.

2) Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Maka dari itu guru perlu menggunakan Model Pembelajaran Inovatif yang lain agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

4.2.4 Hasil Belajar Siswa

(16)

34

bersama teman menyebabkan pengetahuan yang diperoleh menjadi semakin bermakna dan lebih tahan lama tertanam dalam pikiran para siswa, hal ini menyebabkan pemahaman peserta didik terhadap materi semakin kuat dan mendalam.

Peningkatan hasil belajar para siswa dapat kita lihat dari pada saat mereka pertanyaan dan soal dari guru baik secara kelompok maupun secara individu.Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw telah berhasil dan terbukti dapat mengurangi jumlah soal dan pertanyaan yang tidak terjawab oleh para peserta didik baik secara kelompok maupun secara individu. Secara umum penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar para siswa walaupun dengan kadar yang berbeda-beda.

Tabel kategori Data Hasil Belajar Siswa

Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas ≥ 80 % 15 orang ( 55,56% ) 18 orang

( 66,67%)

24 orang ( 88,89% ) Tidak tuntas ≥ 80 % 12 orang ( 44,4%) 9 orang (33,3%)

3 orang (11,1%)

Jumlah 100

(17)
(18)

36

Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) juga diperkuat dengan hasil tes ulangan yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dua kali post tes yang dilakukan akhir siklus I dan akhir siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik bila dibandingkan dengan sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II.

Keterangan :

a. Pada siklus I peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu di bawah 80 adalah 9 orang.

b. Peserta didik yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ≥ 80 adalah 18 orang.

(19)

37

d. Pada siklus II peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu di bawah 80 adalah 3 orang.

e. Peserta didik yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ≥ 80 adalah 24 orang.

f. Tarap serap terhadap materi pelajaran adalah 89 %

Tabel di atas semakin memperkuat hasil pengamatan mengenai hasil belajar para siswa dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Hasil belajar yang dicapai para peserta didik mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelum pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.

Hasil belajar para siswa di atas dapat kita kategorikan dalam 3 kategori, yaitu : sangat baik, cukup baik, dan kurang baik. Kategori nilai hasil belajar peserta didik dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel kategori Data Hasil Belajar Siswa Interval

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frek % Frek % Frek %

91-100 10 37 10 37 17 63

80-90 5 18,6 8 29,7 7 25,9

60-79 12 44,4 9 33,3 3 11,1

(20)

38

Terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai pada siklus II. Pada siklus I peserta didik dengan hasil belajar sangat baik berjumlah 10 siswa atau 37 % siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 53 %.

Pada siklus I peserta didik dengan hasil cukup baik berjumlah 8 siswa atau 29,7 %,siklus II menjadi 7 atau 25,9 %, Walaupun pada siklus II siswa dengan hasil belajar cukup baik menurun tetapi bukan terjadi pada siswa yang sama, pada siklus I siswa dengan hasil belajar cukup baik banyak menjadi sangat baik.

Pada siklus I siswa dengan hasil kurang baik sebanyak 9 siswa atau 33,3 %,siklus II menurun menjadi 3 siswa atau 11,1 %. Dengan demikian secara klasikal hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan. Secara klasikal pada siklus I peserta didik dengan hasil belajar lebih dari atau sama dengan 80 sebanyak 18 siswa atau 67 %,siklus II siswa dengan hasil belajar lebih besar atau sama dengan 80 sebanyak 24 siswa atau 89 %. Hanya ada 3 peserta didik yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai dengan siklus II. Walaupun demikian data pada tabel di atas sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar bila dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw.

4.2.5 Pembahasan

(21)

39

siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 67 % (18 orang) yang belum tuntas 33,3 % (9 orang). Pada siklus II yang mecapai ketuntasan belajar sebesar 89 % (24 orang) yang tidak tuntas 11,1 % ( 3 orang ).

Siklus I sudah mengalami peningkatan dari pretes yang hanya 15 siswa atau 55,56% sudah menjadi 18 siswa yang sudah tuntas atau mendapat nilai sama dengan dan lebih dari 80 atau 66,67 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas dari 12 orang sudah menurun atau berkurang menjadi 9 orang yang mendapat nilai kurang atau dibawah KKM yaitu 33,33%.

Dengan demikian siswa yang tuntas dari 15 siswa sudah bertambah menjadi 18 siswa atau dari 55,56% menjadi 66,67 % sehingga penelitian belum mencapai idikator keberhasilan yaitu 80% atau 22 siswa mendapat nilai 80 sehingga masih dilanjutkan siklus II. Seperti ditunjukan pada tabel perbandingan pencapaian hasil belajar siswa nilai pretes terhadap siklus I ( terlampir ).

Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 18 siswa atau 66,67% sudah menjadi 24 siswa yang sudah tuntas atau mendapat nilai sama dengan dan lebih dari 80 atau 88,89%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dari 9 orang sudah menurun atau berkurang menjadi 3orang yang mendapat nilai kurang atau dibawah KKM yaitu 11,11%.

(22)

40

Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang sangat bermanfaat bagi para peserta didik. Kecuali itu penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigssaw juga memberikan dampak bagi para siswa berupa motivasi belajar yang semakin berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar yang maksimal.

Pada rujukan penelitian dilaksanakan III siklus sedangkan dalam penelitian ini hanya II siklus. Pada rujukan penelitian siklus I yang mencapai ketuntasan 20,51% sedangakan di dalam penelitian ini yang mencapai ketuntasan 66,67%. Pada siklus II yang telah mencapai ketuntasan 58,97% sedangkan dalam penelitian ini yang mencapai ketuntasan 88,89%.

Gambar

Tabel 2 Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Selo Kecamatan Selo
Tabel kategori Data Hasil Belajar Siswa
Tabel di atas semakin memperkuat hasil pengamatan mengenai hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut maka peneliti berinisiatif untuk merancang software yang berfungsi untuk mendeteksi anak ADHD ( attention deficit and hyperactive disorder ) berbasis

We offer you lots of varieties of link to get guide Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan On is as you require this Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan You can

Berdasarkan pembahasan dan pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Simple Additive

ini akan dibahas mengenai perangkat lunak yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran flora dan fauna kepada anak berbasis komputer terutama untuk anak pada masa The

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

dimasukkan ke dalam sebuah channel decoder untuk melindungi data. Gambar 5.26 Model Umum Sistem Komunikasi Digital Spektrum.. Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah

 Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal (pyramidal) merupakan jalur desending yang terdiri dari

Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling