• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kolegial Dalam Peningkatan Kinerja Guru Di SD Negeri Plalangan 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kolegial Dalam Peningkatan Kinerja Guru Di SD Negeri Plalangan 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil penelitian yang bersumber dari observasi, pengamatan, wawancara, dokumentasi dan FGD akan dikelompokkan sesuai dengan permasalahan serta tujuan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil SD Negeri Plalangan 01

Penelitian Supervisi Akademik Berbasis Kolegial ini mengambil lokasi di SD Negeri (SDN) Plalangan 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan alamat Jl. Mr WuryantoGunungpati, Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101036302009, Nomor telepon (024) 70772346 dengan SK pendirian momor 421.2/001/VIII/34/85 tanggal 1 Januari 1985. Lokasi sekolah berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Gunungpati sebagai Kota kecamatan dengan Kota Ungaran sebagai Ibukota Kabupaten Semarang.

(2)

bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang berupa lereng Gunung Ungaran, baratberbatasan dengan Kelurahan Gunungpati sedangkan bagian utara berbatasan dengan Kelurahan Nongkosawit.Akses ke Kantor Kecamatan Gunungpati yang baru berjarak kurang lebih 4 Km dan dengan Kantor Kecamatan lama sekitar 200 m.

(3)

Lokasi sekolah secara geografis sangat strategis untuk kegiatan pembelajaran, karena terletak di tepi jalan raya yang menyebabkan akses transportasi lewat di depannya. Ketinggian kurang lebih 600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan kondisi udara yang sejuk dan tidak banyak polusi udara.

Walaupun berada di Kelurahan Plalangan, ternyata berdasarkan data induk sekolah sebagian besar siswanya bukan berasal dari wilayah kelurahan Plalangan, tetapi menyebar dari wilayah kelurahan Gunungpati, Mangunsari, Sumurejo, Nongkosawit, Cepoko dan juga dari wilayah Ungaran serta Boja dengan data seperti pada tabel.

Tabel 4.1 Data Rombongan Belajar (Rombel)

Berdasarkan Wilayah Domisili

No Nama

Wilayah

Jumlah

Rombel Dalam

Kelurahan

Luar

Kelurahan Siswa

1 Kelas 1 10 30 40

2 Kelas 2 14 28 42

(4)

Sumber: Evaluasi Diri Sekolah, 2014

Kondisi siswa yang berasal dari berbagai wilayah, letak sekolah yang saling berdekatan serta kegiatan pembelajaran olahraga yang selalu bersamaan dengan beberapa sekolah seperti SMA 12 Semarang, SMP IT Bina Amal dan MI Roudhotus Sibiyan menyebabkan berbagai budaya berbaur. Kondisi ini merupakan tantangantersendiri yang dihadapi untukmengatasi persaingan menuju visi, misi dan tujuan sekolah yang sudah dirumuskan.SDN Plalangan 01.Perumusan visinya adalah “Unggul dalam prestasi, terampil, sehat jasmani/rohani serta berakhlak mulia.” Misi sekolah meliputi 1) Mewujudkan iklim suasana yang berbudaya agamis bagi seluruh warga sekolah, 2) Mewujudkan system manajemen berbasis teknologi, 3) Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, 4) mengoptimalkan pemberdayaan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, 5) Melaksanakan pemberdayaan dan bimbingan secara efektif agar siswadapat berkembang lebih optimal, 6)

4 Kelas 4 13 23 36

5 Kelas 5 12 32 44

6 Kelas 6 10 33 43

(5)

Mengembangkan dan mengoptimalkan pengembangan kurikulum, 7) Membudayakan hidup sehat bagi warga sekolah, dan 8) Melaksanakan pengembangan kegiatan akademik dan non akademik.

Menyadari letak sekolah yang mudah dijangkau berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah, sehingga tahap demi tahap, lambat laun kondisi sekolah mulai terjadi perubahan ke dalam hal yang semakin positif. Berbagai sarana dan prasarana sekolah sebagai penunjang kegiatan pembelajaran telah dilakukan, beberapa pembenahan dan berbagai upayaditempuh untuk melengkapi kekurangannya.Dengan jumlah ruang terdiri atas 6 ruang kelas masing-masing untuk kelas I sampai VI dan 1 ruang masing-masing dimiliki guru, kepala sekolah, perpustakaan, UKS dan rumah penjaga serta kamar mand/WC ada 3 buah.

(6)

dapat dilihat dari kondisi guru SDN Plalangan 01 berdasarkan kualifikasi, status, jenis kelamin dan jumlah dapat dipaparkan dalam data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kualifikasi Guru Berdasarkan KualifikasiPendidikan ,Status, dan Jenis Kelamin

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jml

PNS GTT/GB

L P L P

1. S3/S2 - - - -

2. S1/D4 7 2 1 - 10

3. D3/Sarmud - - - - -

4. D2 - - - - -

5 D1 - - - - -

6 SMA/sederajat - 1 - - 1

Jumlah 7 3 1 - 11

Sumber: Evaluasi Diri Sekolah, 2014

(7)

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru –guru di SDN Plalangan 01 Gununpati Semarang pada tahun pelajaran 2014/2015.

4.1.2Program supervisi Akademik Berbasis

Kolegial di SDN Plalangan 01

4.1.2.1Perencanaan Supervisi Akademik

Berbasis Kolegial di SDN

Plalangan 01

Terkait dengan supervisi akademik kolegial oleh kepala sekolah SDN Plalangan 01, peneliti telah mengungkap dengan mengambil data melalui wawancara terhadap nara sumber yang masing-masing diuraikan pada bagian berikut.

Supervisi akademik menurut kepala SDN Plalangan 01Sugeng Setyadi S.Pd sebagai berikut:

(8)

berlangsung dengan cara kekeluargaan ”

Pernyataan tersebut diperkuat oleh oleh Sujarso selaku guru kelas yang menyatakan bahwa:

“Supervisi akademik kolegial merupakan suatu bentuk supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebgai supervisor untuk mengamati proses pembelajaran guru di kelas. Pada supervisi tersebut, setelah dilakukan observasi kelas pada waktu guru mengajar dilanjutkan dengan proses pemberian masukan antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang disupervisi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan santai dan terbuka sehingga tidak ada perasaan seperti dinilai.”

Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Sri Wahyuni yang menyatakan bahwa:

(9)

Hal senada juga disampaikan oleh Muheri dalam pernyataannya:

“Supervisi akademik merupakan usaha dari kepala sekolah untuk memberikan layanan kepada guru dalam rangka memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran. Setelah supervisi dilanjutkan dengan pemberian masukan tentang hasil dari proses supervisi tersebut mengenai keluhan ataupun masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran dalam suasana santai”

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademis kolegial di SDN Plalangan 01 dipahami sebagai arahan yang diberikan oleh seorang supervisor dalam hal ini kepala sekolah kepada guru-guru dan setelahnya diberikan penguatan atau arahan tentang kendala yang dihadapi untuk dipecahkan bersama secara kekeluargaan, terbuka .

Supervisi akademik kolegial merupakan program yang telah direncanakan diSDN Plalangan 01. Seperti hasil dalam wawancara dengan Kepala Sekolah Sugeng Setyadi, S.Pd dalam pernyataannya:

(10)

sekolah baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.”

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sujarsoselaku guru kelas yang berpendapat bahwa:

“Kita harus saling berkomunikasi dalam mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik, karena pelaksanaan supervisi sudah terencana dan terjadual bahkan sebelum mensupervisi, dibuat kesepakatan tentang waktu pelaksanaan supervisi dengan guru yang akan disupervisi.”

Selaras dengan kedua pendapat di atas Sri Wahyuni dalam pernyataannya :

“Perlunya perencanaan dan persiapan sebelumnya.Kita sebagai seorang guru perlu menyiapkan perangkat pembelajaran karena pelaksanaan supervisi sudah ditentukan waktunya.”

(11)

Berbicara tentang siapa yang merencanakan supervisi menurut pendapat Sugeng Setyadi kepala SDN Plalangan 01 dalam pernyataannya:

“Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksaan supervisi dapat terarah. Apabila pelaksaan supervisi tidak diawali dengan adanya perencaan dikawatirkan akan dapat mengecewakan banyak pihak, seperti guru, supervisor sendiri dan bahkan siswa yang secara tidak langsung memerlukan peningkatan kemampuan mengajar gurunya. Jadi seorang kepala sekolah sebelumnya sudah mempunyai program tentang hal tersebut.”

Sependapat dengan kepala sekolah Sri Wahyuni menyatakan bahwa:

“Kepala sekolah sebagai penanggung jawab segala kegiatan di sekolah termasuk perencanaan supervisi.Perlunya perencanaan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari program supervisi itu sendiri, sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam lembar supervisi, dan guru sudah merasa siap dari segi administrasi.”

(12)

“Administrasi guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran antara lain persiapanadministrasi seperti promes, silabus, RPP, termasuk alat evaluasi pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sampai pada evaluasi.”

Sependapat dengan hal tersebut di atas Sri Wahyuni menyatakan:

“Guru perlu mempersiapkan semua administrasi pembelajaran untuk dilihat dan diteliti selain ketika kita mengajar dikelas, sehingga selain buku administrasi cara kita menghadapi siswa di kelas juga diamati.”

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa Supervisi akademik bukan bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan tetapi diperlukan persiapan.Supervisi akademik harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan.

(13)

4.1.2.2 Pelaksanaan Supervisi akademik

berbasis Kolegial.

Pelaksanaan supervisi diawali dengan menyiapkan blangko supervisi, dan kepala sekolah mengingatkan guru yang akan disupervisi tentang waktu pelaksanaan.Pelaksanaan supervisi akademik berbasis kolegial di SD Negeri Plalangan 01 menurut kepala sekolah tidak memerlukan pendanaan, karena blangko supervisi difoto copy menggunakan dana BOS.

Pada waktu pelaksanaan supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik tentang materi yang akan disampaikan dan metode yang cocok untuk materi tersebut. Guru benar-benar mempersiapkan diri secara optimal. Komponen yang diniali pada supervisi adalah persiapan pembelajaran dan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah SDN Plalangan 01 Sugeng Setyadi dalam pernyataannya :

(14)

Masih menurut kepala sekolah langkah-langkah supervisi meliputi:

“…tahap awal berupa pengecekan perencanaan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Sehingga guru bebar-benar sudah siap untuk disupervisi dan melaksanakan proses pembelajaran. Yang kedua pengamatan di kelas, disini akan sayacatat data-data yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dan yang ketiga pemberian umpan balik yaitu diskusi terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi pada proses pembelajaran guna peningkatan pembelajaran berikutnya.”

Melalui supervisi akademik berbasis kolegial, guru semakin termotivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas lebih menarik dan lebih hidup. Guru akan semakin tertantang untuk mencari sumber informasi baru guna peningkatan penguasaan materi pembelajaran. Interaksi antara kepala sekolah dan guru-murid menjadi lebih dekat serta akrab dengan suasana kekeluargaan.Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri Wahyuni:

(15)

memperbaiki pembelajarannya karena timbul dari kesadarannya sendiri, termotivasi, tidak merasa sungkan, lebih rileks ketika menyampaikan keluhannya, pokoknya dalam suasana akrab.”

Sebagaimana Sri wahyuni, pendapat Sujarso sebagai berikut:

“…melalui supervisi akademik kolegial sangat membatu dalam pengembangan kegiatan pembelajaran. Solusi dari kepala sekolah terhadap kendala-kendala yang dihadapai pada pembelajaran dapat teratasi melalui umpan balik dan diskusi Sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan

meperbaiki proses

pembelajaran.Melalui umpan balik akan meningkatkan interaksi dengan kepala sekolah.”

Senada dengan pendapat di atas Muheri menyatakan bahwa:

“Supervisi Akademik Berbasis Kolegial di SD Negeri Plalangan 01 dalam pelaksanaannya memiliki kelebihan yaitu meningkatkan motivasi bagi guru dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Disamping itu juga meningkatkan interaksi yang lebih baik antar kepala sekolah-guru dan guru-siswa.”

(16)

akanmeningkatkan proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja guru dan prestasi akademik siswa. Pelaksanaan supervisi akademik berbasis kolegial di SD Negeri Plalangan 01 dimulai dengan persiapan, yaitu kesepakatan waktu pelaksanaan. Walaupun jadual sudah tersusun tetapi karena kesibukan kepala sekolah, maka waktu pelaksanaan disesuaikan lagi waktunya. Komponen yang dinilai oleh supervisor adalah perangkat pembelajaran dan proses kegiatan pembelajaran yang mengacu pada RPP.

Berikut petikan wawancara terkait dengan pertanyaan yang penulis sampaikan.“Pada waktu pelaksanaan supervisi akademik berbasis kolegial bagaimana persiapan anda?

“Saya sebagai kepala sekolah akan menyiapkan segala perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan supervisi baik itu format atau blangko supervisi maupun waktu yang telah disepakati dengan guru yang akan disupervisi. Hal itu perlu karena persiapan itu penting …”

(17)

“Ketika akan disupervisi blangko sudah disiapkan oleh sekolah. Supervisi yang pada awalnya hanya merupakan kegiatan secara administratif, tetapi setelah berbasis kolegial membuat guru termotivasi untukselalu memperbaiki dan lebih mengembangkan pembelajaran. Hal ini karena kepala sekolah tidak hanya sekedar menilai saja, tetapi meberikan banyak masukan terhadap proses pembelajaran.”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang semakin berkembang dan menarik akanmembuat siswa lebih tertarik terhadap pelajaran. Pada waktu pemberian umpan balik akan diungkapkan kendala yang dihadapi guru sehingga terjalin diskusi untuk peningkatan pembelajaran berikutnya.

Guru akan termotivasi untuk meningkatkan PBM. Karena dalam supervisi kolegial terwujud suasana yang akrab dan kekeluargaan, sehingga semua kesulitan dan hambatan guru dalam PBM akan mudah diungkapkan. Hasilnya motivasi guru meningkat dalam perbaikan PBM, suasana pembelajaran menjadi semakin bermutu.

(18)

4.2.1

Perencanaan Program Supervisi Akadmik berbasis Kolegial.

(19)

Kegiatan identifikasi dan pembentukan team dilakukan melalui pertemuan dalam rapat sekolah diawal semester dan dilanjutkan diskusi.Hasil diskusi selanjutnya dibuat dalam bentuk rangkuman yang berisi identifikasi masalah pembelajaran pada semester tersebut.Berdasarkan rangkuman identifikasi masalah pembelajaran tersebut, dibuat perencanaan supervisi akademik dengan menggunakan pedoman supervisi akademik yang telah ada yang meliputi indikator: a) penentuan tujuan supervisi akademik, b)jadwal pelaksanaan supervisi akademik, c) teknik supervisi akademik, d) instrumen supervisi akademik, e) pelaksanaan supervisi akademik, f) pemberian umpan balik (feedback) dan rencana tindak lanjut. Kegiatan tersebut dilakukan melalui diskusi dengan guru yang akan disupervisi berkaitan dengan aspek-aspek apa saja yang ada dalam supervisi.

(20)

pembelajaran lebih baik maka mutu proses pembelajarannya juga akan menjadi baik.

Pada panduan supervisi akademik guru yang akan disupervisi perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran yang tediri dari prota, promes, silabus dan RPP. Pada waktu kegiatan awal sebelum pelaksanaan supervisi, supervisor dan guru yang akan disupervisi setelah kesepakatan waktu juga umpan balik tentang skenario pembelajaran yang akan disampaiakan. Sehingga guru juga menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran.

Proses pemberian respon sebelum pelaksanaan supervisi akademik ini diharapkan mengurangi ketegangan/grogi bagi guru. Selama proses pembelajaran diharapkan berlangsung secara alami seperti pada waktu pembelajaran setiap hari. Bagaimanapun juga, yang namanya di pantau tentu membuat guru menjadi tegang/grogi. Evaluasi pembelajaran juga dipersiapkan seperti yang sudah terintegrasi di RPP.

(21)

diskusi supervisor, guru yang disupervisi, dan rekan sejawat dalam team.

4.2.2

Pelaksanaan

Program

Supervisi

Akademik Berbasis Kolegial di SDN

Plalangan 01

Setelah menyusun perencanaan supervisi maka harus disosialisasikan tentang pelaksanaan supervisi akademik tersebut kepada guru yang akan disupervisi. Membuat kesepakatan bersama dengan guru yang akan disupervisi tentang waktu dan aspek-aspek dalam supervisi akademik.

Dari pernyataan Sujarso guru kelas III, kegiatan supervisi akademik mulai dari:

“1)Pemeriksaan tentang kelengkapan perangkat pembelajaran, 2)Proses pembelajaran, 3)Penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan, 4) Dan terakhir identifikasi masalah yang terjadi selama supervisi akademik.”

(22)

profesional guru yang dapat terlihat dalam kualitas pembelajaran.

Seperti yang sudah dikemukakan Nurtain (1999: 258) terdapat tiga tahapan dalam melaksanakan supervisi pengajaran yaitu: (1) tahapan pertemuan awal yang meliputi kegiatan pembahasan guna memantapkan hubungan supervisor dengan guru serta merencanakan kegiatan bersama; (2) tahapan observasi yaitu mengamati langsung perilaku dan gejala munculnya masalah selama di kelas; dan (3) tahap pertemuan akhir yang merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dengan guru kelas yang disebut dengan tindak lanjut dialogis kolegial. Hal ini juga berlangsung di SDN Plalangan 01

(23)

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) pada awal semester. Tahap observasi kelas, selama proses pembelajaran supervisor mengamati kegiatan pembelajaran dari mulai dibuka sampai ditutup.

Tahap pertemuan akhir yang merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dengan guru disebut dengan tindak lanjut. Pada tahap umpan balik ini hasil temuan dari supervisor dan hambatan selama proses pembelajaran yang dilakukan guru diungkapkan. Suasana dibuat dengan konsep kekeluargaan, sehingga keakraban antara supervisor dan guru yang disupervisi akan terwujud. Hubungan antara atasan dan bawahan, serta antar teman diminimalisir, yang dimunculkan adalah kemitraan untuk menuju tujuan yang lebih tinggi yaitu peningkatan kualitas proses pembelajaran

(24)

waktu istirahan dan jam tidak mengajar, kebanyakan guru lebih senang menghadapi laptop.

Dampak lain dari supervisi yang lain adalah, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah seperti LCD sehingga proses pembelajaran di kelas menjadi menarik dan tidak membosankan. Pelajaran yang dianggap abstrak dapat disajikan lebih variatif, sehingga mudah untuk dipahami siswa.Guru dapat memanfaatkan media tersebut untuk mengatasi kurangnya buku BSE.

(25)

4.2.3

Hambatan dan Kendala Supervisi

Akademik Berbasis Kolegial di SD

Negeri Plalangan 01

Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik kolegial tidak selalu berjalan sesuai dengan perencanaan. Supervisi sudah dipersiapkan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan tetapi masih ada beberapa kelemahan yang ditemui. Hambatan dan kendala dalam supervisi dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

Kepala Sekolah SDN Plalangan 01 Sugeng Setyadi S.Pd menyampaikan:

”Segala sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik sekalipun, belum tentu hasilnya sesuai dengan harapan. Seperti supervisi karena ada hal-hal yang diluar perkiraan saya tiba-tiba ada rapat mendadak, ada penataran dan sebagainya, yang tentu akan menyebabkan waktunya diundur, belum lagi waktu yang sudah ditentukan berbenturan dengan jadwal kegiatan lain yang sifatnya mendadakseperi beberapa lomba.”

Sependapat dngan kepala sekolah Muheri selaku guru kelas mengatakan:

(26)

dinas yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga supervisinya tidak jadi dan diundur ”

Demikian juga ungkapan Sujarso sebagai salah satu guru di SDN Plalangan 01 menyampaikan:

”Hambatan dan kendala kadang ditemui dalam pelaksanaan supervisi seperti yang saya alami kemarin, sebenarnya minggu yang laluakan ada supervisi di kelas III tetapi karena murid-murid mengikuti penyambutan estafet tunas kelapa sehingga tidak jadi”

Sedangkan Sri Wahyuni selaku guru kelas V menyampaikan:

”Kendala yang paling sering dirasakan

oleh guru kelas V adalah seringnya ruang kelas dipakai untuk kegiatan rapat dari KKKS tingkat Kecamatan Gunungpati maupun rapat kepanitiaan tingkat kecamatan yang waktunya sering mendadak tanpa memberi tahu sebelumnya, padahal kalau ruangan untuk rapat maka siswa pindah di ruang perpustkaan yang tidak ada tempat duduknya untuk siswa, maka kalau pas ada supervisi tidak mungkin bisa dilaksanakan ”

(27)

”Karena lapangan SD dipakai oleh sekolah-sekolah lain secara bersama seperti SMA 12, SMP IT, juga MI maka kalau sedang disupervisi pasti terganggu terutama oleh anak-anak yang besar seperti SMP dan SMA karena setiap hari pasti selalu bersama dalam satu lapangan ketika pelajaran olahraga”.

Supervisi akademik kolegial yang dilaksamakan selama ini di SD Negeri Plalangan 01 selama ini apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya?

Kepala Sekolah menyampaikan:

”...ada, terkadang guru yang melakukan supervsi terhadap temannya tidak membawa blangko supervisi dan hanya berupa tulisan dalam lembaran kertas sehingga dalam pengadminstrasiannya sulit. Apalagi setelah selesai sering tidak disalin dalam lembar supervisi”

Menurut Sujarso dalam pernyataannya kepada peneliti:

(28)

Sri Wahyuni dalam pernyataanya menyampaikan pula bahwa:

”Karena jumlah guru yang terbatas pelaksanaan supervisi kolegial harus menunggu guru kelas lain yang sedang tidak melakukan pembelajaran dikelasnya, padahal guru kelas lain ada waktu luang biasanya ketika jam pelajaran agama atau olahraga”

Kendala apa lagi yang dirasakan oleh sekolah dalam pelaksanaan supervisi kolegial.

Sugeng Setyadi S,Pd sebagai kepala sekolah menyampaikan:

”Ada beberapa guru yang ketika diminta menjadi supervisor merasa kurang mampu dan melemparkan tugasnya kepada teman lain yang dia anggap lebih pantas untuk menilai, hal itu saya usahakan dengan tetap memberi kepercayaan, juga dengan sering mengikutkan dalam penataran, workshop, dan seminar untuk meningkatkan kemampuannya, selain aktif dalam kegiatan KKG yang dilaksanakan setiap hari sabtu”

(29)
(30)

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

mengkonsumsi jajanan tidak sehat ditandai dengan pasien yang tidak suka mengkonsumsi sayuran sehingga menyebabkan konstipasi NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat

Dari serangkaian tahapan penelitian yang telah dilaksanakan, validasi instrumen penilaian portofolio pada aspek format, konstruksi, dan bahasa dinyatakan memenuhi

To be successful an organisation should consider all of the following factors, which lead to best practices: high-level framework, independent assurance, performance management

Namun dapatan ini berbeza dengan kajian oleh Raiei (1998) yang mendapati guru-guru yang berpengalaman dalam pentaksiran bagi tempoh 6 hingga 10 tahun mendapat skor min yang

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Hal tersebut didukung oleh survey tim IMSTEP-JICA yang menyatakan bahwa siswa-siswi di kota Bandung mengalami kesulitan jika dihadapkan pada persoalan yang memerlukan

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,

Berkaitan dengan proses produksi untuk mengolah kertas bekas yang telah dikumpulkan dari konsumen, terdapat dua koeisien yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan yaitu