• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Jenis Sedimen di Pesisir Lamongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis Jenis Sedimen di Pesisir Lamongan"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI LAUT

Disusun oleh: KELOMPOK 2 KELAS K04

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI LAUT

Disusun oleh: KELOMPOK 2

AMALIA SAFRUDIN B 135080600111067 INDRI MUSTIKASARI 135080600111072 RIIZKY ADE PRATAMA 135080600111075 MOCHAMAD ALFADZ GEMA 135080600111076 DESSY SURYA NINGSIH 135080600111080

MOH TAUFIQ ANAS 135080600111088

ANNI SUSANTI S U 135080600111090 RAMANTO LUKMAN YASSAR 135080601111014 SONNIA KOES OLIVIANTIKA 135080601111023 DIMAS ICHWANU ZAKI ABISATYA 135080601111026

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Geologi Laut Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktikum Geologi Laut dan Lulus Mata Kuliah Geologi Laut

Malang, 15 Juni 2015

Koordinator Asisten

(Desiana Wahyu K.) NIM 115080600111032

Asisten Pendamping

(Eka Wahyu Noviani) NIM 115080600111007

Mengetahui, Dosen Pengampu

M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang masih memberikan kesempatan dan ketepatan kepada kami untuk menyelesaikan laporan ketik Geologi Laut ini sebagai syarat memenuhi tugas praktikum lapang Geologi Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing mata kuliah Geologi Laut yang telah membimbing kami dengan pemberian materi di dalam kelas. Serta semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan dan menyusun laporan ini.

Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan pengetahuan kami menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan praktikum Geologi Laut ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami sebagai praktikan sangat berharap atas masukan dan komen dari segala pihak yang bersifat membangun untuk mencapai hasil yang lebih baik. Amin.

Malang, 15 Juni 2015

(5)

iii

2.4 Hubungan Faktor Hidro-Oceanografi dengan sedimen ... 7

2.4.1 Gelombang ... 7

3.2.1 Alat dan Fungsinya ... 12

3.2.2 Bahan dan Fungsinya ... 13

3.3 Prosedur Praktikum ... 14

3.3.1 Prosedur pengambilan sampel di lapangan ... 14

(6)

iv

BAB 4 ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Analisa Prosedur ... 18

4.1.1 Prosedur Pengambilan Sampel di Lapang ... 18

4.1.2 Prosedur Pengolahan Sampel di Laboratorium ... 18

4.2 Analisa Hasil ... 20

4.2.1 Ukuran Butir Sedimen ... 20

4.2.2 Jenis Sedimen ... 23

4.2.3 Hubungan Ukuran Butir dari Jenis Sedimen dengan Faktor Hidro-Oseanografi ... 25

BAB 5 ... 31

PENUTUP ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambarl 1. Skala Wenworth ... 5

Gambar 2. Lokasi Praktikum 3C ... 11

Gambar 3. Lokasi Praktikum 3D ... 12

Gambar 4. Skema Kerja Pengukuran Arus ... 14

Gambar 5. Skema Kerja Pengukuran Gelombang ... 15

Gambar 6. Skema Kerja Pengambilan Sampel ... 15

Gambar 7. Skema Kerja Preservasi Sampel ... 16

Gambar 8. Skema Kerja Penimbangan Sample ... 17

Gambar 9. Skema Kerja Penimbangan Berat Sampel ... 17

Gambar 10. Sieve Graph Stasiun 3C ... 21

Gambar 11. Sieve Graph Stasiun 3D ... 22

Gambar 12. Segitiga Shepard 3C ... 24

Gambar 13. Segitiga Shepard 3D ... 24

Gambar 14. Hasil Prediksi Pasang Surut Stasiun 3C ... 27

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Ukuran Butir ... 6

Tabel 2. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Kecepatan Pengendapan... 7

Tabel 3. Alat dan Fungsinya ... 12

Tabel 4. Bahan dan Fungsinya ... 13

Tabel 5. Skala Wenworth ... 20

Tabel 6. Hasil Pengukuran Stasiun 3C ... 21

Tabel 7. Hasil Pengukuran Stasiun 3D ... 22

Tabel 8. Hasil Pengukuran Arus 3C ... 25

Tabel 9. Hasil Pengukuran Gelombang 3C ... 26

Tabel 10. Pengukuran Arus 3D ... 28

(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seluruh permukaan dasar lautan ditutupi oleh partikel-partikel sedimen yang telah diendapkan secara perlahan dalam waktu yang lama. Sercara relative ketebalan lapisan sedimen pada lautan memiliki variasi, dari 600 meter di Lautan Pasifik, antara 500 sampai 1000 meter di Lautan Atlantik, 4000 meter di Laut Arktik dan 9000 meter Puerto Rico Trench. Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan shell serta sisa rangka organismen laut. Ukuran partikel-partikel ini merupakan jalan yang mudah untuk mengklasifikasikan sedimen. Golongan partikel tersebut yang di klasifikasikan mulai dari golongan tanah liat yaitu yang berukuran diameter kurang dari 0.004 mm sampai boulder (batu sangat besar yang berasal dari kikisan air) (Hutabarat dan Evans,1984).

Jenis peralatan untuk mengambil sedimen yang dibutuhkan terdapat berbagai macam bentuk. Penggunaan peralatan tersebut bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap tingkat kehadiran kontaminan pada daerah tersebut. Salah satu contoh alat yang familiar yaitu Grab, Grab sedimen adalah alat yang sering digunakan dalam pengangkatan sedimen permukaan dasar laut. Pengangkatan menggunakan alat ini ditujukan untuk analisa besar butir, analisa organism benthos dan analisa kimia sedimen terutama pada lapisan atas dari sedimen sampai beberapa cm kedalaman laut (UNEP,2006).

(10)

2

senada dengan beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa distribusi fraksi sedimen dipengaruhi oleh arus. Pada daerah dengan turbulensi tinggi, fraksi yang memiliki kenampakan makroskopis seperti kerikil dan pasir akan lebih cepat mengendap dibandingkan fraksi yang berukuran mikroskopis seperti lumpur. Mekanisme distribusi pasir ini sangat tergantung dari dua faktor yang saling bergantungan yaitu penyortiran hidrolik (hydrolic sorting) dan pengendapan. Pengendapan pasir di pantai lebih kompleks dengan adanya proses traksi, saltasi dan suspense (Nugroho, 2014).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Geologi Laut ini yaitu untuk mengetahui ukuran butir dan jenis sedimen. Terdapat beberapa lokasi pengambilan sampel yang berbeda agar praktikan mampu menganalisa faktor atau pengaruh apa saja yang mempengaruhi perbedaan jenis sedimen di setiap lokasi.

1.3 Waktu dan Tempat

(11)

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sedimen

Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami proses pelapukan; peluluhan (disintegration); pengangkutan oleh air, angin dan gaya gravitasi; sertapengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga membentuk lapisan-lapisandi permukaan bumi yang padat atau tidak terkonsolidasi. Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh: materialbiogenik yang berasal dari organisma; material autigenik hasil proses kimiawi laut (sepertiglaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa pengendapan sebelumnya; danmaterial detritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung) (Vijaya et al., 2010).

Sedimentasi adalah pendangkalan atau penambahan daratan pantai akibat adanya pengendapan sedimen yang dibawa oleh air laut. Peristiwa pengendapan sedimen di pantai disebut juga akresi yang dapat merugikan masyarakat pesisir, karena selain mempengaruhi ketidak stabilan garis pantai, akresi juga dapat menyebabkan pendangkalan muara sungai tempat lalu lintas perahu-perahu nelayan yang hendak melaut (Wibowo, 2012).

(12)

4

2.2 Sumber Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Kejadian tersebut bisa terjadi di darat atau di laut. Sedimentasi merupakan pendangkalan atau penambahan daratan pantai akibat adanya pengendapan sedimen yang dibawa oleh air laut. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya kedua proses tersebut adalah faktor hidro-oseanografi, seperti gelombang, arus, pasang-surut, topografi, meteorologi, dan kondisi geomorfologi sekitarnya. Selain itu faktor antropogenik seperti pembangunan groin, jetty, dinding laut, dan aktivitas-aktifitas manusia di sekitar pantai seperti penambangan juga berpengaruh dalam perubahan garis pantai (Wibowo, 2012).

Sumber atau asal sedimen dapat berupa lithogenous, biogenous, hydrogenous dan arus-arus turbidity. Sedimen lithogenous yangitu yang bersumber dari pengikisan batu-batuan di darat, sedangkan biogenous berasal dari sisa rangka prganisme hidup yang membentuk endapan yang dinamakan ooze. Hydrogenous yaitu jenis partikel dari sedimen golongan yang dibentuk sebagai hasil reaksi kimia di air laut. Proses dinamis daerah pantai termasuk gisik sangat dipengaruhi olehgerak sedimen di daerah dekat pantaiyang diperani oleh gelombang dan arus. Ada dua macamtranspor sedimen di pantai yaitu transporse panjang pantai (longshore transport) dan transport tegak lurus pantai (on shore off shore transport). Transpor sedimen dipantai dapat juga dipengaruhi olehaktivitas manusia sebagai agen geomorfik (Korwa, 2013).

(13)

5

2.3 Klasifikasi Sedimen

Dasar Laut di bumi ini sebagian besar di tutupi berbagai jenis partikel yang terdiri dari sedimen halus yang berukuran kecil. Jalan yang mudah untuk mengklasifikasi sedimen yaitu dengan melihat ukuran sedimen. Dalam mengukur partikel – partikel digunakan skala went worth, partikel mulai diklasifikasikan dari golongan yang termasuk tanah liat yaitu diameter kurang dari 0,004 mm sampai kepada boulder (batu berukuran besar yang berasal dari kikisan air) dengan diameter 256 mm. Sedimen cenderung untuk didominasi oleh satu atau beberapa jenis partikel, tetapi tetap terdiri dari ukuran yang berbeda – beda (Hutabaratdan Evans, 1984).

Gambarl 1. Skala Wenworth

(14)

6

pengendapan (deposisi) didasar laut contohnya Mangan (Mn) berbentuk nodul, fosforite (P 2 O 5 ), dan glauconite (hidrosilikat yang berwarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion K, Mg, Fe dan Si) dan 4) sedimen cosmogenous sedimen yang berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda – benda angkasa ditemukan di dasar laut dan banyak mengandung unsure besi sehingga mempunyai respons magnetic dan berukuran antara 10 – 640 µ (Munandar et al, 2014).

Umumnya sedimen diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir (Skala Wenwoth). Klasifikasi sedimen juga dapat dilakukan berdasarkan kecepatan pengendapannya. Analisa ini dapat dilakukan dengan metode gravimetric, dan dilakukan pada jenis sedimen yang lebih halus (Siswanto,2011).

Tabel 1. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Ukuran Butir

(15)

7

Tabel 2. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Kecepatan Pengendapan

NO Jenis Kecepatan Pengendapan

1 Pasir sangat halus > 3840 7 Lempung sedang 0.9375-3.75 8 Lempung halus < 0.9375

2.4 Hubungan Faktor Hidro-Oceanografi dengan sedimen 2.4.1 Gelombang

Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses sedimentsi atau abrasi di pantai. Arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika gelombang datang membentuk sudut, maka akan terbentuk arus susur pantai (longshore current) yaitu arus yang bergerak sejajar dengan garis pantai akibat perbedaan tekanan hidrostatik (Wibowo, 2012).

Pada penelitian gelombang mampu menimbulkan arus sepanjang pantai (longshore current). Longshore current terbentuk di wilayah penelitian berperan besar dalam proses mengikis dan sekaligus memindahkan material sedimen yang terdapat di wilayah pesisir pantai. Hal ini senada oleh pendapat Triatmojo (1999) bahwa gelombang datang pecah dan mampu membentuk sudut lebih dari 5 derajat akan mampu mengalami proses longshore current. Longshore current yang terbentuk dikarenakan adanya pergerakan menuju pantai dengan membawa energi gelombang menujun pantai.

(16)

8

ke segala arah kemudian dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak (Siregar et al., 2014).

2.4.2 Arus

Hutabarat dan Evans (1984), menyatakan arus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pengangkutan sedimen dalam pengangkutan sedimen di daerah pantai. Arus berfungsi sebagai media transport sedimen dan sebagai media transpor sedimen dan sebagai agen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yanagi (1999) dalam Siregar (2014), yang menerangkan bahwa kecepatan arus dibelokan akibat adanya gaya coriolis. Arus di daerah penelitian tidak begitu berpengaruh terhadap distribusi sedimen, akan tetapi dengan adanya sudut datang gelombang pecah yang terbentuk mampu memberikan pengaruh terhadap pergerakan sedimen.

Peranan arus berdampak positif dan negatif bagi biota perairan. Arus dapat menyebabkan ausnya jaringan ekeruhan sehingga terhambatnya proses fotosintesa. Saat yang lain, manfaat dari arus adalah menyuplai makanan, kelarutan oksigen, penyebaran plankton dan penghilangan CO2 maupun sisa-sisa produk biota laut. Arus juga berperan penting dalam sirkulasi air, pembawa bahan terlarut dan padatan tersuspensi (Dahuri, 2003).

Menurut Widyastuti (2009), arus merupakan gerakan yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus permukaan dibangkitkan terutama oleh angin yang berhembus di permukaan laut. Arus ini dapat menyebabkan distribusi sedimen di lautan. Selain itu topografi muka air laut juga turut mempengaruhi gerakan arus permukaan. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari daerah perairan. Dewasa ini arus laut banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang menunjang kehidupan manusia.

2.4.3 Pasang Surut

(17)

proses-9

proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebabkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan menyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus pasang surut umumnya tidak terlalu kuat sehingga tidak dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.

Menurut Triatmodjo (1999), menyatakan pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut.

Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Pasang surut terjadi di berbagai daerah dibedakan menjadi empat tipe yaitu :

1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)

Pasang surut tipe ini adalah dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dengan pasang surut terjadi secara berurutan dan teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit

2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Pasaang surut ini apabila dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode pasang surut 24 jam 50 menit.

3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing diurnal)

Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda. 4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide

prevailling diurnal)

(18)

10

terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan priode yang sanggat berbeda

(19)

11

BAB 3

METODE 3.1 Lokasi Praktikum

3.1.1 Lapangan

Denah lokasi praktikum Geologi Laut pada kelompok kami berada di Kota Lamongan, Jawa Timur. Terdapat dua titik pengambilan sampel,yaitu:

1. 3C (651251.00 m E, 9240386.97 m S) 2. 3D (651767.00 m E, 9239931.00 m S)

(20)

12

Gambar 3. Lokasi Praktikum 3D 3.1.2 Laboratorium

Lokasi pada saat praktikum Geologi Laut pengolahan sampel uji analisis ukuran butiran tanah dan uji berat jenis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah dan Airtanah Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat dan Fungsinya

Tabel 3. Alat dan Fungsinya

ALAT FUNGSI

GPS Alat untuk mencari lokasi dengan memasukan kordinat yang telah ditentukan

Tide Staff Alat untuk mengukur tinggi gelombang

Current meter

(21)

13

Stopwatch Untuk mengukur waktu dalam pengukuran tinggi gelombang dan kecepatan arus

Sieve Shaker

Mesin pengayak untuk pemisahan sedimen secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel dalam skala

laboratorium

Sendok Untuk memindahkan sedimen dari nampan ke sieve shaker

Nampan Untuk wadah sedimen yang telah dikeringkan

3.2.2 Bahan dan Fungsinya

Tabel 4. Bahan dan Fungsinya

BAHAN FUNGSI

Sedimen Sampel yang akan diteliti jenisnya

Kantong Plastik

Tempat untuk membungkus sedimen

(22)

14

3.3 Prosedur Praktikum

3.3.1 Prosedur pengambilan sampel di lapangan 3.3.1.1 Arus

(23)

15

3.3.1.2 Gelombang

Gambar 5. Skema Kerja Pengukuran Gelombang

3.3.1.3 Pengambilan sedimen

(24)

16

3.3.2 Prosedur pengolahan sampel di laboratorium

Prosedur pengolahan sampel dilaboratorium dibagi menjadi tiga bagian yaitu preservasi sampel,penimbangan sampel dan penimbangan berat sampel untuk masing-masing ukuran.

3.3.2.1 Preservasi Sample

(25)

17

3.3.2.2 Penimbangan sample

Gambar 8. Skema Kerja Penimbangan Sample

3.3.2.3 Penimbangan berat sample untuk masing- masing ukuran

(26)

18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Prosedur

4.1.1 Prosedur Pengambilan Sampel di Lapang

Pada saat pengambilan sampel dilakukan, salah satu alat yang seharusnya disiapkan adalah alat seperti grab sampler, namun bisa juga diganti dengan alat-alat yang low budget. Di samping itu, alat-alat lain yang perlu disiapkan antara lain cetok, sekop, tide staff dan. Sedangkan bahan yang perlu disiapkan adalah kantung plastik sebagai tempat menaruh sampel. Proses pengambilan sedimen menggunakan sekop kecil dilakukan pengerukan sejauh kurang lebih 15 centimeter ke dalam sedimen, kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik. Pengukuran tinggi gelombang dimana dihitung tinggi gelombang tertinggi dan tinggi gelombang terendah, dilakukan menggunakan tide staff, selain itu juga dilakukan pengukuran kecepatan arus pada daerah tersebut.

4.1.2 Prosedur Pengolahan Sampel di Laboratorium

Alat-alat yang digunakan pada saat dilakukan preparasi sampel antara lain : nampan, oven. Langkah-langkah yang dilakukan untuk preparasi alat adalah dengan menaruh sedimen yang masih bercampur dengan air ke dalam nampan. Nampan yang telah berisi sedimen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan dengan suhu sekitar 110o C ± 5o C. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendinginan dan jika diperlukan dilakukan proses pemisahan sampel yang menggumpal, dengan tangan agar sesuai dengan bentuk aslinya.

(27)

19

yang telah disaring. Prosedur yang dilakukan antara lain menyusun saringan secara urut dari atas ke bawah mulai dari saringan dengan nomor terkecil hingga saringan nomor terbesar (no.4, no.10, no.20, no.30, no.40, no.60, no.100, no.200, dan pan). Ditimbang masing-masing saringan dan alat sebagai berat awal wadah kosong. Lakukan penimbangan benda uji kering sampel sebagai berat awal (wa). Masukkan sampel ke dalam saringan, ditutup, kemudian pasang shieve di atas shaker dan ikat kencang agar tidak terlepas ketika diguncang. Nyalakan shieve shaker dan tunggu selama 5-10menit, matikan dan angkat shieve (saringan). Timbang berat masing-masing saringan dan pan yang berisi sedimen, lalu hitung selisih berat saringan berisi dengan saringan kosong sebagai berat tertahan saringan. Setelahnya masukkan sampel ke dalam plastik dan beri label sesuai nomor saringan dimana sedimen tersebiut tertahan. Lakukan pengisian tabel data dan hitung persentase jumlah tertahan saringan dan persentase lolos saringan dengan rumus :

%Tertahan Saringan = x 100%

%Lolos Saringan = 100% - %Tertahan Saringan

(28)

20

4.2 Analisa Hasil

4.2.1 Ukuran Butir Sedimen

Analisa hasil ukuran butir sedimen pada praktikum Geologi Laut yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari no. saringan, berat saringan, berat saringan yang berisi sampel, berat tertahan, jumlah tertahan, presentase tertahan, dan presentase lolos saringan berdasarkan skala pada table wenworth.

Tabel 5. Skala Wenworth

Hasil sample yang didapat pada tiap stasiun tidak terlalu berbeda. Namun ukuran butir sedimen dari setiap sample berbeda. Pada kelompok kami, sample sedimen yang diambil dari titik 1 dan titik 2 (titik 3C dan 3D), baik sample sedimen stasiun 1 ataupun stasiun 2 banyak didapatkan pasir. Lebih jelasnya, hasil pengukuran butiran sedimen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

4.2.1.1 Titik 1 (3C)

(29)

21

Tabel 6. Hasil Pengukuran Stasiun 3C

Dari hasil analisis ukuran butir sedimen setelah disaring dengan menggunakan saringan yang diletakan di atas Sieve Shaker, didapat hasil seperti pada tabel di atas. Pada stasiun 1 atau lebih tepatnya titik 3C, berat tertahan terbanyak berada di saringan no. 10 dan no.20 masing-masing berjumlah sama yaitu sebanyak 90 gram atau sekitar 20.27%. Dan paling sedikit berada di pan dengan total sedimen yang tertahan adalah 6 gram atau sekitar 1.35%.

Gambar 10. Sieve Graph Stasiun 3C

4.2.1.2 Titik 2 (3D)

(30)

22

Tabel 7. Hasil Pengukuran Stasiun 3D

Dari hasil analisis ukuran butir sedimen setelah disaring dengan menggunakan saringan yang diletakan di atas Sieve Shaker, didapat hasil seperti pada table di atas. Pada stasiun 2 atau lebih tepatnya pada titik 3D, berat tertahan terbanyak berada di saringan no. 30 yaitu sebanyak 116 gram atau sekitar 23.48%. Dan paling sedikit berada di pan dengan total sedimen yang tertahan adalah 10 gram atau sekitar 2.03%.

(31)

23

4.2.2 Jenis Sedimen

Untuk mengklasifikasikan jenis sedimen dapat melalui Skala Wenworth dan Segitiga Shepard. Terdapat 3 kelompok dalam fraksi sedimen yaitu :

 Kerikil (gravel): gabungan material ukuran kerikil dan kerakal.

 Pasir (sand): gabungan material ukuran pasir halus sampai kasar.

 Fraksi lumpur (mud): gabungan material lempung dan lanau.

4.2.2.1 Stasiun 3C

Dari hasil pengukuran besaran sedimen yang terdapat pada stasiun 3C, jenis sedimen yang dominan pada perhitungan sebelumnya yaitu jenis pasir. Hasil fraksi sedimen menunjukkan kerikil 1.59%, pasir 86.49% dan lanau 1.35%. Pasir memiliki dengan segitiga shepard maka sedimen didominasi oleh sand.

Keterangan:

N + WS = Berat sedimen dan nampan N = Berat nampan

WS = Berat sedimen

Wa = Berat pan sieve shaker

(32)

24

Gambar 12. Segitiga Shepard 3C 4.2.2.2 Stasiun 3D

Dari hasil pengukuran besaran sedimen yang terdapat pada stasiun 3D, jenis sedimen yang dominan pada perhitungan sebelumnya yaitu jenis pasir. Hasil fraksi sedimen menunjukkan kerikil 1.59%, pasir 92.71% dan lanau 2.02%. Pasir memiliki prosentase yang sangat besar dibandingkan lanau dan kerikil, jika diamatai dengan segitiga shepard maka hasilnya tidak beda dengan stasiun 3C yaitu didominasi oleh sand.

(33)

25

4.2.3 Hubungan Ukuran Butir dari Jenis Sedimen dengan Faktor Hidro-Oseanografi

Arus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pengangkutan sedimen di daerah pantai. Arus berfungsi sebagai media transpor sedimen dan sebagai agen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/ abrasi di pantai.

4.2.3.1 Stasiun 3C

Arus

Tabel 8. Hasil Pengukuran Arus 3C STASIUN PENGAMBILAN sebaran sedimen. Kekuatan ini pula yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen.Oleh sebab itu berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dasar perairan terdiri dari partikel-pertikel yang berbeda ukuran dan komposisi.Perbedaan ukuran partikel sedimen pada dasar perairan dipengaruhi juga oleh perbedaan jarak dari sumber sedimen tersebut. Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus partikel akan semakin jauh ditranspor oleh arus dan gelombang, dan semakin jauh diendapkan dari sumbernya (Rifardi,2002).

(34)

26

ombak pada stasiun 3C sangat kecil. Hal ini dikarenakan kondisi perairan di stasiun 3Cberada di perairan Utara Jawa yang kurang terpengaruh oleh perairan lepas.

Gelombang

Tabel 9. Hasil Pengukuran Gelombang 3C STASIUN TERTINGGI

Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Gelombang berpengaruh terhadap transpor sedimen pada pantai yang selanjutnya dapat bergerak masuk ke muara sungai dan karena di daerah tersebut kondisi gelombang sudah tenang, maka sedimen akan mengendap. Semakin besar gelombang semakin besar transpor sedimen dan semakin banyak sedimen yang mengendap di muara.Adanya sedimen berukuran kasar menunjukkan bahwa arus dan gelombang pada daerah itu relatif kuat, fraksi kasar umumnya diendapkan pada daerah terbuka yang berhubungan dengan laut lepas, sedangkan sedimen halus diendapkan pada arus dan gelombang benar-benar tenang (Kurniati,2013).

(35)

27

Pasang Surut

Gambar 14. Hasil Prediksi Pasang Surut Stasiun 3C

Sedimen halus akan ditranspor menuju arah ke laut kecuali jika arus pasang surut mendominasi proses pemasukan dari aliran sungai, dan sedimen-sedimen kasar akan mengendap pada daerah yang tidak jauh dari muara sungai. Ukuran diameter rata-rata butiran sedimen (Mz Ø) menunjukkan kecenderungan pola sebaran yang hampir sama dengan sebaran pasir dan lumpur. Karakter dasar perairan yang didominasi oleh ukuran butir halus (Mz Ø: >3 Ø) pada bagian utara, selain disebabkan oleh hal yang telah dijelaskan, bisa juga dipengaruhi oleh karakter dasar perairan yang berupa lumpur di sebelah utara Pulau Rangsang yang ke dalamannya tidak lebih dari 5 meter (Rifardi,2002).

(36)

28

4.2.3.2 Stasiun 3D

Arus

Tabel 10. Pengukuran Arus 3D

STASIUN PENGAMBILAN 1 PENGAMBILAN 2 PENGAMBILAN 3 V rata2 (m/s) sebaran sedimen. Kekuatan ini pula yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen.Oleh sebab itu berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dasar perairan terdiri dari partikel-pertikel yang berbeda ukuran dan komposisi.Perbedaan ukuran partikel sedimen pada dasar perairan dipengaruhi juga oleh perbedaan jarak dari sumber sedimen tersebut. Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus partikel akan semakin jauh ditranspor oleh arus dan gelombang, dan semakin jauh diendapkan dari sumbernya (Rifardi,2002).

Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus partikel akan semakin jauh ditranspor oleh arus dan semakin jauh diendapkan dari sumbernya dan apabila sedimen berukuran kasar menunjukkan bahwa arus pada daerah itu relatif kuat, fraksi kasar umumnya diendapkan pada daerah terbuka yang berhubungan dengan laut lepas, sedangkan apabila sedimen berukuran halus berarti diendapkan pada gelombang benar-benar tenang. Pada stasiun 3D ini tidak berbada jauh dengan stasiun 3C hanya saja pada staisun 3D ini persentase sand lebih banyak. Hal ini dikarenakan kondisi perairan di stasiun 3D memiliki pergerakan yang lebih aktif jika dibandingkan dengan stasiun 3C.

Gelombang

(37)

29

Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Gelombang berpengaruh terhadap transpor sedimen pada pantai yang selanjutnya dapat bergerak masuk ke muara sungai dan karena di daerah tersebut kondisi gelombang sudah tenang, maka sedimen akan mengendap. Semakin besar gelombang semakin besar transpor sedimen dan semakin banyak sedimen yang mengendap di muara.Adanya sedimen berukuran kasar menunjukkan bahwa arus dan gelombang pada daerah itu relatif kuat, fraksi kasar umumnya diendapkan pada daerah terbuka yang berhubungan dengan laut lepas, sedangkan sedimen halus diendapkan pada arus dan gelombang benar-benar tenang (Kurniati,2013).

Apabila sedimen berukuran kasar menunjukkan bahwa gelombang pada daerah itu relatif kuat, fraksi kasar umumnya diendapkan pada daerah terbuka yang berhubungan dengan laut lepas, sedangkan apabila sedimen berukuran halus berarti diendapkan pada gelombang benar-benar tenang dan Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus partikel akan semakin jauh ditranspor oleh gelombang dan semakin jauh diendapkan dari sumbernya. Pada stasiun 3D ini tidak berbada jauh dengan stasiun 3C hanya saja pada staisun 3Dini persentase sand lebih banyak.Hal ini dikarenakan kondisi perairan di stasiun 3D memiliki pergerakan yang lebih aktif jika dibandingkan dengan stasiun 3C.

Pasang Surut

Gambar 15. Hasil pasang surut Stasiun 3D

(38)

30

pola sebaran yang hampir sama dengan sebaran pasir dan lumpur. Karakter dasar perairan yang didominasi oleh ukuran butir halus (Mz Ø: >3 Ø) pada bagian utara, selain disebabkan oleh hal yang telah dijelaskan, bisa juga dipengaruhi oleh karakter dasar perairan yang berupa lumpur di sebelah utara Pulau Rangsang yang ke dalamannya tidak lebih dari 5 meter (Rifardi,2002).

(39)

31

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari Praktikum Geologi laut yang dilakukan oleh kelompok 2 didapatkan kesimpulan bahwa:

 Klasifikasi ukuran butir sedimen pada stasiun 3C paling banyak didominasi dengan diameter saringan 2 mm yaitu pasir sangat kasar.

 Klasifikasi ukuran butir sedimen pada stasiun 3D paling banyak didominasi dengan diameter saringan 0,6 mm yaitu pasir kasar.

 Penentuan jenis sedimen berdasarkan segitiga sheppard yang ditemukan pada stasiun 3C dan 3D yaitu pasir (sand)

 Kecepatan arus dan distribusi diameter butir sedimen memiliki keterkaitan yang cukup kuat. Semakin besar nilai kecepatan arus maka semakin besar pula diameter butir sedimen yang terdapat di area tersebut.

 Gelombang berpengaruh terhadap transpor sedimen pada pantai yang selanjutnya dapat bergerak masuk ke muara sungai dan karena di daerah tersebut kondisi gelombang sudah tenang, maka sedimen akan mengendap. Semakin besar gelombang semakin besar transpor sedimen dan semakin banyak sedimen yang mengendap di muara

 Dari pengukuran prediksi pasang surut pada perairan Pantai Lamongan bulan Mei didapatkan jenis pasang surut yaitu tipe pasang surut campuran condong harian ganda, dan dapat dilihat jika tinggi dari pasang ke surut tidak memiliki rentan yang jauh jadi wilayah perairan pada stasiun 1C kurang dipengaruhi oleh adanya pasang surut.

5.2 Saran

(40)

32

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut; Aset Pembangunan Berkelanjutan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Hutabarat, Sahaladan Stewart M. Evans. 1984. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press.

Korwa et al. 2013. Karakteristik Sedimen Litoral di Pantai Sindulang Satu. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1

Kurniati.2013.Analisis Persentase Berat Sedimen Tersuspensi Di Perairan Tempat Pendaratan Ikan Lampulo Kota Banda Aceh Provinsi Aceh. Aceh: Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

Munandar, Rizqan Khairan, et al. 2014. KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. E-Jurnal Tugas Akhir Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Kepulauan Riau

Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan: Jakarta.

Nugroho, Septriono Hari. 2014. SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN ANALISIS UKURAN BUTIR DI TELUK WEDA, MALUKU UTARA. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Hlm. 229-240

Rifardi.2002.Ekoloni Sedimen Laut Modern Edisi Revisi.Pekanbaru:UR Press Pekanbaru

Robby et al. 2014. Sedimentasi di Perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu Kelautan, Universitas Raja Ali Haji Siregar, Christine Ruth E. 2014. STUDI PENGARUH FAKTOR ARUS DAN GELOMBANG TERHADAP SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PELABUHAN KALIWUNGU KENDAL. JURNAL OSEANOGRAFI. Volume

3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 338 – 346

Siswanto, Aries Dwi. 2011. KAJIAN SEBARAN SUBSTRAT SEDIMEN

PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN

(41)

33

Siswanto, Aries Dwi. 2012. Studi Karakteristik Pasang Surut di Perairan Selat Madura Pasca Jembatan Suramadu. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo: Madura

Triatmodjo Bambang. 1999. Teknik Pantai. Unit Antar Universitas Ilmu Teknik, Universitas Gaja Mada, Beta Offset, Yogyakarta.

UNEP. 2006. METHODS FOR SEDIMENT SAMPLING AND ANALYSIS. UNEP(DEC)/MED WG.282/Inf.5/Rev.1

Vijaya et al. 2010. Tipe Sedimen Permukaan Dasar Laut Selatan dan Utara Kepulauan Tambelan Perairan Natuna Selatan. Jurnal Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI.

Wibowo, Yudha Arie. 2012. DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi). Makalah Gelombang, Jurusan Oseanografi Universitas Hang Tuah: Surabaya

(42)

34

LAMPIRAN

Proses Pengambilan Sampel di Lapang

(43)

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Ukuran Butir
Tabel 2. Klasifikasi Sedimen berdasarkan Kecepatan Pengendapan
Gambar 2. Lokasi Praktikum 3C
Tabel 3. Alat dan Fungsinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada simulasi Short-Circuit didapatkan bahwa jika semakin jauh lokasi gangguan hubung singkat dari suatu pembangkit maka arus hubung singkat (kA) yang terjadi akan semakin kecil,

Sebaliknya, jarak tanam yang tidak terlalu dekat akan memberikan ruang bagi arus untuk lewat sehingga spora yang menempel akan terbawa arus (lepas dari bentangan tali dan

Partikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu alasan untuk menaikkan hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap yang