• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkatan hak Takson dalam Klasifikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tingkatan hak Takson dalam Klasifikasi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkatan Takson dalam Klasifikasi

Tingkatan takson adalah tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup

yang disusun mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah. Urutan

tingkatan takson mulai dari tingkat tertinggi ke tingkat terendah, yaitu

kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia), phylum (filum) atau divisio

(divisi), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (famili/suku), genus (marga),

species (spesies/jenis), dan varietas (ras).

Tingkatan Takson dalam

Klasifikasi

Makin tinggi tingkatan takson, maka akan makin banyak anggota takson,

namu makin banyak pula perbedaan ciri antar anggota takson.

Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka makin sedikit anggota

takson, dan makin banyak pula persamaan ciri antar anggota takson.

Kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi dengan jumlah anggota

takson terbesar. Organisme di bumi dikelompokan menjadi beberapa

(2)

(tumbuhan), kingdom fungi (jamur), kingdom monera (organisme

uniseluler tanpa nukleus), dan kingdom protista (eukariotik yang memiliki

jaringan sederhana). Dari tahun 1970-an sampai abad ke-20, sebagian

besar buku pelajaran ilmiah menggunakan sistem klasifikasi dengan lima

kerajaan-prokariota, protista, jamur, tumbuhan, dan hewan. Tetapi para

ilmuwan kemudian menyadari bahwa kerajaan prokariot terdiri dari dua

macam mikroba. Hal ini menyebabkan pemisahan prokariota menjadi dua

kerajaan: Archaea dan Bakteri. Kerajaan Protista berisi kelompok

campuran hewan sebagian besar sederhana, bersel satu. Organisme ini

termasuk ganggang, jamur air, dan amuba. Banyak ilmuwan telah

mengusulkan membagi protista menjadi dua atau lebih kerajaan yang

terpisah. Kerajaan tanaman, Plantae, mengandung lumut, pakis, konifer,

dan tanaman berbunga. Kingdom Fungi mencakup jamur, jamur roti, ragi,

dan lumut. Banyak ilmuwan juga memasukan ganggang hijau di kerajaan

ini. Kerajaan hewan, Animalia, termasuk mamalia, ikan, serangga, dan

cacing.

Phylum (filum) atau divisio (divisi)

Phylum digunakan untuk takson hewan, sedangkan divisi digunakan untuk

takson tumbuhan. Kingdom animalia dibagi menjadi beberapa phylum,

antara lain filum chordata (memiliki notokorda saat embrio), filum

echidermata (hewan berkulit duri), dan filum platyhelminthes (cacing

pipih). Nama divisi pada tumbuhan menggunakan akhiran-phyta. Contoh,

kingom plantae dibagi menjadi tiga divisi, antara lain bryophyta

(3)

hewan, bakteri, dan kerajaan archaea, pakar taksonomi umumnya

menggunakan istilah filum. Untuk jamur, tanaman, dan protista, para

ilmuwan sering menggunakan istilah divisi, tetapi mereka kadang-kadang

menerima filum. Manusia dan semua hewan lainnya dengan tulang

punggung milik filum Chordata.

Classis (kelas)

Anggota takson pada setiap filum atau divisi dikelompokan lagi

berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu. Nama kelas tumbuhan

menggunakan akhira yang berbeda-beda, antara lain : -edoneae (untuk

tumbuhan berbiji tertutup), -opsida (untuk lumut), -phycae (untuk alga),

dan lain-lain. Contohnya, divisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas,

yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae; divisi bryophyta

diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu hepaticopsida (lumt daun); dan

filum chrysophyta (ganggang keemasan) dikelompokan menjadi 3 kelas,

yaitu Xantophyceae, Chrysophyceae, dan Bacillariophyceae.

Ordo (Bangsa)

Angggota takson pada setiap kelas dikelompokan lagi menjadi beberapa

ordo berdasarkan persamaan ciri-ciri yang lebih khusus. Nama ordo pada

takson tumbuhan biasanya menggunakan akhiran –ales.Sebagai contoh,

kelas Dicotyleneae dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain ordo

Solanales, Cucurbitales, Malvales, Rosales, Asterales, dan Poales.

(4)

Anggota takson setiap ordo di kelompokan lagi menjadi beberapa famili

berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu. Familia berasal dari bahasa

latin Familia. Nama famili pada tumbuhan biasanya menggunakan akhiran

–aceae, misalnya famili Solanaceae, Cucurbetaceae, Malvaceae,

Rosaceae, Asteraceae, dan Poaceae. Namun, ada pula yang tidak

menggunakan akhiran kata-aceae, misalnya Compositae (nama lain

Astraceae) dan Graminae (nama lain Poaceae). Sementara nama famili

pada hewan menggunakan akhiran kata –ideae, misalnya Homonidae

(manusia), Felidae (kucing), dan Canidae (anjing).

Genus (Marga)

Anggota takson setiap famili dikelompokan lagi menjadi beberapa genus

berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu yang lebih khusus. Khaidah

penulisan nama genus, yaitu huruf besar pada kata pertama dan dicetak

miring atau digarisbawahi. Sebagai contoh, famili Poaceae tediri atas

genus Zea (jagung), Saccarum (tebu), Triricum (gandum), dan

Oryza(padi-padian)

Species (Speciea janin)

Species merupakan tingkatan takson palig dasar atau terendah. Anggota

takson memiliki paling banyak persamaan ciri dan terdiri atas organisme

yang bila melakukan perkawinan secara ilmiah dapat menghasilkan

keturunan yang fertil (subur). Nama species tediri dari atas dua kata; kata

pertama menunjukan nama sfesifiknya, Sebagai contoh, pada

genus Rosaterdapat spesies Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa alba, Rosa

(5)

Seperti contoh yang disebutkan diatas, spesies diidentifikasi oleh genus

dan nama spesies. Sistem klasifikasi ini disebut

sistem binomial

(dua

nama). Kedua kata-kata yang dicetak miring (jika tulisan tangan atau

diketik, keduanya digarisbawahi). Huruf awal dari nama genus

dikapitalisasi, tetapi spesies tidak. Sebuah subspesies diidentifikasi

dengan tiga nama, dengan nama subspesies berikut nama-nama genus

dan spesies.

Lebih dari 1,700,000 spesies organisme telah diidentifikasi, dan ribuan

yang baru diidentifikasi dan diklasifikasikan setiap tahun. Teknik-teknik

baru yang terus dikembangkan yang membuat identifikasi dan klasifikasi

organisme yang lebih akurat. Untuk alasan ini, organisme sering harus

direklasifikasi, dan jajaran dan nama taksa kadang-kadang harus direvisi.

Komisi ilmuwan internasional menetapkan aturan, atau kode, untuk

mengadopsi nama ilmiah. Set kode yang berbeda ada untuk botani,

zoologi, dan mikrobiologi. Ketiga kelompok bekerja untuk menggabungkan

kode mereka ke dalam satu set standar aturan yang mencakup semua

kehidupan.

Varietas atau Ras

Pada organisme –organisme satu spesies terkadang masih ditemukan

perbedaan ciri yang sangat jelas, sangt khusus atau bervariasi sehingga

disebut varietas (kultifar) atau ras.

(6)

sedangkan istilah ras digunakan dalam spesies hewan. Varietas dapat

diartikan secara botani dan secara agronomi.

Varietas secara botani adalah populasi tanaman dalam satu spesies

yang menunjukan perbedaan ciri yang jelas. Penanamannya diatur oleh

ICBN ( Intenational Code of Botanical Nomenclature). Penulisan varietas

dicetak miring atau digarisbawahi. Contohnya; Oryza sativa var indica

(Padi) dan Zea mays L, var tunicata (jagung).

Sementara itu varietas secara agronomi adalah sekelompok tanaman

yang memiliki satu atau lebih ciri khas yang dapat dibedakan secara jelas

dan ciri tersebut dapat dibedakan dipertahankan bika dikembangkan

secara vegeatif (aseksua) maupun secara generati (seksual). Varietas

dalam agoronomi disebut juga kultifar. (Kultifar terdir atas populasi

tanaman budidaya terseleksi, galur murni, hasil kloning, dan hasil hibrida.

Istilah kultifar diajukan oleh L.H. Bailey pada tahun 1923. Cara

penanaman kutifar diatur oleh ICNCP (International code of Nomenclature

for Cultivated Palnts).Cara penulisan kultifar adalah dengan memberi

tanda petik dan tidak dicetak miring, Contoh: Oryza sativa ‘Cisadane’

(padi); kultifar pada spesies Rosa alba, antara lain Rosa alba ‘Mormors

rose’ Rosa alba ‘Blush hip’, Rosa alba ‘Suaveolens’, Rosa

alba ‘Celestial’, Rosa alba ‘Amelie’, dan Rosa alba ‘Chloris’.

Diantara tingkatan takson tersebut terkadang terdapat tingkatan antara.

Tingkatan dibawah suatu takson menggunakan

(7)

ordo ada subordo , dibawah famili ada subfamili, dan seterusnya, Nama

subfamili pada hewan menggunakan akhiran –inae, misalnya Caninae,

Felinae, dan Boainae. Sebaliknya, diatas tingkatan takson tedapat

supertakson. Contohnya diatas kelas ada superkelas, di atas ordo ada

superordo, di atas famili ada tingkatan superfamili, dan seterusnya.

Tabel 1.1 menunjukan contoh tingkatan takson pada hewan, sedangkan

Tabel 1.2 menunjukan contoh tingkatan takson pada tumbuhan.

Tabel 1.1 Tingkatan takson pada beberapa hewan.

Tingkatan takson

Nama Organisme

Manusia

Harimau

Kucing

Kingdom

Animalia

Animalia

Animalia

Filum

Chordata

Chordata

Chordata

Subfilum

Vertebrata

Vertebrata

Vertebrata

Kelas

Mammalia

Mammalia

Mammalia

Ordo

Primata

Carnivora

Carnivora

Famili

Homonidae

Felidae

Felidae

Genus

Homo

Panthera

Felis

Spesies

Homosapiens

Panthera tigris

Felis catus

Tabel 1.2 Tingkatan takson pada beberapa tumbuhan.

Tingkatan Takson

Nama Organisme

(8)

Kingdom

Plantae

Plantae

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

(Angiospermae)

Magnoliophyta

(Angiospermae)

Magnoliophyta

(Angiospermae)

Kelas

Liliopsida

(Monocotyledoneae)

Magnoliopsida

(Dicotyledoneae)

Magnoliopsida

(Dicotyledoneae)

Ordo

Poales

Solanales

Rosales

Famili

Poaceae

Solanaceae

Rosaceae

Genus

Zea

Solanum

Rosa

Spesies

Zea mays

Solanum lycopersicum

Rosa multiflora

http://www.sridianti.com/tingkatan-takson-dalam-klasifikasi.html

A. Ciri Umum Plantae

(9)

dalam bentuk amilum. Akan tetapi, ternyata tidak semua organisme dengan ciri seperti itu dapat digolongkan sebagai tumbuhan. Bagaimana dengan ganggang hijau? Kamu tahu ganggang ini bersifat fotosintetik! Jika demikian, bagaimanakah membedakan ganggang multiseluler dengan tumbuhan? Tumbuhan merupakan organisme yang sepenuhnya menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, meskipun beberapa di antaranya hidup di air seperti teratai. Oleh karena itu, tumbuhan (Plantae) berupa kormus (memiliki akar, batang dan daun sejati), bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan, seperti cahaya, CO2 , air, dan min- eral diperoleh melalui berbagai proses

yang terjadi pada ketiga organ tersebut. Selain itu, semua tumbuhan memiliki kloroplas dengan klorofil a dan klorofil b. Ganggang hijau diketahui hanya memiliki klorofil b.

Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan (Plantae) dibagi dalam beberapa divisio. Termasuk di dalamnya jenis-jenis tumbuhan golongan lumut, paku-pakuan, dan tumbuhan berbiji. Perhatikan tabel klasifikasi tumbuhan di bawah ini!

Divisio Nama umum

1. Ciri-Ciri dan sifat lumut

Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.

Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.

Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat

(10)

archegonium.

Dalam daur hidup lumut, misalnya lumut daun, generasi gametofit (haploid) merupakan generasi yang dominan. Generasi sporofitnya lebih kecil dan hidup lebih pendek. Generasi sporofit (diploid) menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis dalam suatu struktur yang disebut sporangium. Spora yang kecil, apabila menyebar dan menemukan tempat yang sesuai akan berkembang menjadi tumbuhan gametofit yang baru.

daur hidup lumut

2. Penggolongan dan Peranan Lumut

Lumut yang hidup di berbagai tempat di bumi dapat digolongkan atas:

a. Lumut daun

(11)

dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik. Mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca. Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah.

b. Lumut hati

Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah. Contoh lumut ini antara lain Ricciocarpus sp. dan Marchantia sp.

1) Ricciocarpus sp.

Hidup terapung di atas air, tubuh berupa lembaran. Daur hidupnya terdapat dalam generasi sporofit yang menghasilkan spora dan generasi gametofit yang menghasilkan gamet. 2) Marchantia polymorpha

Tubuh berbentuk lembaran (thalus), tumbuh menempel di atas permukaan tanah, batu, pohon atau tebing yang basah. Di bagian bawah terdapat rizoid yang digunakan untuk menempel dan mengisap air dan mineral, tidak berbatang dan berdaun. Reproduksi vegetatif dengan

membentuk gemma atau kuncup. Sementara itu, reproduksi generatif dengan membentuk gamet. Organ pem- bentuk gamet jantan (antheridium) dan organ pembentuk gamet betina (archegonium) terpisah pada lembaran berbeda.

Lumut ini dapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang hati).

c. Lumut tanduk

Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.

Contohnya Anthocerossp.

C. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku atau dikenal juga dengan nama pakis, beberapa di antaranya dijadikan sebagai tanaman hias. Bahkan ada penggemar tanaman yang mengoleksi tumbuhan paku beraneka jenis yang diperoleh dari tempat yang berbeda-beda.

1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan tubuh khas yang mem- bedakannya dengan tumbuhan yang lain.

Batang suplir berupa rizom yang bercabang dan beruas pendek. Pada rizom terdapat akar, seperti rambut yang merupakan akar serabut. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya mirip batang palem, misalnya paku pohon (Cyathea). Paku pohon ini masih banyak dijumpai di daerah dataran tinggi yang berhawa dingin seperti di kaki Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang dan pedalaman Gunungpati di Kota Semarang. Ada pula tumbuhan paku yang tubuhnya seperti kawat (paku kawat, Lyco- podium). Ada daun paku yang berukuran kecil (mikrofil) dan ada pula yang berukuran besar (makrofil). Ada daun tumbuhan paku yang khusus menghasilkan spora, daun ini disebut sporofil dan ada daun yang tidak menghasilkan spora, disebut tropofil. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan paku memiliki tipe daun yang berfungsi khusus. Misalnya pada suplir, semua daun dapat menghasilkan spora.

Akar, batang dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xilem dan floem.

(12)

Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau sporangium. Pada sporangium dihasilkan spora. Banyak sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi oleh suatu selaput indusium.

Fase pembentukan spora dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit. Tumbuhan paku mengalami pergiliran

keturunan (metagenesis) dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora- heterospora. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina,

misalnya Lycopodium sp. (paku kawat). Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi). Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya,

misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

Perhatikan bagan daur hidup paku homospora di bawah ini!

3. Penggolongan dan Peranan Tumbuhan Paku

Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, tumbuhan paku dibedakan atas 3 divisio, yaitu Lycophyta, Sphenophyta, Pterophyta.

a. Lycophyta (Paku kawat)

Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Contoh: Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias. Lycopodium clavatum, digunakan sebagai bahan obat-obatan.

(13)

Berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium tersusun dalam strobilus.

Contoh:Equisetum debile (paku ekor kuda), tumbuh di dataran tinggi, batang berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Daun kecil (mikrofil), terdapat pada setiap berbuku-buku, melingkar, berbentuk sisik

c. Pteridophyta (Paku sejati)

Pteridophyta merupakan plantae sejati, karena sudah memiliki pembuluh, dan kormus secara lengkap.

Pteridophyta merupakan tumbuhan paku yang banyak dijumpai disekitar kita, umumnya disebut pakis. Tumbuhan paku ini berdaun besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada sporofil. Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam digunakan untuk menanam anggrek. Adiantum

cuneatum (suplir) danAsplenium nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias. Marsilea crenata(semanggi), hidup di rawa atau tanah berair, digunakan untuk sayur.

D. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji. Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis sporangia berbeda. Megasporangia menghasilkan megaspora yang akan menjadi gametofit betina, dan mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang akan menjadi gametofit jantan. Megaspora terbentuk dalam megaspo- rangium yang dilindungi oleh integumen, yang secara keseluruhan struktur tersebut disebut ovulum atau bakal biji. Perkembangan megaspora inilah yang akan membentuk sel telur (ovum), jika ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan tumbuh menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi embrio sporofit. Keseluruhan bakal biji akhirnya berkembang membentuk biji.

Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Dalam postingan ini, pembahasan tumbuhan berbiji dimaksudkan untuk mengenalkan

keanekaragamannya. Dengan demikian, tidak membahas ciri morfologis dan fungsi fisiologisnya secara mendalam.

1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)

a. Ciri-ciri Umum

Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon. Semua tumbuhan berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Yang membedakan tumbuhan ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar permukaan

megasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis haji (Cycas rumphii).

b. Penggolongan dan peranannya

Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah divisi Coniferophyta (konifer), Cycadophyta (Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta (melinjo).

1) Coniferophyta(konifer)

Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Ingatkah kamu tumbuhan apakah yang terdapat pada hutan di daerah beriklim dingin di kutub utara? Atau hutan pada pegunungan di daerah tropis?

(14)

atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari atau strobilus jantan. Contoh: Pinus, Cupressus, Araucaria, Agathis, Sequoia, Juniperus, Taxus.

2) Cycadophyta (Sikas)

Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai tanaman hias.

3) Ginkgophyta (Ginko)

Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik.

4) Gnetophyta

Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin.

Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas.

2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Diperkirakan hingga sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae.

a. Ciri-ciri Umum

Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba. Diantara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah dua.

b. Penggolongan dan Peranannya

Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil). Ingatkah kamu

berbagai ciri yang membedakan keduanya?

1) Monocotyledonae (Monokotil)

Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok.

Beberapa contoh yang penting misalnya;

a) Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).

b) Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal). c) Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum(cantel), Panicum miliaceum (jewawut).

d) Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit),Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).

(15)

f) Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).

g) Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu(pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).

h) Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul),Alocasia macrorhiza (sente).

2) Dicotyledonae (Dikotil)

Berbagai tumbuhan monokotil, yaitu bambu, padi, tebu dan gandumMencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip. Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.

Beberapa contoh yang penting antara lain:

a) Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).

b) Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih). c) Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus

radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang). d) Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).

e) Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).

f) Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru). g) Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok). h) Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis). i) Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji).

j) Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana). k) Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam).

l) Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans(kangkung).

m) Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica(alamanda).

n) Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu).

Terima kasih sudah membaca, di lain waktu, saya akan mengupas lebih tuntas tiap-tiap divisinya.

http://www.jakbelajar.com/2011/10/mengenal-kingdom-plantae.html

slide

(16)

Klasifikasi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku adalah merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih  dapat dijumpai di daratan. Tumbuhan paku atau tumbuhan berpembuluh tetapi tidak berbiji  berdasarkan morfologinya memiliki 4 divisi yakni Psilopsida, Lycopsida, Equisetopsida atau  Sphenopsida , dan Pteropsida. Berikut penjelasan dari keempat divisi tersebut :

1. Psilopsida

Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah  punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya  Psilotum nudum. Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian besar tidak memiliki  daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang psilopsida terdapat sporangia.

2. Lycopsida

Lycopsida atau biasa dikenal dengan paku kawat atau disebut juga club moss (lumut gada) atau  ground pine (pinus tanah). Sebenarnya lycopsida bukan merupakan lumut atau pinus. Lycopsida memiliki struktur daun berbentuk mirip rambut sisik dengan batang seperti kawat sehingga sering disebut juga sebagai paku kawat. Sporangium Lycopsida tersusun dalam bentuk strobilus.  Umumnya Lycopsida merupakan tumbuhan epifit atau menumpang pada tumbuhan lain tetapi  ada juga yang tumbuh tanah hutan daerah tropis .

Lycophyta mempunyai

spora dalam sporofit. Ada juga beberapa Lycopsida yang tidak bisa melakukan fotosintesis,  tetapi bersimbiosis dengan jamur. Lycopodium sp. Merupakan jenis lycophyta yang 

(17)

Selain lycopodium sp. Ada juga Selaginella yang dapat menghasilkan dua jenis spora  (heterospora).

3. Equisetopsida (Sphenopsida)

Equisetopsida disebut juga sebagai paku ekor kuda (horsetail) karena tumbuhan paku ini  memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga menyerupai ekor kuda. Tumbuhan paku ini memiliki bentuk daun mirip kawat dengan susunan daun berupa satu  lingkaran. Equisetopsida memiliki homospora pada konus di ujung batangnya, mempunyai  banyak daun, serta batang yang berongga dan beruas. Equisetopsida terdapat silika yang  terkonsentrasi di batang sehingga tumbuhan ini sering dijadikan sebagai bahan penggosok.

4. Pteropsida

Pteropsida (paku sejati) atau pakis merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering kita  temukan di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab. Hingga saat ini terdapat lebih dari 12.000 spesies. Anggota pterophyta ada yang memiliki panjang hingga 9 meter. Pterophyta  memiliki ciri­ciri daun yang besar atau berbentuk lembaran dan majemuk (terbagi menjadi  beberapa lembaran), dengan tulang daun bercabang­cabang, dan sorus di bagian bawah daun.  Daun yang masih muda menggulung (circinate). Sporofit Pteropsida mempunyai batang, akar  serta daun. Ukuran batangnya bervariasi ada yang kecil dan ada juga yang berukuran besar  seperti layaknya pohon. Batang Pteropsida berada di bawah permukaan tanah (rizom).

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/02/klasifikasi-tumbuhan-paku.html

Ciri-Ciri Klasifikasi Tumbuhan Paku

(Pteridophyta)

Ciri-Ciri Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)| Tumbuhan paku terdiri dari 20 ribu jenis dengan klasifikasi yang ciri-ciri tertentu. Klasifikasi tumbuhan paku (pteridophyta) dibagi atas beberapa subdivisi dimana seluruh spesies tumbuhan paku adalah 20.000 ribu jenis, setiap spesies dikelompokkan (diklasifikasikan) dalam beberapa subdevisi tadi karna memiliki

(18)

(paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda), dan Pteriopsida (paku sejati). Berikut penjelasan Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteriophyta)...

1. Psilopsida (Paku Purba)

Psilopsida berasal dari kata yunani yaitu Psilos yang berarti telanjang. Paku Purba (Psilopsida) adalah tumbuhan paku purba (primitif) yang kebanyakan anggotanya sudah punah dan

ditemukan sebagai fosil. Tumbuhan yang diduga hidup pada periode

zaman Silurian danDevonian. Dari sebagian spesies yang masih hidup seperti Psilotum nudum.

Struktur dan Reproduksi Paku Purba (Psilopsida) - Paku purba (Psilopsida) mempunyai struktur tubuh yang sederhana, dengan ukuran tinggi sekitar 30 cm -1 m. Sporofit (2n), umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati, namun memiliki rizom yang disekelilingnya terdapat rizoid. Daun paku purba (psilopsida) memiliki ukuran kecil (mikrofil) yang berbentuk sisik. Sedangkan batang paku purba (psilopsida) bercabang-cabang dikotomus, berkrolorofil, dan sudah memiliki sistem vaskuler (pembuluh) dalam mengangkut air dan garam mineral. Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan satu dari jenis pora yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama (homospora). Dari gametofit (n) tersusun atas se-sel yang tidak memiliki klorofil sehingga pada zat organik didapatkan dari simbiosis dengan jamur.

Habitat dan Jenis Paku Purba (Psilopsida) - Jenis paku yang termasuk dengan paku purba (psilopsida) adalah Rhynia (paku tidak berdaun) yang telah memfosil. sedangkan yang masih ada dibumi adalah Tmesipteris ditemukan di kepulauan pasifik dan Psilotum tumbuh daerah tropus dan subtropis.

Kesimpulan :

Ciri-Ciri Paku Purba (Psilopsida) - Dari uraian seperti diatas dapat kita simpulkan ciri-ciri dari paku purba (psilopsida). Ciri-ciri paku purba (psilosida) adalah sebagai berikut...,

 Pada umumnya memiliki daun yang kecil (mikrofil) dan batang berkrolorofil

 Merupakan tumbuhan yang sederhana

 Tinggi paku purba sekitar 30 cm -1 m.

(19)

 Akar berupa rizom yang dikelilingi oleh rizoid.

 Batang paku purba bercabang-cabang dan memiliki sistem vaskuler

 Sporangium menghasilkan satu jenis bentuk dan ukuran yang sama.

 Hidup didaerah tropis dan subtropis

2. Lycopsida (Paku Kawat)

Lycopsida (paku kawat/paku rambut) disebut juga dengan club moss (lumut ganda) atau ground pine (pinus tanah), namun yang sebernanya bukan merupakan lumut atau pinus. Lycopsida diperkirakan sudah ada pada masa Devonian, dan tumbuh melimpah pada masa karboniferus. Lycopsida pada masa tersebut telah menjadi fosil atau endapan batubara. Pada masa

karboniferus lycopsida memiliki ukuran yang besar sekitar 3 m yang hidup dirawa-rawa selama jutaan tahun, namun punah ketika rawa-rawa mengering. Adapun lycopsida yang masih bertahan pada saat ini, namun memiliki ukuran kecil yang banyak tumbuh di daerah tropis, tanah, epifit di kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit.

Struktur dan Rekroduksi Paku Kawat (Lycopsida) - Bagian tubuh Lycopsida yang paling mudah kita lihat adalah generasi sporofit (2n) yang tersusun atas sel-sel yang memiliki

kandungan klorofil dan memiliki daun yang seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada batangnya. Batangnya memiliki bentuk seperti kawat, pada bagian ujung batang yang

bercabang-cabang dan terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada (strobilus) yang mengandung sporangium. Sporangium yang menghasilkan spora. Lycopsida ada yang menghasilkan satu jenis spora (homospora) seperti Lycopodium sp. dan ada juga yang

menghasilkan dua jenis spora (heterospora) seperti Selaginella sp. Gametofit (n) memiliki ukuran tubuh yang kecil dan tidak berkrolofil sehingga zat organik diperoleh dari cara bersimbiosis dengan jamur. Gameofit ada yang menghasilkan dua jenis alat kelamin (biseksual), seperti Lycopodium sp. dan ada juga yang menghasilkan satu jenis alat kelamin (uniseksual) seperti Selaginella sp.

Kesimpulan :

Ciri-Ciri Paku Kawat (Lycopsida) - Berdasarkan dari penjelasan Paku kawat (Lycopsida), ciri-ciri paku kawat (lycopsida) adalah sebagai berikut...

(20)

 Ujung batang tersusun sporofil

 Batang mengandung sporangium.

 Memiliki akar, batang dan daun sejati

 Tumbuh didaerah tropis, ditanah, dan epifit di kulit pohon yang tidak bersifat parasit

 Daun yang berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun pada batang

 Sporofit mengandung klorofil

 Menghasilkan satu jenis spora (homospora) dan dua jenis spora (heterospora).

 Gametofit berukuran kecil dan tidak berkrolofil.

 Gametofit menghasilkan dua jenis alat kelamin (biseksual), dan satu jenis alat kelamin (uniseksual).

3. Sphenopsida atau Equiseptopsida (Paku Ekor Kuda)

Pada masa Karboniferus, Sphenopsida tumbuh melimpah yang berukuran besar dan tinggi yang mencapai sekitar 15 m. Spesies yang sphenopsida yang dapat bertahan sekarang ini hanya sekitar 25 spesies yang kebanyakan berasal dari genus equisetum (sekitar 15 spesies), yang memiliki tinggi rata-rata 1 m. namun ada juga yang mencapai 4,5 m. Sphenopsida tumbuh pada tepian sungai yang lembab dan ada didaerah subtropis dibelahan bumi utara.

Equisetum

(21)

sebagai bahan penggosok). Batang paku ekor kuda memiliki rhizoma yang pada ujungnya terdapat strobilus dimana struktur anatomi batang tersebut terdapat sporangia. Sporangium akan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, namun ada juga yang berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut juga sebagai paku peralihan.

Reproduksi Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) - Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium), dan ada juga menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit jantan akan tumbuh dari spora jantan, sedangkan betina akan tumbuh dari spora betina.

Kesimpulan :

Ciri-Ciri Paku Ekor Kuda (Sphenopsida atau Equiseptopsida) - Berdasarkan dari uraian diatas dapat kita simpulkan ciri-ciri dari Paku Ekor Kuda . Ciri-ciri paku ekor kuda

(Sphenopsida) adalah sebagai berikut....

 Kebanyakan tumbuh pada tepian sungai dan daerah subtropis dibelahan bumi utara.

 Memiliki tinggi sekitar 1 m hingga tertinggi mencapai 4,5 m

 Memiliki percabangan batang yang berbentuk ulir atau lingkaran yang menyerupai ekor kuda

 Sporofit berdaun kecil (mikrofil) dengan berbentuk sisik yang mengandung silika

 Memiliki warna agak transparan dan terususun melingkar pada batang.

 Struktur batang yang berongga dan beruas-ruas

 Memiliki akar, batang dan daun sejati.

 Sporangium terdapat pada strobilus yang menghasilkan satu jenis spora.

4. Pteropsida (Paku Sejati)

(22)

Struktur dan Reproduksi Paku Sejati (Pteropsida) - Sporofit Pteropsida memiliki akar,batang, dan daun. Ukuran batang pteropsida itu sendiri bervariasi ada yang kecil dan besar seperti pohon. Pada batang paku sejati ini berada dibawah permukaan tanah (rizom) sedangkan Daun pterospida memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang lainnya. Pada umumnya daun paku sejati memiliki bentuk seperti lembaran yang berukuran besar (makrofil) yang majemuk atau terbagi menjadi beberapa lembaran dengan tulang daun yang bercabang-cabang. Daun yang masih mudah akan menggulung (circinate). Pteropsida memiliki sporofil ( daun yang menghasilkan spora) dan tropofil (daun yang digunakan untuk fotosintesis dan tidak mengandung spora). Pada sporofil terdapat sporangium yang terkumpul dalam sorus dibawah bawah permukaan daun. Pada Pteropsida yang hidup di air, sporangium berkumpul dalam sporokarp. Gametofit pterospsida memiliki klorofil yang berukuran bervariasi yang disebtu dengan protalium. Gametofit bersifat biseksual dan uniseksual. Contoh Jenis Paku Sejati (Pteropsida) adalah adiantum fimbriatum, marsilea crenata, Asplenium nidus,

Kesimpulan :

Ciri-Ciri Pteropsida (Paku Sejati) - Berdasarkan dari hasil uraian diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa ciri-ciri paku sejati (pteropsida) adalah sebagai berikut...

 Memiliki akar, batang, dan daun sejati.

 Kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan subtropis

 Dapat ditemukan di habitat yang lembab dan Hidup di tanah, di air, atau epifit di pohon.

 Memiliki ukuran batang yang bervariasi

 Batang berada dibawah permukaan tanah (rizom).

 Daun paku sejati memiliki ukuran yang besar dibanding dengan kelompok paku yang lainnya.

(23)

 Daun yang masih mudah akan menggulung (circinate)

 Sporangium terkumpul dalam sorul yang berada dibawah permukaan daun.

 Gametofit bersifat biseksual dan uniseksual.

 Gametofit memiliki klorofil dengan ukuran yang bervariasi.

http://www.artikelsiana.com/2015/02/ciri-ciri-klasifikasi-tumbuhan-paku-pteridphyta.html#_

Tumbuhan

Keanekaragaman Tumbuhan

Di dunia ini terdapat bermacam-macam tumbuhan dengan warna, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda . Banyak dari spesies tumbuhan tersebut dapat ditemukan di Indonesia. Banyaknya spesies tersebut tidak lain dikarenakan adanya perbedaan dan persamaan ciri pada tumbuhan. Dengan banyaknya spesies yang ada maka para ahli mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup.

Tumbuhan dimasukkan ke dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri kingdom Plantae adalah memiliki zat hijau daun atau klorofil, dapat membuat makanan sendiri (autrotof) kecuali tanaman parasit, tidak dapat bergerak aktif, memiliki dinding sel, dan memiliki vakuola sel yang besar.

Tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Tumbuhan tingkat tinggi diklasifikasikan menjadi beberapa divisi, yaitu:

1. Tumbuhan tidak berpembuluh a. Divisi Hepatophyta (Lumut hati)

b. Divisi Anthocerophyta (Lumut tanduk)

c. Divisi Bryophyta (Lumut daun)

2. Tumbuhan berpembuluh

a. Tumbuhan tidak berbiji

 Divisi Psilophyta (Paku purba atau Paku telanjang)

 Divisi Lycophyta (Paku kawat)

 Divisi Sphenophyta atau Equisetophyta (Paku ekor kuda)

 Divisi Pterophyta atau Polipodiophyta (Paku sejati) b. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

 Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) – Divisi Coniferophyta (Pinus)

– Divisi Cycadophyta (Pakis haji)

– Divisi Ginkgophyta (Ginkgo)

(24)

 Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) – Divisi Anthophyta (Tumbuhan berbunga)

Tumbuhan tingkat tinggi secara umum diklasifikasikan menjadi tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Ciri-ciri tumbuhan lumut adalah tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Lumut hanya mempunyai akar semu berupa rhizoid, batang semu, dan daun semu. Rhizoid berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh serta menyerap air dan unsur hara. Lumut biasanya tumbuh di tempat yang lembab, basah atau berair. Lumut ada yang berbentuk beledu dan ada yang berbentuk lembaran.

Tumbuhan lumut tidak mempunyai pembuluh angkut. Daun semunya kecil, sempit, panjang, tidak bertulang daun. Tumbuhan lumut berkembangbiak secara vegetatif dengan membentuk spora dan secara generatif dengan membentuk spermatozoid dan sel telur. Bagian yang menghasilkan spermatozoid adalah anteridium dan bagian yang menghasilkan sel telur adalah arkegonium.

Gambar 1. Bagian-bagian tunbuhan lumut

Metagenesis atau pergiliran keturunan tumbuhan lumut adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhan lumut adalah generasi gametofit.

2. Anteridium dan arkegonium terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma.

3. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

4. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit.

5. Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. 6. Sporogonium masak akan melepaskan spora.

(25)

Gambar 2. Metagenesis tumbuhan lumut

Gambar 3. Skema metagenesis tumbuhan lumut

2. Tumbuhan paku

(26)

Gambar 4. Bagian-bagian tumbuhan paku

Pergiliran keturunan atau metagenesis tumbuhan paku adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhan paku ialah generasi sporofit yang menghasilkan spora

2. Generasi gametofitnya disebut protalium, berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun, tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.

3. Dari prothallium berkembang anteridium dan arkegonium

4. Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium.

(27)

Gambar 5. Metagenesis tumbuhan paku

Gambar 6. Skema metagenesis tumbuhan paku

3. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji meliputi tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan berbiji tertutup (angiospermae).

a. Tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae)

Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka adalah biji tidak terlindung dalam bakal buah, tidak memiliki bunga sejati, tidak ada mahkota bunga, dan organ reproduksi terdapat dalam strobilus. Contoh : melinjo, pakis haji, pinus, dan damar.

b. Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae)

Tumbuhan biji terbuka dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan berkeping dua (dikotil). Ciri-cirinya biji terlindungi oleh daun buah atau daging buah, memiliki bunga sejati, dan umumnya berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.

 Monokotil

Ciri-cirinya yaitu mempunyai biji berkeping satu/ 1 daun lembaga, berakar serabut, ukuran batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya, umumnya tidak bercabang, tulang daun sejajar atau melengkung, biasanya berpelepah, akar dan batang tidak berkambium, bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan berkas pengangkut tersebar. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), dan lain-lain.

 Dikotil

Ciri-cirinya yaitu berkeping biji dua, berakar tunggang, batang berkambium sehingga membesar dan bercabang, tulang daunnya menyirip/menjari, bunga (mahkota dan kelopak) kelipatan 2, 4, atau 5, serta tipe berkas

(28)

Gambar 7. Perbedaan dikotil dan monokotil

Gambar

Gambar 1. Bagian-bagian tunbuhan lumut
Gambar 2. Metagenesis tumbuhan lumut
Gambar 4. Bagian-bagian tumbuhan paku
Gambar 5. Metagenesis tumbuhan paku
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai Pelatihan Pemasaran Online Pusat Inkubator Wirausaha dan Klinik UMKM Kota Cilegon tentang Pengoptimalan Penggunaan Media

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian field research atau penelitian lapangan atau melaksanakan penelitian lapangan untuk memperoleh data atau

Skripsi berjudul “Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Studi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Actor Involved (Kekuasaan, kepentingan-kepentingan, dan strategi dari aktor yang terlibat) Dalam suatu kebijakan perlu dipertimbangkan pula kekuatan atau

Surat Direktur Jenderal Anggaran Menteri Keuangan Nomor SP DIPA-018.09.2.567460/2016 tanggal 07 Desember 2015 Tentang Pengesahan Daftar Isian Pengguna Anggaran

Pada emulsi ganda A/M/A yang dibuat dengan menggunakan hidrokoloid sebagai penstabil antara fase dispers A/M dan fase air eksternal, viskositasnya dapat lebih

Tabel 3 diatas memperlihatkan bahwa jarak dan tingkat kekerasan suara yang diukur melalui aplikasi dB meter, yang ada pada smart phone .pada table diatas dapat