• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DIKABUPATEN KERINCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DIKABUPATEN KERINCI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DIKABUPATEN KERINCI

(Studi Kasus :PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KABUPATEN KERINCI)

Armasdi1, Zaidir2,

Yutiar M. Yost

3 1

Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, 2Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas Andalas, 3Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

Abstrak

Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sehingga harus dikelola dan difungsikan secara optimal. Untuk menjaga kondisi jalan agar dapat melayani transportasi secara optimal maka perlu dilakukan usaha-usaha pemeliharaan secara berkesinambungan. Pada dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturnya sesuai dengan bertambahnya umur dan akan menyebabkan kerusakan pada jalan. Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling terkait satu sama lain. Kerusakan jalan saat ini menjadi suatu yang kontroversial dimana satu pihak mengatakan kerusakan dini pada perkerasan jalan disebabkan karena jalan didesain dengan tingkat kualitas dibawah standar dan di pihak lain menyatakan kerusakan dini perkerasan jalan disebabkan terdapatnya kendaraan dengan muatan berlebih yang biasanya terjadi pada kendaraan berat seperti muatan truk yang cenderung berlebihan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab beberapa hal, diantaranya pertama untuk menentukan bobot kriteria prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci dan kedua untuk menentuan prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci. Pendekatan analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan proses pengambilan keputusan kriteria majemuk dengan menggunakan metoda Analitical Hierarchy Process (AHP). Penggunaan AHP tentunya melibatkan para ahli/pakar sebagai narasumber yang dituju untuk mendapatkan informasi terkait dengan substansi penelitian. Hasil analisis AHP memperlihatkan bahwa kondisi jalan merupakan kriteria utama dalam prioritas pemeliharaan dengan kontribusi 51.5%. Kriteria kedua adalah dampak ekonomi jalan terhadap kota dengan kontribusi 39.7% dan volume lalu lintas dengan kontribusi 8.8%. Kemudian hasil pengolahan data disimpulkan bahwa prioritas utama untuk pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B dengan bobot total penilaian sebesar 0.441. Hal ini berarti bahwa berdasarkan kombinasi penilaian perbandingan berpasangan semua alternative jalan yang memerlukan perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B sebagai prioritas pertama untuk pemeliharaan kerusakan jalan dan prioritas kedua dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan D, dengan bobot sebesar 29.3%.

Kata Kunci :

Perawatan Jalan, Analytical Hierarchi Process, Prioritas Pengembangan

1. PENDAHULUAN

Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sehingga harus dikelola dan difungsikan secara optimal.Untuk menjaga kondisi jalan

agar dapat melayani transportasi darat secara optimalmaka pemerintah perlu

melakukan usaha-usaha

(2)

umur dan akan menyebabkan kerusakan pada jalan.

Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling terkait satu sama lain. Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi :

1. Kelebihan tonase

2. Air hujan atau sistem drainase jalan yang tidak baik.

3. Sifat material konstruksi perkerasan atau sistem pengolahan bahan yang tidak baik.

4. Curah hujan yang tinggi.

5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil.

6. Akibat sistem pelaksanaan yang kurangbaik.

7. Sifat tanah dasarnya yang memang kurang baik.

8. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.

Kerusakan jalansaatinimenjadi suatuyang

kontroversialdimanasatupihakmengataka nkerusakandinipadaperkerasanjalan disebabkan karenajalan didesaindengan tingkatkualitasdibawahstandardandi pihaklainmenyatakan kerusakan dini perkerasanjalan disebabkan terdapatnya kendaraandengan muatan berlebih (overloading) yang biasanyaterjadipada kendaraanberat seperti muatan tru k yangcenderungberlebihan.

(JurnalTheAsiaFoundation2008Biaya TransportasiBarang Angkutan, Regulasi,danPungutanJalandiIndonesial ”hal41danhal43) menunjukkanbahwa

rata-rata52%trukmengalamikelebihanmuatan sekitar

45%diatasbatasmuatanyangdiizinkan.Rat a-rataberatbebanadalahsekitar4 ton di atas beratyangdiizinkan.Kebanyakan

trukmerupakanjenisbak terbuka danmengalamimodifikasi,banyakpemilik truk melakukanmodifikasiterhadap truk merekaagarbisamemuatbarangmelebihib atasbebanmuatyang ditentukan.Fokus dari penelitian ini adalah untuk menyusun prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci, sesuai dengan tingkat kepentingan setiap ruas jalan tersebut bagi wilayah pelayanannya dengan mempertimbangkan adanya keterbatasan dana serta kerusakan yang terjadi.

2. PERMASALAHAN

Salah satu cara mendorong pembangunan ekonomi secara nasional tentunya dengan mendorong terlaksananya pembangunan yang ada didaerah.Berdasarkan latar belakang diatas terdapat permasalahan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci sebagai berikut:

a. Keterbatasananggaran pemeliharaan jalan mengakibatkan tidak semua ruas jalan mampu ditangani pada waktu bersamaan sehingga perlu ditentukan urutan prioritas jalan yang akan dilakukan pemeliharaan. b. Dalam penentuan prioritas

pemeliharaan jalan diperlukan sejumlah kriteria penilaian kondisi jalan. Kriteria inilah yang nantinya digunakan untuk menyusun prioritas pemeliharaan jalan.

(3)

3. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada didalam penelitian ini, selanjutnya dapat dirumuskan dua hal yang harus dijawab secara mendalam, yaitu :

1. Kriteria apa saja yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci?

2. Prioritas apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci?

4. TUJUAN PENELITIAN

Dengan memahami pentingnya peranan jalan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Menentukan bobot kriteria prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci.

b. Penentuan prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Kerinci

5. TINJAUAN LITERATUR

5.1Klasifikasi Jalan

Berdasarkan Undang–Undang RI No.22 Tahun 2009 yang dimaksud dengan jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkapnya yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang berada dibawah permukaan tanah, diatas pemukaaan tanah, dibawah permukaan air, serta diatas pemukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Jalan mempunyai peranan untuk mendorong pembangunan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah.

MenurutUndang Undang Nomor 38 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, jalan umum dapat diklasifikasikan dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan, berdasarkan

administrasi pemerintahan (status jalan), dan kelas jalan.

A. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi mengacu pada UUNo.38 tahun 2004 dan PP No.34 tahun 2006, adalah sebagai berikut:Sistem jaringan jalan primer, Sistemjaringan jalan sekunder

B. Klasifikasi Jalan MenurutStatus Jalan

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian jalan berdasarkan wewenang Pembinaan Jalan.Menurut PP No.26 tahun1985 tentang jalan, pengelompokan berdasarkan wewenang tersebut adalah sebagai berikut:Jalan Khusus, Jalan Desa, Jalan Kota, Jalan Kabupaten, Jalan Provinsi, Jalan Nasional.

C. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam Muatan Sumbu Terberat MST) dalam satuan ton. BerdasarkanUU RI No.22 Tahun 2009 pada pasal 19 ayat 2, jalan dapat diklasifikasikan menurut kelasnya sebagaiberikut:Jalan Kelas I, Jalan Kelas II, Jalan Kelas III, Jalan Kelas Khusus.

5.2Jenis-Jenis dan Penyebab Kerusakan PerkerasanAspal

Berdasarkan manual

(4)

Umumnya kerusakan jalan yang timbul tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan gabungan penyebab yang saling kait mengait.Menurut (Bina Marga 1997), kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh

a. Lalu lintas diperhitungkan berdasarkan peningkatan beban yang tidak sesuai dengan disain (kelebihan tonase).

b. Airyang dapat berasal dari air hujan atau sistem drainase jalan yang tidak baik.

c. Sifat material konstruksi perkerasan atau sistem pengolahan bahan yang tidak baik.

d. Iklim Indonesia dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi e. Kondisi tanah dasar yang tidak

stabil, akibat sistem pelaksanaan yang kurang baik

f. Sifat tanah dasarnya yang memang kurang baik dan proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.

5.3Karakteristik Jalan

Sesuai dengan karakteristiknya jalan akan selalu cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan. Maka untuk memperlambat kecepatan penurunan kondisi dan mempertahankan kondisi pada tingkat yang layak, jaringan jalan tersebut perlu dikelola pemeliharaannya dengan baik agar jalan tersebut tetap dapat berfungsi sepanjang waktu (Puslitbang Prasarana Transportasi, 2005).

Kegiatan pemeliharaan jalan dilaksanakan dengan tujuan agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan. Secara

umum dapat dijelaskan 3 (tiga) tujuan utama dari pemeliharaan jalan (World Bank, 1988 dalam seri Panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten),

a. Mempertahankan kondisi agar jalan tetap berfungsi.

b. Mengurangi tingkat kerusakan jalan. c. Memperkecil biaya operasi

kendaraan (BOK).

Kegiatan mempertahankan kondisi jalan dilakukan untuk menjaga agar jalan dapat digunakan sepanjang tahun guna melayani kebutuhan sosial ekonomi masyarakat setempat.

5.4Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan

Dengan selesainya pembangunan suatu jalan, maka kegiatan penyelenggaraan jalan sekarang telah berubah penekanannya, yaitu dari pekerjaan pembangunan jalan baru menuju ke pekerjaan pemeliharaan jalan.

Tabel 1 Perbedaan Kegiatan Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan

(5)

besar, kondisi cuaca serta gangguan lalu lintas pada saat pelaksanaan pemeliharaan.

5.5Prinsip Dasar AHP (Analytical Hierarchi Process)

Metode Analytical Hierarchi Process(AHP) atau Proses Hirarki Analitik pada awalnya dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburg Amerika Serikat awal tahun 1970-an. Metode AHP merupakan suatu perangkat untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang sulit. Metode ini bekerja berdasarkan kombinasi input berbagai pertimbangan dari para pembuat keputusan yang didasarkan pada informasi tentang elemen-elemen pendukung keputusan tersebut, yaitu untuk menentukan suatu set pengukuran prioritas dalam rangka evaluasi terhadap berbagai alternatif yang akan diambil dalam suatu produk keputusan.

Dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan metode AHP, terdapat beberapa prinsip dasar dari metode AHP yang harus dipahami yaitu sebagai berikut:

a. Decomposition(prinsip menyusun hirarki).

b. Synthesis of

Priority(penyusunan dan penetapan prioritas).

c. Logical Consistency(Prinsip Konsistensi Logika).

Prinsip Decomposition menggambarkan dan menguraikan permasalahan secara hirarkis, yaitu memecah persoalan menjadi elemen--elemen yang terpisah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, elemen-elemen tersebut dipecahkan lagi sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan.

Penyusunan dan penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya dengan melakukan perbandingan secara berpasangan

terhadap elemen-elemen

tersebut.Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.

6. METODOLOGI PENELITIAN

6.1Tahapan Penelitian

Langkah pertama penelitian adalahmelakukanstudi pendahuluan yang meliputi : pemahaman permasalahan, tinjauan pustaka, identifikasimasalah, tujuan penelitian serta ini diperolehmelalui kuisioner

atauwawancarakepadapihak-pihak(stakeholders)yangberkompeten dalam pemeliharaanjalan.Sedangkan datasekunder

(6)

Adapun langkah-langkah penelitian ini, diperlihatkan pada Diagram Alur Penelitian dibawah ini:

Gambar 1 :Diagram Alir Proses Penelitian

6.2Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi

ketersediaansaranapendukungdal am melakukanpenelitian

2. Melakukan survei untuk memperoleh data primer dalam penelitian mengenai persepsi penilaian pemeliharaan jaringan jalan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk suatu kuesioner kepada sejumlah responden.

3. Pengumpulan data sekunder yang meliputi data inventaris jalan Kabupaten, data alokasi dana pemeliharaan jalan dan data biaya pemeliharaan jalan

4. Pustakaatauliteraturreferensiseba gaiacuanlandasanteori

diperolehdari

beberapatextbookyangberkaitand enganmetodeAnalytical

Hierarchy Process(AHP)

6.3Kesimpulan Analisis

Tabel dibawah ini akan memberikan gambaran ringkas tentang proses analisis dan pengolahan data pada masing-masing tujuan yang telah ditetapkan, sajian table dibawah ini merupakan bentuk lain yang dapat dijadikan acuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 2. Tujuan dan Proses Analisis

7. PEMBAHASAN

(7)

Tabel 3

Rekapitulasi Ruas Jalan di Kabupaten Kerinci

Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas dapat di tentukan tindakan atau respon terhadap risiko.Penentuan respon ini dibagi menjadi tiga, yaitu diterima dengan monitor dan review, mitigasi, atau dihindari.

7.2Penetapan Responden

Penilaian kriteria dan prioritas pemeliharaan jalan dilakukan oleh team ahli.Team ahli terdiri dari akademisi ataupun praktisi yang menguasai dan memahami tentang pemeliharaan kerusakan jalan.Responden terdiri dari 3 orang ahli dengan kualifikasi sebagai berikut Ahli Transportasi, Kabid Bina Marga dan Kasi Jalan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum. Ketiga ahli ini akan memberikan penilaian sesuai dengan pembobotan pada metode AHP untuk membandingkan tingkat kepentingan antara satu criteria dengan criteria lain ataupun satu ruas jalan dengan ruas jalan lainnya. Penilaian ini disebut dengan penilaian perbandingan berpasangan.

7.3Penyusunan Hirarki AHP

Pemilihan prioritas pemeliharaan jalan memerlukan suatu metode pendukung, yaitu analisa keputusan yang merupakan suatu metode yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada.Umumnya alternatif-alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri, yang membuat pengambil keputusan sukar untuk menentukan pilihannya. Berdasarkan alasan tersebut, maka salah satu cabang analisa keputusan yang sesuai dengan masalah ini adalah Multi-Criteria Decision Making (Raharjo et.al., 2000) dengan salah satu metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).

(8)

7.4

Bobot Kriteria Pemeliharaan Jalan

Penentuan bobot criteria pemeliharaan jalan diolah dengan menggunakan metoda AHP dengan bantuan software Expert Choice 11.5.Hasil penilaian terhadap criteria pemeliharaan jalan dan prioritas pemeliharaan jalan dapat dilihat pada lampiran B. Perhitungan bobot untuk masing-masing criteria dilakukan dengan membuat matriks perbandingan berpasangan untuk masing-masing criteria dengan simbol sebagai berikut: 1. Kondisi jalan : K

2. Volume lalu lintas : V

3. Ekonomi : E

Perhitungan rata-rata geometric untuk perbandingan berpasangan perlu dilakukan dikarenakan jumlah responden terdiri dari 3 orang ahli. Perhitungan nilai rata-rata dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometric dengan persamaan sebagai berikut:

n

n

x

x

x

x

G

1

2

3



n

n 3

2

1 log x log x log x x

log = G

log    

Gambar 3Bobot Kriteria

Pemeliharaan Jalan

7.5Prioritas Utama Pemeliharaan Kerusakan Jalan

Berdasarkan hasil analisis berpasangan dari masing-masing alternative jalan terhadap sub criteria dengan menggunakan AHP, makan didapatkan prioritas utama pemeliharaan kerusakan jalan. Hasil analisis AHP untuk prioritas utama pemeliharaan kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 4 Prioritas Utama

Pemeliharaan Kerusakan Jalan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan AHP dapat terlihat bahwa prioritas utama untuk pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B dengan bobot total penilaian sebesar 0.441. Hal ini berarti bahwa berdasarkan kombinasi penilaian perbandingan berpasangan semua alternative jalan yang memerlukan perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B sebagai prioritas pertama untuk pemeliharaan kerusakan jalan. Prioritas kedua dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan D, dengan bobot sebesar 0.293 (29.3% dari total penilaian).

7.6Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria

(9)

Tabel 5Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria Kondisi Jalan

Tabel 6Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria Volume lalu Lintas

Tabel 7Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan Berdasarkan Kriteria Ekonomi

7.7 Rekapitulasi Prioritas

Pemeliharaan Kerusakan Jalan Hasil analisis dengan menggunakan metode AHP, maka didapatkan prioritas utama pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan B. Rekapitulasi hasil analisis prioritas

pemeliharaan kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8Rekapitulasi Prioritas Pemeliharaan Kerusakan Jalan

8. PENUTUP

8.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Hasil analisis AHP memperlihatkan bahwa kondisi jalan merupakan criteria utama dalam prioritas pemeliharaan jalan dengan kontribusi 51.5%. Kriteria kedua adalah dampak ekonomi jalan terhadap kota dengan kontribusi 39.7% dan volume lalu lintas dengan kontribusi 8.8%.

2. Sub criteria kondisi jalan memperlihatkan bahwa jalan yang berlubang memberikan kontribusi penilaian terbesar yaitu 43.8%. Kontribusi berikutnya diberikan oleh jalan dengan legokan/amblas dengan kontribusi 25.5% dan jalan dengan alur bekas roda dengan kontribusi 12.4%.

(10)

yaitu sebesar 49%. Kontribusi berikutnya diberikan oleh truk ringan dengan kontribusi 27.6% dan bus dengan kontribusi 11.2%. 4. Sub criteria ekonomi

memperlihatkan bahwa manfaat jalan secara ekonomis terhadap kota memberikan kontribusi terbesar dalam penentuan prioritas pemeliharaan jalan yaitu sebesar 85.6% dan biaya pemeliharaan jalan sebesar 14.4%.

5. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan AHP dapat terlihat bahwa prioritas utama untuk pemeliharaan kerusakan jalan adalah Jalan B dengan bobot total penilaian sebesar 0.441. Hal ini berarti bahwa berdasarkan kombinasi penilaian perbandingan berpasangan semua alternative jalan yang memerlukan perawatan, 44.1% dari total penilaian menetapkan bahwa jalan B sebagai prioritas pertama untuk pemeliharaan kerusakan jalan. Prioritas kedua dalam pemeliharaan kerusakan jalan adalah jalan D, dengan bobot sebesar 0.293 (29.3% dari total penilaian)

6. Berdasarkan criteria kondisi jalan, jalan B menempati posisi pertama sebagai prioritas pemeliharaan kerusakan jalan dengan bobot 0.442. Hal ini berarti bahwa dari keseluruhan penilaian criteria kondisi jalan, jalan 44.2% penilaian menetapkan jalan B sebagai prioritas pertama pemeliharaan kerusakan jalan dilihat dari criteria kondisi jalan. Sedangkan prioritas kedua adalah jalan D dengan bobot 0.284 dan perioritas ketiga jalan A dengan bobot penilaian 0.137. 7. Berdasarkan criteria ekonomi, jalan

B merupakan prioritas pertama dalam pemeliharaan kerusakan jalan

dengan bobot 0.485. Hal ini berarti bahwa dari keseluruhan penilaian criteria volume lalu lintas, 48.5% penilaian menetapkan jalan B sebagai prioritas pertama pemeliharaan kerusakan jalan dilihat dari criteria dampak jalan terhadap perkembangan ekonomi kota. Sedangkan prioritas kedua adalah jalan D dengan bobot 0.261 dan perioritas ketiga jalan C dengan bobot penilaian 0.135.

8. Berdasarkan criteria volume lalu lintas jalan D merupakan prioritas pertama dalam pemeliharaan kerusakan jalan dengan bobot 0.467. Hal ini berarti bahwa dari keseluruhan penilaian volume lalu lintas, 46.7% penilaian menetapkan jalan D sebagai prioritas pertama pemeliharaan kerusakan jalan.

8.2Saran

1. Sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum menerapkan hasil kajian ini sehingga dapat mencapai sasaran perbaikan mutu jalan dimasa akan datang

2. Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil akhir yang diperoleh adalah dengan mengembangkan lebih lanjut variabel lain selain dari kriteria yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Hal ini didasari dari asumsi bahwa perubahan paradigma yang dipengaruhi oleh teknologi menjadi fokus utama perbaikan yang mutlak dilakukan dimasa akan datang.

9. REFERENSI

(11)

Daft, Richard L (1992), Organization Theory and Design, West Publishing Company, New York.

Donald S. Barrie (1992), Professional Construction Management, 1992. Ervianto, W.I (2002), Manajemen

Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Farid, M (2005), Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan Pengembangan Kemampuan Kontraktor Kecil dan Menengah dalam Dinamika Otonomi Daerah (Studi kasus Kabupaten Bandung), Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung.

Hendricson, (2000), Project Management for contruction.

Ilyas.M. (1998), Buletin Pengawasan No. 13 & 14 Th.1998. www.pu.go.id

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2004), Klasifikasi dan Kualifikasi, www.lpjk.or.id

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK, (2008), Registrasi usaha jasa pelaksana konstruksi,

www.lpjk.or.id

Oberlender, (2000).Project Management for Engineering and Contruction. Pribadi K.S, Affandi. F, Firmandi.A.

(1998), Jurnal Teknik Sipil Vol.5 No.1 Januari 1998, Institut Teknologi Bandung.

Singarimnbun,M. (1989), Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. Soenarno (2003), LPJK Harus Berbenah

Diri.www.lpjk.or.id. Download internet 10 Agustus 2008.

Tika, M.P (2005), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Tjokrowinoto,M. (1981), Tahap – Tahap

Penelitian Sosial Dalam Metodologi Penelitian, Lembaga Pendidikan Doktor UGM, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Perbedaan Kegiatan
Gambar 1 :Diagram Alir Proses Penelitian
Tabel 3 pendukung, yaitu analisa keputusan yang
Tabel 8Rekapitulasi

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4 merupakan hasil simulasi kontribusi arus hubung singkat simetris beban pada penyulang UZB, dimana terdapat VI beban bersifat dinamik yang memberikan arus kontribusi

Penelitian tentang kadar merkuri di sungai sudah pernah dilakukan di Sulawesi Utara yaitu oleh Harun di Sungai Tondano di daerah Komo Luar dimana didapatkan

dilihat bahwa secara keseluruhan kondisi Kondisi ketahanan pangan ikani pada rumah sosial ekonomi (pendidikan, budaya makan tangga perikanan tangkap laut skala kecil

Permainan shogi sebagai kearifan lokal diharapkan dapat menjadi jembatan untuk melakukan komunikasi sosial di antara sesama khususnya masyarakat Jepang.. Berdasarkan latar

Pada dasarnya, filsafat sebagai ilmu rasional tentang segala keberadaan, tidak haram dipelajari oleh umat beragama, jika filsafat dipelajari secara baik dan benar,

Setelah mencermati beberapa penjelasan kode etik auditor dan pengaruh sensitivitasnya terhadap kode etik itu sendiri maka jelas kualitas hasil audit BPKP akan

(http://istanamatematika.com/pembahasan-soal-no-34-penampungan-air-ucun-paket-a-tahun-2016/) April 24, 2016 Pembahasan Soal No 16 (Tarif Taxi) UCUN Matematika SMP 2016 Kode

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhitung jumlahnya, segingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi