• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kondisi Fisik dan Sosial Cawas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa Kondisi Fisik dan Sosial Cawas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sebelas Maret

(2)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA KONDISI FISIK DAN SOSIAL KECAMATAN CAWAS

KABUPATEN KLATEN

Disusun guna memenuhi nilai mata kuliah Sistem Informasi Geografis Lanjut yang diampu oleh Gentur Adi Tjahjono,S.Si

Disusun oleh :

Gigih Erlangga – K5410021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

I.

LATAR BELAKANG

Di era informasi seperti saat ini, arus informasi berkembang dengan sangat

pesat. Informasi yang berasal dari berbagai macam bidang/instansi disajikan

dengan interaktif dan menarik bagi penggunanya. Salah satu jenis informasi yang

berkembang dengan pesat di era globalisasi saat ini yakni Sistem Informasi

Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis (SIG) /

Geographic Information

System (GIS

) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan

untuk memproses data spasial yang bergeoreferensi (berupa detail, fakta, kondisi,

dsb) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan

serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan

informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan

perencanaan strategis.

Informasi yang disajikan dalam SIG memuat data atribut maupun data

spasial. Data atribut dan spasial yang diolah oleh penulis menggambarkan

wilayah Kecamatan Cawas, Kabutpaten Klaten. Wilayah ini memiliki kondisi

Geografis dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda dengan kecamatan lainnya di

Kabupaten Klaten. Untuk memperoleh wawasan mengenai Kecamatan Cawas,

maka laporan ini disusun dengan judul “ANALISA KONDISI FISIK DAN

SOSIAL KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN”

II.

TUJUAN

1.

Memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk mengolah data kondisi

geografis dan kondisi sosial ekonomi.

2.

Mengembangkan keterampilan dalam analisa data kondisi geografis dan

sosial ekonomi.

3.

Mahasiswa mampu menampilkan hasil analisa menjadi peta yang sesuai

dengan kaedah kartografis yang benar.

III.

ALAT DAN BAHAN

1.

Peta RBI Lembar Sukoharjo 1408-341

(4)

3.

Peta RBI Lembar Ceper 1408-332

4.

Data ketinggian lokasi

5.

Data jumlah sekolah Kecamatan Cawas Tahun 2011

6.

Software Arc View 3.3

7.

Laptop

IV.

DASAR TEORI

GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyak definisi atau pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikan oleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin ilmu. Sebagai perbandingan, ESRI sebagai suatu vendor besar yang bergerak dalam bidang GIS mendefinisikan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-muhktahirkan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi. Secara umum, berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dari GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk suatu informasi spasial berikut data attributnya.

. GIS memiliki berbagai macam variasi model data spasial yang memberikan tampilan yang berbeda. Model spasial tersebut berupa model data raster, model data vector dan model TIN.

(5)

tergantung pada resolusi atau ukuran dari pixelnya (sel grid) yang mewakili luasan di permukaan bumi.

Model data Vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk tersebut didefinisikan oleh sistem koordinat cartesian dua dimensi (x,y). Representasi vektor suatu obyek spasial merupakan suatu usaha menyajikan obyek sesempurna mungkin. Untuk itu, dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan presisi.

TIN adalah model data vektor yang berbasiskan topologi yang digunakan untuk mempresentasikan data permukaan bumi. TIN menyajikan model permukaan sebagai sekumpulan bidang-bidang kecil yang berbentuk segitiga yang saling terhubung. Informasi koordinat horizontal (x,y) dan vertikal (z) untuk setiap titik yang terdapat di dalam jaringan TIN (yang kemudian dijadikan sebagai node) dikodekan ke dalam bentuk-bentuk tabel.

Kemampuan SIG dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan. Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapat diklasifikasikan bermacam-macam. Klasifikasi di bawah ini mengacu pada Aronoff (1989):

1. Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi 2. Fungsi Overlay

3. Fungsi Neighbourhood

4. Fungsi Network

5. Fungsi 3D Analyst

Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi

Fungsi ini merupakan fungsi yang meng-eksplore data tanpa membuat perubahan yang mendasar, dan biasanya dilakukan sebelum analisis data. Fungsi pengukuran mencakup pengukuran jarak suatu obyek, luas area baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi. Query spasial dalam mengidentifikasikan obyek secara selektif, definisi pengguna, maupun melalui kondisi logika.

Fungsi Overlay

(6)

fungsi analisis spasial overlay akan dilakukan terhadap ketiga data spasial (dan atribut) tersebut. Prinsip overlay dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Fungsi overlay ini juga dapat berlaku untuk model data raster.

Fungsi Network

Fungsi network merujuk data spasial titik-titik (points) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang-bidang transportasi, hidrologi dan utility (misalnya, aplikasi jaringan kabel listrik, komunikasi, pipa minyak dan gas, air minum, saluran pembuangan). Sebagai contoh dengan fungsi analisis spasial network, untuk menghitung jarak terderka antara dua titik tidak menggunakan jarak selisih absis dan ordinat titik awal dan titik akhirnya. Tetapi menggunakan cara lain yang terdapat dalam lingkup network.

Fungsi 3D Analyst

Fungsi 3 Dimensi terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi. Sebagai contoh, untuk menampilkan data spasial ketinggian, tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model dimensi, fungsi ini banyak digunakan.

Berdasarkan berbagai fungsi SIG di atas, SIG dapat di aplikasikan dengan berbagai bidang kajian, salah satunya Geografi. Geografi membahas sebaran fenomena geosfer di permukaan Bumi. Fenomena Geosfer yang dimaksud salah satunya mencakup aspek fisik maupun aspek sosial ekonomi suatu wilayah. Pada aspek sosial ekonomi, Geografi dapat menyoroti berbagai fenomena yang berhubungan erat dengan kegiatan penduduk, salah satunya daya layan fasilitas pendidikan.

Ada 3 (tiga) cara mengidentifikasi ketersediaan dan daya lahan fasilitas yaitu: Ketersediaan pelayanan (services availability), tingkat ketersediaan (Size of availability) dan fungsi pelayanan/daya layan (Function of availability)

1. Ketersediaan Pelayanan (Services availability)

Menilai ada atau tidaknya fasilitas pelayanan, jika pelayanan tersedia diberi 1, dan jika tidak tersedia diberi nilai 0. Metode ini disebut Gutman Scalling Methods.

2. Tingkat Ketersediaan (Size of availability)

(7)

3. Fungsi Pelayanan/ daya layan (Function of availability)

Perbandingan antara keterseiaan fasilitas dengan variabel pembanding seperti besarnya pengguna aktual, pengguna potensial, penduduk keseluruhan dan dengan pembanding standar. Ukurannnya adalah rasio antara fasilitas dan jumlah penduduk, Rasio Guru/Murid, Rasio Murid/Kelas. Selanjutnya dapat dibandingkan dengan kebutuhan minimal sehingga dapat dinilai daya layannya cukup, berlebih, atau kurang.

Analisis pelayanan merupakan salah satu metode analisis yang penting dilakukan dalam perencanaan wilayah. Analisis pelayanan berkaitan erat dengan ketersediaan dan daya tampung fasilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup layak penduduk untuk menunjang kesejahteraannya. Pengetahuan mengenai ketersedian suatu fasilitas saat ini berhubungan erat dengan kemampuan fasilitas tersebut untuk memberikan pelayanan dimasa – masa yang akan datang, baik kaitannya dengan pertambahan penduduk maupun luas lahan yang diperlukan.

Huisman (1987) menyatakan bahwa penyediaan pelayanan secara efisien dan efektif penting dalam pembangunan karena dalam perencanaan fisik memberikan kerangka keruangan bagi kegiatan social dan ekonomi. Dengan demikian pelayanan social ekonomi masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan yang bertumpuk pada kegiatan sosial dan ekonomi. Adapaun metode yang digunakan untuk menilai tingkat ketersediaan dan fungsi pelayanan (Daya Layan) adalah sebagai berikut:

1. Besarnya ketersediaan fasilitas pelayanan (services availability) dinilai melalui jumlah pelayanan (Size of availability) yang ada disetiap daerah menggunakan metode scalogram.

2. Fungsi pelayanan (function of availability) merupakan perbandingan antara ketersedian fasilitas pelayanan dengan berbagai standar minimum yang mempertimbangkan threshold (nilai ambang) untuk setiap pelayanan.

Informasi-informasi lain yang diperlukan pada penilai fungsi pelayanan antara lain mencakup rasio pelayanan terhadap standart rasio pengguna actual, rasio terhadap pengguna potensial dan rasio terhadap penduduk.

Penilaian ketersediaan pelayanan dan tingkat ketersediaan memberikan gambaran jelas mengenai hierarki fasilitas di semua tempat dalam sauatu wilayah. Semakin rendah hierarkinya, maka skala pelayanannya semakin sempit artinya semakin baik.

(8)

atau tahapan pembangunan dan pengorganisasian tata ruang yang bersangkutan. Pentingnya kebijaksanaan regional dan jenis-jenis permasalahan yang harus dihadapi akan berubah (Fisher.H.B, 1975).

Suatu wilayah tidak hanya merupakan suatu sistem fungsional yang berbeda satu sama lain tetapi juga merupakan jaringan sosial, ekonomi maupun interaksi fisikal. Sistem jaringan ini terbentuk oleh adanya pergerakan timbal balik yang merupakan kontak antar wilayah (interaction) dimana titik pandangnya diletakkan pada ketergantungan antar wilayah.

Pada dasarnya pusat wilayah mempunyai hirarkhi. Hirarkhi dari suatu pusat ditentukan oleh beberapa faktor (Budiharsono, 2001) :

1. Jumlah penduduk yang bermukim pada pusat tersebut; 2. Jumlah fasilitas pelayanan umum yang ada dan; 3. Jumlah jenis fasilitas pelanan umum yang tersedia.

Suatu wilayah bukan hanya merupakan system yang berbeda antara satu dan lainnya tetapi juga merupakan jaringan sosial ekonomi maupun interaksi fiskal. Dimana system ini dibentuk oleh adanya pergerakan timbal balik yang merupakan hasil dari kontak masyarakat pada suatu wilayah dengan wilayah yang lain.

Usaha pembangunan harus diarahkan kembali pada pembangunan keruangan yang terintegrasi. Tujuannya adalah memajukan sistem pusat-pusat pelayanan yang meningkatkan berbagai aktifitas masyarakat dibidang sosial ekonomi. Dengan demikian diharapkan mampu memenuhi segala kebutuhan pelayanan sosial ekonomi yang dibutuhkan oleh penduduk.

Fasilitas pelayanan dapat berperan sesuai dengan fungsinya apabila dilaksanakan pada lokasi yang menguntungkan bagi penduduk, berarti unsur lokasi memegang peranan penting dalam pembangunan fasilitas pelayanan. Penyebaran penduduk yang belum merata dan pertambahannya disetiap tahun, menyebabkan bertambah pula jumlah fasilitas sosial ekonomi yang dibutuhkan oleh penduduk pada suatu wilayah.

Jumlah fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang berbeda disetiap kecamatan akan menyebabkan terjadinya ranking atau tingkatan jumlah dari fasilitas sosial ekonomi yang ada di suatu wilayah. Dengan demikian akan dapat dinilai tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi antar kecamatan di suatu wilayah.

Scalogram digunakan untuk mengidentifikasi dan membandingkan jenjang wilayah atas dasar pelayanan yang ada pada daerah tersebut. Tahapannya adalah sebagai berikut

(9)

2. Menginventarisasi jenis-jenis pelayanan pada jenis scalogram.

3. Mengisikan jumlah unit-unit pelayanan pada sel-sel tabel scalogram sesuai dengan nama wilayah dan jenis pelayanannya.

Perubahan

fasilitas pelayanan sosial ekonomi dengan sendirinya selalu

disesuaikan dengan jumlah penduduk menurut kebutuhan yang ada. Hubungan

antara keduanya kemudian melahirkan standar fasilitas pelayanan sebagai berikut:

Fasilitas

Data

Tabel 1. Ketentuan Minimum Penduduk yang terlayani

Tidak hanya data sosial ekonomi yang mampu diolah dengan

menggunakan SIG. Data fisik suatu wilayah dapat pula digunakan untuk

mengetahui profil kemiringan lereng/topografi suatu wilayah.

Kemiringan lereng

adalah sudut kemiringan lereng yang dihitung dalam besaran derajat. Kemiringan

lereng dapat diartikan dalam persen (%). Kemiringan 100% berarti mempunyai

kemiringan lereng sebesar 90

0

.

No.

Kelas

Kemiringan Lereng

Tabel 2. Klasifikasi Kemiraingan Lereng

(Sumber: Asdak, 1995: 512)

(10)

Langkah kerja terbagi atas dua tahap, tahap I mengulas mengenai Daya

Layan Fasilitas Pendidikan, sedangkan tahap II mengulas mengenai Profil

kemiringan lereng suatu wilayah.

Tahap I

1.

Menginput data yang tersedia ke dalam tabel.

2.

Memberi bobot nilai pada data, untuk SD=1, SMP=2, SMA=3.

3.

Memberi skor fasilitas.

4.

Menghitung total skor.

5.

Memberikan hierarki berdasarkan prinsip standar deviasi.

6.

Menampilkan hasil dalam bentuk peta

Tahap II

1.

Menginput data ketinggian suatu wilayah

2.

Memilih menu

surface

pada menu bar, kemudian memilih

Create TIN.

3.

Pilih tema yang akan diolah menjadi blok diagram pada isian tema yang aktif.

4.

Pada isian

Height Source

, dipilih nama field yang berisi data elevasi

(ketinggian) dari wilayah tersebut.

5.

Pada isian Input As, pilih

soft breaklines / hardlines

.

6.

Menyimpan data dan nama file, pilih ok.

7.

Muncul tema baru dengan format TIN.

8.

Pilih view pada menubar.

9.

Pilih

3D Scene

10.

Melakukan perbesaran vertical (

vertical exaggeration factor

). Pilih Apply dan

Ok.

11.

Menyimpan gambar Blok diagram yang telah jadi dengan memilih pilihan

Save as Image

pada menu 3D Scene pada menubar.

12.

Pilih ikon Interpolate Line

13.

Kemudian tarik garis penampang dari bagian puncak (daerah tertinggi )

dengan daerah terndah (daerah terendah di Desa Kwangsan.

14.

Setelah selesei menarik garis bantu profil lereng, maaka langkah selanjutnya

adalah membuat layout baru..

(11)

16.

Buat bidang gambar yang sesuai di layout.

17.

Maka akan muncul jendela informasi ; setelah itu tinggal upaya memberikan

keterangan sumbu Y, sumbu X, kemudian klik Ok.

VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(12)

Daerah yang menjadi objek kajian adalah Kecamatan Cawas, Kabupaten

Klaten. Berikut disajikan peta Administrasi dan Rupa Bumi Kecamatan

Cawas :

Tahap I

(13)

Data yang digunakan untuk analisa daya layan pendidikan yakni data

kecamatan Cawas Tahun 2011 yang diperoleh dari Kecamatan Cawas Dalam

Angka Tahun 2012. Berikut data jumlah penduduk serta fasilitas pendidikan

kecamatan Cawas tahun 2011 :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Cawas Tahun 2011

Sumber : Kecamatan Cawas Dalam Angka Tahun 2012

Jumlah Sekolah Negeri Kecamatan Cawas Tahun 2011

No

Desa

Jenjang Sekolah

(14)

NEGERI

NEGERI

NEGERI

Sekolah

Tabel 4. Jumlah Sekolah Jenjang SD hingga SMA

Di Kecamatan Cawas Tahun 2011

Sumber : Kecamatan Cawas Dalam Angka Tahun 2012

2.

Memberi bobot nilai pada data, untuk SD=1, SMP=2, SMA=3.

Bobot nilai dilakukan sesuai dengan aturan tersebut dengan bobot nilai pada

SD= 1, SMP= 2, SMA= 3 yang kemudian dapat disusun pada tabel berikut :

Jenjang Pendidikan

Bobot Nilai

TK

1

SD

2

SMP

3

SMA

4

Tabel 5. Bobot nilai jenjang pendidikan

3.

Memberi skor fasilitas.

No

Desa

Bobot Nilai

SD

(15)

1

Desa GOMBANG

3

2

0

5

Tabel 6. Skoring Jumlah Sekolah Jenjang SD hingga SMA

Di Kecamatan Cawas Tahun 2011

Sumber : Kecamatan Cawas Dalam Angka Tahun 2012 dan analisis data

4.

Menghitung total skor.

Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor jumlah sekolah di

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Diketahui skor total untuk SD Negeri

sebesar 45, SMP Negeri sebesar 5 dan SMA Negeri sebesar 3. Sehingga

diperoleh skor total semua jenjang pendidikan di Kecamatan Cawas sebesar

53.

5.

Memberikan hierarki berdasarkan prinsip standar deviasi.

(16)

Hierarki

Sangat sedikit

0 - 1

Sedikit

2 - 3

Sedang

4 - 5

Banyak

> 5

Tabel 7. Hierarki Jumlah Sekolah Jenjang SD hingga SMA Di Kecamatan

Cawas Tahun 2011

Sumber : Kecamatan Cawas Dalam Angka Tahun 2012 dan analisis data

Tahap II

1.

Menginput data ketinggian suatu wilayah

Data ketinggian Kecamatan Cawas diperoleh dari garis kontur yang terdapat

pada peta RBI lembar Sukoharjo, Cawas dan Ceper. Dari peta tersebut

diperoleh data ketinggian yang menjadi sumber pengolahan data berikutnya.

2.

Memilih menu

surface

pada menu bar, kemudian memilih

Create TIN.

Gambar 1. Proses membuat TIN

(17)

4.

Pada isian

Height Source

, dipilih nama field yang berisi data elevasi

(ketinggian) dari wilayah tersebut.

Nama field yang akan dioalah adalah kontur utm.shp yang tersimpan dalam

folder.

5.

Pada isian Input As, pilih

soft breaklines / hardlines

.

6.

Menyimpan data dan nama file, pilih ok.

7.

Muncul tema baru dengan format TIN.

8.

Pilih view pada menubar.

9.

Pilih

3D Scene

10.

Melakukan perbesaran vertical (

vertical exaggeration factor

),

Perbesaran yang dilakukan yakni 10 kali. Hal tersebut dilakukan untuk

mengetahui perbedaan nyata dari kemiringan lereng di Kecamatan Cawas.

Gambar 2. Bentuk 3 dimensi Kecamatan Cawas

Sumber : Hasil Analisa Arc View 3.3

11.

Menyimpan gambar Blok diagram yang telah jadi dengan memilih pilihan

Save as Image

pada menu 3D Scene pada menubar.

(18)

13.

Kemudian tarik garis penampang dari bagian puncak (daerah tertinggi )

dengan daerah terendah.(Daerah terendah terdapat di Desa Balak)

Gambar 3. Garis Penampang yang dibuat dari area tertinggi menuju area terendah

Sumber : Hasil Analisa Arc View 3.3

14.

Setelah selesei menarik garis bantu profil lereng, maaka langkah selanjutnya

adalah membuat layout baru..

15.

Pilih ikon Show Profil Graph pada toolbar.

16.

Buat bidang gambar yang sesuai di layout.

17.

Maka akan muncul jendela informasi ; setelah itu tinggal upaya memberikan

keterangan sumbu Y, sumbu X, kemudian klik Ok.

Berikut hasil pembuatan blok diagram yang menunjukkan profil lereng di

Kecamatan Cawas :

(19)

Kecamatan Cawas merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Wilayah Kecamatan Cawas berbatasan

dengan

Kecamatan Karangdowo dan Kecamatan Pedan (utara), Kecamatan Sukoharjo

(timur), Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (selatan), Kecamatan Trucuk dan

Kecamatan Bayat (barat). Jumlah penduduk Kecamatan Cawas Tahun 2011 adalah

62.244 jiwa.

Kecamatan Cawas memiliki luas 3643,684 Ha (berdasarkan perhitungan

Arc view 3.3

). Kecamatan Cawas terdiri dari 20 desa (berdasarkan data

Kecamatan Cawas Dalam Angka 2012). Dalam penyajian laporan ini jumlah desa

yang ada di Kecamatan ini hanya sejumlah 19 desa karena berpedoman pada peta

RBI. Peta RBI yang digunakan tergolong data lama yakni buatan tahun 2001

sehingga apabila terjadi pemekaran desa baru, wilayahnya belum tercantum pada

peta RBI yang digunakan.

Peta RBI yang digunakan sebagai peta dasar dalam penyusunan laporan

ini yakni peta RBI lembar Cawas 1408-314, peta RBI lembar Ceper 1408-332 dan

peta RBI lembar Sukoharjo 1408-341. Hasil digitasi peta RBI tersebut

menghasilkan Peta Administrasi Kecamatan Cawas dan Peta Rupa Bumi

Kecamatan Cawas Tahun 2001 dengan skala 1 : 50.000.

Tujuan penyusunan laporan ini salah satunya dapat mengetahui kondisi

sosial ekonomi dan kondisi fisik Kecamatan Cawas. Kondisi sosial yang dikaji

adalah layanan pendidikan di kecamatan Cawas. Dari hasil perhitungan diketahui

bahwa masih banyak desa di Kecamatan Cawas yang memiliki jumlah sekolah

tergolong “sedikit”. Artinya dalam satu desa hanya terdapat 2-3 sekolah dari

jenjang SD Negeri hingga SMA Negeri. Meskipun demikian apabila dikaitkan

dengan daya layan fasilitas pendidikan (tabel 1), sekolah-sekolah yang ada di

Kecamatan Cawas masih dapat memenuhi kebutuhan pendidikan penduduknya.

(20)

Terdapat kaitan antara kondisi sosial dan fisik Kecamatan Cawas, yakni

dengan wilayahnya yang datar maka memudahkan akses bagi penduduknya untuk

menuju fasilitas pendidikan yang tersedia.Meskipun demikian fasilitas jalan yang

tersedia hanya sebatas “jalan lain”. Hal ini dapat menyulitkan pihak luar yang

berupaya membenahi kondisi sarana dan prasarana sekolah-sekolah. Perlu adanya

data kondisi sekolah untuk dapat mengambil tindakan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten.2012. Kecamatan Cawas Dalam Angka

Tahun 2012.Kabupaten Klaten : BPS Kab. Klaten

Gambar

Tabel 1. Ketentuan Minimum Penduduk yang terlayani
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Cawas Tahun 2011
Tabel 5. Bobot nilai jenjang pendidikan
Tabel 6. Skoring Jumlah Sekolah Jenjang SD hingga SMA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Khusus bagi seorang Qadi, Raja Ali Haji menekankan perlunya para Qadi bermusyawarah, dengan mengambil pandangan-pandangan yang diberikan oleh para ulama’ baik yang sudah tiada

 benar-benar sesuai dengan kebutuhan publik.seringkali hanya ada  perencanaannya saja publik dilibatkan.hasilnya memang kebijakan tersebut ditujukan untuk publik

Bursa Efek Indonesia mulai awal tahun 2007 telah memberikan kesempatan untuk memperdagangkan ETF (Exchange Traded Fund) di Pasar Modal Indonesia. Instrumen ini merupakan

Atas dasar history di atas, maka penulis akan memaparkan tentang kondisi di era disrupsi; media sosial dengan permasalah dan etika penggunaannya; serta mengkaji

Sehingga peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu “faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi oleh masyarakat di wilayah kerja

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi siswa-siswi SMA Negeri 1 Tuban dalam mengikuti kegiatan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,