Universitas Sebelas Maret
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ANALISA KONDISI FISIK DAN SOSIAL KECAMATAN CAWAS
KABUPATEN KLATEN
Disusun guna memenuhi nilai mata kuliah Sistem Informasi Geografis Lanjut yang diampu oleh Gentur Adi Tjahjono,S.Si
Disusun oleh :
Gigih Erlangga – K5410021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
I.
LATAR BELAKANG
Di era informasi seperti saat ini, arus informasi berkembang dengan sangat
pesat. Informasi yang berasal dari berbagai macam bidang/instansi disajikan
dengan interaktif dan menarik bagi penggunanya. Salah satu jenis informasi yang
berkembang dengan pesat di era globalisasi saat ini yakni Sistem Informasi
Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis (SIG) /
Geographic Information
System (GIS
) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan
untuk memproses data spasial yang bergeoreferensi (berupa detail, fakta, kondisi,
dsb) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan
serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan
informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan
perencanaan strategis.
Informasi yang disajikan dalam SIG memuat data atribut maupun data
spasial. Data atribut dan spasial yang diolah oleh penulis menggambarkan
wilayah Kecamatan Cawas, Kabutpaten Klaten. Wilayah ini memiliki kondisi
Geografis dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda dengan kecamatan lainnya di
Kabupaten Klaten. Untuk memperoleh wawasan mengenai Kecamatan Cawas,
maka laporan ini disusun dengan judul “ANALISA KONDISI FISIK DAN
SOSIAL KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN”
II.
TUJUAN
1.
Memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk mengolah data kondisi
geografis dan kondisi sosial ekonomi.
2.
Mengembangkan keterampilan dalam analisa data kondisi geografis dan
sosial ekonomi.
3.
Mahasiswa mampu menampilkan hasil analisa menjadi peta yang sesuai
dengan kaedah kartografis yang benar.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Peta RBI Lembar Sukoharjo 1408-341
3.
Peta RBI Lembar Ceper 1408-332
4.
Data ketinggian lokasi
5.
Data jumlah sekolah Kecamatan Cawas Tahun 2011
6.
Software Arc View 3.3
7.
Laptop
IV.
DASAR TEORI
GIS merupakan suatu bidang kajian ilmu yang relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga berkembang dengan sangat cepat. Berdasarkan International GIS Dictionary atau directory internasional GIS, pengertian dari GIS adalah a computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth. Tentunya masih banyak definisi atau pengertian lain dari GIS yang juga disosialisasikan oleh pakar-pakar GIS dari berbagai displin ilmu. Sebagai perbandingan, ESRI sebagai suatu vendor besar yang bergerak dalam bidang GIS mendefinisikan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-muhktahirkan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi. Secara umum, berdasarkan definisi-definisi yang data tersebut, satu fungsi dari GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk suatu informasi spasial berikut data attributnya.
. GIS memiliki berbagai macam variasi model data spasial yang memberikan tampilan yang berbeda. Model spasial tersebut berupa model data raster, model data vector dan model TIN.
tergantung pada resolusi atau ukuran dari pixelnya (sel grid) yang mewakili luasan di permukaan bumi.
Model data Vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk tersebut didefinisikan oleh sistem koordinat cartesian dua dimensi (x,y). Representasi vektor suatu obyek spasial merupakan suatu usaha menyajikan obyek sesempurna mungkin. Untuk itu, dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan presisi.
TIN adalah model data vektor yang berbasiskan topologi yang digunakan untuk mempresentasikan data permukaan bumi. TIN menyajikan model permukaan sebagai sekumpulan bidang-bidang kecil yang berbentuk segitiga yang saling terhubung. Informasi koordinat horizontal (x,y) dan vertikal (z) untuk setiap titik yang terdapat di dalam jaringan TIN (yang kemudian dijadikan sebagai node) dikodekan ke dalam bentuk-bentuk tabel.
Kemampuan SIG dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan. Kemampuan analisis spasial menggunakan SIG dapat diklasifikasikan bermacam-macam. Klasifikasi di bawah ini mengacu pada Aronoff (1989):
1. Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi 2. Fungsi Overlay
3. Fungsi Neighbourhood
4. Fungsi Network
5. Fungsi 3D Analyst
Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi
Fungsi ini merupakan fungsi yang meng-eksplore data tanpa membuat perubahan yang mendasar, dan biasanya dilakukan sebelum analisis data. Fungsi pengukuran mencakup pengukuran jarak suatu obyek, luas area baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi. Query spasial dalam mengidentifikasikan obyek secara selektif, definisi pengguna, maupun melalui kondisi logika.
Fungsi Overlay
fungsi analisis spasial overlay akan dilakukan terhadap ketiga data spasial (dan atribut) tersebut. Prinsip overlay dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Fungsi overlay ini juga dapat berlaku untuk model data raster.
Fungsi Network
Fungsi network merujuk data spasial titik-titik (points) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang-bidang transportasi, hidrologi dan utility (misalnya, aplikasi jaringan kabel listrik, komunikasi, pipa minyak dan gas, air minum, saluran pembuangan). Sebagai contoh dengan fungsi analisis spasial network, untuk menghitung jarak terderka antara dua titik tidak menggunakan jarak selisih absis dan ordinat titik awal dan titik akhirnya. Tetapi menggunakan cara lain yang terdapat dalam lingkup network.
Fungsi 3D Analyst
Fungsi 3 Dimensi terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi. Sebagai contoh, untuk menampilkan data spasial ketinggian, tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model dimensi, fungsi ini banyak digunakan.
Berdasarkan berbagai fungsi SIG di atas, SIG dapat di aplikasikan dengan berbagai bidang kajian, salah satunya Geografi. Geografi membahas sebaran fenomena geosfer di permukaan Bumi. Fenomena Geosfer yang dimaksud salah satunya mencakup aspek fisik maupun aspek sosial ekonomi suatu wilayah. Pada aspek sosial ekonomi, Geografi dapat menyoroti berbagai fenomena yang berhubungan erat dengan kegiatan penduduk, salah satunya daya layan fasilitas pendidikan.
Ada 3 (tiga) cara mengidentifikasi ketersediaan dan daya lahan fasilitas yaitu: Ketersediaan pelayanan (services availability), tingkat ketersediaan (Size of availability) dan fungsi pelayanan/daya layan (Function of availability)
1. Ketersediaan Pelayanan (Services availability)
Menilai ada atau tidaknya fasilitas pelayanan, jika pelayanan tersedia diberi 1, dan jika tidak tersedia diberi nilai 0. Metode ini disebut Gutman Scalling Methods.
2. Tingkat Ketersediaan (Size of availability)
3. Fungsi Pelayanan/ daya layan (Function of availability)
Perbandingan antara keterseiaan fasilitas dengan variabel pembanding seperti besarnya pengguna aktual, pengguna potensial, penduduk keseluruhan dan dengan pembanding standar. Ukurannnya adalah rasio antara fasilitas dan jumlah penduduk, Rasio Guru/Murid, Rasio Murid/Kelas. Selanjutnya dapat dibandingkan dengan kebutuhan minimal sehingga dapat dinilai daya layannya cukup, berlebih, atau kurang.
Analisis pelayanan merupakan salah satu metode analisis yang penting dilakukan dalam perencanaan wilayah. Analisis pelayanan berkaitan erat dengan ketersediaan dan daya tampung fasilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup layak penduduk untuk menunjang kesejahteraannya. Pengetahuan mengenai ketersedian suatu fasilitas saat ini berhubungan erat dengan kemampuan fasilitas tersebut untuk memberikan pelayanan dimasa – masa yang akan datang, baik kaitannya dengan pertambahan penduduk maupun luas lahan yang diperlukan.
Huisman (1987) menyatakan bahwa penyediaan pelayanan secara efisien dan efektif penting dalam pembangunan karena dalam perencanaan fisik memberikan kerangka keruangan bagi kegiatan social dan ekonomi. Dengan demikian pelayanan social ekonomi masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan yang bertumpuk pada kegiatan sosial dan ekonomi. Adapaun metode yang digunakan untuk menilai tingkat ketersediaan dan fungsi pelayanan (Daya Layan) adalah sebagai berikut:
1. Besarnya ketersediaan fasilitas pelayanan (services availability) dinilai melalui jumlah pelayanan (Size of availability) yang ada disetiap daerah menggunakan metode scalogram.
2. Fungsi pelayanan (function of availability) merupakan perbandingan antara ketersedian fasilitas pelayanan dengan berbagai standar minimum yang mempertimbangkan threshold (nilai ambang) untuk setiap pelayanan.
Informasi-informasi lain yang diperlukan pada penilai fungsi pelayanan antara lain mencakup rasio pelayanan terhadap standart rasio pengguna actual, rasio terhadap pengguna potensial dan rasio terhadap penduduk.
Penilaian ketersediaan pelayanan dan tingkat ketersediaan memberikan gambaran jelas mengenai hierarki fasilitas di semua tempat dalam sauatu wilayah. Semakin rendah hierarkinya, maka skala pelayanannya semakin sempit artinya semakin baik.
atau tahapan pembangunan dan pengorganisasian tata ruang yang bersangkutan. Pentingnya kebijaksanaan regional dan jenis-jenis permasalahan yang harus dihadapi akan berubah (Fisher.H.B, 1975).
Suatu wilayah tidak hanya merupakan suatu sistem fungsional yang berbeda satu sama lain tetapi juga merupakan jaringan sosial, ekonomi maupun interaksi fisikal. Sistem jaringan ini terbentuk oleh adanya pergerakan timbal balik yang merupakan kontak antar wilayah (interaction) dimana titik pandangnya diletakkan pada ketergantungan antar wilayah.
Pada dasarnya pusat wilayah mempunyai hirarkhi. Hirarkhi dari suatu pusat ditentukan oleh beberapa faktor (Budiharsono, 2001) :
1. Jumlah penduduk yang bermukim pada pusat tersebut; 2. Jumlah fasilitas pelayanan umum yang ada dan; 3. Jumlah jenis fasilitas pelanan umum yang tersedia.
Suatu wilayah bukan hanya merupakan system yang berbeda antara satu dan lainnya tetapi juga merupakan jaringan sosial ekonomi maupun interaksi fiskal. Dimana system ini dibentuk oleh adanya pergerakan timbal balik yang merupakan hasil dari kontak masyarakat pada suatu wilayah dengan wilayah yang lain.
Usaha pembangunan harus diarahkan kembali pada pembangunan keruangan yang terintegrasi. Tujuannya adalah memajukan sistem pusat-pusat pelayanan yang meningkatkan berbagai aktifitas masyarakat dibidang sosial ekonomi. Dengan demikian diharapkan mampu memenuhi segala kebutuhan pelayanan sosial ekonomi yang dibutuhkan oleh penduduk.
Fasilitas pelayanan dapat berperan sesuai dengan fungsinya apabila dilaksanakan pada lokasi yang menguntungkan bagi penduduk, berarti unsur lokasi memegang peranan penting dalam pembangunan fasilitas pelayanan. Penyebaran penduduk yang belum merata dan pertambahannya disetiap tahun, menyebabkan bertambah pula jumlah fasilitas sosial ekonomi yang dibutuhkan oleh penduduk pada suatu wilayah.
Jumlah fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang berbeda disetiap kecamatan akan menyebabkan terjadinya ranking atau tingkatan jumlah dari fasilitas sosial ekonomi yang ada di suatu wilayah. Dengan demikian akan dapat dinilai tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi antar kecamatan di suatu wilayah.
Scalogram digunakan untuk mengidentifikasi dan membandingkan jenjang wilayah atas dasar pelayanan yang ada pada daerah tersebut. Tahapannya adalah sebagai berikut
2. Menginventarisasi jenis-jenis pelayanan pada jenis scalogram.
3. Mengisikan jumlah unit-unit pelayanan pada sel-sel tabel scalogram sesuai dengan nama wilayah dan jenis pelayanannya.
Perubahan