• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU DALAM MEMBIASAKAN PERILAKU MORAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DARUSSALAM Zariah, Muhamad Ali, Halida

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN GURU DALAM MEMBIASAKAN PERILAKU MORAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DARUSSALAM Zariah, Muhamad Ali, Halida"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERANAN GURU DALAM MEMBIASAKAN PERILAKU MORAL

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DARUSSALAM

Zariah, Muhamad Ali, Halida

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak

Email: zariahriah@co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan guru dalam membiasakan perilaku moral pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala TK, guru kelompok B dan anak usia 5-6 tahun. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dengan alat lembar observasi, teknik wawancara dengan alat lembar wawancara, dan teknik dokumenter dengan alat dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan: (1) Peranan guru sebagai fasilitator dalam membiasakan perilaku moral pada anak dengan mempersiapkan media dan peralatan lainnya sebelum anak masuk kelas dan sebelum masuk pada kegiatan inti. (2) Peranan guru sebagai model dalam membiasakan perilaku moral pada anak dengan memberi contoh atau tauladan yang baik kepada anak. (3) Peranan guru sebagai motivator dalam membiasakan perilaku moral pada anak dengan memberikan dorongan atau motivasi kepada anak baik memberikan pujian terhadap perilaku yang mereka tunjukkan.

Kata Kunci: Peranan Guru, Perilaku Moral, Anak Usia Dini

Abstract: This study aims to describe the role of teachers in the habit of moral behavior in children aged 5-6 years in kindergarten Darussalam East Pontianak. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. Subject of research is the head of kindergarten, teacher groups B and children aged 5-6 years. The technique used in this study was the observation techniques by means of observation sheet, interview techniques by means of the questionnaires, and documentary techniques with documentation tools. The results showed: (1) The role of the teacher as a facilitator in the habit of moral behavior in children with preparing media and other equipment before the children enter the classroom and before going on core activities. (2) The role of the teacher as a model to familiarize moral behavior in children by example or a good role model to children. (3) The role of the teacher as a motivator in the habit of moral behavior in children by providing encouragement or motivation to the child either give praise to the behavior they show.

(2)

2 yamsu Yusup (2007: 132) menyatakan “Istilah moral berasal dari kata latin

“mos (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau

tatacara kehidupan”. Sedangkan Dewey (dalam Siti Aisyah, 2009: 8.7)

mengatakan “Moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial”.

Moral merupakan landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Mengingat moral merupakan faktor penting dalam kehidupan, maka sejak usia dini anak harus mendapatkan pengaruh yang positif untuk menstimulasi perkembangan moralnya. Hurlock (1978: 74) yang menyatakan bahwa “Perilaku moral berarti

perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial”. Kode moral kelompok

sosial yang dimaksudkan misalnya mengucapkan salam ketika bertamu, mengucapkan kata-kata yang sopan, menghormati orang yang lebih tua, jujur, dan saling tolong menolong antar sesama. sedangkan perilaku yang tidak sesuai dengan kode moral kelompok sosial misalnya mengucapkan kata-kata kasar, berbohong, dan tidak mau menolong. Perkembangan nilai agama dan moral anak usia 5-6 tahun berdasarkan Permen Diknas No.58 Tahun 2009 antara lain: mengenal agama yang dianut, membiasakan diri beribadah, memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb), membedakan perilaku baik dan buruk, mengenal ritual dan hari besar agama, menghormati agama orang lain. Untuk itu pembiasaan dan pendidikan yang baik sejak dini diperlukan dalam rangka mendidik anak, baik dari segi keimanan maupun keilmuan. Perilaku moral pada anak dapat dibiasakan melalui lingkungan yang paling dekat dengan anak yaitu keluarga, namun selain lingkungan keluarga anak juga akan berkembang di lingkungan lembaga pendidikan prasekolah dan masyarakat. Selain orang tua, guru juga ikut berperan dalam membiasakan perilaku moral anak, karena guru adalah orang yang dekat dengan anak.

Peran pendidik adalah sebagai fasilitator, sebagai fasilitator tugasnya memberikan kemudahan pada anak dalam belajar sehingga apa yang dibutuhkan anak terpenuhi, anak dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, artinya apa yang disampaikan guru kepada anak tidak menoton atau membosankan, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat. Selain sebagai fasilitator guru juga berperan sebagai motivator, dengan motivasi semangat anak dalam belajar akan lebih baik, mereka lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajar (Mulyasa, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang peneliti lakukan selama empat bulan, yaitu pada tanggal 15 September 2015 sampai tanggal 15 Desember 2015 di TK Darussalam Pontianak Timur bahwa guru masih belum berperan dalam membiasakan perilaku moral anak khususnya dikelompok B. Dari hasil observasi diketahui 44% dari 9 anak tidak mau menolong kesulitan teman, guru hanya menegur anak tersebut dari kejauhan kadang guru membiarkannya saja tanpa ada melakukan tindakan kepada anak tersebut, 44%, dari 9 anak sopan santunya belum berkembang dengan baik seperti anak belum terbiasa berbicara sopan dengan teman, belum terbiasa menerima sesuatu dengan tangan kanan, masuk kelas tanpa mengucapkan salam dan mencium tangan guru, tindakan yang dilakukan oleh guru hanya membiarkan anak tersebut masuk, dan 22% dari 9 anak belum terbiasa berkata jujur yang dilakukan guru hanya memberi nasehat.

(3)

3 Sedangkan 44% dari 9 anak mau menolong teman dalam merapikan mainannya, 44% dari 9 anak menghormati guru yang sedang mengajar, 66% dari 9 anak jujur ketika disuruh mencuci tangan. Dalam proses mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, guru jarang memberi pujian positif terhadap hasil karya anak. Sebenarnya apa yang dilakukan guru tersebut bukanlah hal yang tepat, karena hal tersebut akan membuat perilaku moral anak kurang baik.

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai “Peranan Guru dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur”.

Pertanyaan umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peranan guru dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur?”. Adapun pertanyaan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut: a) Bagaimanakah peranan guru sebagai fasilitator dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur? b) Bagaimanakah peranan guru sebagai model dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur? c) Bagaimanakah peranan guru sebagai motivator dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Darussalam Pontianak Timur?.

Adapun tujuan umum dari penelitian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui peranan guru dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur. Tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: a) peranan guru sebagai fasilitator dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur. b) peranan guru sebagai model dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur. c) peranan guru sebagai motivator dalam membiasakan perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur.

Manfaat yang diharapakan melalui tujuan penelitian ini adalah a) bagi peneliti diharapkan dapat melatih menambah wawasan peneliti dalam menjalani peranan sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini seutuhnya. b) bagi guru TK diharapkan dapat meningkatkan peranan guru baik sebagai fasilitator, model dan motivator dalam membiasakan perilaku moral pada anak usia dini. c) bagi anak diharapkan dapat membiasakan diri untuk berperilaku yang mencerminkan nilai moral seperti sopan, jujur, dan penolong.

(4)

4 guru sebagai model, yaitu seorang guru memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak, seperti tingkah laku dan cara bicara guru karena banyak sedikitnya perilaku yang ditunjukkan kepada anak akan ditirukan anak, peranan guru sebagai motivator, yaitu seorang guru memberikan semangat kepada anak seperti memberikan pujian terhadap perilaku baik anak, memberi nasehat kepada anak yang menunjukkan perilaku yang tidak baik, menciptakan kerja sama, dan memberikan penilaian yang positif terhadap karyanya. b. Membiasakan perilaku moral dalam penelitian ini adalah membiasakan anak berperilaku sopan seperti mengucapkan salam, bersalaman, berbicara dengan sopan, membiasakan anak berperilaku saling tolong menolong, dan membiasakan anak untuk jujur.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode deskriptif dapat menggambarkan secara keseluruhan keadaan yang terjadi sehingga pembaca dapat memiliki gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti, yaitu mendeskripsikan bagaimanakah peranan guru dalam membiasakan perilaku moral pada anak usia 5-6 tahun di TK Darussalam Pontianak Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala TK, guru kelas B, dan anak kelas B. Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1) Teknik observasi langsung yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap peranan guru dalam membiasakan perilaku moral pada anak 2) Melalui kegiatan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi mengenai peranan guru dalam membiasakan perilaku moral pada anak 3) Dokumentasi ini data-data yang diperoleh meliputi wawancara dengan kepala TK dan guru kelas B, proses belajar, alat/media yang digunakan guru dan dokumen-dokumen lainnya.

(5)

5 Sugiyono (2011:273) triangulasi dalam pengujian krebilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, (a) Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. (b) Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. (c) Triangulasi waktu adalah saat/waktu melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, atau tehnik lainnya dalam waktu atau situasi yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil Penelitian

Peranan Guru sebagai Fasilitator dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, peranan guru sebagai fasilitator dalam membiasakan perilaku moral pada anak yaitu guru mempersiapkan berbagai media pembelajaran yang diperlukan untuk proses belajar mengajar sebelum anak masuk kelas dan terkadang guru menyiapkannya sebelum memasuki kegiatan inti. Selain itu guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena suasana yang menyenangkan akan membuat anak merasa nyaman misalnya guru mengajak anak bernyanyi sesuai dengan tema yang dibahas sambil bertepuk tangan, setelah itu baru guru mengajak anak masuk pada kegiatan inti. Dalam penyampaian kegiatan pembelajaran guru menggunakan media yang sesuai dengan tema pembelajaran hari tersebut. Setiap hari, saat menyampaikan materi kepada anak media yang guru gunakan selalu media gambar.

(6)

6 Gambar 4.1 Guru sedang menjelaskan perilaku baik dan buruk kepada anak dengan menggunakan media gambar kelinci.

Pada saat pemberian tugas, ada anak yang tidak membawa pensil. Anak tersebut memberanikan diri untuk minjam sama temannya, tetapi temannya ini tidak mau meminjamkan pensilnya kepada anak tersebut. Perilaku yang anak tunjukkan ini tidak diketahui oleh gurunya, sehingga hal ini dibiarkan saja karena guru lagi duduk di mejanya sedang mengisi absen sehingga tidak mengawasi anak. Hal ini sering terjadi, ketika guru mendapati anak yang tidak mau meminjamkan pensilnya atau pun penghapusnya kepada teman, guru berusaha membujuknya dan memberi nasehat sehingga anak mau meminjamkan pensilnya kepada teman terkadang guru hanya menegur saja. Selain media dan materi, metode pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi terkadang juga bergantung pada buku paket, jika ada cerita di buku paket maka metode yang digunakan guru adalah metode bercerita, ketika tidak ada cerita di buku paket yang biasa digunakan maka guru hanya menggunakan metode tanya jawab. Guru sering memberikan tugas kepada anak, hal ini dilakukan agar menstimulasi perkembangan anak. Pada saat pemberian tugas, anak-anak selalu mengerjakannya sendiri-sendiri jarang dilakukan secara berkelompok. Sehingga tidak tercipta kerja sama antar anak atu dengan anak yang lainnya.

(7)

7 Peranan Guru sebagai Model dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

Dari observasi yang telah peneliti lakukan, peranan guru sebagai model dalam membiasakan perilaku moral pada anak adalah dengan menjadi panutan bagi anak. Ketika anak baru datang, guru menyambut anak dengan menyapa dan memberi senyuman kepada anak. Anak-anak yang baru sampai dikelas belum terbiasa mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru. Tindakan yang dilakukan guru hanya membiarkan anak tersebut masuk dan meminta anak untuk mengumpulkan PR nya, sebagai model guru dalam membiasakan perilaku moral kepada anak misalnya ketika masuk kelas yaitu guru selalu mengucapkan salam. Pembiasaan bersalaman dibiasakan guru ketika bel sudah berbunyi kemudian anak-anak di minta untuk berbaris dengan tertib, kemudian meminta anak untuk bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas begitu juga ketika mau pulang dari TK. Pembiasaan bersalaman tidak dibiasakan ketika anak baru sampai di TK. Sebelum memulai pembelajaran guru selalu mengucapkan salam kepada anak dan anak dibiasakan unutk selalu menjawab salam. Ketika ada anak yang tidak menjawab salam, maka tindakan guru adalah mengulangi kembali sampai semuanya menjawab salam. Hal ini selalu dilakukan guru sebelum memulai pembelajaran dan ketika mengakhiri pembelajara, tetapi pembiasaan untuk mengucapkan salam tidak dilakukan kepada anak sehingga anak tidak terbiasa mengucapkan salam.

(8)

8 Selain anak belum terbiasa mengucapkan salam dan bersalaman, anak juga belum terbiasa berbicara sopan kepada teman seperti membentak dan menggunakan nama-nama binatang. Peranan guru sebagai model pada saat melihat anak seperti ini guru hanya menegur dan menasehati anak tersebut. Pada saat pemberian tugas, ada anak yang selalu berbohong katanya tidak ada pensil ketika disuruh menulis, dan tidak ada krayon ketika disuruh mewarnai hal ini dilakukannya beberapa hari. Adapun tindakan yang dilakukan guru hanya meminta anak untuk membawakannya pada pertemuan berikutnya. Peranan guru sebagai model, guru masih kurang memberikan contoh yang nyata bagi anak baik melalui pembelajaran maupun pembiasaan.

Hasil wawancara mengungkapkan bahwa sebagai peranan model, perilaku yang biasa ditunjukkan kepada anak dalam membiasakan perilaku sopan yaitu berkata yang sopan misalnya berbicara tidak berteriak-teriak. Membiasakan berperilaku jujur yaitu berkata sejujur-jujurnya kepada anak misalnya menjelaskan apa adanya kepada anak jika guru datang terlambat. Membiasakan berperilaku saling tolong menolong misalnya ketika guru kelas A tidak bisa hadir maka guru kelas B berusaha menggantikannya.

Peranan Guru sebagai Motivator dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

Dari observasi yang telah peneliti lakukan, peranan guru sebagai motivator dalam membiasakan perilaku moral pada anak, pada saat pemberian tugas, guru sangat jarang memberikan pujian terhadap hasil karya anak, kalau pun itu dilakukan tidak semua anak mendapatkan pujian tersebut. Seharusnya setiap anak mendapatkan pujian atas apa yang anak kerjakan baik hasilnya bagus atau tidak guru harus memberikan pujian yang bagus. Begitu pula dengan perilaku yang biasa anak perlihatkan kepada guru, kadang-kadang guru memberikan pujian kepada anak yang berperilaku baik dan memberikan nasehat kepada anak yang tidak berperilaku baik dan kadang pula mengabaikannya dengan satu kali teguran.

(9)

9 Pembahasan

Peranan Guru sebagai Fasilitator dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

Ketika guru menyampaikan materi kepada anak mengenai tema guru biasanya menggunakan media gambar untuk memudahkan guru dalam penyampaian materi dan gunanya agar anak mengerti dengan apa yang akan guru sampaikan. Misalnya pada tema binatang dan subtema sapi. Guru memperlihatkan gambar sapi kepada anak, menanyakan jumlah kaki sapi, jumlah mata sapi, kemudian menjelaskan macam-macam sapi dan bagaimana cara berbuat baik dengan makhluk Allah. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan informasi dari guru kepada anak didik (Heinich dalam Barnawi, 2014).

Penyampaian materi diperlukan beberapa sumber belajar, karena sumber belajar yang digunakan juga berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Misalnya pada tema tanah airku dan subtema tempat-tempat ibadah guru menggunakan buku paket sebagai sumber yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, kemudian pada tema kebutuhanku anak-anak diajak nonton bersama menggunakan laptop, guru memutarkan sebuah cerita, anak-anak sangat antusias sekali ketika diajak nonton. Setelah selesai anak-anak ditanya mengenai isi video yang telah mereka tonton. Sebagai fasilitator guru dituntut untuk mampu mengusahakan ketepatan dalam pemilihan sumber belajar yang mampu menunjang proses belajar mengajar, sumber belajar yang digunakan bisa berupa buku pelajaran, majalah, koran, dan TV (Aminatul Zahroh, 2015). Metode yang digunakan dalam membiasakan perilaku moral pada anak adalah metode bercerita. Metode bercerita dapat menarik perhatian anak, melalui metode bercerita guru juga dapat menyampaikan materi pembelajaran, pesan-pesan moral melalui cerita yang menarik. Guru sebagai fasilitator yaitu seorang guru yang memiliki peran dalam memfasilitasi anak didik untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media, dan sumber belajar (Yamin, 2013).

Peranan Guru sebagai Model dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

(10)

10 panutan bagi anak didik yang lainnya (Wiyani, 2012). Seperti biasa, sebelum memulai kegiatan anak-anak diajak untuk bernyanyi dan berdo’a. Guru selalu memperlihatkan kepada anak bagaimana sikap berdo’a yang baik yaitu tidak main-main ketika berdo’a, tidak berteriak-teriak ketika berdo’a dan

menengadahkan tangannya ketika berdo’a.

Peranan Guru sebagai Motivator dalam Membiasakan Perilaku Moral pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Darussalam Pontianak Timur

Motivasi bisa tumbuh ketika anak dihargai dan penghargaan yang diberikan tidak harus berupa materi, penghargaan bisa berupa pujian dan apresiasi. Hal ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi anak untuk tetap mempertahankan dan bahkan bisa meningkatkan produktivitas belajarnya menjadi lebih rajin (Rudi Hartono, 2013). Kegiatan awal dibuka dengan bernyanyi dan berdo’a. Pada saat

berdo’a terkadang ada anak yang main-main, untuk menyemangatinya guru

memberikan pujian berupa jempol untuk anak yang berdo’a dengan tertib dan

kelingking untuk anak yang berdo’a sambil main-main. Dengan begitu anak yang

berdo’a dengan main-main langsung kembali berdo’a dengan tertib.

Aminatul Zahroh (2015: 167) menyatakan ada beberapa hal yang patut diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar salah satunya adalah menciptakan persaingan dan kerja sama. Selain memberikan pujian kepada anak, guru juga harus menciptakan kerja sama antar sesama anak tujuannya agar anak lebih semangat dalam mengerjakan atau semangat dalam belajar. Misalnya pada saat kegiatan kolase, dengan tema binatang subtema kelinci guru membagi menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari dua atau tiga orang. Dari beberapa kelompok tersebut terkadang anak-anak berlomba untuk mendapatkan hasil yang bagus, selain itu juga menciptakan kerja sama atau saling tolong menolong antar anak. Guru memberikan pujian pada kelompok yang hasil karyanya bagus, sehingga mendorong kelompok yang lainnya untuk mengerjakannya dengan bagus pula.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(11)

11 perilaku moral melalui kegiatan pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun, guru selalu mengajarkan dan memberikan contoh yang baik pada setiap anak misalnya guru membiasakan anak bersalaman ketika masuk kelas, mengucap salam,

berdo’a, berkata yang sopan, dan saling tolong menolong. 3) Peranan guru

sebagai motivator dalam membiasakan perilaku moral pada anak melalui kegiatan pembelajaran yaitu guru memberikan semangat dan pujian baik berupa tepuk tangan, memberikan bintang, anak jempol, dan anak pintar kepada anak yang menunjukkan perilaku moral yang baik.

Saran

(12)

12 DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, Siti. (2009). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Barnawi. (2014). 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Hartono, Rudi. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva Press.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Penerjemah Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, Novan Ardy. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagodia.

Yamin, Martinis. (2013). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Ciputat: Referensi.

Yusup, Syamsu. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 4.1 Guru sedang menjelaskan perilaku baik dan buruk kepada anak dengan menggunakan media gambar kelinci
Gambar 4.2 Guru sedang membiasakan anak untuk bersalaman sebelum masuk kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu meneroka dan mengenalpasti semua elemen tempat yang berupaya ditonjolkan adalah suatu yang kritikal kerana ia berupaya dijelmakan menjadi pelbagai sumber tarikan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya dukung pondasi menerus pada model lereng tanah pasir dengan dan tanpa perkuatan geogrid, maka

Tempat hidup bagi makhluk hidup dibumi berbeda-beda. Ada gurun, hutan, dataran rendah, sungai, hutan dan sebagainya. Perbedaan keadaan ini membuat hewan maupun

subuh. Pukul 05.00 nelayan berangkat ke danau untuk menangkap ikan, lalu pulang pada pukul 06.30 untuk menjual hasil tangkapannya. Hasil tangkapan ini biasanya dijual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh luas lahan, benih, dan tenaga kerja terhadap produksi bawang merah lokal Tinombo di Desa Lombok Kecamatan

Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Yuridis Normatif Terhadap Putusan Hakim Agung

Diundang kepada seluruh Presbiter Perempuan untuk hadir dalam pertemuan pada hari Selasa, 1 November 2016, pukul 18:30 wita di Ruang Eklesia, dalam rangka

Oleh karena itu proyek akhir yang berjudul “Sistem Informasi Akademik SMA Sandhy Putra Bandung Berbasis Web” ini merupakan suatu media yang mengurusi pengelolaan dan penyimpanan