BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Anggaran merupakan bagian terpenting dalam sebuah organisasi, baik
organisasi sektor swasta ataupun sektor publik. Anggaran adalah suatu rencana
yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, dan biasanya dalam
bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan penggunaan
sumber-sumber organisasi. Suatu anggaran harus terorganisasi secara rapi, rinci,
jelas, dan komprehensif. Untuk menyusun sebuah anggaran, suatu organisasi
harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan
strategis yaitu perencanaan level tertinggi dalam suatu organisasi yang menjadikan
rujukan utama perencanaan-perencanaan lain yang merupakan tanggung jawab
manajemen eksekutif. Perencaan strategis merupakan dokumen yang terpenting
yang menjelaskan tentang posisi organisasi dimasa yang akan datang menyangkut
posisi, penguasaan proses, kinerja layanan, ragam produk, dan gambaran tentang
pelanggan yang akan dilayani (Yuwono 2005: 3).
Pemakaian anggaran merupakan konsep yang sering dilakukan untuk
melihat indikator kinerja suatu organisasi publik. Pada Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah membuka kesempatan ataupun peluang bagi daerah untuk
membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan
prioritasnya masing-masing. Berlakunya undang-undang tersebut menimbulkan
pengalokasian dana yang dimiliki pemerintah dengan cara yang efektif dan
efisien, khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Partisipasi penyusunan anggaran dibutuhkan agar anggaran yang dibuat
bisa lebih sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Partisipasi merupakan
konsep dimana seorang bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan
sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Dengan kata
lain bawahan dan atasan memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi dari
bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja karena dengan
adanya komunikasi antara atasan dan bawahan dapat memungkinkan bawahan
untuk memilih.
Kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja yang diraih oleh suatu organisasi pada
dasarnya merupakan prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari tingkat
atas sampai pada tingkat bawah. Visi dan Misi menjelaskan komitmen organisasi
secara teori dan diharapkan dapat diwujudkan dengan cara kinerja organisasi yang
baik sehingga dapat mencapai nilai tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan
organisasi.
Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam
mencapai tujuan (Robertson, 2002 dalam Mahsun, 2006).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang salah satunya
motivasi kerja yang dimiliki seseorang. Hal ini disebabkan karena motivasi kerja
mampu menggerakkan minat seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang menyebabkan orang lain
berperilaku (Ismail, 2009:41).
Disamping pendapat tersebut disampaikan juga pendapat lain mengenai
motivasi yaitu keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut
bertindak (Mathis dan Jackson, 2006:114), serta motivasi adalah sesuatu yang
mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu (French dan Raven
dalam Sule dan Kurniawan, 2010:235). Dalam konteks pekerjaan, motivasi
merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk
bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang
tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Robbins, 2001:166).
Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem di
bidang sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan memuaskan keinginan
karyawan maupun perusahaan. Peningkatan pengetahuan, skill, perubahan sikap,
perilaku, koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kinerja dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas melalui pelatihan dan motivasi dari
pimpinan atau perusahaan. Kegiatannya dalam menggunakan faktor produksi
satu faktor yang paling penting adalah tenaga kerja, karena teknologi yang
sempurna bila tidak didukung oleh sumber daya alam yang berkualitas, maka
perusahaan tidak akan mampu berjalan dengan baik.
Sebagai pendorong sumber daya manusia untuk bekerja adalah motivasi,
dalam kehidupannya manusia melakukan bermacam-macam aktivitas dan salah
satunya adalah perilaku manusia itu sendiri. Perilaku manusia sekarang hanyalah
cermin yang paling sederhana dari motivasi dasar mereka, sejalan dengan tujuan
perusahaan maka antara motivasi dan permintaan perusahaan harus saling
mendukung. Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan
semangat kerja karyawan dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang
tinggi.
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al,
1979). Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi
kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat
dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan
maksimal. Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang
karyawan memihak pada salah satu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
memiliki niat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
Suatu organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan dapat membuat
karyawan percaya terhadap organisasi, agar dapat diperoleh komitmen karyawan.
Apabila komitmen karyawan telah diperoleh maka akan didapatkan karyawan
Hal ini sangat baik untuk mencapai suatu tujuan organisasi, karena mendapat
dukungan penuh dari karyawannya sehingga dapat berfokus secara penuh pada
tujuan yang diinginkan
Menurut Luthans (2006: 250), terdapat hubungan yang positif antara
komitmen organisasi, kepuasan kerja, motivasi, gaji, gaya kepimimpinan, terhadap
kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat ketidakhadiran
yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan berhubungan dengan
persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan menjadi anggota tim
yang baik dan siap membantu. Memperkerjakan individu yang nilai-nilainya tidak
selaras dengan nilai-nilai organisasi yang telah ada maka cenderung akan
menghasilkan karyawan yang kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang
tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi (Sumarno, 2005).
Hasil penelitian Sumarno (2005) menemukan pengaruh komitmen organisasi
terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan
signifikan. Sedangkan pada hasil penelitian Bambang dan Osmad (2007)
mengungkapkan pengaruh yang signifikan antara variabel komitmen organisasi
dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi sektor
publik. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi
Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena pada pemerintahan ini sudah
diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja. Penelitian ini disusun dengan judul
Organisasi terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?
2. Apakah motivasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?
3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja Dinas
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan pemikiran
dan dapat mengetahui serta mempelajari masalah-masalah yang berkaitan
dengan partisipasi penyusunan anggaran dan omitmen organisasi terhadap
kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
2. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera
Utara dalam menerapkan kebijakannya sehingga kinerja organisasi publik
tersebut menjadi lebih baik.
3. Bagi akademisi
Hasil dari penelitian ini bagi para akademisi bisa dijadikan sebagai bahan
informasi tambahan dan masukan bagi peneliti yang berminat meneliti
permasalahan yang sama, khususnya untuk memahami partisipasi