• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui

pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2002).

2.1.2 Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2002).

a.Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

(2)

menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebgainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan , membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria

(3)

2.1.3 Pengukuran pengatahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(questioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengatahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo ,

2002)

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sikap yang objek. (Purwanto, 1999).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek. (Notoatmojo, 2003).

2.2.2 Ciri-ciri sikap

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari. Sikap

dapat berubah - ubah karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila

terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah

sikap pada orang itu.

b. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu objek.

c. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merapakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

(4)

2.2.3 Komponen pokok sikap

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (ten to behave).

2.2.4 Tingkatan sikap

1. Menerima (receiving).

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding).

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap .

3. Menghargai (valuing).

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible).

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu:

1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan sendiri seperti selektivitas.

2. Faktor ekstern merupakan faktor di luar manusia yaitu:

a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

(5)

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

e. Situasi pada saat sikap dibentuk.

2.2.6 Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara:

1. Adopsi

Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus

menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan

mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

2. Diferensiasi.

Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang

tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

3. Integrasi

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.

4. Trauma

Pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam

pada jiwa orang yang bersangkutan (Heri, 1999).

2.3 Lansia

2.3.1 Defenisi Lanjut Usia

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan

akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan usia tahap perkembangan

(6)

Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan

masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang

mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud usia lanjut adalah seseorang

yang mencapai usia 60 tahun keatas. Dra.Ny.Jos Masdani; Nugroho, 2000

mengemukakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia (Budi Anna Keliat, 1999).

2.3.2 Karakteristik Lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai

berikut.

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13

tentang kesehatan).

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

dari kebutuhan biopsikosial sampai spiritual,serta dari kondisi adaptif

hingga kondisi maladaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

2.3.3 Perkembangan dan proses menjadi tua

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

(7)

Proses menua merupakan proses yang terus- menerus (berlanjut) secara alamiah,

yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh makhluk hidup. Menua

bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh

dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun

demikian, memang harus diakui bahwa ada beberapa penyakit yang sering

menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak

seseorang mencapai usia dewasa , misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan

pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi

sedikit. (Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu

struktur perubahan yang mengandung berbagai macam dimensi. Ia menyebutkan

mengenai:

1. Proses biokemis dan fisiologis yang oleh burger disebut proses.

2. Proses fisiologis atau timbulnya penyakit.

3. Perubahan fungsional psikologis.

4. Perubahan kepribadian dalam arti sempit

5. Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan

dengan bertambahnya usia.

6. Perubahan yang berhubungan dengan kenyataan bahwa orang tidak hanya

mengalami keadaan menjadi tua, melainkan seseorang juga mengambil

(8)

2.3.4 Teori-teori proses menua

1.Teori “Genetik Clock”

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nuclei (inti sel) nya suatu jam genetik

yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.

2. Mutasi somatik (teori error catastrophe)

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor

penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yanga menyebabkan

terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat

kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari radiasi dan zat kimia

yang bersifat toksik dapat memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena

penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya

salah satu atau beberapa proses metabolisme (Darmodjo, 2000).

2.3.5 Batasan Lanjut Usia

WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/

biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45

sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia

tua (old) usia 70-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan

pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah

berumur 65 ke atas .

Menurut Prof.Dr.Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi

(9)

(middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric

age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70-75 tahun

(young old), 75-80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).

Menurut UU No.4 tahun 1965 pasal 1 seseorang dapat dinyatakan sebagai

seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55

tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendri untuk

keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU No.13

tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun ke atas.

2.4 Senam Lansia 2.4.1 Defenisi

Senam lansia adalah rangkaian gerakan badan yang teratur yang dilakukan

oleh lanjut usia (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2000).

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas

sehari-sehari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih melakukan

cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti

dan Utomo, 2003).

Kesegaran /kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan

dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung –paru, peredaran darah kekuatan otot,

kelenturan sendi.

Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik harus melatih semua

komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:

(10)

2. ketahanan otot

3. kekuatan otot serta kelenturan tubuh. (Maryam dkk, 2011)

2.4.2 Manfaat Senam Lansia

Manfaat senam lansia dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis, dan sosial.

1. Manfaat fisiologis

Dampak langsung dapat membantu :

a. Mengatur kadar gula darah

b. Merangsang adrenalin dan noradrenalin

c. Peningkatan kualitas tidur

Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:

a. Daya tahan aerobik / kardiovaskuler

b. Kekuatan otot rangka

c. Kelenturan

d. Keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya

kecelakaan (jatuh)

e. Kelincahan gerak

f. Daya tahan tubuh yang meningkat

2. Manfaat psikologis

Dampak langsung dapat membantu:

a. Memberi perasaan santai

b. Mengurangi ketegangan dan kecemasan

c. Meningkatkan perasaan senang

(11)

a. Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh

b. Kesehatan jiwa

c. Fungsi kognitif

d. Penampilan dan fungsi motorik

e. Keterampilan

3. Manfaat sosial

Dampak langsung dapat membantu:

a. Pemberdayaan usia lanjut

b. Peningkatan integritas sosial dan kultur.

Dampak jangka panjang meningkatkan:

a. Keterpaduan

b. Hubungan kesetiakawanan sosial

c. Jaringan kerja sama sosial budaya

d. Pertahanan peranan dan pembentukan peran baru

e. Kegiatan antar generasi

Secara keseluruhan manfaat kesegaran jasmani/senam lansia bagi kelompok

lansia, yaitu dapat meringankan biaya pemeliharaan kesehatan, meningkatkan

produktivitas, serta mengangkat derajat dan martabat manusia.

2.4.3 Prinsip-prinsip senam lansia

Prinsip –prinsip senam lansia adalah sebagai berikut:

2.4.3.1 Penahapan

Senam sebaiknya dilaksanakan melalui tahap pemanasan, latihan inti dan

(12)

a. Pemanasan

Pemanasan bertujuan untuk memberi dorongan hasrat latihan agar

bersemangat. Memanaskan jaringan tubuh supaya tidak kaku akibat lama

tidak bergerak dan mencegah cedera yang mungkin timbul akibat gerakan

lebih lanjut, memperkecil defisit oksigen dan menyiapkan sistem humoral

pengontrol respirasi. Gerakan dimulai dari bagian proksimal ke distal, tidak

membebani sendi , dan disertai peregangan. Gerakan umum (yang melibatkan

sebanyak-banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara lambat dan hati-hati.

Pemanasan dilakukan bersama dengan peregangan (streching). Lamanya

kira-kira 8-10 menit. Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat.

Pemanasan dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel

tubuh agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.

b. Gerakan inti

Lamanya gerakan inti kurang lebih berlangsung 20-39 menit atau disesuaikan

dengan tujuan dan latihan yang dilakukan. Gerakan ini dilakukan berurutan

dan dapat diiringi oleh musik yang disesuaikan dengan gerakannya. Untuk

lansia biasanya dilatih:

1. Daya tahan (endurance)

2. Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik

3. Fleksibilitas dengan peregangan

4. Kekuatan otot dengan latihan beban

5. Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan

(13)

c. Pendinginan (cooling down)

Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan

umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan

pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti

pemanasan, yaitu selama 8-10 menit.

2.4.3.2 Dosis Latihan

Secara umum dosis latihan dijabarkan sebagai berikut.

a. Frekuensi

Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan

harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak-banyaknya lima hari

dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat. Jadwal bergantung

pada kita. Bila latihan di luar gedung, sebaiknya pagi hari sebelum pukul

10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.

b. Intensitas

Intensitas yang kita lakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi

dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan

yang lain. Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Umur Zona latihan

(denyut nadi per menit)

(14)

Contohnya untuk lansia yang berusia 55 tahun harus melakukan latihan

sehingga denyut nadinya mencapai lebih dari 115/menit dan tidak melampaui

140/menit. Apabila waktu melakukan latihan denyut nadi tidak mencapai 115

denyut per menit, maka latihan kurang bermanfaat untuk memperbaiki

kesegaran jasmani. Akan tetapi, bila melampaui 140 denyut per menit, maka

latihan dapat membahayakan kesehatan.

c. Durasi

Untuk mendapatkan hasil yang bersemangat bagi kebugaran jantung paru,

harus berlatih pada zona latihan selama 15-30 menit dengan pemanasan

sebelumnya dan 5-10 menit diakhiri dengan pendinginan.

d. Macam

Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang adekuat, jenis latihan harus

disesuaikan dengan manfaat yang diharapkan. Beberapa contoh

olahraga/latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan

dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah

sebagai berikut.

1. Pekerjaan rumah dan berkebun

Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga

kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara agar nafas sedikit lebih

cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian,

(15)

2. Berjalan-jalan

Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya

makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika

melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat

melenturkan tubuh. Hal ini bergantung kebiasaan. Jika berjalan merupakan

bentuk latihan yang diinginkan, maka cobalah untuk dikombinasikan dengan

bentuk olahraga lain. Joging atau berlari-lari bagi lansia juga sering dilakukan

walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat.

3. Jalan cepat

Jalan cepat adalah olahraga lari yang bukan untuk perlombaan dan dilakukan

dengan kecepatan dibawah 11 km/jam atau dibawah 5,5 menit/km. Jalan cepat

berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini

termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan

menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar. Jalan

cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2),

berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain.

Jalan cepat dilakukan dapat sendiri ataupun bersama-sama dan dilakukan

dengan frekuensi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit, dan dilakukan

tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Bagi lansia yang mengidap penyakit

sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter.

4. Renang

Renang adalah olahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan.

(16)

sehingga kekuatan otot semakin meningkat. Namun olahraga renang kurang

diminati dan segan melakukannya, mengingat keadaan kulit lansia atau pakaian

yang harus digunakan. Olahraga renang biasanya baik untuk orang-orang yang

menderita penyakit lemah otot atau kaku sendi juga dapat melancarkan

peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur.

5. Bersepeda

Seperti renang, bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyentuh

lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya seperti jenis latihan

jalan cepat. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan,

tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi.

Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis.

Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latiahan aerobik.

6. Senam

Adapun Jenis-jenis Senam Lansia adalah sebagai berikut:

1. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

Senam kesegaran jasmani adalah suatu latihan fisik untuk meningkatkan

kualitas kesegaran jasmani pada lansia.

2. Senam Thai Chi Chuan

Senam Thai Chi Chuan adalah salah satu bentuk latihan fisik yang

menggabungkan latihan pernafasan, relaksasi, dan struktur gerakan yang pelan

(17)

3. Senam kegel

Senam kegel adalah latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif yang

berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul.

4. Senam Yoga

Senam Yoga adalah latihan mengolah otot pernafasan , tapi juga konsentrasi

tatapan mata saat beryoga. Latihan ini dapat menguntungkan fisik dan mental.

2.4.3.3 Program latihan

Agar senam mencapai sasaran, perlu dibuat program latihan seperti berikut:

a. Cukup memenuhi tingkat kebugaran yang dapat menunjang kebugaran

sehari-hari atau setidaknya dapat mencapai kebugaran yang membantu mengurangi

penyakit.

b. Mudah dilakukan tanpa memerlukan bakat khusus , fasilitas peralatan dan

keadaan sekitar.

c. Tidak terlalu banyak waktu, tiga puluh sampai enam puluh menit dan tidak

melelahkan setelah latihan.

d. Manfaatnya dapat segera dirasakan dan diukur.

2.4.3.4 Pakaian

Pakaian yang digunakan sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Tidak menghalangi gerakan (ketat/kendur)

b) Cukup ventilasi

c) Mudah menyerap keringat

d) Tampak dari dalam penampilan

(18)

f) Jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan

g) Sepatu datar supaya tidak menghalangi peregangan betis atau gunakan

sepatu untuk berjalan kaki yang mempunyai sol /bantalan yang tebal pada

daerah tumit. Gunakan sepatu khusus untuk lansia yang memiliki kelainan

kaki.

2.4.3.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik/senam

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan

fisik/senam:

a) Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan

kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh,

keseimbangan, dan kelincahan gerak.

b) Selalu memerhatikan keselamatan/menghindari cedera.

c) Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan

kemampuan

d) Dalam permainan ringan sangat dianjurkan

e) Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit

demi sedikit.

f) Hindari kompetisi dalam bentuk apapun

Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan

secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta

mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani

yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan kemampuan

(19)

gerak dapat meninbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang

berdampak seseorang akan lebih sering/mudah terserang penyakit. Untuk itu

latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan.

2.4.4 Gerakan-Gerakan Pada Senam Lansia

2.4.4.1 Gerakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) pada lansia

Tiap gerakan lakukan 2-3 kali kemudian meningkat 8-10 kali.

Latihan Kepala dan Leher

a. Lihat keatap dan kemudian menunduk sampai dagu ke dada. Jangan lihat

hanya menggunakan mata saja dan jangan dihentakkan.

b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri.

c. Meringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri.

Latihan Bahu dan Lengan

a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan kembali

perlahan-lahan.

b. Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan harus dengan

bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian

angkat lengan ke atas kepala. Lengan harus lurus dan tidak bengkok.

c. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah

punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanan dan

tangan kiri.

(20)

Latihan Tangan

a. Letakkan telapak tangan di atas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan di meja

b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak tangan

untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali, lanjutkan dengan

menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian setelah menyentuh tiap

jari.

c. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin.

Latihan Punggung

a. Dengan tangan di samping bengkokkan badan kesatu sisi kemudian kesisi

lain , jangan hanya menggerakkan bahu saja.

b. Letakkan tangan di pinggang dan tekanan kedua kaki, putar tubuh dengan

melihat bahu ke kiri dan ke kanan . Jangan hanya memutar kepala.

c. Posisi tidur telentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat

tidur, regangkan kedua lengan ke samping. Tahan bahu pada tempatnya dan

jauhkan kedua lutut ke samping kiri dan kanan. Cobalah untuk menyentuh

ranjang dengan paha, jangan dengan menggerakkan bahu.

d. Tepukkan kedua tangan ke belakang dan regangkan kedua bahu kebelakang.

Latihan Paha

a Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang sandaran

kursi atau dengan berdiri tegak dan memegang sandaran kursi atau dengan

kursi atau dengan posisi tiduran. Lipat satu lutut sampai dada dimana kaki

yang lain tetap lurus, dan tahan beberapa waktu, lutut yang di sisi lain tidak

(21)

b Regangkan sejauh mungkin, lalu kembali lagi, lakukan satu persatu

c Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan, tekankan kedua lutut pada

tempat tidur hingga bagian lutut menyentuh tempat tidur. Lutut jangan

sampai bengkok.

d Pertahankan kaki tanpa membengkokkan lutut, kemudian tarik telapak kaki

kearah kita dan regangkan kembali. Jangan bengkokkan lutut.

e Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan lutut. Jangan

membengkokkan lutut.

f Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga

permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi. Lutut tidak ikut

bergerak.

g Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada sisi meja. Angkat tumit

tinggi-tinggi kemudian putarkan . Berdirilah di depan cermin sehingga bisa

diketahui apakah berdirinya lurus atau tidak sepanjang latihan ini. Jangan

menundukkan ke depan.

Latihan Pernafasan

Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu rileks. Letakkan

kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-dalam. Maka terasa

dada mengembang. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapat-dapatnya.

Terasa tangan akan menutup kembali. Jika telah merasa melakukan dengan benar,

tidak perlu lagi menahan tangan pada dada. Latihan ini dapat pula untuk

membantu relaks pada saat istirahat dalam melakukan latihan-latihan lainnya,

(22)

Latihan Muka

a Kerutkan muka kuat-kuat muka sedapatnya. Kemudian tarik alis keatas

b Tetap mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar

c Kembungkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam

d Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul

2.4.4.2 Gerakan senam thai chi chuan Gerakan 1

a Berdiri tegak, regangkan kedua kaki dan kedua tangan di samping badan,

mata menatap lurus ke depan.

b Kedua tangan diangkat sampai sejajar pusat, kemudian kedua tangan

diluruskan ke depan.

c Kedua kaki sedikit ditekuk dan kedua tangan diangkat setinggi pusat.

Gerakan 2

a Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan. Tangan kiri bergerak ke atas

sedangkan tangan tetap berada di pinggang kanan, badan lurus, mata

menatap telapak tangan kiri yang sedang bergerak naik.

b Kaki kanan ditekuk, kaki kiri agak dibengkok. Tangan kiri tetap berada

diatas, tangan kanan bergerak keatas pusat, mata menatap tangan kiri,

badan agak condong kesamping kiri.

Gerakan 3

a. Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan, kedua tangan bergerak ke atas

(23)

b. Kaki kiri diluruskan, kaki kanan ditekuk, kedua tangan diturunkan

perlahan lahan sampai ke pinggang.

Gerakan 4

a Kedua kaki sedikit ditekuk, tangan kiri bergerak kesamping kiri dan

tangan kanan kesamping kiri sampai dada, mata menatap lurus ke arah

tangan kiri. Kemudian tangan kanan bergerak menghadap wajah dan mata

lurus ke depan.

b Kedua kaki ditekuk, tangan kanan bergerak kesamping kanan sejajar

wajah, tangan kiri bergerak kedepan pusat, mata menatap ke arah tangan

kanan.

Gerakan 5

a. Kaki kiri diluruskan kaki kanan ditekuk. Tangan kiri bergerak kesamping

kiri dan tangan kanan berada di pinggang kanan, mata menatap ke tangan

kiri.

b. Kedua kaki ditekuk, tangan kanan bergerak kesamping kanan sejajar

kepala, mata menatap ketangan kiri.

Gerakan 6

a Kaki kiri diluruskan, kaki kanan ditekuk, kedua tangan diturunkan

perlahan-lahan sampai sejajar dada. Badan agak condong kesamping kiri

mata menatap ketangan kiri.

b Kaki kiri ditekuk, kaki kanan diluruskan. Tangan kiri bergerak keatas dan

(24)

Gerakan 7

a Kaki kanan ditekuk, kaki kiri ditekuk dan diangkat sedikit. Tangan kanan

bergerak kesamping kanan atas sedangkan tangan kiri bergerak ke depan

dada, mata menatap ketangan kanan.

b Kaki kanan ditekuk, kaki kiri ditekuk, dan diangkat sedikit, tangan kiri

berada di atas paha kiri, sedangkan tangan kanan bergerak menghadap ke

wajah, mata menatap ketangan kiri.

c Kaki kiri ditekuk dan kaki kanan diluruskan, tangan kiri berada di

pinggang kiri sedangkan tangan kanan bergerak ke arah kiri sejajar dengan

wajah, mata menatap lurus ketangan kanan.

Gerakan 8

a Kedua kaki ditekukkan dan menghadap kesamping kiri, kedua tangan

digerakkan kearah dada.

b Kaki kiri diluruskan, paha kanan diangkat naik keatas sampai posisi

horizontal, tangan kanan bergerak keatas sejajar bahu dan tangan kiri

dipinggang kiri, badan agak bengkok kedepan.

c Kaki kiri diluruskan, kaki kanan diayunkan keatas samping kiri sejajar

paha, tangan kanan bergerak menjauhi wajah dan tangan kiri ditarik

kebelakang, mata menghadap lurus ketangan kanan.

Gerakan 9

a Posisi membelakangi dimana kaki kiri diluruskan dan kaki kanan ditekuk.

Tangan kanan bergerak kesamping menjauhi badan dan tangan kiri

(25)

b Kaki kanan sedikit ditekuk, kaki kiri diangkat sedikit, kedua tangan

bergerak kesamping kiri dan sejajar bahu, mata menghadap kedua tangan

disamping kiri.

c Kaki kanan diluruskan dan paha kiri diangkat membentuk bidang

horizontal. Tangan kiri bergerak menjauhi tangan kanan dan tetap berada

di depan bahu, mata menghadap ke tangan kiri.

d Kaki kanan diuruskan dan kaki kiri diangkat lurus menghadap kesamping

kiri, kedua tangan menjauhi, tangan kanan bergerak kekanan dan tangan

kiri bergerak ke depan, mata menatap tangan kiri.

Gerakan 10

a Berdiri tegak, kedua kaki diregangkan, kedua tangan disilangkan di depan

dada, mata menatap lurus ke depan.

b Berdiri tegak, kedua kaki diregangkan, kedua tangan masing-masing

berada di pinggang, pandangan lurus ke depan.

c Berdiri tegak, kedua kaki dirapatkan. Kedua tangan lurus di samping kiri

dan kanan, pandangan menghadap lurus ke depan.

2.4.4.3 Senam Kegel

Senam kegel adalah latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif yang

berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. Pada senam kegel

lansia harus mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan

rileks.

(26)

c Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, uretra dan rektum

d Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan defekasi dan berkemih.

e Rasakan kontraksi otot dasar panggul.

f Pertahankan kontraksi sebatas kemampuannya, kurang lebih 10 detik.

g Selanjutnya, rileks dan rasakan otot dasar panggul yang rileks

h Kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi dengan

benar tanpa adanya kontraksi otot abdominal, contohnya jangan menahan

nafas. Kontrol kontraksi otot abdominal dengan meletakkan tangan pada

perut.

i Rileks, coba rasakan perbedaan saat kontraksi dan rileks.

j Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang lain.

k Lakukan kontraksi otot yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal,

lakukan tiga kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah lelah.

l Latih untuk kontraksi otot dasar panggul dan mempertahankannya sebelum

dan selama aktivitas tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda, bangun

dari kursi/tempat tidur dan joging.

m Target latihan ini adalah sepuluh kali kontraksi lambat sepuluh kali

kontraksi cepat. Tiap kontraksi dipertahankan selama sepuluh hitungan.

Lakukan enam sampai delapan kali dalam sehari atau setiap saat dapat

melakukannya.

Pada dasarnya senam kegel bisa dilakukan di mana saja dan dengan posisi apa

saja. Kita bisa melakukan senam kegel tanpa harus diketahui orang lain, bahkan

(27)

2.4.4.4 Senam Yoga

Senam yoga adalah latihan mengolah otot pernafasan, gerak dan konsentrasi.

Olah fikir tidak hanya terlatih saat latihan pernafasan. Tapi juga konsentrasi

tatapan mata saat beryoga. Latihan ini dapat menguntungkan fisik dan mental.

Senam yoga dapat dilakukan dengan cara yaitu: Duduklah dengan tegak,

rentangkan kaki kedepan, letakkan kaki pada paha. Tekukkan kaki kanan di

bagian lutut, sehingga pangkal tumit menekan pada pangkal paha, telapak kaki

kanan menyentuh paha kiri. Tekuklah kaki kiri, tekan tumit pada pangkal paha,

masukkan jari-jari kaki pada tekukan kaki kanan. Letakkan telapak tangan pada

lutut. Tahanlah sikap ini beberapa menit. Ulangi sikap ini dengan menekuk kaki

kiri terlebih dahulu. Namun secara umum kita mengenal 3 jenis yoga sebagai

dasar olahraga yoga, yaitu:

a. Asanas

Asanas mempengaruhi setiap aspek sitsem tubuh manusia baik secara materi

maupun non materi, tidak saja membuat seimbang kerja sistem kelenjar tetapi

juga membuat otot-otot menjadi giat dan santai. Manfaat yang di dapat adalah

kekuatan otot, kesimbangan tubuh, daya tahan tubuh dan vitalitas.

b. Pranayama

Pranayama merupakan energi vital yang mempertahankan kehidupan dan

kesehatan tubuh. Pranayama berasal dari kata “prana” yang berarti penapasan

dan “ayama” yaitu pengaturan. Pranayama merupakan jenis latihan untuk

(28)

c. Meditasi

Seperti yang telah kita ketahui bahwa terdapat ketergantungan antara tubuh dan

fikiran, maka sikap mental kita berperan penting atas penyakit fisik yang kita

derita, juga untuk hal yang sebaliknya, bahwa kondisi fisik dapat berperan

Gambar

Tabel 2.4.3.2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik morfologi warna miselium dan keberadaan clamp connection dipengaruhi oleh jenis fungi, sementara bentuk percabangan

Sehubungan dengan Paket Pekerjaan Pembangunan Gudang Perikanan dan sesuai dengan hasil evaluasi Kelompok Kerja (Pokja) V Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Belitung Timur,

Menurut Fauzel (2016), semakin banyak wisatawan yang berkunjung pada suatu negara tertentu, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan akan produk-produk lokal,

Untuk hasil uji beda menunjukkan semua rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR memiliki hasil t hitung lebih kecil dari t tabel (2.201) maka diperoleh keputusan

21 Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai dengan

The artifact in the form of Borobudur temple implying the presence of sitting culture at that time should get attention to trace the Javanese sitting style that in turn

Adanya perbedaan yang terjadi antar karyawan didalam suatu perusahaan, komunikaasi yang di lakukan daru pimpinan kebawahan menjadi sangat penting dimana dalam tujuan

This research was aimed at improving the quality of Reading V class which requires students to be critical readers. Departing from the problem identification in