• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016

Siti Nur Aminah, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility (CSR) terhadap agresivitas pajak perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak yang diukur menggunakan proksi effective tax rate (ETR), sedangkan variabel independennya adalah penggungkapan corporate social responsibility (CSR). Penelitian ini menggunakan lima variabel control yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, dan inventory intensity.Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Lanis dan Richardson (2012) dengan menggunakan 104 perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2014-2016 sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian ini menggunakan metode pursosive sampling dan diperoleh 20 perusahaan pertahun yang memenuhi kreteria. Data dianalisis menggunakan model analisis regresi linier berganda Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas pajak.

Kata kunci : corporate social reponsibility dan agresivitas pajak.

ABSTRACT

This study aims to examine the impact of corporate social responsibility (CSR) on corporate tax aggressiveness. The dependent variable used in this study is the tax aggressiveness measured using the effective tax rate (ETR) proxy, while the independent variable is the disclosure of corporate social responsibility (CSR). This research uses five control variables namely profitability, firm size, leverage, capital intensity, and inventory intensity.This research is a replica of Lanis and Richardson (2012) research using 104 state-owned companies listed on BEI period 2014-2016 as research sample. The sample of this study using pursosive sampling method and obtained 20 companies per year that meet the criteria. Data were analyzed using multiple linear regression analysis model

Overall, the results of this study show that CSR disclosure has a negative and significant effect on tax aggressiveness.

(2)

PENDAHULUAN

Pajak merupakan hal yang fundamental dalam pelaksanaan perekonomian di

Indonesia.Pajak yang berasal dari iuran wajib rakyat merupakan salah satu sumber

pendapatan terbesar yang diterima oleh negara dan digunakan untuk keperluan

negara diatur secara perdata dalam Undang – Undang Dasar 1945. Dalam pasal 1

angka 1 UU KUP 2007, pajak didefisinisikan sebagai berikut : “pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya

Pajak dalam negeri 1,029,850.00 1,103,217.60 1,205,478.89 1,503,294.70

Pajak Penghasilan 506,442.80 546,180.90 602,308.13 855,842.70

Pajak pertambahan Nilai 384,713.50 409,181.60 423,710.82 474,235.30 Pajak Bumi dan Bangunan 25,304.60 23,476.20 29,250.05 17,710.60

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

0 0 0 0

Cukai 108,452.00 118,085.50 144,641.30 148,091.20

Pajak Lainnya 4,937.10 6,293.40 5,568.30 7,414.90

Pajak Perdagangan Internasional 47,456.60 43,648.10 34,939.97 35,871.50

Bea Masuk 31,621.30 32,319.10 31,212.82 33,371.50

Pajak Ekspor 15,835.40 11,329.00 3,727.15 2,500.00

Total Penerimaan Pajak 354,751.90 398,590.50 255,628.48 245,083.60

Sumber : Peneliti (2017)

Pajak di Indonesia di klasifikasikan dalam dua jenis jika di tinjau dari

pemungutanya yaitu pajak yang dikelola langsung oleh negara yaitu pajak yang

dipunggut secara langsung oleh pemerintah melalui aparatnya yaitu Dirjen Pajak,

Kantor Inspeksi Pajak, dan Dirjen Bea dan Cukai. Jenis yang kedua adalah pajak

(3)

terbatas pada rakyat daerah itu sendiri, baik Pemerintah Daerah tingkat satu Maupun

Pemerintah Daerah tingkat kedua.

Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2015), dalam periode

tahun 2011 – 2015 pemerintah mampu meningkatkan realisasi penerimaan negara

melalui pembayaran pajak (baik pajak dalam negeri maupun perdagangan

internasional) sebesar Rp 873.874 Miliyar pada tahun 2011 menjadi Rp 1,489.255,50

miliyar pada tahun 2015. Dalam periode tersebut total penerimaan perpajakan

cenderung mengalami peningkatan, seperti yang terlihat Tabel 1.

Perusahaan merupakan salah satu objek pajak penghasilan, yaitu subjek pajak

badan. Udang – undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) huruf b menjelaskan

bahwa: Subjek pajak badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melalukan

usaha yang meliputi perseroan terbatass, perseroan komenditer, perseroan lainya,

badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk

apapun, firma, kongsi, koperassi, dana pesion, persekutuan, yayasan, oranisasi masa,

organisasi sosial politik, atau organisasi lainya, lembaga dan bentuk badan lainya

termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap lainya.

Corporate Social Responsibility (CSR)

Istilah corporate social responsibility (CSR) dalam konteks global pertama

kali dikemukakan oleh Howard Botton tahun 1953 dalam bukunya yang berjudul

”The Social Responsibilities of A Businessman” yang menjelaskan tentangtanggung jawab apa yang dapat diharapkan dalam sebuah perusahaan (Wijatno, 2009).

Landasan yang mendasari tanggung jawab sosial adalah bagaimana perusahaan

memberi perhatian kepada lingkungan, terhadap dampak yang akan terjadi akibat

aktivitas operasional perusahaan.

Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan tindakan yang rentan dilakukan

perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia. (Hardiningsih, 2016) mendefinisikan agresivitas

pajak sebagai kegiatan perencanaan pajak semua perusahaan yang terlibat dalam

usaha mengurangi tingkat pajak yang efektif. Agresivitas pajak merupakan tindakan

(4)

merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial yang merugikan

masyarakat dan pemerintah. Pajak perusahaan dapat dikaitkan dengan perhatian

publik jika pembayaran pajakini memiliki implikasi terhadap masyarakat

luassebagai lawan dari biaya operasional perusahaan.

Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

atau nilai akhir operasional perusahaan selama periode tertentu. Salah satu rasio

profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Dalam analisis laporan keuangan,

rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan

menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa

yang akan datang.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu kriteria penting yang

harusdimiliki perusahaan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kesan baik yang

harus diciptakan untuk menarik perhatian masyarakat (Triyono, 2016). Ukuran

perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh

total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi,

ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Leverage

Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber

dana perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana harus mengeluarkan biaya

tetap atau beban tetap. Leverage keuangan (financial leverage) merupakan suatu

ukuran yang menunjukkan sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan

saham preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan (Indrawati, 2011)

Capital Intensity

Capital intensity atau intensitas modal adalah rasio antara fixed asset

(seperti peralatan, mesin dan berbagai properti) terhadap total aset, dimana rasio ini

menggambarkan besar aset perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk aset tetap

(5)

tetap mengalami penyusutan dan biaya penyusutan dapat mengurangi jumlah pajak

yang dibayar perusahaan. Seperti yang dijelaskan (Meiranto, 2015) biaya depresiasi

merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak,

maka dengan semakin besar jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka

akan semakin besar pula depresiasinya sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan

kena pajak dan tarif pajak efektifnya akan semakin kecil.

Inventory Intensity

Inventory intensity atau intensitas persediaan merupakan salah

satukomponen penyusun komposisi aktiva yang diukur dengan membandingkan

antara total persediaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Costa, 2012).

Persediaan merupakan bagian dari aset lancar perusahaan yang digunakan untuk

memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, persediaan merupakan salah satu aset

penting perusahaan karena berfungsi untuk menunjang kegiatan operasional

perusahaan tersebut dalam jangka panjang.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.Pemilihan periode

tiga tahun ini bertujuan untuk mendapatkan data terbaru dan diharapkan memperoleh

hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

tanggung jawab sosial. Perusahaan BUMN dipilih karena merupakan jumlah

perusahaan dalam satu populasi yang cukup kecil dan merupakan perusahaan yang

relatif lebih banyak memiliki dampak pada lingkungan dibandingkan dengan

perusahaan jasa atau dagang. Berdasarkan populasi tersebut akan ditentukan sampel

sebagai objek penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya

berdasarkan maksud dan tujuan penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1. Mempublikasikan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan dari

tahun 2012-2015 diakses melalui website perusahaan atau website BEI dan

(6)

2. Mengungkapkan CSR Disclosure dalam laporan tahunannya.

3. Menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan satuan nilai rupiah.

4. Memiliki ETR antara 0-1, dimana semakin rendah nilai ETR (mendekati 0) maka

perusahaan dianggap semakin agresif terhadap pajak.

5. Memiliki profitabilitas yang positif selama periode penelitian.

Kerangka Konseptual

Variabel Independen atau Bebas

Sumber: Peneliti (2017)

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Lingkungan dan masyarakat cukup memperngaruhi kinerja suatu perusahaan.

Salah satu bentuk hubungan komunikasi antara lingkungan masyarakat dengan

perusahaan adalah melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR sesuai

dengan toeri legitimasi. Bentuk tanggungjawab sosial tersebut bertujuan untuk

menarik perhatian masyarakat agar perusahaan memilikikesan yang baik dan dapat

diterima dilingkungan masyarakat. Legitimasi menuntut perusahaan untuk melalukan Corporate Social

Responsibility

Inventory

Intensity Capital Intensity

Laverage

Ukuran Perusahaan Profitabilitas

(ROA)

(7)

pengungkapan CSR dan mendapat keuntungan. Perusahaan dapat dikatakan sukses

melakukan legitimasi apabila mampu memenuhi harapan masyarak Berdasarkan

uraian di atas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakkonsistenan

mengenai hubungan pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak, maka hipotesis

dari penelitian ini adalah:

H1 : Pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR) memiliki pengaruh

...negatif terhadap agresivitas pajak.

H2 : Sikap perusahaan dan pemerintah terhadap resiko agresivitas pajak.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data

kuantitatif yaitu data berupa angka-angka dan dapat diukur serta diuji dengan metode

statistik. Sedangkan sumber data yang digunakan merupakan jenis data sekunder

yang diperoleh dari laporan tahunan atau annual report perusahaan BUMN di BEI

selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Data tersebut diperoleh dalam situs

resmi BEI www.idx.co.id serta sumber lain yang relevan seperti Indonesian Capital

Market Directory (ICMD).

Data yang diambil berupa data cross section dimana pengumpulan data

dilakukan dari berbagai sumber informasi perusahaan baik website perusahaan

maupun website Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2016.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisa

terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji

statistik menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria signifikansi >

0,05.Pada pengujian awal, menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hal

ini dapat dilihat dari grafik normal probability plot, residual error sangat

(8)

Sumber: Peneliti (2017)

Gambar 2

Normal P-Plot Regression Standardized Residual

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat VIF (VarianceInflation Factor)

dan angka tolerance Jika VIF < 10 dan angka tolerance mendekati 1 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dan sebaliknya.

Tabel 1 Uji Multikolinearitas

Variabel Colinearity statistic

Tolerance VIF

Corporate social responsibility 0,977 1,023

Return on asset 0,987 1,013

Size 0,880 0,137

Leverage 0,741 1,349

Capital intensity 0,882 1,134

Inventory intensity 0,813 1,231

Sumber : Data Sekunder (2017).

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada model

regresi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) yaitu dengan

membandingkan D-W hitung dengan D-Wtabel. Ada atau tidaknya korelasi

(9)

Tabel 2

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .472a .223 .135 .2731463 1.916

a. Predictors: (Constant), INVT, SIZE, ROA, CSR, CAPT, LEV

b. Dependent Variable: ETR Sumber: Peneliti (2017)

Uji Heterokedastisit

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika variance

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Hasil heteroskedastisitas dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Peneliti (2017)

Gambar 3

(10)

Analisis Model Regresi Linier Berganda

Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variable-variabel independent

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variable dependen. Yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel

bebas secara bersamasama (simultan) dapat dipengaruhi oleh variabel terikat, dengan

hipotesis yang diujikan adalah:

H0 : β1,2,3,4= 0 ; berarti tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat secara simultan (bersama-sama).

H1 : : β1,2,3,4≠ 0 ; berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat secara simultan (bersama-sama).

Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel

independennya. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:

1. Bila Sig. t> 0,05, variabel independen secara individu tak berpengaruh terhadap

dependen.

2. Bila Sig. t< 0,05, variabel independen secara individu berpengaruh terhadap

variabel dependen.

(11)

H1 akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α).

Tabel 4 Hasil Uji t

Variabel (thitung) (p-value) Keterangan

Corporate social

responsibility -2,932 0,005 Signifikan

Return on asset -0,321 0,750 Tidak Signifikan

Size -0,695 0,490 Tidak Signifikan

Leverage -2,288 0,026 Signifikan

Capital intensity -0,425 0,673 Tidak Signifikan

Inventory intensity 0,119 0,906 Tidak Signifikan

Sumber : Peneliti (2017)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat diketahui

bahwa corporate social responsibility, return on asset, size, leverage, capital

intensity dan inventory intensity secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak perusahaan BUMN.

2. Berdasarkan uji t yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa corporate social

responsibility dan Leverage yang menunjukan pengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan untuk variabel return on asset, size, capital intensity

dan inventory intensity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak perusahaan.

3. Hasil uji koefisien beta menunjukkan bahwa variabel corporate social

responsibility mempunyai pengaruh yang dominan terhadap agresivitas pajak

SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah untuk

memperbesar populasi, tidak hanya di satu perusahaan saja, guna menambah daya

generalisasi dari hubungan faktor fundamental terhadap agresivitas pajak. Sehingga

hasil penelitiannya menjadi lebih relevan untuk dijadikan acuan dalam berinvestasi

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Costa 2012, Analisis pengaruh Corporate social reponsibility terhadap Agresivitas Pajak, Jurnal Akuntansi dan pendidikan, volume 8, Nomor 33.

Hardiningsih 2016, Pengaruh Agresivitas Pajakdan Media eksposive terhadap reponsibility, dinamika keuangan perbankan, E-jurnal Akuntansi, vol. 4, no 2.

Indrawati 2011, Pengaruh perumbuhan penjualan Levarage operasi dan Profitabilitas terhadap struktur keuangan, Jurnal Akuntansi, vol. 21, no 32.

Meiranto, 2015, Pengaruh Corporate Social Responsibility Ukuran perusahaan Profitabilitas Levarage dan Capital intensiti terhadap Agresivitas Pajak (Studi empiris pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di B ursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013), Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, E-Jurnal Akuntansi, vol. 23, no 42.

Ratmono 2015, Analisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas pajak (studi empirirs pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013), Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, E-JurnalAkuntansi, Vol 13.

Triyono 2016, Analisis pengaruh pertumbuhan penjualan tingakat pajak, resiko bisnis, ukuran perusahaan dan profitabilitas Terhadap stuktur Modal (studi empiris perusahaan real estste and propertie yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014), Universitas Surakarta, Semarang. E-jurnal Ekonomi.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas danUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

Undang – Undang Dasar 1945. Dalam pasal 1 angka 1 UU KUP 2007, tentang Pajak.

Undang – undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) huruf b tentang Subjek pajak badan.

Gambar

Gambar 1                                    Kerangka Konseptual
Tabel 1 Uji Multikolinearitas
Gambar 3  Grafik Scatterplot
Tabel 3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara corporate social responsibility dan corporate governance terhadap agresivitas pajak perusahaan di

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Rizky Amalia Wardhani, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Agresivitas Pajak, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh agresivitas pelaporan keuangan, komite audit, kepemilikian manajerial, corporate social responsibility, leverage, dan capital

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, manajemen laba dan corporate social responsibility terhadap

Apakah corporate governance memoderasi pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengungkapan corporate social responsibility memberikan pengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sektor

Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Studi Empiris Perusahaan High Profile di Bursa Efek Indonesia.. Pengaruh Profitabilitas

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity dan Kepemilikan Keluarga terhadap Agresivitas Pajak Studi Empiris pada