• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas - Analisis Lokasi Terhadap Kinerja Terminal Kartasura Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas - Analisis Lokasi Terhadap Kinerja Terminal Kartasura Tahun 2012"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak, Luas, dan Batas

a. Letak

Terminal Kartasura terletak di Desa Wirogunan Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo. Sebelumnya letak terminal bus berada di pusat kota, yaitu di

daerah Jalan Ahmad Yani di depan Pasar Kartasura, kemudian dipindahkan di

Kelurahan Wirogunan. Tujuan Pemindahan adalah untuk mengurangi kemacetan lalu

lintas di dalam kota yaitu di Jalan Ahmad Yani. Akses untuk menuju Terminal

Kartasura dapat melalui Jalan Amarta Raya (akses pintu masuk timur) dan Jalan

Prawira Marta (akses pintu masuk barat). Letak Astronomis Terminal Kartasura

antara 7032’32”LS - 7032’48”LS dan 110044’01”BT - 110044’12”BT.

b. Luas

Sebagai terminal tipe B Terminal Kartasura mempunyai luas lahan yang

cukup luas. Berdasarkan observasi lapangan dengan menggunakan Global

Positioning System (GPS) Terminal Kartasura mempunyai luas lahan total 6,8 ha,

yang semuanya berupa areal terminal meliputi fasiltas sarana-prasarana penunjang,

baik sarana utama ataupun sarana penunjang terminal.

c. Batas

Terminal Kartasura secara langsung berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara dan Timur : Desa Ngabeyan

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Wirogunan dan Desa Kertonatan

3. Sebelah Barat : Kelurahan Wirogunan

Untuk lebih jelasnya mengenai letak dan batas Terminal Kartasura dapat

(2)

54

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Keadaan Terminal Kartasura

a. Gambaran Umum

Terminal Kartasura terletak di Kelurahan Wirogunan Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo dibangun pada tahun 2003. Bila ditinjau dari jenisnya,

Terminal Kartasura tersebut adalah merupakan terminal penumpang tipe B, yaitu

prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang,

perpindahan intra dan atau antar moda atau kendaraan serta pengaturan kedatangan

dan pemberangkatan kendaraan umum serta tempat pengendalian, pengawasan,

pengaturan, dan pengoperasian sistem arus angkutan umum penumpang yang

berfungsi melayani kendaraan umum untuk, angkutan antar kota antar propinsi

(AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (Angkota), dan

angkutan pedesaan (Angkudes).

Namun sejak dibangun hingga sekarang, Terminal Kartasura tidak berfungsi

sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat pengguna angkutan umum dan operator

kendaraan kurang memanfaatkan terminal ini sebagai pusat kegiatan. Hingga saat ini

Terminal Katasura kurang berkembang, bangunan ruko yang mengeklilingi terminal

hanya sebagian kecil saja yang terisi dan kondisinya sudah tidak terawat lagi. Kondisi

ini juga berdampak pada penurunan income retribusi pendapatan setiap tahunya,

sehingga membuat terminal ini menjadi kurang berkembang. Keadaan ini juga

berdampak pada kondisi sarana-prasarana terminal yang kondisinya kurang terawat

dan sangat merugikan pengguna yang memanfaatkan terminal.

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Sarana-prasarana

Sebagai terminal tipe B, Terminal Kartasura memiliki semua persyaratan

fasilitas sarana-prasarana yang relatif lengkap. Sarana-prasarana penunjang yang ada

di Terminal Kartasura terdiri atas fasilitas utama dan fasilitas penunjang, hanya saja

karena kurang adanya ketertarikan baik dari penumpang ataupun kendaraan umum

dalam memanfaatkan terminal maka kondisi fasilitas yang ada di terminal kurang

terawat denagan baik, berikut adalah sarana-prasarana berupa fasilitas utama dan

fasilitas penunjang yang terdapat di Terminal Kartasura:

Tabel 6. Fasilitas Utama dan Fasilitas Penunjang di Terminal Kartasura

No FASILITAS UTAMA FASILITAS PENUNJANG

1 Areal keberangkatan Kamar kecil/toilet

2 Areal kedatangan Musholla

3 Areal menunggu bus (areal istirahat) Kios/kantin

4 Areal lintas Ruang pengobatan

5 Areal tunggu penumpang Ruang informasi/pengaduan

6 Menara pengawas Telepon umum/wartel

7 Loket penjualan karcis Taman.

8 Rambu-rambu dan papan informasi Pelataran parkir kendaraan pengantar dan atau taksi

Sumber: UPT Terminal Kartasura

c. Sirkulasi Penumpang dan Kendaraan

1) Sirkulasi Penumpang

Sirkulasi penumpang di Terminal Kartasura masih belum teratur dengan

baik. Hal ini disebabkan karena penataan ruang dan sistem pergerakan di dalam terminal. Keadaan ini terjadi dikarenakan ruang sirkulasi penumpang tidak terpusat

pada satu titik dan juga ruang sirkulasi masih bercampur dengan ruang tunggu,

sehingga mengakibatkan sirkulasi penumpang kurang tertata dengan baik. Dengan

keberadaan pedagang asongan dan para pedagang kios atau ruko yang memakan

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

terminal terganggu karena tersitanya sebagian ruang gerak penumpang. Kondisi

dilapangan juga menunjukan tidak ada jalur khusus bagi ruang sirkulasi penumpang

untuk bertukar moda angkuatan. Keberadan ruang sirkulasi sangat dibutuhkan oleh

pengguna terminal, sebaiknya pengguna terminal diberikan ruang gerak yang lebih

leluasa dan nyaman.

2) Sirkulasi Kendaraan

Sistem pergerakan di Terminal Kartasura melalui 4 (empat) pintu, yaitu

pintu masuk dan keluar timur, pintu masuk barat, pintu keluar utara, dan pintu keluar

selatan. Berikut pola perjalanan masuk dan keluar ke Terminal Kartasura:

a) Perjalanan Masuk Terminal Kartasura

Perjalanan Kendaraan Bus dari arah Solo ke Terminal

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah Solo ke terminal, dari ruas jalan

Ahmad Yani belok kanan masuk ruas jalan Adi Sumarmo, berjalan lurus hingga pada

simpang Kabulog Kartasura belok kiri ke jalan Amarta Raya menuju terminal

Karatasura melalui akses pintu masuk timur.

Perjalanan Kendaraan Bus dari Arah Semarang ke Terminal

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah semarang ke terminal, dari ruas jalan

Diponegoro belok kiri masuk ruas jalan Prawira Marta, Berjalan lurus pada

perumahan Bumi Kranggan Asri belok kanan menuju terminal Kartasura melalui

akses pintu masuk barat.

Perjalanan Kendaraan Bus dari Arah Yogyakarta ke terminal

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah Yogyakarta ke terminal, dari ruas

jalan Jenderal Sudirman lurus hingga pada simpang tugu Kartasura belok kiri masuk

ruas jalan Diponegoro belok kanan masuk ruas jalan Prawira Marta, berjalan lurus

hingga pada Perumahan Bumi Kranggan Asri belok kanan menuju terminal Kartasura

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b) Perjalanan Keluar Terminal Kartasura

Perjalanan Kendaraan Bus dari Arah Terminal ke Solo

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah terminal ke Solo, dari terminal keluar

melewati pintu keluar timur hingga pada simpang Kabulog, belok kanan hingga

masuk ruas jalan Adi Sumarmo. Dari ruas jalan Adi Sumarmo hingga pada simpang

belok kiri masuk ruas jalan Ahmad Yani untuk menuju ke Solo.

Perjalanan Kendaraan Bus dari Arah Terminal ke Semarang

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah terminal ke Semarang, dari terminal

keluar melewati pintu keluar utara hingga pada simpang Ngendro, belok kiri hingga

pada ujung jalan bertemu simpang Indomix Perkasa belok kiri masuk ruas jalan

Tentara Pelajar. Dari ruas jalan Tentara Pelajar hingga pada persimpangan belok

kanan masuk ruas jalan Pandanaran menuju ke Semarang.

Perjalanan Kendaraan Bus dari Arah Terminal ke Yogyakarta

Untuk perjalanan kendaraan bus dari arah terminal ke Yogyakarta, dari terminal

keluar melewati pintu keluar selatan kemudian hingga pada simpang ruas jalan

Diponegoro belok kiri, kemudian lurus hingga simpang tugu Karatasura belok kanan

masuk ruas jalan Jendaral Sudirman menuju arah Yogyakarta.

Sirkulasi kendaraan di dalam Terminal Kartasura tidak mengalami kendala, hal

ini bisa dilihat dari luas dan ketersedian ruang parkir yang mencukupi sehingga

membuat sirkulasi didalam terminal tidak mengalami kendala yang dapat

mengakibatkan beban lalu lintas dan kemacetan. Pada pintu maasuk barat masih

mengalami sedikit gangguan, hal ini disebabkan oleh ketidaksdisiplinan para supir

atao penumpang yang memilih turun tepat di pintu masuk terminal, serta adanya para

tukang becak dan ojek yang berebut penumpang semakin membuat gangguan pada

pintu masuk barat.

Untuk lebih jelasnya mengenai pola sirkulasi kendaraan dan penumpang di

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d. Trayek Angkutan

Trayek angkutan yang dilayani di dalam terminal Kartasura ini meliputi

trayek angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), angkutan Antar Kota Dalam

Propinsi (AKDP), Angkutan kota (Angkot), Angkutan pedesaan (Angkudes). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 menyajikan data jaringan trayek yang masuk

di terminal Kartasura berikut ini:

Tabel 7. Jaringan Trayek di Terminal Kartasura Tahun 2012

No Jenis Angkutan Jumlah Kendaraan (RIT)

Tahun 2008 Tahun 2012

1 AKAP (Solo-Jakarta-Bogor-Bandung) 174 178

AKAP (Solo-Jogja) 62 32

AKAP (Solo-Klaten-Jogja-Purwokerto) 8 4

2 AKDP (Solo-Kartasura-Semarang) 73 70

AKDP / PATAS (Solo-Kartasura-Semarang) 12 10

AKDP (Pedesaan) 197 73

3 PERKOTAAN 120 71

Jumlah 646 438

Sumber: UPT Terminal Kartasura

Dari tabel 7 dapat dilihat adanya penurunan jumlah trayek, hal ini dapat

dilihat dari data tahun 2008 dimana jumlah trayek sebesar 646 dan pada tahun 2012

menurun menjadi 438. Penurunan jumlah trayek yang sangat sifnifikan terjadi pada

trayek AKAP Solo – Jogja dari 62 di tahun 2008 turun menjadi 32 trayek di tahun 2012 hal ini disebabkan olah beberapa faktor diantaranya semakin ketatnya

persaingan trayek bus jurusan jogja yang didominasi oleh bus dengan jurusam

Surabaya – Jogja yang lebih memiliki kelengkapan fasilitas pada armada mereka, sehingga membuat para calon penumpang lebih memilih naik bus seperti, mira,

sumber group, ataupun eka. Sedangkan penurunan trayek AKDP Pedesaan

disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu, semakin banyak para calon penumpang yang

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

karena alasan lebih cepat dan lebih menghemat biaya. Berdasarkan data yang

diperoleh dari UPT Terminal Kartasura untuk jumlah penumpang dan kendaraan bus

yang datang maupun berangkat di Terminal Kartasura rata-rata per hari tahun 2012

dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penumpang dan Kendaraan Bus Per hari Tahun 2012

No.

Jumlah Penumpang/hari Jumlah Bus (RIT)/hari

Datang Berangkat Datang Berangkat

21.283 28.880 956 956

Sumber: UPT Terminal Kartasura

3. Pergerakan Penduduk

Secara garis besar aktivitas pergerakan penduduk di Kecamatan Kartasura

berada di pusat kota yaitu disekitar Jl. Ahmad Yani dan Jl. Adi Sumarmo. Aktivitas

yang berkembang di kawasan ini adalah pusat perdagangan dan jasa serta pusat

pemerintahan. Kawasan ini ditandai dengan adanya keberadaan Pasar Tradisional dan

pusat-pusat pertokoan. Perkembangan Kecamatan Kartasura yang semakin padat

mendorong berkembangnya kawasan-kawasan permukiman dan perumahan.

Perkembangan Kecamatan Kartasura juga merupakan suatu hasil dari proses

interaksi dan akumulasi dari berbagai sistem aktivitas yang saling bergantung dan

menguntungkan untuk memperkuat sistem dalam upaya mengoptimalkan percepatan

perkembangan kota, sementara lokasi perkembangan dari setiap aktivitas tersebut

berada pada ruang wilayah yang saling berbeda. Kondisi ini yang kemudian

menjadikan adanya suatu sistem transportasi yang mampu menghubungkan antar

bagian wilayah kota dan antar daerah.

Berdasarkan uraian di atas dapat di identifikasi jika aktivitas dominan berada

di pusat kota yang merupakan pusat perdagangan dan jasa serta pusat pemerintahan.

Dengan adanya perkembangan aktivitas penggerak ekonomi tersebut, maka akan

menjadikan kawasan tersebut berkembang dan akan diikuti munculnya

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

permukiman yang berkembang tersebut berlokasi di sekitar atau dipinggiran kota, hal

ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan di kawasan tersebut.

Karena kegiatan masyarakat sebagian besar berada di pusat kota, maka

dengan sendirinya pusat kota akan menimbulkan tarikan dan bangkitan lalu lintas

lebih tinggi. Adanya beban aktivitas yang cukup besar di kawasan pusat perdagangan

dan jasa serta pusat pemerintahan di Kecamatan Kartasura sehingga menjadikan salah

satu faktor dalam kebijakan pemindahan lokasi terminal Kartasura dari dalam pusat

kota ke lokasi di daerah pinggiran.

4. Kondisi Fisik dan Geometri Jalan

Jalan memiliki peranan yang penting dalam sistem transportasi. Karena jalan

merupakan sarana penghubung antar wilayah. Semakin baik kondisi jalan maka akan

semakin baik tingkat aksesibilitas ke tempat tersebut. Jaringan jalan di Kecamatan

Kartasura diklasifikasikan kedalam jalan arteri (menghubungkan antara Semarang – Solo – Yogyakarta), jalan kolektor (menghubungkan Kecamatan Kartasura dengan kota-kota kabupaten disekitarnya), dan jalan lokal (menghubungkan Kecamatan

Kartasura dengan kota-kota kecamtan dan desa). Untuk jalan arteri dan jalan kolektor

rata-rata dalam keadaan beraspal dan jalan lokal dalam keadaan baik sebagian besar

sudah beraspal. Dilihat dari lebar jalan, rata-rata jalan arteri mempunyai lebar 6 – 8 meter, dan lebar jalan kolektor antara 4 – 6 meter, sedangkan jalan lokal mempunyai lebar jalan rata-rata 2 – 3 meter.

5. Pergerakan Lalu Lintas di Kecamatan Kartasura

a. Pergerakan Eksternal

Pergerakan eksternal Kecamatan Kartasura tidak terlepas dari lokasi yang

sangat strategis, yaitu merupakan daerah penghubung perekonomian dan transportasi antara Kota Semarang - Surakarta - Yogyakarta yang merupakan tiga kota pusat

pertumbuhan bagian tengah Pulau Jawa. Oleh karena itu pergerakan eksternal

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

selain Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah juga menghubungkan

dengan Kota Yogyakarta sebagai Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hubungan eksternal kota yang menghubungkan Kecamatan Kartasura dengan Kota

Semarang - Surakarata - Yogyakarta diarahkan melalui jalan arteri, sedangkan jalan

penghubung Kecamatan Kartasura dengan kota-kota kabupaten di sekitarnya melalui

jalan kolektor. Jalan lokal menghubungkan Kecamatan Kartasura dengan kota-kota

kecamatan dan desa-desa pusat pertumbuhan di sekitarnya. Pergerakan eksternal di

Kecamatan Kartasura sangat dipengaruhi oleh pergerakan transportasi bus-bus AKAP

ataupun AKDP luar kota, sehingga pergerakan lalu lintas cukup padat terjadi di jalan

arteri kolektor ataupun pintu-pintu gerbang kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada peta 3.

b. Pergerakan Internal

Sementara pergerakan internal Kecamatan Kartasura sebagian besar menuju

kawasan terbangun di Kecamatan Kartasura seperti permukiman, perdagangan dan

jasa, serta pemerintahan dan industri yang tersebar di pusat pengembangan kota.

Antar pusat pengembangan, antara pusat pengembangan dengan pusat kota dan

kawasan khusus (kawasan industri, terminal, perkantoran, pasar, dan lain-lain)

dihubungkan dengan jalan kolektor. Untuk pusat pengembangan atau pusat kota

dengan pusat sarana fasilitas umum, pusat kegiatan masyarakat, pusat lingkungan

dihubungkan dengan jalan lokal. Pergerakan internal Kecamatan Kartasura meliputi

angkutan yang menghubungkan dengan beberapa kota kabupaten, kota kecamatan,

dan desa-desa pusat pertumbuhan, jenis pelayanan dalam pergerakan internal

meliputi trayek bus perkotaan, dan bus pedesaan. Menurut Tamin (2000: 497) bahwa

sistem jaringan transportasi harus mengintegerasikan semua pusat kegiatan dalam

konteks regional, yang tidak dapat dipisahkan dari sistem kota yang berada

disekitarnya, yang merupakan suatu kesatuan sistem kota yang berinteraksi satu sama

(12)

54

(13)

55

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Analisis Keberadaan Terminal

Dalam menentukan keberadaan terminal mengacu pada parameter dari

Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi

Jalan, pasal 12 tentang lokasi terminal tipe B. Mengacu pada keputusan tersebut

keberadaan lokasi terminal tipe B harus memenuhi 5 (lima) persyaratan, untuk

menganalisis keberadaan terminal dilakukan dengan menggunakan analisis peta dan

analisis survey lapangan yang kemudian dihubungkan menggunakan analisis

hubungan spasial (interrelationship concept analysis) analisis ini bertujuan untuk

menghubungkan ke lima indikator, sehingga dapat diketahui kriteria ideal atau tidak

ideal Terminal Kartasura tipe B jika ditinjau dari 5 (lima) indikator tersebut.

a. Terletak Dalam Jaringan Trayek Antar Kota Dalam Propinsi

Sebagai sarana yang diperuntukan untuk pemenuhan pelayanan

perhubungan, tentunya Terminal Kartasura mampu berperan sebagai tempat

pertukaran jenis angkutan. Jenis angkutan yang diperuntukan terhadap keberadaan

Terminal Kartasura tersebut adalah angkutan bus AKAP dan AKDP, dari persyaratan

lokasi terminal maka sebuah terminal tipe B harus terletak dalam jaringan trayek

Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Terminal Kartasura saat ini melayani trayek

AKAP ataupun AKDP, untuk jumlah trayek AKDP di Terminal Kartasura melayani

247 jaringan trayek.

Tabel 9. Jaringan Trayek (AKDP) Terminal Kartasura Tahun 2012

No Jenis Bus Jaringan Trayek Jumlah

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setelah diketahui jaringan trayek yang ada di Terminal Kartasura kemudian

dilakukan analisis dengan bantuan peta, dari analisis tersebut dapat diketahui jaringan

trayek yang ada dan melewati Terminal Kartasura. Dari hasil analisis diketahui

bahwa Terminal Kartasura terletak di jaringan trayek AKDP. Berdasarkan

persyaratan lokasi terminal tipe B, maka dapat disebutkan jika Terminal Kartasura

sudah ideal dan memenuhi persyaratan sebagai terminal tipe B yaitu terletak dalam

jaringan trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Hasil akhir dari jaringan trayek

yang ada di Terminal Kartasura ditampilkan dalam bentuk peta. Untuk lebih jelasnya

mengenai jaringan trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) Terminal Kartasura

Tahun 2012 dapat dilihat peta 5.

b. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang - kurangnya kelas

IIIB

Terminal Kartasura mempunyai 4 (empat) akses pintu yaitu, pintu masuk

barat, pintu masuk dan keluar timur, pintu keluar utara, serta pintu keluar selatan

yang semuanya dihubungkan melalui jalan lokal sebagai akses penghubung menuju

jalur utama. Dalam menganalisis apakah Terminal Kartasura terletak di jalan arteri

atau kolektor dengan kelas jalan minimal IIIB, dari data jaringan jalan yang diperoleh

dari data sekunder kemudian dilakukan analisis dengan bantuan peta, dari analisis

tersebut dapat diketahui bahwa Terminal Kartasura tidak terletak pada jaringan jalan

arteri ataupun kolektor dengan kelas jalan minimal IIIB. Berdasarkan persyaratan

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tidak memenuhi persyaratan sebagai terminal tipe B. Ditinjau dari posisi elemen

transportasi, lokasi Terminal Kartasura berkarakter off street (di luar jaringan jalan)

dengan karakteristik lokasi terminal model off street mengindikasikan bahwa

perkembangan Terminal Kartasura sangat tergantung pada jenis aktivitas dan sistem

pergerakan pada jalur utama dan jalur akses yang menghubungkan terminal.

Lokasi terminal model off street jika ditinjau dari aksesibilitasnya sangat

merugikan terhadap pelayanan kepada pengguna baik penumpang dan operator

kendaraan. Perkembangan terminal pada lokasi off street dapat terganggu jika pada

jarak jangkauan terdekat terdapat terminal dengan model lokasi on street yang lebih

mempunyai tingkat pelayanan dari segi aksesibilitasnya lebih menguntungkan

dibandingkan dengan lokasi model off street. Terminal yang berlokasi off street

mampu berkembang jika keberadaan terminal tersebut independen atau berdiri

sendiri.

Gambar 5. Lokasi Terminal Terhadap Jaringan Jalan

Keberadaan terminal pada prinsipnya dimaksudkan untuk menyediakan

tempat konsentrasi penumpang dan kendaraan, sehingga lokasi terminal hendaknya

dapat dicapai dengan mudah oleh penumpang maupun kendaraan umum. Lokasi

terminal hendaknya terletak pada titik kritis perpindahan moda angkutan, yang pada

umumnya berupa perpotongan jalan (simpang jalan arteri atau perpotongan dua kelas

jalan). Jika lokasi terminal bersifat off street, maka diperlukan adanya akses yang

memberikan kemudahan terhadap rute lalu lintas utama guna mendukung kemudahan

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

perlu dipikirkan akses yang memadai dari rute lalu lintas utama menuju terminal, baik

dengan penyediaan jaringan jalan yang baik maupun sarana angkutan umum yang

memadai. Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan Terminal Kartasura terhadap

(18)

54

(19)

55

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Jarak Antara Dua Terminal Penumpang Tipe B atau Dengan Terminal Penumpang

tipe A, Sekurang - kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau Lainnya

Jarak terdekat Terminal Kartasura dengan Terminal Tirtonadi Surakarta yang

tipe A adalah 10, 8 km, jarak dihitung berdasarkan rute perjalanan yang dilalui bus

dari Terminal Tirtonadi Surakarta ke Terminal Kartasura, rute yang dilalui

merupakan rute utama dimana potensi dijalan tersebut terdapat area pusat aktivitas

penumpang. Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan analisis peta maka dapat

disebutkan jika lokasi Terminal Kartasura tidak ideal atau tidak memenuhi

persyaratan sebagai terminal tipe B, karena jika dihitung jarak antara Terminal

Tirtonadi tipe A ke Terminal Kartasura tipe B adalah 10,8 km. Jarak yang sangat

dekat dengan Terminal Tirtonadi Surakarta sangat mempengaruhi perkembangan

Terminal Kartasura karena pada jarak jangkauan terdekat terdapat terminal dengan

model on street yaitu Terminal Tirtonadi Surakarta yang mempunyai aksesibilitas

yang lebih baik. Kecenderungan ini akan mengurangi kinerja Terminal Kartasura,

karena dengan demikian jumlah penumpang dapat berkurang karena adanya tempat

akumulasi yang lebih potensial di Terminal Tirtonadi Surakarta. Untuk lebih jelasnya

mengenai jarak Terminal Tirtonadi tipe A dengan Terminal Kartasura tipe B dapat

dilihat pada peta 7.

d. Tersedia Lahan Sekurang - kurangnya 3 ha Untuk Terminal di Pulau Jawa dan

Sumatera, dan 2 ha Untuk Terminal di Pulau Lainnya

Sesuai dengan struktur kota dan sistem jaringan kota, lokasi terminal harus

memperhatikan ketersedian lahan, kemudahan pencapain, dan disesuaikan dengan

sistem jaringan jalan dalam kota. Terminal Kartasura berlokasi di pinggiran pusat

kota, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban jaringan jalan dalam kota dengan cara

memisahkan arus regional dan lokal. Diharapkan lokasi terminal yang berada di

daerah pinggiran memberikan kemudahan bus luar kota untuk menuju terminal. Dari

hasil analisis survey lapangan Terminal Kartasura mempunyai luas lahan total 6,8 ha,

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berupa sarana utama maupun penunjang. Sesuai dengan persayaratan terminal tipe B,

yaitu tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan

Sumatera, maka dapat disebutkan jika Terminal Kartasura sudah ideal dan sudah

memenuhi persyaratan sebagai terminal tipe B, karena mempunyai luas lahan 6,8 ha.

e. Mempunyai Akses Jalan Masuk atau Jalan Keluar ke dan dari Terminal Dengan

Jarak Sekurang - kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di Pulau Lainnya,

Dihitung dari Jalan ke Pintu Keluar atau Masuk Terminal

Terminal Kartasura mempunyai beberapa akses jalan masuk atau jalan

keluar ke dan dari terminal, yaitu pintu masuk dan keluar timur, pintu masuk barat,

pintu keluar utara, dan pintu keluar selatan. Dari data hasil analisis survey lapangan

jarak akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sebagai berikut:

 Pintu masuk dan keluar timur : 900 m

 Pintu masuk barat : 1 km

 Pintu keluar utara : 175 m

 Pintu keluar selatan : 350 m

Berdasarkan persyaratan tersebut, maka dapat disebutkan jika keberadaan

Terminal Kartasura tidak ideal atau tidak memenuhi persyaratan sebagai terminal tipe

B, karena dari hasil analisis survey lapangan menunjukan bahwa jarak akses jalan

masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal lebih dari 50 m jika dihitung dari jalan

pintu masuk atau keluar terminal dari akses ke jalan utama. Kondisi ini sangat

berpengaruh pada aksesibilitas ke jalur utama kurang terakses dengan baik, faktor

lain kurang berkembangnya Terminal Kartasura adalah lokasi terminal tidak berada

pada jalur utama perkembangan kota dan lokasi terminal cenderung bersifat off street.

Terminal Kartasura yang berfungsi khusus melayani angkutan manusia antar kota

harusnya dalam penempatanya diusahakan pada lokasi yang semudah mungkin untuk

diakses oleh penumpang dan kendaraan secara efisien, cepat, dan ekonomis. Dalam

penempatan terminal sebaiknya di sepanjang rute utama transportasi ataupun dekat

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

utama transportasi merupakan lokasi konsentrasi warga yang potensial untuk

melakukan pergerakan, sehingga akan memudahkan proses pemuatan dan penurunan

penumpang serta proses pertukaran kendaraan yang melayani rute-rute tertentu sesuai

dengan tujuan pergerakan. Untuk lebih jelasnya mengenai jarak akses pintu masuk

(23)

54

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Adapun hasil kajian keberadaan Terminal Kartasura yang dilakukan pada 5

(lima) indikator dari Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 Tentang

Terminal Transportasi Jalan, pasal 12 tentang lokasi terminal tipe B, dapat dibuat

matrik pada tabel 10.

Tabel 10. Matrik Kriteria Lokasi Terminal

No Indikator / Kriteria Penilaian

Kriteria

Sudah Tidak

1 Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi

2 Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang -

kurangnya kelas IIIB -

3 Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang - kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan

30 km di Pulau lainnya -

4 Tersedia lahan sekurang - kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya 5 Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal dengan jarak sekurang - kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal

-

Sumber: Hasil Analisa

Simbol ( √ ) mengindikasikan jika lokasi terminal sudah ideal memenuhi persyaratan Simbol ( - ) mengindikasikan jika lokasi terminal tidak ideal memenuhi persyaratan

Penilaian kriteria keberadaan terminal seperti pada tabel diatas, menunjukan

bahwa keberadaan Terminal Kartasura tidak ideal atau tidak memenuhi persyaratan

sebagai terminal tipe B, karena dari 5 (lima) indikator lokasi dari Keputusan Menteri

Perhubungan No. 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, pasal 12

tentang lokasi terminal tipe B, hanya 2 (dua) indikator yang ideal atau memenuhi

persyaratan sebagai terminal tipe B.

Temuan studi yang dapat disimpulkan dari kondisi di lapangan dan analisis

di atas adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan Terminal Kartasura mengalami penurunan baik dari segi jumlah

penumpang dan jumlah trayek angkutan, sehingga hal ini tentunya berdampak

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

banyak penumpang dan operator kendaraan yang tidak memanfaatkan terminal

sebagai objek transaksi.

b. Lokasi terminal yang bersifat off stret (diluar jaringan jalan) mengindikasikan

bahwa perkembangan Terminal Kartasura sangat tergantung pada jenis aktivitas

dan sistem pergerakan pada jalur utama dan jalur akses yang menghubungkan

terminal.

c. Jarak antara Terminal Tirtonadi Surakarta tipe A dengan Terminal Kartasura tipe

B yaitu 10,8 km, dengan jarak yang sangat dekat dengan Terminal Tirtonadi

Surakarta sangat mempengaruhi perkembangan Terminal Kartasura karena pada

jarak jangkauan terdekat terdapat terminal dengan model on street yaitu Terminal

Tirtonadi Surakarta yang mempunyai aksesibilitas yang lebih baik.

d. Akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal yang sangat jauh dari

jalan utama yaitu lebih dari 50 m, mempengaruhi pula terhadap kurang

terbukanya akses menuju ke jalur utama dengan baik, sehingga berpengaruh

terhadap minat bagi pengguna terminal karena dipengaruhi oleh aksesibilitas yang

kurang baik.

2. Analisis Kinerja Terminal

Dalam melakukan analisis mengenai kinerja terminal dengan menggunakan

dua aspek kinerja, yaitu kinerja pelayanan dan kinerja operasional. Kinerja pelayanan

diperoleh dari membagikan angket kepada penumpang bus dan operator kendaraan

(awak bus) untuk mengetahui persepsi penumpang dan operator kendaraan (awak

bus) dalam hal pelayanan terminal, sedangkan kinerja operasional terminal pada

angkutan umum menggunakan indikator kinerja operasional terminal.

a. Penilaian Kinerja Pelayanan Terminal

Penilaian indikator kinerja pelayanan terminal dengan cara membagikan

angket kepada penumpang dan operator kendaraan yang berada di dalam terminal.

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

1)Penilaian Kinerja Pelayanan Terhadap Penumpang

Penilaian terhadap kinerja pelayanan terhadap penumpang ini dilakukan

untuk mengetahui persepsi penumpang terhadap pelayanan kinerja Terminal

Kartasura, untuk menentukan kelas klasifikasi menggunakan metode pensekoran

sebagai berikut:

Tabel 11. Metode Pensekoran Untuk Penumpang Bus

No Kategori Skor Interval Keterangan

1 Buruk 1 100 – 166,6 Untuk 100

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pengelolaan, yaitu penilaian terhadap waktu menunggu antara

kedatangan dan keberangkatan angkutan umum, untuk 100 responden

penumpang bus adalah sebesar 172 yang artinya menurut persepsi penumpang

bus adalah sedang (lihat tabel 12).

Tabel 12. Pensekoran Terhadap Waktu Menunggu

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 36 36 56

b)Penilaian Terhadap Pelaksanaan dan Pengawasan

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pelaksanaan dan pengawasan menggunakan dua atribut pertanyaan

yaitu, penilaian terhadap ketepatan jadwal kedatangan atau keberangkatan dan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bus terhadap ketepatan jadwal kedatangan atau keberangkatan adalah sebesar 177

yang artinya menurut persepsi penumpang bus sedang (lihat tabel 13).

Tabel 13. Pensekoran Terhadap Ketepatan Jadwal

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 50 50 50

Sedangkan skor penilaian atribut pertanyaan terhadap pengutan jasa pelayanan

pungutan terminal untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 137 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 14).

Tabel 14. Pensekoran Terhadap Pungutan Jasa Pelayanan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 69 69 69

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pemeliharaan yaitu penilaian terhadap kebersihan terminal untuk 100

responden penumpang bus adalah sebesar 160 yang artinya menurut persepsi

penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 15).

Tabel 15. Pensekoran Terhadap Kebersihan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

d)Penilaian Terhadap Sistem Informasi

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap sistem informasi menggunakan dua atribut pertanyaan yaitu, layanan

informasi dan tarif serta rambu atau papan informasi untuk 100 responden

penumpang bus terhadap layanan informasi dan tarif adalah sebesar 164 yang

artinya menurut persepsi penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 16).

Tabel 16. Pensekoran Terhadap Layanan Informasi dan Tarif

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 51 51 51

Sedangkan skor penilaian atribut pertanyaan terhadap rambu dan papan informasi

untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 154 yang artinya menurut

persepsi penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 17).

Tabel 17. Pensekoran Terhadap Penilaian Rambu dan Papan Informasi

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 54 54 54

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap penertiban yaitu, penilaian terhadap penindakan tegas petugas bagi yang

melanggar untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 126 yang artinya

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 18. Pensekoran Terhadap Penindakan Tegas Petugas

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 77 77 77

f) Penilaian Terhadap Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap sumber daya manusia yaitu, penilaian terhadap sikap petugas terminal

dalam melayani penumpang untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 174 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah sedang (lihat tabel 19).

Tabel 19. Pensekoran Terhadap Sikap Petugas Terminal

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 33 33 60

g)Penilaian Terhadap Kemampuan Teknis

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap kemampuan teknis yaitu, penilaian kemampuan petugas terminal

mengatur lalu lintas untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 197

yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah sedang (lihat tabel 20).

Tabel 20. Pensekoran Terhadap Kemampuan Petugas Terminal

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

h)Penilaian Terhadap Pelaksanaan/Pengawasan

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pelaksanaan/pengawasan yaitu, penilaian jaminan keamanan dan

keselamatan untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 175 yang

artinya menurut persepsi penumpang bus adalah sedang (lihat tabel 21).

Tabel 21. Pensekoran Terhadap Jaminan Keamanan dan Keselamatan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 38 38 38

i) Penilaian Terhadap Fasilitas Utama

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap fasilitas utama menggunakan tiga atribut pertanyaan yaitu, penilaian

areal keberangkatan dan kedatangan, areal tunggu penumpang, serta loket

penjualan karcis untuk 100 responden penumpang bus terhadap areal kedatangan

dan keberangkatan adalah sebesar 152 yang artinya menurut persepsi penumpang

bus adalah buruk (lihat tabel 22).

Tabel 22. Pensekoran Terhadap Areal Keberangkatan dan Kedatangan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 55 55 55

Penilaian terhadap areal tunggu penumpang untuk 100 responden penumpang

bus adalah sebesar 165 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 23. Pensekoran Terhadap Areal Tunggu Penumpang

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 48 48 48

Sedangkan untuk penilaian terhadap areal tunggu penumpang untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 142 yang artinya menurut persepsi

penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 24).

Tabel 24. Pensekoran Terhadap Loket Penjualan Karcis

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 64 64 64

j) Penilaian Terhadap Fasilitas Penunjang

Berdasarkan Tabel 11 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap fasilitas penunjang menggunakan enam atribut pertanyaan yaitu,

penilaian kamar kecil/toilet, musholla, kios warung/kantin, tempat parkir

kendaraan pribadi, bangunan kantor terminal, dan kondisi taman untuk 100

responden penumpang bus terhadap kamar kecil/toilet adalah sebesar 163 yang

artinya menurut persepsi penumpang bus adalah buruk (lihat tabel 25).

Tabel 25. Pensekoran Terhadap Kamar Kecil/Toilet

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Penilaian terhadap musholla untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar

180 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah adalah sedang (lihat

tabel 26).

Tabel 26. Pensekoran Terhadap Musholla

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 19 19 19

Penilaian terhadap kios warung/kantin untuk 100 responden penumpang bus

adalah sebesar 157 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah adalah

buruk (lihat tabel 27).

Tabel 27. Pensekoran Terhadap Kios/Kantin

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 56 56 56

Penilaian terhadap tempat parkir kendaraan pribadi/pengantar untuk 100

responden penumpang bus adalah sebesar 175 yang artinya menurut persepsi

penumpang bus adalah adalah sedang (lihat tabel 28).

Tabel 28. Pensekoran Terhadap Parkir Kendaraan Pribadi/Pengantar

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Penilaian terhadap bangunan kantor terminal untuk 100 responden penumpang

bus adalah sebesar 182 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah

adalah sedang (lihat tabel 29).

Tabel 29. Pensekoran Terhadap Bangunan Kantor Terminal

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 31 31 31

Penilaian terhadap kondisi taman untuk 100 responden penumpang bus adalah sebesar 154 yang artinya menurut persepsi penumpang bus adalah adalah buruk

(lihat tabel 30).

Tabel 30. Pensekoran Terhadap Kondisi Taman

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 56 56 56

Hasil analisis persepsi terhadap penumpang pada setiap indikator pelayanan

diatas dapat menentukan kinerja pelayanan terminal, hasil penjumlahan semua angka

diatas itulah yang digunakan untuk menentukan persepsi penumpang terhadap kinerja

pelayanan terminal (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 31)

Tabel 31. Hasil Penilaian Indikator Pelayanan Untuk Penumpang

Variabel Indikator Atribut Pertanyaan Skor Persepsi Penumpang

Keandalan

(reliability)

 Pengelolaan 1.Waktu menunggu antara

kedatangan dan keberangkatan angkutan umum

172 Sedang

 Pelaksanaan/Pengawasan 2.Ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan

177 Sedang

 Pelaksanaan/Pengawasan 3.Pungutan jasa pelayanan terminal

137 Buruk

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keresponsifan

(responsiveness)

 Sistem Informasi 5.Layanan informasi dan tariff 164 Buruk

 Sistem Informasi 6.Rambu dan papan informasi 154 Buruk

 Penertiban 7.Penindakan tegas bagi yang melanggar

126 Buruk

Jaminan

(assurance)

 Sumber Daya Manusia 8.Sikap petugas terminal dalam melayani penumpang

174 Sedang

 Kemampuan Teknis 9.Kemampuan petugas terminal mengatur lalu lintas angkutan umum

197 Sedang

 Pelaksanaan/Pengawasan 10.Jaminan keamanan dan keselamatan

175 Sedang

Berwujud

(tangible)

 Fasilitas Utama 11.Areal keberangkatan dan kedatangan

152 Buruk

12.Areal tunggu penumpang 165 Buruk

13.Loket penjualan karcis 142 Buruk

 Fasilitas Penunjang

14.Kamar kecil/toilet (bersih) 163 Buruk

15.Musholla (bersih) 198 Sedang

16.Kios warung kantin (bersih) 157 Buruk

17.Tempat parkir kendaraan pribadi/pengantar

175 Sedang

18.Bangunan kantor terminal 182 Sedang

19.Kondisi taman (bersih) 154 Buruk

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil penilaian indikator pelayanan untuk penumpang dapat diketahui

bahwa pelayanan terbaik menurut persepsi penumpang di Terminal Kartasura adalah

waktu menunggu antara kedatangan dan keberangkatan angkutan umum, ketepatan

jadwal kedatangan dan keberangkatan, kemampuan petugas terminal mengatur lalu

lintas angkutan umum, jaminan keamanan dan keselamatan, kondisi musholla, tempat

parkir kendaraan pribadi atau pengantar serta bangunan kantor terminal. Sedangkan

pelayanan paling rendah adalah pungutan jasa pelayanan terminal, kebersihan

terminal, layanan informasi dan tariff, rambu dan papan informasi, penindakan tegas

bagi yang melanggar, areal keberangkatn dan kedatngan, areal tunggu penumpang,

loket karcis, kamar kecil/toilet, kios warung/kantin, serta kondisi taman. Secara rinci

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 6. Perbandingan Hasil Penilaian Indikator Pelayanan Untuk Penumpang

Keterangan:

1. Waktu menunggu antara kedatangan dan keberangkatan angkutan umum 2. Ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan

3. Pungutan jasa pelayanan terminal 4. Kebersihan terminal

5. Layanan informasi dan tariff 6. Rambu dan papan informasi

7. Penindakan tegas bagi yang melanggar

8. Sikap petugas terminal dalam melayani penumpang

9. Kemampuan petugas terminal mengatur lalu lintas angkutan umum 10.Jaminan keamanan dan keselamatan

11.Areal keberangkatan dan kedatangan 12.Areal tunggu penumpang

13.Loket penjualan karcis 14.Kamar kecil/toilet (bersih) 15.Musholla (bersih)

16.Kios warung kantin (bersih)

17.Tempat parkir kendaraan pribadi/pengantar 18.Bangunan kantor terminal

19.Kondisi taman (bersih)

Untuk pelayanan paling rendah di terminal dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu, kondisi sarana-prasarana penunjang yang ada di terminal kurang memadai dan

kurang terawat dengan baik sehingga tidak mampu dimanfaatkan oleh penumpang

dalam menggunakan fasilitas tersebut dalam pelayanan menggunakan terminal

sebagai objek pertukaran moda transportasi. Dalam upaya untuk meningkatkan

pelayanan terminal maka perlu adanya perbaikan pelayanan diantaranya perbaikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Baik

Sedang 172 177 174 197 175 198 175 182

Buruk 137 160 164 154 126 152 165 142 163 157 154

0

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pada fasilitas sarana-prasarana yang ada diterminal dan penambahan beberapa

fasilitas ataupun perbaikan dibeberapa bagian, sehingga akan meningkatkan

pelayanan terhadap penumpang semakin baik dan akan meningkatkan fungsi dari

Terminal Kartasura semakin berkembang.

2)Penilaian Kinerja Pelayanan Terhadap Operator Kendaraan

Penilaian terhadap kinerja pelayanan terhadap operator kendaraan ini

dilakukan untuk mengetahui persepsi operator kendaraan terhadap pelayanan kinerja

Terminal Kartasura, untuk menentukan kelas klasifikasi menggunakan metode

pensekoran sebagai berikut:

Tabel 32. Metode Pensekoran Untuk Operator Kendaraan

No Kategori Skor Interval Penilaian

1 Buruk 1 91 – 150,6 Untuk 91

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pengelolaan, yaitu penilaian terhadap pelataran kedatangan dan

keberangkatan angkutan umum sesuai rute dan jurusan untuk 91 responden

operator kendaraan adalah sebesar 162 yang artinya menurut persepsi operator

kendaraan adalah sedang (lihat tabel 33).

Tabel 33. Pensekoran Terhadap Pelataran Sesuai Rute dan Jurusan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b)Penilaian Terhadap Pelaksanaan dan Pengawasan

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pelaksanaan dan pengawasan menggunakan dua atribut pertanyaan

yaitu, pelataran keberangkatan angkutan umum dan ruang sirkulasi angkutan di

terminal, untuk 91 responden operator kendaraan terhadap pelataran

keberangkatan angkutan umum adalah sebesar 130 yang artinya menurut persepsi

operator kendaraan adalah buruk (lihat tabel 34).

Tabel 34. Pensekoran Terhadap Pelataran Keberangkatan Angkutan Umum

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 59 59 64, 83

Sedangkan skor penilaian atribut pertanyaan terhadap ruang sirkulasi angkutan di

terminal untuk 91 responden operator kendaraan adalah sebesar 166 yang artinya

menurut menurut persepsi operator kendaraan adalah sedang (lihat tabel 35).

Tabel 35. Pensekoran Terhadap Ruang Sirkulasi

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 30 30 32, 97

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pemeliharaan, yaitu penilaian terhadap kondisi jalan untuk 91

responden operator kendaraan terhadap kondisi jalan adalah sebesar 157 yang

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 36. Pensekoran Terhadap Kondisi Jalan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 42 42 46, 15

d)Penilaian Terhadap Sistem Informasi

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap sistem informasi menggunakan dua atribut pertanyaan yaitu informasi

pelayanan di terminal serta rambu dan marka di terminal sesuai dengan

persyaratan, untuk 91 responden operator kendaraan terhadap informasi

pelayanan di terminal adalah sebesar 125 yang artinya menurut persepsi operator

kendaraan adalah buruk (lihat tabel 37).

Tabel 37. Pensekoran Terhadap Layanan Informasi dan Tarif

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 61 61 67, 03

Sedangkan skor penilaian atribut pertanyaan terhadap rambu dan marka di

terminal sesuai dengan persyaratan untuk 91 responden operator kendaraan

adalah sebesar 129 yang artinya menurut persepsi operator kendaraan adalah

buruk (lihat tabel 38).

Tabel 38. Pensekoran Terhadap Penilaian Rambu dan Marka

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

e) Penilaian Terhadap Penertiban

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap penertiban yaitu, penilaian terhadap letak pintu masuk dan keluar dari

jalan utama untuk 91 responden operator kendaraan adalah sebesar 128 yang

artinya menurut persepsi operator kendaraan adalah buruk (lihat tabel 39).

Tabel 39. Pensekoran Terhadap Letak Pintu Masuk dan Keluar

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 60 60 65, 93

f) Penilaian Terhadap Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap sumber daya manusia yaitu, penilaian terhadap kemampuan petugas

mengatur lalu lintas angkutan umum di terminal untuk 91 responden operator

kendaraan adalah sebesar 189 yang artinya menurut operator kendaraan adalah

sedang (lihat tabel 40).

Tabel 40. Pensekoran Terhadap Kemampuan Petugas

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 44 44 48, 35

g)Penilaian Terhadap Kemampuan Teknis

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap kemampuan teknis yaitu, penilaian petugas keamanan selalu siap siaga

untuk 91 responden operator kendaraan adalah sebesar 144 yang artinya menurut

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 41. Pensekoran Terhadap Petugas Keamanan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 46 46 50, 55

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap pelaksanaan/pengawasan menggunakan dua atribut pertanyaan yaitu,

penilaian pemungutan retribusi angkutan umum dan pelayanan kesehatan, untuk 91 responden operator kendaraan terhadap pemungutan retribusi angkutan umum

adalah sebesar 167 yang artinya menurut persepsi operator kendaraan adalah

sedang (lihat tabel 42).

Tabel 42. Pensekoran Terhadap Jaminan Keamanan dan Keselamatan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 26 26 28, 57

Sedangkan skor penilaian terhadap pelayanan kesehatan untuk 91 responden

operator kendaraan adalah sebesar 116 yang artinya menurut persepsi operator

kendaraan adalah buruk (lihat tabel 43).

Tabel 43. Pensekoran Terhadap Pelayanan Kesehatan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

i) Penilaian Terhadap Fasilitas Utama

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap fasilitas utama yaitu, penilaian areal tunggu atau parkir bus di terminal

untuk 91 responden operator kendaraan adalah sebesar 164 yang artinya menurut

persepsi operator kendaraan adalah sedang (lihat tabel 44).

Tabel 44. Pensekoran Terhadap Areal Tunggu/Parkir Bus

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 31 31 34, 06

j) Penilaian Terhadap Fasilitas Penunjang

Berdasarkan Tabel 32 maka skor yang dihasilkan untuk atribut pertanyaan

terhadap fasilitas penunjang menggunakan lima atribut pertanyaan yaitu,

penilaian kamar kecil/toilet, musholla, kios warung/kantin, tower atau menara

pengatur, bengkel/tempat cuci kendaraan, untuk 91 responden operator

kendaraan adalah sebesar 139 yang artinya menurut persepsi operator kendaraan

adalah buruk (lihat tabel 45).

Tabel 45. Pensekoran Terhadap Kamar Kecil/Toilet

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 52 52 57, 14

Penilaian terhadap musholla untuk 91 responden operator kendaraan adalah

sebesar 172 yang artinya menurut persepsi operator kendaraan adalah sedang

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 46. Pensekoran Terhadap Musholla

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 29 29 31, 86

Penilaian terhadap kios warung/kantin untuk 91 responden operator kendaraan

adalah sebesar 137 yang artinya menurut persepsi operator kendaraan adalah

adalah buruk (lihat tabel 47).

Tabel 47. Pensekoran Terhadap Kios/Kantin

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 54 54 59, 34

Penilaian terhadap tower atau menara pengatur terminal untuk 91 responden

operator kendaraan adalah sebesar 128 yang artinya menurut persepsi operator

kendaraan adalah buruk (lihat tabel 48).

Tabel 48. Pensekoran Terhadap Tower/Menara Pengatur

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 60 60 65, 94

responden operator kendaraan adalah sebesar 133 yang artinya menurut persepsi

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 49. Pensekoran Terhadap Bengkel / Tempat Cuci Kendaraan

No Kategori Responden Skor Responden (%) Penilaian

1 Buruk 55 55 60, 43

Hasil analisis persepsi terhadap operator kendaraan pada setiap indikator

pelayanan diatas dapat menentukan kinerja pelayanan terminal, hasil penjumlahan

semua angka diatas itulah yang digunakan untuk menentukan persepsi operator

kendaraan terhadap kinerja pelayanan terminal (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 50)

Tabel 50. Hasil Penilaian Indikator Pelayanan Untuk Operator Kendaraan Variabel Indikator Atribut Pertanyaan Skor Persepsi

Operator

Keandalan

(reliability)

 Pengelolaan 1.Pelataran kedatangan dan

keberangkatan angkutan umum sesuai rute dan jurusan

160 Sedang

 Pelaksanaan/Pengawasan 2.Pelataran keberangkatan angkutan umum

130 Buruk

 Pelaksanaan/Pengawasan 3.Ruang sirkulasi angkutan di terminal 166 Sedang

 Pemeliharaan 4.Kondisi jalan di terminal 157 Sedang

Keresponsifan

(responsiveness)

 Sistem Informasi 5.Informasi pelayanan di terminal 125 Buruk  Sistem Informasi 6.Rambu dan marka di terminal sesuai

dengan persyartan

129 Buruk

 Penertiban 7.Letak pintu masuk dan keluar dari jalan utama

128 Buruk

Jaminan

(assurance)

 Sumber Daya Manusia 8.Kemampuan petugas mengatur lalu lintas angkutan umum di terminal

189 Sedang

 Kemampuan Teknis 9. Petugas keamanan selalu siap siaga 144 Buruk

 Pelaksanaan/Pengawasan 10.Pemungutan retribusi angkutan umum

167 Sedang

11.Pelayanan kesehatan 116 Buruk

Berwujud

(tangible)

 Fasilitas Utama 12.Areal tunggu atau parkir bus di terminal

164 Sedang

 Fasilitas Penunjang

13. Kamar kecil/toilet (bersih) 139 Buruk

14. Musholla (bersih) 172 Sedang

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17. Bengkel/ tempat cuci kendaraan yang memadai

133 Buruk

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil penilaian indikator pelayanan untuk operator kendaraan dapat

diketahui bahwa pelayanan terbaik menurut persepsi operator kendaraan di Terminal

Kartasura adalah pelataran kedatangan dan keberangkatan angkutan umum sesuai rute

dan jurusan, ruang sirkulasi angkutan di terminal, kondisi jalan di terminal,

kemampuan petugas mengatur lalu lintas angkutan umum di terminal, pemungutan

retribusi angkutan umum, areal tunggu atau parkir bus di terminal, musholla.

Sedangkan pelayanan paling rendah adalah pelataran keberangkatan angkutan umum,

informasi pelayanan di terminal, rambu dan marka di terminal sesuai dengan

persyartan, letak pintu masuk dan keluar dari jalan utama, petugas keamanan selalu

siap siaga, pelayanan kesehatan, kamar kecil/toilet, kios warung kantin, tower/menara

pengatur di terminal, bengkel/ tempat cuci kendaraan. Secara rinci perbandinganya

ditampilkan dalam grafik berikut ini:

Gambar 7. Perbandingan Hasil Penilaian Indikator Pelayanan Untuk Operator Kendaraan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Baik

Sedang 160 166 157 189 167 164 172

Buruk 130 125 129 128 144 116 139 137 128 133

0

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Keterangan:

1. Pelataran kedatangan dan keberangkatan angkutan umum sesuai rute dan jurusan 2. Pelataran keberangkatan angkutan umum

3. Ruang sirkulasi angkutan di terminal 4. Kondisi jalan di terminal

5. Informasi pelayanan di terminal

6. Rambu dan marka di terminal sesuai dengan persyartan 7. Letak pintu masuk dan keluar dari jalan utama

8. Kemampuan petugas mengatur lalu lintas angkutan umum di terminal 9. Petugas keamanan selalu siap siaga

10.Pemungutan retribusi angkutan umum 11.Pelayanan kesehatan

12.Areal tunggu atau parkir bus di terminal 13.Kamar kecil/toilet (bersih)

14.Musholla (bersih)

15.Kios warung kantin (bersih) 16.Tower/menara pengatur di terminal

17.Bengkel/ tempat cuci kendaraan yang memadai

Secara keseluruhan dari analisis kinerja pelayanan terhadap pengguna yaitu

penumpang dan operator kendaraan dapat dikatakan buruk, hal ini dapat dilihat dari

hasil masing-masing indikator pertanyaan persepsi penumpang hanya 8 (delapan)

indikator atribut pertanyaan yang dalam kategori sedang dari 19 (sembilan belas)

atribut yang dipertanyakan yaitu, waktu menunggu antara kedatangan dan

keberangkatan angkutan umum, ketepatan jadwal kedatangan dan keberangkatan,

sikap petugas terminal dalam melayani penumpang, kemampuan petugas terminal

mengatur lalu lintas angkutan umum, jaminan keamanan dan keselamatan, musholla

(bersih), tempat parkir kendaraan pribadi / pengantar, serta bangunan kantor terminal.

Sedangkan hasil analisis terhadap operator kendaraan pada setiap nilai

indikator hanya 7 (tujuh) atribut pertanyaan yang dalam kategori sedang dari 17

(tujuh belas) atribut yang dipertanyakan yaitu, pelataran kedatangan dan

keberangkatan angkutan umum sesuai rute dan jurusan, ruang sirkulasi angkutan di

terminal, kondisi jalan di terminal, kemampuan petugas mengatur lalu lintas angkutan

umum di terminal, pemungutan retribusi angkutan umum, areal tunggu atau parkir

bus di terminal, musholla (bersih). Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan

terhadap penumpang dan operator kendaraan di Terminal Kartasura maka perlu

adanya perbaikan pelayanan diantaranya perbaikan pada fasilitas sarana-prasarana

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

bagian, sehingga akan meningkatkan pelayanan terhadap penumpang dan operator

kendaraan semakin baik dan akan meningkatkan fungsi dari Terminal Kartasura

menjadi lebih berkembang.

b. Kinerja Operasional Terminal Pada Angkutan Umum

Dalam analisis ini dilakukan identifikasi kinerja operasional terminal dari

segi pelayanan pada operasional angkutan umum. Indikator yang digunakan untuk

menilai dengan acuan indikator standar kinerja operasional terminal pada angkutan,

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari analisis load factor dapat diketahui bahwa load factor pada setiap jaringan

trayek bervariasi yaitu antara 11% - 47%. Load factor tertinggi pada jaringan

trayek Solo – Kartasura – Salatiga – Bawen – Semarang dan terendah pada jaringan trayek Kartasura – Yosodipuro – Honggowongso – Gading – Sukoharjo. Load factor di Terminal Kartasura di pengaruhi oleh kurang ketertarikan dari

calon penumpang yang bersedia memanfaatkan terminal sebagai fasilitas

transfer. Selain itu faktor lain yang disebabkan adanya fenomena terminal

bayangan yang terjadi di sepanjang jaringan trayek angkutan, lokasi Terminal

Kartasura yang dari segi aksesibilitas kurang baik karena berada jauh dari jalan

utama sehingga menimbulkan adanya terminal bayangan ini. Bagi kendaraaan

bus adanya terminal bayangan ini kurang menguntungkan karena akan

menambah waktu henti, yang berarti akan menambah biaya operasional

kendaraan. Jika lebih banyak penumpang bersedia memanfaatkan terminal

sebagai fasilitas perpindahan moda angkutan maka load factor akan meningkat.

2) Rata – Rata Waktu Antara (Headway)

Waktu antara diperoleh dari data survei yaitu dengan mencatat waktu

rentan antar bus yang datang ke terminal dengan jurusan trayek yang sama,

rincian data dalam lampiran 3. Hasil Perhitungan ditampilkan dalam tabel

berikut:

Tabel 52. Waktu Antara Pada Setiap Jaringan Trayek

No Jaringan Trayek Waktu Antara (menit)

1 (AKAP) Solo – Klaten – Jogja 14

2 (AKAP) Solo – Klaten – Jogja – Purwokerto 67, 5

3 (AKDP) Solo – Kartasura – Salatiga – Bawen – Semarang

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari data di atas dapat dilihat bahwa waktu antara setiap jaringan trayek berkisar

antara 6 - 67,9 menit. Semakin kecil waktu antara maka penumpang akan lebih

mudah untuk mendapatkan bus kota. Waktu antara yang paling kecil adalah pada

jaringan trayek Kartasura-Palur yaitu 6 menit dan Solo – Kartasura – Salatiga – Bawen – Semarang 8 menit, karena pada jaringan trayek tersebut memiliki jumlah armada yang paling banyak jika dibandingkan dengan jaringan trayek

lain. Sedangkan pada jaringan trayek yang lain disebabkan oleh jumlah armada

yang sedikit dan semakin berkurangnya jumlah armada yang beroperasi di setiap

tahunya, hal ini dikarenakan semakin berkurangnya minat calon penumpang

untuk menggunakan bus sebagai moda transportasi dan lebih beralih ke

kendaraan pribadi atau motor yang lebih efisien dan lebih cepat.

3) Frekuensi Kendaraan

Frekuensi kendaraan merupakan rata-rata jumlah kendaraan yang datang ke

terminal per satuan waktu (jam). Data mengenai frekuensi kendaraan diperoleh

dari survei lapangan, yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan yang datang ke

terminal. Frekuensi kendaraan dihitung mulai pukul 06.00-17.00 WIB

ditampilkan dalam lampiran 3. Dari hasil analisis pada setiap jaringan trayek di

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 53. Frekuensi Kendaraan Pada Setiap Jaringan Trayek

No Jaringan Trayek Rata-rata Jumlah

Kendaraan (bus/jam) maka penumpang akan lebih mudah untuk mendapatkan kendaraan dalam

menunggu trayek tersebut.

4)Waktu Tunggu Penumpang

Waktu tunggu penumpang dihitung dari ½ headway, hal ini dengan

pertimbangan setiap penumpang memiliki perbedaan waktu menunggu sehingga

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

headway seperti yang terdapat dalam lampiran 3. Data mengenai waktu tunggu

penumpang tiap bus kota disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 54. Waktu Tunggu Pada Setiap Jaringan Trayek

No Jaringan Trayek Waktu Tunggu (menit)

1 (AKAP) Solo – Klaten – Jogja 7

Dari data di atas diketahui bahwa waktu tunggu penumpang antara 3-33,7 menit.

Untuk mendapatkan penumpang tidak memerlukan waktu yang lama yaitu

rata-rata 3-33,7 menit. Waktu tunggu penumpang yang paling sedikit pada trayek

Kartasura – Palur dan Solo – Kartasura – Salatiga – Bawen – Semarang karena pada trayek tersebut mempunyai jumlah armada bus yang paling banyak jika

dibandingakn dengan jaringan trayek yang lain. Semakin cepat penumpang

mendapatkan bus maka kinerja pada jaringan trayek tersebut akan semakin baik.

Hasil analisis kinerja operasional terminal terhadap angkutan umum, berdasarkan

indikator kinerja operasional terminal Pada Angkutan umum maka diperoleh

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 55. Kinerja Operasional Trayek Solo-Klaten-jogja

No Indikator

Rata-rata waktu tunggu penumpang

> 30 20 – 30 < 20 7 Baik

Sumber: Hasil Analisis

Tabel 56. Kinerja Operasional Trayek Solo-Klaten-jogja-Purwokerto

Gambar

Tabel 8. Jumlah Penumpang dan Kendaraan Bus Per hari Tahun 2012
Gambar 5. Lokasi Terminal Terhadap Jaringan Jalan
Tabel 12. Pensekoran Terhadap Waktu Menunggu
Tabel 13. Pensekoran Terhadap Ketepatan Jadwal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa permasalahan yang sering muncul terkait dengan kinerja pekerja antara lain pekerja dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien untuk menghindarkan

Persentase tutupan karang hidup naik menjadi 61,40 %, terdiri dari persentase tutupan Acropora 15,07 % (turun dari semula) tapi masih merupakan nilai tertinggi yang dicatat di

I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared- C atau I-two-C.I2C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus

Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S ® -2 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/mL.. Hasil Analisis Kandungan Jumlah Kafein dan Asam Sitrat dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran awal penggunaan buku ajar menulis nonsastra di SMP, mengetahui desain pengembangan buku ajar menulis nonsastra

Kriteria Subyek Penerima tanah juga diatur dalam Pasal 12 ayat 1,2,3 dalam Peraturan Presiden No.86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria, hal ini bertujuan untuk

Sebagian orang yang datang untuk menghadiri acara-acara Jemaat dan dikatakan dengan hanya hadir saja, tidak mesti akan beriman kepada beliau (as), namun, para Maulwi

Salah satu kesulitan yang paling mungkin dihadapi oleh Adidas adalah dalam dalam pemasaran , dibandingkan dengan pesaing Nike , Nike menghabiskan lebih pemasaran , dibandingkan