• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Data dan Informasi Kesehatan S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Data dan Informasi Kesehatan S"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Data dan Informasi Kesehatan Satu Pintu

A. Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan informasi

kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk

mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat.

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6

“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.

Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan

teknologi kesehatan)

Health worksforce (tenaga medis)

Health system financing (system pembiayaan kesehatan)

Health information system (sistem informasi kesehatan)

Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi:

• Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular,

kondisi lingkungan dan faktor risiko)

• Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan

daerah, gudang farmasi, praktek swasta

• Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi,

(2)

• Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem

kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain-lain

• Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi

Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yakni:

• perspektif fungsional

• perspektif arsitektur teknologi

Keuntungan investasi sistem informasi menurut World Health Organization

(WHO) :

• Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan

masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya

• Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami

serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

• Penguatan evidence based dalam mengambilan kebijakan yang efektif,

evaluasi, dan inovasi melalui penelitian

• Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi sumber baru dan akuntabilitas

cara yang digunakan

Suatu sistem informasi terdiri dari:

• Data

• Manusia

• Proses

• Kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi

Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu:

• Pemasukan data

(3)

• Pengeluaran informasi

Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan

diantaranya:

1. memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit

2. memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di

sana

3. semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara

terstruktur

B. Manajemen Data Satu Pintu

Manajemen data dan informasi kesehatan satu pintu adalah pengelolaan

data dan informasi kesehatan yang terintergrasi pada satu pusat / pengelola

data. Manajemen data dan informasi kesehatan satu pintu adalah pengelolaan

data dan informasi kesehatan mulai dari input (sumber data), pengumpulan,

pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi baik ditingkat

Puskesmas dan jaringannya, tingkat kabupaten dan jaringannya, serta tingkat

provinsi dan jaringannya yang terintergrasi pada satu pusat / pengelola data.

Pusat / pengelola data adalah unit yang diberi kewenangan oleh pejabat

yang berwenang di suatu wilayah, untuk mengelola dan mempublikasikan

data & informasi secara resmi atas nama instansi yang bersangkutan. Jaringan

yang terintegrasi adalah penyatuan semua sistem-sistem informasi berupa

pengembangan, pembagian tugas, otoritas dan mekanisme saling hubung

dengan maksud untuk lebih meningkatkan efisiensi, keterpaduan dan daya

(4)

kabupaten yang terdiri dari lintas program dan lintas sektor terkait. Di tingkat

Kabupaten melibatkan pengelola data puskesmas.

Tujuan Pengembangan Manajemen Data dan Informasi Kesehatan Satu Pintu

1. Terwujudnya pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari

input (sumber data), pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian

dan publikasi data & informasi yang berdayaguna dan berhasil guna

2. Terwujudnya pengelolaan data dan informasi kesehatan di tingkat

Puskesmas dan jaringannya, tingkat kabupaten dan jaringannya, serta

tingkat provinsi dan jaringannya, yang terintergrasi pada satu pusat /

pengelola data yang berdayaguna dan berhasil guna

3. Informasi yang dikelola dapat menjadi tulang punggung pengambilan

keputusan yang besifat evidence based

C. Manajemen Data

Dalam bentuk jamak, Data berasal dari kata Datum yang diartikan sebagai

himpunan hasil dari penghitungan dan pengukuran, bisa dalam bentuk

angka/bilangan (umur, berat badan) dan bukan angka (jenis kelamin, tingkat

pendidikan). Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau

tersimpan sebagai file dalam data base. Data sebagai hasil perhitungan dan

pengukuran belum dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut menjadi

manajemen (pengelolaan) Data.

Manajemen dalam pengertian Data (Manajemen Data) adalah rangkaian

(5)

pengolahan, analisis, dan interpretasi data, hingga menghasilkan informasi yg

diperlukan dalam proses pengambilan keputusan

Data berdasarkan jenisnya:

1. Data kualitatif, data yg berbentuk kategorik

• Data biner (jenis kelamin, status perkawinan)

• Data nominal (golongan darah)

• Data ordinal (tingkat pendidikan, tingkat keparahan penyakit)

2. Data kuantitatif, data dalam bentuk bilangan (numerik)

• Data diskrit; berbentuk bilangan bulat dalam satu kejadian (jlh

puskesmas, jlh penderita TBC)

• Data kontiniu; data yg didapat dari hasil pengukuran (BB, TB,

suhu badan)

D. Muatan Data

Muatan data adalah data/informasi yang merupakan hasil pencatatan dan

pelaporan yang bersifat tahunan di tiap wilayah administratif. Muatan data bersifat

dinamis, bisa berubah sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan atas kesepakatan

bersama. Untuk mencegah terjadinya duplikasi data, maka pengelolaan data

seperti tersebut diatas perlu dikelola dengan sistem satu pintu, yakni terpusat di

pusat pengelola data di masing- masing tingkat wilayah administratif.

Pengumpulan data diluar dari muatan data seperti tersebut diatas, boleh

dilakukan oleh para programmer di masing-masing wilayah sesuai kebutuhan dan

kepentingan masing-masing. Data/informasi yang berasal dari pengumpulan data

(6)

tim khusus dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari pemrakarsa, baik dalam

pelaksanaan maupun pembiayaannya

Muatan data meliputi:

a. Data hasil kinerja Standart Pelayanan Minimal(SPM),

b. Data Profil Kesehatan,

c. Data Inventory (termasuk ketenagaan), dan

d. Laporan Kesehatan Daerah(Lapkesda).

Muatan Data Tiap Tingkat:

1. Tingkat Puskesmas dengan Jaringannya.

Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat puskesmas &

jaringannya disesuaikan dengan kebutuhan di tingkat puskesmas dan

kabupaten / kota. Minimal data yang harus dicatat dan dilaporkan meliputi

data Profil Kesehatan ( 165 indikator), data SPM (73 indikator), Lapkesda

(156 indikator) dan data Inventori (138 indikator / variabel).

2. Tingkat Kabupaten / Kota dan Jaringannya.

Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat kabupaten/kota

disesuaikan dengan kebutuhan di tingkat kabupaten / kota dan provinsi.

Minimal data yang harus dicatat dan dilaporkan meliputi data Profil

Kesehatan ( 165 indikator), data SPM (73 indikator), Lapkesda (156

indikator) dan data Inventori (138 indikator / variabel).

3. Tingkat Provinsi dengan jaringannya.

Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat provinsi disesuaikan

(7)

dicatat dan dilaporkan meliputi data Profil Kesehatan ( 165 indikator),

data SPM (73 indikator), Lapkesda (156 indikator) dan data Inventori (138

indikator/ variabel).

E. Pengorganisasian dan Mekanisme Aliran Data dan Informasi

Pada semua tingkatan administratif, ada pusat pengelola data yang bertugas

secara penuh waktu mengelola data. Diharapkan data yang dikelola oleh unit /

pusat pengelola data bisa lebih baik, akurat, tepat dan cepat disajikan.Alur data

dimulai dari tingkat yang paling bawah, yaitu Puskesmas dengan jaringannya

yang kemudian mengalir ke tingkat kabupaten, provinsi dan sampai ke tingkat

pusat.

Data dientri dari tingkat puskesmas oleh petugas pengelola data secara sistem

(menggunakan software) data akan diupload ke tingkat kabupaten. Bagi

puskesmas yang belum tersedia jaringan online /internet, data bisa dikirim dalam

bentuk file elektronik. Bagi puskesmas yang belum memiliki komputer, bisa

mengirimkan laporan dengan format tertulis ke kabupaten/kota, dan selanjutnya

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotayang akan melakukan entri data.

Di Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sendiri juga melakukan entri data

yang berasal dari sumber data tingkat kabupaten dengan jaringannya. Data dari

tingkat kecamatan tidak perlu lagi dientri karena software telah memfasilitasi

rekap data puskesmas. Setelah data rekap puskesmas dan data entri tingkat

kabupaten dengan jaringannya sudah selesai, bisa di upload ke Dinas Kesehatan

Provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi sendiri juga mempunyai tugas entri data untuk

(8)

1. Tingkat Puskesmas dan jaringannya

Di tiap Puskesmas membentuk unit pusat pengelola data di tingkat puskesmas

dengan jaringannya yang diberi wewenang untuk pengumpulan, pengolahan,

analisis, penyajian dan publikasi data & informasi di tingkat Puskesmas.

Bentuk lembaga atau unit pusat pengelola data ini dikukuhkan minimal

dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, bisa bersifat struktural

atau non struktural. Hal ini terkait dengan tanggung jawab, sistem penganggaran,

reward and punishment system, pembinaan dan pengembangan SDM /

organisasi.Tenaga pengelola data sebaiknya minimal D-III sanitarian / statistik /

komputer. Jumlah indikator dan variabel yang dicatat dan dilaporkan dari semua

jaringan Puskesmas ke Pusdata Puskesmas kalau ditotal sebanyak 341 item

2. Tingkat Kab/Kota dan jaringannya

Di tiap Dinas Kesehatan Kab/ Kota membentuk lembaga atau unit pusat

pengelola data di tingkat kabupaten/kota dan jaringannya yang diberi wewenang

untuk pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data &

informasi. Bentuk lembaga atau unit pusat pengelola data ini bersifat struktural,

sehingga mempunyai tugas pokok dan fungsi yang jelas, yang akan membawa

konsekuensi untuk mendapatkan alokasi anggaran. Tenaga pengelola data

sebaiknya minimal ada Sarjana Kesehatan Masyarakat, D-III statistik / komputer.

Kemudian data tsb dikirim ke pusdata provinsi secara manual atau elektronik

(web) dan memberikan feedback kepada masing2 programmer di dinkes kab/kota

sesuai indikator dan variabel terkait. Sebelum data dikirim ke provinsi atau

dipublikasikan ke masyarakat, harus melalui mekanisme validasi yg melibatkan

(9)

Jumlah indikator dan variabel yang dicatat dan dilaporkan dari masing-masing

jaringan ke Pusat data Dinkes Kab./kota, berupa laporan Profil Kesehatan ( 165

indikator), data SPM (73 indikator), Lapkesda (156 indikator) dan data Inventori

(138 indikator / variabel). Untuk selanjutnya pusat data kab. /kota akan

mengolah / merekap secara manual atau elektronik dengan output laporan data

dari berbagai indikator tersebut. Kemudian data tersebut dikirim ke Pusdata

Provinsi secara manual atau elektronik (WEB), dan memberikan feedback kepada

masing- masing programmer di Dinkes Kab./kota sesuai dengan indikator dan

variabel terkait

Sebelum data dikirim ke Kemenkes RI (pusdatin) atau dipublikasi ke

masyarakat, harus melalui mekanisme validasi yg melibatkan pusat pengelola

data Dinkes Kab/Kota, lintas sektor, dan lintas program terkait.

3. Tingkat Provinsi dan Jaringannya

Jumlah indikator dan variabel yang dicatat dan dilaporkan dari

masing-masing jaringan Dinas Kesehatan Provinsi ke Pusdata Dinkes Provinsi, untuk

selanjutnya Pusat Data Provinsi akan mengolah / merekap secara manual atau

elektronik dengan output berupa laporan Profil Kesehatan ( 165 indikator), data

SPM (73 indikator), Lapkesda (156 indikator) dan data Inventori (138 indikator/

variabel). Kemudian data tersebut dikirim ke Kemenkes (Pusdatin), Mendagri,

Gubernur secara manual dan elektronik via WEB dan memberikan feedback

kepada masing-masing programmer di Dinkes Provinsi, Dinkes Kab./Kota, RSU

se provinsi.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data penelitian berasal dari informan terpilih, yang berupa tuturan bahasa Jawa di Kabupaten Purbalingga.. Sumber data penelitian berasal dari sumber lisan yang berasal

Dalam sebuah sistem data warehouse data diintegrasikan dari berbagai sumber untuk memberikan sebuah pandangan menyeluruh terhadap data dengan konsekuensi bahwa data yang

Sumber data utama berasal dari data bulanan pembiayaan Bank Syariah X, data- data tersebut kemudian di pisahkan sesuai dengan jenis pembiayaan yang dikeluarkan

Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer sendiri adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus yang berhubungan

Pengambilan Pengambilan data primer yang data primer yang berasal berasal dari dari pejabat pejabat,, tokoh tokoh masyarakat masyarakat,, b3. Pengambilan Pengambilan data primer yang

Sumber sekunder merupakan sumber data yang berasal dari instansi yang terkait dengan studi untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk kegiatan analisis. Di samping

Dalam sebuah sistem data warehouse data diintegrasikan dari berbagai sumber untuk memberikan sebuah pandangan menyeluruh terhadap data dengan konsekuensi bahwa data yang

Dalam sebuah sistem data warehouse data diintegrasikan dari berbagai sumber untuk memberikan sebuah pandangan menyeluruh terhadap data dengan konsekuensi bahwa data yang