• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Mekanisme Peralihan Bill Of Lading (B/L) Sebagai Salah Satu Surat Berharga Dalam Perdagangan Internasional “ ( Studi Penelitian : PT. Bintika Bangunusa )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Mekanisme Peralihan Bill Of Lading (B/L) Sebagai Salah Satu Surat Berharga Dalam Perdagangan Internasional “ ( Studi Penelitian : PT. Bintika Bangunusa )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan bisnis dalam bidang perdagangan kian bertumbuh dan berkembang di segalapenjuru negara. Hal ini diakibatkan salah satunya karena Manusia tidak dapat hidup sendiri, seperti yang disampaikan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk Zoon Politicon, dimana manusia senantiasa berinteraksi/bergaul dengan berkumpul dengan sesamanya dan bermasyarakat, terlebih guna memperoleh Kebutuhan hidupnya.

Volume perdagangan menjadi tanda akan meningkatnya kegiatan perdagangan, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah permintaan dan penawaran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dari suatu negara harus mampu menciptakan kebijakan-kebijakan maupun regulasi peraturan,terkhusus di bidang perdagangan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat suatu bangsa ialah melalui intensitas transaksi perdagangan, karena semakin tinggi nilai permintaan suatu produk barang dan atau jasa maka akan semakin besar juga nilai produk suatu barang dan atau jasa tersebut. Intensitas transaksi perdagangan yang dimaksud meliputi proses export dan import barang dan atau jasa.

Perdagangan export impor memegang peranan sangat penting dalam kehidupan bisnis di setiap negara,tidak saja ditinjau dari segi lalu lintas devisa melainkan juga atas sumbangan kepada pendapatan nasional.

(2)

kebutuhan negara-negara di dunia saat ini, hal ini terlihat dari waktu ke waktu dimana persaingan dagang bertambah ketat,terutama dalam memperoleh peluang pasar dan transaksi perdagangan dunia.1 Dengan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan, sebuah negara berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan perekonomiannya melalui produk-produk barang dan jasa yang dihasilkan yang tentunya dengan merujuk pada kebijakan-kebijakan pemerintah, kualitas sumber daya manusia (SDM),peraturan perundang-undangan sebagai instrumen yang mampu mengakomodir setiap tuntutan-tuntutan selama proses perdagangan berlangsung. Apabila sebuah negara tidak menyiapkan dirinya untuk menghadapi derasnya arus globalisasi perdagangan , maka hal ini akan berdampak buruk terhadap perekonomian negara tersebut.

Dengan memasuki era globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan ketergantungan antarnegara menjadi semakin tinggi, hal ini terbukti dengan adanya berbagai kesepakatan-kesepakatan yang melahirkan lembaga-lembaga atau organisasi kerja sama Internasional di bidang ekonomi dan perdagangan,seperti Asia Free Trade Area (AFTA),Asia Pasific Economic Coorporation (APEC),European Union (EU) dan organisasi kerja sama lainnya.

Keikutsertaan sebagai anggota dalam organisasi kerja sama tersebut seolah-olah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebuah negara untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang seiring muncul dengan perkembangan arus tuntutan zaman. Dengan kata lain tidak ada pilihan selain menjadi anggota dalam sebuah organisasi kerjasama perdagangan, kecuali negara yang bersangkutan siap dengan segala rintangan-rintangan yang akan muncul di kemudian hari.

       

1

(3)

Negara Indonesia dalam kedudukannya sebagai subjek hukum dalam dunia Internasional telah menjadi anggota General Aggreement Tarif and Trade (GATT) sejak 1950,keanggotaan Indonesia pada waktu itu bernama United States Of Indonesia yang dinotifikasi Belanda menurut Artikel XXVI paragraf 4.2 Sejak saat tersebut Indonesia berpartisipasi aktif dalam berbagai perundingan Internasional terutama dalam dunia perdagangan Internasional.

Indonesia sebetulnya telah membuka pasarnya kepada negara-negara ASEAN dan China sejak tanggal 1 Januari 2010,pembukaan pasar ini merupakan pengimplementasian dari perjanjian perdagangan bebas Asia-China Free Trade Area (ACFTA) dan sejak saat itu produk-produk dari ASEAN dan China lebih mudah masuk ke Indonesia dan lebih murah karena adangan pengurangan tarif dan penghapusan tarif,serta tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun.3 Sebaliknya juga dengan Indonesia juga memiliki kesempatan yang sama untuk memasuki pasar dalam negara-negara ASEAN dan China. Dengan kondisi tersebut apabila perusahaan-perusahaan industri lokal tidak mampu bersaing dengan perusahaan asing maka secara perlahan kelangsungan industri mengalami kebangkrutan yang akan berimbas pada pemberhentian hubungan kerja (PHK) bagi kalangan pekerja-pekerja industri yang diakibatkan karena ketidakmampuan untuk bersaing dengan produk-produk luar negeri. Pada kenyataanya dapat kita lihat kini membanjirnya produk-produk barang yang berasal dari negara China yang mengalahkan produk-produk lokal baik dari segi kualitas maupun harga jual. Tingginya tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia mempengaruhi volume masuk produk-produk yang berasal dari negara China.

       

2

Ibid.Hlm.7

3

(4)

Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN mengalami kesulitan dalam menegakkan struktur hukum demi melindungi kepentingan ekonomi kerakyatan sesuai dengan mandat Pasal 33 UUD 1945. Bahkan sumber daya alam yang sangat berpotensi tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pengelolaanya dilepaskan kepada pihak-pihak asing. Keberadaan banyaknya perjanjian perdagangan bebas, kian menambah beratnya janji Pemerintah Indonesia untuk mensejahterakan rakyat, namun siap atau tidak Indonesia telah terikat dengan perjanjian perdagangan bebas ACFTA.

Sebagai sebuah bangsa yang mandiri yang memiliki kondisi geografis yang terdiri dari banyak pulau-pulau mulai dari sabang sampai marauke, maka merupakan suatu hal yang wajar bahwa pembangunan serta pengaturan transportasi laut mendapat perhatian yang cukup besar bagi Bangsa Indonesia. Pengembangan transportasi laut harus mampu menggerakkan pembangunan nasional dan pembangunan daerah,dengan mengutamakan keteraturan kunjungan kapal yang dapat menggairahkan tumbuhnya kegiatan perdagangan dan kegiatan pembangunan umumnya.4

Sejalan dengan perkembangan perdagangan, dunia perdagangan dituntut untuk semakin cepat dalam menjalankan transaksinya. Karena dengan semakin cepatnya transaksi dalam dunia perdagangan maka semakin banyak juga transaksi yang dapat dilakukan dan keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar. dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu inovasi untuk meningkatkan laju dunia perdagangan. Selain hal kecepatan dalam bertransaksi, dunia bisnis juga

       

4

(5)

memerlukan kesederhanaan dalam menjalankan proses transaksi yang secara administratif tidak sulit.

Kemudahan dalam proses administratif tidak berarti mengabaikan aspek keamanan, karena keamanan juga menjadi bagian terpenting dalam kelancaran dunia perdagangan. Apabila faktor keamanan diabaikan maka akan mengakibatkan kerugian yang pada akhirnya menghambat laju perdagangan karena adanya kesalahan dalam bertransaksi atau karena kecurangan. Dalam dunia bisnis, kecepatan dalam bertransaksi, kesederhanaan dalam proses administratif serta keamanan adalah selaras. Dalam artian bahwa ketiga hal tersebut mempengaruhi intensitas laju perdagangan suatu negara semakin tinggi atau semakin terpuruk.

Kebutuhan akan kecepatan,kepraktisan, dan keamanan dalam melakukan transaksi itulah yang menyebabkan orang menciptakan surat berharga sebagai salah satu sarana atau alat dalam bertransaksi dalam dunia perdagangan.5 Oleh karena itu surat berharga menjadi sebuah instrumen penting dalam dunia bisnis,sehingga dalam perkembangannya surat berharga dipengaruhi oleh perkembangan dunia bisnis,khususnya dalam dunia perdagangan. Surat berharga sebagai salah satu instrument penting dalam dunia perdagangan terdiri dari berbagai jenis yang dipengaruhi oleh transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang atau jasa tersebut. Apabila pengangkutan tersebut menggunakan transportasi udara, maka jenis surat berharga/dokumen yang digunakan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan yakni tiket penumpang pesawat udara, pas masuk pesawat udara (boarding pass),        

5

(6)

tanda pengenal bagasi (baggage identification);dan surat muatan udara ( airway bill). Sedangkan dalam dunia penerbangan Internasional kita jumpai Misscellaneus Charges Order (MCO) yang memudahkan transaksi-transaksi dalam dunia penerbangan Internasional.6Apabila pengangkutan melalui jalur darat baik melalui armada kendaraan roda empat seperti bus atau kreta api, maka dokumen yang digunakan yakni berupa karcis atau Railway Consignment Note yang diterbitkan oleh pihak pengangkut.

Dalam hal ini, Penulis hanya membahas mengenai pengangkutan laut terkhusus mengenaidokumen pengangkutan barang Bill Of Lading (B/L).Bill Of Lading (B/L) merupakan dokumen yang sangat penting dalam proses pengapalan barang dengan angkutan laut. Bill Of Lading (B/L) bukan hanya merupakan suatu tanda serah terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran akan tetapi merupakan suatu tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh pengirim untuk diserahkan kepada penerima. Disamping itu Bill Of Lading (B/L) juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara pengirim dengan perusahaan pelayaran. Lembaran-lembaran asli Bill Of Lading (B/L) menunjukkan hak pemilikan atas barang-barang dan tanpa lembaran tersebut seseorang atau orang lain yang ditunjuk tidak dapat menerima barang yang disebutkan di dalam Bill Of Lading (B/L)yang diterbitkan oleh perusahaan pelayaran yang bersangkutan.

Bill Of Lading (B/L) sebagai salah satu surat berharga dalam pengangkutan jalur laut dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain. Dimana peralihan konosemen tersebut dapat atau tidaknya dilangsungkan dengan        

6

(7)

cara endosemen dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu konosemen atas nama (recta bill of lading) dan konosemen “order”.7 Jika terjadi kesalahan dalam proses serah terima barang oleh pihak pengangkut maka pihak penerima barang selaku pemilik yang sah dapat melakukan penuntutan terhadap pihak pengangkut, yang kemudian menjadikan kedudukan pengangkut menjadi lemah.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih jauh mengenai peralihan Bill Of Lading (B/L). Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul yaitu : “Tinjauan Yuridis Mekanisme Peralihan Bill Of Lading (B/L) Sebagai Salah Satu Surat Berharga Dalam Perdagangan Internasional ( Studi Penelitian : PT. Bintika Bangunusa )”. Dimana penulis mencoba untuk membahas mengenai proses peralihan Bill Of Lading (B/L) sebagai salah satu surat berharga dalam perdagangan Internasional. B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagaiberikut :

1. Bagaimana penggunaan Bill Of Lading (B/L) yang dilakukan oleh PT. Bintika Bangunusa dalam perdagangan yang dilakukan lintas negara.

2. Bagaimana Prosedur Peralihan Bill Of Lading(B/L) yang dilakukan oleh PT. Bintika Bangunusa kepada pihak ketiga serta akibat hukumnua.

3. Bagaimana PT. Bintika Bangunusa menyelesaikan masalah Bill Of Lading (B/L) yang dinyatakan hilang/rusak.

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan tersebut,Penulis sangat mengharapkan        

7

(8)

skripsi ini dapat kiranya mencapai tujuan dan manfaat. Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1) Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan Bill Of Lading (B/L) yang dilakukan oleh PT. Bintika Bangunusa dalam perdagangan yang dilakukan lintas negara.

2) Untuk mengetahui bagaimana prosedur peralihan Bill Of Lading (B/L) yang dilakukan oleh PT.Bintika Bangunusa kepada pihak ketiga serta akibat hukumnya.

3) Untuk Mengetahui langkah-langkah PT.Bintika Bangunusa menyelesaikan masalah Bill Of Lading (B/L) yang dinyatakan hilang/rusak.

D. Manfaat Penulisan

Penulis berharap dengan penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat,s ebagai berikut :

a. Manfaat bagi Penulis

1. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Penggunaan Bill Of Lading (B/L) yang dilakukan oleh PT.Bintika Bangunnusa dalam perdagangan 2. yang dilakukan lintas negara.

3. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Peralihan Bill Of Lading (B/L) yang dilakukan oleh PT.Bintika Bangunnusa kepada pihak ketiga serta akibat hukumnya.

(9)

b. Manfaat bagi masyarakat

1. Untuk memberi masukan maupun pengetahuan mengenai pelaksanaan penggunaan Bill Of Lading (B/L) sebagai salah satu surat berharga dalam perdagangan. Masyarakat sesungguhnya mengetahui bahwa jalur pengangkutan dapat dilaksanakan melalui laut, akan tetapi dokumen yang digunakan dalam pengangkutan tersebut masih kurang dikenal oleh masyarakat.Oleh karenanya diharapkan dengan penulisan ilmiah ini masyarakat dapat mengetahui dokumen pengangkutan jalur laut, yakni Bill Of Lading (B/L).

2. Untuk memberikan masukan maupun pengetahuan Prosedur Peralihan Bill Of Lading (B/L) sebagai salah satu surat berharga dalam pengangkutan jalur laut, hal ini disebabkan masyarakat pada umumnya belum mengetahui secara jelas, bahwa dokumen pengangkutan, khususnya jalur laut yakni Bill Of Lading (B/L) dapat dialihkan kepada pihak ketiga. 3. Untuk memberikan masukan maupun pengetahuan tentang akibat hukum

peralihan surat berharga Bill Of Lading (B/L). Masyarakat belum mengetahui secara jelas tentang akibat hukum yang ditimbulkan dari peralihan dokumen tersebut hal ini dikarenakan peristiwa tersebut sering dijumpai dalam proses pengangkutan jalur laut.

(10)

E. Metode Penulisan

Untuk memperoleh karya ilmiah yang baik, maka karya ilmiah tersebut harus didukung dengan bukti,fakta dan data yang akurat. Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif.

Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah data sekunder saja,juga dengan melakukan field reserarch (penelitian lapangan) untuk mendukung informasi untuk mendukung teori yang ada.

1. Teknik pengumpulan data

Penelitian kepustakaan yaitu dengan melakukan bacaan-bacaan teoritis yang ilmiah yang digunakan sebagai bahan analisis terhadap masalah yang dbahas. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku refrensi,buku catatan perkuliahan,diskusi,internet dan dokumen-dokumen peraturan perundang-undangan.

Penelitian lapangan, yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan cara melakukan penelitian langsung dilapangan untuk memperoleh data yang konkrit dan aktual, untuk itu penulis dengan melakukan wawancara dengan staf di PT. Bintika Bangunusa.

2. Sumber data

a. Bahan Hukum Primer, yaitu berupa Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD),Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer),Undang-Undang No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

(11)

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,seperti kamus,ensiklopedia,dan lain-lain.

3. Analisis data

Data sekunder yang telah diperoleh dari penelitian kepustakaan yang dianalisis secara kualitatif dan disajikan dengan deskriptif.Analisis kualitatif ini untuk mengungkapkan secara mendalam tentang perdagangan dan konsep yang diperlukan dan akan diurai secara komperhensif untuk persoalan yang ada dalam skripsi ini.

F. Keaslian Penulisan

Penulis mengeksplorasi ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh Penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Fakultas Hukum USU, oleh sebab itu dalam penulisan ini mengangkat suatu materi dari Mata Kuliah wajib di bidang Hukum Perdata Dagang yakni, “Hukum Pengangkutan”,dimana dalam mata kuliah tersebut Penulis memiliki rasa ketertarikan dan akan dijadikan skripsi dengan judul:

“ TINJAUAN YURIDIS MEKANISME PERALIHAN BILL OF LADING SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL” ( Studi Penelitian : PT. Bintika Bangunusa ).

(12)

Utara/Pusat Dokumentasi dan Informasi Fakultas Hukum USU pada tanggal 12 Juli 2014 dan telah disetujui oleh Dr.Rosnidar Sembiring,S.H,M.Hum.

Atas dasar telah dilakukannya pemeriksaan tersebut,Penulis yakin bahwa judul yang diangkat beserta pembahasannya belum pernah ada penulisannya pada Bagian Departemen Hukum Keperdataan khususnya dan Fakultas Hukum USU,jika ada tentunya berbeda dengan skripsi ini karena tempat penelitiannya yang

berbeda, sehingga penulisan yang dituangkan Penulis di dalam skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika secara terstruktur dalam bagian-bagian yang semuanya saling berhubungan satu sama lain.

Sistematika atau gambaran isi tersebut dipisahkan dalam beberapa bab dan diantara bab-bab ini terdiri pula atas sub bab.

Adapun gambaran isi sistematika tersebut adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas hal-hal yang berkenaan dengan Latar

belakang, Rumusan Masalah Tujuan Penulisan,Manfaat Penulisan,Metode Penulisan,Keaslian

Penulisan, dan bagian yang terakhir yakni Sistematika Penulisan yang menjadi gambaran isi dari skripsi ini.

(13)

Dalam Bab II ini akan dibahas mengenai Pengertian & Fungsi Surat Berharga, Jenis-Jenis Surat Berharga dan Bentuk-Bentuk Surat Berharga.

BAB III BILL OF LADING (B/L) SEBAGAI DOKUMEN

PENGANGKUTAN JALUR LAUT

Di dalam Bab III ini akan diuraikan mengenai Bill Of Lading (B/L) secara umum,seperti Ketentuan Hukum mengenai Bill Of Lading (B/L), Tata Cara Penerbitan Bill Of Lading (B/L) & Kekuatan Pembuktian Bill Of Lading (B/L) sebagai salah satu dokumen dalam pengangkutan, serta Proses Peralihan Bill Of Lading (B/L) kepada pihak lain dalam Kegiatan Perdagangan Internasional.

BAB IV TINJAUAN YURIDIS MEKANISME PERALIHAN BILL OF LADING SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. BINTIKA BANGUNNUSA

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan Bab terakhir sekaligus penutup yang berisikan tentang kesimpulan penulis dari pembahasan terhadap pokok permasalahan serta saran-saran penulis atas bagaimana baiknya langkah-langkah yang dapat diambil dalam mengatasi

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang mgm diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyesuaian diri terhadap pensiun dan kecenderungan

(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing- masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran ditujukkan kepada pihak RSUD Undata Palu Untuk dapat menjaga kesterilitas ruangan terutama sanitasi udara berhubung

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penyambungan tomat dengan batang bawah tahan H 7996 dan EG 203 untuk mengkaji pengaruhnya terhadap

Saat ini selalu diadakan evaluasi tentang tatanan zonasi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sebab dikhawatirkan kegiatan perumputan yang dilakukan masyarakat

Menurut kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK), 2,6 juta hektar lahan dan hutan telah terbakar Antara bulan juni hingga oktober 2015. Luasannya sebanding

Proses pemurnian ini akan melarutkan silikat, alumunium, titanium dan senyawa besi, senyawa-senyawa tersebut berasal dari pengotor-pengotor oksida atau dari mineral

Pada cacing dewasa respon imun akan terkait dengan formasi kaki gajah sebagai ciri klinis klasik dari limfatik filariasis.. Sebaliknya respon imun pada mikrofilaria