QA’IDAH FIKIH YANG
UMUM (QAWA’ID
AL-’AMMAH)
QAIDAH FIKIH BERDASARKAN
CAKUPANNYA Terbagi 5
1. Meraih kemaslahatan dan menolak
kemafsadatan (mnrt Izzuddin Ibn Abd al-Salam) yaitu jalb al-mashâlih wa daf’ul mafâsid
2. Kaidah-kaidah asasi (Qawa’id al-khams)
3. Kaidah-kaidah Umum (Qawa’id al-’Ammah)
yaitu kaidah2 yang ada di bawah qaidah yg lima 4. Kaidah2 khusus (Qawa’id al-Khashshah) yaitu
kaidah yg berlaku pada bidang tertentu
داهتجلإاب َضَقْنُي لا داهتجلإا
Hasil ijtihd yg lalu tdk berubah karena ada hasil ijtihad yang baru dlm masalah hukum yg sama. Ijtihad yg lama tetap berlaku, dan yang sekarang berlaku untuk sekarang. Umar bin Khaththab berkata:
ىضقن ام ىلع اذهو انيضق ام ىلع كلت
عبات عباتلا
Pengikut itu tetap hukumnya mengikuti yang
diikuti. Misal menjual kambing termuusk pula bulunya, atau menjual kambing hamil maka induk yg di dalamnya ikut pula. Jika
عوبتملا طوقسب طقاس عباتلا
“Pengikut gugur dengan gugurnya yang diikuti”.
Contoh seseorang yang tidak mampu
عوبتملا ىلع مدقتي لا عباتلا
“Pengikut tidak mendahului yang diikuti.”
اهريغ ىف رفتغي لا عباوتلا ىف رفتغي
“Dapat dima’afkan pada hal yang mengikuti
tidak pad ahal lainnya. Contoh: mewakafkan sebidang kebun yang tanamannya rusak,
مكحلاب ُدَرفي لا عباتلا
“Pengikut itu tidka menyendiri dalam masalah hukum.: Misal: anak kambing dalam
ف.لتخي م.لو د.حاو س.نج ن.م نارما ع.متجا اذإ
ابلاغ رخلآا ىف امهادحإ لخد امهدوصقم
“Apabila berkumpul dua perkara dari satu jenis dan tidk berbeda maksudnya, maka hukum yang satunya dimasukan pada hukum yang lainnya.” Misal: Apabila mandi karena ada
هنم دلوتي امب ى.ضر ئيشلاب ىضرلا
Jika sudah rela menerima akad nikah, maka rela pula menerima akibat hukum yg timbul
ى..ف َتو.ك..سلا ن..كلو لوق تكا..س ى..لإ ُب َ..سْنُي لا
نايب نايبلا ىلا ةجاحلا ضرعَم
“Perkataan tdk dapat disandarkan kepada yang diam, tetapi sikap diam dalam hal yang
membutuhkan keterangan adalah merupakan ketetapan.”
Keputusan hukum tdk dapat diambil dgn diamnya seseorang, kecuali ada qarinah, tanda-tanda
yang menguatkannya. Misal jika tergugat
بجاول لاا ُكَرتُي لا بجاولا
Manusia harus dihormati darahnya, hartanya, dan kehormatannya kecuali apabila dia
بجاو وهف هب لاا بجاولا متي لا ام
}Suatu kewajiban tidak sempurna pelaksanaannya kecuali ada suatu hal, maka hal tersebut wajib pula adanya.” Misal dalam berwudhu wajib membasuh muka, dan sahnya membasuh muka jika sampai batas2 yg ditentukan. Kaidah ini sejalan dgn kaidah
دصاقملا مكح لئاسولل
هذاختإ مرح هلامعتسا َمُرَح ام
“apa yang haram digunakannya, haram pula
didapatkannya.” Sesuatu yang haram dikonsumsi, atau digunakan maka haram mendpatkannya.
Misal: Khamar, narkoba, haram hukumnya, mk memproduksi, membeli, membawa, mnyimpan dan penjualannya haram.” Dlm hadis Turmudzi disebut ada 10 orang yg dikutuk: produsen,
هءاطعإ مرح هذخأ مرح ام
“Apa yg haram diambilnya, haram pula
diberikannya.” Haram memberikan uang hasil mencuri, menyuap, dan perbuatan tercela
lainnya. Lihat QS. al-Maidah ayat 4
ُتاَبِّيَّطلا ُمُكَل َّلِحُأُ ْلُق ْمُهَل َّلِحُأُآَذاَم َكَنوُلَئ ْسَي
ُلَغْشُي لا لوغشملا
Sesuatu yg sedang dijadikan objek perbuatan tertentu, mk tidak boleh dijadikan objek
perbuatan lainnya.” Misal, seseorang yg telah
ُمِّجَرَتُملا لوقلا لبْقُي
“Kata2 seorang penterjemah diterima tanpa syarat. Kaidah ini berlaku dalam berbagai aspek seperti perkawinan, peradilan,
ةمعنلا ردقب ةمقنلاو ِةَمْقِّنلا ِرْدَقِب ُةَمْقُّنلا
“Kenikmatan disesuaikan dengan jerih payah, dan jerih payah disesuaikan dgn kenikmatan.”
Keuntungan diukur dengan pengorbanan, dan pengorbanan diukur dgn kenikmatan. Kaidah ini dihubungkan dgn kaidah
ةقشملا ردقب ةرجلأا
صنلا دروم ىف داهتجلإل .غاسم لا
“Tidak diperkenankan ijtihad pada masalah yang sudah ada nashnya.” Kaidah ini berhubungan
dengan masalah yang sudah ada nash baik al-Qur’an maupun sunnah. Jika jelas nashnya,
روسعملاب طقسي لا روسيملا
Suatu perbuatan yang mudah dijalankan tidak menggugurkan perbuatan yang sulit dilakukan. Maksudnya suatu perbuatan yang dapat kita
lakukan lebih dahulu upayakan dilakukan. Misal, jika seseorang belum lancar membaca surat
هلك كرتي لاف هلك كرتي لا ام
Apa yang tidak dapat dilaksanakan seluruhnya, mk jangan ditinggalkan seluruhnya. Kaidah
tersebut dikukuhkan dengan hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:
متعطتسا ام هنم اوتأف رمأب مكترما اذإ
َسْكَع لاو فيع.ضلا ىلع ُّيِوَقْلا ُلِخْدُي
“Yang kuat mencakup yg lemah dan tidak sebaliknya”
نلاِخادتي لا نافلتخملا ِناُّقَحلا
“Dua hak yg berbeda tdk saling berbeda”.
ةحجاّرلا ةحلصملل َحْيِبُأ ة.عيرذلل ّدَس مرح ام
مكحلا ىف زوجي ام لاا اهيف زوجي لا قوقحلا
‘tidak cukup menetapkan hak dgn satu orang saksi meskipun adil (Contoh dlm utang
piutang) tetapi harus ditetapkan oleh dua
ةرابعلا ماقم م.وقت ةراشلإا
عونمملا داع عناملا لاز اذإ
“Apabila suatu penghalang telah hilang, maka
hukum yg dihalanginya kembali seperti semula.” Misal: perempuan tdk boleh shalat krn sedang
هل ميرح وه ام مكح هل ميرحلا
“Hukum untuk menjaga sesuatu sama dengan yg dijaga.” Kaidah itu berhubugan dengan kehati-hatian menjaga sesuatu yg syubhat agar tidak terjerumus pada yg haram. Al-Harim bisa
masuk kpd yg wajib, haram maupun makruh. Al-harim meliputi masalah2 kpd kaidah: mâ lâ