• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD) (Studi pada PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan) - Digital Library IAIN Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD) (Studi pada PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan) - Digital Library IAIN Palangka Raya"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

1 TESIS

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi sebagian syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd)

Oleh : SITI RAHMAH NIM. 150 131 23

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

1439 H / 2017 M

MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

▸ Baca selengkapnya: cara mengisi raport pendidikan paud

(2)

2

PERSETUJUAN

JUDUL : MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(PAUD)

(Studi Pada PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan)

NAMA : SITI RAHMAH

NIM : 150 131 23

PROGRAM STUDI : Manajemen Pendidikan Islam (MPI) JENJANG : Strata Dua (S2)

Dapat disetujui untuk diajukan di depan penguji Pascasarjana IAIN Palangka Raya pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Palangka Raya, September 2017 Menyetujui

Pembimbing I

Dr. Tutut Sholihah, M.Pd.

NIP. 19581121 198501 2 001

Pembimbing II

Dr. Jasmani, M.Pd. NIP. 19620815 199102 1 001 Mengetahui:

Kaprodi MPI

(3)

3

NOTA DINAS

Hal : Mohon Menguji

Tesis Saudara Siti Rahmah

Palangkaraya, September 2017 Kepada

Yth. Ketua Panitia Ujian Tesis PPs IAIN Palangka Raya Di-

Palangkaraya

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, memeriksa dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa Tesis Saudari:

NAMA : SITI RAHMAH

NIM : 150 131 23

JUDUL : MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (Studi Pada PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan)

Sudah layak diujikan untuk memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam (M.Pd.I)

Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih Pembimbing I

Dr. Tutut Sholihah, M.Pd.

NIP. 19581121 198501 2 001

Pembimbing II

(4)

4

PENGESAHAN TESIS

Tesis yang berjudul MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (Studi Pada PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan) Oleh Siti Rahmah NIM 150 131 23 telah diujikan oleh tim penguji tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 23 Muharram 1439 H/ 13 Oktober 2017 Palangka Raya, 17 Oktober 2017

Tim Penguji

1 Dr. Zainab Hartati, M.Ag. Direktur Sidang/ Penguji

(...)

2 Dr. H. Sardimi, M.Ag. Penguji Utama

(...)

3 Dr. Tutut Sholihah, M.Pd Penguji

(...)

4 Dr. Jasmani, M.Pd. Sekretaris Sidang/ Penguji

(...) Direktur

Pascasarjana IAIN Palangka Raya

(5)

5

ABSTRAK

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya, sebagai pedoman umat Islam. AL-Qur’an merupakan pelajaran yang pertama diberikan oleh orang tua atau keluarga muslim kepada anak-anaknya. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Manajemen pendidikan berbasis AL-Qur’an pada saat ini banyak dipergunakan oleh masyarakat sebagai landasan daar untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan, hal ini juga telah dikembangkan pada RA Ashabul Kahfi Kasongan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Penelitian ini fokus pada manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis AL-Qur’an di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan. Adapun sub fokus dalam penelitian ini adalah: Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen pendidikan berbasis AL-Qur’an.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Peneliti menggali informasi/ data yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam menilai kualitas riset kualitatif terdapat beberapa prinsip yakni: Kepekaan terhadap konteks, Observasi yang dilakukan, Komitmen, keketatan, transparansi, dan kohensi. Dampak dan arti penting yaitu instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu.

Berdasarkan temuan penelitian diperoleh fakta bahwa Perencanaan manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berbasis Al-Quran disusun melalui rapat kerja antara Pengelola Yayasan, Kepala Sekolah dan Guru pada awal tahun ajaran baru. Program kegiatan tambahan yang menjadi ciri khas PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan yakni menggunakan program Iqra‟ dan AISME. Lembaga mengembangkan 3 pilar baru dalam pengembangan layanan PAUD Holistik Integratif yakni wawasan kebangsaan, pengenalan kamtibnas dan lalu lintas, serta peningkatan landasan agama. Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan menggunakan model sentra. Proses pembelajaran anak usia dini diintegrasikan dengan pengembangan akhlak dan nilai-nilai keimanan serta ketaqwaan dalam diri setiap anak sesuai dengan ajaran Islam melalui kegiatan do‟a bersama, hafalan surat pendek, hafalan do‟a, hadits pendek, serta lagu Islami. Evaluasi program dibagi dalam 2 tahap yakni: supervisi internal dilakukan oleh pengelola, kepala sekolah, dan pendidik melalui kegiatan rapat evaluasi dan supervisi eksternal oleh lembaga Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Katingan untuk pengawasan dan monitoring kegiatan pembelajaran. Tahap kedua, yakni evaluasi hasil kemajuan perkembangan anak dilakukan dengan menggunakan daftar cek perkembangan anak (Buku Komunikasi) dan buku Raport akhir tahun.

(6)

6 ABSTRACT

Al-Qur'an is the holy book of Muslims that Allah revealed to the Prophet Muhammad SAW to be submitted to his people, as a guideline for Muslims. The Qur'an is the first lesson given by parents or Muslim families to their children. In essence learning must last a lifetime. To create a quality generation, education must be done from an early age in this case through Early Childhood Education (PAUD), which is education aimed at children from birth to age 6 years. Al Quran-based educational management is currently widely used by the community as the foundation for managing an educational institution, it has also been developed in RA Ashabulkahfi Kasongan through Early Childhood Education (PAUD).

This study focuses on the management of Early Childhood Education (PAUD) based on Al-Qur'an in RA Ashabulkahfi Kasongan, Katingan District. The sub focus in this research are: Planning, implementation, and evaluation of education management based on Al-Qur'an.

This research uses qualitative method by using descriptive analysis. Researchers dig information / data relating to the object under study. In assessing the quality of qualitative research, there are several principles, namely: Sensitivity to context, observation, Commitment, tightness, transparency, and cohency. The impact and significance of the instrument or research tool is the researcher.

Based on the research findings, it is found that the management planning of early childhood education based on Al-Quran is prepared through work meeting between Foundation Manager, Principal and Teacher at the beginning of the new school year. Additional program activities that characterize early childhood RA Ashabulkahfi Kasongan Katingan District that is using the program Iqra "and AISME. The Institute develops 3 new pillars in the development of Integrative Holistic Early Childhood services namely national insight, kamtibnas and traffic recognition, and improvement of religious foundation. Implementation of learning in the early childhood classes RA Ashabulkahfi Kasongan using the center model. Early childhood learning process is integrated with the development of morals and values of faith and devotion in each child according to Islamic teachings through the activities of do "a together, memorize short letters, memorize do" a, hadith short, and Islamic songs. The evaluation of the program is divided into 2 stages: internal supervision by managers, principals, and educators through external evaluation and supervision meetings by the Education Office and Regional Office of the Ministry of Religious Affairs of Katingan Regency for monitoring and monitoring of learning activities. The second stage, which is the evaluation of child development progress, is done by using checklist of child development (Communication Book) and Year-end Raport book.

(7)

7

صخلملا

آرقلا سو هيلع هللا ىلص دمحم يبنلل ىلاعتو هناحبس هللا فشك نيملسملل سدقملا باتكلا وه ن نأ مل لسملا رسلأا وأ ءابلآا همدقي يذلا لولأا سردلا وه نآرقلا .نيملسملا نم هيجوتو ،هبعش ىلإ لقني ةم تي نأ يغبني ،ديج ليج ءاشنلإو .ةايحلا ىدم ملعتلا رمتسي نأ بجي عقاولا يف .مهلافطلأ تلا م نس ذنم ميلع لأا فدهتسي يذلا ميلعتلا وهو ،ةركبملا ةلوفطلا ةلحرم يف ميلعتلا للاخ نم ددصلا اذه يف ةركبم نم لافط و قاطن ىلع ميركلا نآرقلا ىلع مئاقلا ميلعتلا ةرادإ ايلاح مدختسيو .ةسداسلا نس ىتحو ةدلاولا نم عسا امك ،ةيميلعتلا ةسسؤملا ةرادلإ ساسأك روهمجلا لبق م ناغنوساك يفاكلوباشأ ار يف هريوطت مت للاخ ن ةركبملا ةلوفطلا ةلحرم يف ميلعتلا(دوب). ار يف نآرقلا ساسأ ىلع )دوب( ةركبملا ةلوفطلا ةلحرم يف ميلعتلا ةرادإ ىلع ةساردلا هذه زكرتو ذيفنتو طيطخت :وه ثحبلا اذه يف يعرفلا زيكرتلا .ناغنيتاك ةقطنم ،ناغنوساك يفاكلوباشأ و ةرادإ مييقت نآرقلا ساسأ ىلع ميلعتلا. ا / تامولعملا رفح نوثحابلا .يفصولا ليلحتلا مادختساب ةيعونلا ةقيرطلا ثحبلا اذه مدختسي تانايبل حلا :يهو ،ئدابملا نم ديدعلا كانه يعونلا ثحبلا ةدوج مييقت يف .ةساردلا ديق نئاكلا ةقلعتملا ةيساس اضنلا ،مازتللاا ،ةبقارملا ،قايسلل ه ثحبلا ةادأ وأ كصلا ةيمهأو ريثأت .طبارتلا و ،ةيفافشلا ،ل ثحابلا و . ةلوفطلا ميلعت طيطختلا ةرادإ نأ ةقيقح للاخ نم اهيلع لوصحلا مت يتلا جئاتنلا ىلإ ادانتساو ةركبملا ةسردملا ريدمو لامعلأا ةسسؤم نيب لمع عامتجا اهتعمج نآرقلا ىلإ ادانتسا )ةركبملا ةلوفطلا( ملعملاو بملا ةلوفطلا زيمت يتلا ةيفاضلإا جمانربلا ةطشنأ .ديدجلا يساردلا ماعلا ةيادب يف ني ار ةرك

ثلاث دهعملا عضيو .مسيإ و" اركإ جمانرب مدختسي يذلا يح ناغنيتاك ناغنوساك يفهاكلوباسأ زئاكر اجتلااو ،ةيسنجلا يهو ،ةركبملا ةلوفطلا ةلحرم يف ةلماكتم تامدخ ريوطت لاجم يف ةديدج قلاو ،ر ةدعا منلا مادختساب ناغنوساك يفكلوباشأ ار ةركبملا ةلوفطلا فوفص يف ملعتلا ذيفنت .ةينيدلا .يزكرملا جذو يف ينافتلاو ناميلإا ميقو قلاخلأا روطت عم ةركبملا ةلوفطلا ةلحرم يف ملعتلا ةيلمع جمد متي لفط لك

ظفحو ،اعم" مايقلا ةطشنأ للاخ نم ةيملاسلإا ميلاعتلل اقفو "لعفت ظفحو ،ةريصقلا لئاسرلا

(8)

8

PERNYATAAN ORISINALITAS

Bismillahirrahmaannirrahiim

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (Studi Pada PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan)” adalah benar karya saya sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari karya orang lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan.

Jika dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran maka saya siap

menanggung

resiko atau sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Palagka Raya, 17 Oktober 2017 Yang Membuat Pernyataan

(9)

9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur tiada henti penulis dzikirkan. Atas berkat rahmat, karunia dan nikmat yang telah Allah anugrahkan kepada penulis yang sudah tak mampu lagi menghitung-hitungnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan pelaporan pada penelitian untuk Tesis ini sebagai tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Pedidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. Penulis sangat menyadari betapa terbatasnya dalam upaya menyusun Tesis yang berjudul “MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (Studi Pada PAUD RA Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan)”.

Penulis sadar bahwa penyusunan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr Ibnu Elmi A.S Pelu, SH. MH selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya yang memberikan dorongan dan motivasi untuk berkuliah di Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. 2. Dr. Jirhanuddin, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam

Negeri Palangka Raya yang telah berkenan menyetujui judul tesis ini. 3. Dr. H. Sardimi, M.Ag selaku Kepala Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya yang telah banyak memberikan petunjuk, saran dan semangat sehingga perkuliahan pada program ini dapat diselesaikan.

4. Dr. Tutut Sholihah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing dalam penulisan tesis ini hingga selesai.

(10)

10

6. H. M. Yahya, SE., SH., M.AP Pimpinan Ashabul Kahfi Kasongan Kabupaten Katingan yang bersedia meluangkan waktu dalam memberikan informasi sehingga tesis ini selesai.

7. Suamiku Wahid, SH dan anak-anakku tercinta Hijrah Aghnia Mahmudah dan Ahmad Kasyif Hilmi yang menemani dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

8. Ayahanda H. Mulyadi (alm) dan ibunda Hj. Siti Aisyah tercinta yang sudah melahirkan, membesarkan, memelihara, serta menyekolahkanku pada sekolah- sekolah terbaik.

9. Kakak- kakak serta adik- adikku tersayang yang senantiasa memotivasi diriku untuk selalu maju dan sukses dalam mengejar cita-cita di dunia pendidikan serta bidang lainnnya.

10. Semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas dalam penyusunan tesis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berdoa semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan yang mereka berikan. Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis uraikan dalam tesis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Walaupun begitu, penulis berharap karya ini kiranya menjadi salah satu data yang dapat digunakan untuk berdiskusi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari.

Palagka Raya, 17 Oktober 2017 Penulis,

(11)

11 MOTTO

َٰٓ ي

ا هُّي أ

َٰٓٱ

َٰٓ نيِذَّل

َٰٓ

َٰٓ وُن ما ء

َٰٓ آَٰ

ا ذِإ

َٰٓ

َٰٓ ليِق

َٰٓ

َٰٓ مُك ل

َٰٓ

َٰٓ اوُحَّس ف ت

َٰٓ

يِف

َٰٓٱَٰٓ ل

َٰٓ ج م

َٰٓ ِسِل

ََٰٰٓٓ ف

ٱَٰٓ ف

َٰٓ اوُح س

َٰٓ

َٰٓ ف ي

َِٰٓح س

َٰٓ

ٱ

َُٰٓهَّلل

َٰٓ

َٰٓ مُك ل

َٰٓ

ا ذِإ و

َٰٓ

َٰٓ ليِق

َٰٓٱ

َٰٓ اوُزُشن

ََٰٰٓٓ ف

ٱ

َٰٓ او ُزُشن

َٰٓ

َٰٓ ر ي

َِٰٓع ف

َٰٓٱ

َُٰٓهَّلل

َٰٓٱ

َٰٓ نيِذَّل

َٰٓ

َٰٓ اوُن ما ء

َٰٓ

َٰٓ مُكنِم

َٰٓ

َٰٓ وٱ

َٰٓ نيِذَّل

َٰٓ

َٰٓ اوُتوُأ

َٰٓٱ

َٰٓ ل

َٰٓ لِع

َٰٓ مَٰٓ

َٰٓ ر د

َٰٓ ج

َٰٓ ت

ََٰٰٓٓ و

ٱ

َُٰٓهَّلل

َٰٓ

ا مِب

َٰٓ

َٰٓ ع ت

َٰٓ نوُل م

َٰٓ

َٰٓ ريِب خ

َٰٓ

١١

َٰٓ

َٰٓ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan (Al Mujadillah : 11)

(12)

12

Halaman Sampul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Nota Dinas ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Abstrak ... v

Pernyataan Orisinalitas ... vi

Kata Pengantar ... vii

Motto ... viii

Daftar Isi ... ix

Pedoman Translitrasi Arab Latin ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Masalah Dan Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitan ... 9

E. Kegunaan Penelitian ... 9

1. Kegunaan Secara praktis, ... 9

2. Kegunaan Secara Teoritis ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Manajemen Pendidikan PAUD ... 11

1. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Berbasis AL-Quran ... 14

2. Ciri-Ciri Manajemen Pendidikan ... 15

3. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan ... 15

B. Karakteristik Pendidikan Islam ... 20

C. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ... 22

D. Penelitian yang Relevan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Latar Penelitian ... 32

C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 33

D. Data dan Sumber Data... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Observasi (Observation) ... 36

2. Wawancara atau Interview ... 38

3. Studi Dokumentasi ... 39

(13)

13

F. Prosedur Analisis Data ... 40

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 42

1. Uji Kredibilitas ... 42

2. Mengadakan Member Check ... 43

3. Pengujian Transferability ... 43

4. Pengujian Dependability ... 43

5. Pengujian Konfirmality ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Tentang Lokus Penelitian ... 46

1. PAUD RA Ashabul kahfi Kasongan ... 46

2. Sejarah Singkat ... 46

3. Visi dan Misi ... 48

4. Ketenagaan ... 48

5. Keadaan Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 49

6. Kegiatan Pembelajaran ... 49

7. Keadaan Guru ... 50

B. Hasil Penelitian ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

1. Perencanaan Program PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan ... 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan 72 3. Evaluasi Program PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan ... 77

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 83

(14)

14

PEDOMAN TRANSLITRASI ARAB LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158/1987 dan 0543/b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

A.Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب ba B be

ت ta T te

ث sa ṡ/ es (dengan titik di atas)

ج jim J je

ح ha’ ḥ ha (dengan titik di

bawah)

خ kha’ KH ka dan ha

د dal D De

ذ zal ż/ zet (dengan titik di atas)

ر ra’ R Er

ز zai Z Zet

س sin S Es

ش syin SY es dan ye

ص sad ṣ} es (dengan titik di

bawah)

ض dad ḍ} de (dengan titik di

bawah)

ط ta’ ṭ} te (dengan titik di

bawah)

ظ za’ ẓ} zet (dengan titik di

bawah)

ع ‘ain ٬ koma terbalik

غ gain G Ge

ف fa’ F Ef

ق qaf Q Qi

ك kaf K Ka

ل lam L El

م mim L Em

ن nun N En

و wawu W Em

ه ha H Ha

(15)

15

ي ya’ Y Ye

B.Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

نيدقعتم ditulis muta’aqqidin

ةدع ditulis ‘iddah

C.Ta’ Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

ةبه ditulis Hibbah

ةيزج ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

ءايلولأاةمرك ditulis karāmah al-auliyā

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, atau dammah ditulis t.

ةاكز َٰٓ

رطفلا ditulis zakātul fiṭri

D.Vokal Pendek

َٰٓ َ Fathah ditulis a

ََِٰٓ Kasrah ditulis i

ََُٰٓ Dammah ditulis u

E.Vokal Panjang

Fathah + alif Ditulis ā

ةيلهاج Ditulis jāhiliyyah

Fathah + ya’ mati Ditulis Ā

يعسي Ditulis yas’ā

Kasrah + ya’ mati Ditulis ī

ميرك Ditulis Karīm

Dammah + wawu mati Ditulis ū

ضورف Ditulis furūd

F.Vokal Rangkap

(16)

16

مكنيب Ditulis Bainakum

Fathah + wawu mati Ditulis Au

لوق Ditulis Qaulun

G.Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof

متنأأ Ditulis a’antum

تدعأ Ditulis u’iddat

نئل َٰٓ

متركش Ditulis la’in syakartum

H.Kata sandang Alif+Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah

نأرقلا Ditulis al-Qur’ăn

سايقلا Ditulis al-Qiyăs

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf “l” (el)nya.

ءامسلا Ditulis as-Samā’

سمشلا Ditulis asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya

يوذ َٰٓ

ضورفلا Ditulis żawi al-furūḍ

لهأ َٰٓ

ةنسلا Ditulis ahl as-Sunnah

DAFTAR TABEL

(17)

17

Tabel 4.2 Data Guru-Guru PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan

Kabupaten Katingan ... 51

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

18

PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan ... 89

Lampiran II Rencana Pengambilan Data (Panduan Wawancara Wakil Kepala dan Guru) PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan ... 95

Lampiran III Contoh Materi Pembelajaran Iqra’ ... 100

Lampiran IV Contoh Materi Pembelajaran Aisme ... 101

Lampiran V Pengembangan Evaluasi Buku Komunikasi ... 102

Lampiran VI Photo Kegiatan Penelitian ... 103

(19)

19 A. Latar Belakang

Kebijakan seorang pemimpin pada lembaga-lembaga pendidikan

seringkali menjadi titik perhatian para ahli, baik dibidang ilmu pengetahuan itu

sendiri maupun bidang disiplin ilmu lainnya. Dalam hal ini kususnya yang

berkaitan dengan manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berbasis

Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya, sebagai pedoman umat Islam, laki-laki maupun perempuan, setiap muslim berkewajiban untuk mempelajari dan mengajarkan, serta menerapkan isi dan makna yang terkandung didalamnya. Al-Qur’an merupakan sumber utama hukum dan ajaran agama Islam, menjadi petunjuk, pembeda antara yang benar (haq) dan yang salah (bathil), menjadi pedoman dan pelajaran bagi yang mempercayai dan mengamalkannya serta menjadi sumber dari berbagai ilmu pengetahuan.1

Berkenaan dengan hal tersebut maka, Al-Qur’an akan memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi umat Islam yang beramal saleh dan memberikan pahala atas perbuatan mereka. Pembelajaran Al-Qur’an pada tahap awal ialah kewajiban untuk mempelajari

1 Hartatik Zaenab, “Pengembangan Pembelajaran AL-Qur’an (kajian pemikiran

tasyrifin karim dalam konteks pengembangan metode Iqra’ dan kelembagaan pendidikan Al

(20)

11

Al-Qur’an, minimal dapat membaca dengan baik dan benar, kemudian memahami dan menghayati isi dan makna yang dikandungnya. Kewajiban selanjutnya adalah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara keseluruhan (kâffah). Firman Allah SWT, dalam Q.S. Al-Isra/17:9 menyatakan:

Artinya: Sesungguhnya AL-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (Q.S. Al-Isra/17:9).2

Menurut Muhammad Tholhah Hasan, masalah yang sebenarnya mem-prihatinkan adalah kondisi kualitas umat Islam, suatu kumpulan manusia yang sebanyak itu, banyak yang belum mampu menampilkan potensi riilnya, malah banyak diantaranya yang dikenal sebagai mayoritas di suatu negara, tapi mayoritasnya masih terbatas pada, numerical mayority‟ (mayoritas angka), dan pada hakikatnya masih tetap dalam energetical minority‟ (minoritas dalam kekuatannya).3

Kondisi demikian harus disikapi secara positif agar Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam dapat dijadikan pegangan dan pedoman dalam setiap langkah dan gerak kehidupan umat Islam sehingga menjadi benteng keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Satu sikap positifumat Islam akan kondisi tersebut ialah mempelajari Al-Qur’an dengan cara dibaca atau

2 Al-Qur’an (17): 9

3 Muhammad Tholhah Hasan. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan

(21)

12

didengarkan.4 Al-Qur’an merupakan pelajaran yang pertama diberikan oleh orang tuaatau keluarga muslim kepada anak-anaknya, baik dengan cara mengajarkan sendiri kepada anak-anaknya maupun dengan cara mengirim dan atau mengajarkan anak-anaknya ditempat kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, di rumah guru mengaji Al-Qur’an maupun secara khusus (privat)

dengan mendatangkan atau mengundang guru (ustadz/ustadzah) mengaji ke rumah.

Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan seorang individu, terutama orangtua (ayah dan ibu).5 Berbagai informasi yang diperoleh anak semenjak lahir hingga dewasa dari lingkungan keluarga, terutama orang tua (ayah dan ibu). Pendidikan anak secara aktif, menurut ajaran pedagogis Islami harus dimulai sejak masa diketahui bahwa anak tersebut sudah ada dalam kandungan isteri (prenatal).6 Pendidikan yang diberikan kepada anak oleh orang tua seperti mempelajari Al-Qur’an, merupakan satu ibadah yang banyak mengandung keutamaan, sebagai pintu gerbang untuk meraih petunjuk Allah SWT. Beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an yang akan diperoleh, antara lain ialah kebaikan yang berlipat dan menjadi penolong diakhirat kelak.

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya

4

Idid, h.4

5 Novan Ardy Wiyani dan Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2013), h. 55.

(22)

13

saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi, banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umummnya memperlakukan anak, tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya.7 Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, diberbagai media cetak/ elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim.

Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas).8

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka system pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang

7

Ibid, h. 29

(23)

14

pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan PAUD tersebut, diperlukan adanya sebuah kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional. Kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi adalah rambu-rambu yang dijadikan acuan dalam penyusunan kurikulum dan silabus (rencana pembelajaran) pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu Pengelolaan pendidikan yang baik akan dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga pada gilirannya mereka mampu mempertahankan eksistensi bangsa dan negaranya di dalam percaturan dunia internaional.

(24)

15

perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, yakni: 1) materi pendidikan, dan 2) metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu, hal semacam inilah yang harus dikembangkan melalui manajemen pendidikan.

Melihat betapa besarnya pengaruh permainan anak, haruslah orang tua perlu menyediakan wadah bermain yang baik dan sehat bagi anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan arahan yang pasitif sehingga hal-hal yang bersifat negative tidak menyatu dalam diri pribadi anak yang berakibat buruk kelak di kemudian hari. Kecenderungan anak untuk berusaha menanyakan segala sesuatu yang ada dihadapannya, maka perlu penjelasan yang arif dan bijaksana.

Manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an pada saat ini banyak dipergunakan oleh masyarakat sebagai landasan daar untuk mengelola sebuah lembaga pensisikan, hal ini juga telah dikembangkan pada RA Ashabulkahfi Kasongan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berbagai kegiatan

(25)

16

sebenarnya mengacu kepada proses pelaksanaan aktifiitas yang diselesaikan secara efisien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain.9 Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang dalam al-Qur’an dan Hadis. Di antara ayat al-Qur’an yang terkait dengan fungsi perencanaan dalam surat al-Hasyr ayat 18:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. al-Hasyr ayat 18).10

Manajemen pendidikan membentuk keberhasilan hari depan seseorang dimana pengalaman-pengalaman yang dilalui sewaktu kecil, baik pengalaman pahit maupun pengalaman yang menyenangkan, semuanya mempunyai pengaruh dalam kehidupan nantinya. Pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun peratama itulah yang menetukan kesehatan mental seseorang dikemudian hari. Maka, manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an sejak usia dini sangatlah penting diterapkan. Karena Islam menganjurkan pendidikan sejak usia dini itu dimulai dari lingkup yang berdasarkan nilai-nilai yang Islami yang menumbuhkan budi pekerti luhur.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti permasalahan yang berkaitan dengan manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an. Dengan demikian, judul penelitan ini adalah ”MANAJEMEN

9 Mariono, dkk., Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), h. 92.

(26)

17

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (Studi Pada PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan)”.

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar pembahasan lebih terfokus. Dengan demikian, masalah penelitian ini difokuskan pada manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Al-Qur’an di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan. Adapun sub fokus dalam

penelitian ini adalah: Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Al-Qur’an pada pendidikan anak usia dini di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan. Manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an merupakan proses pelaksanaan aktifiitas yang diselesaikan secara efisien oleh PAUD RA Ashabulkahfi dalam upaya menjadikan anak berjiwa Al-Qur’an sejak dini melalui kegiatan pendidik. Masalah pokok tersebut dirumuskan ke dalam beberapa poin pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan manajemen pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan? 2. Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan anak

(27)

18

3. Bagaimana hasil evaluasi manajemen pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan?

D. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan manajemen pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan.

3. Untuk mengetahui hasil evaluasi manajemen pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di RA Ashabulkahfi Kasongan Kabupaten Katingan.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu kegunaan praktis dan kegunaan teoritis.

1. Kegunaan Secara praktis

a. Penelitian tesis ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan maupun manajerial untuk dapat merumuskan manajemen pendidikan yang lebih relevan dengan situasi dan kondisi.

(28)

19

pendidikan dalam upaya peningkatan manajemen pendidikan, sehingga kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) semakin meningkat.

c. Sebagai bahan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan program gerakan pembelajaran pendidikan islam bagi masyarakat. d. Sebagai referensi ketokohan pembelajaran Al-Qur’an di

lingkungan kependidikan Islam. 2. Kegunaan Secara Teoritis

a. Penelitian tesis ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan tentang manajemen pendidikan pendidikan anak usia dini (PAUD), sekaligus tambahan referensi pengetahuan bagi mahasiswa Pascasarjana IAIN Palangkaraya Program Magister Manajemen Pendidikan Islam.

(29)

20 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pendidikan PAUD

Manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh, mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia layaknya darah dan raga.11 Dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuannya, kelebihan serta kekurangannya sendiri. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Manajemen telah memungkinkan kita untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka pencapaiansuatu tujuan, memberikan prediksi dan imajinasi agar kita dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang serba cepat.12

Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).13 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an seperti firman Allah SWT

11

Hartatik Zaenab, “Pengembangan Pembelajaran AL-Qur’an (kajian pemikiran tasyrifin karim dalam konteks pengembangan metode Iqra’ dan kelembagaan pendidikan AL

-Qur’an)” Disertasi, 2015, h. 19.

12

Ibid, h. 19

(30)

32

Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (As Sajdah : 05).14

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.15 Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.16

Pendidikan Islam menurut Yusuf Qardawi memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.17 Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi

14 Al-Qur’an As-Sajdah (30): 5

15 Mohamad Natsir, Mohd. Nasir Omar .2005. Akhlak dan kaunseling Islam. (Kuala Lumpur Malaysia: Utusan Publicatins & Distrobutors Sdn Bhd, 2005), h. 87

16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2003).

(31)

33

masyarakat dengan segala kebaikan, kejahatannya, dan manis pahitnya. Sedangkan menurut Mujamil Qomar Manajemen Pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga Pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.18

Dari pengertian kata perkata manajemen PAUD Persepektif Al-Qur’an sebagaimana dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud manajamen PAUD adalah suatu upaya mengelola, mengatur dan atau mengarahkan proses interaksi edukatif antara anak didik dengan guru dan lingkungan secara teratur, terencana dan tersistenatisasikan untuk mencapai tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berangkat dari pengertian manajemen PAUD sebagaimana dirumuskan di atas, dapat disahkan mengenai hal-hal apa yang perlu dikelola. Secara lebih lengkap yakni mulai pendirian, pengelolaan itu sendiri hingga pengembangan. Semua hal tersebut menjadi wilayah garapan manajemen.

Dengan demikian maka yang disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam perspektif Al-Qur’an sebagaimana dinyatakan Ramayulis adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak.19 Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.

(32)

34

B. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Berbasis AL-Quran

Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al- Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.20 Banyak ayat-ayat A l-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang manajemen pendidikan Islam. Ayat-ayat tersebut bisa dipahami setelah diadakan penelahaan secara mendalam. Di antara ayat-ayat Al- Quran yang dapat dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

Artinya:Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (kemedan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjagadirinya” (QS. At-Taubah: 122).21

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an menegaskan tentang pentingnya manajemen, di antaranya manajemen pendidikan, lebih khusus lagi manajemen sumber daya manusia.

C. Ciri-Ciri Manajemen Pendidikan

Dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah manajemen pendidikan islam yang ideal yakni manajemen pendidikan yang murni di tangkap dan di pahami dari pesan-pesan ajaran islam, bukan manajemen yang

(33)

35

sudah terpengaruhi oleh manajemen Barat, yang justru kini banyak di diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan islam. Manajemen pendidikan islam yang ideal adalah manajemen yang dirumuskan berdasarkanajaranm islam yang sudah tertuang di dalam Al-Qur’an dan Hadis.

D. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

Berbicara tentang fungsi manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Al-Qur’an tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Sementara itu Robbin mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, penggerakan, dan mengendalikan. Dalam hal ini penulis hanya akan menguraikan fungsi manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.22

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.

(34)

36

Demikian pula halnya dalam manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Al-Qur’an perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan berakibat sangat fatal bagi keberlangsungan pendidikan. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, Allah berfirman,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an Surat Al Hasyr: 18).23

Ayat ini memberi pesan kepada orang-orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis, ini disebut perencanaan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib.

Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidaklah dilakukan hanya untuk

(35)

37

mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang. Perlu di ingat bahwa perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi, tanpa perencaan maka bisa di pastikan pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang di inginkan.24

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bias jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi. Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subyek, perangkat lunak dan perangkat keras dapt bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing. Adanya inisiatif, sikap dari semua elemen maka akan dapat menjamin organisasi manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang benjadi harapan. Allah berfirman :

(36)

38

Artinya:”Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat

(seimbang) dengan apa yang dikerjakannya” (QS. Al-An'an : 132).25

3. Pemberian Motivasi (motivating)

Setelah adanya perencanaan dan pengorganisasian yang baik, maka langkah selanjutnya adalah pemeberian motivasi (motivating). Muwahid Shulhan dan Soim bahwa:“Keseluruhan proses pemberian motivasi kepada bawahan dilakukan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi yang efisien dan ekonomis.26

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa aktifitas pendidikan PAUD tidak akan berjalan dengan lancar dan dinamis tanpa adanya motivasi dari pihak atasan (kepala), kepada pihak bawahan (guru dan karyawan), sekalipun telah di adakan perencanaan dan pengorganisasian yang matang. Tanpa adanya sebuah motivasi dari atasan, maka bisa dipastikan para bawahannakan bekerja denagn jiwa kosong dan kurang di dasari rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang di laksanakannya tersebut, sehingga etos kerja bawahan menjadi kurang baik.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Al-Qur’an lebih mengutamakan

25Ibid, h. 86

(37)

39

menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Tujuaan pengawasan manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) haruslah positif dan konstruktif, yaitu untuk memperbaiki, mengurangi pemborosanwaktu, uang, material dan tenaga di lembaga pendidikan islam. Disamping itu bertujuan untuk membantu menegakkan agar prosedur, program dan peraturan ditaati, sehingga dapat mencapai efisiensi lembaga pendidikan islam yang sebaik-baiknya dan setinggi-tingginya.

5. Evaluasi (Evaluating)

Setelah empat tahapan di atas, maka tahapan berikutnya adalah tahap pemberian nilai (evaluating) terhadap hasil kerja yang telah dilaksanakan, Hasil penilaian dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan, untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan merupakan proses kegiatan yang berjalan secara berurutan dan terencana. Salah satu unsure pokok yang diperlukan bagi kelangsungan proses pendidikan di madrasah adalah adanya situasi dan konmdisi yang tentram dan aman di lingkungan tersebut.

(38)

40

kehidupan agar tetap berjalan dengan tertib serta terhindar dari segala bentuk gangguan baik dari dalam maupun dari luar madrasah.27

E. Karakteristik Pendidikan Islam

manajemen dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbass Al-Qur’an memiliki karakteristik sebagaimana yang diisyaratkan pada surat Al-‘Ashr tersebut dalam implementasinya. Untuk sampai kepada menemukan konsep manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Al-Qur’an sebagaimana yang di isyaratkan dari surat Al-‘Ashr, dibutuhkan pengkajian dan pemahaman tentang apa dan bagaimana serta tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu sendiri sebagai bahan rujukan. Karena itu perlu meninjau beberapa konsep tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang bersumber dari Al-Q ur’an dan Hadits Nabi.Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya.28 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.

Sedangkan Mohammad Athiyah Al brasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “Al-Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha“

yakni:29

27Ibid, h. 7

28 Yumasril Ali, Pilar-pilar tasawuf, (Jakarta: Radar Jaya, 2005), h.18

(39)

41

1) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.

3) Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.

4) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya ia dapat mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.

5) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

Ada dua misi yang harus ditempuh dalam manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Al-Qur’an, pertama menanamkan pemahaman Islam secara komprehenship agar peserta didik mampu mengetahui ilmu-ilmu Islam sekaligus mempunyai kesadaran untuk mengamalkannya. Kedua, memberikan bekal kepada peserta didik agar nantinya dapat berkiprah dalam kehidupan masyarakat yang nyata, serta siap untuk menghadapi tantangan kehidupan melalui cara-cara yang benar.

(40)

42

rendah cara memperoleh ilmu melalui wahyu dan kitab suci, maka metodologi dalam ilmu pengetahuan Islam bersumber dari kitab suci Al-Qur’an yang diperoleh dari wahyu, Sunnah Rasulullah SAW, serta ijtihad para ulama.

Jika Westernisasi ilmu hanya menghasilkan ilmu-ilmu sekular yang cenderung menjauhkan manusia dengan agamanya, maka Islamisasi ilmu justru mampu membangunkan pemikiran dan keseimbangan antara aspek rohani dan jasmani pribadi muslim yang akan menambahkan lagi keimanannya kepada Allah SWT. Islam mempunyai sifat eksklusif sekaligus inklusif. Ketika berhadapan dengan masalah teologi, hakikat sifat-sifatNya, seorang muslim tidak boleh berkompromi dengan persepsi agama lain, kecuali yang berhubungan dengan masalah rubbûbiyyah.

F. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Hasan mengemukakan pendidikan anak usia dini adalah:

(41)

43

lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.30

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke beberapa arah berikut: (1) pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar, (2) kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), (3) sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Menurut Suyadi mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut.31 Secara garis besar tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Menurut Direktorat PAUD Depdiknas menyatakan bahwa PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik, dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal-fikir, emosional dan social yang tepat dan benar agar

30 Ali Hasan. Marketing. (Jakarta: MediaPresindo, 2009), h. 15

(42)

44

anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.32 Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 1 butir 14 UU No. 20 Tahun 2003, PAUD itu sendiri merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Menurut Fadlillah mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini lebih pada mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak untuk dapat berkembang dengan lebih baik.33 Apa yang menjadi potensi maupun bakat anak dapat terdeteksi sejak dini mungkin. Dengan adanya pendidikan ini segala potensi maupun bakat tersebut dapat dikembangkan dengan maksimal.

Sedangkan menurut Hartoyo dalam Fadlillah mendeskripsikan pendidikan anak usia dini yaitu:

1) Pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak, 2) salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, emosi dan spiritual), sosio emosional (sikap perilaku dan agama, bahasa dan komunikasi, dan 3) sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.34

32 Isjoni. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 20

33 Muhammad, Fadlillah. Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 66

(43)

45

Depdiknas mengemukakan bahwa anak usia dini jika dipandang usia kronologisnya yang berada pada usia 0-8 tahun.35 Pengembangan anak ditujukan pada anak usia 0-6 tahun, karena pada usia tersebut merupakan masa keemasan bagi seorang manusia untuk mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimilikinya. Adapun ciri-ciri anak usia dini adalah: (a) memiliki pola perkembangan yang unik, (b) memiliki kemampuan berfikir konkrit, (c) belajar melalui alat inderanya (mendengar, meraba, mencium, melihat dan merasakan), (d) bersifat egosentris, yaitu anak yang senang diperhatikan dan ingin menjadi pusat perhatian dari lingkungannya, (e) senang berekspresi, (f) memiliki ketergantungan yang besar pada lingkungan orang dewasa di sekitarnya untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, (g) anak usia dini merupakan pebelajar aktif artinya anak membangun pengetahuan dengan cara melakukan interaksi langsung dengan dunia sekitarnya melalui kegiatan bermain, (h) anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi, memiliki rasa aman dan terteram secara psikologis.

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu bentuk layanan pendidikan yang diberikan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun dengan cara memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak meliputi aspek fisik dan non fisik dengan pemberian stimulasi, bimbingan, pengasuhan serta pemberian

(44)

46

kegiatan pembelajaran yang anak menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.

Menurut Fadlillah tujuan pendidikan anak usia dini secara umum sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya.36 Dalam UU No 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan juga dimaksudkan untuk mengembangkan segala potensi yang dimilki oleh seorang anak supaya dapat berkembang dengan baik dan maksimal. Menurut kurikulum Tahun 2004, pendidikan pada anak usia dini adalah dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi, baik psikis dan fisik-motorik, kemandirian maupun seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Hal ini menggambarkan bahwa semua jenis perkembangan yang anak miliki dapat dikembangkan melalui proses sejak dini.

Menurut Fadlillah beberapa tujuan pendidikan anak usia dini secara khusus yakni: a). Terciptanya tumbuh kembang anak usia dini yang optimal melalui peningkatan pelayanan prasekolah; b). Terciptanya peningkatan pengetahuan, dan sikap orang tua dalam upaya membina tumbuh kembang

(45)

47

anak secara optimal; c). Mempersiapkan anak usia dini yang kelak siap masuk pendidikan dasar.37

Menurut Fadlillah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, hendaknya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memberikan pemaahaman tentang bagaimana memperlakukan dan melaksanakan pendidikan terhadap anak. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14 dinyatakan bahwa ada beberapa prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan diantaranya sebagai berikut : (a). Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (b). Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. (c). Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. (d). Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. (e). Pendidikan diselenggarkan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. (f). Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaran dan pengendalian mutu layanan pendidik.

(46)

48

Prinsip-prinsip di atas berlaku untuk semua jenjang pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan anak usia dini. Hal ini membedakan ialah prinsip-prinsip tersebut disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangan anak. Namun, secara umum memiliki titik tekan yang sama, yaitu pendidikan diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi peserta didik guna untuk mempersiapkan hidup yang lebih baik ke depannya.

G. Penelitian yang Relevan

Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang penelitian ini, maka penulis sampaikan beberapa penelitian terdahulu yang terkait, diantaranya:

Penelitian Tesis saudara Mahmudi (IAIN Surakarta, 2013) dalam penelitiannya tentang “Konsep Manajemen Pendidikan Islam Berbasis

Al-Qur’an” menyimpulkan bahwa di dalam Al- Qur’an terdapat ayat-ayat yang dapat diinterpretasikan menawarkan berbagai konsep manajemen pendidikan islam. Konsepasi Al-Qur’an tentang perencanaan merujuk pada istilah “Waltandzur Nafsu Ma Qoddamat Lighodin” Konsepsi Al-Qur’an tentang pengorganisasian merujuk pada istilah “Shaff Dan Ummat”. Konsepsi Al -Qur’an tentang pengkoordinasian merujuk pada istilat “Taawun”. Konsepsi Al-Qur’an tetang penggerakan merujuk pada istilah “Amala”. Konsepsi Al -Qur’an tentang pemimpin merujuk pada istilah “Khalifah, Imam dan Ulul Amri”. Konsepsi Al-Quran tetang penempatan staff merujuk pada istilah “Istakhlishhu Linafsi”. Konsepsi Al-Qur’an tentang pemotivasian merujuk

(47)

49

tentang pengkomunikasian merujuk pada istilah “Qoulan Baloghoh, Qoulan

Layyimna, Qoulan Ma’ruufa, Qoulan Kariima”. Konsepsi Al-Qur’an tetang pengawasan merujuk pada istilah “Hafiza ‘Alaihim” Konsepsi Al-Qur’an

tentang pengevaluasian merujuk pada istilah “Al Inba’, Al Hisab, Al Ibtala,

An Nadzar dan Al Wazn.

Tesis Saudari Hefni (UIN Malang, 2007) dengan judul “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an Sakralitas,

Profanita, Dan Gabungan” menyimpulkan bahwa kepemimpinan sakral

secara etimoligi memiliki enam istilah yaitu : Al Malik, Al Hadi, Al Wali, Al Rabb, Al Qohhar, dan Al Kabir. Kepemimpinan profane secara etimologi memiliki delapan istilah yaitu: Khalifah, Ulil Amri, Mala‟, Imamah, Sulthon, Naaqih, Saadah, Qowwamun. Sedang kepemimpinan pendidikan gabungan merujuk kepemimpinan “Kholifah Rububiyah” yang merupakan perimbangan

antara ajaran Allah Subhanahu wata‟ala dengan realitas di bumi, sehingga prinsip-prinsip demokrasi (Syura), keadilan (addala), kebebasan (harriyyoah), dan kesetaraan (musawa) dalam kegiatan kepemimpinan yang ditegakkan secara optimal, berdasarkan rasa tanggung jawab dan kasih sayang dunia akhirat dan adanya jaminan sempurna secara duniawi.

Penelitian Tesis Saudara Muh.Halim (Universitas Darul Ulum Jombang, 2011) dengan judul “Manajemen Organisasi Dalam Al-Qur’an

Studi atas Surat Ash Shaff” menyimpulkan bahwa dalam surat ini terdapat

(48)

50

ketepatan mengukur, dan mengetahuai kekuatan dan tantangan, konsep kesungguhan dalam bekerja dan berjuang, serta memiliki kader yang militan (kader yang solid).

Sementara penelitian Tesis Saudara Muh. Alif Maulanan (IAIN Walisongo Semarang, 2010) dengan judul “Karakteristik Manajemen

Menurut Al-Qur’an Surat An Nisa Ayat 58” menyimpulkan bahwa

karakteristik manajemen yang baik bagi seorang manajer adalah dia harus mempunyai sifat yang amanah dan berlaku adil, memiliki ilmu dan keahlian, toleransi dan sabar, memiliki kekuatan dan kemampuan merealisasikannya. Berdasarkan paparan diatas, dapat dikemukakan bahwa sepanjang survey literature yang peneliti lakukan belum ada peneliti yang secara spesifik membicarakan tentang konsep-konsep yang di tawarkan Al-Qur‟an tentang manajemen pendidikan disiplin terkhusu perspektif surat Al-‘Ashr. Untuk itu peneliti ingin mencoba mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah topic pembahasan tesis dengan judul “Konsep Manajemen Pendidikan Disiplin

Perspektif Surat Al-‘Ashr”.

(49)

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Obyek dalam penelitian mengambil tempat di PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan terletak di Jl. Palangkaraya No. 34 Kasongan

Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan. Dengan tahapan kegiatan seperti yang dijabarkan pada lampiran.

B. Latar Penelitian

PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan yang sejak awal memang bernama PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan yang didirikan oleh H, M, Yahya, SE., SH., M.AP. Seorang tokoh agama dan mantan politisi di Kabupaten Katingan yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan, PAUD RA Ashabulkahfi berawal dari TPQ yang didirikan oleh orang tuanya sendiri

dan inilah yang menjadi cikal bakal sehingga menjadi PAUD.

Lokasi PAUD RA Ashabulkahfi Kasongan ini dikelilingi oleh pemukiman penduduk. Disebelah barat berbatasan dengan gang Sejahtera,

disebalah timur berbatasan dengan rumah penduduk. Sementara disebelah selatan berbatasan dengan jalan Palangkaraya dan disebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk.

(50)

46

Lokasi yang strategis, namun dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari ruang belajar yang kondusif, guru-guru yang sudah berpengalaman, dan taman bermain dan drumben sebagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan.

C. Metode dan Prosedur Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Peneliti menggali informasi/ data yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Hal ini mengingat, bahwa dalam ilmu sosial dikenal sebuah paradigma kontruktivis, yaitu paradigma yang memandang pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai analisis sistematis melalui pengamatan langsung terhadap perilaku dalam setting keseharian yang alamiah.38

Penelitian kualitatif ditujukan

Gambar

Gambar 3.3 Teknik Triangulasi
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

creature that each represents the thrown flaw. He does this because an individual with inferiority complex is uncomfortable with his flaws. If other people see

Kesimpulan yang dapat diambil dari semua proses yang telah dilakukan dalam membangun aplikasi game Pertempuran Lima Hari Di Semarang ini adalah sebagai berikut:.

Peningkatan rata-rata c ash outflow Trw IV 2016 sebesar Rp 6.31 Tn, terutama disebabkan oleh peningkatan sumber pendanaan dari korporasi yang meningkatkan cash outflow sebesar

Simpulan dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar dengan pendekatan etnomatematik Suku Dayak dapat meningkat- kan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII

Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan.. benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses dua siklus autoclaving-cooling terhadap kadar pati resisten tepung dan bihun beras yang

• LAMPIRAN DAFTAR PENERIMAAN BESERTA SOFTCOPY (SOFTCOPY DIEMAIL DAHULU KE BANK JOGJA UNTUK. DIVERIFIKASI SEBELUM PROSES

Pengujian pendahuluan aktivitas antikanker dan antimalaria dilakukan secara in vitro dari ekstrak metanol, fraksi n -heksan, dan etil asetat daun E.. variegata