• Tidak ada hasil yang ditemukan

hukum pidana penyertaan deelneming. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hukum pidana penyertaan deelneming. ppt"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Penyertaan

Penyertaan

(

(

deelneming

deelneming

)

)

AIRI SAFRIJAL, S.H., M.H AIRI SAFRIJAL, S.H., M.H

(2)

Pengertian

Pengertian

 Terlibatnya lebih dari 1 orang dalam Terlibatnya lebih dari 1 orang dalam 1 tindak pidana (sebelum dan atau

1 tindak pidana (sebelum dan atau

pada saat tindak pidana terjadi)

(3)

Permasalahan

Permasalahan

 Bagaimana pertanggungjawaban Bagaimana pertanggungjawaban

pidana dari orang-orang yang terlibat

pidana dari orang-orang yang terlibat

itu?

(4)

Pasal yang mengatur

Pasal yang mengatur

(5)

Keterlibatan SSO dalam suatu tindak

Keterlibatan SSO dalam suatu tindak

pidana dapat dikatagorikan

pidana dapat dikatagorikan

sebagai

sebagai

1. Yang melakukan

1. Yang melakukan

2. Yang menyuruh melakukan

2. Yang menyuruh melakukan

3. Yang turut melakukan

3. Yang turut melakukan

4. Yang menggerakkan/menganjurkan

4. Yang menggerakkan/menganjurkan

untuk melakukan

untuk melakukan

5. Yang membantu melakukan

5. Yang membantu melakukan

(6)

 No. 1 s.d. 4 dikatagorikan sebagai No. 1 s.d. 4 dikatagorikan sebagai

“pelaku” (pembuat) (Pasal 55 KUHP):

“pelaku” (pembuat) (Pasal 55 KUHP):

- Pelaku: memenuhi semua unsur delik- Pelaku: memenuhi semua unsur delik

- dianggap sebagai pelaku:- dianggap sebagai pelaku:

 memenuhi sebagian unsur delikmemenuhi sebagian unsur delik

 sama sekali tidak memenuhi unsur deliksama sekali tidak memenuhi unsur delik  Pidananya sama dengan pelakuPidananya sama dengan pelaku

(7)

Bentuk-bentuk Penyertaan

Bentuk-bentuk Penyertaan

1.

1. Menyuruh melakukan (Menyuruh melakukan (doen plegendoen plegen/ /

middellijk daderschap middellijk daderschap))

2.

2. Turut melakukan Turut melakukan (

(medeplegenmedeplegen/mededaderschap/mededaderschap))

3.

3. Menggerakkan (Menggerakkan (uitlokken, uitlokken,

uitlokking uitlokking))

4.

4. Membantu melakukan Membantu melakukan (

(8)

Menyuruh Melakukan

Menyuruh Melakukan

 SSO punya kehendak untuk melakukan SSO punya kehendak untuk melakukan TP, tetapi dia tidak melaksanakannya

TP, tetapi dia tidak melaksanakannya

sendiri melainkan

sendiri melainkan menyuruh menyuruh orang lain orang lain

untuk melakukannya

untuk melakukannya

- Yang menyuruh diancam pidana Yang menyuruh diancam pidana

sebagaimana seorang pelaku

sebagaimana seorang pelaku

- Yang disuruh (sebagai pelaku langsung, Yang disuruh (sebagai pelaku langsung,

pelaku materil): tidak (diancam) pidana

(9)

Orang yang disuruh melakukan

Orang yang disuruh melakukan

tidak dapat dihukum karena

tidak dapat dihukum karena

dua sebab:

dua sebab:

 1. Orang tsb. sama sekali tidak melakukan 1. Orang tsb. sama sekali tidak melakukan

tindak pidana atau perbuatan yang dilakukan

tindak pidana atau perbuatan yang dilakukan

tidak dapat dikualifikasi sebagai tindak pidana

tidak dapat dikualifikasi sebagai tindak pidana

 2. Orang tsb. memang melakukan tindak 2. Orang tsb. memang melakukan tindak

pidana tetapi ia tidak dapat dihukum karena

pidana tetapi ia tidak dapat dihukum karena

ada satu atau beberapa alasan penghapus

ada satu atau beberapa alasan penghapus

kesalahan

(10)

Contoh keadaan dimana Orang tsb.

Contoh keadaan dimana Orang tsb.

sama sekali tidak melakukan tindak

sama sekali tidak melakukan tindak

pidana atau perbuatan yang dilakukan

pidana atau perbuatan yang dilakukan

tidak dapat dikualifikasi sebagai tindak

tidak dapat dikualifikasi sebagai tindak

pidana

pidana

 Seorang juru rawat yang sama sekali tidak Seorang juru rawat yang sama sekali tidak

mengetahui bahwa obat yang diberikan mengetahui bahwa obat yang diberikan

pada pasien atas perintah seorang dokter pada pasien atas perintah seorang dokter

adalah obat yang mengandung racun adalah obat yang mengandung racun

 A meminta B untuk menukarkan uang A meminta B untuk menukarkan uang

palsu; sedangkan B tidak tahu bahwa palsu; sedangkan B tidak tahu bahwa

(11)

Contoh keadaan-keadaan yang

Contoh keadaan-keadaan yang

membuat orang yang disuruh

membuat orang yang disuruh

melakukan tidak dapat dijatuhi

melakukan tidak dapat dijatuhi

pidana karena ada alasan penghapus

pidana karena ada alasan penghapus

kesalahan

kesalahan

 Orang yang disuruh adalah orang tidak Orang yang disuruh adalah orang tidak dapat dipertanggungjawabkan karena

dapat dipertanggungjawabkan karena

Pasal 44 KUHP

Pasal 44 KUHP

 Orang yang disuruh berada dalam Orang yang disuruh berada dalam keadaan daya paksa (overmacht)

keadaan daya paksa (overmacht)

 Orang yang disuruh melakukan perintah Orang yang disuruh melakukan perintah jabatan yang tidak sah tapi dengan itikad

jabatan yang tidak sah tapi dengan itikad

baik ia mengira bahwa perintah itu sah

(12)

Doenplegen dalam hal Delik

Doenplegen dalam hal Delik

Jabatan

Jabatan

 Apabila seorang pegawai negeri menyuruh Apabila seorang pegawai negeri menyuruh orang yang bukan pegawai negeri untuk

orang yang bukan pegawai negeri untuk

melakukan TP yang diatur dalam bab

melakukan TP yang diatur dalam bab

XXVIII:

XXVIII:

 Apakah yang menyuruh dapat dipidana?Apakah yang menyuruh dapat dipidana? - dapat

- dapat

 Apakah yang disuruh dapat dipidana?Apakah yang disuruh dapat dipidana?

- tergantung: apakah ybs. mengetahui atau

- tergantung: apakah ybs. mengetahui atau

tidak bahwa yang menyuruhnya adalah

tidak bahwa yang menyuruhnya adalah

pegawai negeri--- kalau dia mengetahui

pegawai negeri--- kalau dia mengetahui

tapi tetap melakukan berarti dapat

tapi tetap melakukan berarti dapat

dipidana, sekaligus artinya adalah tidak

dipidana, sekaligus artinya adalah tidak

terjadi menyuruh melakukan

(13)

..lanjutan

..lanjutan

 Apabila seorang yang bukan pegawai Apabila seorang yang bukan pegawai

negeri menyuruh seorang pegawai negeri

negeri menyuruh seorang pegawai negeri

untuk melakukan delik jabatan:

untuk melakukan delik jabatan:

- Pendapat van Hamel, Simons (para

- Pendapat van Hamel, Simons (para

sarjana yang klasik): tidak mungkin terjadi

sarjana yang klasik): tidak mungkin terjadi

konstruksi seperti itu karena yang

konstruksi seperti itu karena yang

menyuruh harus memenuhi kualitas pelaku

menyuruh harus memenuhi kualitas pelaku

- Pendapat Jonkers, Vos (para sarjana yang

- Pendapat Jonkers, Vos (para sarjana yang

lebih modern) dan HR: mungkin saja

lebih modern) dan HR: mungkin saja

seorang bukan pegawai negeri menyuruh

seorang bukan pegawai negeri menyuruh

seorang pegawai negeri

(14)

Turut Melakukan

Turut Melakukan

 Beberapa orang bersama-sama Beberapa orang bersama-sama

melakukan TP

melakukan TP

 Kemungkinannya: Kemungkinannya:

 Semua dari mereka yang terlibat, masing- Semua dari mereka yang terlibat, masing-

masing memenuhi semua unsur TP

masing memenuhi semua unsur TP

 Ada yang memenuhi semua unsur; ada Ada yang memenuhi semua unsur; ada

yang memenuhi sebagian saja, bahkan

yang memenuhi sebagian saja, bahkan

ada yang sama tidak memenuhi unsur

ada yang sama tidak memenuhi unsur

delik

delik

 Semua hanya memenuhi sebagian-Semua hanya memenuhi

sebagian-sebagian saja unsur delik

(15)

Syarat Turut Melakukan

Syarat Turut Melakukan

1.

1. Ada kerja sama secara sadarAda kerja sama secara sadar

tidak perlu ada kesepakatan, tapi harus

tidak perlu ada kesepakatan, tapi harus

ada kesengajaan:

ada kesengajaan:

- untuk bekerja sama, dan

- untuk bekerja sama, dan

- untuk mencapai hasil yang berupa TP

- untuk mencapai hasil yang berupa TP

2. Ada pelaksanaan bersama-sama secara

2. Ada pelaksanaan bersama-sama secara

fisik (tidak dalam arti bahwa para peserta

fisik (tidak dalam arti bahwa para peserta

harus bersama-sama berada di lokasi

harus bersama-sama berada di lokasi

kejadian)

kejadian)

(16)

Pemidanaan pada Turut

Pemidanaan pada Turut

Melakukan

Melakukan

 Setiap peserta diancam pidana yang Setiap peserta diancam pidana yang sama

(17)

Menggerakkan/Menganjurkan/Memb

Menggerakkan/Menganjurkan/Memb

ujuk

ujuk

 SSO punya kehendak untuk melakukan TP, SSO punya kehendak untuk melakukan TP,

tetapi tidak melakukannya sendiri, melainkan

tetapi tidak melakukannya sendiri, melainkan

menggerakkan orang lain utk melaksanakan

menggerakkan orang lain utk melaksanakan

niatnya itu

niatnya itu

 Syarat-syarat Penggerakkan yang dapat Syarat-syarat Penggerakkan yang dapat

dipidana

dipidana: :

Ada kesengajaan menggerakkan orang lain Ada kesengajaan menggerakkan orang lain

untuk melakukan TP

untuk melakukan TP

 Menggerakkan dengan upaya-upaya yang ada Menggerakkan dengan upaya-upaya yang ada

dalam Pasal 55 ayat (1) butir ke-2: pemberian,

dalam Pasal 55 ayat (1) butir ke-2: pemberian,

janji, penyalahgunaan kekuasaan atau

janji, penyalahgunaan kekuasaan atau

pengaruh, kekerasan, ancaman kekerasan, tipu

pengaruh, kekerasan, ancaman kekerasan, tipu

daya, memberi kesempatan, alat , keterangan

(18)

..Lanjutan

..Lanjutan

 Ada yang tergerak untuk melakukan TP Ada yang tergerak untuk melakukan TP

akibat dengan sengaja digerakkan

akibat dengan sengaja digerakkan

dengan upaya-upaya dalam Pasal 55

dengan upaya-upaya dalam Pasal 55

ayat (1) butir ke-2 KUHP

ayat (1) butir ke-2 KUHP

 Yang digerakkan melakukan delik yang Yang digerakkan melakukan delik yang

dianjurkan atau percobaannya (catatan:

dianjurkan atau percobaannya (catatan:

Pasal 163)

Pasal 163)

 Yang digerakkan dapat Yang digerakkan dapat

dipertanggungjawabkan menurut

dipertanggungjawabkan menurut

hukum pidana

(19)

Pemidanaan terhadap Penggerak

Pemidanaan terhadap Penggerak

(Uitlokker)

(Uitlokker)

Psl 163 KUHP

Psl 163 KUHP

 Diancam pidana yang sama dengan Diancam pidana yang sama dengan pelaku langsung (yang

pelaku langsung (yang

digerakkan/

digerakkan/uitgelokteuitgelokte), pada:), pada:

 penggerakan yang berhasil penggerakan yang berhasil

(

(geslaagde uitlokkinggeslaagde uitlokking))

 penggerakan yang sampai pada penggerakan yang sampai pada

taraf percobaan yang dapat dipidana

taraf percobaan yang dapat dipidana

(

(20)

Batas Pertanggungjawaban Seorang

Batas Pertanggungjawaban Seorang

Penggerak (Pasal 55 ayat (2))

Penggerak (Pasal 55 ayat (2))

 Hanya sebatas perbuatan yang dengan Hanya sebatas perbuatan yang dengan sengaja digerakkan oleh penggerak,

sengaja digerakkan oleh penggerak,

beserta dengan akibatnya

beserta dengan akibatnya

 Yang dimaksud dengan akibat adalah akibat Yang dimaksud dengan akibat adalah akibat obyektif yang dapat menyebabkan

obyektif yang dapat menyebabkan

diperberatnya pidana yang akan dijatuhkan

diperberatnya pidana yang akan dijatuhkan

(Mis. Ayat (3) Pasal 351 KUHP)

(Mis. Ayat (3) Pasal 351 KUHP)

 Tidak dipersyaratkan bahwa penggerak Tidak dipersyaratkan bahwa penggerak telah mengetahui terlebih dahulu

telah mengetahui terlebih dahulu

akibat-akibat yang akan terjadi. Ia juga

akibat yang akan terjadi. Ia juga

bertanggungjawab atas akibat yang tidak

bertanggungjawab atas akibat yang tidak

dapat diketahui atau diramalkannya

dapat diketahui atau diramalkannya

terlebih dahulu

(21)

Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban

Seorang Penggerak

Seorang Penggerak

 A mengajak B untuk memukul C dengan A mengajak B untuk memukul C dengan sebatang kayu. Akan tetapi B tidak

sebatang kayu. Akan tetapi B tidak

memukul C dengan kayu, malahan

memukul C dengan kayu, malahan

menusuk C dengan sebilah pisau

menusuk C dengan sebilah pisau

(22)

Membantu Melakukan Membantu Melakukan

(Pasal 56, 57 KUHP)

(Pasal 56, 57 KUHP)

 Harus dilakukan dengan sengajaHarus dilakukan dengan sengaja  Menurut Pasal 56, ada 2 jenis:Menurut Pasal 56, ada 2 jenis:

1. Membantu sebelum TP dilakukan

1. Membantu sebelum TP dilakukan

sarananya: kesempatan, daya upaya (alat),

sarananya: kesempatan, daya upaya (alat),

keterangan

keterangan

2. Membantu pada saat TP dilakukan

2. Membantu pada saat TP dilakukan

sarananya: boleh apa saja

sarananya: boleh apa saja

 Yang dipidana hanya membantu melakukan Yang dipidana hanya membantu melakukan

kejahatan (lihat Pasal 56 dan Pasal 60 KUHP)

kejahatan (lihat Pasal 56 dan Pasal 60 KUHP)

 Ancaman pidana maksimal bagi seorang Ancaman pidana maksimal bagi seorang

pembantu: pidana bagi pelaku kejahatan

pembantu: pidana bagi pelaku kejahatan

dikurangi 1/3-nya

dikurangi 1/3-nya

Note: Pada beberapa UU Khusus, ancaman

Note: Pada beberapa UU Khusus, ancaman

pidana

pidana bagi seorang yang membantu bagi seorang yang membantu melakukan

(23)

Batas Pertanggungjawaban Batas Pertanggungjawaban

seorang yang membantu seorang yang membantu

melakukan TP melakukan TP (Pasal 57 ayat (4

(Pasal 57 ayat (4

)

)

 Hanya terbatas pada perbuatan yang Hanya terbatas pada perbuatan yang dengan sengaja dimudahkan oleh

dengan sengaja dimudahkan oleh

pembantu; beserta dengan akibatnya

(24)

Perbedaan antara Menyuruh

Perbedaan antara Menyuruh

Melakukan dengan

Melakukan dengan

Menggerakkan

Menggerakkan

 Menyuruh MelakukanMenyuruh Melakukan

 Sarana Sarana

menggerakkan tidak

menggerakkan tidak

ditentukan

ditentukan

 Pelaku langsung tidak Pelaku langsung tidak

dapat

 MenggerakkanMenggerakkan

 Sarana Sarana

menggerakkan

menggerakkan

ditentukan secara

ditentukan secara

limitatif

limitatif

 Pelaku langsung Pelaku langsung

(25)

Perbedaan Turut Serta dengan

Perbedaan Turut Serta dengan

Pembantuan (pada saat TP

Pembantuan (pada saat TP

dilakukan)

dilakukan)

 Turut MelakukanTurut Melakukan

# Mnrt ajaran obyektif:

# Mnrt ajaran obyektif:

Perbuatannya

Perbuatannya

merupakan perbuatan

merupakan perbuatan

pelaksanaan

pelaksanaan

(uitvoeringshandeling)

(uitvoeringshandeling)

# Menurut ajaran

# Menurut ajaran

subyektif:

subyektif:

- kesengajaan ditujukan

- kesengajaan ditujukan

untuk terwujudnya delik

untuk terwujudnya delik

 Membantu MelakukanMembantu Melakukan

# Mnrt ajaran obyektif:

# Mnrt ajaran obyektif:

Perbuatannya merupakan

Perbuatannya merupakan

perbuatan yang

perbuatan yang

membantu/menunjang

membantu/menunjang

# Menurut ajaran

# Menurut ajaran

subyektif:

subyektif:

- Kesengajaannya hanya

- Kesengajaannya hanya

untuk memberi bantuan

untuk memberi bantuan

saja pada orang lain

(26)

.lanjutan

.lanjutan

 Turut melakukanTurut melakukan

- Harus ada kerja

- Harus ada kerja

sama yang disadari

sama yang disadari

- Mempunyai

- Mempunyai

kepentingan/tujuan

kepentingan/tujuan

sendiri, yaitu

sendiri, yaitu

terwujudnya delik

terwujudnya delik

 Membantu melakukanMembantu melakukan

- Tidak harus ada kerja Tidak harus ada kerja sama yang disadari

sama yang disadari

- Tidak mempunyai Tidak mempunyai kepentingan/tujuan

kepentingan/tujuan

sendiri

(27)

Perbedaan Menggerakkan

Perbedaan Menggerakkan

dengan Membantu Sebelum TP

dengan Membantu Sebelum TP

Terjadi

Terjadi

 MenggerakkanMenggerakkan

Keterangan, sarana,

Keterangan, sarana,

kesempatan

kesempatan

digunakan oleh

digunakan oleh

penggerak untuk

penggerak untuk

menimbulkan

menimbulkan

kehendak melakukan

kehendak melakukan

TP pada pelaku

TP pada pelaku

langsung

langsung

 MembantuMembantu

Keterangan, sarana,

Keterangan, sarana,

kesempatan

kesempatan

digunakan oleh

digunakan oleh

pembantu untuk

pembantu untuk

memberikan bantuan

memberikan bantuan

pada pelaku langsung

(28)

SEKIAN

SEKIAN

DAN

DAN

TERIMAKASJH

Referensi

Dokumen terkait

Perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut, lazim disebut sebagai

Tindak pidana khusus adalah suatu perbuatan pidana atau tindak pidana yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dasar pemberlakuan tindak pidana khusus adalah KUHP

Sedangkan Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan Perundang-Undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan

a. Tindak Pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang

Berdasarkan Konsep 2015, sumber hukum atau landasan legalitas untuk menyatakan suatu perbuatan sebagai tindak pidana, tidak hanya didasarkan pada asas legalitas

Seseorang atau pelaku tindak pidana tidak akan tidak akan dimintai pertanggungjawaban pidana atau dijatuhi pidana apabila tidak melakukan perbuatan pidana dan

siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum atau tidak menuruti baik

Jika setelah putusan pemidanaan telah memperoleh kekuatan hukum tetap perbuatan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan tidak lagi merupakan tindak pidana menurut