• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPP 3.7 PERAWATAN JENAZAH SMA MUH WNSB Copy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPP 3.7 PERAWATAN JENAZAH SMA MUH WNSB Copy"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

 Sekolah : SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO

 Mata pelajaran : PAI DAN BUDI PEKERTI  Rombel / semester : IPA/IPS/BHS-4

 Tema : PERAWATAN JENAZAH

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR ( KD ) DAN INDIKATOR :

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1.7 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam 2.7 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan

kerja sama dalam penyelenggaraan 3.7.1.Berinisiatif dalam pelaksanaan terhadap pelaksanaan perawatan jenazah 3.7.2. Menjelaskan cara dalam perawatan jenazah

(2)

terhadap jenazah

4.7.1. Praktek secara langsung dalam prosedur penyelenggaraan terhadap perawatan jenazah

4.7.2. Mengambil manfaat dari tatacara penyelenggaraan terhadap jenazah

4.7.2. Menggambil hikmah dari perawatan terhadap jenazah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat :

1. Menjelaskan ketentuan dan tata cara penyelenggaraan jenazah

2. Menyebutkan dalil Al Quran dan hadis tentang penyelenggaraan jenazah

3. Menjelaskan cara menerapkan ketentuan dan tata cara penyelenggaraan jenazah

4. Menyebutkan hikmah ketentuan dan tata cara penyelenggaraan jenazah

5. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

D. MATERI PEMBELAJARAN : 1. Perawatan Jenazah 2. Memendikan Jenazah. 3. Mengafani Jenazah 4. Menyalati Jenazah 5. Menguburkan Jenazah 6. Ta’ziyyah (melayat) 7. Ziarah Kubur.

(3)

E. METODE PEMBELAJARAN :

a. Pendekatan : Saintifik

b. Metode :Lood Reading Dialog,Tanya Jawab dan Penugasan c. Model : (Discovery Learning ) Berbasis penemuan

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU

1. PENDAHULUAN :

1) Sebelum KBM dilaksanakan di awali dengan kegiatan doa pagi dan menyanyikan lagu Indonesia raya ( KEDISIPLINAN), tadarus al-Qur’an( RELIGIUS )

2 )Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan menyenangkan untuk proses belajar-mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda kegiatan) media, alat dan buku yang diperlukan. ( KEDISIPLINAN )

3) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

5) Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

20

2. KEGIATAN INTI :

1. Orientasi peserta didik pada masalah : Membaca teks tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mengamati gambar, peristiwa, atau penomena alam yang terkait dengan tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menyimak tayangan atau penjelasan tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mencermati dalil-dalil tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mencermati tahapan penyelenggaran jenazah.

Mencermati hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menanyakan makna tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menanyakan dalil-dalil yang berkaitan dengan tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menanyakan tahapan-tahapan dalam penyelenggaraan jenazah.

(4)

Menanyakan hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mendiskusikan makna tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mengidentifikasi dalil-dalil yang berkaitan dengan tatacara penyelenggaraan jenazah

Mendiskusikan dalil-dalil yang berkaitan dengan tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mengidentifikasi hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Mendiskusikan hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menganalisis makna tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menganalisis hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menyimpulkan hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenazah.

Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh tatacara penyelenggaraan jenazah.

 Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan jenaza.

2. Mengorganisasi peserta didik untuk Belajar :

 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing berjumlah 5 – 6 orang. ( GOTONG ROYONG )

 Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam dalam daftar pertanyaan, terkait dengan tugas yang diberikan.

 Guru mengamati keterampilan peserta dalam didik secara perorangan dan kelompok dalam menyusun pertanyaan. ( MANDIRI )

 Guru memberi kesempatan peserta didik mengidentifiksi sebanyak mungkin masalah yang muncul, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan pertanyaan dan diikuti dengan merumuskan hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan tersebut) .

 Peserta didik secara kelompok mengidentifikasi sekaligus mencatat pertanyaan yang ingin diketahui penyelenggaraan terhadap jenazah

3. Bimbimbing penyelidikan individual dan Kelompok :

(5)

 Peran guru pada tahap ini adalah sebagai berikut :

 Peserta didik pada tahapan ini menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya :

 Peserta didik menyusun laporan hasil telaah mengenai telaah kandungan makna Qs.Al-Isra’ ayat 32 ( berdasarkan pembagian kelompok pada awal KBM ) diminta untuk menyajikan hasil analisis kandungn makna Qs Al Isra’ ayat 32. Peserta didik yang lain diminta untuk menanggapi atau melengkapi hasil telaah tersebut.

 Guru memberikan konfirmasi/penguatan atas jawaban peserta didik.

3 .

KEGIATAN PENUTUP :

5.Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah :

1) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi pelajaran tersebut.

2) Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas pada pertemuan tersebut. ( MANDIRI )

3) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan Tugas Kelompok : MEMPRAKTEKKAN PENYELENGGARAAN TERHADAP JENAZAH (BERKELOMPOK )

4) Guru dan peserta didik menutup dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.

20

G. TEKNIK PENILAIAN : TERLAMPIR

H. MEDIA / ALAT , BAHAN DAN SUMBER BELAJAR :

a. Media / alat : Perangkat LCD , laptop, papan tulis , spidol. b. Sumber belajar :

(6)

LAMPIRAN MATERI

A. Memahami pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah

1. Ketentuan dan tata cara pelaksanaan penyelenggaraan jenazah a. Pengertian penyelenggaraan jenazah

Penyelenggaraan jenazah adalah perilaku mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan dan memakamkan. Hal ini dilakukan sebagai wujud dan upaya memuliakan manusia sebagai hamba Allah SWT. Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS. Al Isra (17): 70;

ِرْحَبْلاَو ّرَبْلا يِف ْمُهاَنْلَمَحَو َمَدآ يِنَب اَنْمّرَك ْدَقَلَو

اَنْقَلَخ ْنّمّم ٍريِثَك ىَلَع ْمُهاَنْلّضَفَو ِتاَبّيّطلا َنّم مُهاَنْقَزَرَو

ً ليِضْفَت

b. Hukum penyelenggaraan jenazah

Umat Islam hukumnya wajib kifayah untuk mengurus jenazah umat Islam. Pengertian hukum kifayah adalah bentuk kwajiban yang dibebankan kepada umat Islam secara kolektif dan memenuhi asas ketercukupan. Artinya apabila ada jenazah umat Islam cukup dan selesai diurus oleh lima orang Islam, maka umat Islam lainnya telah gugur dari ancaman dosa. Yang menjadi persoalan adalah apakah seorang jenazah cukup dan mampu diurus secara tuntas oleh seorang diri umat Islam? Tentu, tidak akan mungkin terjadi mengurus jenazah hanya dibebankan kepada seorang diri. c. Kreteria jenazah yang wajib diurus oleh umat Islam

Jenazah yang wajib diurus oleh umat Islam adalah jenazah umat Islam. Sedangkan jenazah orang kafir, umat Islam tidak wajib untuk mengurus secara Islami. Apakah semua jenazah umat Islam wajib diurus oleh umat Islam ?

Tidak semua jenazah umat Islam wajib diurus oleh umat Islam. Ada beberapa jenis jenazah umat Islam yang tidak wajib diurus atau diurus tetapi tidak secara sempurna, seperti; dimandikan, dikafani, disalatkan dan dimakamkan. Diantara jenazah umat Islam yang tidak wajib diurus atau diurus oleh umat Islam, tetapi tidak secara sempurna adalah;

(7)

2) Jenazah umat Islam yang hilang (tidak diketemukan), seperti; tenggelam dan sejenisnya

3) Jenazah umat Islam yang sudah tidak utuh lagi, seperti; korban kecelakaan pesawat

2. Dalil yang menjadi dasar pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

َ لَو ًةَعاَس َنوُرِخْأَتْسَي َل ْمُهُلَجَأ ءاَج اَذِإَف ٌلَجَأ ٍةّمُأ ّلُكِلَو

ََنوُمِدْقَتْسَي

Artiny a:

Tiap-tiap umat telah ditetapkan ajalnya (kematian), maka apabila telah datang kematian, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya (QS. Al A’raf (7): 34).

a. Cara mengingat kematian

Baik diingat atau dilupakan, kematian pasti akan datang pada saatnya. Kematian yang dilupakan mendorong manusia enggan untuk beramal saleh, seperti; enggan melakukan salat tepat waktu, enggan berinfaq, malas belajar, malas membaca Al Quran, selalu berkata buruk, berani kepada guru, berbuat tidak baik terhadap teman, durhaka terhadap orang tua, dan sejenisnya. Sebaliknya, umat Islam yang selalu mengingat terhadap kematian, dapat mendorong manusia untuk senantiasa beramal saleh, seperti; senantiasa melakukan salat tepat waktu, tekun belajar, gemar berinfaq, gemar membaca Al Quran, selalu berkata baik, santun kepada teman, hormat dan santun kepada guru, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan sejenisnya. Karena hanya amal saleh sebagai satu-satunya bekal yang pantas untuk menghadap kepada Allah SWT.

(8)

َتْوَمْلا يِنْعَي ِتاّذّللا ِمِذاَه َرْكِذ اوُرِثْك

َأ

Artiny

a: Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan-kenikmatan, yakni kematian. (HR. Tirmidzi ).

b. Bekal untuk menghadapi kematian Nabi bersabda;

َمَدآ ُنْبا َتاَم َاذِا :َمّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىّلَص ِهللا ُلْوُسَر َلَاق

ِهِب ُعَفَتْنُي ٍمْلِع ْوَا ٍةَيِرَاج ٍةَقَدَص : ٍثَلَث ْنِم ّلِا ُهُلَمَع َعَطَقْنِا

)ْمِلْسُمَو ىِراَخُبْلا ُهاَوَر( ُهَلْوُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَلَوْوَا

Artiny

a: Rasulullah SAW bersabda; Apabila seseorang telah meninggal dunia, terputuslah semua amal, kecuali tiga hal yang tetap kekal, yakni; sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang saleh yang senantiasa mendoakannya (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Menerapkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

a. Sedang sakit

Ketika umat Islam mendengar berita ada umat Islam yang sakit, terpanggil umat Islam yang sehat untuk memenuhi haknya, baik sakit itu di rumah maupun di rumah sakit. Yang dimaksud dengan hak tersebut adalah;

1) Membesuk dan menghiburnya

ِا

ّنِأَف ِهِلَجَأ ِىف ُهَلاْوُسّفَنَف ِضْيِرَمْلا ىَلَع ْمُتْلَخَد َاذ

هاور( ِضْيِرَملْا ٌسْفَن ُبّيَطُي َوُهَو اًئْي َش ّدُرَي َل َكِلاَذ

َ)يذمرتلا

(9)

2)

Mendoakan semoga lekas sembuh

ىِفا ّشلا َتْنَأ ِف ْشَأَو َس

ْأَبْلا ِبِهْذَأ ِساّنلا ّبَر ّمُهّللَا

هاور( اَمَقَس ُرِداَغُي َل ًءاَفِش َكُئآَفِش ّلِا َءآَفِشَل

)ملسملاو يراخبلا

Artinya: Ya Allah Tuhan sekalian manusia, jauhilah derita ini dan sembuhkanlah, Engkau Yang Maha Penyembah tiada yang lain yang dapat menyembuhkan, kecuali kesembuhan dari-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas (HR. Bukhari dan Muslim).

b. Sedang sakaratul maut

a. Menghadapkan ke arah kiblat

b. Membaca surat Yasin dengan suara agak keras dan surat ar Ra’du dengan suara pelan dengan tujuan untuk mempermudah keluarnya ruh

c. Mentalkin dengan kalimat tahlil secar santun, tanpa ada kesan memaksa, dengan tujuan agar kalimat tahlil menjadi penutup kata dari mulut seseorang

(ملسملا هاور( ِهللا ّلِا َهَلِا َل ْمُكاَتْوَم اْوُنّقَل

Artinya: Talkin (ajarilah) orang yang menjelang mati diantara kamu dengan kalimah tauhid “ Laa ilaaha illallah” (HR. Muslim).

Karena nabi Muhammad SAW bersabda;” barang siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah di akhir hidupnya, maka akan masuk surga”.

d. Memberi minum bila membutuhkan minum, karena setan akan memberikan minum dengan ditukar keimanannya e. Orang yang menunggui tidak boleh berkata yang jelek,

karena malaikat akan mengamininya

Apabila orang yang sakaratul maut itu telah meninggal dunia, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh umat Islam terhadap jenazah tersebut.

(10)

b. Mengucapkan doa musibah

ىِتَبْبِصُم ِىف ىِنْرُجْوُأ ّمُهلّلَا .َنْوُعِجاَر ِهْيَلِا ّنِاَو ِهلل ّانِا

)ملسم هاور( اَهْنِم اًرْيَخ ىِل ْفُلْخاَو

Artinya: Sesungguhnya yang datang dari Allah dan pasti semua akan kembali kepada Allah. Ya Allah berikan aku pahala terhadap musibah yang ku alami ini, gantikan untukku yang lebih baik darinya (HR. Muslim).

c. Memejamkan mata jenazah

ُعَبْتَي َرَصَبلْا ّنِأَف َرَصَبلْا اْوُضِمْغ

َأَف ْمُكَتْوَم ْمُتْرَضَح َاذِا

)دمحأ هاور( َحْوّرلا

Artinya: Jika kamu menghadapi mayat yang baru mati, maka hendaklah engkau pejamkan matanya, maka mata itu mengikuti kepergian ruh (HR. Ahmad).

d. Mengikat dagunya dengan kain, jika mulut membuka

e. Meletakkan sesuatu di atas perut sebagai penindih, agar tidak menggembung

f. Meletakkan kedua tangan diantara tali pusat dan dada g. Menutupi tubuh jenazah dengan kain

h. Segera membayar hutang-hutangnya, jika memiliki hutang

ُهْنَع ىَضْقُي ىّتَح ِهِنْيَدِب ٌهَقّلَعُم ِنِمْؤُمْلا ُسْفَن

Artinya: Roh seorang mukmin tergantung kepada hutangnya, sampai hutang itu dilunasi oleh ahli.

4. Hikmah ketentuan dan tata cara pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

a. Mendorong manusia untuk meningkatkan kwalitas bertaqwa kepada Allah

b. Mengingatkan kepada manusia bahwa kematian akan datang secara mendadak

c. Mendorong manusia untuk memperbanyak amal saleh

(11)

e. Mendorong manusia untuk senantiasa menutupi aib sesama hamba Allah

5. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

Mengurus jenazah merupakan bagian dari hukum Fikih di dalam sistem hukum Islam. Sesuai namanya, fikih berarti bagian hukum Islam yang lahir dari proses pemahaman (ijtihad) yang dilakukan oleh para ulama mujtahid. Sehingga produk hukum Fikih terhadap suatu persoalan, bentuknya beragam. Tetapi semua terjamin kebenarannya oleh Allah, sebagaimana nabi bersabda;

ٌدِحاَو ٌرْجَا ُهَلَف َعَطْخَا َاذِاَو ِناَرْجَا ُهَلَف َبَص

َأَف ُمِكاَحْلا َدَهَتْجا اَذِا

(

ْمِلْسُم َو ىِراَخُبلْاهاور

)

Artinya: Apabila seorang hakim akan memutuskan perkara, lalu iamelakukan ijtihad, kemudian ijtihadnya benar, maka iamemperoleh dua pahala (pahala ijtihad dan pahalakebenarannya). Jika hakim akan memutuskan perkara, dan iaberijtihad, kemudian hasil ijtihadnya salah, maka iamendapat satu pahala (pahala ijtihadnya) (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Pedoman Pengamatan Sikap

 Kelas : ……….

 Hari, Tanggal : ……….

 Pertemuan Ke- : ……….

 Materi Pokok : ……….

NO N a m a Peserta

Didik jujur ASPEK PENILAIANDisiplin Tanggung Jawab

Skor penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu :

 Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai dengan aspek sikap yang dinilai

 Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai dengan aspek sikap yang dinilai

 Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai dengan aspek sikap yang dinilai

(12)

Skor Perolehan Nilai = --- x 4 12

A. Penilaian Pengetahuan

a) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan. Peserta didik diminta untuk mengerjakan Tugas Mandiri

• Penskoran Tugas Mandiri (10 Soal )

Masing-masing soal jika jawabannya lengkap, skornya 4 sehingga perolehan skor maksimal adalah 24.

Skor perolehan Nilai = --- x 4 40

B. Penilaian Ketrampilan

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah tentang warga negara dan asas – asas kewarganegaraan . Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.

No Nama

peserta didik Kemampuanbertanya Kemampuanmenjawab / argumentasi

Memberi masukan / saran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan : di isi dengan tanda cek ( √ )

Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang Skor Perolehan

Nilai = --- x 4 12

Pedoman Penskoran (rubrik)

No Aspek Penskoran

(13)

Skor 2, apabila kadang-kadang bertanya Skor 1, apabila tidak pernah bertanya. 2. Kemampuan menjawab/

Argumentasi Skor 4, apabila materi/jawaban benar, rasional,dan jelas. Skor 3, apabila materi/jawaban benar, rasional,dan tidak jelas

Skor 2, apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak jelas

Skor 1, apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak jelas

3. Kemampuan memberi

masukan

Skor 4, apabila selalu memberi masukan Skor 3, apabila sering memberi masukan

Skor 2, apabila kadang-kadang memberi masukan Skor 1, apabila tidak pernah memberi masukan

Wonosobo, September 2018 Mengetahui

Kepala SMA Muh wonosobo Guru Mapel,

(14)

Referensi

Dokumen terkait