• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1 Hasil Lintasan dalam Analisis Jalur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 1 Hasil Lintasan dalam Analisis Jalur"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Melalui Kinerja Guru

Imam Bukhori

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Nur Anita

Alumni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang, E-mail: Etha87 ni2t@yahoo.co.id.

Abstract: This research aims to get empirical data of the influences of school culture on stu -dents’ achivement and motivation of learning in SMK Negeri 1 Turen. In this study, the re -searcher used an explanatory research. The chosen population was all eleven graders of SMK Negeri 1 Turen that was 510 students. The researcher used a random sampling technique with 75 respondents and the analysis method was a multiple regression method. The results indicate that there are positive influences of the school culture on students’ performance in learning directly, equal to 0,389 with sig, 0,000. There are also positive influences of the school culture on students’ motivation in learning directly, equal to 0,215 with sig. 0,032. There are also positive influences of students’ performance on their motivation in learning, equal to 0,523 with sig. 0,000. There are positive influences of the school culture on students’ motivation in learning indirectly, equal to 0,203 with sig. 0,000. It can be concluded that the school culture existing at SMK Negeri 1 Turen has significcantly positive influences on students’ motiva -tion, achievement, and teachers’ performance. It is suggeted that the headmaster create positive school culture to enhance teachers to work better, which in turn can affect students’ motivation and achievement.

Kata kunci: kultur sekolah, motivasi belajar siswa, kinerja guru

Usaha-usaha peningkatan dan pengembang-an mutu pendidikpengembang-an merupakpengembang-an tekad dpengembang-an komitmen bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju da-lam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu struktural dan kul-tural. Perbaikan struktural telah lama di-lakukan Departemen Pendidikan Nasional seperti perbaikan komponen-komponen dan pelatih-an guru namun hasilnya belum meng-gembirakan. Hal ini sesuai pengamatan Gin-ningham dan Gresso (dalam Jumadi, 2004: 22) yang mengisyaratkan ”bahwa dalam

per-jalanan sejarah, usaha peningkatan pendidik- an melalui pendekatan struktural tidak ber-hasil mengubah keadaan”. Berbeda dengan pendekatan kultural yang bersifat bottom-up, sehingga warga sekolah tidak merasa disu-ruh, diperintah atau dipaksa melakukan per-baikan-perbaikan, namun atas kesadaran, keyakinan dan kehendak sendiri melakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.

(2)

budaya sekolah adalah ”sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang diprak-tikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah”. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Stolp & Smith (1994) menyatakan kultur sekolah merupak-an pola makna ymerupak-ang dipmerupak-ancarkmerupak-an secara his-toris yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual, tradisi, dan mitos dalam derajad yang bervariasi oleh warga sekolah. Penerapan kultur sekolah yang tepat akan mempunyai pengaruh yang berarti dalam aktivitas belajar siswa, maupun dalam mem-pengaruhi guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif untuk mencapai kinerja guru yang baik.

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidik-an, antara lain: guru, siswa, sarana dan pra-sarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut guru dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah menempati kedudukan yang sangat pent-ing dan tanpa mengabaikan faktor yang lain, guru sebagai subjek pendidikan sangat me-nentukan keberhasilan pendidikan itu sendi-ri. Studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara me-nemukan bahwa di antara berbagai masukan (input) yang menentukan pendidikan (yang dituju-kan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. sehingga dapat dika-takan bahwa dalam pelakasa pendidikan na-sional guru merupakan faktor kunci.

Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat pembelajaran, karena merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keber-hasilan belajar. Dengan adanya motivasi, siswa akan terdorong untuk melaksanakan dan mengerjakan tugas belajarnya. Motivasi tidak hanya berasal dari dalam diri sendiri (internal) akan tetapi juga berasal dari luar (eksternal). Motivasi intern muncul karena

adanya faktor dari dalam yaitu karena adan-ya kebutuhan, sedangkan motivasi ekstern muncul karena adanya faktor dari luar, teru-tama dari lingkungan. Dalam kegiatan bela-jar mengabela-jar faktor eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kinerja guru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-tahui pengaruh antara: (1) kultur sekolah terhadap kinerja guru, (2) kultur sekolah ter-hadap motivasi belajar siswa, (3) kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa, dan (4) kul-tur sekolah terhadap motivasi belajar melalui kinerja guru.

METODE

Metode penelitian yang digunakan da-lam penelitian ini adalah Explanatory research, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meneliti pengaruh kultur sekolah terhadap motivasi belajar siswa melalui kinerja guru di SMK Negeri 1 Turen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random Sampling. Penelitian ini mengunakan instru-men berupa kuesioner dan untuk instru- menentu-kan panjang pendeknya kelas interval maka digunakan Skala likert dengan 5 alternatif jawaban. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Turen sebanyak 510 siswa, karena keterbatasan bia-ya dan waktu maka diambil sampel seban-yak 15% atau 75 siswa. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 112) ber-pendapat bahwa.”Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian popula-si. Selanjutnya apabila subjeknya besar lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau lebih.

(3)

un-tuk skala kultur sekolah, unun-tuk skala kinerja guru 0,416 s/d 0,708 dan 0,358 s/d 0,769 untuk skala motivasi belajar siswa, dimana r ≥0,3. Suatu angka yang menunjukkan tingkat kete-patan pengukuran instrumen dengan kata lain bahwa instrumen tersebut sudah relatif tepat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Reliabilitas instrumen diukur deng-an menggunakdeng-an rumus Alpha Cronbach. Koefesien reliabilitas masing-masing instru-men dari variabel tersebut adalah untuk kul-tur sekolah nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,786 maka instrumen ini reliabel. Instrumen-instrumen variabel inter-vening kinerja guru dinyatakan valid karena tingkat probabilitas r ≥ 0,6 dengan nilai ko- efesien reliabilitas Alpha Cronbach 0,715 maka instrumen ini reliabel. Sedangkan ins-trumen-instrumen variabel terikat motiva-si belajar dinyatakan valid, dengan tingkat probabilitas r ≥ 0,6, sehingga diperolah nilai probabilitas 0,717 maka nilai instrumen ini reliabel. Kesimpulan bahwa instrumen pene-litian ini dapat dipercaya dan dapat diguna-kan penelitian.

Adapun proses uji normalitas dilakukan dengan OLS pada masing-masing persamaan

yang menyusunnya secara sendiri-sendiri (parsial). Pendugaan parameter dengan me-tode OLS, dimana di dalam software SPSS di-hitung melalui analisis regresi, yaitu dilaku-kan pada masing-masing persamaan secara parsial (Solimun, 2004: 34-50). Baik pengu-jian analisis maupun pengupengu-jian hipotesis pe-nelitian dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk mengetahui koefesien korelasi antar variabel dihitung melalui perhitungan korelasi product moment regresi berganda un-tukmengetahui pengaruh dari variabel kul-tur sekolah terhadap motovasi belajar siswa melalui kinerja guru.

HASIL

Skor kultur sekolah antara 39 - 69, rata-rata 55,4800 dengan standar deviasi 5,66964. Skor rata-rata kultur sekolah sebesar 55,4800 menunjukkan bahwa persepsi siswa terha-dap kultur sekolah cukup baik, sebab skor 55,4800 berada di bawah skor subjek untuk kategori tinggi, yaitu 57. Kinerja guru memi-liki rentang 35 - 49, rata-rata 42,0533 dengan standar deviasi 3,28754. Skor rata-rata kinerja

E1= 0.848

E2= 0.593

X

Z

β

3

= 0.523

Y

Sig= 0.000

β

1

= 0.389

Sig= 0.000

β

2

= 0.215

Sig= 0.032

(4)

guru sebesar 42,0533 menjunjukkan kinerja guru SMK Negeri 1 Turen tinggi, sebab skor 42,0533 dapat dikategorikan tinggi. Persepsi siswa tentang motivasi belajar dengan ren-tang skor antara 27 - 47, didapatkan rata-rata sebesar 36,9733 dengan standar deviasi sebe-sar 3,95233. Skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 36,9733 menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar cukup baik, sebab skor 36,9733 berada di bawah skor sub-jek untuk kategori tinggi 39.

Korelasi pengaruh antara kultur sekolah dengan kinerja guru secara langsung, dari ha-sil perhitungan didapat nilai t hitung = 3,612 dengan Sig. sebesar 0,000 sedangkan nilai t ta-bel = 1,993. Dengan demikian karena t hitung > t tabel dan nilai Sig (0,000) > (0,05) maka Ho ditolak, berarti hubungan kultur sekolah de-ngan kinerja guru adalah signifikan dede-ngan nilai koefesien terstadarisasi sebesar 0,389. Koefesien korelasi antara kultur sekolah de-ngan motivasi belajar siswa secara langsung, dari hasi perhitungan didapatkan nilai t tung = 2,182 dengan t tabel = 1,993, jadi t hi-tung > t tabel maka Ho ditolak, sehingga da- pat disimpulkan bahwa variabel kultur sekolah berpengaruh terhadap motivasi bela-jar siswa secara signifikan dengan nilai koef -esien terstadarisasi sebesar 0,215. Korelasi pengaruh antara kinerja guru dengan moti-vasi belajar siswa secara langsung, dari ha-sil perhitungan didapat nilai t hitung = 5,305 dengan t tabel =1,993, jadi t hitung > t tabel maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpul-kan bahwa kinerja guru berpengaruh terh-adap motivasi belajar siswa secara signifikan dengan nilai koefesien terstandarisasi sebe-sar 0,523. Untuk pengaruh tidak langsung antara kultur sekolah terhadap motivasi be-lajar siswa melalui kinerja guru sebesar 0,203 lebih kecil dari pengaruh langsung kultur sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0,215 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpul-kan bahwa kultur sekolah secara tidak lang-sung berpengaruh signifikan terhadap mo -tivasi belajar siswa melalui ki-nerja guru di SMK Negeri 1 Turen.

PEMBAHASAN

Penelitian ini telah berhasil menunjukkan hubungan yang terjadi antara kultur sekolah dengan kinerja guru, hubungan yang terjadi antara kultur sekolah dengan motivasi bela-jar siswa, hubungan yang terjadi antara ki-nerja guru dengan motivasi belajar siswa dan hubungan antara kultur sekolah terhadap motivasi belajar siswa melalui kinerja guru. Bagaimana hubungan antara varibel bebas dan variabel terikat dapat dijelaskan sebagai berikut.

Hubungan antara kultur sekolah ter-hadap kinerja guru secara langsung. Kultur sekolah dengan kinerja guru terdapat hubu-ngan yang cukup berarti pada taraf signifi -kansi 0,05. Dikatakan berarti karena dari ha-sil perhitungan tersebut didapat t hitung lebih besar dari t tabel berarti kultur sekolah mem-berikan kontribusi yang nyata terhadap kiner-ja guru. Berdasarkan keadaan tersebut antara kultur sekolah dengan kinerja guru terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Kultur sekolah merupakan salah satu variabel pen- ting yang perlu mendapatkan perhatian untuk meningkatkan kinerja guru yang nantinya mengarah pada motivasi belajar siswa se- perti yang diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Jumadi (2003: 26) bahwa dari hasil analisis diperoleh koefesien kore-lasi positif yang signifikan antara kultur aka -demik disekolah dengan kinerja guru. Kultur sekolah yang direalisasikan dengan baik akan menimbulkan loyalitas pada masyarakat se-kolah salah satunya guru, dimana mereka tidak akan merasa disuruh atau diperintah melakukan perubahan dan perbaikan-perba-ikan namun berdasarkan kesadaran. Adanya kultur sekolah diharapkan mampu mening-katkan kinerja guru yang mana nantinya juga berimbasa pada motivasi belajar siswa.

(5)

taraf signifikansi 0,05. Dikatakan cukup ber- arti karena dari hasil perhitungan tersebut didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel berarti kultur sekolah memberikan kintribusi nyata dalam motivasi belajar siswa. Maka antara kultur sekolah dengan motivasi bela-jar siswa terdapat hubungan yang signifikan, hal ini sesuai penelitian yang dikemukakan oleh Isminingsih (2003: 61) yang mengemu-kakan bahwa dengan adanya budaya seko-lah yang baik maka dapat merangsang siswa untuk berprestasi melalui motivasi belajar pada dirinya. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar karena motivasi menurut Sadirman (2008: 75) adalah merupa-kan faktor psikis yang bersifat non-intelek-tual. Adanya kultur sekolah yang baik akan sangat mempengaruhi persepsi yang ada pada diri siswa yang nantinya menimbulkan perasaan senang, yang pada ahirya menim-bulkan motivasi yang tinggi pada siswa da-lam belajarnya.

Hubungan antara kinerja guru dengan motivasi belajar siswa secara langsung. Ki-nerja guru dengan motivasi belajar siswa ter-dapat hubungan positif yang tinggi pada taraf signifikansi 0,05. Dikatakan tinggi karena dari hasil perhitungan tersebut didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel, berarti kinerja guru memberikan kontribusi nyata dalam motivasi belajar siswa. Maka antara kinerja guru dengan motivasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan. Kalangan ahli ber -pendapat bahwa guru yang mempunyai ker-ja yang tinggi akan senantiasa bekerker-ja keras untuk mengatasi segala jenis permasalahan yang dihadapi dengan harapan mencapai ha-sil yang lebih baik lagi. Guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, akan memper-lihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Hasil penelitian ini selaras dengan temuan Putro (2007) yang menyebutkan bahwa kin-erja guru dalam kelas berpengaruh langsung secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah Kabupaten

Pur-worejo. Sehingga dalam penelitian ini didap-atkan hasil apabila kinerja guru yang diberi-kan pada siswa SMK Negeri 1 Turen tinggi, maka motivasi belajar siswa akan tinggi.

Hubungan antara kultur sekolah ter-hadap motivasi belajar siswa melalui kinerja guru secara tidak langsung. Hal ini menun-jukkan bahwa kultur sekolah yang tinggi dapat mempengaruhi secara tidak langsung motivasi belajar siswa melalui kinerja guru. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa, pengaruh tidak langsung kultur sekolah lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh langsung dari kultur sekolah melalui kinerja guru. Motivasi belajar siswa merupakan ha-sil yang dicapai oleh guru dalam melaksana-kan tugas-tugas yang dibebanmelaksana-kan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melak-sanakan unsur-unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas me-ngajar, menguasai dan mengembangkan ba-han pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksa-naan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh ka-rena itu tugas Kepala Sekolah selaku manager adalah berusaha menciptakan kultur sekolah yang baik agar tercipta loyalitas yang tinggi terhadap sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(6)

menunjukkan bahwa sejumlah 28siswa SMK Negeri 1 Turen atau 37,33% menyatakan ki-nerja guru adalah tinggi. Dan untuk variabel motivasi belajar siswa yang ada di SMK Ne-geri 1 Turen dari hasil penelitian menunjuk-kan bahwa sejumlah 32 siswa SMK Negeri 1 Turen atau 42,67% menyatakan motivasi be-lajar siswa adalah cukup tinggi.

Terdapat pengaruh langsung yang po-sitif dan signifikan antara kultur Sekolah terhadap Kinerja guru pada siswa SMK Ne-geri 1 Turen sebesar 0,389. Sedangkan untuk kultur sekolah dan motivasi belajar siswa ter-dapat pengaruh langsung yang positif dan signifikan antara Kultur Sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada siswa SMK Nege- ri 1 Turen sebesar 0,215. Pada varia-bel kinerja guru dan motivasi varia-belajar siswa terdapat pe-ngaruh langsung yang positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Turen sebesar 0,523. Dan terdapat pengaruh tidak langsung yang positif dan signifikan antara Kultur Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa melalui variabel Kinerja Guru pada siswa SMK Negeri 1 Turen sebesar 0,203.

Saran

Salah satu sarana yang ada di sekolah adalah perpustakaan, selama ini penggunaan perpustakaan di SMK Negeri 1 Turen masih kurang maksimal selain dikarenakan koleksi buku-buku yang terbatas, penataan ruangan yang kurang menarik juga diakibatkan ru-ang perpustakaan yru-ang digunakan untuk

ke-giatan belajar mengajar sehingga membatasi siswa untuk masuk kedalam perpustakaan. Kultur sekolah yang ada di SMK Negeri 1 Turen hendaknya ditingkatkan utamanya da-lam penyediaan sarana dan prasarana kelas dan perpustakaan sekolah, karena perpusta-kaan merupakan sumber pengetahuan bagi siswa dimana siswa mendapatkan berbagai informasi yang mungkin tidak diberikan di kelas.

Kondisi kinerja guru di SMK Negeri 1 Turen dikategorikan cukup. Kondisi terse-but akan lebih meningkat apabila kepala sekolah dapat mempertahankan dan bah-kan mampu meningkatbah-kan hasil kerja yang telah dicapai kearah yang lebih baik di masa mendatang dengan cara memberikan motivasi melalui penciptaan kultur sekolah yang baik, agar dapat melaksanakan peker-jaan dengan baik dan mencapai kinerja yang maksimal. Sedangkan untuk motivasi sendiri diharapkan dalam menimbulkan motivasi belajar siswa peranan guru sebagai orang tua bagi siswa di sekolah sangat berperan besar, sehingga diharapkan guru mampu bekerja secara profesional dan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi siswa dalam kegiatan belajarnya.

Dalam penelitian selanjutnya yang ber-tema kultur sekolah dan motivasi belajar siswa agar objek yang di ambil lebih baik adalah sekolah se-Malang Raya. Dengan mengambil sampel pada sekolah se-Malang Raya maka akan memiliki keragaman yang lebih tinggi baik karakter maupun demografi pada kul -tur yang ada pada sekolah. Sehingga hasil penelitian bisa digeneralisasi lebih luas.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pen -didikan. Jakarta: Bumi Aksara

Isminingsih, S. 2003. Dampak Budaya Organ -isasi, Iklim Organ-isasi, dan Kinerja Kepala Sekolah Terhadap Keefektifan Proses Belajar

(7)

ja Guru Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa dan Prestasi Akademik Siswa. (Jur-nal Online). Diakses tanggal 28 Okto-ber 2008

Putro. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. (Online). (http: //www.um-pwr.ac.id/web/down -

load/publikasi-ilmiah/Analisis%20Pe- ngaruh%20Kinerja%20Guru%20Terha-dap%20Motivasi%20Belajar%20Siswa. pdf. diakses tanggal 12 Juni 2009)

Sadirman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gambar

Gambar 1 Hasil Lintasan dalam Analisis Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat kontrol kedua, tampak perbaikan status dermatologis dengan tidak ditemukan lagi pustul dan nodul pada kedua pipi, lalu pada dahi dan hidung sudah tidak ditemukan

Untuk mengetahui apakah Kantor Kas BPR Danamas Pratama Klaten telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan nasabah, berkaitan dengan hal tersebut peneliti

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, tipografi judul film horor Indonesia pada dua poster film horor, yaitu

K = koefisien konduktivitas termal, bergantung jenis bahan Dari rumus tersebut didapat bahwa kalor yang mengalir persatuan waktu berbanding lurus dengan selisih suhu, luas

Aplikasi SMS ini memiliki kemampuan untuk mengakses daftar kontak, kotak masuk pesan, menerima input pesan teks, menerima input kunci enkripsi dan dekripsi serta

Temuan lain dari penelitian adalah bahwa ternyata strategi pengembangan produk merupakan strategi yang lebih banyak dipilih oleh para pemilik usaha kecil menengah

jumlah anak lahir hidup dari seorang wanita atau banyaknya bayi yang dilahirkan. hidup oleh seorang wanita ataupun

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika peserta didik menerima materi, keakti- etika peserta didik menerima materi, keakti- peserta didik menerima materi, keakti-