1
DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN
DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP
DEMERSAL
S. Diposaptono*, Ramses* dan I.K Sudiarta**
* Kementerian Kelautan dan Perikanan ** Universitas Warmadewa
ABSTRAK
Sumber daya ikan demersal merupakan salah satu sumber protein utama dengan nilai ekonomi tinggi. Di beberapa wilayah di Indonesia, sediaan sumberdaya ini mengalami penurunan yang nyata, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan. Dari persepektif pengelolaan pesisir terpadu, pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan melalui penetapan alokasi ruang yang menjamin keberlangsungan sumberdaya serta mendorong sinergisitas kepentingan para pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
Paper ini akan menjabarkan kebutuhan data dan informasi untuk menetapkan alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal, kriteria dan pertimbangan yang digunakan untuk menetapkannya, serta cara mendelienasinya. Penentuan zona perikanan tangkap demersal didasarkan pada keberadaan ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Keberadaan ekosistem ini selanjutnya divalidasi melalui pengamatan langsung di titik-titik sampling yang telah ditentukan. Hasil pengamatan dianalisis lebih lanjut disesuaikan berdasarkan kriteria dan pertimbangan dalam penetapan alokasi ruang untuk perikanan tangkap demersal dan analisis non spasial. Keluaran dari rangkaian aktivitas tersebut akan diperoleh peta alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal.
2 1. PENGANTAR
Sumber daya ikan demersal merupakan salah satu sumber protein utama dengan nilai ekonomi tinggi. Di beberapa wilayah di Indonesia, sediaan sumberdaya ini mengalami penurunan yang nyata (lihat Tabel 1), sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan. Dari persepektif pengelolaan pesisir terpadu, pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan melalui penetapan alokasi ruang yang menjamin keberlangsungan sumberdaya serta mendorong sinergisitas kepentingan para pemangku kepentingan di wilayah tersebut (Dahuri, Rais, Ginting & Sitepu, 1996).
Tabel 1. Status Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan Demersal Di Masing-Masing WPP-RI
Sebagai penjabaran dari perencanaan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, upaya pengelolaan sumber daya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan melalui penetapan alokasi ruang ke dalam zona-zona dan salah satunya adalah perikanan tangkap dimana perikanan demersal menjadi bagian dari zona tersebut. Penetapan alokasi ruang ini ditetapkan berdasarkan kriteria kesesuaian dan disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status hukumnya untuk kegiatan penangkapan ikan. Selain memudahkan pengelolaan terhadap sumber daya ikan demersal, upaya ini dapat meminimalisasi konflik pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil.
Sebagai sebuah konsep berpikir, penetapan zona perlu mempertimbangkan dan memanfaatkan berbagai pemahaman dan mengadopsi perkembangan keilmuan terkini. Tulisan ini akan mencoba menjabarkan kebutuhan data dan informasi untuk menetapkan alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal, kriteria dan pertimbangan yang digunakan untuk menetapkannya, serta cara mendelienasinya.
3 2. METODOLOGI
Tulisan ini menggunakan metode riset kualitatif. Tahapan awal dari studi ini dilakukan desk study. Keluaran dari desk study adalah sejumlah informasi terkait dengan kebutuhan data dan informasi untuk menetapkan alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal, kriteria dan pertimbangan yang digunakan untuk menetapkannya, serta cara mendelienasinya. Untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, dilaksanakan beberapa kali
focus group discussion dan menghasilkan variabel-variabel yang menjelaskan data dan
informasi yang dibutuhkan, kriteria dan pertimbangan untuk penetapan serta serta cara mendelienasi alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal. Keluaran dari focus
group discussion selanjut diperdalam melalui in depth interview dengan sejumlah pakar
terkait.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil desk study¸ focus group discussion dan in-depth interview, metode penentuan zona perikanan tangkap demersal yang dapat digunakan untuk penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah memanfaatkan konsep biologi perikanan diintegrasikan dengan pemahaman mengenai pengembangan wilayah. Kebutuhan data dan informasi untuk menetapkan alokasi ruang untuk zona perikanan tangkap demersal, kriteria dan pertimbangan yang digunakan untuk menetapkannya, serta cara mendelienasinya akan dijabarkan lebih lanjut.
3.1. Kebutuhan Data dan Informasi
4 Tabel 2. Kebutuhan Data dan Informasi Dalam Penentuan Daeah Potensi Ikan Demersal
No Data Sumber Data
Keterangan
1 Ekosistem pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun):
Kondisi ekosistem (buruk, sedang, baik sangat baik)
Kelimpahan ikan
Keanekaragaman/kekayaan jenis ikan (ikan target)
Survey lapangan Kondisi ekosistem mempengaruhi kelimpahan ikan
2 Kedalaman perairan Peta batimetri Distribusi ikan demersal sangat dibatasi oleh kedalaman karena jenis ikan demersal hanya mampu bertoleransi terhadap kedalaman tertentu sebagai akibat perbedaan tekanan air. 3 Morfologi dasar laut Peta bathimetri
(analisis garis
Mempengaruhi feeding activity
5 Pencemaran Pengukuran
lapangan
Mempengaruhi
distribusi/kehidupan ikan 6 Faktor pembatas:
Habitat yang dilindungi (Kawasan Konservasi/ Reservat, habitat spesies dilindungi)
Habitat dalam status rehabilitasi
Daerah Lingkungan Kerja & Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
Alur pelayaran
Alur migrasi biota laut dilindungi
5 3.2. Kriteria dan Pertimbangan dalam Menentukan Daerah Potensi Ikan Demersal
Dalam menentukan daerah potensi ikan demersal, terdapat sejumlah kriteria untuk memastikan bahwa sebuah luasan merupakan daerah potensi ikan demersal. Tabel 3 berisi kriteria data dan informasi yang digunakan untuk penentuan daerah potensi ikan demersal berdasarkan pendekatan kesesuaian parameter biofisik.
Tabel 3. Kriteria Penentuan Daerah Potensi Perikanan Tangkap Demersal
No Parameter
Skor
1 3 5
1 Kondisi ekosistem terumbu karang/
tutupan karang hidup
3 Kondisi ekosistem mangrove/
penutupan mangrove
Sumber: Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (2013)
6 3.3. Mendelineasi Zona Perikanan Tangkap Demersal
Delineasi zona penangkapan ikan demersal dilakukan dalam sejumlah tahapan seperti yang ditampilkan dalam Gambar 1, dan terangkum pada rincian sebagai berikut:
• Penyiapan dataset dasar dan tematik yang dibutuhkan untuk penetapan daerah penangkapan ikan demersal (Tahap 1 dan 1A pada Gambar 1)
• Tumpang susun dataset dasar dan data set tematik sehingga menghasilkan peta paket sumberdaya mengenai lokasi studi (Tahap 2 pada Gambar 1)
• Analisis kesesuaian dengan memanfaatkan kriteria pada Tabel 3 (Tahap 3 pada Gambar 1)
• Analisis non-spasial terkait dengan pengembangan wilayah, merujuk pada hal-hal yang perlu dipertimbangan seperti yang telah dijabarkan di atas. Analisis ini harapannya dapat menghasilkan zona-zona yang ideal yang akan disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan (Tahap 4 pada Gambar 1)
• Penetapan zona perikanan tangkap demersal potensial untuk selanjutnya dapat disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah (Tahap 5 pada Gambar 1).
7 4. KESIMPULAN
Perencanaan pengelolan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memerlukan asupan dari berbagai disiplin keilmuan untuk menghasilkan kebijakan yang mampu mensinergiskan aktivitas di wilayah ini. Hal ini terbukti dalam tulisan ini. Pendekatan biologi perikanan yang diintegrasikan dengan pengembangan wilayah dapat dimanfaatkan sebagai fondasi pemahaman dalam penetapan zona perikanan tangkap demersal.
5. DAFTAR PUSTAKA
Dahuri,R.;J. Rais; S.P. Ginting & M.J.Sitepu (1996). Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Keputusan Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor 44/KEP-DJKP3K/2013.Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil. 3 Desember 2013. Jakarta.