• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Arah Kiblat Berdasarkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Penentuan Arah Kiblat Berdasarkan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Metode Penentuan Arah KiblatBerdasarkan Azimut Matahari dengan

Menggunakan Teodolit pada Masjid Tua al-Mujahidin dan Masjid Nurul Islam

Kabupaten Bone

a. Data Masjid Tua al-Mujahidin

1. Sejarah Masjid Tua al-Mujahidin1

Setelah kerajaan Bone resmi masuk Islam pada 23 November 1611 M bertepatan dengan 20 Ramadhan 1020 H. pada masa pemerintahan Latenri Pale To Akkapeng Sultan Abdullah matinroe ri Tallo (1612 - 1632) setelah ditaklukkan oleh kerjaan Gowa. Pada waktu itu kerajaan Bone dikuasai oleh kerajaan Gowa namun Raja Bone masih diperkenankan menjalankan kekuasaan sendiri dan tidak dibebankan upeti dan lain-lain. Setelah La Tenri Pale mangkat, maka diangkatlah La Maddaremmeng sebagai raja Bone ke 13 (1632 - 1640) yang masih kemanakan dari Raja Bone ke 12.

Pada masa pemerintahan Lamaddaremeng Raja Bone ke 13 maka oleh Raja Gowa ke 15 Sultan Malikus Said mengutus Sultan Faqih Amirullah untuk mengajarkan Agama Islam kepada rakyat Bone termasuk kepada Raja Bone ke 13 Lamaddaremmeng Sultan Muhammad Saleh. Pada masa pemerintahan Lamaddaremmeng diangkatlah pejabat-pejabat “SARA” mulai

1

Mahyudin Syahid, Ketua Takmir Masjid Tua al-Mujahidin, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone, Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di Jl. Sungai Citarum, 20 September 2016.

(2)

dari Qadhidan pejabat bawahannya yang semuanya dari kalangan bangsawan yang memiliki pemahaman Islam maka gelar kebangsawanannya tidak lepas dari jabatannya seperti sebutan Qadhi dengan gelar Petta Kalie. Sehingga syarat-syarat pengangkatan Qadhi didasarkan pada abbatireng (Keturunan) dan keilmuan (keahlian di bidang hukum syariat) secara turun menurun.

Maka diangkatlah Qadhi pertama kerajaan Bone yaitu, Sultan Faqih Amirullah digelar Petta Faqqi. Saat itu perjalanan dakwah Islam pada kerajaan Bone berkembang dengan pesatnya karena didukun oleh adanya

Qadhi yang menjadi bagian dari struktur kerajan Bone sebagai perangkat penegak hukum Islam yang mengurusi persoalan muamalah Islamiah dan dakwah Islam di wilayah kerajaan Bone.

(3)

Di Masjid inilah banyak dihasilkan ulama-ulama untuk pengembangan Islam di kerajaan Bone kemudian dilanjutkan oleh anak cucunya yang sampai sekarang masih dikelolah oleh keturunan beliau.

Masjid Tua al-Mujahidn ini difungsikan sebagai pusat ibadah khsusunya di lingkungan masjid, diantaranya:

1) Shalat jamaah lima waktu 2) Shalat jumat

3) Shalat tarawih 20 rakaat pada bulan Ramadhan 4) Pelaksaan i’tikaf setiap bulan suci Ramadhan 5) Shalat tasbih

Selain difungsikan sebagai tempat beribadah, Masjid Tua al-Mujahidin juga dijadikan sebagai tempat ibadah sosial lainnya, seperti peringatan hari besar Islam, pengajian/ceramah, arisan, kegiatan pendidikan taman kanak-kanak dan Madrasah Diniyah, pemebelajaran barazanji bagi anak-anak, yasinan setiap malam jumat dan pelayanan mobil jenazah/ambulance.

2. Gambaran geografis Masjid Tua al-Mujahidin

Secara Geografis Masjid Tau al-Mujahidin yang terletak di Jalan Sungai Citarum kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone ini memiliki Geografis pada Lintang tempat -4˚ 32ʹ 09.95" (LS) dan Bujur tempat 120˚ 19' 47,94" (BT), dengan ketinggian sekitar 200

(4)

3. Metode penentuan arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin

Dari ketua takmir Masjid Tua al-Mujahidin dan jamaah masjid yang diwawancarai oleh peneliti, tidak ada yang mengetahui secara pasti tentang metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat masjid. Akan tetapi menurut Mahyudin Syahid, Masjid Tua al-Mujahidin ditentukan dan diukur arah kiblatnya langsung oleh Qadhi I Raja Bone yaitu Sultan Faqih Amirullah atau yang digelar Petta Faqqi, karena pada saat itu alat-alat modern belum ada menurut beliau besar kemungkinan penentuan arah kiblat masjid dengan menggunakan matahari terbenam pada hari pengukuran.2

Menurut Mahyudin Syahid dan Syamsuddin saat peneliti menanyakan tentang kemelencengan arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin, beliau bersedia merubah arah kiblatnya bila memang pengurus masjid, menyepakati tentang perubahan arah kiblat tersebut. Bahkan beliau sangat sepakat bila ada surat resmi perubahan arah kiblat dari Kementrian Agama Kabupaten Bone.3 4. Posisi arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin

Berdasarkan hasil observasi peneliti serta pengamatan yang dilakukan langsung dengan menggunakan teodolit, bahwa azimut kiblat bangunan Masjid Tua al-Mujahidin adalah 277˚ 99' 12,56" UTSB

2

Mahyudin Syahid, Ketua Takmir Masjid Tua al-Mujahidin, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone, Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di Jl. Sungai Citarum, 20 September 2016.

3

(5)

b. Metode penentuan arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin berdasarkan

azimut matahari dengan menggunakan Theodolit

Telah disinggung sebelumnya bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat teodolit sebagai pengukur arah kiblat. Agar bisa maksimal dalam mengoperasionalkan teodolit terlebih dahulu harus mempersiapkan segala sesuatunya secara seksama agar akurasinya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Adapun dalam penelitian ini yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum praktek di lapangan (Masjid Tua al-Mujahidin) adalah:

Pertama, Menghitung nilai sudut waktu matahari dan azimut matahari, azimut matahari ini digunakan untuk menentukan arah utara sejati (True North). Kedua,

menghitung arah kiblat Bangunan Masjid Tua al-Mujahidin, perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui barapa besar nilai sudut arah kiblat bagi Bangunan Masjid Tua al-Mujahidin.

Tujuan dari mempersiapkan nilai azimut matahari dan nilai arah kiblat yaitu untuk mempermudah peneliti ketika di lapangan, sehingga ketika di lapangan peneliti tinggal membidik matahari tanpa menghitung barapa besar nilai azimut matahari.

1. Menghitung dan menentukanazimut matahari

(6)

observasi pada tanggal Tanggal 29 September 2016. Untuk menguji keakuratan dalam penelitian ini, peneliti melakukan perhitungan dan pengukuran sebanyak dua kali, yaitu pada pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT dan pukul 14:00 WITA / 06:00 GMT di Masjid Tua al-Mujahidin.

T

1. Lokasi Masjid Tua al-Mujahidin

2. Lintang tempat (φx) -4˚ 32' 9,95" (LS) 3. Bujur tempat (x) 120˚ 19' 47,94" (BT)

4 Bujur daerah (d)

Bujur Daerah Waktu Indonesia Tengah = 120˚

6. Tanggal pengukuran 29 September 2016

(7)

Sebelum mencari nilai azimut matahari, terlebih dahulu yang harus dicari adalah nilai sudut waktu matahari (t) saat pembidikan dengan Rumus sebagai berikut:

t = WD + e (d - x) ÷ 15 – 12 = × 15

Keterangan :

t = Sudut waktu matahari WD = Waktu bidik

e = Equation of time

BD = Bujur Daerah yaitu; WIB = 105˚, WITA = 120˚, WIT= 135˚ BT = Bujur Tempat

a) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT t = WD + e (d - x) ÷ 15 – 12 = × 15

t = 13˚ 0' 0" + 0˚ 09' 43" - (˚- 120˚ 19' 47,94") ÷ 15 – 12 = × 15 t = 17˚ 45' 32,94"

b) Pukul 14.00 WITA / 06:00 GMT t = WD + e (d - x) ÷ 15 – 12 = × 15

(8)

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai sudut waktu matahari yaitu;

Tabel 2 Data Sudut Matahari Masjid Tua al-Mujahidin

No. Waktu Pembidikan Nilai Sudut Waktu (t)

1. 13.00 WITA / 05:00 GMT 17˚ 45' 32,94" 2. 14.00 WITA / 06:00 GMT 32˚ 45' 47,94"

Setelah menghitung nilai sudut waktu matahari, selanjutnya adalah menghitung azimut matahari dengan menggunakan rumus yang dipaparkan pada kajian pustaka yaitu,

Cotan A = tan δ× cos φ x ÷ sin t – sin φ x ÷tan t

Keterangan:

A = Azimut matahari δ = Deklinasi matahari φ x = Lintang Tempat t = sudut waktu matahari

a) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT

Shift tan (tan -2˚ 34' 22" × cos (-) 4˚ 32' 9,95" ÷ sin 17˚ 45' 32,94" – sin (-) 4˚ 32' 9,95" ÷ tan17˚ 45' 32,94") x-1

A = 84˚ 17' 5,88" (UB)

(9)

Shift tan (tan -2˚ 35' 20" × cos (-) 4˚ 32' 9,95" ÷ sin 17˚ 45' 47,94" – sin (-) 4˚ 32' 9,95" ÷ tan17˚ 45' 47,94") x-1

A = 87˚ 43' 55,68" (UB)

Berdasarkan perhitungan azimut matahari di atas menghasilakan nilaisebagai berikut:

Tabel 3 Data Azimut Matahari Masjid Tua al-Mujahidin No. Waktu Pembidikan Nilai Azimut Matahari (A)

1. 13.00 WITA / 05:00 GMT 84˚ 17' 5,88" 2. 14.00 WITA / 06:00 GMT 87˚ 43' 55,68"

Dari hasil perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa apabila pembidikan dilakukan setelah matahari berkulminasi maka nilainya adalah positif (+). Selanjutnya menentukan nilai utara sejati dengan kaidah, Pengukuran pagi dan deklinasi Utara, Utara sejati = 360° - (180-A) (hasil perhitungan). Pengukuran sore dan deklinasi utara, Utara sejati = A (hasil perhitungan).

Maka utara sejati atau true northadalah sebagai berikut: a) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT

Utara sejati = A (hasil perhitungan). Utara sejati = 84˚ 17' 5,88"

(10)

Utara sejati = A (hasil perhitungan). Utara sejati = 87˚ 43' 55,68"

2. Menghitung dan menentukan arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin

Dalam menentukan arah kiblat harus diketahui terlebih dahulu berapa besar Lintang dan Bujur tempat yang diteliti (Masjid Tua al-Mujahidin) serta berapa Selisih Bujur Ka’bah dan Bujur Masjid Tua al-Mujahidin. Untuk mempermudah dalam perhitungan posisi Masjid Tua al-Mujahidin, maka Lintang tempat ditandai dengan simbol φ(Phi) dan Bujur tempat ditandai dengan simbol (lamda).

Adapun data koordinat Kakbah (Makkah) dan Masjid Tua al-Mujahidin yang diperoleh dari software Google Earth adalah sebagai berikut,

Tabel 4 Data Koordinat Kakbah dan Masjid Tua al-Mujahidin Data Yang Diperlukan

Kakbah Masjid Tua al-Mujahidin

Lintang φm 21˚ 25' 21,17" Lintang φx -4˚ 32' 9,95"

(11)

Setelah posisi Lintang dan Bujur KaKbah dan Masjid Tua

al-Mujahidin sudah diketahui, maka proses menghitung dapat dilakukan. Untuk menghitung arah Kiblat dapat menggunakan rumus sebagai berikut;

Cotan Q = tan φ mx cos φ x : sin SBMD – sin φ x : tan SBMD

Data yang diperlukan :

φ m = 21˚ 25' 21,17" φ x = -4˚ 32' 9,95" m = 39˚ 49' 35,56"

x = 120˚ 19' 47,94"

SBMD = Selisih Bujur Makkah Daerah = x- m

=120˚ 19' 47,94" - 39˚ 49' 35,56" = 80˚ 30' 13,38"

Setelah semua data yang dibutuhkan, selanjutnya memasukkan ke dalam rumus perhitungan arah kiblat,

Cotan Q = tan φm× cos φx÷ sin SBMD – sin φx÷ tan SBMD

Shift tan (tan 21˚ 25' 21,17"× cos(-) 4˚ 32' 9,95"÷ sin80˚ 30' 13,38"– sin(-) 4˚ 32' 9,95"÷ tan80˚ 30' 13,38")x-1

Q = 67˚ 43' 1" UB (Utara - Barat) Untuk Arah kiblat Barat ke Utara (BU)

(12)

= 22˚ 16' 59"

Untuk Arah kiblat Utara – Timur – Selatan – Barat (UTSB) = 270˚ + 22˚ 16' 59"

= 292˚ 16' 59" UTSB

3. Pengukuran arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin berdasarkan azimut matahari dengan menggunakan teodolit.

Setelah nilai azimut matahari dan nilai arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin telah diketahui, selanjutnya melakukan pengukuran langsung di Masjid Tua al-Mujahidin dalam hal ini di halaman depan dengan terlebih dahulu memberi tanda. Untuk mencari utara sejati (true north) dan arah kiblat dari hasil perhitungan di atas.

Prakteknya adalah, pertama memasang teodolit secara benar pada tripot artinya dalam posisi tegak lurus dengan statip/lot yang datar. Perhatikan waterpassnya dari segala arah, pastikan ia sudah berada di tengah dan tidak berubah-ubah. Selanjutnya, memeriksa tempat baterai kemudian hidupkan teodolit dalam posisi bebas terkunci.

(13)

digunakan agar teodolit menunjukkan HA (Horizontal Angel) : 0˚ 0' 0". Selanjutnya putar teodolit ke arah utara sejati yaitu pada nilai 84˚ 17' 5,88" dan .87˚ 43' 55,68" pada pukul 14.00 WITA. Apabila teodolit diputar searah jarum jam, maka layer teodolit akan menunjukkan angka lebih besar dan begitu sebaliknya, maka putarlah teodolit searah jarum jam. Kunci teodolit dan tekan kembali “0-set” pada teodolit hingga menunjukkan nilai HA :.0˚ 0' 0".

Setelah teodolit mengarah ke arah utara sejati, selanjutnya teodolit sudah dapat digunakan untuk mengukur arah kiblat. Selanjutnya, arak teodolit pada hasil perhitungan arah kiblat yang telah diketahui yaitu pada angka 292˚ 16' 59" UTSB. Inilah kiblat di Masjid Tua al-Mujahidin.

Selanjutnya, memasang laser pada teleskop untuk membidik dan memudahkan menentukan titik kiblat. Berikan tanda pada titik arah kiblat, selanjutnya hubungkan titik-titik tersebut. Maka itulah garis kiblat Masjid Tua al-Mujahidin. Untuk membuat garis shaf pada Masjid, peneliti membuat garis dengan sudut 90˚ yang memotong garis kiblat.

c. Data Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

1. Sejarah Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

(14)

takmir Masjid Nurul Islam Bapak H. Hanfing berjarak 9225 Kilometer dari Kota Makkah.4

Masjid ini menampung jamaah setiap harinya sampai dua ratus orang, khususnya pada saat shalat Maghrib. Masjid Nurul Islam juga menjadi pusat kegiatan kajian Islam, kajian Islam rutin dilaksanakan setiap selasa malam dan rabu malam. Peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj selalu dilaksanakan di Masjid ini.

Tidak ada yang tahu secara pasti kapan Masjid Nurul Islam didirikan, akan tetapi yang tercatat dalam direktori Masjid Kementrian Agama Kabupaten Bone tahun 2015 masjid ini dibangun pada 1982, akan tetapi Masjid Nurul Islam menurut takmir Masjid telah ada sejak tahun 1965 dan diperkirakan masjid Nurul Islam ini dibangun pada tahun 1950-an.

Sebagaian besar masyarakat Biru berkeyakinan bahwa Masjid Nurul Islam didirikan pertama kali oleh seorang ulama Bone, namun tidak ada yang tahu secara jelas identitas ulama tersebut.5

Sejarah pengelolaan masjid mulai diketahui ketika H. Muh. Djafar datang ke kelurahan Biru setelah datang ke Biru tahun 1965 menikah dengan salah seorang warga kelurahan Biru. Beliau adalah salah seorang pengurus masjid yang paling tua dan menjadi saksi kunci sejarah pembangunan Masjid

4

H. Hanafing, Ketua Takmir Masjid Nurul Islam, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone, Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di Jl. Jendral Sudirman, 10 September 2016.

5

(15)

Nurul Islam Kabupaten Bone. Saat beliau datang, Masjid Nurul Islam adalah masjid dengan luas 10 x 10 meter dan masih beratapkan rumbia.

Masjid Nurul Islam menurut beliau telah mengalami renovasi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 1979 dan selesai pada tahun 1980 dengan memperluas bangunan masjid, yang semula hanya berukuran 10 x 10 meter melalui sumbangan dari setiap pengajian pekanan. Setelah terkumpul dana dari masyarakat, maka dimulailah renovasi pada tahun itu. Pada saat itu H. Muh. Djafar ditunjuk sebagai panitia pembangunan Masjid.

Renovasi yang kedua dilakukan pada tahun 1999 dengan mengganti tiang penyangga Masjid dan mengganti kubah, akan tetapi arah kiblat masjid tetap dipertahankan tanpa mengubahnya.6

2. Gambaran geografis Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

Secara Geografis Masjid Nurul Islam Kabupaten Boneyang terletak di Jalan Jenderal Sudirman kelurahan Biru Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone ini memiliki Geografis pada Lintang tempat -4˚ 33ʹ 18.93" (LS) dan Bujur tempat 120˚ 19' 52,91" (BT).

3.

Metode penentuan arah kiblat Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

Dari ketua takmir Masjid Nurul Islam dan jamaah masjid yang diwawancarai oleh peneliti, tidak ada yang mengetahui secara pasti tentang metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat masjid.Beliau hanya

6

(16)

mengatakan metode penentuan arah kiblat mungkin berdasarkan pada arah matahari atau hanya berdasarkan pada perkiraan saja.

4. Posisi arah kiblat Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

Berdasarkan hasil observasi peneliti serta pengamatan yang dilakukan langsung dengan menggunakan google earthsecara berulang kali, bahwa azimut kiblat bangunan Masjid Nurul Islam adalah 292˚ 16' 9,2" UTSB.

d. Metode penentuan arah kiblat Masjid Nurul Islam Kabupaten Bone

berdasarkan azimut matahari dengan menggunakan Teodolit

1. Menghitung dan menentukanazimut matahari

(17)

T

Sebelum mencari nilai azimut matahari, terlebih dahulu yang harus dicari adalah nilai sudut waktu matahari (t) saat pembidikan dengan Rumus sebagai berikut:

6. Tanggal pengukuran 29 September 2016

(18)

t = WD + e (d- x) ÷ 15 – 12 = × 15

Keterangan :

t = Sudut waktu matahari WD = Waktu bidik

e = Equation of time

BD = Bujur Daerah yaitu; WIB = 105˚, WITA = 120˚, WIT= 135˚

BT = Bujur Tempat

a) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT t = WD + e (d- x

) ÷ 15 – 12 = × 15

t = 13˚ 0' 0" + 0˚ 09' 43" - (˚- 120˚ 19' 52,9") ÷ 15 – 12 = × 15 t = 17˚ 45' 37,9"

b) Pukul 15.00 WITA / 07:00 GMT t = WD + e (d - x) ÷ 15 – 12 = × 15

t = 15˚ 0' 0" + 0˚ 09' 45" (˚- 120˚ 19' 47,94") ÷ 15 – 12 = × 15 t = 47˚ 46' 7,9"

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai sudut waktu matahari yaitu;

Tabel 6 Data Sudut Matahari Masjid Nurul Islam

(19)

1. 13.00 WITA / 05:00 GMT 17˚ 45' 37,9" 2. 15.00 WITA / 07:00 GMT 47˚ 46' 7,9"

Setelah menghitung nilai sudut waktu matahari, selanjutnya adalah menghitung azimut matahari dengan menggunakan rumus,

Cotan A = tan δ× cos φ x ÷ sin t – sin φ x ÷ tan t

a) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT

Shift tan (tan -2˚ 34' 22" × cos (-) 4˚ 33' 18,93" ÷ sin 17˚ 45' 37,9" – sin (-) 4˚ 33' 18,93" ÷ tan17˚ 45' 37,9") x-1

A = 84˚ 13' 34,47" (UB)

b) Pukul 15.00 WITA / 07:00 GMT

Shift tan (tan -2˚ 36' 18" × cos (-) 4˚ 33' 18,93" ÷ sin 47˚ 46' 7,9" – sin (-) 4˚ 33' 18,93" ÷ tan47˚ 46' 7,9") x-1

A = 89˚ 22' 44,03" (UB)

Berdasarkan perhitungan azimut matahari di atas menghasilkan nilaisebagai berikut:

Tabel 7 Data Azimut Matahari Masjid Nurul Islam

(20)

Dari hasil perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa apabila pembidikan dilakukan setelah matahari berkulminasi maka nilainya adalah positif (+). Selanjutnya menentukan nilai utara sejati dengan kaidah, Pengukuran pagi dan deklinasi Utara, Utara sejati = 360° - (180-A) (hasil perhitungan). Pengukuran sore dan deklinasi utara, Utara sejati = A (hasil perhitungan).

Maka utara sejati atau true northadalah sebagai berikut: c) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT

Utara sejati = A (hasil perhitungan). Utara sejati = 84˚ 13' 34,47"

d) Pukul 13.00 WITA / 05:00 GMT Utara sejati = A (hasil perhitungan). Utara sejati = 89˚ 22' 44,03"

2. Menghitung dan menentukan arah kiblat Masjid Nurul Islam

(21)

Adapun data koordinat Kakbah (Makkah) dan Masjid Masjid Nurul Islam yang diperoleh dari software Google Earth adalah sebagai berikut,

Tabel 8 Data Koordinat Kakbah dan Masjid Nurul Islam Data Yang Diperlukan

Kakbah Masjid Nurul Islam

Lintang φm 21˚ 25' 21,17" Lintang φx -4˚ 33' 18,93"

Bujur m 39˚ 49' 35,56

" Bujur x 120˚ 19' 52,91"

Setelah posisi Lintang dan Bujur Kakbah dan Masjid Nurul Islam sudah diketahui, maka proses menghitung dapat dilakukan. Untuk menghitung arah Kiblat dapat menggunakan rumus sebagai berikut;

Cotan Q = tan φ mx cos φ x : sin SBMD – sin φ x : tan SBMD

Data yang diperlukan :

φ m = 21˚ 25' 21,17" φ x = -4˚ 33' 18,93" m = 39˚ 49' 35,56"

(22)

SBMD = Selisih Bujur Makkah Daerah = x- m

=120˚ 19' 52,91"- 39˚ 49' 35,56" = 80˚ 30' 18,35"

Setelah semua data yang dibutuhkan, selanjutnya memasukkan ke dalam rumus perhitungan arah kiblat,

Cotan Q = tan φm× cos φx÷ sin SBMD – sin φx÷ tan SBMD

Shift tan (tan 21˚ 25' 21,17"× cos (-) 4˚ 33' 18,93"÷ sin80˚ 30' 18,35"– sin (-) 4˚ 33' 18,93"÷ tan80˚ 30' 18,35")x-1

Q = 67˚ 42' 53,65" UB (Utara - Barat) Untuk Arah kiblat Barat ke Utara (BU)

= 90˚ - 67˚ 42' 53,65" = 22˚ 17' 6,35" BU

Untuk Arah kiblat Utara – Timur – Selatan – Barat (UTSB) = 270˚ + 22˚ 17' 6,35"

= 292˚ 17' 6,35" UTSB

3. Pengukuran arah kiblat Masjid Nurul Islam berdasarkan azimut matahari dengan menggunakan teodolit.

(23)

tanda. Untuk mencari utara sejati (true north) dan arah kiblat dari hasil perhitungan di atas.

Prakteknya adalah, pertama memasang teodolit secara benar pada tripot artinya dalam posisi tegak lurus dengan statip/lot yang datar. Perhatikan waterpassnya dari segala arah, pastikan ia sudah berada di tengah dan tidak berubah-ubah. Selanjutnya, memeriksa tempat baterai kemudian hidupkan teodolit dalam posisi bebas terkunci.

Peneliti melakukan pembidikan matahari pada pukul 13.00 WITA / 05.00 GMT dan pukul 15.00 WITA / 07.00 GMT. Setelah membidik matahari (harus dilakukan secara cepat agar cahaya matahari tidak merusak teleskop pada teodolit), selanjutnya mencari utara sejati yaitu dengan cara menekan “0-set” pada teodolit. Ini digunakan agar teodolit menunjukkan HA (Horizontal Angel) : 0˚ 0' 0". Selanjutnya putar teodolit ke arah utara sejati

yaitu pada nilai 84˚ 13' 34,47" pada pukul 13.00 WITA dan . 89˚ 22' 44,03"pada pukul 15.00 WITA. Apabila teodolit diputar searah jarum jam, maka layer teodolit akan menunjukkan angka lebih besar dan begitu sebaliknya, maka putarlah teodolit searah jarum jam. Kunci teodolit dan tekan kembali “0-set” pada teodolit hingga menunjukkan nilai HA :. 0˚ 0' 0".

(24)

Selanjutnya, memasang laser pada teleskop untuk membidik dan memudahkan menentukan titik kiblat. Berikan tanda pada titik arah kiblat, selanjutnya hubungkan titik-titik tersebut. Maka itulah garis kiblat Masjid Nurul Islam. Untuk membuat garis shaf pada Masjid, peneliti membuat garis dengan sudut 90˚ yang memotong garis kiblat.

B. Akurasi Arah Kiblat Masjid Tua al-Mujahidin dan Masjid Nurul Islam

Kabupaten Bone Berdasarkan Azimut Matahari dengan Menggunakan Teodolit

Untuk mengetahui akurasi arah kiblat masjid Tua al-Mujahidin dan Masjid Nurul Islam, maka harus dihitung nilai simpangan baku atau nilai deviasi antara hasil peneliti berdasarkan azimut matahari dengan menggunakan teodolit dengan arah kiblat Masjit Tua al-Mujahidin dan Masjid Nurul Islam yang sekarang.

Setelah nilai arah Utara sejati atau True North dan Azimut Kiblat sudah diketahui, kemudian dilakukan pengukuran arah kiblat dari hasil hitungan peneliti dengan arah kiblat bangunan Masjid Tua al-Mujahidin pada angka 277˚ 99' 12,56" dan Masjid Nurul Islam dan kemudian membadingkan kedua hasil ini maka akan didapatkan nilai simpangan baku atau biasa disebut nilai deviasi.

(25)

Setelah melakukan penelitian terhadap bangunan Masjid Tua al-Mujahidin dan Masjid Nurul Islam menghasilkan informasi data arah kiblat hasil hitungan dan derajat deviasi.

Dari data tersebut menyebutkan bahwa arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin yang jika dihitung berdasarkan azimut matahari yang pengukurannya menggunakan teodolit ternyata memiliki deviasi yang cukup tinggi. Ini terbukti dengan nilai arah kiblat yang tepat mengarah ke kiblat dengan memakai teknik yang akurat menggunakan rumus azimut kiblat berdasarkan azimut matahari dengan nilai 292˚ 16' 59" UTSB. Sedangkan arah kiblat Masjid Tua al-Mujahidin yang sekarang berada pada nilai 277˚ 99' 12,56" artinya arah kiblat masjid harus mengarah ke utara dengan

nilai simpangan baku sebesar 13˚ 37' 46,44".

Sedangkan arah kiblat Masjid Nurul Islam yang jika dihitung berdasarkan azimut matahari yang pengukurannya menggunakan teodolit ternyata memiliki deviasi yang sangat kecil, hanya pada tingkatan satuan detik. Ini terbukti dengan nilai arah kiblat yang tepat mengarah ke kiblat dengan memakai teknik yang akurat menggunakan rumus azimut kiblat berdasarkan azimut matahari dengan nilai 292˚ 17' 6,35"UTSB. Sedangkan arah kiblat Masjid Nurul Islam yang sekarang berada pada nilai 292˚ 16' 9,2" UTSBartinya arah kiblat masjid harus mengarah ke utara dengan nilai simpangan baku sebesar 0˚ 0' 57,15".

(26)

Arah Kiblat Berdasarkan Azimut Matahari

Arah Kiblat Masjid Tua al-Mujahidin

Nilai Simpangan Baku (Deviasi)

292˚ 16' 59" 277˚ 99' 12,56" 13˚ 37' 46,44"

Arah Kiblat Berdasarkan Azimut Matahari

Arah Kiblat Masjid Nurul Islam

Nilai Simpangan Baku (Deviasi)

292˚ 17' 6,35" 292˚ 16' 9,2" 0˚ 0' 57,15"

Gambar

Tabel 4 Data Koordinat Kakbah dan Masjid Tua al-Mujahidin
Tabel 7 Data Azimut Matahari Masjid Nurul Islam
Tabel 8 Data Koordinat Kakbah dan Masjid Nurul Islam

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu menunjukkan, bahwa deviasi derajat arah kiblat masjid di kabupaten Pamekasan berkisar 3 derajat, apabila dikonversi pada jarak kilometer, akan didapatkan

Hubungkan antara titik sasaran (Q) tersebut dengan tempat berdirinya Teodolit (T) dengan garis lurus atau benang. Garis atau benang itulah arah kiblat untuk

Arso mengungkapkan, dari 1.750 jumlah Masjid dan mushalla di Medan, baru sekitar 50 Masjid saja yang memiliki data keabsahan, penentuan posisi arah kiblat dan

Pokok permasalahan dari judul tersebut adalah “Bagaimana Akurasi Kompas Digital pada Smartphone Android dalam Penentuan Arah Kiblat”, dari pokok masalah tersebut

Kepada Takmir Masjid Agung Sidoarjo, disarankan untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyelaraskan arah kiblat yang sekarang ini dengan arah kiblat yang

Kepada Takmir Masjid Agung Sidoarjo, disarankan untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyelaraskan arah kiblat yang sekarang ini dengan arah kiblat yang

Berdasarkan data dan hasil analisa dua masjid dan sembilan musholla yang ada di Desa Blendung, enam bangunan masjid dan musholla sejajar dengah garis lurus arah kiblat, tiga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pergeseran lempeng bumi terhadap penentuan arah kiblat, serta mengetahui posisi arah