• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 1

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT

DENGAN TEODOLIT

(Pendekatan Sistem Koordinat Geografik dan Ellipsoid)

Oleh : Akhmad Syaikhu

A. PERSIAPAN

Untuk melakukan pengukuran arah kiblat suatu tempat atau kota dengan alat teodolit dan data astronomis “Ephemeris Hisab Rukyat”, maka yang dilakukan terlebih dahulu adalah:

a. Menentukan kota yang akan diukur arah kiblatnya

b. Menyiapkan data Lintang Tempat () dan Bujur Tempat ().

b. Melakukan perhitungan arah kiblat untuk tempat yang bersangkutan Data arah kiblat hendaklah diukur dari titik Utara ke Barat (U-B).

c. Menyiapkan data astronomis “Ephemeris Hisab Rukyat” pada hari atau tanggal pengukuran.

d. Membawa jam penunjuk waktu yang akurat e. Menyiapkan teodolit

B. PELAKSANAAN

Setelah segala sesuatu yang diperlukan seperti di atas sudah tersedia maka pengukuran arah kiblat dengan teodolit dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pasang teodolit pada penyangganya

b. Periksa waterpass yang ada padanya agar teodolit benar-benar datar c. Berilah tanda atau titik pada tempat berdirinya teodolit (misalnya T) d. Bidiklah matahari dengan teodolit

(2)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 2 e. Kuncilah teodolit (dengan skrup horizontal clamp dikencangkan) agar

tidak bergerak.

f. Tekan tombol “0-Set” pada teodolit, agar angka pada layar (HA=Horisontal Angle) menunjukkan 0 (nol).

g. Mencatat waktu ketika membidik matahari tersebut jam berapa (W). Akan lebih baik dan memudahkan perhitungan selanjutnya apabila pembidikan matahari dilakukan tepat jam. (misalnya 09.00 WIB tepat).

h. Mengkonversi waktu yang dipakai dengan GMT (misalnya WIB dikurangi 7 jam, WITA dikurangi 8 Jam dan WIT dikurangi 9).

i. Melacak nilai Deklinasi Matahari () pada waktu hasil konversi tersebut

(GMT) dan nilai equation of time (e) saat Matahari berkulminasi (misalnya pada jam 5 GMT) dari Ephemeris.

j. Menghitung waktu Meridian Pass (MP) pada hari itu dengan rumus:

k. Menghitung sudut waktu (t0) dengan rumus:

l. Menghitung Azimuth Matahari (A0) dengan rumus:

m. Arah Kiblat (AK) dengan teodolit adalah:

1) Jika deklinasi matahari () positif (+) dan pembidikan dilakukan

sebelum Matahari berkulminasi maka AK = 360 – A0 – Q.

2) Jika deklinasi matahari () positif (+) dan pembidikan dilakukan

sesudah Matahari berkulminasi maka AK = A0 – Q.

3) Jika deklinasi matahari () negatif (-) dan pembidikan dilakukan

sebelum Matahari berkulminasi maka AK = 360 – (180-A0) – Q.

4) Jika deklinasi matahari () negatif (-) dan pembidikan dilakukan

sesudah Matahari berkulminasi maka AK = 180 – A0 – Q.

n. Bukalah kunci horizontal tadi (kendurkan skrup horizontal clamp) MP = ((105 - e

t0 = (MP - Wx

(3)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 3 o. Putar teodolit sedemikian rupa hingga layar teodolit menampilkan angka

senilai hasil perhitungan AK tersebut.

Apabila teodolit diputar ke kanan (searah) jarum jam) maka angkanya semakin membesar (bertambah). Sebaliknya jika teodolit diputar ke kiri (anti jarum jam) maka angkanya semakin mengecil (berkurang).

p. Turunkan sasaran teodolit sampai menyentuh tanah pada jarak sekitar 5 meter dari teodolit. Kemudian berilah tanda atau titik pada sasaran itu (misalnya titik Q).

q. Hubungkan antara titik sasaran (Q) tersebut dengan tempat berdirinya Teodolit (T) dengan garis lurus atau benang.

r. Garis atau benang itulah arah kiblat untuk tempat bersangkutan.

C. CONTOH PERHITUNGAN ARAH KIBLAT SEMARANG 1. Pendekatan Sistem Koordinat Geodetik/Geografis

a. Menentukan arah kiblat Semarang (Q) 1) Identifikasi data

a) Kakbah Lintang : 21° 25’ 25” (LU)

Bujur : 39° 49’ 39” (BT) b) Semarang Lintang () : -07° (LS) Bujur () : 110° 24’ (BT) c) Unsur-unsur (1) Nilai a = 90° – (-07°) = 97° (2) Nilai b = 90° - 21° 25’ 25” = 68° 34’ 35” (3) Nilai C = 110° 24’ - 39° 49’ 39” = 70° 34’ 21” 2) Perhitungan

Cotan B = sin a cotan b : sin C – coa a cotan C

= sin 97° x cotan 68° 34’ 35” : sin 70° 34’ 21” – Cos 97° x cotan 70° 34’ 21”

(4)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 4

3) Kesimpulan

Dari perhitungan yang telah dilakukan di atas, diketahui bahwa arah kiblat kota Semarang (Q) adalah 65° 29’ 23.18” dari titik Utara (sejati) ke arah Barat atau 24° 30’ 36.82” dari titik Barat ke arah Utara.

b. Pengukuran Arah Kiblat dengan Teodolit

1) Identifikasi Data yang Diketahui

a) Lokasi yang diukur : Semarang

b) Lintang Tempat () : -07° (LS) c) Bujur Tempat () : 110° 24’ (BT)

d) Arah Kiblat (Q) : 65° 29’ 23.18” (dari titik Utara ke Barat) e) Tanggal Pengukuran : 8 Oktober 2010

f) Waktu Pembidikan (W) jam 14:30 WIB atau 07:30 GMT g) Deklinasi Matahari () jam 14:30 GMT:

Jam 14 :00 WIB = Jam 7 : 00 GMT = -5º 52 ‘ 11”

= Jam 8 : 00 GMT = -5º 53 ‘ 08” - 00º 0’ 57” x 0:30:00 = 00º 00’ 28.5” Deklinasi Matahari = -5º 29 ‘ 15” - 00º 00’ 28.5” = -5º 29’ 43.5” Catatan:

Ingat Rumus Interpolasi = A – (A-B)xC/1

= -5º 52 ‘ 11” – (-5º 52 ‘ 11”- -5º 53 ‘ 08”) x 0º 30’ 00” /1 = -5º 29’ 43.5”

Deklinasi matahari jam 14° 30’ 00” WIB = -5º 29’ 43.5”

(5)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 5

2) Mencari Meridian Pass (MP)

MP = ((105 - ) : 15) + 12 – e

= ((105 - 110° 24’) : 15) + 12 – 00j 12m 21d

MP = 11° 26’ 03”

3) Mencari Sudut Waktu

Sudut Waktu (t0) = (MP-W) x 15

= (11° 26’ 03” – 14j 30m) x 15 (t0) = -45° 59’ 15”

4) Mencari Azimuth (A0)

Cotg A0 = [((cos  tan sin t0(sin tan t0)]

= (cos -07° x tan -5º 29’ 43.5”sin -45° 59’ 15” sin -07°tan -45° 59’ 15”)

A0 = 89° 08’ 18.61” (harga mutlak)

5) Mencari Arah Kiblat pada Teodolit

Arah Kiblat pada teodolit (AK)

Karena pada waktu itu Deklinasi Matahari () negatif (-) dan

pembidikan dilakukan setelah Matahari berkulminasi maka :

AK = 180 – A0 – Q

= 180 - 89° 08’ 18.61” - 65° 29’ 23.18”

AK = 25° 22’ 18.21”

Kemudian Teodolit diputar sedemikian rupa hingga layar teodolit (HA) menampilkan angka 25° 22’ 18.21”

Seterusnya, lihat langkah-langkah di atas.

6) Mencari Titik Utara Sejati

Karena membidik pada sore hari (pukul 14.30 WIB) maka utara sejati adalah: 180 - 25° 22’ 18.21” = 154° 37’ 41.7”

(6)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 6

2. Pendekatan Sistem Koordinat Ellipsoid

Untuk mendapatkan perhitungan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi perlu dilakukan koreksi ellipsoid bumi, karena rumus spherical triangel berlaku

dipermukaan bola.

Koordinat lintang Kota Semarang setelah dilakukan koreksi Ellipsoid adalah 65° 38’ 30” dihitung dari titik utara sejati ke arah barat atau 24° 21’ 30” dari titik Barat ke Utara. 1

Pengukuran Arah Kiblat dengan Teodolit Identifikasi Data yang Diketahui

a) Lokasi yang diukur : Semarang

b) Lintang Tempat () : -07° (LS)

c) Bujur Tempat () : 110° 24’ (BT)

d) Arah Kiblat (Q) : 65° 38’ 30” (dari titik Utara ke Barat)

e) Tanggal Pengukuran : 8 Oktober 2010

f) Waktu Pembidikan (W) jam 14:30 WIB atau 07:30 GMT g) Deklinasi Matahari () jam 14:30 GMT:

Jam 14 :00 WIB = Jam 7 : 00 GMT = -5º 52 ‘ 11”

= Jam 8 : 00 GMT = -5º 53 ‘ 08” - = 00º 0’ 57” x 0:30:00 = 00º 00’ 28.5” Deklinasi Matahari = -5º 29 ‘ 15” - 00º 00’ 28.5” = -5º 29’ 43.5” 1

Lihat dalam Software Arah Kiblat (AS. Kiblah 1.1) yang dirancang Akhmad Syaikhu. Bandingkan antara arah kiblat yang menggunakan sistem koordinat geografik dan sistem koordinat ellipsoid, menunjukkan perbedaan cukup signifikan.

(7)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 7 h) Equation Of Time (e) jam 05 GMT = 00j 12m 21d

Mencari Meridian Pass (MP)

MP = ((105 - ) : 15) + 12 – e

= ((105 - 110° 24’) : 15) + 12 – 00j 12m 21d

MP = 11° 26’ 03”

Mencari Sudut Waktu

Sudut Waktu (t0) = (MP-W) x 15

= (11° 26’ 03” – 14j 30m) x 15 (t0) = -45° 59’ 15”

Mencari Azimuth (A0)

Cotg A0 = [((cos  tan sin t0(sin tan t0)]

= (cos -07° x tan -5º 29’ 43.5”sin -45° 59’ 15” sin -07°tan -45° 59’ 15”)

A0 = 89° 08’ 18.61” (harga mutlak)

Mencari Arah Kiblat pada Teodolit

Arah Kiblat pada teodolit (AK)

Karena pada waktu itu Deklinasi Matahari () negatif (-) dan

pembidikan dilakukan setelah Matahari berkulminasi maka :

AK = 180 – A0 – Q

= 180 - 89° 08’ 18.61” - 65° 38’ 30”

AK = 25° 13’ 11.39”

Kemudian Teodolit diputar sedemikian rupa hingga layar teodolit (HA) menampilkan angka 25° 13’ 11.39”

Mencari Titik Utara Sejati

Karena membidik pada sore hari (pukul 14.30 WIB) maka utara sejati adalah: 180 - 25° 13’ 11.39” = 154° 46’ 48.6”

(8)

PDF. Penentuan Arah Kiblat dengan Teodolit Page 8

D. Kesimpulan

Penentuan arah kiblat dengan teodolit jika dikerjakan dengan baik akan menghasilkan pengukuran yang sangat teliti. Pada jenis teodolit tertentu tingkat ketelitiannya adalah 5 detik busur dan bahkan ada yang 1 detik busur. Apalagi jika didukung perhitungan dengan ketelitian yang lebih baik. Dalam tulisan ini dapat dibandingkan perhitungan sudut arah kiblat kota Semarang, jika menggunakan sistem koordinat geografik dan sistem koordinat ellipsoid, maka sudut arah kiblat yang dihasilkan pada hari, tanggal dan jam bidik di atas terdapat perbedaan, yaitu: azimuth kiblat pada sistem koordinat geografik 154° 37’ 41.7”, sedangkan pada sistem koordinat ellipsoid adalah 154° 46’ 48.6”. Jika yang diinginkan tingkat akurasi yang lebih baik, penulis merekomendasikan hasil yang kedua.

Demikian, semoga bermanfaat.

Semarang, Desember 2010 Wassalam,

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil interpretasi citra Quickbird yang diperoleh akan diuji untuk memvalidasi data tersebut. Uji interpretasi yang akan dilakukan, yaitu dengan langsung chek

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui nilai estimasi kecepatan sedimentasi di Waduk Sermo, baik dengan pendekatan USLE (Universal Soil Loss Equation) maupun metode angkutan

Kriteria kesesuaian lahan untuk jarak pagar disusun berdasarkan ketersediaan data sumber daya lahan (tanah dan iklim), yaitu: 1) data (peta) sumber daya lahan (tanah) eksplorasi

Isolat khamir dapat mengkolonisasi dengan cepat, menggunakan ruang dan nutrisi yang tersedia pada media PDA yang mengandung 15% jus buah cabai merah dan pada

1. Tourist Object atau produk pariwisata yang terdapat pada objek-objek wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung. Fasilitas yang dperlukan di daerah

Terry (dalam Moekijat, (2000:68) menyatakan pengawasan berhubungan dengan aktivitas keorganisasian dalam hal mengatur, menggerakkan bawahan untuk melaksakan pekerjaan yang telah

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan pemahaman konsep siswa pada

Hasil forward modeling menunjukkan model bawah permukaan daerah penelitian bahwa terdapat batuan dasar yang mengalasi daerah penelitian diduga berupa kerak granitik