• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT

KETUHANAN DALAM

ISLAM

(2)

QS Thaha {20}:14

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,

tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,

(3)

Pengertian Ilah

Perkataan ilah, tidak selamanya berarti Tuhan Allah, tetapi juga bisa mempertuhankan hawa nafsunya. (QS Al-Furqon, 25: 43), atau mempertuhankan raja atau penguasa seperti Fir’aun mengatakan kepada pembesar kaumnya, aku tidak mengetahui ada Tuhan selain Aku. (QS Al-Qhasash, 28: 38).  Kata ilah diambil dari akar kata a-la-ha yang mempunyai

arti antara lain tenteram, tenang, lindungan, cinta dan

sembah (ibadah). Semua kata ini relevan dengan sifat-sifat dan kekhususan Zat Allah dalam Al-Qur’an. Perkataan ilah dalam bentuk tunggal (mufrad: ilahun), ganda (mutsanna:

ilaahaini), dan banyak (jamak; aalihatun). Kata ilah berarti Tuhan Allah, bila kata Ilah dihubungkan dengan kata Allah atau sifat-sifat Allah, seperti dalam ayat Al-Qur’an:

(4)

QS Al Ikhlas

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

(5)

Pemikiran Manusia ttg

Tuhan

Tiap-tiap agama pada umumnya berdasar atas

kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib, dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini amat erat hubungannya dengan kepercayaan kepada kekuatan gaib tersebut. Kekuatan gaib itu

Kekuatan gaib menurut dinamisme adalah kekuatan batin yang rahasianya tidak dapat diketahui dan

merupakan kekuatan batin misterius yang disebut

mana”. Dinamisme mengajarkan kepada pemeluknya supaya memperoleh “mana” yang baik atau kekuatan gaib yang baik sebanyak-banyaknya dan menjauhi

mana yang jahat sejauh-jauhnya. Timbulnya

kepercayaan ini karena masyarakat primitif belum dapat membedakan antara materi dan roh, dan tidak jelas pula apakah mana atau kekuatan batin yang misterius

(6)

(Lanjutan):

Sementara ada pula masyarakat primitif yang berpendapat bahwa semua benda baik yang bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai roh. Paham ini disebut “animisme”, dari kata Latin

“anima” yang berarti jiwa. Bagi mereka roh itu tersusun dari suatu zat atau materi yang “halus” sekali, yang menyerupai uap atau udara. Menurut faham masyarakat primitif roh itu makan,

(7)

Kekuatan Roh

Roh itu mempunyai kekuatan dan

kehendak, bisa merasa senang dan

menjadi marah. Kalau ia marah dapat

membahayakan bagi hidup manusia.

Oleh sebab itu keridhoannya harus dicari,

harus diusahakan agar ia jangan marah,

dengan jalan memberi makan,

menyajikan korban kepadanya

dan mengadakan pesta-pesta

(8)

Pemikiran umat Islam ttg

Tuhan

Awal atau permulaan meyakini suatu Agama

adalah mengetahui dan meyakini adanya Allah

(awaluddin ma’rifatullah).

Jalan mengetahui dan meyakini adanya Allah

dalam Agama Samawi, atau semua agama yang

diturunkan oleh Allah kepada Nabi atau

(9)

(Lanjutan):

Perkembangan pemikiran dalam Agama Samawi,

dalam pemikiran masyarakat Islam, langsung

mengetahui dan meyakini adanya Tuhan Allah,

tanpa melalui perkembangan pemikiran seperti

dalam pemikiran masyarakat primitif.

Dalam Agama Samawi pemikiran langsung

meyakini Adanya Tuhan Allah, oleh karena

menurut Agama Samawi setiap umat

(10)

QS Yunus {10} 47

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun)

(11)
(12)

Terjemahan QS Al An aam

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya

Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". 74

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim

tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. 75

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah

bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".76

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah

Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk

(13)

Informasi ttg Tuhan datang dari

Allah

Al-Baqarah 123: “Umat manusia itu satu. Setelah timbul

perselisihan di antara mereka. Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Allah membekali mereka kitab yang benar sebagai pedoman dan petunjuk guna memutuskan perselisihan sesama

mereka. Mereka tidak memperselisihkan kitab itu, melainkan perselisihan mereka adalah sentimen kelompok. Selanjutnya Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dan selalu memberi petunjuk jalan yang lurus.”

QS Yunus, 10:19: “Manusia pada mulanya hidup rukun,

bersatu dalam satu agama, sebagaimana satu keluarga, tetapi setelah berkembang biakdan setelah kepentingan mereka berlain-lain, timbullah berbagai kepercayaan yang menimbulkan perpecahan.

QS Al-Anbiya, 21:92: “Sesungguhnya agama yang diturunkan

Allah itu satu adanya, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama tetapi mereka telah berpecah belah, mereka semuanya akan kembali

(14)

Argumentasi adanya Tuhan

Argumen ontologis dimajukan buat pertamakali

oleh Plato

dengan teori ideanya. Menurut Plato tiap-tiap yang

ada di alam ini mesti ada ideanya. Yang dimaksud

dengan idea adalah devinisi atau konsep universal

dari setiap sesuatu. Contohnya kuda mempunyai

idea atau konsep universal, dan konsep ini berlaku

untuk tiap-tiap kuda yang ada di alam nyata. Idea

kuda itu adalah faham, gambaran atau konsep

universal yang berlaku untuk seluruh kuda.

(15)

2. Argumen Kosmologis: 

Argumen Kosmologis ini dimajukan Aristoteles dengan teorinya setiap benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera

mempunyai materi dan bentuk. Bentuk terdapat dalam benda-benda sendiri, dan bentuklah yang membuat materi

mempunyai bangunan atau rupa. Bentuk bukan merupakan bayangan, tetapi bentuk merupakan hakikat sesuatu, bentuk adalah kekal dan tak berubah-ubah. Tetapi, dalam alam

pancaindera terdapat perubahan. Perubahan menghendaki dasar, dan dasar inilah yang dimaksud materi oleh Aristoteles. Materi berubah, tetapi bentuk kekal.

Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak. Yang

menggerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan adalah materi, yaitu bentuk menggerakkan potensialitas untuk

menjadi aktualitas. Penggerak yang tak bergerak ini mesti dan wajib mempunyai wujud (wajibul wujud) dan inilah yang

(16)

3. Argumen Teleologis

Telos

berarti tujuan,

Teleologis

berarti serba tujuan.

Alam yang teleologis yaitu alam yang diatur menurut

sesuatu tujuan tertentu. Dengan kata lain alam ini

dalam keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada

sesuatu tujuan tertentu. Bagian-bagian dari alam ini

mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang

lainnya dan bekerja sama dalam menuju tercapainya

tujuan-tujuan tertentu. Hal ini tak ubahnya seperti jam.

Bagian-bagian dari jam itu, mulai dari paku yang

sekecil-kecilnya sampai pada per, jarum panjang,

jarum pendek, piring dengan angka-angkanya, dan

nikel dengan jarum bungkusnya, masing-masing

mempunyai tugas dan semua bekerja sama untuk

(17)

4. Argumen Moral:

Di antara argumen-argumen yang ada tentang adanya Tuhan, argumen morallah pada pendapat ahli-ahli

filosof agama yang terpenting dan terkuat. Argumen moral ini banyak dihubungkan dengan nama Immanuel Kant. Beliau berpendapat bahwa manusia mempunyai perasaan moral yang tertanam dalam jiwa dan

sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai

kewajiban untuk menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan menjalankan perbuatan-perbuatan baik. Perasaan berkewajiban melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk itu bukan tergantung pada

akibat-akibat yang akan timbul dari perbuatan itu. Ia harus berbuat baik semata-mata karena perintah yang

(18)

Hakekat Mengenal Allah

Sesungguhnya hakikat dari Zat Allah SWT itu tidak

mungkin dima’rifati (dikenal atau diketahui) oleh akal

pikiran dan juga pasti tidak dapat dicapai betapa

(19)

QS Al An aam {6}:103

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang

(20)

QS Yunus {10}:5

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang

demikian itu melainkan dengan hak. Dia

(21)

Buah dari Iman kepada

Allah

Adanya perasaan bebas dalam jiwa. Terhindar dari belenggu

orang lain. Hal ini terujud, karena adanya rasa iman yang mantap dan pengakuan, bahwa Allah adalah Zat yang menghidupkan dan mematikan, yang merendahkan dan

mengangkat, yang memberikan bencana dan manfaat, yang mengabulkan permintaan dan menolaknya.

Adanya iman, dapat membangkitkan sifat berani dalam jiwa,

tidak takut mati dan senang berjuang untuk menegakkan kebenaran. Karena iman mengajarkan, bahwa yang

memberikan umur hanyalah Allah. Umur itu tidak akan

(22)

(Lanjutan):

Adanya iman dapat menumbuhkan keyakinan, bahwa Allah-lah yang memberi rizki. Manakala rizki telah

diberikan, tak seorang pun yang dapat menghalanginya walaupun orang itu tamak atau benci .

Adanya Iman, dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan moral pada manusia dan bahkan dapat menghubungkan manusia dengan Dzat Yang Maha Tinggi, yaitu Allah

sebagai Sumber Kebaikan, Keindahan dan

Kesempurnaan. Dengan demikian, manusia akan merasakan nilai dirinya lebih tinggi dan lebih besar daripada materi-materi duniawi lainnya. Ia tahu,

(23)

(Lanjutan):

Dengan adanya iman Allah memberikan kehidupan sejahtera

kepada orang-orang mukmin di dunia. Kehidupan sejahtera ini, suatu bukti kasih Allah kepada orang mukmin. Adanya petunjuk Allah, beserta pertolongan-Nya dalam menghadapi musuh-musuhnya. Allah menjaga mereka dari bencana yang akan menimpa dirinya. Allah mengangkatnya apabila ia

Referensi

Dokumen terkait