• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISIS TATA RUANG Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ANALISIS TATA RUANG Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ANALISIS TATA RUANG

Perencanaa Pembangunan Tata Ruang

YURSALAM AMIN

G2F1 16 005

PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN

WILAYAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

(2)

Kata Pengantar

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat beriring salam kami sanjungkan atas nabi besar kita Muhammad s.a.w.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi.

Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

(4)

dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Perencanaan pembangunan tata ruang nasional dan daerah.

BAB II PEMBAHASAN

1. ISTILAH DAN DEFINISI

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

(5)

Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2. AZAS DAN TUJUAN 2.1. Azas

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:

a. Keterpaduan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan mengitegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.

(6)

keselarasan antara kehidupan manusia dan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah dan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

c. Keberlanjutan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung (kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan yang berlangsung padanya secara wajar, yang berimplikasi dengan kerusakan lingkungan hidup) dan daya tampung (menyangkut kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat dan benda lainnya yang masuk pada badan lingkungan hidup tersebut, dan berimplikasi dengan pencemaran lingkungang hidup) lingkungan hidup dengan memerhatikan kepentingan generasi mendatang.

d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, maksudnya penataan ruang diselenggrakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya (SDA) yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkulitas.

e. Keterbukaan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.

f. kebersamaan dan kemitraan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

g. Perlindungan kepentingan umum, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

(7)

rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.

i. Akuntabilitas, maksudny penataan ruang dapat dipertanggungkan jawabkan, baik prossnya , pembiayaannya, maupun hasilnya.

2.2. Tujuan

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, yaitu :

a. Mewujudkan wilayah nasional yang aman, maksudnya situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.

b. Mewujudkan wilayah nasional yang nyaman, yakni suatu keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan (berperan mewujudkan atau mengaktualisasikan sesuatu dalam kehidupannya secara nyta) nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang tenang dan damai.

c. Mewujudkan wilayah nasional yang produktif, maksudnya proses produksi dan distribusi berjalan secara efsien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing.

d. Mewujudkan wilayah nasional yang berkelanjutan, maksudnya kondisi kualitas lingkungan fsik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya SDA tak terbarukan.

(8)

Menurut UU RI NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG penataan ruang diklasifkasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan, yaitu :

1.Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:

a. kondisi fsik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;

b. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan

c. geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

2.Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.

3.Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.

4.Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.

(9)

Dalam PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, disebutkan perencanaan pembangunan tata ruang daerah meliputi, yaitu :

A. Prinsip Perencanaan

1.Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.

3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah.

4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

B. Tahapan Rencana Pembangunan Daerah

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) : a. Penyusunan Rancangan Awal :

 Bappeda menyusun rancangan awal RPJPD.

(10)

 Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan awal RPJPD.

 Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan.

 Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.

 Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.

c. Perumusan Rancangan Akhir :

 Rancangan akhir RPJPD dirumuskan berdasarkan hasil Musrenbang.

 Rancangan akhir RPJPD dirumuskan paling lama 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.

 Rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.

 Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi paling lama 1 (satu) bulan kepada Menteri.

 Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten/Kota paling lama 1 (satu) bulan kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

(11)

 Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten/Kota kepada masyarakat.

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) :

a. Penyusunan Rancangan Awal :

 Bappeda menyusun rancangan awal RPJMD.

 RPJMD memuat visi, misi dan program kepala daerah.

 Rancangan awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.

 Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan rancangan awal RPJMD.

 Rancangan Renstra-SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Bapppeda.

 Bappeda menyempurnakan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD sebagai masukan.

b. Pelaksanaan Musrenbang :

 Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD.

 Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan.

 Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,

 pembahasan dan penyepakatan rancangan RPJMD.

 Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.

c. Perumusan Rancangan Akhir :

(12)

 Pembahasan rumusan rancangan akhir RPJMD dipimpin lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik.

 Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada Menteri.

 Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota disampaikan kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

 Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi kepada masyarakat.

 Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota kepada masyarakat.

2. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) : a. Penyusunan Rancangan Awal :

 Bappeda menyusun rancangan awal RKPD.

 RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD.

 Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD menggunakan rancangan Renja-SKPD dengan Kepala SKPD.

 Rancangan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(13)

b. Pelaksanaan Musrenbang :

 Musrenbang RKPD merupakan wahana partisipasi masyarakat di daerah.

 Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam rangka membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya.

 Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan untuk keterpaduan Rancangan Renja SKPD dan antar-RKPD kabupaten/kota dalam dan antarprovinsi.

 Musrenbang RKPD kabupaten/kota dilaksanakan untuk keterpaduan Rancangan Renja SKPD dan antar-Rencana Pembangunan Kecamatan.

 Pelaksanaan Musrenbang RKPD provinsi difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri.

 Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota difasilitasi oleh pemerintah provinsi.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang diatur dengan Peraturan Menteri.

 Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca Musrenbang RKPD provinsi.

 Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca Musrenbang RKPD kabupaten/kota.

c. Perumusan Rancangan Akhir :

 Hasil Musrenbang RKPD menjadi dasar perumusan rancangan akhir RKPD oleh Bappeda.

(14)

 RKPD, dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.

d. Penetapan :

 RKPD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, dan RKPD kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

 Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi kepada Menteri.

 Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Bupati/Walikota tentang RKPD Kabupaten/Kota kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

 RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

 Gubernur menyebarluaskan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi kepada masyarakat.

 Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Bupati/Walikota tentang RKPD

 Kabupaten/Kota kepada masyarakat.

A. TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

1. Sumber Data

a. Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan menggunakan data dan informasi, serta rencana tata ruang.

b. Data dan informasi meliputi:

 penyelenggaraan pemerintah daerah;

 organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah;

 kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah;

 keuangan daerah;

(15)

 produk hukum daerah;

 kependudukan;

 informasi dasar kewilayahan; dan

 informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

c. Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi secara optimal, daerah perlu membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah.

d. Sistem informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan subsistem dari sistem informasi daerah sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan.

e. Perangkat dan peralatan sistem informasi perencanaan pembangunan daerah harus memenuhi standar yang ditentukan oleh Menteri.

f. Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pengolahan Sumber Data :

a. Data dan informasi, serta rencana tata ruang melalui proses :

 analisis daerah;

 identifkasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah;

 perumusan masalah pembangunan daerah;

 penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan sumber pendanaan; dan

(16)

b.Proses pengolahan data dan informasi serta rencana tata ruang dilakukan melalui koordinasi dengan pemangku kepentingan.

3. Perumusan Masalah Pembangunan Daerah :

a. Masalah pembangunan daerah dirumuskan dengan mengutamakan tingkat keterdesakan dan kebutuhan masyarakat.

b. Rumusan permasalahan disusun secara menyeluruh mencakup tantangan, ancaman, dan kelemahan, yang dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

c. Penyusunan rumusan masalah dengan anggaran prakiraan maju, pencapaian sasaran kinerja dan arah kebijakan ke depan.

4. Penyusunan Program, Kegiatan, Alokasi Dana Indikatif dan Sumber Pendanaan :

a.Program, kegiatan dan pendanaan disusun berdasarkan:

 pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu;

 kerangka pendanaan dan pagu indikatif;

 program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu pada standar pelayanan minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat.

b.Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan disertai prakiraan maju sebagai implikasi kebutuhan dana.

(17)

d. Pedoman penyusunan perencanaan dan penganggaran terpadu.

BAB III PENUTUP

3. KESIMPULAN

(18)

terkandung dalam falsafah dan dasar negara Pancasila. Dalam Undang-Undang tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa negara menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang.

DAFTAR PUSTAKA

ISWANDI, MARSUKI., 2015. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KOTA PESISIR BERWAWASAN LINGKUNGAN. Kendari : Unhalu Press

ISWANDI, MARSUKI, dkk, 2017. LANSEKAP POLITIK TATA RUANG. Kendari : PPW UHO

WAHID, YUNUS., 2014. PENGANTAR HUKUM TATA RUANG. Jakarta : Kencana

SILALAHI, DAUD., 2001. HUKUM LINGKUNGAN (dalam sistem penegakan hukum lingkungan indonesia).

(19)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH.

Referensi

Dokumen terkait

Simpan di dalam bekas asal atau bekas lain yang diluluskan yang diperbuat daripada bahan yang sesuai, tutup ketat apabila tidak digunakan:. Bekas kosong mengandungi sisa produk

Penelitian-penelitian yang mendukung riset rancangan proses training untuk mendukung penentuan kualitas air minum kemasan adalah implementasi Jaringan Syaraf Tiruan

Pada periode 1966-77, mereka menemukan bahwa ekspor Indonesia berpengaruh positif terbadap pertumbuhan PDB, tetapi tidak sebaliknya Sepintas lalu, temuan tersebut nampaknya

pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan. Keterbatasan ini menyebabkan praktikan

karakteristik yang dapat diramalkan, f.)terdapat perbedaan individu dalam perkembangan, g) setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial. Faktor-faktor yang

Gelombang 2.4 GHz yang telah melewati material logam dengan jarak yang sama dengan gelombang 2.4 GHz yang melewati material kaca, akan menghasilkan dampak yang

Metode pengumpulan data menggunakan analisis isi ( content analysis ). Proses analisis dalam penelitian ini, yaitu membaca dan menganalisis buku yang menjadi

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian adalah: mengetahui diversitas ikan yang terdapat di Segara Anakan Cilacap, mengetahui distribusi spasial