CONTOH SOP PENATALAKSANAAN ( VCT ) VALUNTARY
COUNSELLING AND TESTING
UPTD. PuskesmasNgasem Kabupaten Kediri
PENATALAKSANAAN ( VCT ) VALUNTARY COUNSELLING AND TESTING
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Kode : 01/SOP-RPU/NGASEM/2014
No.Revisi : 00
Tgl. MulaiBerlaku : 30 September 2014
Halaman : 1dari 8
1. TUJUAN.
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan Testing HIV/AIDS secara sukarela di UPTD Puskesmas Ngasem
2. RUANG LINGKUP
Tindakan dimulai dari anamnesa, konseling, tindakan, sampai dengan pencatatan
3. KRITERIA PENCAPAIAN
Penatalaksanaan VCT di UPTD Puskesmas Ngasem dapat dilaksanakan 100% sesuai prosedur penatalaksanaan klinik VCT
4. DEFINISI
pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV
5. URAIAN UMUM
5.1 Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/
pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi pelanggan. Konseling merupakan dialog yang terjaga kerahasiaan antara konselor dan pelanggan
5.2 HIV adalah virus yang menyeran dan merusak system kekebalan tubuh kita sehingga kita tidak bias
bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS
5.3 Pra adalah sebelum dan post adalah setelah, status adalah keadaan (orang, badan, dsb) dalam
hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya
5.4 Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka yang tidak berkepen-tingan dapat
mencapai informasi, berhubungan dengan data yang diberikan kepihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
6. PERALATAN
1.1 Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
1.2 Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan
mempersilahkan masuk keruangan.
1.3 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang telah
tersedia.
1.5 Memeriksa ulang nomor kode pelanggan dalam formulir dokumen
pelanggan.
1.6 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan.
1.7 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek
list untuk konseling pre test (cek list pada lampiran)
1.8 Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS, termasuk
tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin, khususnya pada penasun (IDU)
1.9 Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
1.10Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan tes HIV.
1.11Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan arti dari tes HIV.
1.12Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test.
1.13Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV.
1.14Menjajaki kemapuan pelanggan dalam mengatasi masalah. 1.15Melakukan penilaian system dukungan.
1.16Memberi waktu untuk berfikir.
1.17Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed consent kepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah pelanggan membaca isi form HIV/.AIDS.
1.18Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke laboratorium.
1.19Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test. 1.20Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan
form laboratorium kepada petugas pengambilan darah.
1.21Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan kepada pelanggan untuk dating kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan dan / atau untuk dilakukan test.
1.22Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.
PERAWA
T
2 KONSELING POST TESTING
2.1 Memangggil pelanggan dengan menyebutkan nomor regester seperti
prosedur pemanggilan konseling pre-test.
2.2 Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruang
konseling.
2.3 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test.
2.4 Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan umum
pelanggan.
2.5 Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan.
2.6 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test.
2.6.1 Apabila pelanggan menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil
test, maka konselor menawarkan kepada pelanggan untuk membuka amplop bersama konselor.
2.6.2 Apabila pelanggan menyatakan belum siap, konselor meberi dukungan
kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu sampai pelanggan menyatakan dirinya siap.
2.7 Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV.
2.8 Memberi kesempatan pelanggan membaca hasil.
2.9 Menjelaskan kepada pelanggan tentang hasil testing HIV yang telah
dibuka dan yang telah dibaca bersama.
2.10 Memberi kesempatandanventilasikankeadaanemosinya.
Menerapkanmanajemenreaksi. 3 BILA HASIL TEST POSITIF
Memeriksaapa yang diketahuitentanghasil test.
Menjelaskandengantenangartihasilpemeriksaan.
Memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi.
Memfasilitasi coping problem (kemampuanmenyelesaikanmasalah).
Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan konselor
menyelesaikan informasi sebagai berikut :
Pengobatan ARV
Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
Menawarkan konseling pasangan
Menawarkan secara rutin pelanggan mengikuti pemeriksaan sifilis dan
manfaat pengobatan sifilis.
Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan
kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki dan perempuan.
Memotivasi agar dating ke klinik untuk evaluasi awal secara medis.
Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjungan berikutnya.
Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak bias hadir,
disarankan untuk menghubungi konselor melalui telepon untuk perjanjian berikutnya.
Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahui.
Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan pelanggan.
Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.
Memotivasi agar bersama di damping oleh MK.
Konselor mengisi form pasca-konseling.
BILA HASIL TEST NEGATIF
Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode
jendela.
Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan.
Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang diterima dan
pengertian periode jendela.
Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan VCT
bagi pasangan.
Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan.
Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahui.
Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.
Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan
perilaku yang aman.
Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan.
Mengisi form pasca konseling.
8. DIAGRAM ALIR
9. REFERENSI
9.1 Buku Pedoman Pengobatan Dasar di PuskesmasTahun 2007
9.2 ISO 9001:2008 klausal 7.5.1 tentang pengadaan produksi dan penyediaan jasa
10. DOKUMEN TERKAIT.
10.1 RekamMedis
10.2 Register Harian RPU
10.3 Formulir Rujukan Internal
10.4 Formulir Rujukan Eksternal.
10.5 Formulir informed consent
10.6 Formulirpradan pasca konseling,
11. RUANG TERKAIT
11.1 Ruang Pemeriksaan Umum
11.2 Ruang Laboratorium.