• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Nasional Kaitannya dengan Pembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tujuan Nasional Kaitannya dengan Pembang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUJUAN NASIONAL KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN NASIONAL, HUKUM, DAN HUKUM KESEHATAN

Oleh :

Solihin Niar Ramadhan 110.110.110.195

Bima Rizki Nurahman 110.110.110.237

Trian Christiawan 110.110.110.244

Dosen :

Dr. Hj. Efa Laela Fakhriah, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia selalu berkembang dari berbagai segi baik dari segi politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping tiga hal tersebut perkembangan hukum menjadi perhatian khusus di bidang kehidupan manusia dalam masyarakat. Hampir semua aspek dalam bidang kehidupan manusia terjamah oleh hukum. Manusia senantiasa mengharapkan agar hukum dapat mengatur kehidupan dengan baik sehingga tercapai kedamaian dan ketertiban di dalam masyarakat.

Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki peran penting dalam menjaga setiap aspek kehidupan warga negaranya. Negara Indonesia adalah negara hukum yang memiliki tujuan hidup bernegara. Tujuan Nasional Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1

Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan praktis dalam meningkatkan harkat dan martabatnya.2 Dalam realisasi pembangunan nasional dalam berbagai bidang untuk mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia tersebut, maka pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa (rohani) yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan

1 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945,

Alinea 4.

(3)

ketuhanannya. Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tujuan utama yang hendak dicapai adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, aspek kesehatan merupakan salah satu aspek pokok yang dijadikan sebagai fokus utama dalam upaya

pembangunan nasional. Kesehatan merupakan hak asasi manusia

dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.3 Dalam Undang-Undang Dasar, setiap orang memiliki hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.4

Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Di Indonesia perkembangan hukum dalam bidang kesehatan telah diimplementasikan dengan dikeluarkannya Undang No.23 Tahun 1992 yang diganti oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Perkembangan hukum nasional tersebut dilaksanakan dalam upaya mencapai tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum.

3 Penjelasan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(4)

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana hubungan antara pembangunan nasional bidang hukum kesehatan dihubungkan dengan tujuan nasional?

(5)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Negara Hukum

Negara oleh J.L Brierly diartikan sebagai suatu lembaga

(institution), yaitu suatu wadah di mana manusia mencapai tujuan-tujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya.5 Terbentuknya suatu negara pada dasarnya dilandasi oleh sifat manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai zoon politicon. Makhluk yang di dalam dirinya selalu ada niat dan hasrat untuk hidup berkelompok dan berorganisasi. Asal mula suatu negara menurut Plato karena adanya banyak kebutuhan hidup dan keinginan manusia. Untuk mencapai kebutuhan tersebut maka manusia tidak mampu dan tidak berkemampuan memilikinya secara sendiri-sendiri. Oleh karena itu dilakukan kerjasama dengan pembagian kerja di antara anggota masyarakat tersebut berdasarkan kecakapan atau keahliannya masing-masing sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup atau keinginannya tersebut. Kesatuan ini kemudian disebut sebagai negara.6

Cicero mengemukakan adagium yang mengatakan bahwa

“ubi societas ibi ius” yang artinya dimana ada masyarakat maka disitu ada hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum.7 Segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan pemerintahan yang besangkutan dengan tujuan hidup masyarakat harus sesuai dengan hukum. Dalam hubungan

5 Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Bandung : Keni Media,

2011, hlm.1.

6 Sjachran Basah, Ilmu Negara, Pengantar, Metode, dan Sejarah Perkembangannya,

Bandung : Alumni, 1983, hlm.93.

7 Lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

(6)

antara negara dan hukum, kekuasaan negara juga tunduk pada hukum. Norma-norma hukum tidak hanya berlaku terhadap semua warga negara tetapi juga berlaku terhadap negara. Walaupun negara memiliki kedaulatan untuk membentuk hukum, namun pembentukan hukum tidak semata-mata ditentukan oleh kemauan dari negara tetapi juga kesadaran hukum masyarakat. Menurut teori kedaulatan hukum, kedaulatan negara bersumber dari hukum dan hukum tersebut bersumber dari kesadaran hukum masyarakat. Yang berdaulat adalah hukum, yang berada di atas segala sesuatu termasuk negara. Terdapat dua konsep negara hukum, yaitu konsep negara hukum rule of law dan negara hukum rechtstaat.8

Dalam konsep negara hukum rechtstaat dari sistem hukum eropa kontinental, Stahl mengemukakan bahwa terdapat 4 unsur negara hukum, yaitu : (1) Pembagian Kekuasaan; (2) Pengadilan Administrasi; (3) Perlindungan HAM; dan (4) Pemerintahan hukum. Sedangkan dalam konsep negara hukum the rule of law

dalam sistem hukum anglo-saxon, A.V. Dicey mengemukakan bahwa terdapat 3 unsur negara hukum, antara lain : (1) Hukum diatas segalanya (Supremacy of law); (2) Kesamaan kedudukan dalam hukum (Equality before the law); dan (3) Perlindungan HAM (Human Right).9

Negara Indonesia sendiri berdasarkan Konstitusi UUD 1945 menganut kedaulatan rakyat sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar. Walaupun ketentuan dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945

8 Usep Ranawijaya, Hukum Tata Negara Indonesia Dasar-Dasarnya, Jakarta : Ghalia

Indonesia, 1983, hlm.181.

9 Zainal Muttaqqin, Kumpulan Catatan Kuliah Hukum Administrasi Negara, Program

(7)

menunjukan dianutnya kedaulatan rakyat, namun dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 dirumuskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Hal tersebut mengandung makna dianutnya kedaulatan hukum.

B. Hukum Sebagai Sarana Pembangunan10

Hukum merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat. Sifat hukum pada dasarnya adalah konservatif, artinya bahwa hukum bersifat memelihara dan mempertahankan yang telah tercapai. Fungsi demikian diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk masyarakat yang sedang membangun.

Landasan pemikiran dan dasar-dasar pokok hukum sebagai sarana pembaharuan yaitu pembinaan bidang hukum harus mempu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang sehingga ketertiban dan kepastian hukum sebagai prasarana yang harus ditunjukan ke arah peningkatan pembinaan kesatuan bangsa sekaligus berfungsi sebagai sarana perkembangan modernisasi dan pembangunan yang menyeluruh.

C. Pengertian, Sejarah dan Ruang Lingkup Hukum Kesehatan 1) Pengertian Hukum Kesehatan

Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan

10 Otje Salman & Eddy Damian, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan,

(8)

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Terdapat beberapa pengertian Hukum kesehatan (Health Law).11 Menurut Van Der Mijn, Hukum Kesehatan diaratikan sebagai hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi: penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara. Sedangkan menurut Leenen, Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di bidang kesehatan serta studi ilmiahnya. Secara ringkas hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan; seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan upaya dan pemeliharaan di bidang kesehatan; rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik.

2) Sejarah Hukum Kesehatan12

Sejarah Hukum Kesehatan di dunia dimulai dari Masa Priestly Medicine. Pada awalnya masyarakat menganggap penyakit sebagai misteri, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan secara benar tentang mengapa suatu penyakit menyerang seseorang dan tidak menyerang lainnya. Pada masa ini, penyakit dihubungkan dengan kekuatan supranatural sehingga profesi kedokteran menjadi monopoli kaum pendeta, oleh karena itu mereka merupakan kelompok yang tertutup, yang mengajarkan ilmu kesehatan hanya di kalangan mereka sendiri serta merekrut muridnya dari kalangan atas. Dokter yang terkenal adalah Imhotep, selain sebagai ahli kedokteran Imhotep juga dikenal sebagai ahli hukum dan pendeta dan juga disebut sebagai Bapak

11 Budiyanto, Catatan Kuliah Hukum Kesehatan, makalah elektronik, tanpa kota, 2010,

hlm.1.

12 Efendi Pakpahan, Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan, Jurnal Elektronik, tanpa

(9)

Kedokteran Mesir, karena keberhasilannya dalam peletakan landasan moral bagi pelaksanaan profesi kedokteran. Kemudian di Babylonia (Irak), waktu kepemimpinan Raja Hammurabi (2200 SM) sudah dikembangkan praktik pembedahan. Jasa dokter sudah diatur berdasarkan hasil pengobatan, status sosial dan kemampuan ekonomi pasien. Banyak kalangan ahli berpendapat bahwa sesungguhnya hukum kesehatan yang pertama berasal dari Babylonia (Irak) bukan dari Mesir. Dalam kode Hammurabi dapat dilihat jelas tentang beberapa ketentuan yang mengatur kelalaian dokter dan daftar sanksinya, mulai dari hukuman denda hingga hukuman fisik. Kemudian pada era Yunani, Hippocrates (dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran Modern) menjadi salah satu filsuf yang berhasil meletakkan landasan bagi sumpah dokter dan etika kedokteran. Ada empat buah hasil pemikiran- pemikiran Hippocrates yang menjadi rujukan bagi dunia kesehatan hingga saat ini :

1. Melindungi masyarakat dari penipuan dan praktik kedokteran yang bersifat coba – coba;

2. Keharusan dokter untuk berusaha semak simal mungkin bagi kesembuhan pasien dan larangan untuk melakukan ha1 yang dapat merugikannya;

3. Penghormatan terhadap makhluk insaui melalui larangan terhadap euthanasia dan aborsi;

4. Keharusan memegang teguh rahasia kedokteran.

(10)

1. Penerapan penggunaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini dikenal dengan istilah Evidence-based practice; 2. Menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk

pertama kalinya;

3. Mengenalkan dunia kedokteran dengan ilmu patologi dan farmasi.

Di Belanda, istilah gezondheidsrecht (hukum kesehatan) baru diusulkan Goudsmit tahun 1954. Sesaat dilupakan orang, lalu muncul kembali pada tahun 1960-an, Hal tersebut memicu berdirinya Vereniging Voor Gezondheidsrecht (Perkumpulan Untuk Hukum Kesehatan) tahun 1967. Sejak 1977 perkumpulan ini menerbitkan Tijdschrift Voor Gezondheidsrecht (Majalah Hukum Kesehatan) besar pengaruhnya dalam menyebarluaskan pengetahuan hukum kesehatan. Perkembangan hukum kesehatan baru di mulai dan diselenggarakannya World Congress on Medical Law di Belgia 1967. Di Indonesia (1982), perkembangan hukum kesehatan dimulai dari gagasan kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI dan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982. Kelompok studi hukum kedokteran ini berkembang tahun 1983 menjadi "Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April 1987, Hukum Kesehatan mencakup : Hukum Kedokteran; Hukum Kedokteran Gigi; Hukum Keperawatan; Hukum Farmasi; Hukum Rumah Sakit ; Hukum Kesehatan Masyarakat, dan Hukum Kesehatan Lingkungan.

3). Ruang Lingkup Hukum Kesehatan

(11)

aturan-aturan itu mengatur hubungan-hubungan hukum dalam pemeliharaan kesehatan.13

Dalam rumusan tersebut, menunjukan bahwa hukum kesehatan merupakan kekhususan atau cabang ilmu hukum, bukan cabang ilmu kedokteran sebagaimana halnya dengan ilmu kedokteran forensik.

BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Pembangunan Nasional Untuk Mencapai Tujuan Nasional Dalam Bidang Hukum Kesehatan Di Indonesia

Tujuan Nasional Bangsa Indonesia tercantum dalam alinea 4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.14 Untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia melaksanakan pembangunan nasional yang terencana secara sistematis.

Pembangunan nasional tersebut meliputi aspek jiwa (rohani) yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama.

Dengan mengingat bahwa Indonesia adalah negara hukum, maka pembangunan nasional lebih di prioritaskan di bidang hukum. Aspek hukum yang hendak dibangun adalah aspek hukum kesehatan dalam

13 Soerjono Soekanto, Pengantar Hukum Kesehatan, Bandung : Remadja Karya, 1987,

hlm.28-29.

14 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945,

(12)

rangka membangun sistem kesehatan nasional yang menjadi landasan utama dalam mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan melindungi hak asasi manusia untuk dapat hidup baik dan sehat.

B. Peraturan perundang-undangan di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sistem Kesehatan Nasional

Peraturan Perundang-Undangan merupakan peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.15 Dalam upaya pembangunan nasional, peran peraturan perundang-undangan sangat penting. Peraturan perundang-undangan khususnya peraturan perundang-undangan di bidang pelayanan kesehatan dinilai memiliki peran penting dalam membangun suatu sistem kesehatan nasional.

Sistem kesehatan nasional di Indonesia dibentuk dari pengelolaan

kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin untuk tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah.16

15 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

(13)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hubungan antara pembangunan nasional bidang hukum kesehatan dihubungkan dengan tujuan nasional.

Pembangunan nasional dan tujuan nasional memiliki hubungan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Tujuan nasional dapat dikatakan sebagai visi suatu negara sedangkan pembangunan nasional dapat dikatakan sebagai misinya. Dalam alinea 4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, tujuan nasional negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut maka harus ada

pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu.

Menurut Kaelan17, mengatakan bahwa :

“Pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa (rohani) yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi,

(14)

hukum, pendidikan, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama”

Atas pendapat tersebut, maka dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, diperlukan pembangunan nasional dalam aspek jiwa (rohani) dan raga (jasmani). Secara umum kedua aspek tersebut merupakan aspek kesehatan. Selanjutnya aspek kesehatan tersebut harus dijabarkan dalam bidang pembangunan, yaitu hukum. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara pembangunan nasional bidang hukum kesehatan adalah sebagai misi untuk mencapai visi memajukan kesejahteraan umum masyarakat Indonesia.

B. Peran peraturan perundang-undangan tentang kesehatan di Indonesia dalam upaya mencapai tujuan nasional.

Motif yang ada pada pembentuk peraturan perundang-undangan untuk menyusun peraturan perundang-undangan mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sangat bervariasi. Landasan-landasan dalam penyusunan perundang-undangan pelayanan kesehatan antara lain :18

1. Kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa keahlian; 2. Kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian tertentu; 3. Kebutuhan akan keterarahan (doelmatigheid); 4. Kebutuhan akan pengendalian biaya;

5. Kebutuhan akan kebebasan warga masyarakat untuk menentukan kepentingannya dan identifikasi kewajiban pemerintah;

6. Kebutuhan pasien akan perlindungan hukum;

7. Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi para ahli; 8. Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi pihak ketiga; 9. Kebutuhan akan perlindungan bagi kepentingan umum;

Atas dasar landasan-landasan tersebut maka peran peraturan perundang-undangan yang mengikat secara umum begitu penting dalam

(15)

upaya pembangunan nasional. Undang-undang sebagai sumber hukum formil, mengikat secara umum, dan bersifat secara sektoral dapat menunjang dalam membangun sistem hukum secara umum dan sistem kesehatan nasional secara khusus.

Dalam upaya mencapai tujuan nasional, perlu adanya suatu regulasi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk peraturan perundang-undangan atau peraturan-peraturan lainnya. Regulasi tersebut berperan penting dalam membentuk sistem hukum bidang pelayanan kesehatan. Sehingga dengan terbentuknya sistem hukum bidang pelayanan kesehatan maka tujuan nasional akan tercapai.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

(16)

sistem hukum bidang pelayanan kesehatan. Sehingga dengan terbentuknya sistem hukum bidang pelayanan kesehatan maka tujuan nasional akan tercapai.

B. Saran

Dalam upaya pembangunan nasional, penegakan hukum merupakan fokus utama. Sehingga tidak hanya substansi hukum yang harus baik, namun aparat penegak yang profesional, sarana dan prasarana yang menunjang, serta pendidikan budaya hukum masyarakat juga harus diperhatikan agar penegakan hukum khususnya hukum kesehatan berperan efektif untuk mencapai tujuan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Bandung : Keni Media, 2011.

Kaelan M.S, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Paradigma, 2004

Otje Salman & Eddy Damian, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, Bandung : Alumni, 2006.

Sjachran Basah, Ilmu Negara, Pengantar, Metode, dan Sejarah Perkembangannya, Bandung : Alumni, 1983.

Soerjono Soekanto, Pengantar Hukum Kesehatan, Bandung : Remadja Karya, 1987.

Usep Ranawijaya, Hukum Tata Negara Indonesia Dasar-Dasarnya,

Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan .

(17)

Budiyanto, Catatan Kuliah Hukum Kesehatan, makalah elektronik, tanpa kota, 2010.

Efendi Pakpahan, Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan, Jurnal Elektronik, tanpa kota, 2013.

Zainal Muttaqqin, Kumpulan Catatan Kuliah Hukum Administrasi Negara,

Referensi

Dokumen terkait

Seiring berkembangnya teknologi yang semakin canggih, untuk mengefisiensikan waktu dan biaya dalam kegiatan eksplorasi dapat dilakukan salah satunya dengan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan juga masih diragukan oleh banyak kalangan masyarakat dikarenakan lulusan yang dihasilkan belum

Tarif penggunaan kendaraan, tarif bimbingan, pendidikan dan pelatihan, dan penelitian dan pengembangan, tarif penggunaan bantuan kesehatan, dan tarif penggunaan lahan, gedung,

•Waktu yang digunakan untuk mengambil bagian dalam proyek mengurangi waktu untuk tugas normal. •Karyawan mempunyai

(1) Seksi Cadangan Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa dokumen RPIJM Kabupaten disusun sebagai justifikasi atas perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur

Aktivitas utama perancangan adalah untuk menyempurnakan model analisis sedemikian rufla sehingga dapat diimplementasikan dengan menggunakan komponen-komp'lnen yang mematuhi

Dibandingkan dengan responden yang menyatakan sangat puas yaitu sebanyak 31 re- sponden atau dalam bilangan persen yaitu 31% , responden yang menyatakan netral yaitu sebanyak 23