• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pekerjaan Incomer PIK dengan Towe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Pekerjaan Incomer PIK dengan Towe"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 1

BAB I

LATAR BELAKANG

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan V merupakan salah satu unit

PLN yang mendapatkan amanah untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur

ketenagalistrikan di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan propinsi Banten, dimana

dalam prosesnya unit ini melaksanakan pembangunan transmisi SUTT 150 kV,

SUTET 500 kV, GI/GIS 150 kV dan GITET 500 kV.

Salah satu proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini dilaksanakan

adalah pembangunan Gas Insulated Switchyard (GIS) Pantai Indah Kapuk serta transmisi SUTT 150 kV Pantai Indah Kapuk (PIK) Incomer yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan tenaga listrik di salah satu wilayah Jakarta yang saat ini

sedang berkembang kawasan pantai utara Jakarta, wilayah Pantai Indah Kapuk.

Pelaksanaan pembangunan transmisi Incomer GIS PIK saat ini sudah

terkontrak tanggal 30 September 2011, sedangkan pekerjaan fisik GIS PIK sendiri

sudah terkontrak tanggal 4 Oktober 2011.

Namun, dalam pelaksanaannya dapat diidentifikasi bahwa proses

pembangunan 2 tower transmisi incomer mengalami kesulitan dibandingkan

dengan pembangunan fisik GIS itu sendiri. Ini disebabkan karena transmisi

eksisting SUTT 150 kV span T.16 - T.17 jalur Muara Karang Baru-Duri Kosambi

yang akan berada di atas lahan milik Dinas Perhutani DKI Jakarta, maka dalam

pembahasan tulisan ini difokuskan pada permasalahan dalam pembangunan

transmisi SUTT PIK Incomer.

Untuk lokasi penempatan 2 tower incomer ini, PLN UPK 2 telah

melakukan koordinasi dengan Dinas Perhutani DKI Jakarta dalam rangka

(2)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 2

BAB II

PERMASALAHAN

A. Transmisi Eksisting Berada di Atas Lahan Dinas Perhutani DKI Jakarta

Untuk pembangunan transmisi SUTT 150 kV PIK diperlukan 2 lokasi lahan

tapak tower dengan ukuran masing-masing (20 x 20) m. Dalam kondisi normal,

jika lahan tersebut adalah milik masyarakat, maka PLN berkewajiban

membebaskan lahan tersebut untuk kepentingan umum. Namun, berdasarkan

pendataan yang dilakukan, diketahui bahwa lahan yang berada tepat di bawah

jalur eksisting yang akan dipotong merupakan tanah yang dikuasai oleh Dinas

Perhutani DKI Jakarta. Dalam hal ini, tanah tersebut tidak bisa dilakukan

pembebasan, namun harus mengikuti peraturan Menteri kehutanan No.

P.38/Menhut-II/2012 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan” dimana dalam pelaksanaannya PLN harus terlebih dahulu mendapatkan Ijin

Pinjam Pakai dari Menteri Kehutanan. Jika PLN mengikuti jalur peraturan ini,

akan memerlukan waktu yang cukup lama, dimana pihak dinas Perhutani juga

mempertanyakan ijin terhadap tower eksisting PLN yang ada saat ini yang memanfaatkan lahan mereka.

B. Pemadaman Jalur Pada Saat Pelaksanaan Pekerjaan Tower

Saat pelaksanaan pembangunan konstruksi tower dibawah transmisi eksisting

tidak bisa dilakukan pemadaman secara terus menerus selama lebih kurang 1

(3)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 3

BAB III

PERSOALAN

Dalam pelaksanaan pembangunan transmisi SUTT 150 kV PIK Incomer, dari

permasalahan yang disebutkan di atas, berpotensi timbul persoalan yang dapat

menghambat tahap pelaksanaan konstruksi, yakni :

 Jalur transmisi eksisting 150 kV Muara Karang Baru - Duri Kosambi span T. 16 -T. 17 yang berada tepat di atas lahan Perhutani berpotensi terhambat dari

sisi perijinan, dimana pengurusan ijin pinjam pakai lahan kawasan hutan

untuk keperluan pembangunan 2 (dua) pondasi tower membutuhkan waktu

yang cukup lama. Hal ini didasakan pada pengalaman pengurusan ijin pinjam

pakai lahan kawasan hutan di jalur transmisi SUTET 500 kV

Bojonegara-Suralaya Tahap II yang sampai hari ini ijin pinjam pakai belum didapatkan

dimana pengurusan ijin telah kita mulai sejak bulan Maret 2011. Di sisi lain

pembangunan fisik konstruksi gedung GIS PIK beserta pondasi peralatan HV

(4)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 4

BAB IV

PRA ANGGAPAN

Untuk mengatasi persoalan yang timbul dalam pembangunan transmisi SUTT 150

kV PIK Incomer, solusi awal yang dapat dipertimbangkan agar pembangunan ini

dapat segera dilaksanakan adalah :

 Perkuatan Pondasi dan Penggantian Tower Eksisting T. 16 dan T. 17

Pembangunan 2 tower yang seharusnya berada di lahan kawasan hutan tidak

perlu dilakukan, namun dilakukan perkuatan pondasi dan penggantian tower

eksisting T.16 dan T.17 jalur Muara Karang Baru-Duri Kosambi. Secara teknis hal ini dapat dilakukan tanpa diperlukan pengurusan ijin pinjam pakai

kawasan hutan. Perkuatan pondasi dan penggantian tower eksisting T.16 dan

T.17 berkonsekuensi pada munculnya amandemen kontrak, dimana kontrak

awal awal SUTT 150 kV PIK Incomer menggunakan total 4 (empat) set

tower, terdiri dari 2 set tower type BB dan 2 set tower type DDR. Untuk dapat

melaksanakan pekerjaan tersebut, kontrak SUTT 150 kV PIK Incomer harus

diamandemen dimana dilakukan kerja kurang terhadap 2 set tower type BB

dan adanya kerja tambah pengadaan, transport dan erection 2 (dua) set tower type DD slim.

(5)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 5

BAB V

FAKTA YANG MEMPENGARUHI

Berdasarkan peninjauan lapangan langsung pada site terkait dan data progress laporan mingguan dan bulanan diketahui bahwa pekerjaan GIS Pantai

Indah Kapuk telah mencapai ± 93% sampai dengan bulan Agustus 2013.

Prosentase progres pekerjaan ini tidak lagi mengalami peningkatan signifikan

sejak bulan Juni 2013 yang disebabkan karena tidak bisa dilakukan

commissioning dan energize (terkait dengan pekerjaan transmisi Incomer yang dilaksanakan oleh kontraktor yang berbeda/kontrak multi packages).

Transmisi eksisting 150 kV Muara Karang Baru-Duri Kosambi span

T.16-T.17 melintasi area lahan kawasan hutan dinas perhutani DKI Jakarta. Dengan

kondisi ini, maka jika pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan kontrak awal,

dimana pekerjaan ini menggunakan 2 set tower type BB dan 2 set tower type

DDR, maka PLN harus mengurus ijin pinjam pakai lahan untuk lokasi

pembangunan transmisi ke Dinas Perhutani DKI Jakarta (sesuai peraturan Menteri

kehutanan No. P.38/Menhut-II/2012 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan

Hutan) dengan dimana berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk proyek T/L

500 kV Bojonegara-Suralaya Tahap II, perijinan dari Menteri Kehutanan

membutuhkan waktu dan studi yang cukup lama, tidak sesuai untuk diterapkan

pada pekerjaan Incomer PIK dimana progress pembangunan dan instalasi GIS nya

sendiri telah mencapai 93%. Untuk menghindari proses perijinan yang akan

membutuhkan waktu cukup lama ini, bisa dilakukan dengan perkuatan pada

pondasi eksisting dan penggantian tower eksisting T.16 dan T.17 jalur Muara

Karang Baru-Duri Kosambi menjadi type tower DD slim sehingga tidak memerlukan pembebasan/ganti rugi lahan/ijin pinjam pakai lahan hutan kawasan

hutan.

Penambahan 2 set tower type DD slim dalam pekerjaan Incomer PIK akan menyebabkan perlunya dilakukan amandemen terhadap kontrak dan

(6)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 6 Keputusan Direksi No.305.K/DIR/2010 tentang “Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Persero)”, Bab VIII Pelaksanaan Kontrak, Ayat 8.7.3 tentang Pekerjaan Tambah Kurang, bahwa pekerjaan tambah yang nilainya lebih

dari 10% dari kontrak dimungkinkan dengan tetap menerapkan Good Corporate Governent (GCG).

Selanjutnya perlu dilakukan koordinasi yang baik antara pihak-pihak

terkait di antaranya PLN UIP, PLN UPK 2, PLN Distribusi APP Duri Kosambi,

pihak rekanan/kontraktor dan Dinas Perhutani DKI Jakarta serta pengembang

(7)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 7

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Kondisi Saat Ini

Transmisi eksisting SUTT 150 kV Muara Karang Baru - Duri

Kosambi berada di atas lahan kawasan hutan ini merupakan kondisi nyata di

lapangan yang tidak bisa kita hindari, namun harus kita hadapi dan selesaikan

dengan mensiasati solusi terbaik yang bisa dilakukan. Kontrak SUTT 150 kV

PIK Incomer menyebutkan bahwa material yang digunakan adalah 2 set

tower type BB dan 2 set tower type DDR. Progres konstruksi GIS PIK sendiri

telah mencapai 93% dimana seluruh peralatan HV Apparatus telah selesai

dierection, namun tidak bisa dilakukan commissioning dan energize karena menunggu kesiapan pemberian tegangan dari transmisi incomer. Lahan untuk

2 lokasi dead end tower type DDR juga sudah ada dimana berada di dalam areal lahan GIS PIK.

B. Issue Strategic

PT. PLN (Persero) sebagai satu-satunya BUMN yang bergerak di

bidang ketenagalistrikan berkewajiban menyediakan tenaga listrik untuk

kepentingan umum sebagaimana tertuang dalam UU No. 19 Tahun 2000.

Salah satu wujud dari kewajiban itu adalah pelaksanaan pembangunan GIS

150 kV Pantai Indah Kapuk.

Wilayah pantai utara Jakarta merupakan kawasan yang sangat

berkembang dari sisi pertumbuhan properti khususnya di daerah Pantai Indah

Kapuk. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini harus diimbangi dengan

pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sebagai salah satu pilar dan

indikasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beroperasinya GIS 150 kV PIK

(Pantai Indah Kapuk) dapat memperkuat system ketenagalistrikan di wilayah

Jakarta Utara khususnya dan DKI Jakarta secara keseluruhan. Diharapkan

(8)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 8 Tertundanya wantu energize dan COD GIS 150 kV PIK berpotensi menyebabkan PLN kehilangan penjualan tenaga listrik dalam jumlah yang

sangat besar.

C. Pemetaan Masalah

Berdasarkan kontrak transmisi SUTT 150 kV PIK Incomer No.

104.PJ/131/UIP JJB/2011 tanggal 30 September 2011 untuk pekerjaan SUTT

150 kV Pantai Indah Kapuk Incomer dengan lingkup pekerjaan pengadaan

dan pemasangan 2 set tower type BB dan 2 set tower type DDR, maka

dibutuhkan pembebasan 2 lahan tapak tower di lahan kawasan hutan seperti

gambar 6.1 berikut ini.

Gambar 6.1 Layout lokasi berdasarkan kontrak

Berdasarkan kontrak awal terdapat pengadaan dan pemasangan 2 set tower

type BB, maka 2 set tower type BB tersebut harus berdiri di kawasan hutan

(9)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 9 atas dapat berisiko terlambatnya pekerjaan transmisi Incomer PIK akibat

perijinan lahan, bahkan tidak tertutup kemungkina untuk tidak dapat

dilanjutkan jika ijin pinjam pakai lahan tidak diberikan oleh Menteri

Kehutanan.

D. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan terkait pekerjaan

Transmisi Incomer PIK tersebut di atas, dalam tulisan ini penulis

menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Thread) dalam menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang dapat diambil dalam

menyelesaikan persoalan, dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Kekuatan (Strength)

dimungkinkan sesuai dengan Kepdir No.305.K/DIR/2010 tentang “Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Parsero)”, Bab VIII Pelaksanaan Kontrak, Ayat 8.7.3 tentang Pekerjaan Tambah Kurang.

 Kelemahan (Weakness)

 Pekerjaan harus dilakukan dalam kondisi yang tidak biasa

(bertegangan)

 Pegawai yang berkompeten untuk mensupervisi tipe pekerjaan dalam keadaan bertegangan sangat terbatas.

 Kesempatan (Oppurtunity)

 Desain tower slim telah proven digunakan sebelumnya pada T/L 150 kV Depok 3 – Kedung Badak.

(10)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 10  Pemadaman jalur eksisting 150 kV Muara Karang Baru-Duri Kosambi

dimungkinkan untuk dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu (di luar

beban puncak) bergantian antar sirkit 1 dan 2.

 Pihak perhutani DKI Jakarta telah memberikan ijin secara lisan jika PLN hanya bekerja di lahan eksisting.

 Akses jalan masuk ke lokasi tower cukup mudah dilalui.

 Ancaman (Thread)

 Akses yang cukup mudah ke lokasi, memungkinkan pihak ketiga

untuk datang dan masuk ke lokasi dan mempermasalahkan perihal

lahan lintasan (ROW).

 Dinas Perhutani Jakarta bisa mempermasalahkan perihal lintasan

kabel di atas lahan perhutani.

E. Tahapan Metode Penyelesaian Permasalahan

Tahapan pelaksanaan yang harus dilakukan pada pembangunan SUTT 150

kV PIK Incomer dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Survey dan Pengukuran Data Aktual Lapangan

Melakukan survey/pengukuran kondisi aktual di lapangan untuk

mendapatkan data yang akurat, terutama kondisi aktual T. 16 dan T. 17

eksisting seperti, jarak back to back stub tower, jenis pondasi eksisting, jarak antar pondasi, type tower, tinggi tower dan ketinggian cross arm

bawah dari stub. Dari pengukuran kondisi aktual di lapangan pada tower T. 16 dan T.17 eksisting diperoleh data yang similar pada kedua tower sebagai berikut :

- Tipe tower AA + 3 (Suspension)

- Pondasi kelas 6 bor pile dengan lebar pad (1,5 x 1,5) m

- Luas lahan tapak tower eksisting (15 x15) m

(11)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 11 Gambar 6.2 Data tower eksisting

2. Desain Slim Tower

PLN dapat memanfaatkan lahan tapak tower eksisting yang ada dengan

menggunakan desain tower slim. Tower slim yang dimaksud adalah desain spesial dimana jarak bentangan stub atau back to back stub lebih kecil dari tower normal, dimana selisih jarak back to back nya adalah

2003 mm.

3. Desain Pondasi Baru

Dari data aktual tersebut, akan dibuat desain pondasi tower baru dimana

posisi as tower tepat berada pada posisi as tower sebelumnya pada T. 16 dan T. 17 eksisting. Hal ini dilakukan untuk menghindari posisi tower

berada di lahan kawasan hutan (Lihat gambar 6.3). Dari data itu juga kita dapat menentukan type tower pengganti yang akan kita gunakan, yakni

tower type DD slim +0. Type tower slim digunakan dengan tujuan agar luas area eksisting yang ada dapat kita manfaatkan tanpa memerlukan

pembebasan lahan di sekitarnya. Jika menggunakan tower standar, maka

(12)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 12 pembebasan lahan tambahan. Berdasarkan pada kondisi aktual lapangan

yang merupakan tanah rawa, diusulkan menggunakan pondasi kelas 5

(raft) dikombinasikan dengan bor pile (kedalaman bor pile disesuaikan dengan hasil sondir boring yang dilaksanakan).

Gambar 6.3 Rencana Pondasi Baru

4. Pekerjaan Pondasi dan Erection Tower Dead End

Setelah desain pondasi awal kita miliki dan dapat dilaksanakan di

lapangan, lagkah berikutnya yang kita lakukan adalah memulai pekerjaan

(13)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 13 dahulu karena tidak ada kendala baik dari sisi lahan maupun desain

teknisnya. Penyelesaian pondasi dan erection tower dapat dilakukan dengan cara yang standar.

Gambar 6.4 Pondasi dan erection tower di dalam lokasi GIS

5. Pekerjaan Erection :

- Erection gantry GIS telah selesai dilaksanakan (kontrak GIS)

- Erection 2 set tower type DDR di dalam lokasi GIS seperti pada

gambar 6.4 bisa dimulai setelah umur pondasi tower minimal 14 hari sejak pengecoran terakhir. Erection 2 set tower ini bisa dilakukan

sesuai standart dalam kondisi normal

- Downlead dari deadend tower langsung dilakukan penarikan ke arah gantry tower.

(14)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 14

erection dilakukan sampai bagian head part I tanpa pemasangan travest/cross arm untuk menjaga jarak aman/clearance terhadap konduktor yang masih bertegangan, seperti terlihat pada gambar 6.5 di

bawah ini.

Gambar 6.5 Tampak atas tower pengganti dan eksisting

Pemadaman Minggu pertama (T.16),

- Hari pertama (Sabtu), dilakukan pemadaman sirkit 1 SUTT 150 kV Muara Karang Baru-Duri Kosambi untuk pemindahan

konduktor ke body tower (skur konduktor ke body), pembongkaran travest eksisting dan erection traves pengganti, kemudian mengembalikan konduktor ke posisi semula.

- Hari kedua (Minggu), dilakukan pemadaman sirkit 2 SUTT 150 kV Muara Karang Baru-Duri Kosambi untuk pemindahan

konduktor ke body tower (skur konduktor ke body), pembongkaran travest eksisting dan erection traves pengganti, kemudian mengembalikan konduktor ke posisi semula.

Pemadaman Minggu kedua (T.17),

Lakukan langkah pekerjaan yang sama dengan T. 16, dimana

(15)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 15

Pemadaman Minggu ketiga (Stringing),

- Hari pertama (Sabtu), dilakukan pemotongan konduktor di T. 16 dan T. 17 sekaligus untuk disambung ke dead end tower di dalam lokasi GIS.

- Hari kedua (Minggu), pemadaman sirkit 2 agar dapat dilakukan pemotongan konduktor pada T. 16 dan T.17

sekaligus dan disambung ke tower dead end di lokasi GIS.

Layout akhir dari GIS 150 kV Pantai Indah Kapuk dan Incomernya dapat

dilihat pada gambar berikut :

(16)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 16

F. Efisiensi Penggunaan Metode Pelaksanaan

Dalam tulisan ini, penulis melakukan proyeksi perbandingan waktu

pelaksanaan pekerjaan SUTT 150 kV PIK Incomer jika menggunakan lahan

kawasan hutan dengan menggunakan tower pengganti di lokasi As tower

(17)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 17 Pada tabel 6.1 tersebut dapat dilihat bahwa selisih waktu penyelesaian

pekerjaan adalah minimal 78 minggu (19 bulan). Dalam kurun waktu 19

bulan tersebut, maka PLN berpotensi kehilangan kWh penjualan listrik yang

dapat diperkirakan sebagai berikut.

GIS 150 kV Pantai Indah Kapuk disuplly oleh trafo 2 X 60 MVA.

Asumsi data :

Asumsi pembebanan trafo adalah :

= 60% x 2 x 60 MVA

Potensi kehilangan penjualan tenaga listrik dengan selisih waktu mencapai 78

minggu dan jam nyala rata-rata 8 jam, dalam nilai rupiah :

 Nilai kWh = 64.8 MW x 1000 x 78 x 7 x 8

= 283.046.400 kWh

 Potensi kehilangan penjualan tenaga listrik :

Rupiah = 283.046.400 kWh x Rp 893,00/kWh

(18)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 18

BAB VII

KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut di atas tentang pembangunan SUTT 150 kV

Pantai Indah Kapuk Incomer dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 Diperlukan desain tower khusus berupa type DD slim untuk dapat melaksanakan pekerjaan pondasi dan erection tepat berada pada As tower eksisting, sehingga mempercepat penyelesaian pembangunan SUTT 150 kV

PIK dan potensi kehilangan penjualan tenaga listrik mencapai lebih dari 200

(19)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 19

BAB VIII

TINDAKAN YANG DISARANKAN

1. Dalam menetapkan lokasi GIS/GI yang berasal dari tanah hibah ataupun

pembebasan lahan, PLN sejak awal dapat melihat potensi masalah yang

mungkin dihadapi ketika menetapkan suatu lokasi GIS/GI, terutama dalam

kaitannya dengan pembangunan transmisi incomer dan selalu

menghindari lahan kawasan hutan.

2. Menggunakan type slim tower untuk penggantian tower eksisting tepat pada lokasi As tower.

3. Pekerjaan erection tower dalam keadaan jalur bertegangan dibutuhkan keakuratan data hasil survey/pengukuran tower eksisting dan gambar

tower pengganti dengan tetap mengutamakan K2 dan K3 dalam setiap

langkah pekerjaan.

4. Tetap menjalin koordinasi yang intens dengan PLN unit terkait karena

setiap pekerjaan transmisi dan GI (Gardu Induk) erat kaitanya dengan

(20)

Edy Roy A Sidabutar, ST/8310168 Z 20

REFERENSI

Kontrak No.104.PJ/131/UIPJJB/2011, tanggal 30 September 2011 untuk “Pekerjaan SUTT 150 kV Pantai Indah Kapuk Incomer, Harapan Indah Incomer dan Alam Sutera Incomer”.

Keputusan Direksi No.305.K/DIR/2010, tentang “Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Parsero)”

SNI No.04.6918-2002, tentang “Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum Pada

SUTT dan SUTET”.

Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992, tentang “ Ruang Bebas SUTT dan SUTET untuk Penyaluran Tenaga Listrik”.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010, tentang “ Penggunaan Kawasan Hutan”.

Peraturan Menteri kehutanan No. P.38/Menhut-II/2012 tentang “Perubahan Atas

Gambar

gambar 6.1 berikut ini.
Gambar 6.2 Data tower eksisting
Gambar 6.3 Rencana Pondasi Baru
Gambar 6.4 Pondasi dan erection tower di dalam lokasi GIS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Proses abandonment adalah proses meninggalkan pipa dibawah laut dengan bantuan winch , dimana kabel winch yang telah tersambung dengan winch kemudian diikatkan

[r]

Seluruh karya yang masuk akan dilakukan verifikasi data oleh Panitia IAI Jakarta Awards 2012. Verifikasi data yang dilakukan adalah data keanggotaan IAI

The index takes into account current economic conditions such as household income growth, factors that affect prospective conditions including labor availability and regional

Artinya bahwa sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan PDRB atau perekonomian yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan nasional dan kontribusi yang lebih besar terhadap

(3)Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana tersebut pada ayat (2) pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung

Teknik analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai

Komponen-komponen Taman di Kawasan KRT beserta Kegiatan Pemeliharaan yang Dilakukan.. No Nama Taman Elemen Taman