• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Teori Sosial Budaya Pendid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis SWOT Teori Sosial Budaya Pendid"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. BELAJAR DALAM SOSIAL MIPA

Menurut Faisal dan Yasik (1985) sebagai media seleksi sosial, tingkat pendidikan dari proses pembelajaran berperan pula sebagai nilai sosial meliputi pengetahuan ilmiah, sikap ilmiah, cinta lingkungan dalam penerapan sains teknologi masyarakat.

Menurut Tohari (3 : 1978) adalah sebagai usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses MIPA, memiliki nilai dan sikap yang baik terhadap MIPA serta menguasai materi MIPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori MIPA.

Apa keterkaitan antara teori sosial dengan pembelajaran MIPA?

Keterkaitan antara teori sosial dengan dengan perkembangan MIPA sebagai prosedur, proses dan produk. Sehingga perkembangan MIPA sangat erat dengan perkembangan kondisi sosial dari suatu kelompok masyarakat.

Bagaimana penerapan teori sosial dalam pembelajaran MIPA?

MIPA sebagai “pengetahuan teoritis yang disusun dengan cara yang khas, dapat diterapkan dalam sosial sains meliputi observasi, eksperimentasi, diskusi, workshop maupun kegiatan pembelajaran lainnya.

Mengapa perlu penerapan teori social dalam pembelajaran MIPA?

(2)

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) 1. Teori Tohari memiliki nilai moral/humaniora pendidikan

MIPA di lingkungan sosial

2. Teori Faisal dan Yasik memiliki nilai seleksi sosial

1. Belum seluruhnya diterapkan dalam materi pembelajaran MIPA, sehingga dampaknya belum sepenuhnya dirasakan bagi kehidupan sosial

2. Bagi pengembangan MIPA di Indonesia untuk menjadi disiplin ilmu perlu kerjasama semua pihak

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Berpeluang memperbaiki proses dalam bentuk sikap dalam pendidikan MIPA melalui sikap ilmiah

2. Berpeluang memperbaiki nilai produktif dalam penerapan disiplin ilmu dalam pendidikan MIPA.

1. Terjadi penyimpangan kepribadian sosial yang bersifat individu 2. Terjadi kesenjangan dan degradasi nilai sosial di lingkungan

(3)

2. LINGKUNGAN PENDIDIKAN MIPA

Menurut Purwanto (2000) lingkungan pendidikan MIPA adalah lingkungan ilmiah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu yang mempengaruhi tingkah laku dan life proccess science kita kecuali genetik.

Menurut Umar Tirtaraharja et. Al ( 1990:39-40) lingkungan pendidikan MIPA adalah tempat berlangsungnya pendidikan matematika dan IPA pada tiga aspek lingkungan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.

Apa itu lingkungan pendidikan MIPA?

Merupakan suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri kependidikan Matematikan dan IPA yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan MIPA dengan baik dan terencana.

Mengapa perlu lingkungan pendidikan MIPA?

Perlunya lingkungan pendidikan MIPA dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 adalah untuk menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah, mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang menguasai konsep MIPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Bagaimana cara membentuk lingkungan pendidikan MIPA ?

(4)

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) 1. Teori Purwanto meliputi tingkah laku kita, pertumbuhan,

perkembangan, atau life proccess science

2. Teori Umar Tirtaraharja meliputi tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat

1. Perlu adanya integrasi antara lingkungan internal dan eksternal

MIPA

2. Perlu adanya alat kontrol untuk menagawasi jalannya lingkungan

pendidikan MIPA

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Pengembangan lingkungan pendidikan MIPA yang bersifat internal

2. Pengembangan lingkungan pendidikan MIPA yang bersifat eksternal

1. Jika tidak ada daya dukung internal dan eksternal, maka lingkungan pendidikan MIPA tidak akan efektif dan berkembang 2. Lingkungan pendidikan MIPA jika tidak ditingkatkan maka akan

(5)

3. STRATIFIKASI SOSIAL PENDIDIKAN MIPA

Menurut Mayor Polak (1960); Stratifikasi sosial pendidikan MIPA adalah penggolongan sejumlah orang yang sama statusnya menurut penilaian masyarakat tentang matematika, sains dan teknologi.

Menurut Patirim A. Sorokin (1968); Stratifikasi sosial pendidikan MIPA adalah kedudukan kondisi masyarakat (population) kedalam kelas-kelas secara hierarki (bertingkat) berdasarkan pemahaman dan penerapan matematika dan IPA dalam kehidupan.

Apa yang dimaksud stratifikasi sosial pendidikan MIPA?

Stratifikasi sosial pendidikan MIPA adalah penggolongan individu dalam sistem sosial pendidikan MIPA berdasarkan kriteria ilmiah tertentu yaitu dimensi penguasaan ilmu, privilese(gelar pendidikan) dan prestise(penghargaan/prestasi kelimuan) yang diperoleh dan digunakan sebagai indeks status dalam kehidupan sosialnya.

Mengapa bisa terjadi stratifikasi sosial pendidikan MIPA?

Stratifikasi sosial pendidikan MIPA bisa terjadi karena perbedaan budaya masyarakat, kondisi politik suatu negara, sistem pendidikan, perbedaan ciri biologis, seperti bakat&intelektual, pembagian tugas yang terspesialisasi dan kondisi ekonomi suatu masyarakat.

Bagaimana mengatasi stratifikasi sosial pendidikan MIPA?

(6)

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) 1. Teori Mayor Polak meliputi penggolongan sejumlah orang

berdasarkan penilaian.

2. Teori Sorokin meliputi jenjang perbedaan kondisi masyarakat berdasarkan kemampuan pemahaman dan penerapan.

1. Tidak adanya kesetaraan akses pembelajaran MIPA sehingga belum merata dan maksimal.

2. Belum sepenuhnya setiap individu menerima perbedaan dalam stratifikasi sosial, sehingga tidak jarang ada konflik dalam diskusi pembelajaran MIPA.

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Dengan adanya penilaian, maka lahir banyak ilmuwan bagi pengembangan ilmu pengetahuan MIPA, sehingga menentukan kualitas dan kuantitas pengembangan sumber daya alam dan manusia.

2. Dengan adanya jenjang perbedaan kemampuan pemahaman materi MIPA, maka akan mempermudah kontrol dan evaluasi pendidikan MIPA di tingkat satuan pendidikan.

1. Jika tidak ada kondisi terbimbing oleh guru, maka diskusi hanya sekedar debat saja, tidak ada kesimpulan dan tidak seluruhnya siswa paham terhadap materi yang diajarkan.

2. Jika tidak didukung dan diterapkan dalam pendidikan MIPA maka akan sulit membangun kepedulian dan kesadaran anak terhadap lingkungannya.

(7)

4. LEMBAGA PENDIDIKAN MIPA

Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja & Drs. La Sula (2005), lembaga pendidikan MIPA adalah tempat berlangsungnya pendidikan matematika dan IPA khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, lingkungan, dan masyarakat.

Menurut Horton & Hunt (2006:59), lembaga pendidikan MIPA berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) yaitu mempersiapkan masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat sains perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan ilmu pengetahuan dan menanamkan keterampilan ilmiah.

Menurut Aman, Grendy Hendrastomo & Nur Hidayah (2009), Lembaga pendidikan MIPA merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi pendidikan Matematika dan IPA, yang bertujuan untuk mengantarkan seseorang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks.

Apa yang dimaksud lembaga pendidikan MIPA?

Adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan menyelenggarakan kegiatan belajar, sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian konsentrasi Matematika dan IPA sebagai tempat dimana orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, ilmiah, sistematis dan terpimpin dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana dan sumber belajar lainnya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mengapa perlu lembaga pendidikan MIPA?

Dengan adanya Lembaga pendidikan MIPA maka penyelenggaraan kegiatan pendidikan lebih terorganisir dan terarah, Mempertahankan sistem kelas sosial, Mengurangi pengendalian orang tua, Mengembangkan bakat perseorangan, Mempersiapkan individu dalam menerapkan keterampilan untuk perbaikan kehidupan , menjaga nilai norma dan pelestarian budaya di masyarakat, meningkatkan daya saing dalam kompetisi global. Dengan demikian, lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan secara substansial.

Bagaimana cara penyelenggaraan lembaga pendidikan MIPA?

(8)

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) 1. Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja & Drs. La Sula, lembaga

pendidikan MIPA meliputi tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, lingkungan, dan masyarakat.

2. Menurut Horton & Hunt, lembaga pendidikan MIPA berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) individu

3. Menurut Aman, Grendy Hendrastomo & Nur Hidayah, Lembaga pendidikan MIPA merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi pendidikan

1. Lembaga pendidikan umumnya dilaksanakan di sekolah, sehingga di rumah dan di masyarakat belum maksimal 2. Tidak semua individu siap

3. Antara lembaga pendidikan yang satu dengan lain berbeda-beda, tidak ada kesetaraan

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Lembaga pendidikan MIPA tidak hanya diterapkan di sekolah saja tetapi juga dapat diterapkan dirumah dan linkungan masyarakat 2. Lembaga pendidikan MIPA mempersiapkan bekal kehidupan individu 3. Lembaga pendidikan MIPA merupakan lembaga yang menjamin

perkembangan pendidikan

1. Lembaga pendidikan jika tidak ada alat kontrol maka cenderung mejadi industry pendidikan menyimpang dari awal tujuan pendidikan

(9)

5.SISTEM PEMBELAJARAN MIPA

Menurut Sanjaya (2007: 126) sistem pembelajaran MIPA adalah rangkaian kegiatan belajar matematika dan IPA dalam bentuk pendekatan strategi, metode, teknik dan model yang memiliki proses dan tujuan untuk mendidik kemampuan peserta didik.

Menurut Reigeluth (1999: 11) Sistem pembelajaran MIPA merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran ; peserta didik, pendidik, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas, lingkungan dan tujuan yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Apa yang dimaksud sistem pembelajaran MIPA?

Adalah pengembangan pembelajaran Matematika dan IPA secara sistematis, efektif dan efisiensi meliputi analisis kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran MIPA, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran MIPA, yang mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi).

Mengapa perlu sistem pembelajaran MIPA?

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran MIPA. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran..

Bagaimana cara menyelenggarakan sistem pembelajaran MIPA?

(10)

1. Menurut Sanjaya (2007: 126) sistem pembelajaran MIPA meliputi pendekatan strategi, metode, teknik dan model yang memiliki proses dan tujuan untuk mendidik kemampuan peserta didik.

2. Menurut Reigeluth (1999: 11) Sistem pembelajaran MIPA merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

1. MIPA sebagai suatu proses belum terintegrasi

2. MIPA sebagai suatu pengembangan sikap belum sepenuhnya dilaksanakan dalam setiap aspek kehidupan

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Sistem pembelajaran MIPA memiliki manfaat sebagai alat bantu pilihan dalam proses kegiatan belajar sesuai situasi dan kondisi

2. Sistem pembelajaran menjadi jelas tujuannya karena didukung berbagai elemen komponen pendidikan

1. Apabila kondisi sistem pembelajaran MIPA tidak direncanakan, maka siswa akan tidak semangat dan terarah dalam belajar

2. Apabila kondisi pemanfaatan komponen pendidikan tidak lengkap atau hilang salahsatunya maka system pembelajaran MIPA cenderung terbatas dan tidak maksimal

(11)

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 mencakup Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian yang menekankan pada standar atau hasil pembelajaran MIPA.

Menurut Gordon Allport (Dalam Sutrisno, 2010: 204), kompetensi hasil pendidikan MIPA meliputi Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (understanding), Kemampuan (skill), Nilai (value), Sikap (attitude) dan Minat (interest).

Menurut Benjamin, S. Bloom (1956), kompetensi hasil pendidikan MIPA meliputi aspek kognitif(proses berpikir), afektif(nilai dan sikap) psikomotorik (keterampilan)

Apa yang dimaksud kompetensi hasil pendidikan MIPA?

Kompetensi hasil pendidikan MIPA adalah kemampuan penilaian matematika dan IPA meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian bagi guru dan bagi siswa Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (understanding), Kemampuan (skill), Nilai (value), Sikap (attitude) dan Minat (interest).

Mengapa perlu kompetensi hasil pendidikan MIPA?

Agar berkembangnya pengetahuan matematika dan IPA serta tujuan pendidikan nasional tercapai, terkontrol dan terarah.

Bagaimana cara menilai kompetensi hasil pendidikan MIPA?

(12)

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

1. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 mencakup Kompetensi Pedagogik, Profesional, Sosial dan Kepribadian

2. Menurut Gordon, kompetensi meliputi Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (understanding), Kemampuan (skill), Nilai (value), Sikap (attitude) dan Minat (interest).

3. Menurut Benjamin, S. Bloom, kompetensi hasil pendidikan MIPA meliputi aspek kognitif(proses berpikir), afektif(nilai dan sikap) psikomotorik (keterampilan)

1. Belum sepenuhnya terlaksana

2. Belum ada alat kontrol evaluasi yang mencakup keseluruhan 3. Umumnya guru lebih mudah melakukan penilaian aspek

kognitif

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)

1. Pendidikan MIPA dipandang sebagai alat utama tanggung jawab guru dalam mendidik MIPA kepada peserta didik

2. Pendidikan MIPA dipandang sebagai alat kontrol kedudukan kemampuan & kompetensi peserta didik disetiap jenjang pendidikan

3. Pendidikan MIPA dipandang sebagai alat evaluasi pengembangan ketrampilan metakognitif setiap peserta didik

1. Jika tidak dilaksanakan sepenuhnya, maka penilaian hasil kompetensi pendidikan MIPA tidak tepat sasaran

2. Jika tidak ada pemahaman guru, cenderung proses penilaian kompetensi pendidikan MIPA tidak baku

(13)

PERJALANAN KURIKULUM PENDIDIKAN MIPA

1. Kurikulum 1947, tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Matematika disebut ilmu hitung dan IPA disebut ilmu hayat. Kedua Diutamakan adalah : pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Perhatian utama terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2. Kurikulum 1952, Kurikulum diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952 berisi rincian setiap mata pelajaran. Matematika dan ilmu Hayat sudah terpisah. Setiap rencana pelajaran memperhatikan isi pelajaran MIPA yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran matematika atau IPA,

3. Kurikulum 1964, pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan dayacipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatanfungsional praktis Matematika dan IPA

4. Kurikulum 1968. Bersifat politis, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasilasejati..Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuaninstruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar,dan evaluasi Matematika dan IPA

5. Kurikulum 1975 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.

6. Kurikulum 1984 ini juga sering disebut “Kurikulum1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL) pada mata pelajaran Matematika dan IPA

7. Kurikulum 1994, terdiri dari muatan nasional sampai muatan lokal. menjelma menjadi kurikulum super padat

8. Kurikulum 2004, dikenal KBK, pengembangan kurikulum sampai silabus Matematika maupun IPA

9. Kurikulum 2006, dikenal KTSP, pengembangan kurikulum sampai kompetensi dasar(KD) Matematika maupun IPA.

Menekankan aspek kognitif, Test menjadi cara penilaian yang dominan

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh atas rumusan masalah adalah bahwa perusahaan tidak terbukti melakukan manajemen laba melalui income- increasing discretionary accruals pada periode

Ketentuan Pasal 7 keempat konvensi ini bertujuan agar negara penawan tidak mungkin lagi mengelakkan kewajiban- kewajibannya untuk memberikan perlindungan kepada orang-orang yang

Pada penjamin keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data dilakukan secara interaktif dengan proses analisis data reduksi data,

PC All-in-One dapat digunakan sebagai layar LCD dekstop standar dan dengan mengaktifkan Berbagi Perangkat, Anda dapat berbagi layar, keyboard, mouse, webcam*, dan tampilan layar

Panen merupakan pekerjaan terpenting pada perkebunan kelapa sawit, alasannya adalah karena panen merupakan tujuan akhir dari proses membangun perkebunan, karena

- Indikator fenolftalein (pp) 1%... Panaskan hingga mendidih lebih kurang 30 menit. Buka kaca arloji penutup, biarkan kelebihan uap asam menguap dan dinginkan. f) Tepatkan

Meskipun saat ini kementerian PPN/Bappenas menjadi leading sector dalam rencana pemindahan ibukota, namun dalam rangka mendukung hasil yang optimal perlu dibentuk

dan struktur kebijakan sebagaimana diatur dalam Policy Structured, Approval and Standards (PSAS) bagi unit-unit kerja di luar Risk Management Group dan sinergi dengan semua unit