• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN V

KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT

I. TUJUAN

1. Mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan

ion

2. Menghitung kelarutan barium iodat pada I = 0 dengan jalan ekstrapolasi

3. Menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan

menguji penggunaan hukum Debye-Huckle

II. DASAR TEORI

Hukum Debye-Huckel dapat diterapkan jika konsentrasi larutan elektrolit yang

sedikit larut diukur dengan tepat walaupun konsentrasinya rendah (Sutrisno,1999).

Selain itu kelarutannya dalam air harus berada dalam batas kisaran hukum

Debye-Huckel, yaitu kelarutan ion<0,01 M untuk elektrolit 1-1 (uni-univalen).

Aktivitas atau koefisien aktivitas suatu individu ion secara percobaan tidak

dapat ditentukan, karena itu di definisikan aktivitas rata-rata a±, dan koefisien

aktivitas rata –rata y ± yang untuk elektrolit 1-2 (uni-bivalen) didefinisikan sebagai berikut :

a± = (a+ a-2)1/3………....(1) γ ± = (γ + γ -2)1/3……..………...(2) c± = (c+ c-2)1/3.………(3)

Bila nilai konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, maka berdasarkan definisi

diatas di peroleh:

a± = γ ±.c± = Ka1/3 = konstan………..……….(4)

Dalam hal ini, a adalah hasil kali aktivitas kelarutan yang dapat di turunkan sebagai

berikut:

Ba(IO3)2

Ba2+ + 2IO3-

2

3 2

.

IO

Ba

a

a

Ka

………..………..(5)

Misalnya dalam larutan terdapat elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama

dengan Ba(IO3)2 (misal KCl) dan anggap kelarutan Ba(IO3)2 dalam air adalah s mol/liter, maka c+ (konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan) = s mol/liter dan c-

(2)

c± = 1,59 s………..(6) Dengan menggabungkan persamaan (5) dengan persamaan (2) diperoleh

s γ ± = (Ka1/3/1,5) = konstanta = so………...(7)

Dalam hal ini so adalah kelarutan teoritis bila y± mendekati 1 satu (=1) yaitu

pada keadaan dimana kekuatan ion sama dengan nol (I=0). Karena y± selalu

menurun dengan meningkatnya kekuatan ion, maka baik kelarutan dan hasil kali

kelarutan, Ksp (dinyatakan dalam konsentrasi, bukan dalam aktivitas) dari elektrolit

yang sedikit larut akan meningkat dengan adanya penambahan elektrolit lain yang

tidak mengandung ion senama. Jika nilai so dapat ditentukan dengan jalan

ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, maka y± pada berbagai konsentrasi akan dapat dihitung (γ± = so/s).

Pada larutan elektrolit, s bergantung pada kekuatan ion yang didefinisikan

sebagai:

2

2

/

1

i i

Z

c

I

………(8)

Keterangan:

ci = konsentrasi ion ke-i dalam mol/liter zi = muatan ion ke-i

Kekuatan ion (I) harus dihitung berdasarkan semua ion yang berada di dalam

larutan. Nilai I terendah yang dapat digunakan untuk mengukur kelarutan dibatasi

oleh kelarutan elektrolit dalam air. Ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol,

dilakukan berdasarkan teori Debye-Huckle untuk elektrolit kuat (Karyadi,1990).

Teori Debye-Huckle menyatakan bahwa untuk larutan dengan kekuatan ion

yang rendah (I<0,01) untuk eletrolit univalen (1-1), koefisien aktivitas rata-rata

suatu elektrolit yang berdisosiasi menjadi ion bermuatan Z+ dan Z- dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan:

Log γ ± = -A|Z+.Z-|

I

)………(9)

A = tetapan dan untuk larutan dengan pelarut air pada suhu 25°C nilainya adalah

0,509. Gabungan persamaan (6) dan (8) untuk Ba(IO3)3 diperoleh:

Log s = log so + 2A

I

………..(10)

Jadi, pada kekuatan ion yang rendah kurva log s sebagai fungsi

I

akan berupa

(3)

III. ALAT & BAHAN A. Alat :

1. Labu erlenmeyer 250 mL 8 buah

2. Buret 1 buah

3. Labu takar 250 mL 1 buah

4. Labu takar 100 mL 1 buah

5. Pipet 25 mL 1 buah

6. Pipet 10 mL 1 buah

B. Bahan :

1. KCl 0,1 M

2. Ba(IO3)2 (dibuat dengan mencampurkan NaIO3 dan BaCl2) 3. Na2S2O3 0,01 M

4. HCl 1 M

5. KI 0,5 g/L

6. Kanji

(4)

V. HASIL & PEMBAHASAN

1 0.3533784 0.5944564 0.2482238 -0.6051566

2 0.1590116 0.3987626 0.3926989 -0.4059403

3 0.0560577 0.2367651 0.5740810 -0.2410268

4 0.0258898 0.1609032 0.6858049 -0.1637994

5 0.0123819 0.1112739 0.7704122 -0.1132769

6 0.0048409 0.0695766 0.8495149 -0.0708290

7 - - - -

Gambar 1. Grafik antara log s terhadap

y = 3.499x - 2.672

0.0000000 0.1000000 0.2000000 0.3000000 0.4000000 0.5000000 0.6000000 0.7000000

Lo

g

S

(5)

Gambar 2. Grafik antara log (so/s) terhadap

Kelarutan yang diukur pada praktikum ini adalah kelarutan dari Barium Iodat

dalam larutan KCl dengan berbagai variasi konsentrasi. Adanya variasi konsentrasi

larutan KCl ini kemudian mengakibatkan kekuatan ion dalam campuran juga ikut

berubah sehingga menjadi tidak sama antara campuran yang satu dengan yang

lain (dalam erlenmayer no 1-7).

Untuk mencapai tujuan dari praktikum ini, yakni mengukur kelarutan barium

iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan ion ; menghitung kelarutan

barium iodat pada I = 0 dengan jalan ekstrapolasi ; menghitung koefisien aktivitas

rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan menguji penggunaan hukum

Debye-Huckle, data awal yang digunakan adalah data volume tiosulfat yang

digunakan untuk titrasi. Berdasarkan data volume tiosulfat ini, selanjutnya dapat

ditentukan konsentrasi dari ion IO3- , kelarutan dari barium iodat, logaritma dari

kelarutan (log s), kurva log s, intensitas rata-rata,koefisien aktivitas rata-rata dan

log dari koefisien aktivitas rata-rata.

Adapun reaksi yang terjadi pada saat titrasi yakni :

IO3

Dalam teori Debye-Huckle dinyatakan bahwa logaritma koefisien ionik

rata-rata adalah fungsi linear dari akar pangkat dua kekuatan ionik dan slopenya

bernilai negatif. Selain itu, disebutkan pula bahwa koefisien aktivitas ionik hanya

bergantung pada muatan ion dan konsentrasinya. Kelarutan berbanding lurus

dengan kekuatan ion. Jadi, semakin besar kekuatan ion, maka semakin besar pula

kelarutannya dan sebaliknya semakin kecil ekuatan ion, maka semakin kecil pula

(6)

kelarutannya. Pada gambar 1 dan 2 digambarkan hubungan antara koefisisen

aktivitas ionik dengan konsentrasi, dimana koefisien aktivitas ionik rata-rata naik

dengan turunnya konsentrasi. Dengan jalan ekstrapolasi (x = 0) diperoleh log s =

-2,672 dan kelarutan (s) = 2,128.10-3.

VI. KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan

1. Kelarutan barium iodat semakin menurun dalam larutan KCl yang

konsentrasinya semakin rendah dengan kekuatan ion yang semakin besar

2. Kelarutan barium iodat pada I = 0 dengan ekstrapolasi adalah 2.128.10-3 M 3. Koefisien aktivitas rata-rata barium iodat (γ ±) pada berbagai nilai I dapat

dilihat pada tabel lampiran

4. Koefisien aktivitas ionik rata-rata semakin meningkat dengan turunnya

konsentrasi

B. Saran

1. Praktikan hendaknya bermat dan teliti dalam melakukan praktikum

sehingga data pengamatan yang didapat tepat

2. Praktikan harus benar-benar menguasai materi sebelum meleksanakan

praktikum

VII. DAFTAR PUSTAKA

Karyadi.1990.Kimia Fisika II.Jakarta : Bumi Pustaka.

Sutrisno.1999.Kimia Fisika untuk Mahasiswa.Malang : Universitas Brawijaya. Tim Dosen Kimia Fisika.2010. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik.Semarang : Jurusan

Kimia FMIPA UNNES.

Semarang, 19 November 2012

Mengetahui,

Dosen Pengampu Praktikan

Ir. Sri Wahyuni, M.Si Ana Yustika

(7)

JAWABAN PERTANYAAN 1. T = 25°C

Konstanta dielektrik = 78,5

e = 1,6. 10-19

NA = 6,02.10-23 mol k = 1,381.10-23 J/mol

A = ...?

H2O H+ + OH-

I = ½ (10-7 + 10-7) = 10-7

ln γ ± =

2 / 1

2 / 3

2 1 3

100

1

π

2

N

A

KT

Z

Z

e

=

= 9,5387.10-56

2. I= ½ [ c+ ] [ c- ]2

0.01 = ½ c2 0.02 = c2

C = 0.141

c± = ( c+c-2)1/3

= ( 0.141x0.1412)1/3 = 0.141

Log γ ±= -A|Z+.Z-|

I

)

= -0.509| +1.-2|0.011/2)

= -0.1018 γ ± = 0.791

(8)

LAMPIRAN

Suhu larutan dalam erlenmeyer = 26 oC

Standarisasi tiosulfat = 5 ml larutan KIO3 (0,0769 gram dalam 100 ml)

Memerlukan 2 ml tiosulfat untuk netralisasi.

Nomor Labu

Erlenmeyer

Kekuatan Ion

(I) so/s = γ± Log γ±

1 0.3533784 0.5944564 0.2482238 -0.6051566

2 0.1590116 0.3987626 0.3926989 -0.4059403

3 0.0560577 0.2367651 0.5740810 -0.2410268

4 0.0258898 0.1609032 0.6858049 -0.1637994

5 0.0123819 0.1112739 0.7704122 -0.1132769

6 0.0048409 0.0695766 0.8495149 -0.0708290

7 - - - -

 Erlenmeyer 1

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL

(9)

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

[ IO3- ] = 0.3378 M = 2s

s = 0.3378/2 = 0.1689 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.1689 M

3. Log s

Log s = Log 0.1689 = -0.7723

4. Kekuatan ion (I)

KCl  K+ + Cl- Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3- I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] + [Ba2+]}

= ½ ( 0.1 + 0.1 + 0.3378 + 0.1689 )

= 0.3534

5. I1/2 = 0.35341/2 = 0.5944

6. log so = log s - |2A-

I

|

= -0.7723 – ( 2 x 0.509 x 0.5944) = - 1.3774

so = antilog -1

= 0.0419

7. so/s = y± = 0.0419 /0.1689

= 0.2482

8. log y± = log 0.2482 = - 0.6052

 Erlenmeyer 2

1.Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL [ KCl ] = M1 = 0.05 M

V tiosulfat = V2 = 8.6 mL V1.M1 = V2.M2

25 mL x 0.05 M = 8.6 mL x M2 M2 = 0.1454 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0.1454 M 2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

(10)

s = 0.1454/2 = 0.0727 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.0727 M

3. Log s

Log s = Log 0.0727 = -1.1386

4. Kekuatan ion (I)

KCl  K+ + Cl- Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3- I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] + [Ba2+]}

= ½ ( 0.05 + 0.05 + 0.1454+ 0.0727 )

= 0.1590

5. I1/2 = 0.15901/2 = 0.3988

6. log so = log s - |2A-

I

|

= - 1.1386 – ( 2 x 0.509 x 0.3988) = -1.5446

so = antilog -1.5446

= 0.0285

7. so/s = y± = 0.0285 / 0.0727

= 0.3927

8. log y± = log 0.3927 = - 0.4059

 Erlenmeyer 3

1.Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL [ KCl ] = M1 = 0.02 M

V tiosulfat = V2 = 10.4 ml V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0.02 M = 10.4 ml x M2 M2 = 0.0481 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0.0481 M 2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

[ IO3- ] = 0.0481 M = 2s

s = 0.0481/2 = 0.0240 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.0240 M 3. Log s

(11)

4. Kekuatan ion (I)

KCl  K+ + Cl- Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3- I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0.02 + 0.02 + 0.0481 + 0.0240 )

= 0.0561

5. I1/2 = 0.05611/2 = 0.2368

6. log so = log s - |2A-

I

|

= - 1.6191 – ( 2 x 0.509 x 0,2368) = - 1.8601

so = antilog -1.8601

= 0.0138

7. so/s = y± = 0.0138/ 0.0240

= 0.5741

8. log y± = log 0.5741 = - 0.2410

 Erlenmeyer 4

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL

[ KCl ] = M1 = 0.01 M V tiosulfat = V2 = 11.8 mL

V1.M1 = V2.M2 25 mL x 0.01 M = 10.3 mL x M2

M2 = 0.0212 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0.0212 M 2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

[ IO3- ] = 0.0212 M = 2s

s = 0.0212/2 = 0.0106 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.0106 M 3. Log s

Log s = Log 0.0106 = -1.9750

4. Kekuatan ion (I)

(12)

= ½ ( 0.01 + 0.01 + 0.0212 + 0.0106 )

= 0.0259

5. I1/2 = 0.02591/2 = 0.1609

6. log so = log s - |2A-

I

|

= - 1.9750 – ( 2 x 0.509 x 0,1609) = - 2.1388

so = antilog - 2.1388

= 0.0073

7. so/s = y± =0.0073 / 0.0106

= 0.6858

8. log y± = log 0.6858 = - 0.1638

 Erlenmeyer 5

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL

[ KCl ] = M1 = 0.005 M V tiosulfat = V2 = 12.7 mL

V1.M1 = V2.M2 25 mL x 0.005 M = 12.7 mL x M2

M2 = 0.0098 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0.0098 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

[ IO3- ] = 0.0098 M = 2s

s = 0.0098/2 = 0.0049 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.0049 M 3. Log s

Log s = Log 0.0049 = - 2.3079

4. Kekuatan ion (I)

KCl  K+ + Cl- Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3- I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] + [Ba2+]}

= ½ ( 0.005 + 0.005 + 0.0098 + 0.0049 )

= 0.0124

(13)

6. log so = log s - |2A-

I

|

= - 2.3079 – ( 2 x 0,509 x 0.1113) = - 2.4212

so = antilog – 2.4212 = 0.0038

7. so/s = y± =0.0038 /0.0049

= 0.7704

8. log y± = log 0.7704 = - 0.1133

 Erlenmeyer 6

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3

-V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 mL [ KCl ] = M1 = 0.002 M

V tiosulfat = V2 = 13.2 mL V1.M1 = V2.M2

25 mL x 0.002 M = 13.2 mL x M2 M2 = 0.0038 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0.0038 M 2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3 s s 2s

[ IO3- ] = 0.0038 M = 2s

s = 0.0038/2 = 0.0019 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.0019 M

3. Log s

Log s = Log 0.0019 = - 2.7226

4. Kekuatan ion (I)

KCl  K+ + Cl- Ba(IO3)2  Ba2+ + 2 IO3- I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] + [Ba2+]}

= ½ ( 0.002 + 0.002 + 0.0038 + 0.0019 )

= 0.0048

5. I1/2 = 0.00481/2 = 0.0696

6. log so = log s - |2A-

I

|

(14)

so = antilog – 2.7935 = 0.0016

7. so/s = y± = 0.0016 / 0.0019

= 0.8495

8. log y± = log 0.8495 = - 0.0708

 Erlenmeyer 7

Air

Standarisasi Na.tiosulfat

5 ml larutan KIO3 ( 0.0700 gram dalam 100 mL ) M = gr.1000/(Mr.V)

= 0.0700x1000/ (214x100)

= 0.00327 mol/L

Titrasi dengan Na.tiosulfat

V1 = V KIO3 = 5mL

M1 = M KIO3 = 0.00327 mol/L

V2 = V Na.tiosulfat = 0.78 mL ( dari titrasi ) M1 x V1 = M2 x V2

0.00327 M x 5 ml = M2 x 0.78 mL

Gambar

Gambar 1. Grafik antara log s terhadap
Gambar 2. Grafik antara log (so/s) terhadap

Referensi

Dokumen terkait

(CPS) disertai demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA 2 SMA Negeri Gondangrejo, dan

Penerapan pembelajaran TGT dilengkapi Adobe Flash dapat meningkatkan: (1) aktivitas belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan siswa kelas XI IPA 3 SMA

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penelitian penerapan metode pembelajaran Quiz Team pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa

Hasil pengamatan diatas tampak bahwa konsentrasi terendah yang mampu menghasilkan MHA yang tidak ditumbuhi bakteri P.acnes adalah konsentrasi 50 µg/ml, maka dapat

Perendaman dalam saliva pH asam yang mengandung konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dapat menimbulkan potensi lebih besar untuk berikatan dengan gugus karboksil yang

Penerapan pembelajaran TGT dilengkapi Adobe Flash dapat meningkatkan: (1) aktivitas belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan siswa kelas XI IPA 3 SMA

Nilai konsentrasi hambat minimum (MIC) adalah konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Kontrol positif yang digunakan pada penelitian ini

3.3 Pembahasan Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat aliran gas argon 5 l/menit pada garis biru dengan kuat arus 50A memiliki nilai kekuatan tarik terendah sebesar 499,46 MPa,mengalami