• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris

di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

Regina Emmanuela Gusti Pratiwi, 2016 Pembimbing I : dr. Dani M.kes

Pembimbing II : dr. Kartika Dewi M.Kes , Sp.AK

Latar Belakang: Akne Vulgaris merupakan peradangan menahun pada folikel pilosebasea yang terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Patogenesis Akne Vulgaris dapat dipengaruhi oleh : (1) hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan folikel, (2) produksi sebum berlebihan, (3) inflamasi, dan (4) aktivitas Propionibacterium acnes (P. acnes).

Tujuan: Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu agar dapat memberikan gambaran karakteristik penderita Akne Vulgaris beserta faktor apa saja yang mempengaruhinya di Klinik Kecantikan Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung.

Metode: Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif retrospektif, dari data rekam medik penderita akne vulgaris di Klinik Kecantikan Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung periode Januari – Desember 2015.

Hasil: Pada periode Januari – Desember 2015 terdapat 93 kasus lengkap sesuai dengan kriteria inklusi, dengan jumlah paling banyak mengenai jenis kelamin perempuan sebanyak 74 orang (79,65%), kelompok usia 16 – 27 tahun yaitu sejumlah 45 orang perempuan (60,8%) dan 11 orang laki-laki (57,85)yang sering terkena Akne Vulgaris, dan predileksi tersering yaitu pada wajah sebanyak 73 orang pasien perempuan (92,4%) pada pasien laki – laki 19 orang (90,4%), jenis lesi papul merupakan lesi terbanyak pada pasien perempuan 61 orang (27,9%), dan 18 orang pasien laki-laki (23,6%), jumlah faktor yang paling mempengaruhi yaitu pada perempuan adalah makanan dengan jumlah 57 pasien (36,7%), sedangkan pada pasien laki-laki dengan jumlah 13 orang pasien (30,9%) dipengaruhi oleh faktor makanan, pelajar merupakan pekerjaan yang paling sering datang berobat yaitu 40 orang pasien (43,0%).

Simpulan: Akne Vulgaris lebih sering terjadi pada perempuan dengan rentang usia 16 – 27 tahun, predileksi tersering Akne Vulgaris adalah pada daerah wajah, pada Akne Vulgaris jenis lesi yang paling sering muncul adalah papul, faktor risiko yang paling mempengaruhi kejadian Akne Vulgaris adalah hormon dan makanan pada pasien perempuan dan makanan pada pasien laki – laki, jenis pekerjaan yang paling banyak datang berobat ke klinik adalah pelajar.

Kata Kunci: Akne vulgaris, Faktor Risiko Penderita, Karakteristik Penderita

(2)

v

ABSTRACT

The Characteristic Description of Patients with Acne Vulgaris

at Sakura Derma Dermatologist Clinic Bandung

Regina Emmanuela Gusti Pratiwi, 2016 Supervisor I : dr. Dani M.kes

Supervisor II : dr. Kartika Dewi M.Kes , Sp.AK

Background: Acne vulgaris is a chronic inflammation of the Pilosebaceous Follicles that occurs in the age of teenager and can heal by itself which affected by: (1) follicular epidermal hyper proliferation resulting in blockage of the follicle, (2) excessive sebum production, (3) inflammation, and (4) the activity of Propionibacterium acnes (P. acnes). Objective: The objective and purpose of this research is to give description in the characteristics of the patients with Acne Vulgaris with the factors that affect it at Sakura Derma Clinical Dermatology Specialist Bandung.

Methods: This research use a retrospective descriptive methods from medical records of the patients with Acne Vulgaris at Sakura Derma Dermatologist Clinic Bandung from January 2015 until December 2015.

Results: In the period January - December 2015 there were 93 cases of complete accordance with the inclusion criteria, with most of the female gender as many as 74 people (79.65%), the age group 16-27 years as many as 45 women (60.8 %) and 11 men (57.85) are often affected by Acne Vulgaris, the type of lesion papules are most lesions in 61 female patients (27,9%) and 18 patients were male (23,6%), and a predilection that is common on the face as many as the number of female patients 73 people (92.4%) in male patients - 19 males (90.4%), the factors that most influence, namely in women is dietary factors with a number of 57 patients (36,7%) , while in male patients with a number of 13 patients (30,9%) are influenced by dietary factors, the student is the most common occupation with 40 patients (43.0%) that comes to the clinic for treatment.

Conclusion: Acne Vulgaris is more common in women aged 16-27 years, a predilection common Acne Vulgaris is on the face, on Acne Vulgaris types of lesions that appear most frequently are papules, risk factors that most influence the incidence of Acne Vulgaris is a hormone in patients women and food in male patients - men, the kind of occupation that most come for treatment to the clinic are students.

Keywords: Acne Vulgaris, Patient’s Risk Factors, Patient’s Characteristic

(3)
(4)

vii

2.3.2 Prevalensi Akne Vulgaris ... 16

2.3.3 Etiologi dan Faktor Risiko Akne Vulgaris ... 16

2.3.4 Klasifikasi Akne ... 19

2.3.5 Patogenesis Akne Vulgaris ... 21

2.3.6 Manifestasi Klinik ... 22

2.3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding ... 24

2.3.8 Penatalaksanaan ... 25

2.3.9 Pencegahan ... 38

2.4 Prognosis ... 29

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2.2 Waktu Penelitian ... 30

3.3 Metode Penelitian ... 30

3.3.1 Instrumen Penelitian ... 30

3.3.2 Rancangan Penelitian ... 30

3.3.3 Variabel Penelitian ... 31

3.4 Teknik Pengambilan Data ... 31

3.5 Kriteria Penilaian ... 31

3.5.1 Kriteria Inklusi ... 31

3.5.2 Kriteria Eksklusi ... 31

3.6 Sampel Penelitian ... 31

3.7 Analisis Data... 31

3.8 Definisi Oprasional ... 32

(5)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 34

4.2 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan predileksi ... 37

4.3 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan jenis lesi ... 38

4.4 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan faktor risiko ... 40

4.5 Distribusi Pasien Akne Vulgaris berdasarkan pekerjaan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

RIWAYAT HIDUP ... 63

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian warna kulit menurut Fitzpatrick ... 13 Tabel 2.2 Consesus Conference on Acne Clasification ... 20 Tabel 2.3 Pengobatan Akne Berdasarkan Derjata Keparahan ... 26 Tabel 4.1 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan usia dan jenis kelamin di klinik kecantikan spesialis kulit dan kelamin Sakura Derma Klinik terhitung bulan Januari 2015 – Desember 2015 ... 34 Tabel 4.2 : Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan predileksi di klinik kecantikan spesialis kulit dan kelamin Sakura Derma Klinik terhitung bulan Januari 2015 – Desember 2015 ... 37 Tabel 4.3: Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan jenis lesi di klinik kecantikan spesialis kulit dan kelamin Sakura Derma Klinik terhitung bulan Januari 2015–Desember 2015 ….…..…………..……….38 Tabel 4.4 : Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan faktor risiko di klinik kecantikan spesialis kulit dan kelamin Sakura Derma Klinik terhitung bulan Januari 2015 –Desember 2015……… 40 Tabel 4.5 : Distribusi Pasien Akne Vulgaris berdasarkan pekerjaan di Klinik Kecantikan Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung………….. 42

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan Histologi Kulit ... 8

Gambar 2.2 Anatomi kulit ... 10

Gambar 2.3 Akne Vulgaris Ringan... 20

Gambar 2.4 Akne Vulgaris Sedang ... 20

Gambar 2.5 Akne Vulgaris Berat ... 21

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan ETIK ... 50

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Dari Maranatha ... 51

Lampiran 3 Surat Perizinan Penelitian Dari Sakura Derma Bandung ... 52

Lampiran 4 Data Rekam Medik Pasien Akne Vulgaris ... 53

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Akne Vulgaris merupakan permasalahan yang sangat akrab diperbincangkan baik di kalangan dewasa muda maupun remaja. Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat tulisan mengenai prevalensi Akne Vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat, 85 % dari penduduk usia 12-24 tahun menderita Akne Vulgaris, dan data yang hampir serupa didapati pada sebagian besar dunia barat. Di Afrika sendiri, menurut Husein melalui sebuah studi cross sectional, didapati prevalensi Akne Vulgaris pada remaja sebesar 90,7%. (Husein,2009) Untuk Asia, beberapa data yang bisa diperoleh menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi juga. Contohnya sebuah penelitian epidemiologi di Jepang oleh Nobukazu dkk pada tahun 2001 memperoleh prevalensi sebesar 58,6% remaja menderita Akne Vulgaris. Di Cina, tepatnya distrik Zhou Hai provinsi Guangdong, Wu TQ dkk pada tahun 2007 mendapati prevalensi sebesar 53,5% remaja dengan Akne Vulgaris. (Nobuzaku,2001) Dari survey di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80% kasus Akne Vulgaris dan dari catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia menunjukkan sekitar 60% penderita Akne Vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007 (Sjarif M. Wasitaatmadja, 2011).

Akne Vulgaris sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum menarkhe atau haid pertama. (Zaengelin AL, et al, 2008) Onset Akne Vulgaris pada perempuan lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki. (Cunliff WJ, et al, 2001) Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri (Wasitaatmadja, 2007). Defenisi lain Akne Vulgaris yaitu common acne adalah penyakit radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah, dada dan punggung, kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna

(10)

2

merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau kista, penyebabnya tidak diketahui, tetapi telah dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam etiologi (Dorland, 2007).

Ada 4 hal yang mempengaruhi pada patogenesis dari Akne Vulgaris yang mampu memudahkan dokter dalam pemberian terapi sebagai berikut: (1)hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan folikel, (2)produksi sebum berlebihan, (3)inflamasi, dan (4)aktivitas Propionibacterium acnes (P. acnes). (Harper JC, 2004).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma, Bandung” untuk mendapatkan gambaran karakteristik serta faktor -faktor yang mempengaruhi kejadian dari Akne Vulgaris.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, dengan demikian dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran prevalensi usia dan jenis kelamin pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

2. Bagaimana gambaran predileksi pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung 3. Bagaimana gambaran jenis lesi yang terjadi pada penderita Akne

Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

4. Bagaimana gambaran faktor risiko pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

(11)

3

5. Bagaimana gambaran pekerjaan penderita Akne Vulgaris yang berobat di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Maksud Penelitian

Memberikan informasi mengenai gambaran karakteristik penderita Akne Vulgaris, serta menambah data penelitian mengenai gambaran karakteristik penderita Akne Vulgaris.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Memberikan gambaran mengenai karakteristik penderita dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Akne Vulgaris.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu : 1. Aspek keilmuan

Menambah data tentang kasus Akne Vulgaris di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Jl. Buah Batu No 44 Bandung.

2. Aspek praktis

Dari data rekam medik pasien Akne Vulgaris yang telah dikumpulkan dan dicatat, diharapkan dapat lebih mengetahui gambaran karakteristik pasien Akne Vulgaris.

(12)

4 1.5Landasan Teori

Akne Vulgaris atau disebut juga common acne atau jerawat adalah penyakit radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering dijumpai pada wajah, dada dan punggung, kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang kadangkala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau kista. Penyebab tidak diketahui, tetapi telah dikemukakan banyak faktor, termasuk stres, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam etiologi (Dorland, 2007).

Diperkirakan terdapat lebih dari 60 juta orang di dunia yang menderita Akne Vulgaris . Di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80% kasus Akne Vulgaris dan catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia menunjukkan sekitar 60% penderita Akne Vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007 (Sjarif M.Wasitaatmadja, 2011). Prevalensi Akne Vulgaris pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% (Cunliffe WJ, et all, 2001). Prevelansi tertinggi yaitu pada umur 14-17 tahun, dimana pada perempuan berkisar 83-85% dan pada laki – laki yaitu pada umur 16-19 tahun berkisar 95-100%. Namun kadang pada perempuan akan menetap hingga usia 30-an, pada laki – laki jarang terjadi tetapi jika mengenai laki – laki akan lebih berat (Siregar RS, 2006). Perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki prevalensi Akne tertinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia 30%, Kaukasia 24%, dan India 23%. (Perkins AC, et all, 2011).

Sjarif M. Wasitatmadja dalam bukunya Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI mengatakan bahwa akne vulgaris memiliki tempat predileksi tersering yaitu pada wajah dan leher (99%), punggung (60%), dada (1%), serta bahu dan lengan atas. (Wasitatmadja,2011) Beradasarkan penelitian yang dilakukan Tjekyan di kota Palembang, didapatkan hasil sebanyak 35,8% pasien dengan akne vulgaris tipe papulopustular, 30,1% tipe komedonal, dan 2,2% tipe nodulistik (R.M.Suryadi

Tkeyan, 2008).

(13)

5

Sjarif M Wasitatmadja dalam buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Universitas Indonesia mengatakan, bahwa faktor – faktor lain seperti polusi udara, debu, rokok dapat memperberat erupsi yang telah terjadi pada penderita Akne Vulgaris (Wasitatmadja, 2011).

Pada Penelitian di Divisi Kosmetik Medik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2008-2010 dilihat dari distribusi pekerjaan pasien baru Akne Vulgaris adalah pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 1349 (39,1%) (Diah, 2011).

Dengan ditemukannya insidensi Akne Vulgaris yang cukup tinggi pada kalangan remaja dan dewasa muda, sumber mengatakan bahwa predileksi tersering ada pada wajah, jenis lesi yang paling sering muncul adalah jenis papulopustular, faktor risiko yang dapat mempengaruhi seperti polusi udara, debu, dan rokok, serta jenis pekerjaan yang banyak berobat yaitu pelajar atau mahasiswa, oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut karakteristik penderita Akne Vulgaris berdasarkan data rekam medis penderita yang berobat ke klinik Sakura Derma Jl. Buah Batu No 44 Bandung.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif, yang digunakan dengan cara melihat data rekam medis dari penderita Akne Vulgaris di klinik Sakura Derma Jl. Buah Batu No 44 Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma jalan Buah Batu no 44 Bandung.

1.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei – September 2016

(14)

44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan gambaran penderita Akne Vulgaris di Klinik Kecantikan Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yang berlokasi di Jl. Buah Batu No.44 Bandung, periode Januari – Desember 2015 adalah sebagai berikut:

a. Gambaran prevalensi usia dan jenis kelamin tersering pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yaitu pada rentang usia 16 – 27 tahun pada perempuan.

b. Gambaran predileksi tersering pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yaitu pada daerah wajah.

c. Gambaran jenis lesi tersering yang terjadi pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yaitu papul.

d. Gambaran faktor risiko tersering yang mempengaruhi penderita Akne Vulgaris yang berobat di klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yaitu pada perempuan makanan dan hormon, dan pada laki-laki yaitu makanan.

e. Gambaran pekerjaan tersering pada penderita Akne Vulgaris yang berobat di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung yaitu pelajar.

(15)

45

5.2 Saran

 Perlunya dilakukan pencatatan rekam medis dengan lengkap dan disertai dengan pencatatan jenis pengobatan yang diterima oleh pasien.

 Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara variabel spesifik yang mempengaruhi Akne Vulgaris dengan kejadian Akne Vulgaris. Contohnya hubungan ethnis tertentu dengan kejadian Akne Vulgaris, hubungan pekerjaan tertentu dengan kejadian Akne Vulgaris, dll.

(16)

Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris

di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma

Bandung

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

REGINA EMMANUELA GUSTI PRATIWI

1310097

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

vi

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih, dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya tulis ini dibuat selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung diharapkan dapat juga digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan.

Dalam proses penyusunan karya Tulis Ilmiah ini, penulis sangat banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. dr. Dani M.Kes. Selaku dosen pembimbing utama yang memberikan waktu, bimbingan, dorongan, perhatian, dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Kartika Dewi, M.Kes., SpAk., PA(K). Selaku dosen pembimbing

pendamping dan dosen wali penulis yang memberikan waktu, bimbingan, dorongan, perhatian, dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Sri Dwiyanti Sp.KK. Selaku pemilik Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma, Jl. Buah Batu no 44, Bandung, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitiannya di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma, Bandung.

(18)

vii

5. Orangtua penulis khususnya, ibu penulis Dr. Lucia Dwi Suharti, M.MPd yang

telah membantu penulis dalam memberikan dana, dukungan dan saran – saran moral selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. dr. Priska Gusti Wulandari dan Natasha Gusti Wahyu Puspitasari, SH., LLM.

Selaku kakak kandung penulis dalam memberikan dukungan, semangat serta saran – saran moral selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman seperjuangan penulis dalam Karya Tulis Ilmiah, Ira Satya, Degitha Agtiani, Jessica Angelina, Herdayanti Sukma, Arien Rianti, Navinda Alifa, Sarah Amalia, Michele Guido, Raden Ratu, dan Diaz Hazrina yang memberikan bantuan dan dukungan sampai Karya Tulis Ilmiah ini selesai. 8. Serta pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga

Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

Bandung, Oktober

(19)

46

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2009 Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Santo Thomas 1 Medan Terhadap Jerawat. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Baumann L.S. 2009. Cosmetic dermatology: principles and practice. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Professional.

Berger T.G., James W.D., Elston D.M. 2011. Andrew’s disease of the skin, clinical dermatology. Edisi ke 11. Kanada: Elsevier Health Science.

Cunliff e WJ, Gollnick HPM. 2001. Clinical features of acne. Acne diagnosis and management. London: Martin Dunitz Ltd, 49-68.

Cunliffe WJ. 2007. Inflammation in acne scarring: a comparison of the responsesin lesions from patients prone and not prone to scar. British Journal of

Dermatology. London: Martin Dunitz Ltd . 150(1):72–81.

Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dorland, W.A. Newman. 2007. Kamus kedokteran Dorland. Alih bahasa, Huriawati Hartanto, dkk. Edisi 31. Jakarta: EGC.

Draelos ZD and Dinardo JC. 2006. A reevaluation of comedogenicity concept. Journal of the American Academy of Dermatology. 54(3): 507-12. Eroschenko V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Penerjemah jan tambayong. Edisi 9. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Evy Ervianti. 2010. Profil kualitas hidup penderita akne vulgaris di RSUD

Dr.Soetomo Surabaya: studi menggunakan Cardiff acne disability index

(tesis). Surabaya: Universitas Airlangga.

Munadi, 2013. Six Type of Human Skin by Food and Drug Administration., http://intips-cantik.blogspot.co.id/2013/09/6-jenis-kulit-menurut-fda.html., September, 20th 2016

Fulton, James Jr. 2010. Acne vulgaris in Medscape Journal; Avalaible from: http://dermatology.cdlib.org/93/commentary/acne/hanna.html

(20)

47

Harper JC. 2004. An update on the pathogenesis and management of acne vulgaris. J Am Acad Dermatol.51(1):536-8. Jakarta : EGC

Husein, Yahya. 2009. Acne Vulgaris in Nigeria adolescent: prevalence, severity, beliefs, perceptions, and practices.

Jacyk WK. 2003. Acne vulgaris. Grades of severity and treatment options. SA Fam Pract.;45(9):32-6.

Junqueira, L.C. 2007. Histologi dasar. Teks & atlas. Ed 10. Jakarta: EGC Kabau S. 2012. Hubungan antara Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian

Akne Vulgaris. Jurnal Media Medika Muda. 43(1) :32-6.

Kartika Annisa Fawziah. 2010. Faktor risiko pasien akne vulgaris dan jenis penatalaksanaan di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung (karya tulis ilmiah).

Bandung: Universitas Islam Bandung.

Kurokawa I, Danby FW, Ju Q, Wang X, Xiang LF, Xia L, Chen WC, Nagy I, et al. 2009. New developments in our understanding of acne pathogenesis and

treatment. Experimental Dermatology. 18: 821-32.

Knaggs H. The biology of the sebaceous gland and pathofisiology of acne. In : Webster GF, Rawlings AV, editors. 2007. Acne and its therapy. New York: Informa Healthcare.

Legiawati L. 2010. Perawatan Kulit pada Akne. Medicinal Jurnal Kedokteran Indonesia. 14(2):17-19.

Lehmann HL, Robinson KA, Andrews JS, Holloway V, Goddman SN. 2002. Acne therapy: a methodological review. J. Am. Acad. Dermatol. 47, 231-240

Leeson, C. Roland, Thomas S. Leeson, Anthony A. Paparo. 1996. Kulit dan turunannya (integumen). Dalam: Jan Tambajong, Sugito Wonodirekso,

editor: Buku ajar histologi. Edisi V. Jakarta: EGC.

Michaelsson G. Diet and acne. Nutr Rev. 1981 Feb;39(2):104-6.

Moore, K.L., Dalley, A.I. 2009. Clinically Oriented Anatomy. 5th edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Muhammad M., Maryln G., Pieter Levinus Suling. 2012. Profil akne vulgaris di RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado 2009-2011.

Nelson AM, Thiboutot DM. Biology of Sebaceous Glands. 2008 In : Wolff, K.,

(21)

48

Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B.A., Paller, A.S., Leffell D.J. Dermatology In General Medicine. McGraw-Hill. 9(1); 687-90.

Nobukazu, H., Makoto, K., Shin’ichi, W., Tokio, N., Masafumi, Tomohito, M., et al. 2001. An Epidemiological Study of Acne Vulgaris in Japan by Questionnaire. Japan: Japanese Journal of Dermatology.

Nguyen SH, Dang TP and Maibach HI. 2007. Comedogenicity in rabbit:

somecosmetic ingredients/vehicles”. Cutaneous and Ocular Toxicology.

26(4):287-92.

Perkins AC, Cheng CE, Hillebrand GG, Miyamoto k, Kimball AB. 2011.

Comparison of the epidemiology of acne vulgaris among Caucasian, Asian,

Continental Indian and African American women. J Eur Acad Dermatol

Venerol.25(9):1054-60.

Prida Ayudianti., Diah Mira Indramaya. 2011. Studi retrospektif faktor pencetus akne vulgaris di RSUD Dr.Soetomo. Surabaya

Rahadi Rihatmadja. 2011. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Rudyn Reymond Panjaitan. 2010. Hubungan antara indkes glikemik dan beban glikemik dengan insulin like growth factor 1 pada pasien akne vulgaris . M.

Med Indonesia, 43: 38-41.

Simpson N.B., Cunliffe W.J. 2010. Disorders of Sebaceous Glands. Dalam: T. Burn, S. Breathnach, N. Cox, C. Griffiths: Rook’s textbook of dermatology.

Edisi ke-8. Massachusetts: Blackwell Science. h.43.1-40.

Soetiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto

Siregar RS . 2006 . Akne Vulgaris Atlas Berwarna Saripati Penyakit. Jakarta: EGC Siti Aisah B, Unandar Budimuljia. 2011. Morfologi Kulit dan Cara Membuat

Diagnosis. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FK UI

Sutanto, R.S., 2013. Derajat Penyakit Acne Vulgaris Berhubungan Positif dengan Kadar MDA. Universitas Udayana Denpasar. PhD Thesis

(22)

49

Sukanto H. Martodihardjo S. Zulkarnain I. 2005. Ilmu Penyakit Kulit Ed.3. Surabaya. : RSUD Dokter Soetomo.

Sjamsoe Daili, Emmy S.; Menaldi, Sri Linuwih; Wisnu, I Made (2005). Penyakit

Kulit Yang Umum Di Indonesia. Sebuah panduan bergambar. Jakarta: PT

Medical Multimedia Indonesia. ISBN 979 - 99294 - 1- 5.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Anatomi Kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 3-5.

Syarif M Wasitaatmadja. 2011. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th edition. Asia: Wiley

Wardhani, Cynthadewi Partika. 2011. Profil Penderita Akne Vulgaris DI Poli Kulit Dan Kelamin RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari – Desember

2009. Other thesis. Malang : University of Muhammadiyah Malang.

Wolff K., Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilcherst B.A., Paller A.S., Leffle D.J. 2007.

Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New York : McGraw

Hill.

W.J.S Poerwadarminta. 2003. Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Yenni, Amin Safrudin, Djawad Khairuddin. 2011. Perbandingan Efektivitas Adapelene 0.1% Gel Dan Isotretinoin 0.05% Gel Yang Dinilai Dengan

Gambaran Klinis Serta ProfilInterleukin 1 (IL-1) Pada Acne Vulgaris. JST

Kesehatan.

Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. 2008. Acne vulgaris and acneiform eruption. In: Fitzpatrick’s Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill, 690-703.

Zouboulis C.C., Eady A., Philpott M., Goldsmith L.A., Orfanos C., Cunliffe W.J., et al. 2005. Controversies in experimental dermatology: what is the

pathogenesis of acne. Exp Dermatol, 14:143-52.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi penderita akne vulgaris berdasarkan usia dan jenis kelamin di
Gambar 2.5 Akne Vulgaris Berat .................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Maha Pencipta, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan nikmat berupa

Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lamcar lainnya tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sistematis

Dari gambar diatas, terlihat bahwa jalur yang paling sering dilewati para imigran gelap Meksiko adalah melalui negara bagian Texas dan menyebar ke seluruh negara bagian di

Summary  : Diisi dengan keterangan singkat mengenai folder tersebut.  Display a directory: Slahkan pilih folder yang akan ditampilkan, pada gambar  di  atas 

Hasil dari penelitian ini berupa sistem informasi kursus mengemudi dengan pendekatan pengembangan sistem extreme programming (XP) yang dapat mengelola data kursus

Parameter pertumbuhan yang diukur adalah diameter petiol, tinggi tanaman, lebar tajuk, luas daun, berat basah dan kering umbi, serta diameter umbi.. Data

Judul : Pengaruh Locus of Control dan Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa sebagai Auditor Internal