RINGKASAN HIBAH FUNDAMENTAL
RESPON SUPLEMENTASI MINERAL TERHADAP SINTESIS
PROTEIN MIKROBA PADA TERNAK SAPI LOKAL
DI SUMATERA BARAT
Ir. Maramis, MP
Dr.
Evitayani, SPt., M.Agr.
DIBIAYAI OELH : DANA PELAKSANA PEKERJAAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2009
SURAT PERJANJIAN NO : 126.b/H.16/PL/HB.PID/IV/2009 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Ringkasan
RESPON SUPLEMENTASI MINERAL TERHADAP SINTESIS
PROTEIN MIKROBA PADA TERNAK SAPI LOKAL
DI SUMATERA BARAT
Ir. Maramis M.P dan DR. Evitayani, M.Agr
An experiment was carried out to evaluate the effect of Ca, P, Mg and S supplementation on digestibility and characteristics of rumen fluid. In the present experiment, the highest quality of ammoniated-rice straw as assesed by in vitro methods in the previous experiment, was combined with various levels concentrate . The concentrate consisted of 25% rice bran, 8% cassava waste, 5 % tofu waste dan 2 % blood meal and 60% rice straw. For experimental rations were allocated according to completely randomized design, its treatment was replicated in four replications. One rumen cannulated cattle has been used as source as rumen fluid for in vitro digestion trials. The following experimental diets : 60% ammoniated-rice straw + 40 concentrate (ration A); 60% ammoniated-rice straw + 40 concentrate and Ca, P suplementation (ration B), 60% ammoniated-rice straw + 40 concentrateand Ca, P, Mg suplementation (ration C) 60% ammoniated-rice straw + 40 concentrate and Ca, P, Mg and S Supplementation (ration D). Objective of the present experiment was to find the best the combination of mineral suplementation consist it Ca, P, Mg and S of rice straw.
The result showed that ratio of ammoniated rice straw and concentrate in ration significantly (p<0.05) affect the digestibility of nutrients. Digestibility of dry matter, organic matter, crude protein, NDF and ADF were significantly higher (P<0.05) in ration D than those A, B and C rations. However, the characteristiks of ruminal condition were not significantly affected by any treatment rations, in which the ruminal pH, concentrations of ruminal NH3-N and total VFA were almost constant for all the treatment rations. The concentrations of NH3-N ranged from 7.77-8.88 mg/100ml, total VFA from 56.13-80.43 mM and ruminal pH ranged from 7.23-7.56.
From these results it could be concluded that ration D of ammoniated rice straw and concentrate in the ration with supplemmentation of Ca, P, Mg and S affected nutrient digestibility and characteristics of ruminal condition.
Pendahuluan
Salah satu penyumbang protein hewani yang paling potensial melalui produknya berupa daging dan susu yaitu ternak ruminansia. Peningkatan produksi ternak ruminansia saat sekarang ini mengalami kendala karena ketersediaan hijauan yang tidak mencukupi dimana semakin meluasnya areal pemukiman penduduk dan perkembangan industri yang menyebabkan areal penanaman rumput semakin sedikit . Perlakuan jerami padi dengan
urea (CO(NH2)2 ) sebagai sumber amonia dapat meningkatkan kadar protein kasar jerami
Metode penelitian
Hewan percobaan yang digunakan adalah 1 ekor sapi berfistula rumen sebagai sumber donor cairan rumen. Adapun ransum percobaan dibagi dalam 4 kelompok yaitu: 1. Ransum A (60% jerami padi + 40% konsentrat) tanpa suplementasi mineral (kontrol). 2. Ransum B (60% jerami padi + 40% konsentrat) + (Ca, P)
3. Ransum C (60% jerami padi + 40% konsentrat) + (Ca, P, Mg) 4. Ransum D (60% jerami padi + 40% konsentrat) + (Ca, P, Mg dan S)
Sumber mineral Ca dan P digunakan CaCO3 dan CaHPO42H2O, untuk Mg digunakan
MgO dan sebagai sumber mineral S digunakan Na2SO3. Bahan penyusun terdiri dari 25%
dedak halus, 8% onggok, 5 % ampas tahu dan 2 % tepung darah dan 60% jerami padi amoniasi . ransum penelitian mengandung Bahan Kering 81.39, Bahan Organik 85.35, Protein Kasar 11.09, Lemak Kasar 2.58, Serat kasar; 22.72; Abu 14.22; BETN 48.94; NDF; 59.70; ADF 40.78; Sellulosa 26.18; Hemiselulosa 13.12 dan Lignin 8.89%.
Pelaksanaan penelitian invitro yang dilakukan ini mengacu pada metode Tilley dan Terry
(1963), Semua data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman sedangkan perbedaan nilai tengah tiap perlakuan iuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) menurut metode Steel and Torrie (1993).
Hasil dan Pembahasan
Kecernaan zat-zat makanan ransum penelitian secara in vitro
Tabel 5. Kecernaan zat-zat makanan ransum penelitian secara in vitro (%)
Zat makanan Ransum A Ransum B Ransum C Ransum D SE
Bahan kering
Kecernaan fraksi serat pada ransum penelitian secara in vitro
Rataan nilai fraksi serat (NDF, ADF, Selulosa dan hemiselulosa dapat kita lihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Kecernaan fraksi serat ransum penelitian secara in vitro (%)
Fraksi serat Ransum A Ransum B Ransum C Ransum D SE
NDF ransum A terhdapa ransum B, C dan E. Kecernaan fraksi serta NDF berkisar dari 57.29-61.36, ADF berkisar 54.11-59.77, dan selulosa 64.65-68.45 sedangkan hemiselulosa 68.14-70.17. Peningkatan kecernaan fraksi serat pada ransum D mencerminkan suplementasi mineral Ca, P, S dan Mg berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan aktifitas mikroba pencerna dalam rumen.
Tabel 7 menunjukkan bahwa suplementasi mineral Ca, P, Mg dan S tidak
mempengaruhi pH dan konsetrasi NH3-N (p>0.05), namun memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap konsentrasi total VFA (P<0.05).
Tabel 7. Karakteristik cairan rumen yang diberi suplemen Ca, P, Mg dan S
Zat makanan Ransum A Ransum B Ransum C Ransum D SE
pH
ransum D yaitu 8.88 mg/100ml dan 80.43 mM. Hal ini mengindikasikan bahwa ransum D relatif lebih fermentable dibandingkan dengan ransum lainnya.
Kesimpulan dan saran
Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa suplementasi mineral Ca, P, Mg dan S pada ransum D dengan 60% jerami padi amoniasi dan 40% konsentrat memiliki kecernaan zat-zat makanan dan karakteristik cairan rumen yang tertinggi.
Saran, sebaiknya dilanjutkan penelitian secara langsung pada ternak dengan mengukur penampilan produksi ternak
DAFTAR PUSTAKA
Church, D.C. 1988. Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition. A Reston Book, New –Jersey.
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Granita, Indonesia
Komisarczuk, S., and Durrand, M. 1991. Effect of Mineral on Microbial Metabolism. In. Rumen Microbial Metabolism and Ruminant Digestion. J.P. Journal (Ed) INRA publ. Versailes, France.
Ruckebusch, Y and P. Thivend, 1980. Digestive Physiologi and Metabolism in in Ruminant. Avi Publishing Co. Westport, Connecticut.
Wanapat, M.,1986.Effects of concentration of urea, addition of salt and form of urea- treated rice straw on intake and digestibility. In : Ruminant feeding systems utilizing fibrous agricultural residue. Ed.by R.M. Dixon. School of Agriculture and forestry, University of Melbourne, Australia : 177-179.