ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI
ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Disusun Oleh: ERNI FITRIANA
A.310090015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI
Erni Fitriana
A.310090015
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan bentuk kalimat perintah pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Objek dari penelitian ini adalah kalimat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat, yaitu menyimak novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari kemudian mencatat data dalam penelitian ini. Hasil penelitian mengenai kalmat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ditemukan 4 jenis kalimat perintah yaitu kalimat perintah yang sebenarnya, kalimat perintah ajakan, kalimat perintah persilahan dan kalimat perintah larangan. Setiap jenis kalimat perintah memiliki ciri yang berbeda. 1) KPS ditandai oleh: a) intonasi perintah, verbal intransitif, b) intonasi perintah, verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, c) intonasi perintah, transitif, d) intonasi perintah, verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan, e) verbal transitif, f) penambahan partikel -lah untuk memperhalus perintah, g) penambahan kata tolong untuk memperhalus perintah meliputi: (1) kata tolong di awal kalimat, (2) S di awal kalimat, (3) S di awal, verbal transitif. 2) KPP ditandai oleh: a) verba l intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, b) verbal intransitif, c) verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan, d) verbal transitif, e) silahkan di akhir kalimat, S kalimat tidak dihilangkan . 3) KPA ditandai oleh: a) intonasi perintah, ayo di awal kalimat, b) ayo di awal kalimat, c) intonasi perintah, yuk terletak di awal kalimat, d) yuk di awal kalimat, e) yuk di akhir kalimat meliputi: (1) intonasi perintah, verbal intransitif, (2) verbal intransitif, (3) verbal transitif, (4) verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, (5) verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan. 4) KPL ditandai oleh: a) intonasi perintah, verbal transitif, b) verbal intransitif, c) verbal intransitif, S di awal kalimat, d) transitif, S di awal kalimat, e) verbal transitif, S di akhir kalimat, f) verbal transitif, S di tengah kalimat, g) verbal transitif.
PENDAHULUAN
Pemilihan ragam bahasa dalam bahasa tulis dipengaruhi oleh beberapa faktor
sesuai dengan kebutuhan penulis. Seperti bahasa tulis yang pengarang gunakan
untuk menulis sebuah cerpen, novel atau cerita fiksi lain. Markhamah (2011: 7)
mengatakan bahwa dalam kajian bahasa, sintaksis itu adalah bagian ilmu bahasa
yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frase, klausa dan kalimat.
Masalah sintaksis menarik untuk dibicarakan karena dalam ruang lingkup
sintaksis tidak hanya membicarakan kata, frase, klausa, tetapi juga kalimat.
Melihat ruang lingkup sintaksis yang cukup luas, peneliti memfokuskan penelitian
pada kajian mengenai kalimat (analisis kalimat), yaitu tentang kalimat perintah
dan pengklasifikasian bentuk kalimat perintah. Kalimat perintah banyak
ditemukan di dalam novel, dikarenakan bahasa tulis dalam novel digunakan untuk
memberikan efek imajinasi pembaca dan sebagai ungkapan perasaan tokoh dan
semua itu berwujud kalimat perintah. Bentuk kalimat perintah yang terdapat
dalam novel digunakan sebagai kata-kata yang dapat menimbulkan imajinasi
pembaca, yang diharapkan nantinya pembaca mampu menyelami cerita yang
dikisahkan dalam novel tersebut. Sehubungan dengan hal itu, tulisan ini akan
mencoba membahas tentang kalimat perintah yang ada pada novel Perahu Kertas
karya Dewi Lestari. Penelitian ini akan memaparkan jenis-jenis kalimat perintah
pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
Kalimat perintah dipakai untuk memerintah seseorang supaya melakukan apa
yang tersebut dalam perintah itu (Soedjito. 1999: 65). Kalimat perintah disebut
dengan kalimat suruh, Ramlan (1981. 21-25) mengatakan bahwa kalimat suruh
mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara.
Berdasarkan strukturnya kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat
golongan.
1. Kalimat suruh yang sebenarnya
Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh,
tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk
menghaluskan perintah, S-nya boleh dibuangkan, boleh juga tidak.
Misalnya:
(1) duduk!
2. kalimat persilahan
Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan
ditandai juga oleh penambahan kata silahkan atau dipersilahkan yang
diletakkan di awal kalimat. kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak.
Misalnya:
(2) Silahkan bapak duduk di sini!
3. kalimat ajakan
Ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya
kata-kata ajakan, ialah kata mari dan ayo, yang diletakkan di awal kalimat.
Partikel lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu, menjadi marilah dan
ayolah, S kalimat boleh dibuangkan. Boleh juga tidak. Misalnya:
(3) Mari kita berangkat sekarang!
4. kalimat larangan.
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan
ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat
ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat
boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya:
(4) Jangan engkau membaca buku itu!
Kalimat perintah juga disebut kalimat imperatif. Menurut Chaer (2009:
197-199) kalimat imperatif adalah kalimat yang meminta pendengar atau
pembaca melakukan suatu tindakan. Kalimat imperatif ini dapat berupa
kalimat perintah, kalimat himbauan, dan kalimat larangan. Kalimat
perintah mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan fisik.
METODE
Sumber data penelitian ini adalah novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
perintah. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan
intralingual, sedangkan untuk teknik validitas data menggunakan metode
trianggulasi teori.
PEMBAHASAN
A. Bentuk Kalimat Perintah pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari Bentuk kalimat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya
Dewi Lestari sebanyak 4 bentuk. (1) Kalimat perintah yang sebenarnya ditandai
oleh pola intonasi perintah, apabila P-nya terdiri dari kata verba intransitif, bentuk
kata verba itu tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verba itu
untuk menghaluskan perintah. (2) kalimat perintah persilahan, ditandai juga oleh
penambahan kata silahkan atau dipersilahkan. (3) kalimat perintah ajakan
mengharapkan suatu tanggapan berupa tindakan yang bukan hanya dilakukan oleh
orang yang diajak bicara, ditandai oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata ayo.
(4) kalimat perintah larangan ditandai oleh adanya kata jangan.
Berikut adalah bentuk-bentuk kalimat perintah yang terdapat pada novel
Perahu Kertas karya Dewi Lestari
Tabel 1.1 Wujud kalimat perintah pada novel Perahu Kertas karya Dewi
Lestari.
No. Wujud Kalimat KP yang Sebenarnya
KP
Persilahan KP Ajakan
KP
Larangan
1 Bangun! (17, PK. 2012) √
2 Pergi yuk! (17, PK. 2012) √
3 Yuk, cepetan! (17, PK.
2012) √
4 Ayo, bangun. (17, PK.
2012) √
5
Kita jemput sepupunya
Eko ke stasiun, yuk. (18,
PK. 2012)
6 Ayo, cabut! (18, PK.
2012) √
7
Ganti baju gih, nanti
masuk angin. (29, PK.
2012)
√
8 Gabung, yuk. (30, PK.
2012) √
9 Silahkan masuk, Meneer.
(35, PK. 2012) √
10 Makan bareng, yuk. (95,
PK. 2012) √
11
Kalau Papa mau duluan,
silahkan saja. (111, PK.
2012)
√
12 Silahkan bergabung. (118,
PK. 2012) √
13 Gambar si Hogi! (118,
PK. 2012) √
14 Gy, Nan, pulang, yuk?
(122, PK. 2012) √
15 Ya terimalah gua apa
adanya. (155, PK. 2012) √
16 Jangan asal ngomong
kamu. (157, PK. 2012) √
17
Silahkan kamu rasakan
sendiri hidup yang
sebenarnya. (157, PK.
2012)
√
18 Kamu juga jangan ikutan
19 Jangan ditahan-tahan.
(158, PK. 2012) √
20 Jangan segalanya
dipikirin. (164, PK. 2012) √
21
Tolong jelaskan sebisa
kamu, kenapa lukisan
saya bisa ada di sini. (176,
PK. 2012)
√
22 Nan, jangan pergi. (178,
PK. 2012) √
23 Keenan…, bangun! (209,
PK. 2012) √
24 Silakan baca sendiri.
(243, PK. 2012) √
25 Yuk, kamu bisa mulai
sekarang. (251, PK. 2012) √
26 Gy, tolong di-scan ya.
(253, PK. 2012) √
27
Gy, tolong fotokopi ini
semua, ya. (253, PK.
2012)
√
28 Bu…. Bu…. Kadieu,
enggal! (342, PK. 2012) √
29 Jangan pergi dulu! (375,
PK. 2012) √
30
Jangan terbeban oleh janji
Keenan pada saya. (380,
PK. 2012)
B. Klasifikasi Kalimat Perintah pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari
Kalimat perintah mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari
orang yang diajak bicara.
1. Kalimat Perintah yang Sebenarnya
Tabel 1.1 Kalimat Perintah yang Sebenarnya yang Terdapat pada
Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari
No Bentuk Kalimat Perintah
1 Bangun! (17, PK. 2012)
2 Ganti baju gih, nanti masuk angin. (29, PK. 2012)
3 Gambar si Hogi! (118, PK. 2012)
4 Ya terimalah gua apa adanya. (155, PK. 2012)
5 Tolong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa ada di sini. (176, PK. 2012)
6 Keenan…, bangun! (209, PK. 2012)
7 Gy, tolong di-scan ya. (253, PK. 2012)
8 Gy, tolong fotokopi ini semua, ya. (253, PK. 2012)
9 Bu…. Bu…. Kadieu, enggal! (342, PK. 2012)
a. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal intransitif, S kalimat dihilangkan
Berikut analisis kalimat perintah yang sebenarnya yang
terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari
(1) Bangun!
Kalimat (1) merupakan tuturan yang menandai adanya kalimat
perintah yang sebenarnya yang terdapat pada novel Perahu Kertas
karya Dewi Lestari. Kata bangun merupakan kata verbal intransitif
suatu tanggapan yang berupa tindakan agar mitra tutur segera bangun
dari tidurnya.
b. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Keenan…, bangun!
(1a)Keenan cepat bangun!
Kata bangun pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata bangun tetap. Kata Keenan menduduki fungsi subjek
terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur menyuruh Keenan
untuk segera bangun dari tidurnya. Penggunaan elipsis berupa tiga
buah titik (...) menunjukkan adanya bagian-bagian kalimat yang
dihilangkan. Kata yang dihilangkan yaitu kata cepat, sehingga bentuk
kalimat (1) menjadi kalimat (1a).
c. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan
(1) Gambar si Hogi!
Kata gambar berupa kata verbal transitif sehingga kata
gambar memerlukan kehadiran objek. Kata Hogi pada kalimat (1) menduduki fungsi objek. Pada kalimat (1) penutur mengharapkan
penutur untuk menggambar tokoh Hogi.
d. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Bu…. Bu…. Kadieu, enggal! (1a) Bu…. Bu…. Ke sini, cepat! (1b) Bu cepat, Bu cepat ke sini, cepat!
Kalimat (1) menggunakan bahasa Sunda, kalimat (1a)
merupakan terjemahan dari kalimat (1). Kata ke sini berupa kata
verbal transitif sehingga kata ke sini memerlukan objek. Kata cepat
kalimat. Pada kalimat (9) penutur mengharapkan mitra tutur untuk
cepat datang kepadanya. Penggunaan elipsis berupa tiga buah titik (...)
menunjukkan adanya bagian-bagian kalimat yang dihilangkan. Kata
yang dihiloangkan tersebut adalah kata cepat sehingga bentuk kalimat
menjadi (1b).
e. Penambahan partikel -lah untuk memperhalus perintah (1) Ya terimalah gua apa adanya.
Kata terima berupa kata verbal transitif sehingga kata terima
memerlukan adanya objek. Untuk memperhalus perintah pada kata
terima ditambahkan partikel –lah. Kata gua pada kalimat (1) menduduki fungsi objek. Pada kalimat (1) penutur mengharapkan
kepada mitra tutur untuk bisa menerima apa adanya penutur.
f. P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Ganti baju gih, nanti masuk angin.
Kata ganti pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif,
sehingga kata baju hadir sebagai objek. Nanti masuk angin sebagai
keterangan. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk
segera mengganti pakaiannya agar tidak masuk angin.
g. Penambahan kata tolong untuk memperhalus perintah 1) Kata tolong terletak di awal kalimat
(1) Tolong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa
ada di sini.
Kata jelaskan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga kata jelaskan memerlukan adanya objek. Kata tolong terletak
di awal kalimat berfungsi untuk memperhalus perintah. Pada kalimat
(1) penutur mengharapkan mitra tutur untuk menjelaskan kenapa
lukisan penutur bisa ada sama mitra tutur.
2) S kalimat terletak di awal kalimat, P berupa kata verbal intransitif
Kata di-scan pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata di-scan tetap. Kata Gy menduduki fungsi subjek terletak
di awal kalimat. Kata tolong berfungsi untuk memperhalus suatu
perintah. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra tutur untuk
men-scan.
3) S kalimat terletak di awal, P kalimat terdiri dari kata verbal transitif
(1) Gy, tolong fotokopi ini semua, ya.
Kata foto kopi pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan adanya objek dan keterangan. Kata ini
menduduki fungsi objek, kata semua menduduki fungsi keterangan.
Kata Gy menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada
kalimat (1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk
men-fotokopikan semuanya.
2. Kalimat Perintah Persilahan
Tabel 2.1 kalimat perintah persilahan yang terdapat pada novel
Perahu Kertas karya Dewi Lestari
No Bentuk Kalimat Perintah
1 Silahkan masuk, Meneer. (35, PK. 2012)
2 Kalau Papa mau duluan, silahkan saja. (111, PK. 2012)
3 Silahkan bergabung. (118, PK. 2012)
4 Silahkan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. (157, PK. 2012)
5 Silakan baca sendiri. (243, PK. 2012)
Berikut analisis kalimat perintah persilahan yang terdapat pada
novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
a. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Silahkan masuk, Meneer.
Kata masuk pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata masuk tetap. Kata Tuan menduduki fungsi subjek
terletak di akhir kalimat. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra
tutur untuk masuk.
b. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif, S kalimat dihilangkan
(1) Silahkan bergabung.
Kata bergabung pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata bergabung tetap. Pada kalimat (1) penutur menyuruh
mitra tutur untuk bergabung dengannya.
c. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Silahkan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya.
Kata rasakan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan adanya objek. Kata hidup menduduki fungsi
subjek. Kata kamu menduduki fungsi subjek. Pada kalimat (1) penutur
menyuruh mitra tutur untuk merasakan hidup yang sebenarnya.
d. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan
(1) Silakan baca sendiri.
Kata baca pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan adanya keterangan. Kata sendiri menduduki
fungsi keterangan. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur
untuk membaca sendiri suratnya.
e. Kata silahkan terletak di akhir kalimat, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Kalau Papa mau duluan, silahkan saja.
Kata mau pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan adanya keterangan. Kata duluan menduduki
di tengah kalimat. Kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk
pulang dulu.
3. Kalimat Perintah Ajakan
Tabel 3.1 kalimat perintah ajakan yang terdapat pada novel Perahu
Kertas karya Dewi Lestari
No Bentuk Kalimat Perintah
1 Pergi yuk! (17, PK. 2012)
2 Yuk, cepetaaan! (17, PK. 2012)
3 Ayo, bangun. (17, PK. 2012)
4 Kita jemput sepupunya Eko ke stasiun, yuk. (18, PK. 2012)
5 Ayo, cabut! (18, PK. 2012)
6 Gabung, yuk. (30, PK. 2012)
7 Makan bareng, yuk. (95, PK. 2012)
8 Gy, Nan, pulang, yuk? (122, PK. 2012)
9 Yuk, kamu bisa mulai sekarang. (251, PK. 2012)
a. Ditandai oleh pola intonasi perintah, kata ayo terletak di awal kalimat
(1) Ayo, cabut!
Kata cabut pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata cabut tetap. Kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur
untuk pergi bersama.
b. Kata ayo terletak di awal kalimat (1) Ayo, bangun.
Kata bangun pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata bangun tetap. Kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur
untuk bangun dari tidurnya.
c. Ditandai oleh pola intonasi perintah, kata yuk terletak di awal kalimat
Kata cepetan pada kalimat (1) berupa kalimat verbal
intransitif sehingga kata cepetan tetap. Pada kalimat (1) penutur
mengajak mitra tutur untuk cepat-cepat.
d. Kata yuk terletak di awal kalimat
(1) Yuk, kamu bisa mulai sekarang.
Kata mulai pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan kehadiraan keterangan. Kata sekarang
menduduki fungsi keterangan waktu. Kata kamu menduduki fungsi
subjek. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk
memulainya sekarang.
e. Kata yuk terletak di akhir kalimat
1) Ditandai oleh pola intonasi perintah, P terdiri dari kata verbal intransitif
(1) Pergi yuk!
Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata pergi tetap. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra
tutur untuk pergi bersama.
2) P terdiri dari kata verbal intransitif (1) Gabung, yuk.
Kata gabung pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata gabung tetap. Pada kalimat (1) penutur mengajak
mitra tutur untuk bergabung dengannya.
3) P kalimat terdiri dari kata verbal transitif (1) Makan bareng, yuk. (95, PK. 2012)
Kata makan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga kata makan memerlukan kehadiran keterangan. Kata
bareng menduduki fungsi keterangan. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk makan bersama.
(1) Gy, Nan, pulang, yuk?
Kata pulang pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata pulang tetap. Kata Gy, Nan menduduki fungsi
subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur mengajak
mitra tutur untuk pulang.
5) P terdiri dari kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan
(1) Kita jemput sepupunya Eko ke stasiun, yuk.
Kata jemput pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga sepupunya Eko hadir sebagai objek dan kata stasiun
berfungsi sebagai keterangan tempat. Kata kita menduduki fungsi
subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur mengajak
mitra tutur untuk menjemput sepupunya Eko di stasiun.
4. Kalimat Perintah Larangan
Tabel 4.1 kalimat perintah larangan yang terdapat pada novel perahu
kertas karya dewi lestari
No Bentuk Kalimat perintah larangan
1 Jangan asal ngomong kamu. (157, PK. 2012)
2 Kamu juga jangan ikutan ngawur. (157, PK. 2012)
3 Jangan ditahan-tahan. (158, PK. 2012)
4 Jangan segalanya dipikirin. (164, PK. 2012)
5 Nan, jangan pergi. (178, PK. 2012)
6 Jangan pergi dulu! (375, PK. 2012)
7 Jangan terbeban oleh janji Keenan pada saya. (380, PK. 2012)
a. Ditandai oleh adanya intonasi perintah (1) Jangan pergi dulu!
Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
menduduki fungsi pelengkap. Pada kalimat (1) penutur melarang
mitra tutur untuk tidak pergi dulu meninggalkannya.
b. P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif (1) Jangan ditahan-tahan.
Kata ditahan-tahan pada kalimat (1) berupa kata verbal
intransitif sehingga kata ditahan-tahan tetap. Pada kalimat (1)
penutur meminta mitra tutur untuk tidak menahan.
c. P kalimat berupa verbal intransitif, S kalimat terletak di awal kalimat
(1) Nan, jangan pergi. (178, PK. 2012)
Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif
sehingga kata pergi tetap. Kata Nan menduduki fungsi subjek
terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra
tutur untuk tidak pergi meninggalkannya.
d. P kalimat berupa verbal transitif, S kalimat terletak di awal kalimat
(1) Kamu juga jangan ikutan ngawur.
Kata ikutan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga memerlukan kehadiran keterangan. Kata ngawur
menduduki fungsi keterangan. Kata kamu menduduki fungsi
subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur meminta
mitra tutur untuk tidak ikutan ngawur.
e. P kalimat terdiri dari verbal transitif, S kalimat terletak di akhir kalimat
(1) Jangan asal ngomong kamu.
Kata ngomong pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga kata asal hadir sebagi keterangan. Kata kamu menduduki
meminta kepada mitra tutur untuk tidak sembarangan dalam
berbicara.
f. P kalimat terdiri dari verbal transitif, S kalimat terletak di tengah kalimat
(1) Jangan terbeban oleh janji Keenan pada saya.
Kata terbeban pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga kata janji hadir sebagai objek kalimat. Kata Keenan
terletak di tengah kalimat menduduki fungsi subjek. Pada kalimat
(1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk tidak merasa
terbebani olehnya.
g. P kalimat berupa verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Jangan segalanya dipikirin.
Kata dipikirin pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif
sehingga kata segalanya hadir sebagai kata keterangan. Pada
kalimat (1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk tidak
memikirkan segalanya.
SIMPULAN
Kalimat perintah yang terdapat pada novel perahu kertas karya dewi lestari
meliputi kalimat perintah yang sebenarnya, kalimat perintah persilahan, kalimat
perintah ajakan, dan kalimat perintah larangan. Pada novel Perahu Kertas karya
Dewi Lestari didominasi oleh penggunaan kalimat perintah yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Markhamah. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia . Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Ramlan, M. 1981. Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono.