• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA SEKOLAH, BUDAYA YANG KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA SEKOLAH, BUDAYA YANG KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA

SEKOLAH, BUDAYA KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN

DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF

SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

BENNY NAINGGOLAN NIM. 809132027

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA

SEKOLAH, BUDAYA KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN

DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF

SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

BENNY NAINGGOLAN NIM. 809132027

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)

i ABSTRACT

Benny Nainggolan. NIM (Reg. No) 809132027. The Influence of Consultative Leadership Style of Principal, The Power of Culture of School Organization, and Self Discipline to the Performance of Productive Teacher of SMK of Business Management in Tebing Tinggi City. Thesis. Postgraduate Program of State University of Medan.

This research aims to study (1) the influence of consultative leadership style of Principal to the self discipline; (2) the influence of power of culture of school organization to the self discipline; (3) the influence of consultative leadership style of Principal to the performance of productive teacher; (4) the influence of power of culture of school organization to the performance of productive teacher; and (5) the influence of self discipline to the performance of productive teacher. The subject of study is the teacher of SMK (vocational school) in Business Management in Tebing Tinggi city with 61 respondents as samples. The sample is taken by total sampling method. This research is a descriptive study to collect information about the symptoms in a research.

(5)

ABSTRAK

Benny Nainggolan. NIM. 809132027. Pengaruh Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah, Budaya Yang Kuat Organisasi Sekolah, dan Disiplin Diri terhadap Kinerja Guru Produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap disiplin diri; (2) pengaruh budaya yang kuat organisasi sekolah terhadap disiplin diri; (3) pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap kinerja guru produktif; (4) pengaruh budaya yang kuat organisasi sekolah terhadap kinerja guru produktif; dan (5) pengaruh disiplin diri terhadap kinerja guru produktif. Subjek penelitian adalah guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dengan jumlah sampel sebanyak 61 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling.Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

karunia- Nya yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan rezki untuk

dapat mengikuti perkuliahan, serta memberikan kemampuan berpikir dan berbuat

dalam menyusun dan menyelesaikan tesis hasil penelitian ini.

Penulisan Tesis hasil penelitian merupakan salah satu persyaratan

penyelesaian studi S2 pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

(UNIMED). Penelitian yang dilakukan ini untuk memperkuat dan mendukung

keahlian dibidang disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan. Untuk memenuhi

tersebut setelah melakukan kajian berbagai literature, mengamati permasalahan

dan perkembangan yang aktual pada lembaga satuan pendidikan di Kota Tebing

Tingg, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam denga

judul,”PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA SEKOLAH,

BUDAYA YANG KUAT ORGANISASI SEKOLAH DAN DISIPLIN DIRI

TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF SMK BISNIS MANEJEMEN DI

KOTA TEBING TINGGI”. Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari partisipasi

dan bantuan dari berbagai pihak, baik bersifat moril, materil, teknis maupun non

teknis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih terutama kepada :

1. Prof. Dr. Belfrik Manullang dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai

pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan pengarahan dan

(7)

2. Prof. Dr. Siman M.Pd, Prof. Dr. Sumarno M.Pd dan Dr. Sukarman Purba M.Pd

sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan saran, masukan dan

bimbingan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana, Dr.

Arif Rahman M.Pd selaku Asdir I, Prof. Dr. H. Syaiful Sagala M.Pd selaku

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, dan seluru dosen dan pegawai

di PPs Universitas Negeri Medan yang telah member kesempatan

menggunakan sarana dan fasilitas di PPs Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Kepala Dinas Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan izin tempat

pelaksanaan penelitian di SMK BM di Kota Tebing Tinggi.

5. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru SMK BM di Kota Tebing Tinggi yang

telah bekerja sama dengan baik khususnya dalam pemberian data penulis yang

sangat dibutuhkan dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada Orang tua tercinta Ayahand R.

Nainggolan dan Ibunda T.Br Tamba yang telah memberikan motivasi dan

mendoakan penulis untuk menyelesaikan Studi, serta adik - adik Amon

Nainggolan, Zulkifli Nainggolan, Halado Nainggolan dan Mangihut

Nainggolan yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Yang Terkasih Erikson Pasaribu yang telah memberikan dukungan dan

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Terimakasih kepada Adik Kristina Simangunsong dan Putera Erianto Saragih

(8)

iv

9. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan guru di SMK

Negeri 1 yang bertugas di Bisnis Center dan semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari atas keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki,

sehingga tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang konstruktif agar penyusunan tesis ini dapat memcapai tujuan

dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

Medan, 7 Mei 2013 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ………... 13

1. Kinerja Guru Produktif ………. 13

2. Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah ………. 19

3. Budaya Yang Kuat Organisasi Sekolah ………. 28

4. Disiplin Diri Guru ………. 34

B. Penelitian Yang Relevan ……… 40

C. Kerangka Berpikir ……….. 42

D. Paradigma Variabel Penelitian ……… 48

E. Hipotesis Penelitian…...……….. 49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 50

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… 50

C. Metode Penelitian ……….. 51

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ……… 52

E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian……….. 55

F. Uji Coba Instrumen ……….. 58

G. Teknik Analisa Data ………. 61

H. Hipotesis Statistik ……… 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ………. 66

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian …………. 71

C. Uji Persyaratan Analisis ……… 73

D. Uji Hipotesis Penelitian ……… 84

(10)

v

F. Pembahasan Penelitian ………. 90

G. Keterbatasan Penelitian ………... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 96

B. Implikasi ………. 97

C. Saran ………. 99

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL : 3.1. Jumlah Guru DiklatProduktif SMK Bisnis Manejemen

Di Kota Tebing Tinggi ………. 51 TABEL : 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ……….. 56 TABEL : 4.1. Ringkasan Karakteristik Data Variabel Penelitian ……… 66 TABEL : 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Konsultatif

Kepala Sekolah (X1) ……….. 67

TABEL : 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Kekuatan Budaya Organisasi

Sekolah (X2) ………. 68

TABEL : 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Diri (X3) ………. 69

TABEL : 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru Produktif (X4) ……… 70

TABEL : 4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) ……….. 71

TABEL : 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ……….. 72

TABEL : 4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Diri (X3) ………… 72

TABEL : 4.9. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru Produktif (X4).. 73

TABEL : 4.10. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3atas X1…… 74

TABEL : 4.11. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3atas X2…… 76

TABEL : 4.12. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X1…… 77

TABEL : 4.13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X2…… 79

TABEL : 4.14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X3…… 81

TABEL : 4.15. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel

Penelitian ……….. 82 TABEL : 4.16 Rangkuman Hasil Analisis Kolerasi, Anlisis Jalur Antara

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 2.1. Kontinuum Dari Pengambilan Keputusan (Yulk, 2010:99) .... 23

Gambar : 2.2. Prilaku Kontinum Pemimpin (Thoha, 2009:51) ………. 24

Gambar : 2.3. Paradigma Variabel Penelitian ………. 48

Gambar : 4.1. Histogram Skor Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ………. 67

Gambar : 4.2. Histogram Skor Kekuatan Budaya Organisasi Sekolah (X2) … 68

Gambar : 4.3. Histogram Skor Disiplin Diri (X3) ……… 69

Gambar : 4.4. Histogram Skor Kinerja Guru Produktif (X4) ……… 70

Gambar : 4.5. Grafik Linier Sederhana Antara X1Dengan X3 ……….. 75

Gambar : 4.6. Grafik Linier Sederhana Antara X2Dengan X3 ………. 77

Gambar : 4.7. Grafik Linier Sederhana Antara X1Dengan X4 ………. 78

Gambar : 4.8. Grafik Linier Sederhana Antara X2Dengan X4 ……….. 80

Gambar : 4.9. Grafik Linier Sederhana Antara X3Dengan X4 ……….. 81

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ……… 103 Lampiran 2. Sebaran Uji Coba Angket Kepemimpinan

Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ………. 116

Lampiran 3. Perhitungan Validasi Angket Kepemimpinan

Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ……… 117

Lampiran 4. Perhitungan Reliabelitas Instrumen Angket

Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah (X1)…… 119

Lampiran 5. Sebaran Uji Coba Angket Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ………. 122

Lampiran 6. Perhitungan Validasi Angket Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ……… 123

Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kekuatan

Budaya Organisasi Sekolah (X2) ……….. 125

Lampiran 8. Sebaran Uji Coba Angket Disiplin Diri (X3) ………. 128

Lampiran 9. Perhitungan Validasi Angket Disiplin Diri (X3) ……. 129

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Disiplin

Diri (X3) ……….. 131

Lampiran 11. Sebaran Uji Coba Angket Kinerja Guru

Produktif (X4) ……… 134

Lampiran 12. Perhitungan Validasi Angket Kinerja Guru

Produktif (X4) ……… 135

Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kinerja

Guru Produktif (X4) ……… 137

Lampiran 14. A. Sebaran Data Kepemimpinan Konsultatif

Kepala Sekolah (X1) ………... 145

B. Sebaran Data Kekuatan Budaya Organisasi

Sekolah (X2) ……….... 140

C. Sebaran Data Disiplin Diri (X3) ……….... 144

D. Sebaran Data Kinerja Guru Produktif (X4) …….. 146

Lampiran 15. Rangkuman Data Variabel Penelitian ……….. 148 Lampiran 16. Perhitungan Distribusi Frekuensi ……… 151 Lampiran 17. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel

Penelitian ………. 158 Lampiran 18. Uji Kelinieran Dan Keberartian Persamaam

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga yang mempunyai

organisasi formal, dalam melaksanakan program kegiatannya akan sangat

dipengaruhi oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Para pelaku kegiatan

dalam organisasi sekolah adalah kepala sekolah, guru dan pegawai. Adapun

guru merupakan pelaku utama dalam memberhasilkan tercapainya tujuan

pembelajaran di sekolah. Dalam meraih ketercapaian tujuan sekolah, guru

merupakan komponen utama dalam memberhasilkan sekolah mencapai

tujuannya. Keberhasilan sekolah mencapai tujuanya juga sangat dipengaruhi

oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi

tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan.

Salah satu indikator seorang guru SMK dikatakan berhasil dan

berkinerja dalam melaksanakan tugas keprofesiannya adalah mampu membuat

dengan baik program pembelajaran yang meliputi: perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan/ proses pembelajaran, serta menilai dan meninjaklanjuti hasil

pembelajaran. Begitupula dengan Program Sistim Ganda (PSG) yang

diterapkan dalam kurikulum SMK mengharuskan supaya setiap guru mampu

menyusun bahan ajar seperti modul pembelajaran pada setiap kompetensi.

Pembelajaran dengan sistim modul sangat membantu peserta didik dan guru

dalam pembelajaran tiori dan praktek dalam mencapai target standar

(15)

2

Masih adanya guru produktif SMK Bisnis Manajemen yang

menyajikan materi pembelajaran secara tradisional, belum memiliki program

pembelajaran yang terencana seperti: bahan ajar, modul, analisis kebutuhan

alat dan bahan standar kompetensi, sistim penilaian dan program tindak lanjut

hasil penilaian. Akibatnya sering ditemukan guru menyuruh peserta didik

hanya menyalin materi pelajaran dipapan tulis, masuk ke ruang praktek tampa

program yang jelas, pelaksanaan praktek hanya bersifat simulasi dan belum

adanya validasi kurikulum antara pihak sekolah dengan dunia usaha dan

industri yang menjadi instituisi pasangan dalam pelaksanaan pendidikan sistim

ganda. Artinya, kurikulum haruslah disempurnakan baik pada materi

kompetensinya maupun metode pendekatan pembelajarannya.

Demikian juga tentang kebutuhan bahan dan alat praktek sebagai

penunjang dalam proses kegiatan pembelajaran, hal ini tidak bisa terlaksana

jika bahan-bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Masalah ini dapat diatasi

apabila kepala sekolah beserta guru produktif bekerjasama mengembangkan

jiwa kewirausahaan (interpreneur) dengan membuka unit produksi sekolah.

Dengan adanya unit produksi fasilitas praktek yang dimiliki sangat

dimungkinkan dikelolah kearah proses kegiatan usaha yang bersifat bisnis

(profit). Pengembangan unit produksi sekolah dapat berfungsi sebagai kegiatan

pembelajaran yang berbasis produksi dan dapat digunakan sebagai alternatf

institusi pasangan Pelaksanaan Sistim Ganda (PSG).

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu meningkatkan pengetahuan,

(16)

3

mandiri, juga dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya. Sedangkan tujuan khusus pendidikan kejuruan sebenarnya

adalah: “menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia usaha dan industri

sebagai tenaga kerja pada tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam

program keahlian yang dipilihnya”, (Kurikulum SMK Edisi 2004:7).

Rendahnya kualitas kompetensi peserta didik, kecenderungan diakibatkan

belum optimalnya kinerja para guru produktif. Dimana guru produktif belum

mampu menganalisis, merencanakan dan menyajikan materi kompetensi yang

ada dalam kurikulum kedalam proses pembelajaran tiori maupun praktek,

Dikmenjur (2004:15). Guru produktif juga memiliki peranan ganda yaitu

sebagai pendidik maupun sebagai pelatih/instruktur diharapkan dapat

merancang program pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran tiori dan

praktek untuk mencapai standar kompetensi minimal yang telah ditetapkan

dalam kurikulum pendidikan. Kenyataannya banyak faktor yang berhubungan

dan saling mempengaruhi terhadap pengembangan profesionalisme dan kinerja

guru produktif, baik secara internal maupun eksternal, salah satu faktornya

adalah kepemimpinan konsultatif.

Menurut Mulyasa (2004:103), mengatakan dalam rangka melakukan

peran dan fungsinya sebagai manejer: Kepala sekolah harus memiliki strategi

yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau

koperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk

(17)

4

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik adalah kepemimpinan yang sesuai

dengan tingkat kematangan dari guru dan pegawai, yaitu semakin

berpengalaman seseorang dalam pekerjaan, semakin matang pula dalam

berorganisasi.

Menurut Hersey dan Blanchard dalam Robbins (2005:49) meliputi

empat gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, konsultatif,

partisipatif, dan delegatif. Sedangkan Wahjosumidjo (1996:449)

mengemukakan empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya

kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif.

Dimana ciri prilaku kepemimpinan konsultatif adalah gaya ini dibangun di atas

gaya direktif, tidak otoriter dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para

staff dan anggota organisasi. Fungsi pemimpin lebih banyak berkonsultasi,

memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai

tujuan. Sejalan dengan proses tuntutan paradigma dalam pendidikan kejuruan

yang selalu disesuaikan dengan perkembangan di dunia industri, maka kepala

sekolah harus mampu memberi dorongan yang kuat kepada para guru untuk

membawa perubahan-perubahan terhadap guru produktif untuk memperbaiki

karakter dari individu-individu dalam diri guru untuk pencapaian tujuan

sekolah dengan melakukan konsultasi atau diskusi-diskusi. Penerimaan akan

perubahan paradigma tersebut nantinya tercermin dalam diri kepala sekolah

(18)

5

Dalam kenyataan di lapangan, kepala sekolah hanya melaksanakan

tugas sehari-hari bersifat rutinitas, terkait dengan pelaksanaan administrasi,

jadwal mengajar, pembuatan laporan dan peraturan yang bersifat kaku, dan

belum mempunyai program kerja yang disusun secara bersama-sama yang

dikonsultasikan dengan guru dan minimnya komunikasi atau hubungan

kerjasama dengan dunia industri. Dengan demikian akan menjadi faktor

penghalang dalam perubahan yang pada akhirnya memiliki pengaruh negatif

terhadap kinerja guru.

Faktor kekuatan budaya (strong culture) juga mempengaruhi kinerja

guru, menurut Robbins (2008:259), dalam kultur yang kuat, nilai-nilai inti

organisasi dipegang teguh dan dijunjung bersama. Bagi kalangan pendidik,

materi anak didik yang baik, tenaga pengajar yang berkualitas, sarana dan

prasarana pendididkan yang baik dan cukup, semuanya merupakan kekuatan

budaya organisasi yang bisa mendorong pertumbuhan secara cepat, Salusu

(2008:293). Kekuatan menunjukkan dipahaminya bersama perspektif tentang

bagaimana kehidupan organisasi harus berjalan, dan disepakati sebagian besar

anggota organisasi. Sebaliknya, budaya lemah mengimplikasikan tidak adanya

budaya berpengaruh yang dominan, di dalam organisasi ada beberapa budaya

yang mungkin saling bertentangan satu sama lain.

Perbaikan kinerja guru produktif SMK perlu memahami budaya

organisasi sekolah. Melalui pemahaman budaya organisasi sekolah maka

fungsi sekolah dapat dipahami dan diketahui aneka

(19)

6

sebab itu, dengan memahami ciri-ciri budaya organisasi dan kekuatan budaya

sekolah akan dapat diusahakan tindak nyata peningkatan kinerja guru. Menurut

Kotler dan Hesket dalam Purba (2009:48), Melalui kultur yang kuat, organisasi

dapat membina komitmen, kesetiaan dan kinerja karyawan. Dengan kata lain

budaya sekolah yang kuat akan dapat menumbuh kembangkan dan

meningkatkan motivasi dan inovasi yang berdampak pada peningkatan kinerja

guru. Tetapi pada kenyataannya dilapangan berdasarkan pengamatan dan

wawancara bulan Januari 2012 di 5 sekolah SMK Bisnis Manajemen baik di

sekolah negeri maupun swasta masih ada guru produktif kurang bertanggung

jawab terhadap tugasnya sebanyak 4,32%, tidak mempunyai komitmen

terhadap tugasnya 6,48%, tidak termotivasi untuk berprestasi sebanyak 8,64%,

serta kebersamaan dalam pencapaian tujuan sekolah diabaikan.

Budaya organisasi sekolah bersifat dinamik, milik kolektif, merupakan

hasil perjalanan sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang

masuk ke sekolah, Depdiknas (2004:2). Nilai-nilai dan keyakinan tidak akan

hadir dalam waktu singkat. Mengingat pentingnya sistem nilai yang diinginkan

untuk perbaikan sekolah, maka langkah-langkah kegiatan yang jelas perlu

disusun untuk membentuk budaya organisasi sekolah yang positip, sehingga

guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dapat meningkatkan

kinerja secara optimal. Dengan demikian nampaklah kekuatan budaya

organisasi akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Dan kinerja yang

(20)

7

Selain dipengaruhi oleh kekuatan budaya, kinerja guru juga dipengaruhi

oleh disiplin kerja terutama disiplin diri dari guru tersebut. Disiplin diri

menjadi salah satu faktor lain yang dapat meningkatkn kinerja guru. Menurut

Fathoni (2006:172), Disiplin adalah fungsi operatif manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan atau guru,

semakin bagus kinerjanya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi

mencapai hasil yang optimal. Sementara menurut Malayu (2008:193),

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan

harus ditegakkan dalam suatu organisasi sekolah, karena tanpa dukungan

disiplin guru yang baik, maka sulit untuk mewujudkan tujuannya.

Disiplin diri seorang guru mempunyai pengaruh besar terhadap

pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu ciri tenaga kerja yang berkualitas

adalah disiplin, yang berarti setiap tenaga pelaksana termasuk guru-guru

produktif harus mempunyai disiplin diri dalam dirinya untuk melaksanakan

tugasnya. Dilihat dari sudut pandang kedisiplinan kerja, pada realitanya masih

terdapat guru yang masih kurang disiplin, hal itu terlihat dari datangnya guru

ke sekolah tidak tepat waktu, dan guru ada di dalam kelas apabila kepala

sekolah melakukan pegawasan dan jika kepala sekolah tidak melakukan

pengawasan guru hanya memberikan tugas setelah itu hanya ditinggalkan

begitu saja. Seorang guru produktif harus dapat melaksanakan tata tertib atau

peraturan sekolah dengan kesadaran diri, terutama ketepatan waktu datang

(21)

8

dan praktek di DU/DI. Tata tertib yang berlaku merupakan aturan dalam

ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan

yang ada dalam sekolah tersebut dan guru harus dapat menjadi tauladan bagi

siswa untuk menerapkan ciri-ciri wirausaha yang disiplin yang merupakan ciri

khas dari SMK Bisnis Manajemen.

Banyak faktor-faktor yang harus dikaji dalam upaya meningkatkan

kinerja guru produktif, namun akan menekankan kajian pada kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah, budaya kuat organisasi sekolah dan disiplin diri.

Beranjak dari pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah, Budaya Kuat

Organisasi Sekolah, dan Disiplin Diri terhadap Kinerja Guru Produktif SMK

Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Di lingkungan sekolah dengan jumlah pegawai (guru dan karyawan)

yang besar, umumnya mempunyai sifat yang bermacam-macam, tetapi

semuanya harus diarahkan untuk dapat mencapai tujuan institusional yang

sama, yaitu tujuan organisasi. Dengan memperhatikan beberapa hal dalam

bagian dari latar belakang masalah sebelumnya, maka secara umum dapat

diidentifikasi beberapa masalah, yaitu: (1) Apakah ada pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja guru produktif? (2) Apakah ada pengaruh

komitmen terhadap kinerja guru produktif? (3) Apakah ada pengaruh

(22)

9

pengaruh motivasi terhadap kinerja guru produktif? (5) Apakah ada pengaruh

kekuatan budaya organisasi terhadap kinerja guru produktif? (6) Apakah ada

pengaruh stress terhadap kinerja guru produktif? (7) Apakah ada pengaruh

disiplin kerja terhadap kinerja guru produktif? (8) Apakah ada pengaruh iklim

organisasi terhadap kinerja guru produktif? (9) Apakah ada pengaruh

kemampuan professional guru terhadap kinerja guru produktif? (10) Apakah

ada pengaruh pengambilan keputusan terhadap kinerja guru produktif?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor itu

antara lain: iklim organisasi sekolah, komitmen organisasi, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja, motivasi kerja, pengalaman kerja, disiplin, tingkat

pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, motivasi kerja dan kreativitas. Agar

lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada penulisan, maka

pembatasan masalah sangat diperlukan. Dalam lingkup penelitian ini yang

diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berpengaruh dengan kinerja

guru produktif yakni: kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya kuat

organisasi sekolah, dan disiplin diri. Pembatasan masalah ini tidak berarti

mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal

dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti

(23)

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah kepemimpinan konsultatif kepala sekolah berpengaruh langsung

terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota

Tebing Tinggi?

2. Apakah budaya kuat organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap

disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing

Tinggi?

3. Apakah kepemimpinan konsultatif kepala sekolah berpengaruh langsung

terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing

Tinggi?

4. Apakah budaya kuat organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap

kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

5. Apakah Disiplin Diri berpengaruh langsung terhadap kinerja guru produktif

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian

(24)

11

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan konsultatif kepala

sekolah terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di

Kota Tebing Tinggi.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya kuat organisasi sekolah

terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota

Tebing Tinggi.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan konsultatif kepala

sekolah terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota

Tebing Tinggi.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya kuat organisasi sekolah

terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing

Tinggi.

5. Untuk mengetahui pengaruh langsung disiplin diri terhadap kinerja guru

produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis

dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen

pendidikan yang berhubungan dengan manajemen organisasi.

2. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja

(25)

12

dalam kaitannya dengan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah,

kekuatan budaya organisasi dan disiplin diri.

3. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang

berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan kinerja kerja

guru.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan

disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan

inovasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan .

3. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi

teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk

(26)

99 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah terhadap disiplin diri pada guru SMK Bisnis

Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin diri pada guru

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya yang kuat

organisasi sekolah terhadap disiplin diri pada guru SMK Bisnis

Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin diri pada guru

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

3. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah terhadap kinerja guru produktif pada guru

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik

kepemimpinan konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga

disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

4. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya yang kuat

(27)

100

Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik budaya yang

kuat organisasi sekolah maka semakin baik juga kinerja guru pada guru

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

5. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara disiplin diri terhadap

kinerja guru produktif pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing

Tinggi, artinya semakin baik disiplin diri maka semakin baik juga kinerja

guru pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan

memberikan implikasi terutama kepada SMK Bisnis Manajemen di Kota

Tebing Tinggi, kepala sekolah, dan para guru dalam rangka memperbaiki mutu

pendidikan di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. Untuk itu, guna

meningkatkan kinerja guru di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

diperlukan upaya bersama dalam peningkatan kepemimpinan konsultatif

kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri.

1. Implikasi terhadap guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan peran serta guru

dalam meningkatkan kinerjanya di sekolah. Dalam upaya meningkatkan

kinerjanya, antara lain dengan ikut serta membangun budaya sekolah yang

baik, seperti memiliki komitmen dan tanggung-jawab terhadap

pekerjaannya di sekolah, membina kejujuran, meningkatkan motivasi

(28)

101

Selain itu guru dapat meningkatkan disiplin dirinya dalam bekerja.

Dalam hal ini guru dapat melakukan beberaka seperti: melakukan tugas

dengan senang hati serta kesadaran diri, kepatuhan pada peraturan, dan

melaksanakan tugas sesuai dengan pedoman kerja, sehingga tercipta

keteraturan, keharmonisan serta keadaan-keadaan baik lainnya.

2. Implikasi terhadap kepala SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah perlu mencermati setiap

aspek yang berhubungan dengan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah,

budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin guru dalam upaya

meningkatkan kinerja guru produktif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan

kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan konsultatifnya di sekolah

adalah: melakukan diskusi-diskusi mengenai tugas-tugas guru, seperti:

pembuatan program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan melakukan validasi kurikulum.

Selain itu kepala sekolah juga meningkatkan jalinan komunikasi dua

arah dengan cara: mendengarkan keluhan-keluhan, memberikan bimbingan,

motivasi dalam rangka pencapaian tujuan. hal lain yang tidak dapat

dikesampingkan adalah melakukan pengawasan terhadap guru produktif di

sekolah, agar melaksanakan seluruh tugas-tugasnya..

3. Implikasi terhadap SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, maka hal ini menjadi

perhatian pihak SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dalam

(29)

102

Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dapat melakukan berbagai upaya

yang mendukung kepemimpinan konsultatif dari kepala sekolah,

membangun budaya sekolah yang kondusif, serta meningkatkan disiplin

guru dalam bekerja. Selain itu beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak

sekolah dalam peningkatan kinerja guru produktif adalah: menetapkan

program pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, serta melaksanakan

evaluasi/ tindak lanjut terhadap kegiatan mengajar guru di kelas.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru diharapkan berkeinginan untuk meningkatkan peran sertanya

dalam melakukan berbagai upaya yang dapat menciptakan budaya sekolah

yang baik. Selain itu guru harus bersedia meningkatkan terus kedisplinan

dirinya dalam bekerja.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan terus

kemampuan konsultatifnya dalam memimpin sekolah. Selain itu kepala

sekolah juga harus berperan serta dalam membangun budaya sekolah yang

baik.

3. Kepada pihak pengelola SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini,

pihak sekolah dapat melakukan berbagai upaya seperti: memberikan fasilitas

(30)

103

menerapkan kepemimpinan konsultatif untuk mendukung pencapaian tujuan

sekolah.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepemimpinan

konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga Panji. 2004.Manejemen Bisnis. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta

Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media Group

Dikmenjur. 1997. Unit Produksi Sekolah Sebagai Alternatif Institusi Pasangan PSG.Jakarta

_________. 2006. Rencana Strategis Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 20005-2009. Jakarta. Depdiknas.

_________. 2006.Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta.

Depdiknas. 2001.Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Jakarta

________ . 2003.Standar Kompetensi Guru SLTA. JakartaFattah, Nanang. 1999.

Landasan Manejemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Gunarsah, Singgih D. 1982. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Disiplin Belajar Siswa,(Online),(http://staff.uny.ac.id/sites/ default/ files/ penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./UPAYA%20GURU% 20DALAM%20MENGEMBANGKAN.pdf, diakses 5 Mei 2012)

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Hasibuan, Malayu.2008.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan 11. Jakarta: Bumi Aksara

Luthan, Fred. 2009.Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw Hill Moeljono. 2005.Budaya Organisasi Dalam Pendidikan. Bandung: Tarsito

Mulyasa, E. 2003. Manejemen Berbasis Sekolah, Cetakan Ke-6., Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara

(32)

105

Martoyo, Susilo. 2000. Manejemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE

Nasution, S. 2003.Dikdaktik Azas-Azas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Robbins, P Stephen. 1996. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Prenhallindo

Robbins, Stephen, P. & Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Rivai, Veithzal, dan Mulyadi, Deddy. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ruky, Ahmad S. 2001.Sistim Manejemen Kinerja. Jakarta: Gramedia

Sedarmayanti. 2001.Pengambangan Pribadi Pegawai. Bandung: Mandar Maju. Suharsaputra, Uhar. 2010.Administrasi Pendidikan.Bandung: Refika Aditama. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Thoha, Miftah. 2009.Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta: Rajawali Pers Tika, MP. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 Tahun 2005.Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Unaradjan. 2003. Disiplin Diri Siswa Dan Gaya Penerapan Disiplin Oleh

Pendidik.(online),(htt://respository.upi.edu/operator/upload’s_ppb_050342 _chapter2.pdf. diakses 24 April 2).

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

___________. 2011.Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-8. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Teknik analisis data yang digunakan peneliti, dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: (1) membuat catatan jawaban pada langkah-langkah yang benar; (2) membuat catatan

Opini publik tersebut keliru, karena mengabaikan 2 fakta sejarah, yaitu fakta bahwa pada sekitar 150 tahun yang lalu (1860an), ketika Jepang memulai modernisasi

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya peradangan pada ambing dengan cepat adalah menggunakan California Mastitis Test (CMT), yang dapat mendeteksi sel-sel

Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu pembuatan ekstrak senyawa aktif akar tuba dengan pelarut berbeda, uji pendahuluan BSLT menggunakan Artemia dengan

Kemungkinan didalam pupuk TNF unsur P belum mencukupi atau jumlahnya sedikit yang terlihat pada kepadatan sel pada aplikasi TNF 1 ml/l, 5 ml/l, dan 10ml/l yang

Menindaklanjuti Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 10/POKJA 06 ULP KONSULTANSI/VIII/2017 tanggal 04 Agustus 2017 paket pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jembatan

(Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar