• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana S-1 Pendidikan Teknik Otomotif

Disusun Oleh : AFIB MUNAJIB NIM. 06504244005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

Hubungan Antara Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII

Jurusan Otomotif SMK N 2 Wonosari

Disusun Oleh: AFIB MUNAJIB

06504244005

Skripsi Dengan Judul Diatas Telah Disetujui untuk

Diujikan di Depan Dewan Penguji Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Yogyakarta, April 2012 Pembimbing

(3)

iii

Wonosari” ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 23 April 2012 dan dinyatakan lulus.

(4)

iv

bahan penelitian, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang diambil sebagai acuan penelitian ini dengan mengikuti tata tulis penulisan karya tulis ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, April 2012 Yang Menyatakan

(5)

v

Oleh :

Afib Munajib

NIM. 06504244005

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa kelas XII dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa di Jurusan Otomotif SMKN 2 Wonosari

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan jenis penelitian Expost facto. Populasi pada penelitian ini adalah kelas XII jurusan otomotif sebanyak 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proportional Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 87 siswa SMKN2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis korelasi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yaitu menghitung rata-rata (M) dan simpangan baku (SD). Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis korelasi.

Penelitian ini menyimpulkan: 1) minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa berpotensi baik dalam mendukung prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil interpretasi skor minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi sebesar 73,6% yang berarti tinggi. 2) prestasi belajar termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai raport siswa sebanyak 87 siswa (100%) di atas nilai rata-rata. 3) ada hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,231 antara minat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan prestasi belajar siswa kelas XII di Jurusan Otomotif SMKN 2 Wonosari.

(6)

vi

Puja dan puji syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Otomotif SMK N 2 Wonosari” Karya ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mochamad Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Martubi, M.Pd, M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Sukaswanto, M.Pd, selaku Koordinator Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Bapak H. Agus Partawibawa, M.Pd, selaku pembimbing Tugas Akhir Skripsi.

(7)

vii

kemampuan yang terbatas. Oleh sebab itu,mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk memperbaiki proses selanjutnya.

Yogyakarta, Juni 2012 Penulis

(8)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... . iii

HALAMAN PERNYATAAN ... . iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 7

D.Rumusan Masalah ... 8

E.Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN TEORI A.Deskripsi Teori ... 10

1. Minat ... 10

2. Prestasi belajar ... 20

B.Penelitian yang Relevan ... 34

C.Kerangka Berpikir ... 35

D.Hipotesis penelitian ... 36

BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 37

(9)

ix

G.Instrumen Penelitian ... 40

H.Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... . 47

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... . 50

1. Uji Normalitas ... ... 50

2. Uji Linieritas... ... . 51

C. Pengujian Hipotesis ... . 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... . 53

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... . 56

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Implikasi Hasil Penelitian ... 56

D. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(10)

x

Tabel 3. Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi ... 49 Tabel 4. Kategori Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 49 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas ... 50 Tabel 6. Hasil Uji Linearitas Antara Minat Melanjutkan

(11)

xi

Lampiran 2. Surat Keterangan Validasi ... 80

Lampiran 3. Angket Penelitian ... 82

Lampiran 4. Perhitungan Jumlah Sampel ... 85

Lampiran 5. Data Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi ... 86

Lampiran 6. Data Prestasi Siswa ... 89

Lampiran 7. Hasil Analisis Data ... 92

Lampiran 8. Kartu Bimbingan TAS ... 95

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan upaya yang utama bagi siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. PBM yang berkualitas dan efektif sangat diperlukan agar siswa dapat memperoleh kompetensi yang dituntut oleh kurikulum. Selama ini PBM yang dilaksanakan di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para siswanya untuk mencatat bahan pendidikan dan latihan (Diklat), yang diberikan oleh guru. Guru dalam pelaksanaan PBM kurang mampu untuk bertindak sebagai fasilitator belajar yang baik sehingga perannya dalam kelas sering menjemukan bagi siswa.

Sekolah menengah kejuruan tidak hanya mengalami perubahan kurikulum dalam arti materi dan jadwal pelajaran, kemudian diganti dengan istilah pendidikan dan latihan (Diklat), tetapi mengalami restructuring dan reculturing. Perubahan menuntut peran aktif dari warga sekolah yang dimotori oleh kepala sekolah sebagai pemimpin SMK. Kepala SMK harus memahami Sumber Daya Manusia (SDM) sekolah, transformasi organisasi, pembiayaan dan budaya kerja. Dengan demikian dibutuhkan kepemimpinan baru pendidikan kejuruan/SMK guna menghadapi tantangan baru (Sarbiran, 1995:1).

(13)

Sumber daya manusia sangat diperlukan setiap bangsa. Sumber daya manusia akan menentukan baik buruknya pengelolaan bangsa. Indonesia segera memasuki era globalisasi perdagangan, dimana batas geopolitis tidak banyak berperan melindungi rakyat sendiri. Dibutuhkan kemampuan SDM yang berkualitas untuk bersaing dengan negara lain. Era persaingan bebas selalu mementingkan peningkatan pelayanan dan kualitas. Guru sebagai orang yang mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada siswa harus mampu merespon lingkungan dan kecenderungan perkembangan IPTEK yang bergerak cepat. Guru yang baik juga bertindak sebagai pengembang kurikulum. Konsekuensinya guru harus selalu dan mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan Dunia Usaha/Dunia Industri. Guru harus dapat bertindak sebagai pengembang kurikulum yang dapat menyerap perubahan lingkungan untuk diajarkan pada siswanya. Guru kurang dapat memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan dan inovasi yang dilakukan dalam dunia pendidikan.

(14)

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Undang-Undang ini memberikan definisi yang berbeda antara Pendidikan Kejuruan, Pendidikan Profesi dan Pendidikan Vokasi. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana (Penjelasan Pasal 15 UU. No.20/2003).

Sebagai sekolah yang mempunyai karakteristik beda, yakni menyiapkan lulusannya untuk siap bekerja, adalah sebuah fenomena jika ternyata ada lulusan SMK yang melanjutkan pendidikan. Adanya siswa SMK yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut belum ingin bekerja setelah tamat belajar. Hal ini tentu bukanlah tujuan dari output siswa SMK yang diharapkan oleh kurikulum sekolah SMK, karena siswa yang tamat dari SMK adalah siswa yang siap kerja dan dapat langsung terserap pada angkatan kerja.

(15)

SMK. Pada data tersebut dikatakan, dibanding kondisi di Februari 2011, tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah untuk masyarakat lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,66% dan 10,43% (http://finance.detik.com/read/2011/11/07/ 141623/1761940/4/pengangguran-ri-didominasi-lulusan-sma-dan-smk.html).

Fenomena ini dapat diartikan bahwa sekolah SMK belum mampu memenuhi tuntutan kurikulum yakni mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini dapat diketahui dari masih kurangnya penyerapan lulusan SMK di dunia kerja.

Prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Siswa yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik cenderung memiliki minat melanjutkan sekolah lebih tinggi dibandingkan siswa yang kemampuannya kurang. Tentu saja bagi siswa yang kurang mampu tidak harus melanjutkan pendidikan dikarenakan cenderung malas berpikir dalam pendidikan jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa siswa SMK yang mempunyai prestasi belajar tinggi cenderung mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi. Hal ini cukup mengejutkan karena mereka sebenarnya dipersiapkan untuk langsung bekerja setelah lulus pendidikan, berbeda dengan tamatan sekolah menengah umum (SMA) yang melanjutkan pendidikan.

(16)

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat perguruan tinggi. Dengan pendidikan yang lebih tinggi, dapat diharapkan karir yang baik dan gaji yang lebih tinggi, dibandingkan jika hanya bersekolah sampai SMK.

Siswa SMK tidak dilarang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, hal ini sesuai dengan pasal 19 UU Sisdiknas (UU no 20 tahun 2003) menyatakan bahwa: Ayat (1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Ayat (2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Selain itu, di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Undang-undang no 20 tahun 2003 Ayat (1) menyatakan bahwa jenjang pendidikan tinggi (kuliah) adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, tanpa menyebutkan SMA, SMK, MA ataupun yang lain. Dengan kedua landasan tersebut sangat memungkinkan siswa SMK melanjutkan ke perguruan tinggi untuk menggapai pendidikan yang tinggi.

(17)

maupun seluruh Indonesia. Dari penelusuran awal penulis, terdapat 6 siswa SMK N 2 Wonosari lulusan tahun ajaran 2011/2012 melanjutkan ke perguruan tinggi. Dua siswa diantaranya melanjutkan ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan empat siswa lainnya ke perguruan tinggi swasta. Dari data tersebut merupakan suatu penyimpangan dimana siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja tingkat menengah ke bawah tetapi dari sebagian siswa justru melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Selain prestasi tentunya keinginan siswa yang besar untuk kuliah juga sangat mendukung terealisasikannya keinginan itu. Keinginan seseorang akan berakumulasi membentuk minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Akan tetapi, minat yang tinggi ini sering kali terbentur berbagai persoalan seperti persoalan ekonomi sehingga siswa SMK tidak dapat melanjutkan pendidikan.

Dari uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Otomotif SMKN2 Wonosari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:

(18)

sampai sekarang ini tingkat pengangguran lulusan SMK masih ada. Hal ini menunjukkan belum tercapainya tujuan SMK secara maksimal yaitu mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 2. Sebagai siswa, wajar jika mereka belajar dengan giat untuk mendapatkan

nilai yang tinggi. Akan tetapi, siswa mengejar prestasi belajar yang tinggi karena keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi padahal mereka sebenarnya disiapkan untuk langsung bekerja.

3. Untuk melanjutkan kuliah, tidak hanya memerlukan prestasi akan tetapi juga memerlukan hal lainnya. Oleh karena itu, sebenarnya siswa ada minat tetapi tidak dapat merealisasikan harapannya untuk mengenyam bangku kuliah.

4. Siswa SMK kadang terbentur masalah ekonomi jika hendak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan para siswa SMK berasal dari orangtua yang kurang mampu dan mereka memilih untuk menyekolahkan anaknya di SMK agar cepat mendapatkan pekerjaan untuk membantu orangtua mereka.

C. Batasan Masalah

(19)

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan penelitian adalah: apakah ada hubungan antara minat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan prestasi belajar siswa kelas XII di Jurusan Otomotif SMKN 2 Wonosari?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan prestasi belajar siswa kelas XII di Jurusan Otomotif SMKN 2 Wonosari.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Praktis

a. Pihak sekolah

Sebagai masukan dalam pembinaan siswa, bahwa ada siswa yang ingin melanjutkan pendidikan dan ada yang tidak.

b. Pihak perguruan tinggi

Dapat dijadikan gambaran untuk masukan pertimbangan admisi calon mahasiswa baru.

c. Orangtua siswa

(20)

2. Teoritis

(21)

A. Deskripsi Teori 1. Minat

a. Definisi Minat

Minat adalah kesadaran atau ketertarikan seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu kesadaran Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang yang menaruh perhatian tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan tersebut. Sementara itu, tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap orang belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap objek pada setiap orang juga belum tentu sama.

Minat merupakan suatu motif yang menunjukkan arah perhatian dan aktivitas seseorang terhadap suatu objek karena merasa tertarik dan adanya kesadaran untuk melaksanakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan. Minat seseorang akan muncul apabila individu tersebut mempunyai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka timbul keinginan untuk mulai memilih jenis kebutuhan yang lain yang disesuaikan dengan minat dan selera (Affif, 1987:32).

(22)

Nunnally (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (1969) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu.

  Sementara itu Sax (1969) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut. Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi minat seseorang terhadap sesuatu maka makin tinggi pula dedikasi seseorang terhadap seseorang atau suatu kegiatan yang menjadi minatnya.

Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.

(23)

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor penggerak dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang berguna untuk memprediksi tingkat ketertarikan seseorang, misalnya ketertarikan siswa terhadap suatu bidang studi atau program studi atau pendidikan yang lebih tinggi.

(24)

suatu obyek baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul karena ada gaya tarik dari luar dan juga dating dari hati sanubari.

Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan. Bila seseorang siswa memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya, melalui kesadaran itu siswa tersebut cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku. Minat (intention) merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat adalah:

a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang

direncanakan seseorang untuk dilakukan.

(25)

Minat dipandang sebagai suatu variabel penentu bagi perilaku yang sesungguhnya. Artinya, semakin kuat minat untuk melanjutkan pendidikan, semakin besar pula keberhadilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan tersebut untuk terjadi (benar-benar melanjutkan pendidikan).

1) Kurangnya minat belajar siswa terhadap dunia pendidikan dalam perguruan tinggi.

(26)

itu pendidikan harus dikembangkan dengan benar. Kuliah dapat menambah intelektualitas kita, begitu juga saat kita mencari pekerjaan mudah dan pengalaman kita juga bertambah.

2) Kurangnya harapan dari diri sendiri untuk menjadi lebih maju dan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

(27)

SMA akan mengalami kesulitan bila harus langsung masuk ke dunia kerja karena dalam dunia kerja atau industri sekarang ini kita diharuskan untuk berpendidikan tinggi, kalau hanya lulusan SMK/SMA kita mau jadi apa?. Dunia pendidikan itu selalu berkembang jadi kita harus bisa mengikuti. Kalau hanya lulusan SMK atau sederajat biasanya hanya menjadi pekerja kasar. Oleh karena itu untuk mendapatkan bekal dan keahlian yang cukup, tamatan SLTA harus melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.

3) Kondisi ekonomi orang tua yang kurang atau bahkan tidak memadai.

Hambatan yang paling utama bagi siswa yang berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Padahal, setiap orang tua memiliki harapan agar dapat menyekolahkan anaknya sampai ke pendidikan tinggi tapi mereka memiliki keterbatasan dalam biaya.

(28)

studi ke perguruan tinggi tetapi tidak disertai dengan kemampuan finansial orang tuanya.

(29)

4) Tidak terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi yang diinginkan.

Memasuki perguruan tinggi memiliki kesulitan tersendiri karena banyaknya program studi yang ditawarkan. Namun, siswa pasti memiliki faktor-faktor tertentu yang memudahkannya dalam memilih program studi.

Sebagian lulusan SLTA tidak dapat melanjutkan pendidikan karena syarat yang ditetapkan oleh perguruan tinggi tidak dapat terpenuhi dan membuat para pelajar tersebut menjadi putus asa. Hal tersebut disebabkan karena terlalu banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, misalnya tinggi badan, nilai yang harus tinggi, termasuk juga dengan biaya-biaya pemasukan yang tinggi salah satunya uang pembangunan. Jika salah satu ketetapan tidak dapat terpenuhi maka pelajar lulusan SLTA tersebut dinyatakan gagal untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi yang mereka inginkan.

(30)

5) Lingkungan Masyarakat yang Kurang Mendukung

Lingkungan dapat menjadi pengaruh perkembangan mental dan pilaku anak. Tidak bisa dielakkan lingkungan menjadi salah satu bagian yang membentuk perkembangan psikologi anak. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan yang beraneka ragam, anak dapat terpengaruh oleh hal yang negatif dan yang positif. Orang tua tidak bisa selalu mengawasi pergaulan anak di lingkungan masyarakat setiap detiknya. Orang tua hanya bisa menjadi motivator di dalam keluarga. Namun orang tua bisa mengurangi masuknya hal yang negatif kepada perkembangan anak, dengan cara memberikan contoh yang positif kepada anak dan memberikan nasehat yang positif.

(31)

luas. Namun tidak banyak juga para remaja yang telah memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, namun tidak bisa terwujud karena alasan ekonomi yang tidak mencukupi. Ada pula faktor lain yang menyebabkan hal itu tidak dapat terwujud, yaitu daya fikir para remaja. Kemampuan seseorang antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Jadi, ada seseorang yang tidak memiliki kemampuan berfikir yang tinggi untuk dapat mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga orang tersebut tidak bisa mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Jika kita dihadapkan pada persoalan atau permasalahan seperti ini, para remaja tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Karena faktor penyebabnya bukan berasal dari remaja tersebut, akan tetapi dari kondisi kehidupan dan kenyataan yang sudah seharusnya mereka terima.

2. Prestasi Belajar

(32)

a. Pengertian Belajar

Manusia sebagai individu maupun sosial membutuhkan pengetahuan untuk berelasi dengan yang lain. Kebutuhan akan pengetahuan ini akan meningkatkan harga diri sebagai manusia. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia diperoleh melalui belajar secara mandiri atau berkelompok. Pengetahuan akan mengubah manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan belajar sebagai usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya (Oemar Hamalik, 2007 : 36-37). Cronbach dalam Sumadi Suryabrata (2002:231) menyatakan bahwa, “belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami”, Biggs dalam Juliette D. G. Goldman (2002) mengatakan bahwa:

(33)

change, but the way we strukture that information and think with it does. Thus education is about conceptual change, not just the acquistion of information.”

Pembelajaran adalah suatu cara saling berinteraksi dengan dunia. Ketika kita belajar konsep tentang perubahan fenomena, dan kita melihat dunia dengan cara yang berbeda. Pengadaan informasi dengan sendirinya tidak membawa tentang perubahan itu, tetapi jalan kita bentuk bahwa informasi dan berpikir dengan mengerjakannya. Jadi dengan demikian pendidikan adalah suatu perubahan konsep, tidak hanya suatu informasi.

Sedangkan Oemar Hamalik (2000:60) menyatakan bahwa, “belajar (learning) merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan”. Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1990:84) juga menyatakan bahwa “belajar berhubungan dengan tingkat laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaaat seseorang”.

Menurut Ngalim Purwanto (1990:85) ciri-ciri belajar adalah: 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku

2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman

(34)

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.

Dari uraian dan pendapat di atas, pada penelitian ini belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami seseorang melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan dan sebagainya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kebiasaan ataupun sikap seseorang.

Toeti Soekamto (1997:8) menyatakan bahwa, “apabila seseorang telah belajar sesuatu, maka ia akan berubah kesiapannya dalam hal menghadapi lingkungannya”. Dengan demikian belajar adalah usaha untuk merubah tingkah laku seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Perubahan tersebut tidak hanya berupa perubahan ilmu pengetahuan belakang, namun dapat juga berupa kecakapan, pengertian, keterampilan sikap, harga diri dan sebgainya yang menyangkut segala aspek kehidupan seseorang termasuk pribadinya.

(35)

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Prestasi

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zaenal Arifin, 1998: 2).

Winkel (1996: 391) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai. Di dalam pengertian tersebut, prestasi merupakan suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksanaan proses pendidikan dan latihan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang, setelah ia melakukan usaha atau aktivitas untuk melakukan suatu hal sesuai batas kemampuan yang dimiliki.

c. Prestasi Belajar

Menurut Pargiyo (2000:57), prestasi belajar mempunyai komponen-komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian prestasi, komponen-komponen tersebut adalah:

1) Siswa

(36)

2) Kurikulum

Kurikulum mencakup: landasan program dan pengembangan, RPP, dan pedoman berisi materi atau bahan kajian yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

3) Guru

Guru bertugas membimbing dan mengarhkan cara belajar siswa agar mencapai hasil optimal.

4) Metode

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

5) Sarana-prasarana

Yang dimaksud sarana-prasarana antara lain buku pelajaran, alat pelajaran, alat praktek, ruang belajar, laboratorium, dan perpustakaan.

6) Lingkungan

Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan juga lingkungan alam merupakan sumber belajar. Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1) Faktor Internal

(37)

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan torus ( tegangan otot ) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat emempengaruhi semnagat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seprti gangguan kesehatan, cacat tubuh, ganguan penglihatan. Ganguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemapuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

b. Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, minat siswa, dan motivasi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yakni faktor kondisi/keadaan lingkungan disekitar siswa. Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :

a. Lingkungan sosial

(38)

dan temna-teman disekitar perkampungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluaraga siswa itu sendiri dimana mereka selalu berkomunikasi lebih banyak di setip hari. Ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.

b. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktifitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategis dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembel;ajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.

(39)

proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatui proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Prestasi belajar ditunjukan dengan skor-skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa.

Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk symbol huruf atau angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku. Prestasi belajar yang didapatkan siswa bersifat sementara.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa diukur dari keseluruhan maka pelajaran yang diikuti siswa pada kelas X sampai XII.

d. Kurikulum pendidikan jurusan otomotif

(40)

1. Program keahlian teknik mekanik

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Teknik Mekanik Otomotif sebagai bagian dari pendidikan menengah bertujuan menyiapkan siswa/ tamatan :

a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian Teknik Mesin, khususnya Teknik Mekanik Otomotif.

b. Mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian Teknik Mesin, khususnya Teknik Mekanik Otomotif.

c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Teknik Mesin, khususnya Teknik Mekanik Otomotif.

d. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. 2. Kompetisi tamatan

(41)

Menggambar teknik dasar, Menguasai dasar-dasar teknologi bahan, Menguasai keterampilan dasar kerja mesin, Menguasai dasar kelistrikan, Menguasai teknik pengelasan dasar, Menguasai dasar-dasar perhitungan konstruksi mesin, Menguasai penggunaan peralatan mekanik industry, Memperbaiki kerusakan motor otomotif, Memperbaiki kerusakan chasis dan pemindah tenaga, Memperbaiki kerusakan pada sistem kelistrikan otomotif, Melaksanakan pekerjaan bodi otomotif, Merawat dan memperbaiki kerusakan komponen motor dan sistem bahan bakar, Merawat dan memperbaiki kerusakan chasis dan pemindah tenaga, Merawat dan memperbaiki gangguan sistem kontrol elektronik dan sistem penyejuk udara (AC).

3. Deskripsi pembelajaran program produktif a. Menggambar teknik dasar

Menerapkan penggunaan peralatan serta ketentuan dan standarisasi gambar, Menggambar konstruksi geometri, Menggambar gambar proyeksi, Menggambar gambar potongan, Menggambar ukuran pada gambar kerja.

b.Pekerjaan Logam dasar

(42)

karbon, Menentukan kekerasan bahan, Memahami undang-undang keselamatan kerja, Mengikir rata, siku dan sejajar, Menerapkan penggambaran benda kerja, Memahat dan menggergaji, Mengikir sudut dan alur, Mengikir radius dan lubang, Mengulir dengan tap dan snei, Mengasah mata bor, pahat tangan, pahat bubut.

c. Pekerjaan las dasar

Memahami asas-asas kelistrikan, Memahami asas-asas transformator, Memahami asas-asas pembangkit/generator listrik, Memahami motor listrik, Memahami peralatan las gas (oksi asetilin), Menerapkan pengelasan pelat baja lunak dengan las gas (oksi asetilin) pada posisi di bawah tangan, Memahami peralatan las busur manual, Menerapkan pengelasan pelat baja lunak (6-8 mm) dengan las busur manual pada posisi di bawah tangan.

d.Perhitungan dasar konstruksi mesin

(43)

Menerapkan perhitungan ukuran profil batang yang mendapat beban rata dan kombinasi.

e. Penggunaan peralatan mekanik industri.

Memahami konstruksi, prinsip kerja dan fungsi pompa, Memahami konstruksi, prinsip kerja dan fungsi kompresor, Memahami prinsip kerja motor bakar, Mengidentifikasi komponen utama serta kelengkapan motor bakar dan fungsinya, Memahami konstruksi, fungsi dan prinsip kerja ketel uap, Memahami konstruksi, fungsi dan prinsip kerja turbin, Menerapkan sistem otomasi mekanik, Menerapkan sistem otomasi hidrolik, Menerapkan sistem otomasi pneumatic.

f. Perbaikan motor otomotif

(44)

Membongkar, memeriksa, menyetel dan merakit kembali motor bensin, Membongkar, memeriksa menyetel dan merakit kembali motor diesel.

g.Perbaikan chasis dan sistem pemindah tenaga

Menggunakan dan merawat peralatan perbaikan chasis dan pemindah tenaga, Memperbaiki kerusakan pada sistem kemudi manual, Memperbaiki kerusakan pada sistem suspense, Memperbaiki kerusakan roda dan geometri roda dengan alat konvensional, Memperbaiki kerusakan pada sistem rem mekanis dan hidrolis, Memperbaiki kerusakan kopling dan kelengkapannya, Memperbaiki kerusakan transmisi manual dan kelengkapannya, Memperbaiki kerusakan poros propeler dan sambungan universal, Memperbaiki kerusakan penggerak aksel dan diferensial. h.Perbaikan sistem kelistrikan otomotif

Menggunakan dan merawat peralatan perbaikan sistem kelistrikan otomotif, Memperbaiki kerusakan pada sistem motor starter, Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian baterai, Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian konvensional, Memperbaiki kerusakan pada sistem penerangan dan tanda belok, Memperbaiki kerusakan pada sistem pembersih kaca.

(45)

Menggunakan dan merawat peralatan perbaikan bodi otomotif, Mengidentifikasi konstruksi dan pembentukan panel, Memperbaiki dasar metal finishing, Menerapkan teknik pengisian/mendempul bodi otomotif, Mengelas panel bodi otomotif dengan las oksi asetilin, Mengelas panel bodi otomotif dengan las busur, Mengecat dasar panel bodi otomotif, Mengecat akhir (top court) dan mengompon. Selain yang sudah disebutkan diatas,terdapat mata pelajaran paket pilihan.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel kurikulum pada lembar lampiran

B. Penelitian yang Relevan

(46)

Penelitian tersebut diketahu bahwa ada hubungan sebesar 0,418 sehingga dapat dijadikan sebagai acuan penelitian minat melanjutkan ke perguruan tinggi di Jurusan Otomotif SMK N 2 Wonosari.

C. Kerangka Berpikir

Hubungan Antara Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan Prestasi Belajar Siswa.

Kurikulum yang dipelajari siswa di SMK merupakan bekal untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang telah diperoleh di bangku sekolah dalam kehidupan nyata setelah siswa lulus nantinya. Salah satu yang pencapaian dalam kurikulum mata pelajaran adalah prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan indikator utama dari seluruh hasil belajar siswa.

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. Prestasi yang dicapai siswa tidak sama, ada siswa yang berprestasi tinggi dan ada juga yang berprestasi rendah. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh minat siswa melanjutkan pendidikan. Prestasi yang dimaksud di sini adalah hasil akhir belajar siswa sebagai satu kesatuan dari keseluruhan proses pembelajaran yang diambil dari nilai rapor semester I dan II selama kelas XII.

(47)

diperhatikan. Tidak saja minat terhadap mata pelajaran itu sendiri, akan tetapi juga termasuk ketertarikan terhadap gambaran masa depan pekerjaan yang relevan, baik dengan bekal pendidikan sekarang atau dengan bekal pendidikan yang lebih tinggi.

Siswa yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi akan terpacu untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa SMK masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tanpa tes masuk. Jalur ini diberikan pada siswa yang mendapatkan prestasi bagus dan masuk jajaran rangking atas di kelas maupun sekolahnya. Jika harus masuk melalui jalur tes tertulis, biasanya para siswa kalah karena harus bersaing dengan lulusan SMA yang memang didesain untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menduga bahwa semakin tinggi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke janjang yang lebih tinggi maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa sekolah SMK.

D. Hipotesis Penelitian

(48)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan jenis penelitian Expost facto, karena dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data dari hasil peristiwa yang telah berlangsung. Penelitian Expost facto merupakan penelitian yang tidak dibuat perlakuan atau manipulasi terhadap variabel penelitian, melainkan mengungkap fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada pada diri responden (Sugiyono, 2005). Intervensi hubungan antar variabel dibuat tanpa intervensi langsung dari variabel yang timbul bersamaan antara variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak memberi perlakuan atau manipulasi terhadap variabel penelitian berdasarkan data yang diambil dengan maksud untuk menemukan hubungan antara variabel bebas (prestasi belajar) dan variabel terikat (minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi). Data-data yang diperoleh berupa angka, maka analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I.Yogyakarta pada bulan Desember 2011-Januari 2012.

(49)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas tiga Jurusan Otomotif di SMKN2 Wonosari yang berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas A, B, C dengan jumlah siswa sebanyak 108 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2010). Di dalam peneliti ini pengambilan sample menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane

(http://globviews.files.wordpress.com/2009/03/9a-sampling-compatibility-mode.pdf) sebagai berikut :

Kemudian jumlah sampel tiap kelas dihitung dengan rumus : ni= (N i : N).n

Dimana : n = Jumlah sampel seluruhnya ni = Jumlah sampel menurut stratum d2 = Presisi yang ditetapkan (0,05) Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya D. Variabel Penelitian

(50)

terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat yaitu minat melanjutkan ke perguruan tinggi (X). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas yaitu prestasi belajar siswa (Y)

E. Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Minat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi adalah ketertarikan, perhatian, usaha dan harapan dari siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat diploma maupun sarjana di berbagai universitas. 2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan

berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran di SMKN 2 Wonosari, dari semester pertama hingga semester yang terakhir.

F. Teknik Pengunpulan Data 1. Angket

(51)

perguruan tinggi.Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Suharsimi Arikunto (2006: 158) menyatakan bahwa “Di dalam melaksanakan metode dokumentasi dilakukan dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Pada teknik ini data diperoleh dengan menganbil nilai raport siswa kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 untuk mengetahui prestasi belajar siswa SMK N 2 Wonosari semester lima Tahun Ajaran 2011/2012

G. Instrumen Penelitian

Pengukuran minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi ini diukur dari beberapa faktor antara lain : Ketertarikan terhadap perguruan tinggi, perhatian terhadap ilmu yang lebih tinggi, usaha dan kemauan untuk mempelajari ilmu, dan harapan untuk dapat melanjutkan pendidikan. Instrumen ini menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban ; Sangat setuju (SS), Setuju (S), Kurang setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Skoring jawaban diberikan :

(52)

Tabel 1. Kisi–kisi Instrumen Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi

Variabel Indikator Jumlah Item

Minat melanjutkan ke perguruan tinggi

Ketertarikan terhadap perguruan tinggi 8 Perhatian terhadap ilmu yang lebih tinggi 4 Usaha dan kemauan untuk mempelajari ilmu 5 Harapan untuk dapat melanjutkan pendidikan 5

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumen adalah salah satu faktor paling penting untuk diperhatikan. Penelitian kuantitatif dengan alat analisis statistika adalah alat yang buta. Apapun yang dimasukkan maka pasti akan dikeluarkan, istilahnya garbage in garbage out, dengan demikian peneliti berusaha untuk secermat mungkin melakukan uji validitas.

1. Uji Validitas

(53)

∑X = jumlah nilai X ∑X2 = jumlah kuadrat X ∑Y = jumlah nilai Y

∑Y2= jumlah kuadrat Y (Sutrisno Hadi, 1995 : 13).

Setelah dihitung dengan korelasi product moment, kemudian hasilnya dikoreksi dengan rumus Part Whole Corelation, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa koefisien korelasi product moment yang diperoleh masih kotor karena skor butir masuk dalam skor total. Perhitungan validitas instrumen menggunakan bantuan program komputer. Rumus Part Whole Corelation:

r = Part Whole Corelation rxy = korelasi moment tangkar SBy = SB total (komposit) SBx = SB bagian (butir) Vy = varian total

Vx = varian bagian (Sutrisno Hadi, 1995 : 14)

(54)

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen harus dapat dipercaya atau diandalkan sebagai alat pengumpul data. Untuk itu maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterandalan suatu instrumen, sehingga dapat diramalkan apabila alat ukur dipergunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang hampir sama dalam waktu yang berbeda dan pada orang yang berbeda.

Karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang berisi pertanyaan atau pernyataan dengan pemberian skornya menggunakan skala interval, maka reliabilitas instrumennya diuji dengan menggunakan rumus Alphasebagai berikut :

r = reliabilitas instrumen

σi2= jumlah varians butir

2

t

σ = varians total

k = banyaknya butir pertanyaan

(55)

menunjukkan keajegan data yang diteliti. Untuk menentukan reliabilitas data digunakan patokan nilai Alpha sebesar 0,6 (Burhan Nurgiyantoro dkk., 2000:310).

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis

a. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data variabel yang diuji normal atau tidak. Data dikatakan mempunyai distribusi normal jika plot data sesuai dengan distribusi kurva normal. Dalam penelitian ini digunakan cara lain untuk mengetahui normalitas data. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus Kai kuadrat yaitu :

χ2

=

fh

fh fo )2

(

Keterangan: χ2

: Harga kai Kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi

fh : Frekuensi yang diharapkan (Sutrisno Hadi, 1987 : 36 ) Kriteria pengambilan keputusan adalah jika harga χ2

perhitungan lebih kecil dari harga χ2

(56)

datanya ialah normal dan jika χ2 hitung lebih besar χ2

tabel berarti sebarannya tidak normal.

b. Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Teknik analisis yang digunakan untuk uji linieritas dalam penelitian ialah teknik analisis regresi tuna cocok dengan rumus :

FReg = E TC JK JK

Keterangan :

FReg : Nilai FRegresi linier

JKTC : Jumlah kuadrat tuna cocok

JKE : Jumlah kuadrat error (Riduan, 2002 :200)

Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga F hitung lebih kecil dari harga F tabel, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier dan jika sebaliknya maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

2. Analisis Statistik Deskriptif

(57)

mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis korelasi.

Analisis deskriptif dilakukan dengan pengkategorian skor menjadi 3 tingkatan. Tiga tingkatan ini digunakan untuk menggambarkan variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan prestasi belajar. Tiga tingkat tersebut adalah seperti ini (Azwar, 2000:67):

Tinggi = > M+1SD

Sedang = M-1SD sampai M+1SD Rendah = < M-1SD

Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Uji persyaratan yang dilakukan adalah uji normalitas dan linieritas.

3. Analisis Korelasi

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, kemudian dilakukan pengujian hipotesis mengunakan korelasi Product Moment dengan rumus angka kasar dari Karl Pearson, adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

(58)

47

A. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian diperoleh menggunakan instrumen angket (kuesioner) dan dokumentasi. Data tersebut diperoleh dari 87 responden dari SMKN2 Wonosari. Kuisioner terdiri dari tiga indikator yang merupakan factor dalam variabel penelitian ini, yaitu Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi (X). Keseluruhan responden tersebut memberikan tanggapan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dialaminya. Pengambilan data angket dilakukan sebelum penerimaan raport. Data sekunder diperoleh dari studi pendahuluan dan dokumentasi yang ada di SMKN2 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Data sekunder yang diambil adalah nilai raport siswa kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang diambil juga dari semester I.

Deskripsi data yang disajikan dalam penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data yang telah diambil oleh peneliti. Data yang disajikan meliputi harga mean ( ), simpangan baku (SD) dan distribusi frekuensi serta tampilan histogram dari variabel-variabel penelitian.

Tabel 2.Perhitungan Deskriptif

Variabel N Mean Std. Dev Min Maks Valid Gugur

Minat Melanjutkan

Pendidikan (X) 87 0 48,59 4,952 35 59

(59)

ke Perguruan Tinggi (X) dan Prestasi Belajar (Y) seperti pada Tabel 2 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (X)

Data minat melanjutkan ke perguruan tinggi diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada 87 responden (siswa). Data minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa diperoleh dari angket penelitian tentang minat melanjutkan ke perguruan tinggi (X) berjumlah 22 butir. Angket tersebut setelah diujicobakan ternyata ada tujuh butir pertanyaan yang gugur, sehingga instrumen kuesioner minat melanjutkan ke perguruan tinggi yang dipergunakan untuk penelitian hanya dengan 15 butir lainnya (yang valid).

Hasil deskripsi variabel minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi dalam Tabel 2. dapat diterangkan bahwa terdapat 87 responden memiliki minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan rata-rata (mean) sebesar 48,34; simpangan baku (standard deviasi) sebesar 4,952; skor minimum dalam data minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa adalah sebesar 35; dan skor maksimum dari data minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa adalah sebesar 59.

(60)

Predikat Kriteria Range Frekuensi Persen Tinggi > M+1SD 46 – 60 64 73,4

Sedang M-1SD sampai M+1SD 30 – 45 23 26,6 Rendah < M-1SD 15 – 29 0 0

Total 87 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa mayoritas variabel minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa masuk kategori tinggi, yakni 64 siswa (73,6%).

2. Prestasi Belajar (Y)

Data sekunder prestasi belajar diperoleh dari studi pendahuluan dan dokumentasi yang ada di SMKN2 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Data sekunder yang diambil adalah nilai raport siswa kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2011/2012, data juga diambil mulai dari semester I.

Hasil deskripsi Prestasi (Y) dalam Tabel 1 diterangkan bahwa terdapat 90 responden memiliki Prestasi Belajar dengan rata-rata (mean) sebesar 76,89; simpangan baku (standard deviasi) sebesar 2,162; skor minimum dalam data Prestasi Belajar siswa adalah sebesar 72,07; dan skor maksimum dari data Prestasi siswa adalah sebesar 84,46.

Data yang sudah ada kemudian dibuat kategorisasi dengan tiga tingkat. Pedoman perhitungannya dapat dilihat pada halaman lampiran, sedangkan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Kategori Variabel Prestasi Belajar (Y)

Predikat Kriteria Range Frekuensi Persen Tinggi > M+1SD 68 – 100 87 100

Sedang M-1SD sampai M+1SD 33 – 67 0 0 Rendah < M-1SD 0 – 32 0 0

(61)

tinggi yakni 87 siswa (100%).

B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Chi-Square dalam SPSS pada taraf signifikansi 5% untuk menguji apakah skor untuk tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Asymp.Sig. lebih besar dari 0,05 maka berarti distribusi frekuensi variabel tersebut berdistribusi normal dan demikian sebaliknya. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Variabel Chi square Asymp.Sig.

(p-value)

Kesimpulan Minat Melanjutkan

Pendidikan

24,75 0,211 Normal Prestasi Belajar 6,52 1,000 Normal

Sumber: hasil penelitian, diolah

(62)

Persyaratan lainnya sebelum menguji hipotesis adalah persyaratan linieritas sebaran. Data hasil penelitian diuji dengan linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hubungan antara kedua variabel tersebut apabila digambarkan menunjukkan grafik yang linier atau tidak. Uji linieritas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan rumus uji F. Dalam SPSS untuk menguji linieritas menggunakan taraf signifikansi 5%. Hasil uji linieritas adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Linieritas antara Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan Prestasi Belajar

ANOVA Table

      Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prestasi * Minat

Between Groups

(Combined)

72.016 20 3.601 .720 .792

Linearity 21.557 1 21.557 4.308 .042

Deviation from

Linearity 50.459 19 2.656 .531 .938

Within Groups 330.250 66 5.004    

Total 402.267 86     

(63)

Uji persyaratan analisis sudah memenuhi normalitas dan linieritas sehingga dapat dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi product moment dengan rumus angka kasar dari Karl Pearson, untuk mengetahui pengaruh dan sumbangan satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Kekuatan hubungan antar variabel dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi.

Rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah “Terdapat korelasi yang positif antara minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan prestasi belajar”. Hipotesis tersebut dirumuskan secara statistik sebagai berikut:

Ha :ρ≠ 0

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product Moment dilanjutkan dengan uji regresi linier sederhana menggunakan SPSS 19.0 for Windows yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran. Output Correlations menunjukkan nilai koefisien korelasi (rxy) antara variabel

minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi (X) dengan prestasi belajar (Y) adalah sebesar 0,231. Untuk mengintepretasikan nilai koefisien korelasi tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Koefisien Korelasi

No Koefisien Intepretasi 1 0,00 – 0,20 Sangat rendah

(64)

masuk dalam kategori rendah karena berada antara 0,21 sampai 0,40 (0,21≤0,25≥0,40).

Nilai rxy bersifat positif yang berarti korelasi memiliki pola positif

atau searah. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa.

Uji signifikansi koefisien korelasi untuk dua sisi menunjukkan nilai probabilitas atau sig. (2tailed) sebesar 0,031, nilai korelasi memenuhi taraf signifikansi 5%, maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara variabel minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi (X) dan prestasi belajar (Y) adalah signifikan pada taraf signifikansi 5%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

(65)

bervariasi antara 30-45. Terdapat 64 responden (73,6%) yang memperoleh skor nilai rata-rata yang bervariasi antara 46-60 (lihat Tabel 3 halaman 39).

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam nilai raport siswa kelas XII dari semester I sampai V selama belajar di SMKN2 Wonosari. Prestasi hasil belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dengan hasil pengambilan data dari 87 responden didapat rata-rata (mean) skor adalah sebesar 76,896. Data yang diperoleh dari keseluruhan responden menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi antara 68–100 atau masuk kategori tinggi (lihat Tabel 4 halaman 49).

Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Prestasi Belajar siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Otomotif SMKN2 Wonosari termasuk dalam kategori tinggi. Kedepan diharapkan Prestasi Belajar siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Otomotif SMKN2 Wonosari dapat lebih ditingkatkan, atau sesuai dengan batas tuntas pencapaian nilai yang disyaratkan. Dengan nilai prestasi yang lebih besar lagi, maka akan memudahkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi melalui jalur penelusuran bibit unggul.

(66)

adalah sebesar 0,231 yang signifikan pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa, maka akan semakin tinggi pula Prestasi Belajar siswa. Korelasi sebesar 0,231 teergolong dalam kategori rendah, sehingaa setelah selesai penelitian ini tidak terlalu penting dilakukan tindak lanjut untuk proses berikutnya.

Besarnya pengaruh minat melanjutkan ke perguruan tinggi terhadap prestasi siswa yang dijelaskan oleh data di atas sangat dipengaruhi oleh lingkungan ataupun harapan-harapan siswa pada masa depannya. Siswa merupakan komponen terpenting dalam pengambilan keputusan siswa bersekolah, disamping guru sebagai pendidik dan sarana yang disediakan sekolah. Minat melanjutkan ke perguruan Tinggi siswa berbeda sesuai dengan minat siswa masing-masing, didukung oleh kemampuan guru untuk memberikan contoh dan saran yang terbaik untuk memperoleh hasil yang terbaik. Di sini siswa juga dapat diberikan bimbingan oleh para guru bimbingan konseling untuk memutuskan untuk belajar ke perguruan tinggi ataukah bekerja.

(67)

56 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi siswa berpotensi baik dalam mendukung prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil interpretasi skor minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi sebanyak 64 siswa (73,6%). Prestasi Belajar termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai raport siswa sebanyak 87 siswa (100%) di atas nilai rata-rata.

Ada hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,231 antara minat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan prestasi belajar siswa kelas XII di Jurusan Otomotif SMKN 2 Wonosari.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini seharusnya pengisian angket sebanyak 108 siswa untuk dirandom, akan tetapi yang hadir atau dapat mengisi kuesioner hanya 90 orang.

C. Implikasi Penelitian

(68)

didukung orang tua untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi agar prestasi belajar yang dicapai siswa dapat mencapai maksimal. Selain itu, untuk kebijakan lebih lanjut, pihak sekolah sekirannya meningkatkan semua komponen untuk mendukung proses pembelajaran dan memotivasi siswa guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang berminat dan berprestasi didorong untuk terus berprestasi karena akan memudahkan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jalur yang lebih tinggi (perguruan tinggi).

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan untuk pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi sekolah. Sebagai masukan untuk mengirimkan siswanya ke perguruan tinggi melalui jalur penelusuran bibit unggul.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2011). pengangguran-ri-didominasi-lulusan-sma-dan-smk. Diambil dari http://finance.detik.com/read/2011/11/07/ 141623/1761940/4/ tanggal 27 Desember 2011.

Azwar, Saefuddin. (2000). Penyusunan skala psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2000). Statistika Terapan untuk Ilmu – Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hopkins, Kenneth D., and Stanley, Julian C. (1981). Educational and Psychological Measurement and Evaluation, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hill Inc..

Husaini Usman. (1998). Kepemimpinan Entrepreneur di Pendidikan Kejuruan, tinjauan kritis hasil penelitian. Bandung: Alphabeta.

Indra Jati Sidi. (2001). Menuju Masyarakat Belajar, menggagas paradigma baru pendidikan. Jakarta: Kerjasama Yayasan Paramadina dengan Logos Wacana Ilmu.

Mulyasa, Enco. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Rosda.

Ngalim Purwanto (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rajawali Riduan (2002). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta

Sarbiran. (1995). “Vocational Education Leadership: Perlunya kepemimpinan baru pada pendidikan kejuruan”. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (No. 5 Oktober ).

_______. (2002). “Optimalisasi dan Implementasi Peran Pendidikan Kejuruan Dalam Era Desentralisasi Pendidikan”. Pidato dies ke XXXVIII Universitas Negeri Yogyakarta . Tanggal 21 Mei di Yogyakarta.

Slamet PH. (2000). “Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. (No. 025 tahun VI). Halaman 319 – 333.

Slameto (2003) Teori-Teori Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

(70)

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alphabeta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Supriyoko. (2003). “Pembaharuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam

Hal Penyelenggaraannya”. Diambil dari www.pdk.go.id/sikep/issue/SENTRA1/F29.html

Sutrisno Hadi. (1987). Analisis Regresi. Yohyakarta: Andi. . (1995). Analisis Butir. Yogyakarta: Andi. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

Winkle, W.S. (1984). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

(71)

LAMPIRAN

(72)

KURIKULUM SMK JURUSAN OTOMOTIF

1. Menggambar teknik dasar

Tingkat I : 240 Jam Pembelajaran

NO. KOMPETENSI/SUB KOMPETENSI

PEMBELAJARAN

PENGETAHUAN KETERAMPILAN

A. Menggambar Teknik Dasar

A1. Menerapkan penggunaan peralatan serta ketentuan dan standarisasi gambar

• Memahami fungsi peralatan gambar

• Memahami ketentuan dan standarisasi

• Memahami konstruksi macam-macam garis

• Menggunakan peralatan gambar

• Menggambar garis, huruf dan angka menurut standar • Menggambar

macam-macam konstruksi garis lurus dan garis lengkung

A2. Menggambar konstruksi geometri

• Memahami konstruksi macam-macam garis

• Menggambar macam-macam konstruksi garis lurus dan garis lengkung

A3. Menggambar gambar proyeksi

• Memahami cara menggambar proyeksi piktorial

• Memahami cara menggambar proyeksi orthogonal

• Menggambar proyeksi piktorial

• Menggambar proyeksi orthogonal

A4. Menggambar gambar potongan

• Memahami cara menggambar potongan

• Menggambar potongan benda

A5. Menggambar ukuran pada gambar kerja

• Memahami ketentuan-ketentuan pencantuman ukuran

• Memahami klasifikasi pencantuman ukuran • Memahami simbol-simbol

pencantuman ukuran • Memahami jenis-jenis

penulisan ukuran

• Mencantumkan ukuran pada gambar sesuai dengan ketentuan, klasifikasi, simbol-simbol dan jenis-jenis penulisan ukuran

(73)

Tingkat I : 340 Jam Pembelajaran

bahan logam dan non logam serta sifat-sifatnya

• Memahami macam-macam logam ferro dan sifatnya

• Memahami macam-macam logam non ferro dan sifatnya

• Memahami macam-macam bahan non logam (komposit) dan sifatnya

B2. Memahami proses pengolahan bahan logam ferro dan non ferro

• Mengenal pengolahan logam ferro

• Mengenal cara

pengolahan logam non ferro

B3. Menerapkan perlakuan panas pada baja karbon

• Memahami perlakuan panas baja karbon dan peralatan yang

dibutuhkan

• Melakukan proses perlakuan panas pada baja karbon

B4. Menentukan kekerasan bahan

• Memahami cara-cara penentuan kekerasan meliputi sistem dan peralatannya

• Melakukan penentuan kekerasan bahan

C. Menguasai

keterampilan dasar kerja mesin

C1. Memahami

undang-undang keselamatan kerja

• Memahami undang-undang keselamatan kerja

• Melaksanakan PPPK

(74)

• Memahami cara-cara PPPK

• Memahami jenis-jenis kecelakaan

pertama pada kecelakaan

C2. Memahami macam-macam alat ukur dan peralatan kerja bangku

• Mengenal jenis alat ukur sederhana dan alat kerja bangku

C3. Mengikir rata, siku dan sejajar

• Memahami jenis-jenis kikir dan cara mengikir rata, siku dan sejajar

• Mengikir rata, siku dan sejajar

C4. Menerapkan

penggambaran benda kerja

• Memahami cara penggambaran benda kerja

• Menggambar benda kerja

C5. Memahat dan menggergaji

• Memahami jenis pahat dan cara pemahatan

• Memahami jenis gergaji dan cara penggergajian

•Memahat benda kerja

•Menggergaji benda kerja

C6. Mengikir sudut dan alur • Memahami jenis kikir dan cara pengikiran sudut

• Memahami jenis kikir dan cara pengikiran alur

• Mengikir sudut benda kerja

• Mengikir alur benda kerja

C7. Mengebor • Memahami mata bor, mesin bor dan cara mengebor

• Mengebor dengan mesin bor bangku dan lantai

C8. Mengikir radius dan lubang

• Memahami jenis kikir dan cara mengikir radius

• Memahami jenis kikir dan cara mengikir lubang

engikir radius benda kerja

engikir lubang benda kerja C9. Mengulir dengan tap

dan snei

• Memahami jenis tap dan cara mengetap

• Memahami jenis snei dan cara menyenei

• Mengetap batang benda kerja

• Menyenei lubang benda kerja

(75)

3. Pekerjaan las dasar

Tingkat I : 160 Jam Pembelajaran

NO. KOMPETENSI/SUB KOMPETENSI

PEMBELAJARAN

PENGETAHUAN KETERAMPILAN

D. Menguasai dasar kelistrikan

D1. Memahami asas-asas

kelistrikan

• Memahami asas-asas kelistrikan (arus,

tegangan, tahanan, usaha, daya dll)

D2. Memahami asas-asas transformator

• Memahami cara kerja dan penggunaan transformator

• Menggunakan transformator D3. Memahami asas-asas

pembangkit/generator listrik

• Memahami asas-asas pembangkit/generator listrik

D4. Memahami motor listrik

• Memahami cara kerja dan penggunaan motor listrik

• Menggunakan motor listrik

E. Menguasai teknik pengelasan dasar

E1. Memahami peralatan

las gas (oksi asetilin)

• Memahami jenis-jenis dan fungsi peralatan las gas (oksi asetilin)

• Memilih dan memasang peralatan las gas

E2. Menerapkan

pengelasan pelat baja lunak dengan las gas (oksi asetilin) pada

• Memahami cara pengelasan pelat baja lunak dengan las gas (oksi asetilin) pada posisi di

• Mengelas pelat baja lunak dengan las gas (oksi asetilin) pada posisi di bawah tangan pahat tangan, pahat

bubut

gerinda dan cara pengasah mata bor

• Memahami cara mengasah pahat tangan

• Memahami cara mengasah pahat bubut

• Mengasah pahat tangan

Gambar

Tabel 1.        Kisi-kisi Instrumen Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi .........
Tabel 1. Kisi–kisi Instrumen Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi
Tabel  2.Perhitungan Deskriptif
Tabel 4. Kategori Variabel Prestasi Belajar (Y)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya variasi genetik O.h.lindoensis yang berasal dari dataran tinggi Lindu, Napu dan Bada (Sulawesi Tengah) dengan menggunakan metode

Dengan demikian skala adalah perbandingan antara jarak pada peta (gambar ) dengan jarak yang sebenarnya.. Foto dan

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kuasa-nya sehingga skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK UNTUK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah atribut produk, harga, promosi dan persediaan produk berpengaruh terhadap switching behavior konsumen dalam pembelian kartu

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S