BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33
Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia
dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman
jenis kesenian dan kebudayaan. Bangsa Indonesia memiliki
bahasa daerah terbanyak di dunia yaitu 583 bahasa dan dialek
dari 67 bahasa yang digunakan oleh berbagai suku. Kekayaan
lain yang dimiliki bangsa Indonesia di antaranya berupa
keanekaragaman suku, kepercayaan, adat, makanan, tarian,
serta musik. Pada masa kini kebudayaan masa lampau menjadi
perhatian yang semakin memikat, termasuk di dalamnya adalah
kesenian tradisional.
Kesenian tradisional adalah kekayaan yang diwariskan
secara turun–temurun oleh nenek moyang kepada generasi bangsa. Kesenian tradisional Indonesia telah terbukti memiliki
daya tarik yang sangat luar biasa bagi para seniman serta
penikmat seni dari berbagai negara di dunia. Namun sangat
disayangkan di era modern ini kekayaan dan keragaman
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sudah mulai terkikis
dan cenderung ditinggalkan. Kepedulian masyarakat akan
kebudayaan bangsa sudah mulai luntur. Globalisasi dan
masyarakat untuk bisa lebih mengenal kekayaan kebudayaan
bangsa lain.
Saat ini kebudayaan asli Indonesia terkesan sudah kalah
populer dan mulai tergantikan dengan kebudayaan dari luar.
Banyak generasi muda sudah tidak memperhatikan, menjaga
dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri tetapi justru
terpengaruh dan bangga dengan kebudayaan dari negara lain.
Situasi ini menimbulkan dampak yang negatif bagi kelestarian
kebudayaan Indonesia. Masyarakat Indonesia biasanya baru
sadar ketika mereka melihat orang asing lebih pandai
menghargai kebudayaan mereka. Seperti yang telah diberitakan
beberapa waktu yang lalu kebudayaan asli Indonesia sempat
diakui oleh negara lain. Di antaranya: Tari Reog (Ponorogo),
Tari Tor-tor (Batak), Batik serta makanan khas Rendang
(Padang). Sungguh ironis ketika masyarakat baru belajar
menghargai kebudayaan sendiri melalui pemahaman bangsa
lain sebagai panutan yang dianggap lebih mengerti.
Dari berbagai ragam kebudayaan, musik merupakan salah
satu unsur kebudayaan yang menarik untuk dipelajari. Seni
musik mempunyai ciri khas yang berbeda dari seni yang lain.
Musik merupakan seni bunyi.1 Kerman meyakini bahwa musik
adalah segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan
seni mengolah bunyi. Sebagai implikasinya, di luar bunyi
1 J. Kerman, G Tomlinson, V. Kerman, LISTEN (New York: Bedford/St.
bukanlah musik. Martin Luther (1483 – 1546), seorang komponis
musik gerejawi Jerman mengatakan bahwa, “Musik merupakan
pemberian Tuhan bagi manusia. Musik unik karena berisi syair,
dan melalui hal inilah maka musik dan firman Tuhan terkait
satu dengan lainnya”.2
Pada masa kini, tidak dapat dipungkiri bahwa musik telah
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Musik memiliki unsur-unsur yang paling kuat dalam
mempengaruhi manusia, sehingga musik paling berperan dalam
konteks keagamaan, politik, maupun fungsi sosial. Musik
sebagai buah karya artistik dalam bentuk bunyi sejatinya
memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi
kepuasan batin. Musik tidak hanya dapat didengar namun
dapat dirasakan oleh manusia. Musik terbentuk dari
penggabungan unsur ritmis, melodi, irama, harmoni, bentuk,
tonalitas dan beberapa unsur lain.3 Dalam perkembangan musik
dari masa ke masa, berbagai teori musik dan bentuk komposisi
terus dikembangkan.
Pada perkembangannya, sudah ditemui beberapa seniman
yang mencoba untuk melestarikan dan mengembangkan
kesenian Indonesia dengan berbagai cara yang berbeda. Dalam
seni musik, lagu-lagu daerah kembali dipopulerkan dengan
2 Paul Westermeyer, Te Deum. The Church and Music (Minneapolis: Augsburg Fortress Press, 1998), hlm. 144.
nuansa musik yang berbeda. Lagu-lagu tersebut diaransemen
ulang dengan format yang sangat variatif. Mulai dari format
instrumen tunggal hingga combo band.4Berangkat dari hal itu,
tidak heran komposisi-komposisi tersebut terdengar sangat
berbeda dari lagu aslinya. Para musisi mencoba
mengkolaborasikan antara musik etnik dan instrumen barat
atau mengambil idiom-idiom musik etnik Indonesia yang
dimainkan dengan menggunakan instrumen barat. Namun
sangat disayangkan tradisi penciptaan karya seni di Indonesia
sering tidak didukung oleh disiplin ilmu pengetahuan. Para
seniman lebih suka bergantung pada bakat alam, naluri, insting
dan ”feeling”.
Sumber-sumber dan obyek penelitian musik etnik begitu
melimpah ruah di negeri ini namun kenyataan yang ada musik
etnik seringkali dipandang sebelah mata. Musik etnik dianggap
memiliki kerumitan tersendiri, kurang akurat, serta memiliki
kelemahan-kelemahan karena memiliki teori dan struktur musik
yang berbeda dengan konvensi musik Barat.5 Namun kekayaan
yang dimiliki musik etnik, baik tangga nada, instrumen, juga
lagu-lagu yang telah ada, bisa digubah menjadi sebuah karya
musik yang menarik. Hal ini akan menyajikan tantangan
4 Combo Band merupakan format musik yang melibatkan instrumen pada format yang sederhana. Biasanya terdiri dari gitar elektrik, gitar bas, keyboard dan drum.
tersendiri dalam proses menciptakan sebuah komposisi musik
etnik dengan mengadopsi struktur musik yang baku dalam
musik klasik barat.
“Teknik komposisi tema dan variasi” sudah ada sejak abad ke-16 dan hingga kini masih mengalami perkembangan. Pada
perkembangannya, bentuk musiknya menjadi semakin variatif
dengan mengadopsi teknik-teknik musik yang baru. Tema dan
variasi merupakan salah satu bentuk peragaman tema6 dengan
mengulang-ulang tema pokok, yang dalam setiap
pengulangannya disajikan dalam berbagai variasi. Tema dan
variasi memberikan banyak peluang dan kemungkinan untuk
mengeksplorasi bentuk dan jenis musik pada sebuah lagu atau
tema.
Berangkat dari rasa ketertarikan terhadap keanekaragaman
musik etnik serta masih jarangnya ditemui karya musik
bernuansa etnik yang disusun dengan menggunakan idiom
musik barat, maka penulis berkeinginan untuk membuat sebuah
komposisi yang mengangkat tema dari salah satu lagu daerah di
Indonesia yaitu Cublak-cublak Suweng.
Dalam komposisi ini lagu Cublak-cublak Suweng
diaransemen dalam format ansambel perkusi, hal ini dikarnakan
mayor instrumen penulis adalah perkusi.
Berkaitan dengan hal di atas, penulis memilih ansambel
perkusi sebagai media yang sesuai bagi penyusunan komposisi
Tema dan Variasi Cublak-cublak Suweng.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyusunan komposisi tema dan variasi
Cublak-cublak Suweng untuk ansambel perkusi etnik?
2. Bagaimana proses penuangan ide-ide musikal dalam
menyusun komposisi tema dan variasi Cublak-cublak
Suweng untuk ansambel perkusi etnik?
3. Bagaimana analisis musik dari tema dan variasi
Cublak-cublak Suweng untuk ansambel perkusi etnik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses penyusunan komposisi tema dan
variasi Cublak-cublak Suweng untuk ansambel perkusi etnik.
2. Untuk mengetahui proses penuangan ide-ide musikal
dalam menyusun komposisi tema dan variasi Cublak-cublak
Suweng untuk ansambel perkusi etnik.
3. Untuk memahami analisis bentuk struktur komposisi tema
dan variasi Cublak-cublak Suweng untuk ansambel perkusi
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta dapat
memberikan kontribusi yang berarti. Ada empat pihak yang
akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, yang pertama
bagi penulis. Melalui penelitian ini, penulis akan mendapatkan
pengalaman bermusik yang baru khususnya dalam menyusun
sebuah komposisi untuk ansambel musik etnik. Manfaat kedua
bagi perguruan tinggi. Perguruan tinggi khususnya UKSW akan
mendapatkan referensi penelitian penyusunan komposisi untuk
ansambel musik etnik. Ketiga, untuk masyarakat umum dan
penikmat musik, hasil komposisi dari penelitian ini dapat
menjadi sebuah media untuk menumbuhkan apresiasi terhadap
musik etnik dalam bentuk instrumental serta menjembatani
pemahaman terhadap struktur komposisi musik klasik. Manfaat
yang terakhir untuk kelestarian musik etnik Indonesia. Dengan
adanya penelitian ini secara tidak langsung penulis mencoba
melestarikan keanekaragaman musik etnik yang dimiliki bangsa
Indonesia.
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan pembahasan, maka
penelitian ini dibatasi pada proses penyusunan tema dan variasi
untuk ansambel perkusi etnik yang mengambil tema dari lagu
F. Batasan Istilah
Berikut adalah pembatasan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini agar tidak keluar dari apa yang dimaksud :
1. Tema dan variasi merupakan bentuk komposisi bebas yang
terbentuk dari peragaman tema dengan mengulang-ulang
tema pokok, yang dalam setiap pengulangannya disajikan
dalam berbagai variasi.
2. Cublak-cublak Suweng adalah lagu rakyat Indonesia yang
berasal dari daerah Jawa Timur.
3. Ansambel adalah sekumpulan orang yang bermain musik
secara bersama-sama.
4. Perkusi adalah alat musik yang dimainkan dengan cara
dipukul atau saling dipukulkan.
5. Etnik berarti komposisi ini disusun berdasar lagu daerah
Indonesia dan dimainkan dengan menggunakan instrumen
musik etnik Indonesia sebagai instrumen utama. Instrumen
etnik yang akan dilibatkan dalam aransemen ini adalah
kolintang, rindik, angklung, kendang Sunda dan beberapa
instrumen lainnya.
G. Metode Penelitian
Metode Penelitian dalam penulisan ini menggunakan
analisis deskriptif dan analisis musikologis. Analisis diskriptif
kemudian disusul dengan analisis.7 Analisis selanjutnya adalah
analisis musikologis. Melalui analisis ini, dapat diketahui
bentuk, ritme, dinamika dan variasi dari komposisi.
Sistematika penulisan terdiri dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan penyusunan laporan.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan
fakta-fakta dan teori-teori yang terkait dengan bentuk dan struktur
tema dan variasi, sejarah musik, sejarah perkembangan
instrumen perkusi serta lagu daerah Cublak-cublak Suweng.
Tahap selanjutnya adalah pengolahan data dengan
melakukan eksperimen untuk mencari berbagai macam variasi
yang diterapkan untuk tema dari lagu daerah Cublak-cublak
Suweng. Hal ini dimaksud untuk melakukan eksplorasi musikal
terhadap kemungkinan-kemungkinan variasi yang akan
dimunculkan. Dalam tahap ini akan disusun komposisi dengan
menggunakan beberapa teknik garapan. Analisis data dilakukan
dengan cara melakukan uji coba komposisi yang sudah disusun.
Akan dilakukan uji coba dengan melibatkan pemusik-pemusik
untuk memainkan komposisi yang sudah disusun. Setelah
melakukan evaluasi dari penyusunan komposisi tersebut, akan
ditemukan bentuk komposisi yang final.
Langkah terakhir adalah penulisan laporan yang dilakukan
setelah komposisi ini selesai. Komposisi ini kemudian akan