• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SMA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SMA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA

GURU DI SMA SE-KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

2013/2014

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratan DalamMemperolehGelar Magister Pendidikan

Pada Program StudiAdministrasiPendidikan

Oleh :

MUHAMMAD YUSUF RITONGA NIM. 8126132023

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVESITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

Muhammad Yusuf Ritonga. NIM 8126132023 The Effect of Work Environment, Work Motivation and Job Satisfaction To Work Teacher Effectiveness. In Medan District Tembung. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. August .2013.

This study aimed to determine: (1) the effect of work environment on job satisfaction of teachers; (2) the effect teachers' work motivation on job satisfaction of teachers; (3) the effect of work environment on the effectiveness of teachers' work; (4) the effect of work motivation of teachers on the effectiveness of teachers' work; and (5) the effect on the effectiveness of the teacher job satisfaction of teachers working.

(6)

ii

ABSTRAK

Muhammad Yusuf Ritonga. NIM. 8126132023 Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja Guru dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Efektivitas Kerja Guru di SMA Kecamatan Medan Tembung. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Agustus 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru; (2) pengaruh motivasi kerja guru terhadap kepuasan kerja guru; (3) pengaruh lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja guru; (4) pengaruh motivasi kerja guru terhadap efektivitas kerja guru; dan (5) pengaruh kepuasan kerja guru terhadap efektivitas kerja guru. Subjek penelitian adalah guru di SMA Kecamatan Medan Tembung. Dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ31> ttabel α=5% (3,786>1,659); (2) terdapat pengaruh motivasi kerja

guru terhadap kepuasan kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ32> ttabel α=5% (3,324>1,659); (3)

terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja guru dinyatakan dengan thitung

ρ41> ttabel α=5% (5,198>1,659); (4) terdapat pengaruh motivasi kerja guru terhadap efektivitas

kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ42 > ttabel α=5% (1,722>1,659);dan (5) terdapat pengaruh

kepuasan kerja guru terhadap efektivitas kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ43 > ttabel α=5%

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugerah dan

karuniaNya sehingga peneliti dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis dengan

baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program

magister pada Program Studi Admistrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan maupun

motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang

setinggi- tingginya kepada Bapak Prof. Belferik Manullang, selaku Pembimbing Tesis

I dan Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd., selaku Pembimbing Tesis II yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi mulai dari penyusunan proposal

hingga penulisan tesis ini.

Selain itu, ucapan terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd,

dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku narasumber yang banyak memberikan

masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan

penulis khususnya dalam hal metodologi penelitian ini.

2. Rektor Unimed, Direktur dan Asisten Direktur Program Pasca sarjana Unimed

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan

di PPs Universitas Negeri Medan. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd., selaku Ketua

Prodi Administrasi Pendidikan dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd.,

selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan, dan staf sekretaris Prodi

Administrasi Pendidikan yang banyak membantu khususnya dalam hal

administrasi perkuliahan selama mengikuti perkuliahan.

3. Terima kasih kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru SMA Se-Kecamatan

Medan Tembung yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan

penelitian di sekolah, termasuk dalam pemanfaatan sarana prasarana sekolah dan

(8)

iv

4. Kepada kedua orang tua Ayah Wahid Hasyim Ritonga, SE dan Ibu Rosmina

Hutagalung serta abang, kakak dan adikku tersayang. Terima kasih untuk cinta,

semangat, dukungan dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis. Pak

Munjir yang telah mengurus segala keperluan surat-surat yang dibutuhkan pada

saat seminar proposal sampai setelah selesai siding meja hijau. Rekan-rekan

mahasiswa PPs Prodi Administrasi Pendidikan Angkatan XXI Eksekutif dan

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan dari tesis

ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritik untuk

kesempurnaan tesis ini.

Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya Tuhan Yang

Maha Esa memberikan anugerah yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis

berharap semoga tesis ini berguna bagi kita semua.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(9)

v

BAB. H KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Teoritis ... 11

1. Efektivitas Kerja Guru ... 11

2. Lingkungan Kerja Sekolah... 16

3. Motivasi Kerja ... 18

4. Kepuasan Kerja ... 22

B. Penelitian Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB. Ill METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

D. Defenisi Operasional Variabel ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 38

F. Uji Coba Instrumen ... 43

G. Hipotesis Statistik... 53

(10)

vi

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Data Penelitian... 55

B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ... 61

C. Uji Persyaratan Analisis ... 63

D. Uji Korelasi Antar Variabel ... 69

E. Pengujian Hipotesis ... 72

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

G. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB. V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Implikasi ... 83

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Populasi penelitian ... 3.2 Kisi-kisi instrumen Efektivitas Kerja Guru ... 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Kerja... 3.4 Kisi-kisi instrumen Motivasi Kerja Guru ... 3.5 Kisi-kisi instrument Kepuasan Kerja ...

1.1 Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 55

1.2 Distribusi Frekuensi Variabel Efektivitas Kerja Guru ... 56

1.3 Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja ... 57

1.4 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja Guru ... 58

1.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Guru... 60

1.6 Tingkat Kecenderungan Efektivitas kerja guru... 61

1.7 Tingkat Kecenderungan Lingkungan Kerja ... 62

1.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru ... 62

1.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja Guru... 63

1.10 Ringkasan Uji Normalitas ... 64

1.11 Ringkasan Uji Homogenitas ... 64

1.12 Ringkasan Anava Uji Linieritas X4 atas X1 ... 65

1.13 Ringkasan Anava Uji Linieritas X4 atas X2 ... 66

1.14 Ringkasan Anava Uji Linieritas X4 atas X3 ... 67

1.15 Ringkasan Anava Uji Linieritas X3 atas X1 ... 68

1.16 Ringkasan Anava Uji Linieritas X3 atas X2 ... 69

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hubungan Efektivitas... 12

2.2 Paradigma Penelitian ... 32

4.1 Histogram Distribusi Skor Efektivitas kerja guru ... 56

4.2 Histogram Distribusi Skor Lingkungan kerja... 58

4.3 Histogram Distribusi Skor Motivasi kerja ... 59

4.4 Histogram Distribusi Skor Kepuasan kerja ... 60

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket ... 93

2. Validitas Angket ... 101

3. Reliabilitas Angket ... 106

4. Data Induk Penelitian ... 115

5. Perhitungan Statistik Dasar/ Uji Deskripsi Data ... 118

6. Uji Kecenderungan Data ... 125

7. Perhitungan Uji Normalitas ... 129

8. Perhitungan Uji Linieritas Dan Keberartian Persamaan Regresi .... 149

9. Perhitungan Uji Homogenitas ... 178

10. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 197

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output

yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan

yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan

mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang

dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan,

maka perhatian terhadap peningkatan kinerja guru menjadi penting. Guru sebagai

pendidik profesional memiliki tugas utama untuk mendidik. mengajar, melatih,

serta mengarahkan peserta didik agar memiliki kesiapan dalam menghadapi

persaingan global yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu

kedudukan guru sebagai tenaga profesional sangat penting dalam terwujudnya visi

dan misi dalam penyelenggaran pembelajaran pada satuan pendidikan dalam

melaksanakan tugasnya

Seorang guru harus dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan

tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi

profesionalisme guru. Untuk menjadi guru sebagai tenaga profesional harus perlu

diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan melalui

berbagai kegiatan, misalnya kegiatan penataran, pelatihan serta berkesempatan

belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun perlu juga memperhatikan

(15)

2

peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain seperti peningkatan disiplin,

pemberian motivasi, peraberian bimbingan melalui supervisi, pemberian inserif,

gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga memungkinkan kenerja guru

diharapkan meningkat.

Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip

H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang

mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

"Effectiveness, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives.

An effective manager is one who selects the right things to get done". (Efektivitas,

pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang

manajer efektif adalah satu yang memilih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam

Moenir, 2006:166).

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas

merupakan suatu konsep yang bersifat multi dimensional, artinya dalam

mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki

walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif

sering dicampur adukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama,

sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

Banyak faktor yang dapat meningktakan keberhasilan guru dalam

mengajar, baik faktor dari dalam diri guru maupun dari luar dirinya seperti

keefektifan seorang guru. Guru yang memiliki keefektifan yang tinggi akan lebih

berhasil dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki keefektifan atau

(16)

3

dalam kegiatan pembelajaran yang baik. Implementasi kerja dilakukan oleh

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompotensi, motivasi dan

kepentingnya. Efektivitas kerja guru ditunjukkan oleh bagaimana proses

berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, sekolah harus

memperhatikan keberadaaan guru agar bekerja dengan kinerja yang tinggi dan

sungguh-sungguh. Maka dari itu guru harus dilibatkan dalam penyusunan

berbagai rencana dan penetapan tujuan sehingga mereka bertanggung jawab

dalam mencapai tujuan.

Menurut Stephen R. Covey (1989:170), yang menyatakan bahwa ada tujuh

ciri kebiasaan manusia efektif yaitu (1) berpikir proaktif, (2) memiliki tujuan yang

jelas, (3) pandai membuat dan menentukan skala prioritas, (4) berpikir

menang-menang, (5) senang bekerjasama, (6) memperhatikan orang lain dan (7) selalu

belajar sepanjang waktu. Dari ketujuh ciri manusia efektif tersebut, dapat ditarik

kesepadanan sebagai ciri-ciri guru efektif yaitu guru efektif berpikir pro aktif,

guru efektif memiliki tujuan yang jelas, guru efektif pandai membuat dan

menentukan prioritas, guru efektif berpikir win-win solution, guru efektif selalu

bekerjasama, guru efektif memperhatikan orang lain, guru efektif belajar

sepanjang waktu.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru Se-Kecamatan Medan Tembung

kefektifan kerja guru yang rendah. Kenyataan ini tampak dari persiapan guru

dalam pembelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum tertata dengan baik dan efektif

(17)

4

guru melakukan inovasi untuk pengembangan bahan ajar 15% dan sekitar 40%

kemauan guru untuk mengembangkan potensi dan kualitas diri, sehingga

minimnya prestasi siswa maupun efektivitas kerja guru.

Upaya untuk meningkatkan efektivitas kerja guru tersebut dapat dilakukan

dengan meningkatkan produktivitas kerja guru, kualitas guru, efesiensi kerja guru,

kepuasan kerja seorang guru, keunggulan kerja guru dan pengembangan kerja

guru.

Berkaitan dengan terwujudnya sekolah berprestasi, hal itu tidak terlepas

dari efektivitas kerja guru yang berada di organisasi sekolah tersebut. Efektivitas

kerja guru pada dasarnya terfokus pada perilaku guru di dalam pekerjaannya.

Sedangkan perihal efektivitas kerja guru dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut

dapat memberikan pengaruh kepada anak didik. Secara spesifik tujuan kinerja

juga mengharuskan para guru membuat keputusan khusus dimana tujuan

pembelajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang kemudian

ditransfer kepada peserta didik.

Disamping itu siswa SMA se-Kecamatan Medan Tembung terlihat adanya

guru yang kurangnya adaptasi seorang guru di sekolah, guru bersikap acuh tak

acuh terhadap tugas yang diberikan, kemampuan sekolah untuk memproduksi

jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan, dan kurangnya

komunikasi antar guru sehingga menimbulkan fenomena kurang lancarnya

komunikasi di sekolah.

Guru merupakan unsur pokok sangat penting serta berpengaruh dalam

(18)

5

serius dari segala pihak mengenai tugas dan tanggung jawabnnya terutama

masalah semangat kerja guru dalam bekerja Kefektifan guru sangat berpengaruh

terhadap kelancaran tugas yang akan dilaksanakan di sekolah.

Berikut ini dikemukakan penjelasan ukuran atau kriteria efektivitas

menurut Gibson dkk (1989:34) indikator efektivitas dapat diukur dengan

produktivitas, kualitas, efisiensi, kepuasaan, keunggulan dan pengembangan,

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan

tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi,

program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.

Dari konsep teori organisasi, telah dijelaskan bahwa keefektifan guru itu

merupakan hal yang penting bagi organisasi, terutama untuk menjaga

kelangsungan dan pencapaian tujuan. Berkaitan dengan efektivitas kerja guru,

Lingkungan kerja, motivasi kerja, dan kepuasaan kerja teman sangat penting.

Menurut Nitisemito (2001:45), lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas. Lingkungan kerja lebih dititik beratkan pada keadaan fisik.

Maka dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi

pekerja ketika menjalankan tugas-tugas yang diberikan padanya.

Untuk menjaga kelangsungan operasional sekolah, hal yang harus

diperhatikan serta berusaha untuk mempengaruhi dan mendorong kinerja guru.

(19)

6

kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya,

Menurut Robbin dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu

faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja, Motivasi

adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai

tujuan organisasi (dalam Muhammad Yusuf, 2001:56). Ada tiga elemen kunci

dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.Upaya merapakan

ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga

untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan

kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya

tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi

internal yang menimbulkan dorongan, di mana kerja yang tidak terpuaskan akan

menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu.

Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan tertentu.

Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan maka akan terjadi pengurangan

tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang

dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya

Luthans (2009:247) berpendapat kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi

karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai

penting. Kepuasaan kerja yang tinggi tidak akan membuat pergantian karyawan

menjadi rendah tetapi hal tersebut mungkin membantu. Sebaliknya, jika terdapat

ketidakpuasan kerja, maka pergantian karyawan mungkin tinggi. Usia dan

kedudukan dalam organisasi, komitmen pada organisasi mungkin memainkan

(20)

7

pergantian karyawan dan ketidakhadiran. Banyak ahli perilaku organisasi dan

manajer berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan hal penting dalam

organisasi.

Efektivitas kerja guru, lingkungan kerja sekolah dan motivasi kerja guru

akan berpengaruh secara psikologis terhadap kepuasan kerja, lingkungan sekolah

yang tertata dengan rapi akan membuat guru melakukan efektivitas kerja dengan

cepat dan tepat maka ia akan bekerja secara sukarela dan penuh tanggung jawab.

Berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa ada kaitan yang erat antara kepuasan kerja dengan efektivitas seorang guru

atau karyawan di dalam organisasi atau lembaga tempat ia bekerja. Orang yang

merasa puas tidak akan mudah meninggal kerjanya atau pindah kerja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah

yang mempengaruhi efektivitas kerja guru yaitu: (1) Bagaimana efektifitas

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung? (2) Faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi efektivitas kerja guru? (3) Lingkungan kerja sekolah yang

mana dapat meningkatkan efektivitas kerja guru? (4) Apakah faktor lingkungan

kerja sekolah berpengaruh dengan efektivitas kerja guru? (5) Apakah faktor

motivasi kerja guru berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru? (6) Apakah

(21)

8

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja guru, namun dalam

penulisan ini peneliti hanya mencari pengaruh lingkungan kerja sekolah, motivasi

kerja guru dan kepuasan kerja guru terhadap efektivitas kerja guru di SMA.

Subjek penelitian ini dibatasi pada guru-guru SMA Se-Kecamatan Medan

Tembung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja sekolah terhadap kepuasan

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru di

SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja

guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

4. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja guru terhadap efektivitas kerja

guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

5. Apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja guru terhadap efektivitas kerja

(22)

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap keputusan kerja

guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja guru terhadap kepuasan

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap efektivitas

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung

4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja guru terhadap efektivitas

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja guru terhadap efektivitas

kerja guru di SMA Se-Kecamatan Medan Tembung?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan

praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen

pendidikan yang berhubungan dengan mnajemen organisasi dan

sumber daya manusia (SDM).

b. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efektivitas

(23)

10

dengan lingkungan kerja, motivasi kebutuhan dan kepuasan kerja.

c. Dapat menambah bahan kajian khususna masalah-masalah yang

berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan efektivitas

kerja guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi

teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk

pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.

b. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan

inovasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan.

c. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan

disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Bagi dinas pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya

(24)

84

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Secara Deskriptif

a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung

sedang.

b) Motivasi Kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah

cenderung tinggi.

c) Kepuasan kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah

cenderung sedang.

d) Efektivitas kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah

cenderung sedang.

2. Secara Inferensial

1. Lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru

SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 11,91 % sisanya dipengaruhi oleh

variabel diluar lingkungan kerja. Artinya semakin baik lingkungan kerja

maka semakin baik juga kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan

Tembung.

2. Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru

SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 9,44 % sisanya dipengaruhi oleh

variabel diluar motivasi kerja. Artinya semakin baik motivasi kerja guru maka

semakin baik juga kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung.

(25)

85

3. Lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja

guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 20,31 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel diluar lingkungan kerja, artinya semakin baik lingkungan kerja

maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan

Tembung.

4. Motivasi kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja

guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 2,72 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel diluar motivasi kerja. Artinya semakin baik motivasi kerja guru

maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan

Tembung.

5. Kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja

guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 3,19 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel diluar kepuasan kerja. Artinya semakin baik kepuasan kerja

guru maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan

Tembung.

B. Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan

kerja, motivasi kerja guru, dan kepuasan kerja guru dapat meningkatkan

efektivitas kerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat

(26)

86

1. Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Lingkungan Kerja

Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni lingkungan kerja

berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru, maka upaya

meningkatkan kepuasan kerja guru adalah dengan meningkatkan lingkungan kerja

sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait

dengan upaya peningkatan lingkungan kerja.

Lingkungan kerja terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi lingkungan fisik

yang bersifat nyata dan dimensi lingkungan non-fisik yang bersifat tidak nyata.

Lingkungan fisik berkenaan dengan kondisi tempat atau ruangan dan kelengkapan

material atau peralatan yang diperlukan karyawan untuk bekerja. Sedangkan

lingkungan non fisik berkenaan dengan suasana sosial atau pergaulan

(komunikasi) antar personel di lingkungan unit kerja masing-masing atau dalam

keseluruhan organisasi kerja.Lingkungan kerja fisik meliputi peralatan, bangunan

kantor, perabot dan tata ruang. Termasuk juga kondisi jasmaniah tempat pegawai

bekerja, meliputi desain, tata letak, cahaya (penerangan), warna, suhu,

kelembaban dan sirkulasi udara. Sedangkan yang termasuk ke dalam lingkungan

non fisik yaitu suasana sosial, pergaulan antar personil, peraturan kerja (tata tertib)

dan kebijakan perusahaan.

Kepala Sekolah harus bekerja sama dengan guru harus mampu

menciptakan suasana yang menyenangkan, seperti mengadakan kegiatan-kegiatan

kebersamaan, memenuhi kebutuhan kerja setiap guru, termasuk juga

memperhatikan kebutuhan guru akan kepuasan lingkungan kerja. Hal ini akan

(27)

87

kemudian juga akan meningkatkan motivasi kerja guru yang pada akhirnya akan

meningkatkan kinerja guru.

2. Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Motivasi Kerja Guru

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni motivasi kerja guru

berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru, maka upaya

meningkatkan kepuasan kerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja

guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan

upaya motivasi kerja guru.

Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri

bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti terutama dikaitkan dengan

kepentingan upaya pencapaian efektivitas kerja seseorang. Setiap keinginan yang

dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai motivasi dan sikap yang

mendorong seseorang melakukan serangkaian perbuatan yang disebut kegiatan.

Sifat orang dengan motif berprestasi) adalah (1) mereka berusaha agar

kemampuan dapat mempengaruhi hasil, (2) mereka tampak lebih banyak

berhubungan dengan prestasi perorangan, (3) menginginkan umpan balik yang

berhubungan dengan prestasi dan tugas mereka dan (4) berusaha memikirkan cara

yang lebih baik untuk mengerjakan sesuat.

Dari berbagai literatur dapat diketahui bahwa motivasi manusia

berhubungan dengan setidaknya 5 kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan fisik

(Physiological need), (2) kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan

keselamatan (Security of safety need), (3) kebutuhan bermasyarakat (Social need),

(28)

88

untuk memperoleh kebanggaan (Self actualization need). Manusia akan dapat

bekerja dengan baik apabila kebutuhannya dapat terpenuhi.

Atas dasar itu maka untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja guru yang

nantinya berdampak terhadap kinerjanya yang baik maka Kepala Sekolah dan

Dinas Pendidikan terkait harus dapat terus meningkatkan motivasi kerja guru

melalui pemenuhan-pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar guru sebagi manusia.

Selain itu guru juga harus dapat dipenuhi kebutuhannya akan pendidikan

dan pelatihan, hal ini menjadi penting karena jika guru memilki motivasi dan

kepuasan dalam bekerja namun kemempuannya untuk bekerja dengan baik sangat

minim tentunya ini juga berdampak terhadap kinerjanya.

Hal ini tentunya akan dapat terlaksana jika Kepala sekolah memilki

kemmapuan dalam memberikan motivasi-motivasi kepada guru sehingga guru

mencapai kepuasannya dalam bekerja yang pada kemudiannya mampu membuat

guru bekerja dengan baik.

3. Upaya Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru Melalui Peningkatan Lingkungan Kerja

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni lingkungan kerja berpengaruh

langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya meningkatkan

efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan lingkungan kerja. Atas dasar

temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya

peningkatan lingkungan kerja.

Lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam lingkungan kerja,

baik dalam arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja.

(29)

89

harinya. Lingkungan kerja/ sekolah yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan guru untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat

mempengaruhi emosi guru. Jika guru menyenangi lingkungan kerja dimana dia

bekerja, maka guru tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas

sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Lingkungan kerja itu mencakup

hubungan kerja yang terbentuk antara sesama guru dan hubungan kerja antara

bawahan dan atasan/ Kepala sekolah serta lingkungan fisik tempat guru bekerja.

Atas dasar itu maka Kepala Sekolah dituntut mampu menciptakan

lingkungan/ suasana kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru agara guru

dapat bekerja secara efektif. Untuk menciptakan hubungan relasi yang harmonis

dan efektif, kepala sekolah harus dapat meluangkan waktu untuk mempelajari

aspirasi-aspirasi emosi guru dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim

kerja, serta menciptakan suasana memperhatikan dan memotivasi kreativitas guru

dalam bekerja.

4. Upaya Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru Melalui Motivasi Kerja Guru

Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni motivasi kerja guru

berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya

meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja

guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan

upaya peningkatan motivasi kerja guru.

Perilaku seseorang dalam beraktivitas atau bekerja dapat muncul karena

adanya motive (motive are the way of behaviour). Motivasi pada dasarnya

(30)

90

suatu tindakan (action/activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang

mengarah kepada pencapaian kebutuhan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang

menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Dorongan atau semangat kerja

sangat dipengaruhi oleh faktor atasan/pimpinan, teman kerja, sarana fisik,

kebijakan/aturan, imbalan, jenis pekerjaan, dan tantangan.

Agar para bawahan/ guru dalam melakukan aktivitas kerja sehari-hari tetap

termotivasi, maka seorang pimpinan atau manajer tidak boleh melakukan hal-hal

negatif yang dapat mencederai dan menurunkan moral kerja bawahan. Hal-hal

yang harus dijauhi oleh pimpinan yang negatif dan tidak boleh dilakukan antara

lain mengkritik karyawan/guru dihadapan orang lain, menghina/ merendahkan

karyawan/guru, menganggap karyawan/ guru sebagai alat, melempar

tanggungjawab, memikirkan diri sendiri, berlaku tidak adil, ragu-ragu dalam

mengambil keputusan, bersikap kaku/ arogan, (9) tidak menaruh kepercayaan

kepada bawahan, dan bersikap acuh tak acuh kepada bawahan/ guru.

Kepala sekolah dianggap sebagai orang yang memiliki peran dalam

memimpin guru sehingga guru memiliki motivasi yang kuat dalam bekerja.

Efektivitas seorang pimpinan organisasi dalam memotivasi bawahannya, ada

beberapa hal yang menjadikan perhatian untuk dilakukan yaitu mengenali diri

sendiri, mengenali situasi yang dihadapi, memilih gaya kepemimpinan yang cocok

dengan situasi tersebut, penuhi kebutuhan tugas, penuhi kebutuhan kelompok dan

penuhi kebutuhan individu.

(31)

91

Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni kepuasan kerja guru

berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya

meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja

guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan

upaya peningkatan kepuasan kerja guru.

Guru menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan,

mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi

sikap-sikap terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan kinerja guru, dedikasi,

dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan di pundaknya. Sikap yang

positif harus dibina, sedang yang negative harus dihilangkan sedini mungkin.

Sikap guru itu seperti kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan adanya

perkejaan, peralatan, lingkungan, iklim organisasi dan sebagainya.

Kepuasan kerja guru dapat ditentukan oleh beberapa factor yakni sebagai

berikut upah/ gaji yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, hubungan dengan

atasan, hubungan dengan rekan sekerja, hasil pekerjaan.

Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan

terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara

tepat waktu, disamping itu munculnya dedikasi, kegairahan, kerajinan, ketekunan,

inisitif dan kreativitas kerja yang tinggi dalam bekerja. Kepuasan kerja guru

menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, apabila guru merasakan

kepuasan dalam dalam bekerja, maka akan tercipta suasana yang penuh

kebersamaan, memiliki tanggung jawab yang sama, iklim komunikasi yang baik

(32)

92

tercapai secara maksimal. Tetapi sebaliknya apabila guru tidak merasa puas, maka

akan tercipta suasana yang kaku, membosankan, dan semangat tim yang rendah.

Sebagai atasan di lembaga pendidikan/ sekolah maka Kepala sekolah harus

mampu menciptakan rasa puas kepada guru sehingga guru dapat bekerja secara

efektif yang berdampak terhadap penignkatan mutu pendidikan di sekolah.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil

penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan efektivitas kerja guru diharapkan kepada semua pihak

yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala

sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik

pusat maupun daerah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta

didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih

dalam upaya menciptakan efektivitas kerja guru. Karena efektivitas kerja guru

akan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan pembinaan secara

terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan

Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki efektivitas

kerja yang baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya

yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen

(33)

91

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nitisemito, (2000) Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi. 3, Jakarta, Ghalia Indonesia

Beach, D.S. 1980. The Management of People at Work. New York: Mc Millan Publishing Co., Inc.

Budiar, dkk (2004) Pengaruh Variabel Demografi Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.

Covey, Sthepen, (1997), Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. Jakarta. Binarapa Aksara

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok Jakarta: Rineka Cipta

Dassler, Gary. 1997. Human Behavior: Improving Performance at Work. Virginia: Restone Publishing Company, Inc.

Ensiklopedi Administrasi, 1989.

Etzioni, dkk. (1985). Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Renika Cipta

Gary A.Davis dan Margareth A. Thomas. (1989). Effective School and effective

Teachers . U.S.A: Hawley Mn Meadowlark Books.

Gibson, dkk. (2010). Organisasi. Tanggerang : Bina Rupa Aksara.

Green Berg jerald. Baron Robert A. (2008). Behavior in Organizations. New

Jersey

Hamzah B. Uno. 2009. Proiesi Kependidikan. Problema. Solusi. dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko. T. Hani. 1996. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

(34)

92

Seviana Siahaan (2013) Pengaruh Nilai Budaya sekolah, Kemarapuan Berpikir Konvergen, dan Kepuasan dalam Bekerja Terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Swasta di Kota Medan.

Luthans, F.. 2005. Organizational Behavior, Mc Graw-Hill Book Co-Singapore, Singapura, hal. 247

Mahmudi. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Public. Edisi 2. Penerbit : UPP STIM YKPN

Moenir. (2006). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara.

Mullins Lauriel J. (2005). Management and Organizational Behavior. Endiburg Gate Harlow: Prentice Hall, Inc

Robbins, Stephen P, (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks

Rivai, VeithzaL (2008), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta, Raja Grafindo Persada

Sedamayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju

Steers, M. Richard. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Stoner. James A.S. 1996. Management. Terjemahan. Jakarta: Alexander Sindoro. Preshallindo.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

(2) Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial pada struktur organisasi desentralisasi dan sebaliknya akan menurunkan kinerja

[r]

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Pengaruh Modifikasi Dasar Permainan Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Tunagrahita Ringan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pelaku kampanye harus mampu menjelaskan dan menyampaikan suatu kegiatan atau aktivitas dan program kerja kepada publiknya, sekaligus ia bertindak sebagai mediator untuk

dibuat sebuah theme yang digunakan untuk menyimpan data wilayah kecamatan.. di

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat