PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL SISWA DI KELAS IV SD SWASTA
PELANGI MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH
FITRI RAHMADANI NIM: 8136182020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
FITRI RAHMADANI. NIM. 8136182020. Pengaruh Metode Inkuiri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Swasta Pelangi Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa; (2) Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa; dan (3) Interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Swasta Pelangi Medan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasinya adalah seluruh siswa kelas IV sebanyak 44 siswa. Sampelnya adalah semua siswa yang mengambil mata pelajaran IPS sebanyak 22 siswa pada kelas A dan sebanyak 22 siswa pada kelas B. Instrumen yang digunakan untuk mengumpul data adalah tes hasil belajar IPS dan lembar observasi motivasi belajar. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian factorial 2x2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan metode Inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan metode Konvensional (Fhitung = 5,095 > Ftabel = 2,07); (2) Terdapat pengaruh yang
signifikan antara hasil belajar IPS siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah (Fhitung = 513,55 > Ftabel =
2,15); dan (3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa (Fhitung = 1,303 > Ftabel = 2,66). Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa Metode Inkuiri lebih baik digunakan untuk membelajarkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sedangkan metode konvensional baik digunakan kepada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dan terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar. Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode Inkuiri lebih tinggi hasil belajarnya dari pada siswa yang diajarkan dengan metode Konvensional.
ABSTRACT
FITRI RAHMADANI. NIM. 8136182020. The Effect of Inquiry Method and Learning Motivation on Instructional IPS Achievement for the students of Grade IV at Swasta Pelangi Medan. Thesis. The State University of Medan School of Post Graduate Studies. 2015.
This study aimed at finding: (1) The effect of inquiry method on Instructional IPS Achievement for the students; (2) The effect Learning Motivation on Instructional IPS Achievement for the students and (3) The interaction between Inquiry method and learning motivation in influencing the students achievement on IPS. This is a quasi experiment study conducted at SD Swasta Pelangi Medan on even semester of 2014/2015 Academic Year. Population for this study were 44 students of grade, they were 22 students from class A and 22 students from class B takes as sample. The instrument used for learning motivation. The quasi experiment method used for research by 2x2 factorial designs. The data analysis used was the ANAVA on α = 0,05. The hypothese result showed that: (1) the students achievement on IPS thaught by using Inquiry method is hinger than the low one by using Konvensional method (Fratio = 5,095 > Ftable = 2,07); (2) the students achievement on IPS for the one
having high learning motivation is higher than the low one (Fratio = 513,55 > Ftable =
2,15); and (3) there is an interaction between learning method and learning motivation to the students achievement on IPS (Fratio = 1,303 > Ftablel = 2,66).
Based on the analysis result could be conclude that Inquiry method was applicable for the students having high learning motivation while the Konvensional method was applicable for the students having low learning motivation and there is an interaction between instructional method and learning motivation. Te implication of research showed that the students achievement taught by Inquiry method that the one by uing Konvensional method.
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Metode Inkuiri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa di Kelas IV SD Swasta Pelangi Medan”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para dosen dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M,Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Dr. Restu M.S dan Ibu Dr. Isda Pramuniati M.Hum., selaku Dosen
Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama penulisan tesis ini.
4. Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.
5. Ibu Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.
6. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si, dan Ibu Dr.
7. Putra, selaku Pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.
8. Kepala Sekolah SD Swasta Pelangi Medan, Ibu Siti Diana Sari selaku observer dan seluruh keluarga besar SD Swasta Pelangi Medan.
9. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Ramlan Abdul Gani dan Hj. Lismawati,
yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
10.Teman-teman kos ( siti salamah, manguncong, eka, fitri, rani dan andi) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. dengan penuh harap kiranya tesis ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin
Medan, Mei 2015 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.2. Hakikat Motivasi Belajar ... 17
2.1.3. Hakikat Metode Inkuiri ... 21
2.1.4. Hakikat Metode Konvensional ... 33
2.1.5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 36
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39
2.3. Kerangka Berpikir ... 42
2.3.1. Pengaruh Metode Inquiry dengan Metode Konvensional terhadap Hasil Belajar IPS ... ... 42
2.3.2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS ... 44
2.3.3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap hasil Belajar IPS ... 45
2.4. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.6. Pengontrolan Perlakuan ... 55
3.6.1. Validitas Internal ... 55
3.6.2. Validitas Eksternal ... 55
3.7. Variabel dan Defenisi Operasional ... 55
3.7.1. Variabel Penelitian... 57
3.7.2. Defenisi Operasional Variabel ... 58
3.8. Instrumen Penelitian ... 59
3.9. Uji Coba Instrumen Penelitian... 61
3.9.1. Validitas Tes ... 61
3.10.2.Uji Persyaratan Analisis ... 65
3.11. Hipotesis Statistik ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1. Hasi Penelitian ... 67
4.1.1. Deskripsi Data ... 67
4.1.2. Pengamatan Kegiatan Pembelajaran ... 75
4.1.3. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 76
4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 77
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
4.2.1. Pengaruh Metode Inkuiri Dengan Metode Konvensional Teradap Hasil Belajar IPS ... 81
4.2.2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar ... 83
4.2.3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS ... 84
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 86
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 88
5.1. Kesimpulan ... 88
5.2. Implikasi ... 90
5.3. Saran ... 91
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nilai Mata Pelajaran IPS ... 5
Tabel 2.1. Sintaks Metode Inkuiri ... 27
Tabel 2.1. Sintaks Metode Konvensional ... 34
Tabel 3.1 Desain Penelitian Anava 2x2 ... 49
Tabel 3.2. Diagram Alir Penelitian ... 52
Tabel 3.3. Kategori Ketuntasan Belajar ... 57
Tabel 3.4. Kategori Pemberian Skor Motivasi Belajar ... 58
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Inkuiri ... 68
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Konvensional ... 69
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Inkuiri dengan Motivasi Belajar Tinggi ... 71
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Inkuiri dengan Motivasi Belajar Rendah ... 72
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Konvensional dengan Motivasi Belajar Tinggi ... 73
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS yang dibelajarkan Menggunakan Metode Konvensional dengan Motivasi Belajar Rendah ... 74
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data ... 75
Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data ... 77
Tabel 4.9. Anova Hasil Belajar IPS antara Siswa yang dibelajarkan Menggunakan Metode Inkuiri dan Metode Konvensional ... 78
Tabel 4.10. Anova Hasil Belajar IPS antara Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi ... 79
Tabel 4.11. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar IPS ... 79
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1. Grafik Data Motivasi Belajar Siswa yang dibelajarkan
Menggunakan Metode Inkuiri ... 68 Gambar 4.2. Grafik Data Motivasi Belajar Siswa yang dibelajarkan
Menggunakan Metode Konvensional ... 70 Gambar 4.5. Grafik Data Hasil Belajar IPS Siswa yang dibelajarkan
menggunakan Metode Inkuiri dengan Motivasi Belajar
Tinggi ... 71 Gambar 4.6. Grafik Data Hasil Belajar IPS Siswa yang dibelajarkan
menggunakan Metode Inkuiri dengan Motivasi Belajar
Rendah ... 72 Gambar 4.7. Grafik Data Hasil Belajar IPS Siswa yang dibelajarkan
menggunakan Metode Konvensional dengan Motivasi
Belajar Tinggi ... 74 Gambar 4.8. Grafik Data Hasil Belajar IPS Siswa yang dibelajarkan
menggunakan Metode Inkuiri dengan Motivasi Belajar
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Tes Hasil Belajar ... 95
Lampiran 2 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 99
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 103
Lampiran 4 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 105
Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 111
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Metode Inkuiri ... 117
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Metode Konvensional ... 132
Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siswa ... 145
Lampiran 9 Tabel Validitas Tes ... 148
Lampiran 10 Perhitungan Uji Validitas Tes... 150
Lampiran 11 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Tes ... 152
Lampiran 12 Perhitungan Daya Beda Butir Tes ... 154
Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes ... 156
Lampiran 14 Tabel Skor Hasil Belajar IPS dan Motivasi Belajar Siswa ... 158
Lampiran 15 Daftar Nama-nama Siswa ... 160
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang, sangat berpengaruh terhadap
segala dimensi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu
menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber daya yang
berkualitas hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan Sumber
Daya Manusia, tenaga pendidik (dalam hal ini guru) sebagai salah satu unsur yang
berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan
tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi baiknya suatu
pendidikan. Pendidikan berkaitan erat dengan keberhasilan proses pembelajaran
di dalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan. Tentu saja
keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung
pada kepiawaian guru dalam menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran.
Pada hakikatnya esensi pendidikan bersumber akan kebutuhan masyarakat
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Pendidikan harus memperhatikan perubahan-perubahan yang
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan terhadap berbagai masalah
pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
kepentingan masa depan.
Pembelajaran yang efektif dapat dicapai melalui pengelolaan pembelajaran
yang dimulai dari komponen perencanaan yang berupa mempersiapkan kondisi
belajar siswa dan tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran, komponen
pelaksanaan yang baik dan tepat berupa materi pelajaran apa yang diperlukan dan
metode atau alat yang mana harus dipakai dalam kegiatan belajar mengajar, serta
komponen prosedur apa saja yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi.
Frend dalam Djamarah (2006:61) telah melakukan penelitian terhadap
3.725 orang anak didik HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil
penelitiannya itu, dia menyatakan bahwa “Apabila menggunakan metode yang
baik dan media yang baik dalam dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan
memperoleh hasil yang lebih baik”.
Faktor metode mengajar yang digunakan oleh seorang guru merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Variasi
penggunaan metode mengajar akan membuat siswa lebih tertarik dengan apa yang
disampaikan oleh seorang guru. Guru yang mampu menerapkan berbagai metode
mengajar cenderung akan mampu mengelola kelas dengan baik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mendapat sorotan terkait rendahnya hasil belajar siswa. IPS diajarkan mulai
tingkat SD sampai SMP. Peranan IPS menjadi sangat berarti, salah satunya siswa
Ada tiga yang menjadi tujuan membelajarkan IPS kepada peserta didik. Hal ini
sesuai dengan pernyataan dari Depdiknas (Direktorat Pendidikan Dasar, 2004:15)
yang menyatakan bahwa :
“Ada tiga tujuan membelajarkan IPS kepada peserta didik, yaitu 1) agar setiap peserta didik menjadi warga negara yang baik; 2) melatih peserta didik berkemampuan berpikir matang untuk mengadapi dan memecahkan masalah sosial: dan 3) agar peserta didik dapat mewarisi dan melanjutkan budaya bangsanya”.
Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), guru mengajarkan siswa
tentang bagaimana cara hidup berinteraksi, bersosialisasi, berkomunikasi,
berhubungan dengan alam sekitar dan dengan lingkungan yang beragam, situasi
serta kondisi. Siswa diharapkan dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk
bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan
masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Keberhasilan pembelajaran IPS di kelas sangat terkait dengan kepribadian
guru, oleh karena itu dalam implementasinya guru dituntut memiliki
keterampilan, keuletan, dan sikap terbuka kepada siswa. Selain itu, guru juga
diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar
yang lebih aktif dan kreatif, memberikan dorongan dan motivasi belajar kepada
siswa.
Namun pada kenyataannya hasil belajar IPS di Sekolah Dasar masih
rendah. Berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS yaitu
siswa masih pasif dalam proses pembelajaran artinya guru belum melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS disebabkan
relevan dengan karakteristik yang dimiliki siswa. Pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran,
guru menjadi sumber utama aktivitas belajar siswa, keaktifan siswa kurang
diperhatikan. Guru juga tidak menekankan pada siswa untuk dapat bernalar,
melihat keterkaitan materi pelajaran, mengkomunikasikan dan memecahkan
masalah, Sehingga tidak ada waktu bagi siswa untuk mengembangkan strategi
belajar yang efektif. Dalam proses belajar, guru cenderung menulis di papan tulis
dan siswa mencatat apa yang disampaikan, kreatifitas belajar siswa cenderung
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat, selanjutnya guru memberikan
soal-soal dengan tujuan agar siswa lebih memahami materi yang baru saja
disampaikan.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti melihat bahwa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa masih dibekali dengan
catatan-catatan dan tugas-tugas dari guru akan tetapi siswa tidak dapat memahami
pelajaran tersebut, guru kelas IV dalam menyajikan materi pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial hanya menggunakan metode konvensional yaitu metode
ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi dan latihan tanpa melibatkan
keaktifan siswa di dalamnya, sehingga membuat siswa merasa bosan, tidak
merasa tertarik dalam belajar atau motivasi belajar siswa menjadi rendah, serta
siswa akan lebih cepat lupa terhadap materi pembelajaran yang baru dipelajarinya.
Kemudian siswa tidak fokus mengikuti pelajaran dan melakukan aktivitas yang
tidak relevan seperti mengantuk, bermain-main, bahkan ribut saat pelajaran
sedang berlangsung yang berakibat semangat belajar pada siswa menjadi rendah
sehari-hari dan guru didalam kelas masih menerapkan metode pembelajaran yang
bersifat hafalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran tersebut, walaupun terkadang guru sudah melibatkan siswa dalam
pembelajaran tetapi masih belum dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada
mata pelajaran IPS, pada 2 (dua) tahun berikut ini di SD Swasta Pelangi Medan
yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran IPS
Tahun Akademik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Kategori
2012/2013 70 48 59 Cukup
2013/2014 80 60 70 Cukup
Nilai yang diperoleh siswa di atas masih dalam kategori cukup dan
cenderung dalam setiap kelas hanya 3 (tiga) orang yang memperoleh nilai 80 dari
jumlah 22 (dua puluh dua) siswa. Berdasarkan dari nilai dan paparan di atas,
faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD
Swasta Pelangi Medan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Metode yang diberikan
belum dapat memberikan hasil pembelajaran yang maksimal, 2) Motivasi belajar
siswa mempengaruhi hasil belajar pelajaran IPS, 3) Metode pengajaran yang
diberikan tidak sesuai dengan karakteristik pelajaran IPS, 4) Metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru belum dapat memotivasi siswa belajar
IPS. Oleh sebab itu, seorang guru dituntut untuk bisa kreatif dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Usaha untuk meningkatkan hasil
belajar memang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi sudah menjadi tanggung
disampaikannya dan apa yang diperolehnya merupakan sesuatu yang bermakna
dalam hidupnya.
Peneliti merasa perlu menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif dan langsung dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD
Swasta Pelangi Medan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan
alternatif adalah metode Inkuiri. Metode inkuiri merupakan bentuk dari metode
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) yang
memiliki perbedaan dengan metode konvensional. Metode inkuiri menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalaan yang dipertanyakan.
Amri (2010:200) mengatakan bahwa “Metode Inkuiri adalah metode yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri”.
Bruner dalam Trianto (2011:38) mengatakan bahwa “Belajar penemuan
(Inkuiri) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh siswa, dengan
sendirinya akan memberi hasil yang paling baik, dan apabila siswa terebut
berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, maka akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna”.
Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif
diterapkan pada pendekatan saintifik, karena di dalam langkah-langkah
menanya (questioning), mengumpulkan data, mengolah data, dan
mengkomunikasikan. Metode inkuiri juga mempunyai kelebihan siswa akan
memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, mendorong siswa untuk
berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, mendorong siswa untuk
berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang, dapat meningkatkan bakat kemampuan invidu dan yang lainnya.
Dengan menggunakan metode pembelajaran ini di kelas, siswa dapat membentuk
pola pikir, penalaran, mempresentasikan pengetahuan konseptual dan prosedural
siswa, serta terbentuknya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian
tentang “Pengaruh Metode Inkuiri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Di Kelas IV SD Swasta Pelangi Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah :
1. Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan latihan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum memberikan hasil
pembelajaran yang maksimal
2. Motivasi belajar siswa masih rendah sehingga mempengaruhi hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan
4. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru belum dapat memotivasi
siswa belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
1.3. Batasan Masalah
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SD Swasta
Pelangi Medan adalah motivasi baik dari diri sendiri (Intrinsik) maupun dari luar
diri siswa sendiri (Ekstrinsik). Pada penelitian ini metode pembelajaran yang
dimaksud adalah metode Inkuiri dan metode konvensional sebagai metode
pembanding. Hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dibatasi
hanya pada aspek kognitif ditujukan untuk kelas IV SD dengan materi
“Peninggalan Bersejarah”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Apakah ada pengaruh metode Inkuiri terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas IV SD Swasta Pelangi Medan?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD Swasta Pelangi Medan?
3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi siswa
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SD Swasta Pelangi
Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh metode Inkuiri terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD Swasta Pelangi Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD Swasta Pelangi Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode pembelajaran inkuiri dan
motivasi siswa terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SD
Swasta Pelangi Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan kontribusi untuk berbagai
kepentingan sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Melatih peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran
b. Melatih peserta didik untuk berpikir ilmiah, kreatif, dan inovatif dalam
proses pembelajaran.
c. Melatih peserta didik agar tanggap terhadap informasi dan situasi yang
terjadi, kemudian mengaitkannya dengan kondisi lain sehingga menjadi
bermakna.
2. Bagi Guru
a. Memberikan sumbang pikir dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran khusunya di SD Swasta Pelangi Medan
b. Pengembangan wawasan bagi guru-guru di SD Swasta Pelangi Medan
mengenai strategi pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri.
3. Bagi Sekolah
a. Menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk perbaikan motivasi belajar
dan hasil belajar siswa di SD.
b. Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada
tenaga edukatif untuk dapat menerapkan metode pembelajaran inkuiri
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode Inkuiri berpengaruh baik terhadap hasil belajar IPS siswa bila
dibandingkan dengan Metode Konvensional di kelas IV SD Swasta Pelangi
Medan. Hal ini terlihat dari proses belajar mengajar yang dilakukan bahwa
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata
pelajaran IPS lebih tertarik dalam interaksi diskusi yang dibangun pada Proses
Belajar Mengajar dan termotivasi untuk belajar. Perhatian siswa terfokus pada
pelajaran melalui gambar, mereka menemukan sendiri masalah soal yang
diberikan oleh guru. Selain itu dengan metode Inkuiri dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis
dan menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Terlihat juga dari
nilai hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang diajar
dengan metode Inkuiri mencapai X = 80,45. Sedangkan kelompok siswa yang
diajar dengan menggunakan metode Konvensional mencapai X = 70,68.
2. Dari hasil analisis data serta observasi yang peneliti lakukan, kelompok siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh nilai hasil belajar yang
lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi
memiliki motivasi belajar tinggi siswa tersebut selalu bertanya atau berdiskusi
apabila menghadapi kesulitan, selalu mengajukan pendapat pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan siswa merasakan pengetahuan serta
keterampilan tentang mata pelajaran IPS yang merupakan suatu kebutuhan
dan bukan suatu keterpaksaan. Terlihat juga dari nilai hasil belajar rata-rata
yang diperoleh siswa pada kelompok yang memiliki motivasi belajar tinggi
dengan menggunakan metode inkuiri mencapai X = 91,36, siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dengan menggunakan metode inkuiri
mencapai X = 70,00 sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dengan menggunakan metode konvensional mencapai X = 85,71
dan kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah dengan menggunakan
metode konvensional hanya mencapai X = 62,50. Sehingga dari penjelasan di ,
motivasi belajar siswa berpengaruh baik terhadap hasil belajar IPS di Kelas IV
SD Swasta Pelangi Medan.
3. Terdapat interaksi antara metode belajar dengan motivasi belajar dalam
mempengaruhi hasil belajar IPS, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
lebih menunjukkan aktivitas yang lebih aktif dalam pembelajaran, lebih
senang dengan berdiskusi, senang untuk latihan sendiri sehingga karakteristik
ini akan lebih sesuai dengan metode Inkuiri. Sebaliknya bagi siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah mereka selalu ragu-ragu dalam
praktek IPS, mengerjakan sesuatu. mereka lebih senang bertanya kepada guru
dalam melakukan pekerjaan.
5.2. Implikasi
Sesuai hasil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan beberapa
implikasi yang berkenan dengan pelaksanaan pembelajaran dalam kaitannya
dengan peningkatan hasil belajar IPS siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa metode Inkuiri lebih baik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena siswa merasa lebih bebas
untuk melakukan kreativitas dan inovatif serta menyenangkan dalam
kelompok masing-masing dengan demikian perlu dilakukan pembinaan atau
pelatihan bagi guru agar penerapan metode Inkuiri dapat diterapkan dengan
baik. Selain ini implikasi dari temuan ini memberikan keringanan bagi guru
karena pembelajaran selama ini dengan metode Konvensional menyebabkan
guru selalu merasa terbeban dengan perannya yang lebih dominan dalam
memaknai materi pelajaran. Dengan penerapan metode Inkuiri, guru sangat
terbantu dengan adanya kerjasama siswa ditambah dengan materi yang dapat
diakses oleh siswa dari berbagai sumber.
2. Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, artinya bahwa dalam
pembelajaran IPS diperlukan upaya agar siswa memiliki keingintahuan
melalui membaca buku-buku, mengakses internet yang berkaitan dengan IPS.
pada siswa dengan menggunakan media audiovisual untuk melengkapi
pengetahuan yang diperoleh di kelas.
3. Terjadinya interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar
memberikan indikasi perlunya peran guru untuk mendorong siswa untuk
memperoleh pengetahuan atau materi pelajaran melalui kerjasama siswa di
dalam dan di luar kelas sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran kelas
sudah seperti tim kerjasama yang tentunya akan semakin lebih memudahkan
siswa yang motivasi belajarnya kurang dapat terlibat dengan aktif.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan dan
implikasi hasil penelitian, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain :
1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa metode Inkuiri lebih unggul
dibandingkan dengan metode Konvensional, oleh karena itu diharapkan guru
mengajar IPS dengan menggunakan metode Inkuiri dengan langkah-langkah
yaitu : (1) Menyajikan pertanyaan atau masalah; (2) Membuat hipotesis; (3)
Merancang percobaan; (4) Melakukan percobaan untuk memperoleh
informasi; (5) Mengumpulkan dan menganalisis data; dan (6) Membuat
kesimpulan.
2. Berdasarkan temuan penelitian bahwa perlu untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.
3. Guru diharapkan mampu menggunakan media dan sarana pembelajaran guna
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka
Anggareni. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inquiry Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP.
Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 1-11
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta
Brooke, M. 2014. The Effects of Inquiry-Based Science Instruction on Student
Achievement and Interest. Journal of Education. Halaman 1-20
Bundu, P. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Endah. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 59-70.
Florentina. 2009. Peningkatan Kemampuan Penemuan Sumber Belajar Melalui
Metode Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2 (1): 59-70.
Gulo W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.
Indrastuti, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
Kristianingsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di SMP. Jurnal Ilmu Pendidikan, Halaman
10-13
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia.
Nurhadi 2003. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Grafindo.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Roida. 2010. Metode Pembelajaran Inkuiri dan Pengaruhnya Terhadap Hasil
Belajar Matemtika Ditinjau dari Kreativitas Belajar. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2 (1):33-44
Rustini. 2007. Penerapan Model Inkuiri Dalam Meningkatkan Pembelajaran IPS
Di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 8-9
Sabri, A. 2010. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: Gramedia.
Setiawan, Deny. 2013. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan: Unimed Press.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta.
Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiono. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suherman. 2003. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Dirjen Dikdas: Mendpdikbud.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tati. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training untuk
Meningkatkan Hasi Belajar Mata Kuliah Praktek Industri Pada Program Studi Pendidikan Tata Boga. Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 61-66
Trianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ugwuadu, 2010. The Effect of Guide Inquiry and Lecture Methods on Students
Academic Achievement in Biology a Case Study of Yola North Local Government Area of Adamawa State. Journal of Education. Halaman
61-66
Uno, H. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Wiwin. 2013. Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proes Sains Dasar Pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan. Halaman 81-95
Yamin, M. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada
Yuliana. 2012. Penggunaan Metode Inkuiri Pada Pembelajaran IPS Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 04 Nanga Suhaid. Jurnal Ilmu Pendidikan. Hal