• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKONSTRUKSI PEMIKIRAN PARADA HARAHAP DALAM LINTASAN PERS YANG BERKAITAN DENGAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN HINDIA- BELANDA DI SUMATERA UTARA 1917-1942.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REKONSTRUKSI PEMIKIRAN PARADA HARAHAP DALAM LINTASAN PERS YANG BERKAITAN DENGAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN HINDIA- BELANDA DI SUMATERA UTARA 1917-1942."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

REKONSTRUKSI PEMIKIRAN PARADA HARAHAP

DALAM LINTASAN PERS YANG BERKAITAN DENGAN

KEKUASAAN PEMERINTAH HINDIA

BELANDA DI

SUMATERA UTARA (1917-1942)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

RAHMI SERI HANIDA

NIM.3102121012

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini Diajukan Oleh Rahmi Seri Hanida, Nim. 3102121012 Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Telah Diperiksa Dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disetujui Oleh Medan, Maret 2014 Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh Rahmi Seri Hanida, NIM 3102121012 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada Tanggal 18 Maret 2014

Tim Penguji :

Tappil Rambe, S.Pd, M.Si Dosen Pembimbing

Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si Dosen Penguji

Drs. Ponirin, M.Si Dosen Penguji

Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si Dosen Penguji

Disetujui dan disahkan pada tanggal 18 Maret 2014 Panitia Ujian

Dekan Ketua Jurusan Pend.Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial - UNIME

Dr. H. Restu, MS Dra. Lukitaningsih, M.Hum

(4)
(5)

ABSTRAK

Rahmi Seri Hanida, NIM 3102121012, “Rekonstruksi Pemikiran Parada Harahap Dalam Lintasan Pers Yang Berkaitan Dengan Kekuasaan Pemerintahan Hindia- Belanda Di Sumatera Utara 1917-1942”. Skipsi Jurusan Pendidikan Sejarah Program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Tujuan Penelitian ini adalah 1)Menjelaskan peran Parada Harahap selaku tokoh pers Sumut 2)Mengidentifikasi tulisan – tulisan Parada harahap yang dimuat dalam Pers( surat kabar, Majalah) yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Sumatera Utara 1917-1942 , 3)Merekonstruksi pemikiran Parada Harahap yang pernah dimuat dalam Pers( surat kabar, Majalah) di Sumatera Utara yang berkaitan denga kekuasaan Hindia- Belanda 1917-1942 dan menganalisis pengaruhnya terhadap pemerintahan Hindia - Belanda .

Untuk memperoleh data , digunakan metode penelitian kepustakaan (Library Reaarch) dengan menggunakan pendekatan deskriptif- kwalitatif, pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengumpulkan data dari surat kabar – surat kabar di Sumatera Utara tahu 1917-1942, selain surat kabar tersebut penulis juga mengumpulkan dari buku- buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, serta menggunakan kajian Analisis Wacana. selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan tokoh Pers Kota Medan Drs.M.TWH selaku ketua Yayasan Museum Pers Medan, dan juga orang yang telah banyak menulis Biografi dari Parada Harahap.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, bersyukur tiada terhingga kepada Allah

Subhanahuwata’ala, Allahu laailahailla huwalahul asmaulhusna, Dia-lah Allah,

tiada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai nama-nama yang paling baik. Atas

Rahmat dan Hidayah-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir studi ini.

Shalawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad S.A.W yang begitu

dahsyatnya engkau berada di relung hati kami, yang sangat mencintai ummatnya,

sosok panutan yang pantas dijadikan idola.

Sebagai rasa syukur, pada kesempatan ini, penulis hanya bisa

menyampaikan banyak ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yaitu :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik selaku rektor Universitas Negeri Medan

beserta jajarannya.

2. Dr. H. Restu, M.S selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan beserta jajarannya.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ibu Ketua Jurusan dan Ibu Dra.

Hafnita S.D. Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo S.Hum, M.Si selaku Pembimbing Akademik

(PA) dan penguji utama yang telah banyak membimbing dan memberi

masukan kepada penulis selama mengikuti studi yang sekaligus menjadi

motivasi bagi penulis untuk dapat menjadi yang terbaik di jurusan Pendidikan

(7)

5. Bapak Tappil Rambe, S,Pdm M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi (PS),

yang meluangkan waktunya untuk memberi saran dan masukan kepada

penulis serta membimbing penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan cepat yaitu 3,5 tahun.

6. Para penguji Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si dan Bapak Drs. Ponirin,

M.Si selaku para penguji yang telah memberi banyak saran dan memperbaiki

dalam penyusunan perbaikan skripsi, sekaligus telah menjadi sosok pengganti

kedua orang tua penulis selama masa studi yang banyak membantu dalam

perkuliahan maupun dalam penyusunan penulisan skripsi penulis, serta

seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED yang telah

membuka cakrawala pengetahuan sekaligus mendedikasi melalui proses

belajar mengajar selama beberapa tahun saya ucapkan terima kasih atas

bimbingannya.

7. Terspesial dan terutama ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua tercinta, Ayahanda Basiruddin dan Ibunda Ummi Hani Lubis atas

doa, dukungan, dan curahan kasih sayang yang tiada terhingga dan tak

terbalaskan. Semoga selalu dalam lindungan Allah Subhanahuwata’ala.

Kepada ketiga adekku Suryadi Rasyid, Ridoan dan Leli Juliani, adek iparku

Siti Khadijah Nst dan Ponakanku Fadil Asykuri Arrosyidi Pulungan yang

selalu menjadi motivasi dan inspirasi dalam menyelesaikan studiku ini.

Nenek tersayang Komsanah Ray yang tiada hetinya memberi Nasehat dan

Doa, udakku satu- satunya Salman Pulungan, tulangku yang tersayang M.

(8)

Medan yang telah banyak membatu baik berupa moril maupun Juga seluruh

kelurga besar di Mandailing Natal yang tidak bisa di tuliskan satu persatu.

saya ucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Kepada Bapak Drs. M. TWH selaku pimpinan Yayasan Museum Pers Medan

yang telah memudahkan penulis dalam mencari sumber- sumber data.

Terimakasih. Abang dan kakak- kakak di Pussis Unimed, yang telah

membantu penulis dalam mendapatka sumber – sumber yang dibutuhkan

dalam skripsi ini, terimaksaih.

9. Kepada sahabat seperjuangan di kos tercinta Reni Anggreini Lajira, Dewi

Rahayu, Aisyah dan Dek Siti, juga para pengibur hati, yang tersayang Ntong

Steven, Agure Sentosa, Gaboh, Pipit, Gepeng Tornando, Uyat.

10.Kepada sahabat-sahabatku yang tak pernah lekang oleh jarak waktu Rofikoh

Nst, Almunir Rahman, Dedi Gunawan ,As’ad Ansori dan Nur Wasilah Nst,

Mawaddah, Wahidah Ray , Muhammad Angga Nst dan Budi Sejahtera

Batubara.

11.Sahabat seperjuangan PPLT SMAN Babalan terkhusus untuk mereka, Devi

Marlian Br Bangun, Fitri Apriana, Nenty Anggraini. yang telah banyak

membantu dan juga memberi semangat, terimakasih telah menemani selama

Penulisan .

12.Kepada orang- orang tua muda sekaligus sahabatku, dak Kiki, dak Amar, Dak

Med, Dak Amin, Dak Uky, Bou Atun, Bou Ade. Juga kepada ompung –

ompung tersayang pung D, pung Aris, Pung Haji, Pung Samsir, dak darman,

(9)

13.Sahabat tercinta B regurel dan Ekstensi terkhusus untuk Citra Arniati Laoly,

M. Rasyid Habibi, Ihsan Batubara, Dekati Zega, Ramces, Lastinar, Ika

Purnama, Mukhrizal , Risa Christina terimaksih atas kebersamaanya selama

hampir 4 tahun.

14.Terspesial untuk Junaidi Rangkuti, Rudi Daulay, Aflahun Fadli Siregar serta

adik terkasih Tami Astria dan Tari Asiska. Terimakasih atas kebersamaanya.

15.Terakhir untuk sahabat- sahabat lucu di IPH, LIMMA, HMI juga Alumni

Smansa Pansel. Terimakasih telah menjadi teman- teman terbaik yang pernah

ada.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan

terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang

membutuhkannya.

Medan, Maret 2014

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah .………. 1

1.2Identifikasi Masalah ……….. 6

3.4Teknik Pengumpulan Data ………..15

3.5Teknik Analisis Data...15

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Peran Parada Harahap Sebagai Tokoh Pers Sumut ...21

(11)

b. Karir Parada Harahap di Onderneming ………22

c. Parada Harahap dalam Dunia Jurnalistik ...24

4.2 Tulisan dan Pemikiran Parada harahap yang Berkaitan Dengan Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda ………26

a. Pewarta Deli ……….29

b. Benih Merdeka………...39

c. Sinar Merdeka………40

d. Oetoesan Soematera………...42

e. Pustaha ……...………..45

4.3 Pengaruh Tulisan dan Pemikiran Parada Harahap Terhadap Kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda …...49

BAB V. PENUTUP 5.2Kesimpulan ………...………….56

5.3Saran ………..62

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar I ( Photo Parada Harahap)

2. Gambar 2 ( Photo Parada Harahap dan Istri)

3. Gambar 3 ( Photo Parada Harahap dan Keluarga)

4. Gambar 4 ( Photo Parada dan Kontolir – kontoril Perkebunan)

5. Gambar 5 ( Piagam Bintang Mahaputra Parada Harahap)

6. Gambar 6 ( Photo Peneliti dan pimpinan Yayasan Museum Pers Sumut)

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pers di Sumatera Utara dalam kurun waktu 1917-1942 merupakan senjata

untuk menentang kekejaman pemerintahan Belanda . Pers tersebut termasuk di

dalammya Surat Kabar, Majalah, Radio juga Perfilman. Berjuang dengan pers

merupakan perjuangan yang sangat banyak dilakukan oleh para pemikir- pemikir

terdahulu. Karena hakikat dari berjuang adalah memperebutkan sesuatu baik

dengan tenaga maupun fikiran.

Pemerintah menyadari bahwa Negara dan bangsa Indonesia memerlukan

pers, oleh sebab itu pemerintah membantu kehidupan pers. Pada masa penjajahan

pers dijadikan sebagai alat untuk memperjuangkan dan membangkitkan rasa

Nasionalisme.1

Pers pada zaman colonial memang sangat memberikan peranan penting

untuk menuju pergerakan kemerdekaaan. Akan tetapi kebebasan pers masih

sangat sempit. Karena pemerintah colonial mengawasi pergerakan pers yang bisa

mengancam kedudukannya di Indonesia. Akan tetapi sejak kebangkitan nasional

1908 terjadi perubahan. Pers sudah mulai lebih bebas bergerak.

1.

(15)

Terbitnya surat kabar disaat setelah kebangkitan itu tidak lagi sebagai suara-

suara milik Belanda atau pendatang Tionghoa yang isinya harus sesuai dengan

keinginan sipenerbit sendiri. Surat kabar sejak Kebangkitan tersebut sudah

membawa wajah dan warnanya sendiri, wajah dan warna nasional Indonesia.2

Lahirnya Budi Utomo yang diperingati sebagai hari kebangkitan Nasional

nampaknya memang menberikan banyak pengaruh dalam sejarah pergerakan

kemerdekaan Indonesia. Berdirinya Budi Utomo menandai perkembangan baru

dalam sejarah bangsa Indonesia”. 3

Organisasi kedaerahan yang ingin memajukan masyarakat Jawa dan Madura

ini telah menjadi pendorong lahirnya organisasi- organisasi nasional. Melalui

organisasi masyarakat Indonesia mulai terang- terangan menentang kekejaman

pemerintah colonial Hindia- Belanda. Dan organisasi – organisasi yang lahir

biasanya berkembang dengan adanya bantuan Pers.

Pergerakan Modern adalah perlawan terhadap pemerintahan Hindia-

Belanda menuju Indonesia merdeka. Sifatnya Nasional dan mengunakan suatu

wadah atau alat yaitu organisasi. Pergerakan ini tidak bergantung pada seorang

peminpin melainkan kerjasama dari masing- masing anggota di dalam organisasi.

2.

Muhammd Said Sejarah Pers di Sumatera Utara. (1976:55)

(16)

Sejak kebangkitan nasional 1908 alat perjuangan bangsa Indonesia dalam

menyemai cita- cita kemerdekaan, sekaligus melawan penjajah yang

mempraktekkan berbagai ketidak adilan adalah Partai Politik dan Pers.4

Munculnya golongan intelektual sebagai golongan Elite Modern yang

mempelopori kebangkitan Nasional, merupakan hasil- hasil dari Politik Etis di

Indonesia. Politik Etis(politik Balas Budi) yang sebenarya merupakan pencitraan

dalam sejarah kekerasan kolonial Belanda yang ditujukan untuk membentuk

tenaga kerja untuk perkebunan- perkebunan yang muncul di abad ke – 19. Seperti

perkebunan Deli di Sumatera Timur.

Kebutuhan akan tenaga kerja setelah masuknya para pemilik modal asing

yang menanamkan modal di Indonesia mengharuskan rakyat Indonesia harus

pandai membaca dan menulis maka dibukalah sekolah- sekolah untuk masyarakat

pribumi. Akan tetapi ada sisi positif dibalik pendidikan setelah politik Etis yaitu

mulai munculnya golongan terpelajar yang berfikir untuk terbebas dari kekerasan

colonial. Golongan- golongan tersebut mulai bergerak melalui organisasi-

organisasi dan pers. Pada kurun waktu 1915, peran pers bahkan dianggap lebih

besar dibandingkan militer saat itu, karena proses transformasi ide, gagasan,

pemikiran mengenai upaya untuk melawan penjajahan lebih cepat diterima

masyarakat.

4.

(17)

Salah satu pemikir yang muncul yaitu Parada Harahap .Parada Harahap

seorang tokoh jurnalistik tanpa tara yang lahir di Pargarutan, Padang Sidempuan

pada tahun 1899. Beliau seorang tamatan Sekolah Rakyat( SR ) Kelas Dua di

Pargarutan,

“Sekolah kelas Satu yang lamanya 5 tahun mempunyai kurikulum yang lebih luas daripada sekolah kelas Dua yang hanya mempunyai kurikulum

sederhana, yakni meliputi pelajaran membaca, menulis, dan berhitung”.5

Parada Harahap dijuluki King of the Java Press karena kemauannya yang

keras dan semangat belajarnya yang tinggi, baik secara otodidak maupun

mengikuti kursus-kursus. Sejak bulan Juli 1914, ia bekerja sebagai leerling

schryver pada Rubber Cultur My Amasterdam di Sungai Karang, Asahan. Karena

kecerdasan dan daya ingatnya yang sangat baik Parada Harahap kemudian dapat

menggantikan juru buku berkebangsaan Jerman. Selama bekerja di perkebunan itu

Parada Harahap terus belajar supaya dapat berbicara bahasa Belanda membaca

surat kabar De Sumatera Post dan surat kabar berbahasa Melayu seperti Benih

Merdeka dan Pewarta Deli serta mempelajari tulisan-tulisan yang dimuat dalam

surat kabar itu.

Parada Harahap tertarik ke dalam dunia pers karena Parada semasa

kecilnya dia sering menerima kiriman surat kabar dan majalah yang dikirimkan

oleh saudara tuanya, Panagian Harahap yang kala itu masih belajar di Sekolah

Raja (Kweekschool) di Bukittinngi.6

5.

Nasution, S. Sejarah Pendidikan Indonesia.( 2011:61)

6.

(18)

Bermula dari dibukanya lahan pekebunan di Sumatera Timur memerlukan

tenaga kerja yang tidak mungkin dicukupi oleh penduduk setempat. Karena itu

tenaga kerja didatangkan dari Jawa. Namun agar usaha mereka tidak mengalami

gangguan maka tersedianya tenaga kerja harus terjamin dan tenaga kerja itu diikat

dengan kontrak yang disertai ancaman hukuman, inilah yang sering disebut

dengan istilah “kuli kontrak”.

Kuli tidaklah lebih dari seekor binatang dimata majikan, yang harus di

didisiplinkan dengan tangan besi.7Artinya kuli- kuli pada perkebunan di Sumatera

Timur diperlakukan secara tidak wajar denan aturan- aturan yang memberatkan

sangkuli. Seperti aturan Poenale Sanctie. Pada tahun 1917 dan 1918 Parada

Harahap telah menulis dan membongkar kekejaman Poenale Sanctie dan

perlakuan di luar batas perikemanusiaan terhadap kuli-kuli kontrak yang

dilakukan baik oleh tuan kebun maupun bawahannya.

“ Poenali Sanctie adalah Peraturan yang melindungi majikan dalam

memaksa kuli- kuli wajib bekerja”.8

7.

Jan Bremen. Menjinakkan Sangkuli.(1997: XXV)

8.

(19)

Tulisan pertamanya adalah kritik terhadap aturan yang memperbolehkan

Belanda membawa tongkat yang didalamnya da pisau , sementara kuli dilarang

keras membawapisau belati dipingganya. Mengapa mereka diperbolehkan,

sedangkan para pekerja dilarang membawanya?, demikian tanya Parada dalam

tulisannya.9

Karier jurnalisnya dimulai dari menjadi staf redaksi surat kabar Benih

Merdeka. Kemudian dia kembali ke kampung halamannya dan memimpin surat

kabar Sinar Merdeka (1919) dan memimpin majalah Poestaha. Surat kabarnya

sebagian besar mengkritik kebijakan pemerintahan kolonial Belanda akibat

kesewenang-wenangan mereka selama di Hindia Belanda. Selama dua tahun di

Padangsidempuan, ia telah 12 kali terkena delik pers serta berulang kali keluar

masuk penjara. Parada Harahap ketika menulis tidak selalu memakai nama aslinya

akan tetapi ada nama- nama samara dari Parada Harahap yaitu, Flora, Mr.Swan

dan, Om Baron matturepeck.

Parada Harahap pernah menerbitkan koran di kota Padang Sidempuan,

Sumatera Utara bagian selatan., bernama Sinar Merdeka, dan pada tahun 1918

menjadi pemimpin redaksi majalah karyawan/pegawai perkebunan bernama De

Cranie. Parada kemudian juga menerbitkan koran bernama Perempoean Bergerak

di mana berkerja redaktur wanita seperti T.A. Subariah, Butet Sutijah, Siti

(20)

9.

Yayasan Parada Harahap. Parada Harahap,Tokoh Tanpa Tara. (1992: 31)

Pada tahun 1922, Parada Harahap pindah ke Jakarta menerbitkan

mingguan Bintang Hindia, Bintang Timur dan Sinar Pasundan. Pada saat itu ia

mulai memakai nama samaran Oom Baron Matturepeck yang diambil dari bahasa

Batak (berarti suara dari kertas). Selain itu, ia adalah satu-satunya orang pertama

yang mendirikan Akademi Wartawan di Jakarta. Menjelang masa kemerdekaan

pada tahun 1945 , ia masuk dalam susunan anggota BPUPKI yang dibentuk oleh

Jepang di Jakarta. Dalam hal ini, beliau adalah satu-satunya anggota BPUPKI

yang berasal dari etnis Batak. Dan Parada harahap merupakan salah satu yang

telah menerima Anugerah Bintang Mahaputra Utama ( Kepres No. 048 tahun

1992).

Inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengangkat judul dengan

Rekonstruksi pemikiran Parada Harahap dalam Lintasan Pers Yang

Berkaitan dengan Kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda di Sumatera

Utara 1917-1942”. Hal ini sangat menarik karena Parada Harahap yang bekerja

pada perkebunan (onderneming) di sumatera timur bisa memberikan kritikan

terhadap kesewenangan pemerintahan belanda terhadap kuli kontrak di Sumatera

Timur melalui pemikiran yang beliau tuliskan yang kemudian dimuat di beberapa

surat kabar di Sumatera Utara. Hingga akhirnya Parada Harahap diberhentikan

dari Perkebunan (Onderneming) dan Parada Harahap rela meninggalkan gaji yang

(21)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat di identifikasi

adalah,

1. Lahirnya Budi Utomo sebagai hari kebangkitan Nasional

2. Pers merupakan alat dalam pergerakan kebangsaan modern

3. Parada harahap seorang pegawai Perkebunan (Onderneming) di Sumatera

Timur

4. Parada harahap seorang jurnalis

5. Parada Harahap menjadi pimpinan Redaktur di berbagai surat kabar

6. Parada harahap menuliskan pemikirannya dalam surat kabar di Sumatera

Utara

7. Parada harahap pernah menjadi anggota BPUPKI

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan pembatasan

masalah, hanya pada,” Rekonstruksi Pemikiran Parada Harahap dalam

Lintasan Pers Yang Berkaitan Dengan Kekuasaan Pemerintahan Hindia

Belanda tahun 1917-1942”.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang di kemukakan sebelumnya, yang

menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana Peran Parada Harahap dalam Lintasan Pers di Sumatera Utara

(22)

2. Apa saja tulisan dan pemikiran Parada Harahap yang berkaitan dengan

kekuasaan pemerintahan Hindia- Belanda ?

3. Apa pengaruh tulisan dan pemikiran Parada Harahap terhadap kekuasaan

pemerintah kolonial Hindia-Belanda?

1.5Tujuan Penelitian

adapun tujuan dari penelitian ini adalah ;

1. Menjelaskan peran Parada Harahap selaku tokoh pers Sumut

2. mengidentifikasi tulisan – tulisan Parada harahap yang dimuat dalam Pers(

surat kabar, Majalah) yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintah Hindia

Belanda di Sumatera Utara 1917-1942 .

3. merekonstruksi pemikiran Parada Harahap yang pernah dimuat dalam

Pers( surat kabar, Majalah) di Sumatera Utara yang berkaitan denga

kekuasaan Hindia- Belanda 1917-1942 dan menganalisis pengaruhnya

terhadap pemerintahan Hindia - Belanda .

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk ;

1. Melalui penelitian ini, penulis bercita- cita untuk merekonstruksi

pemikiran Parada harahap sehingga bias menjadi inspirasi dan motivasi

bagi pembaca.

2. Menjadi motivasi untuk pembaca bahwa untuk menjadi seorang yang

sukses dimulai dengan membaca dan menekuni pekerjaan.

3. Menjadi pelajaran untuk tetap menyuarakan yang benar sekalipun

(23)

4. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai pemikiran-

pemikiran Parada Harahap yang pernah dimuat dalam Pers( surat kabar,

Majalah) di Sumatera Utara 1917-1942 .

4. Menjadi penelitian studi selanjutnya bagi peneliti yang ingin mempertajam

dan mengkaji ulang permasalahan yang sama

5. Menambah referensi perpustakaan, terutama bagi jurusan pendidikan

(24)

BAB V

PENUTUP

1.1Kesimpulan

1. Parada Harahap Lahir di desa Pargarutan pada 15 Desember 1899 , wafat

pada 11 Mei 1959 di Jakarta. Dimakamkan di Jakarta. Parada Harahap

lulusan Sekolah Kelas dua.

2. Latar belakang Parada Harahap tertarik ke dalam dunia Jurnalisti karena

kesenangannya membaca dan bercerita. Parada harahap juga mempunyai

ingatan yang tajam yang merupakan suatau asset dalam dunia jurnalistik.

3. Motivasi Parada Harahap dalam menggeluti dunia jurnalistik yaitu ketika

tulisan pertamanya “Pisau Belati Contra Somambe” menjadi tajuk rencana

di Surat Kabar Pewarta Deli. Dan tulisan Parada Harahap tersebut menjadi

ramai di bicarakan di surat kabar- surat kabat local maupun milik

pemerintah Kolonial.

4. Karir Parada harahap sangat progress bermula dari jabatan menjadi

Leering Schryver di Rubber Cultur My Amsterdam, kemudian menjadi

Kerani Kesatu di Onderneming Sungai Dadap, Asahan, dalam Maskapai

yang sama. Selanjutnya menjadi Asisten juru Tulis di perusahaan yang

sama. Dan selanjutnya menjadi Kepala Juru Tulis di Onderneming Rubber

Cultur My Amsterdam di Sungai Dadap, Asahan.

5. Peranan Parada Harahap di dalam Pers Sumatera Utara antara tahun 1971-

1942 yaitu,

(25)

a. Kolumnis Surat Kabar Pewarta Deli( 1917-1918)

b. Kolumnis Surat Kabar Oetoesan Soematera

c. Kolumnis Surat Kabar Benih Merdeka (1917-1918)

d. Ketua Redaktur de Craine (1918)

e. Hoof Redaktur Sinar Merdeka ( 1918-1921)

f. Hoof Redaktur Pustaha

g. Kolumnis Surat Kabar Mimbar Umoem

h. Hoof Redaktur Benih Merdeka

7. Selain di dunia Jurnalis Parada Harahap juga pernah ikut di dalam dunia

politik seperti menjadi anggota Syarikat Islam Tapanuli. Penulis tidak

mebicarakan karir Parada harahap sesudah Hijrah ke Jakarta. Karena

dibatasi hanya di Sumatera Utara Saja. Setelah Hijrah ke Jakarta masih

banyak karir- karir dari Parada Harahap baik dalam dunia Jurnalistik

maupun dunia politik di Indonesia.

8. Pemikiran Parada Harahap tidak hanya mengenai kekejaman colonial, tapi

bagaimana cara orang tuan mendidik anaknya di zaman colonial. Sebab

anak- anak adalah generasi penerus bangsa ini, jadi para orang tua harus

berusah sebaik mungkin dlam mendidik para generasi muda tersebut.

Akan tetapi hal itu nampaknya menjadi kesulitan karena orang tua- orang

tua pada saat itu adalah orang tua muda. Pernikahan dibawah umur tidak

hanya rentan akan masalah yang dihadapi dikeluarga, akan tetapi juga

masalah orang tua tersebut dalam memberikan pendidikan kepada

(26)

9. Tulisan Parada Mengenai Poenale Sanctie berhasil membuat seluruh dunia

tau, mengenai politik perbudakan modern yang sangat merugikan kaum

buruh yang disebut kuli kontrak pada masa itu. Tulisan Parada Harahap

mengenai Poenale Sanctie tidak ada kemungkinan politik perbudakan

tersebut tidak akan dihapuskan sampai Belanda keluar dari negeri ini.

Walau 10 tahun menunggu hingga akhirnya Poenale Santctie dihapuskan

Parada Harahap telah menjadi langganan persdelik karenanya. Bolak-

balek masuk bui 12 kali selam masa hidupnya menjadi konsekuensi dari

perjuangan pemikiran Parada Harahap.

1.2Saran

1. Untuk generasi penerus Sumatera Utara seharusnya mencintai Sejarahnya

karena pemikir- pemikir terdahulu tidak hanya Soekarno, Hatta , Syahrir

dan lain- lain. Akan tetapi pemikir dari Tapanuli juga ada yaitu Parada

Harahap. Parada Harahap layak dijadikan Pahlawan Nasional , karena

Parada Harahap juga berjuang dengan membuat surat kabar “Sinar

Merdeka”. Kata- kata merdeka sudah Parada dengung- dengungkan sejak

atahun 1918.

2. Parada Harahap layak dijadikan Pahlawan Nasional karena Parada

berjuang dengan Pena. Dengan menyuarakan kekejaman- kekejaman

Belanda. Bintang Mahaputra yang pernah diperoleh Parada Harahap juga

sebagai simbol betapa Parada Harahap seorang jurnalistik dari Tapanuli

bukan wartawan biasa. Karena di atas bintang Mahaputra adalah gelar

(27)

3. Sebagai generasi muda bangsa, sudah seharusnya kita mengingat dan

menghargai jasa dan peran Parada Harahap. Perannya dalam

memperjuangkan hak-hak anak bangsa pada masa pemerintahan feodal

Belanda, sangat patut diteladani, bahwa perjuanganpun tidak hanya

dengan otot tetapi juga dengan pemikiran-pemikiran yang menjadi

sumbangan besar bagi kemajuan bangsa.

4. Untuk lebih mengenal Parada Harahap ada baiknya Yayasan Parada

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Ahmat. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan. Yogjakarta:Hasta Mitra,2003

Bremen, Jan. Menjinakkan Sangkuli. Jakarta : Grafiti, 1997

Chaplin, C.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

1995

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.

Yogjakarta:LKiS,2001

Gollschack, Louis. Mengerti Sejarah.Jakarta:UI-Press

Kuntowijoyo, Metodologi Penelitian Sejarah Jakarta : Bentang Pustaka,1995

Moedjanto, G. Indonesia Abad Ke – 20 jilid. Yogyakarta: Kanisius, 1988

Nasution, S. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara , 2011

Oetoesan Soematra, Lembar ke Doea, No.109, Selasa, 17 September 1929

Pewarta Deli, Lembar Jang Pertama, No.81, Senin, 16 Juli 1917

Pewarta Deli, Lembar Jang Pertama, No.82, Arba’a, 18 Juli 1917

Pewarta Deli, Lembar Jang Pertama, No.83, Jum’at, 20 Juli 1917

Pewarta Deli, Puspa Ragam, 1917

Poestaha, Senin, 1919

Said, M. Koeli Kontrak Tempo Doeloe Dengan Derita Dan Kemarahannya. Medan : Waspada, 1977

Said, Tribuana.Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers Pancasila.Jakarta:PT Saksama,1988

Said, Muhammad. Sejarah Pers di Sumatera Utara. Medan:Waspada,1976

(29)

Subagjo, Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung,1981

TWH, M. Sejarah Perjuangan Pers Sumatera Utara, Medan : Waspada, 2010

TWH, M. Sejarah Pers Sumut dan Pendidikan Dasar Perfileman/Sinetron. Medan:Yayasan Museum Pers, 2013

TWH, M. Parada Harahap Berjuang Dengan Pena.Medan, 2010

Verma, Nirmal Kumar. Encyclopaedio Dictionary of Philosophy. Delhi:Crescent Publishing Corporation, 2006

Yayasan Parada Harahap. Parada Harahap,Tokoh Tanpa Tara. Yayasan Parada Harahap Jakarta : 1992

Referensi

Dokumen terkait