• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR`ĀN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR`ĀN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 2167/UN.40.2.6.1/PL/2014

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR`

N

(StudiDeskriptif di SekolahMenengahPertama D rulQur` n

KelasVIII Semester II Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagiansyarat untukmemperolehgelarSarjanaPendidikan Program StudiIlmuPendidikan Agama Islam

Oleh

Nira Inayah Rahmani 1000079

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MENINGKATKAN

HAFALAN AL-QUR` N (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama D rul Qur` n Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2013-2014). Skripsi ini dilatarbelakangi dengan

lemahnya kaum muslimin dalam menghafal Al-Qur`ān. Disini, metode sorogan merupakan modifikasi, menjadi metode hafalan Al-Qur`ān. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum tentang Implementasi Metode sorogan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur`ān di Sekolah Menengah Pertama Dārul Qur`ān. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling serta analisis data dengan reduksi data, display data dan disimpulkan. Pada pengolahan data hasil penelitian diketahui bahwa impelmentasi Metode Sorogan di Sekolah Menengah Pertama Dārul Qur`ān Dago Bandung mengacu kepada kurikulum yang dibuat oleh lembaga itu sendiri dan dari buku-buku panduan menghafal Al-Qur`ān. Aktivitas santri dan ustāż dalam mengimplementasikan metode sorogan meliputi proses pembelajaran taḥfīẓ dari mulai pembukaan, proses menghafal, dan evaluasi. Sebelum menghafal Al-Qur`ān santri diharuskan untuk wudlu, membaca do’a bersama-sama serta

memuroja’ah surat-surat pendek. Dalam aktifitas menghafal Al-Qur`ān ustāż membimbing,

memberi contoh serta mengkoreksi santri ketika ada yang salah dalam melafalkannya. Evaluasi yang dilaksanakan ada tiga bagian yaitu laporan harian, laporan bulanan dan Mushabatul Hifdzul Qur`ān. Adapun kelebihan metode ini terlihat dari efektivitasnya dalam target, proses, dan hasil pembelajaran dalam menghafal Al-Qur`ān. Metode ini, disamping memiliki kelebihan tak luput dari kekurangan antara lain kurangnya waktu yang diberikan oleh sekolah untuk menghafal Al-Qur`ān. Secara keseluruhan metode ini sudah cukup berhasil dibandingkan metode one day one ayat.

(3)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This thesis entitled IMPLEMENTATING SOROGAN METHOD TO IMPROVE QUR` N

(Descriptive Study of D rul Qur` n Middle School Grade VIII Second Semester Academic Year 2013-2014) This thesis is motivated by the weakness of Muslims in memorizing the

Qur`ān. In this context, sorogan method is being modified becomes a memorization method

of the Qur`ān. This study aims to describe the general idea of implementating sorogan

method to improve memorization of Qur`ān of the Qur`ān at Dārul Qur`ān Junior High School. The method used descriptive method qualitative approach. The sampling technique used purposive sampling and data analysis used data reduction, data display and concluded. The data shows that implementation of sorogan method in Dārul Qur`ān Dago Junior High School refers to the curriculum that made by the institution itself and also from some guide books about memorizing Qur`ān. Activities of students and teachers in implementing sorogan method includes the process from start opening taḥfīẓ learning, memorization process, and evaluation. Prior to memorize the Qur`ān students are required to wudlu, read prayers together and remembering short letters. In memorizing Qur`ān activities Ustāż is guiding the student, giving examples and correcting students when there is nothing wrong in reciting. Evaluation is carried out, there are three parts namely the daily reports, monthly reports and Mushabatul Hifdzul Qur`ān. The advantages of this method looks of effectiveness in the target, processes, and learning outcomes in memorizing the Qur`ān. This method, besides having advantages not escape from shortcomings such as the lack of time given by the school to memorize the Qur`ān. Overall it has been quite successful method than the method one day one paragraph.

(4)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ...x

PEDOMAN TRANSLITERASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA ... Error! Bookmark not defined.i

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIMETODE SOROGAN DAN MENGHAFAL AL-QUR` N ... Error! Bookmark not defined.

A.Metode Sorogan ... Error! Bookmark not defined.

1. Perkembangan Metode Sorogan ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengertian Metode Sorogan ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Definisi Hafalan Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Ḥifẓul Qur’ n ... Error! Bookmark not defined.

2. Urgensi Ḥifẓul Qur’ n ... Error! Bookmark not defined.

3. Tata Cara Menghafal Qur’ n ... Error! Bookmark not defined.

4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Menghafal Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

5. Sarana Penunjang dalam Menghafal Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

6. Ancaman Bagi Orang yang Lalai dalam Menghafal Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

7. Menghafal Al-Qur` n dalam Pendidikan Agama Islam Error! Bookmark not defined.

8. Faedah Menghafal Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

9. Adab bagi Penghafal Al-Qur` n... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B.Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined.

C.Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D.Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E.Uji Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined.

G.Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perencanaan Pengunaan Metode Sorogan dalam Menghafal Al-Qur` n Error! Bookmark not defined.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Sorogan dalam Menghafal Al-Qur` n Error! Bookmark not defined.

4. Tingkat keberhasilan menghafal Al-Qur` n menggunakan metode sorogan ... Error! Bookmark not defined.

5. Kekurangan dan kelebihan hafalan Al-Qur` n mengunakan Metode Sorogan Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan... Error! Bookmark not defined.

1. Pembahasan Profil Sekolah Menengah Pertama D rul Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembahasan Perencanaan Penggunaan Metode Sorogan .... Error! Bookmark not defined.

3. Pembahasan Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Sorogan ... Error! Bookmark not defined.

4. Pembahasan tingkat keberhasilan menghafal Al-Qur` n menggunakan metode sorogan ... Error! Bookmark not defined.

5. Pembahasan Kekurangan dan Kelebihan Hafalan Al-Qur` n mengunakan Metode Sorogan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B.Saran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur`ān adalah mu’jizat terbesar bagi nabi Muhammad s.a.w. sehingga ini berbeda dengan mu’jizat utusan Allah lainnya yang lebih menonjolkan aspek irasional, seperti nabi Ibrahim as kebal dibakar, tongkat nabi Musa as menjadi ular, nabi Isa as yang dapat menghidupkan orang mati dan lain sebagainya.

Pilihan nabi Muhammad s.a.w. menjadikan Al-Qur`ān sebagai

mu’jizat adalah posisi Al-Qur`ān sendiri sebagai Firman Allah SWT. (wahyu) yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad sebagai tuntunan dan pedoman bagi umat manusia yang akan terjaga keasliannya dan kemurniannya sepanjang masa sampai akhir dunia. Hal ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya, seperti Zabur, Taurat dan Injil yang telah mengalami perubahan dan pemalsuan. Ironisnya kitab-kitab tersebut masih digunakan sebagai pegangan dan justru membawa kesesatan.

Otentisitas dan orisinilitas Al-Qur`ān sebagai wahyu telah dijamin

Allah SWT. Hal ini sebagaimana Firman dalam surat Al- ijr ayat 9 sebagai berikut,



















฀฀





฀฀฀

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`ān, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (QS. Al- ijr [15] : 09).1

1Semua teks dan terjemahan al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Program MS World Menu

(8)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Al-Qattan (1992, hlm. 18) Al-Qur`ān diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur yaitu selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Pada saat Al-Qur`ān diturunkan, nabi Muhammad berusaha untuk menguasai dengan cara menghafalnya. Maka nabi Muhammad adalah seorang afiẓh pertama yang sangat baik. Pada waktu itu Al-Qur`ān dihafal dalam dada, ditempatkan dalam hati kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh nabi Muhammad (Munjahid, 2007, hlm. 26).

Usaha pelestarian dan pemeliharaan Al-Qur`ān pada dasarnya telah dilakukan sejak Al-Qur`ān diturunkan, yaitu melalui membaca dan menghafal. Al-Qur`ān disampaikan kepada nabi Muhammad s.a.w. melalui malaikat Jibril as. sehuruf demi sehuruf, dan nabi menghafalnya. Ketika datang bulan Ramadhan, nabi Muhammad s.a.w.. memperlihatkan hafalannya (tadarrus) kepada malaikat Jibril as. sampai akhir bulan Ramadhan.

Budaya membaca dan menghafal Al-Qur`ān tidak sekedar dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. Tradisi ini juga diwariskan kepada para sahabatnya, sehingga melahirkan penghafal Al-Qur`ān handal dan masyhur, semisal: Uṡmān bin Affan, Ali bin Abi ṭalib, Ubay bin Ka’ab,

Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin ṡabit bin Dhahak, Abu Musa al-Asy’ari, Abu

Dardā(Nawabuddin, 1996, hlm.8).

Tradisi pelestarian Al-Qur`ān tersebut sampai sekarang masih dilaksanakan oleh umat Islam, baik dengan cara membacanya, menghafalkannya maupun menafsirkannya untuk menjaga keutuhan dan kesuciannya. Oleh karena itu jelas, bahwa Al-Qur`ān sebagai kitab suci umat Islam memiliki keistimewaan mudah dibaca dan memiliki ciri mudah dihafal dan mudah diterangkan.

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT.. Dalam surat al-Qamar ayat 32 sebagai berikut:























฀฀฀฀

(9)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

"Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar [54] : 32).

Usaha-usaha untuk menjaga dan memelihara Al-Qur`ān oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dari zaman sahabat sampai zaman sekarang. Banyak generasi Islam yang berusaha untuk menghafal Al-Qur`ān. Hal ini dilakukan disamping menjaga otentitas Al-Qur`ān, membaca bahkan menghafal juga bernilai ibadah. Membaca Al-Qur`ān merupakan ibadah disisi Allah SWT. Nilai ibadah membaca Al-Qur`ān terdapat dalam hadits,

“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur`ān, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu dibalas 10 kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu

huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.’ (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Mas’ud) (Nawabuddin, 1996, hlm. 9).

Dewasa ini banyak orang yang ingin menghafalkan Al-Qur`ān tetapi mereka khawatir dan takut akan persoalan jika tidak bisa menjaga hafalannya. Bahkan banyak penghafal Al-Qur`ān merasa bahwa aktifitas menghafal adalah beban dan membosankan, sehingga tidak sedikit para penghafal Al-Qur`ān yang putus harapan di tengah jalan (tidak mampu menyelesaikan hafalan 30 juz) dan tidak dapat menjaga hafalan yang telah dihafalnya. Padahal kalau disadari, hal ini merupakan bencana yang sangat besar bagi yang bersangkutan. Karena Al-Qur`ān bisa menjadi penolong dan menjadi laknat bagi yang menghafalkan. Oleh karena itu perlu adanya motivasi kepada mereka supaya tergerak untuk menjaga atau mengahafal kemurnian Al- Qur’ān. Untuk menarik minat mereka perlu adanya wadah atau tempat untuk menghafal dan adanya sistem pembelajaran yang mudah dan sistematis.

(10)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satunya adalah sekolah menengah pertama Dārul Qur`ān2. Di sekolah inilah peneliti mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada kelas delapan semester dua periode 2013-2014.

Kenyataannya dalam berproses menghafalkan Al-Qur`ān, ada beberapa kendala atau problem yang dihadapi para siswa. Hal tersebut akan membuat beberapa siswa kurang semangat dalam menghafal Al-Qur`ān. Kendala yang dihadapi sangat beragam sesuai dengan problem yang mereka temui, kuat lemahnya semangat tergantung pada motivasi yang berhasil mereka tanamkan pada diri mereka ketika mereka dihadapkan pada kulminasi yang sulit. Motivasi yang kuat baik dari dalam diri maupun dari luar memberikan kekuatan pada siswa untuk eksis pada konsentrasi hafalannya.

Sehingga perlu adanya satu metode yang sangat baik serta menyenangkan agar siswa dapat dengan mudah menghafal Al-Qur`ān. Maka diantara metode tersebut salah satunya adalah metode sorogan, yang

digunakan oleh sekolah menengah pertama Dārul Qur`ān dalam membina

siswa-siswanya menghafal Al-Qur`ān.

Berangkat dari sinilah peneliti merasa tertarik di dalam mengkaji implementasi metode sorogan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur`ān. Judul yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian peneliti adalah

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR` N (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama D rul Qur` n Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2013-2014).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Metode adalah salah satu cara yang digunakan guru untuk pembelajaran, salah satunya dalam menghafal Al-Qur`ān merupakan upaya

(11)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari ustāż/ustāżah. Untuk memudahkan santri dalam menghafal Al-Qur`ān. Namun, pada kenyataannya metode dalam menghafal Al-Qur`ān yang

ustaż/ustāżah berikan masih kurang menarik, sehingga banyaknya metode-metode baru yang muncul dalam menghafal Al-Qur`ān. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran dari setiap orang untuk membaca, mempelajari Al-Qur`ān dan menghafalnya.

2. Rendahnya tingkat kemampuan menghafal Al-Qur`ān

a. Masih ada orang yang belum bisa membaca Al-Qur`ān seperti mahasiswa baru di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2013 sekitar 80 orang yang belum bisa membaca Al-Qur`ān dan dihimpun oleh Unit Kegiatan

Mahasiswa Baca Qur`ān (UKM BAQI).

b. Yang sudah bisa membaca Al-Qur`ān, tetapi jarang menghafalnya.

c. Sudah bisa membaca Al-Qur`ān bahkan memahaminya, akan tetapi tidak menghafalnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini berfokus pada metode yang digunakan oleh Sekolah

Menengah Pertama Dārul Qur`ān dalam program ta fīẓnya. Masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran umum tentang proses kegiatan hafalan

Al-Qur`ān di Dārul Qur`ān?

2. Bagaimana metode sorogan yang digunakan untuk menghafal

Al-Qur`ān di Dārul Qur`ān?

(12)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan menghafal Al-Qur`ān menggunakan metode sorogan di Dārul Qur`ān?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran umum tentang proses kegiatan hafalan

Al-Qur`ān di Dārul Qur`ān;

2. Mengetahui Metode Sorogan yang digunakan untuk menghafal

Al-Qur`ān di Dārul Qur`ān;

3. Mengetahui tingkat keberhasilan menghafal Al-Qur`ān menggunakan metode sorogan;

4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan menghafal Al-Qur`ān menggunakan metode sorogan di Dārul Qur`ān.

E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terlebih dalam hal metode yang digunakan dalam menghafalkan Al-Qur`ān, baik itu bagi pendidik atau orang tua.

b. Manfaat Praktis

a. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan agar dapat melaksanakan Hafalan Al-Qur`ān dengan metode sorogan

(13)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru mengenai hafalan Al-Qur`ān dengan menggunakan metode sorogan.

d. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang mendalam sebagai salah satu calon guru PAI yang akan mengajarkan Al-Qur`ān.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penyusunan skripsi ini, penulis bagi menjadi 5 (lima) bab, yang akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I :Pendahuluan yang terdiri latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II :Kajian pustaka mengenai Metode sorogan dan menghafal

Al-Qur`ān.

BAB III :Metodologi penelitian dan prosedur penelitian yang terdiri atas: Lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV :Pembahasan dan hasil penelitian yang terdiri dari dua hal utama, yakni: hal utama ialah pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian. Sedangkan hal yang kedua adalah pembahasan atau analisi temuan.

(14)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian yang lakukan oleh peneliti berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Dārul Qur`ān, Kota Bandung. Beralamat di Jalan Pasir Muncang, Dago Giri no.37, Wisma Jaya Giri, Desa Mekar Wangi. Dago Atas Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih oleh peneliti dengan beberapa pertimbangan. Pertama, SMP Dārul Qur`ān ini merupakan lembaga pendidikan dibawah Departemen Agama Indonesia yang lebih menjurus kepada hafalan Al-Qur`ān. Kedua, SMP Dārul Qur`ān mewajibkan kepada seluruh santrinya untuk menghafal Al-Qur`ān minimal hafal sampai 3 juz lebih. Ketiga, SMP Dārul Qur`ān mempunyai dua kurikulum yaitu kurikulum Boarding yang mempelajari ilmu umum seperti matematika, IPA, IPS dan yang lainya. Sedangkan untuk kurikulum kedua yaitu Kurikulum Dārul Qur`ān yang disingkat menjadi Kurdaqu, kurikulum yang kedua ini mempelajari ilmu agama islam dan lebih menitik beratkan kepada penghafalan Al-Qur`ān. Dan saat penelitian tahun ajaran 2013-2014 SMP Dārul Qur`ān masih di Dago, akan tetapi pada tahun 2014-2015 SMP Dārul Qur`ān berpindah ke ujung berung. Sehingga dalam proses mengambil surat keterangan penelitian semua administrasi terkhusus alamatnya sudah diubah oleh SMP Dārul Qur`ān menjadi daerah ujung berung.

(15)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi subjek informan ialah pihak-pihak bertanggung jawab, sesuai porsinya, benar-benar paham serta menguasai dan terlibat secara langsung dalam kegiatan menghafal Al-Qur`ān di SMP Dārul Qur`ān yaitu diantaranya ketua divisi kurikulum Dārul Qur`ān, Koordinator taḥfīẓ Dārul Qur`ān, Ustāż/ustāżah taḥfīẓ, dan segenap santri SMP Dārul Qur`ān Kota Bandung. Penelitian ini mengambil sampel santri kelas kelas VIII semester II . Sedangkan yang menjadi subjek sosialnya ialah kegiatan menghafal Al-Qur`ān di SMP Dārul Qur`ān Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap penyusunan proposal. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan peneliti tertarik dengan permasalahan yang berkaitan dengan menghafal Al-Qur`ān menggunakan metode sorogan. Selanjutnya dikembangkan proposal penelitian dan mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mematangkan pemahaman dan memperoleh ijin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

(16)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sorogan dalam menghafal Al-Qur`ān menggunakan metode sorogan. Tahap ini diawali dengan pengumpulan informasi dari berbagai sumber di lokasi penelitian. Selanjutnya, penelitian dilanjutkan dengan lebih memfokuskan pada informasi dan data yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian.

3. Tahap Penyelesaian

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil Observasi dengan hasil Wawancara dan membandingkan hasil Wawancara lulusan dengan orang lain.

b. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan.

C.

Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyidikan itu dilakukan. (Furchan, 2004, hlm. 447),

(17)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memperoleh informasi-informasi yang ada saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.

Adapun Moleong (2010, hlm. 10) mengatakan “metode deskriptif akan menghasilkan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data (berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka) untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut”.

Dengan menggunakan metode ini, penulis berharap hasil penelitiannya dapat mengungkapkan rasa keingin tahuan dan pembaca dapat dengan mudah dimengerti sehingga dapat bermanfa’at untuk penulis terutama orang lain.

Sedangkan menurut Suryabrata (2012, hlm. 75) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

(18)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2010, hlm. 175) mengemukakan bahwa dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik yang lain tidak mungkin digunakan, pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat. Adapun beberapa keuntungan menggunakan metode kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Didasarkan pada pengalaman secara langsung.

2. Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri. 3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi

yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

4. Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data yang baisa.

5. Menghindarkan penulis dari keraguan akan data-data yang didapat.

6. Memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit. Sedangkan menurut Muhammad (1992, hlm. 160), Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan data-data yang ada di lapangan dengan cara menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya dan menghubungkan sebab akibat terhadap sesuatu yang terjadi pada saat penelitian, agar diperoleh gambaran realita mengenai hal yang diteliti. Adapun ciri-ciri dari penelitian kualitatif yaitu:

1. Tatanan alami merupakan sumber data yang bersifat langsung dan peneliti itu sendiri menjadi instrumen kunci

2. Bersifat deskriptif

(19)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Analisis datanya bersifat induksi

5. Keperdulian utama penelitian kualitatif adalah pada "makna" Adapaun Metode Deskriptif menurut Mahmud (2011, hlm100) adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.

Maka dalam penggunaan metode deskriptif, secara umum akan ditemui langkah-langkah penelitian berikut (Mahmud, 2011, hal. 101) :

1. Mendeskripsikan masalah penelitian secara tegas sebab tujuan yang jelas dalam penelitian dapat mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan data-data analisisnya.

2. Menentukan prosedur penelitian, meliputi sasaran penelitian, teknik penentuan sumber datanya, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, pengolahan data, dan analisisnya. 3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Pada tahapan ini, seorang

peneliti akan terlibat dengan sasaran penelitian dalam proses pendataan, pengolahan dan analisis untuk mencapai tujuan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data yang utama. Melalui pengamatan “berperan serta”, peneliti menjadi bagian fokus masalah yang diteliti. Manusia merupakan instrumen tepat untuk memahami kaitan kenyataan-kenyataan di Lapangan dibandingkan instrumen lainnya (Mahmud, 2011, hal. 90).

(20)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan hafalan Al-Qur`ān di Sekolah Menengah Pertama Dārul Qur`ān.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri sebagai instrumen satu-satunya. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 222) bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dimana peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Moleong (2002, hlm. 19) peneliti alamiah bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpulan data, disamping itu juga peneliti sendiri sebagai instrumen mempunyai senjata dapat memutuskan yang secara luwes dapat digunakannya. Ia dapat menilai keadaan serta mengambil keputusan.

Selanjutnya, Nasution dalam Sugiyono (2012, hlm. 223) memberikan pendapatnya terkait instrumen penelitian kualitatif :

(21)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang tekun, dan triangulasi setara dengan “cek dan ricek” yaitu pemeriksaan kembali dengan tiga cara yaitu, sumber, metode, dan waktu (Putra, 2012, hal. 34).

Pengecekan keabsahan data perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi suatu kesalahan dalam proses perolehan data penelitian, yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini, harus melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melaksanakan pengamatan, wawancara kembali dengan sumber data yang pernah ditemui apapun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini pula peneliti mengecek kembali data apakah yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Dalam perpanjangan pengamatan ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian pada data yang diperoleh. Jika setelah dicek ke lapangan data sudah benar, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri (Sugiyono, 2012, hlm. 270).

(22)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Bungin (2008, hlm. 254) untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka caranya dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Senada dengan itu, Sugiyono (2012, hlm. 270) menyatakan bahwa peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan penggabungan dari berbagai sumber, cara dan waktu seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 270) bahwa triangulasi dalam hal ini berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data yang relevan dengan tujuan penelitian, oleh karena itu dibutuhkan teknik pengumpulan data yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1996, hlm. 145). Observasievasi dilakukan peneliti dengan mengamati secara langsung subjek yang akan diteliti, dalam hal ini ustāż/ustāżah dan santri kelas VIII SMP Dārul

Qur`ān Kota Bandung pada saat melangsungkan kegiatan

menghafal Al-Qur`ān.

2. Wawancara

(23)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak (Arikunto, 2010: 30). Disini peneliti akan melakukan Wawancara dengan pihak-pihak yang mempunyai kapasitas untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan, seperti ketua divisi kurikulum Dārul Qur`ān, Koordinator taḥfīẓ Dārul Qur`ān, Ustāż/ustāżah taḥfīẓ, dan segenap santri SMP Dārul Qur`ān Kota Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Penelitian ini juga dilakukan dengan studi dokumen yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya munumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life historis), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono, 2011, hlm. 326).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut (Bogdan dan Biklen) yang dikutip oleh Moleong (2007, hlm. 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(24)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan seluruh data”. Jadi proses analisis dilakukan secara

berkelanjutan, mulai dari penyusunan proposal hingga seluruh data terkumpul.

Menurut Putra (2012, hlm. 29) analisis data dilakukan untuk berbagai keperluan. Pada awal penelitian data dianalisis untuk menentukan fokus penelitian. Selama proses penelitian berlangsung data dianalisis untuk menentukan data apa lagi yang mesti digali, juga untuk memastikan keabsahan data. Data dianalisis untuk memastikan apakah data telah jenuh atau tidak. Di akhir penelitian semua data yang telah terkumpul dianalisis untuk membuat kesimpulan. Tidak ada penggunaan statistik.

Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menuntut peneliti menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung didalamnya. Hal ini dilakukan peneliti karena sesuai dengan karakteristik masalah penelitian ini yaitu adanya data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengumpulan data-data di lapangan. Adapun menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012, hlm. 246) menyatakan bahwa dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara kontinyu sampai datanya jenuh. Selanjutnya, aktivitas dalam analisis data yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Reduction (reduksi data)

(25)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2012, hlm. 247). Untuk memudahkan dalam menyusun laporan penelitian, maka peneliti menggunakan koding data terhadap hasil penelitian. Menurut Moleong (2007, hlm. 288) koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar tetap dapat ditemukan data satuannya yang berasal dari sumber mana.

Koding untuk sumber data (Wawancara: Wawancara, Observasi: Observasi, Dokumentasi: Dok). Koding jenis responden (Ustāż Khairurazi: UK, Ustāż Syafi’i: US, ustāż Mahmud: UM, Ustāżah Nurjanah: UN, Ustāżah Ikhsan: UI, Pa Fauzi: PF, Santri Ikwan: SI dan Santri Akhwat: SA). Untuk lokasi Observasi (Lokasi Penelitian: LKP, Lokasi Rumah Ustāż: LRU). Selanjutnya kategori dalam penelitian ini didasarkan pada istilah-istilah pengumpulan data di lapangan serta setelah semua data terkumpul. Kategorisasi dalam penelitian ini yakni Perencanaan Persiapan (PP), Proses Pelaksanaan (PL) dan Proses Evaluasi (PE) (Moleong, 2007, hlm. 288).

Selanjutnya menurut Janice McDrury (Collaborative Group

Analysis of Data) yang dikutip oleh Moleong (2007, hlm. 248)

tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a) Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data; b) Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data; c) Menuliskan “model” yang ditemukan; d) Koding yang telah dilakukan.

2. Data display (penyajian data)

(26)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif ialah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi , merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Disarankan juga dalam penyajian data dapat berupa grafik, metrik, network (jejaring kerja) dan chart (Sugiyono, 2012, hlm. 249).

3. Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan dan

verifikasi)

(27)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Sekolah Menengah Pertama Dārul Qur`ān (SMP DQ) Bandung merupakan lembaga pendidikan yang berusaha mengembangkan metode sorogan untuk menghafal Al-Qur`ān. Biasanya metode sorogan ini

digunakan untuk mengkaji kitab. Dapat dikatakan, pengembangan metode sorogan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur`ān merupakan inisiatif dan inovatif yang dikembangkan oleh ustāż dan ustāżahnya. Jika ditinjau dari fasilitasnya, lembaga ini sudah cukup memadai.

Metode sorogan yang diterapkan mencangkup beberapa langkah yaitu Pertama, persiapan untuk menghafal Al-Qur`ān, yang dimana santri sudah dalam keadaan wudlu, tepat waktu datang ke tempat ta fīẓ selanjutnya santri berdo’a bersama-sama lalu memuroja’ah yang dihafalnya.

Kedua, dalam pelaksanaan menghafal Al-Qur`ān dengan menggunakan metode sorogan di SMP DQ, santri melihat dan mendengarkan ustāż lalu mengikuti apa yang dilafalkannya. Hal ini dilaksanakan untuk santri yang tingkat hafalannya binadhar C dan D. Selanjutnya metode ini diterapkan pula saat santri menyetorkan hafalannya, ustāż memperhatikan dan membenarkan hafalannya yang sudah dihafal dari kekeliruan santri, kesalahan dari berbagai segi hafalannya. Setelah itu, santri harus berlatih membetulkan yang salah sampai benar secara countinue.

(28)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

santri. Ketiga, evaluasi semesteran yaitu Mushabatul ifẓul Qurān (MHQ), mengetes hafalan santri seluruhnya.

Metode sorogan dibandingkan dengan metode yang lain seperti “one day one ayat” di Sekolah Menengah Pertama Daarut Tauhid, ternyata lebih banyak hafalannya karena target perhari minimal lima baris dan maksimal tiga lembar Al-Qur`ān sesuai dengan tingkatannya. Sedangkan metode one day one ayat, hanya mencapai jumlah hari, jadi kalau 30 hari hanya mencapai 30 ayat. Dengan menggunakan metode sorogan dalam 30 hari, santri dapat menghafal dua juz bahkan lebih.

Metode sorogan yang diterapkan untuk menghafal Al-Qur`ān masih mempunyai kekurangan seperti terlalu intensnya seorang ustāż dengan santrinya, sehingga memiliki emosional yang sangat dekat. Akibatnya, kesulitan memisahkan dari ustāż itu, tatkala ia harus naik tingkat.Disisi lain, tentunya metode sorgan juga mempunyai kelebihan yaitu dapat menghafal Al-Qur`ān lebih cepat dan melekat.

B.Saran

1. Untuk Pembuat Kebijakan

Hasil penelitian tentang metode sorogan untuk menghafal Al-Qur`ān agar dapat diterapkan di pesantren atau sekolah ta fīẓ lainnya yang ada di Jawa Barat dan umumnya seluruh sekolah yang ada di Indonesia.

2.

Sekolah Yang Bersangkutan (Sekolah Menengah Dārul Qur`ān) a. Mempertahankan dan bahkan mengembangkan metode sorogan,
(29)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Senantiasa melahirkan santri penghafal Al-Qur`ān dalam upaya mengembangkan metode sorogan untuk menghafal Al-Qur`ān sebagaimana visi dan misi sekolah.

3. Bagi Prodi IPAI

(30)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

_____________. (2002). Al-Qur`ān dan Terjemahan. Penerjemah: Tim

Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Abdullah, (2009). Metode Cepat dan Efektif Menghafal Al-Qur`ān Al-Karim.

Jogjakarta: Garailmu.

Afifudin, & Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Aly, M (2011). Pendidikan Islam Multikural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Al-Qattan, (1992). Studi Ilmu Qur'an . Bogor: Litera Inter Nusa.

Arikunto, S. (1996). Manajemen Penelitian. Jakarta: Reneka Cipta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (ke-6 ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Bungin, B. (2008). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Depag, (2003). Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pesantren. Jakarta: DEPAG RI

Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamaludin, dkk. (1998). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, O (2007). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamzah, B. U (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasbullah, (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo.

(31)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemendikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mahmud, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Marjuki, (2014, Januari 13). Asal Usul Pesantren dan Metode Pembelajaran. Retrieved Juni 16, 2014, from Mochamad Marjuki:

PendidikanAsalUsulPesantrenPembelajaran

Mardalis, 2003, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara.

Mastuhu, (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: INIS.

Muhammad, A (1992). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.Bandung: Angkasa

Mujib, (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pranada Media Group.

Mulyasa, (2011). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munjahid, (2007). Strategi Menghafal 10 Bulan Khatam: Kiat-kiat sukses

Menghafal Al-Qur'an. Yogyakarta: Idea Press.

Moleong, L. J (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja R osdakarya.

Nawabuddin, (1996). Kaifa Tahfadzul Qur'an terjemah. Bambang Saiful Ma'rif,

"Teknik Menghafal Al-Qur'an". Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Putra, N (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(32)

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ra'uf, A. A (2009). Andapun Bisa Menjadi Hafidz Qur'an. Jakarta: Markaz Qur'an.

Rauf, A. A (2009). Menghafal Al-Qur'an itu Mudah. Jakarta: Markaz Al-Qur'an.

Rohiat, (2009). Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.

Sa'dulloh, (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur'an. Jakarta: Gema Insani.

Satori, dkk (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Shihab, M. Q. (2001). Wawasan Al-Qur'an. Bandung: Mizan.

Shoheh, (2009). Panduan Ilmu Tajwid Madrasatul Qur'an Tebuireng. Jombang Jawa Timur: Unit Tahfidh Madrasatul Qur'an Tebuireng Jombang Jatim.

Siswoyo, (2013, Desember 2). Sejarah Pendidikan Metode Pondok Pesantren

Tebuireng Jombang. Retrived Juni 16, 2014, From Agus Siswoyo:

TokohPesantrenSejarahMetodePendidikanPondokPesantrenTebuirengJom bang

Strauss, dkk (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Langkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sudjana. (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan kombinasi

(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutisna, (2007). Administrasi Pendidikan. Bandung: Percetakan Angkasa.

(33)

81

Nira Inayah Rahmani, 2014

Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Quran

Referensi

Dokumen terkait

Bandwidth adalah daerah rentang frekuensi kerja dari suatu antena, dimana pada rentang tersebut antena dapat bekerja dengan efektif agar dapt menerima dan memancarkan gelombang

[r]

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan adsorpsi karbon aktif dari limbah kulit singkong terhadap logam timbal (Pb) menggunakan

Sama halnya dengan Winardi, Hani Handoko (2003:351-353) juga menjelaskan bahwa terdapat tiga strategi pengelolaan manajemen konflik yang dapat digunakan, yaitu stimulasi

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperjelas kembali bahwa yang dimaksud dalam pembahasan skripsi ini adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk menganalisis

Untuk memudahkan suatu penelitian maka perlu dibuat suatu kerangka pikir penelitian yang menggambarkan suatu hubungan dari variabel independen dalam hal ini motivasi

Selain itu, teraniaya anak-anak yang tidak berdosa akibat ulah orang-orang (orang tua yang melakukan perziaan) yang tidak bertanggung jawab, sehingga mereka

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan