• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matematika REML. A workshop conducted at Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. December 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Matematika REML. A workshop conducted at Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. December 2013"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Matematika REML

A workshop conducted at

Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

December 2013

Mick O'Neill

Statistical Advisory & Training Service Pty Ltd

mick@stats.net.au

(2)

Pengantar REML ... 1

Pengembangan REML ... 4

Solusi REML untuk sebaran normal ... 5

Matriks umum dalam pengembangan REML ... 7

Properti statistika dari peubah transformasi ... 9

Fungsi kepekatan normal multivariat ... 9

Transformasi ortogonal ... 10

Transformasi melibatkan matriks setangkup idempoten ... 13

Model Linier Umum (GLM) dengan hanya pengaruh tetap ... 14

Example 1 – Contoh acak sederhana dari sebaran normal ... 10

Example 2 Regresi Linier Sederhana ... 17

Example 3 Regresi Linier Berganda ... 24

Example 4 Rancangan perlakuan Satu-arah ... 27

Example 5 - Uji t tidak berpasangan– ragam sama ... 35

Example 6 – Uji t tidak berpasangan – ragam berbeda ... 36

Model Campuran Linier (LMM) ... 40

1. LMM umum ... 40

2. Transformasi untuk memisahkan pengaruh tetap ... 42

3. Dua fungsi logLikelihood ... 45

4. Solusi REML untuk pengaruh acak ... 47

5. Solusi REML untuk pengaruh tetap ... 50

6. Menguji pengaruh tetap: uji Wald ... 52

7. Uji Wald untuk pengaruh tetap menggunakan REML ... 54

8. Menguji pengaruh acak ... 55

Teladan struktur sisa berkorelasi ... 57

Teladan 1 – struktur uniform: model-model blok acak ... 58

Teladan 2 matriks diagonal: Rancangan perlakuan Satu-Arah dengan perubahan ragam perlakuan ... 64

Teladan 3 Contoh acak sederhana dengan sisa berkorelasi AR(1) ... 70

Teladan 4 Data pengukuran berulang, tak berstruktur/antedependence ... 77

(3)

1

Perkenalan tentang

REML

REML adalah kepanjangan dari

REsidual Maximum Likelihood

atau kadang

REstricted Maximum Likelihood

Atau bahkan

REduced Maximum Likelihood (Patterson and Thompson, 1971) Apa itu Maximum Likelihood?

Likelihood suatu contoh adalah peluang prior untuk memperoleh data dalam contoh. Ini memerlukan asumsi tentang sebaran data, seperti

Binomial atau Poisson untuk d count (hasil menghitung) Normal atau LogNormal untuk data kontinu

Setiap sebaran melibatkan paling tidak satu parameter yang tidak diketahui yang harus diduga dari data.

Pendugaan dilakukan dengan mendapatkan suatu nilai parameter yang memaksimumkan likelihood.

Nilai ini disebut penduga maximum likelihood untuk parameter.

Catatan.

Sesungguhnya memaksimumkan log-likelihood ekivalen dengan memaksimumkan likelihood dan lebih mudah ditangani (untuk akurasi numerik).

(4)

2

Teladan 1 percobaan perkecambahan benih

Ambil 100 benih dan inspeksi apakah setiap benih berkecambah (G) atau tidak (NG). Apa penduga ML bagi p, peluang bahwa satu benih berkecambah?

Jika 100 benih berkecambah (atau tidak) mengikuti pola berikut:

G NG G G … NG G

Maka

Likelihood = p  (1 - p) pp …  (1 - p) p

Jika dari n benih, g adalah banyaknya benih yang berkecambah (dan banyaknya benih yang tidak berkecambah n-g). Maka likelihood adalah

Likelihood = pg (1 - p)n-g

Tidak mudah untuk dimaksimumkan (menurunkan secara matematis) sebagaimana logaritmanya:

logLikelihood = g ln(p) + (n-g) ln(1 - p)

Maka solusi ML yang didapat dari memaksimumkan Likelihood sama dengan yang dihasilkan dari memaksimumkan logLikelihood.

Solusi matematis:

Turunan log likelihood: 𝑑 𝑑𝑝(𝑔 log(𝒑) + (𝑛 − 𝑔) log(1 − 𝒑)) Samakan dengan 0 𝑔 𝑝̂− 𝑛 − 𝑔 1 − 𝑝̂ = 0 𝑔 𝑝̂ = 𝑛 − 𝑔 1 − 𝑝̂ 𝑔(1 − 𝑝̂) = 𝑝̂(𝑛 − 𝑔) 𝑔 − 𝑝̂𝑔 = 𝑝̂𝑛 − 𝑝̂𝑔 −𝑝̂𝑔 terdapat di dua ruas, sehingga dapat dibuang

𝑔 = 𝑝̂𝑛

(5)

3

Teladan 2 Flesh hue of freshly cut mangoes

Asumsikan bahwa flesh hue menyebar normal.

Apa penduga ML bagi 𝜇, rata-rata flesh hue, dan 𝜎2, ragam dalam flesh hue?

Ambil n mangga secara acak dan ukur their flesh hues yang dilambangkan dengan y1, y2, …, yn.

Untuk peubah kontinu, likelihood didefinisikan sebagai perkalian fungsi kepekatan pada setiap titik contoh: 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦12𝜎−𝜇)2 2× 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦22𝜎−𝜇)2 2 × ⋯ × 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦𝑛2𝜎−𝜇)2 2

Seperti yang akan kita lihat, diperlukan transformasi, karena Jacobian dari transformasi mungkin dilibatkan.

Juga, ini merupakan ekspresi matematis yang sulit diturunkan, maka maximumkan

logLikelihood yang akan memberikan hasil sama.

= −12log(2𝜋𝜎2) −(𝑦1 − 𝜇)2 2𝜎2 − 1 2log(2𝜋𝜎2) − (𝑦2− 𝜇)2 2𝜎2 … − 1 2log(2𝜋𝜎2) − (𝑦𝑛− 𝜇)2 2𝜎2 Gabungkan suku sejenis menjadi:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 (1)

Solusi matematis:

Maksimumkan log likelihood dengan cara menurunkannya terhadap 𝜇: µ(−𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖− 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) ∂ ∂µ(− 𝑛 2log(2𝜋)) − ∂ ∂µ( 𝑛 2log(𝜎2) − ∂ ∂µ(∑ (𝑦𝑖 − 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) 0 − −0 − 2(−1) ∑(𝑦𝑖 − 𝜇) 𝜎2 𝑛 𝑖=1

(6)

4

Samakan dengan nol

∑(𝑦𝑖− 𝜇̂) 𝜎̂2 = 0 𝑛 𝑖=1 ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝜇̂) = 0; ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 − ∑𝑛𝑖=1𝜇̂ = 0; ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 − 𝑛𝜇̂ = 0 𝜇̂ = 𝑦̅ Menurunkan terhadap 𝜎2 ∂𝜎2(−𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) ∂ ∂𝜎2(− 𝑛 2log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2( 𝑛 2log(𝜎 2) − ∂ ∂𝜎2(∑ (𝑦𝑖− 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) 0 − 0 − 𝑛 2𝜎2+ ∑ (𝑦𝑖 − 𝜇)2 2𝜎4 𝑛 𝑖=1

Karena samakan dengan nol, maka akan 2𝜎̂2 hilang, ganti 𝜇 dengan penduganya 𝑦̅

− 𝑛 2𝜎̂2+ ∑ (𝑦𝑖 − 𝜇̂)2 2𝜎̂4 𝑛 𝑖=1 = 0 ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 𝜎̂2 = 𝑛 𝜎̂2 =∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 𝑛 Catatan penting tentang penduga ML sebaran normal:

 Penduga ML bagi rata-rata populasi 𝜇 bersifat tak bias

 Penduga ML bagi ragam populasi 𝜎2 berbias (karena menggunakan pembagi 𝑛 bukan 𝑛 − 1.

(7)

5

Pengembangan REML

Dimungkinkan untuk menguraikan likelihood ke dalam dua bagian:

likelihood yang mengandung parameter rata-rata 𝜇 (juga parameter ragam 𝜎2), dan

residual likelihood yang hanya mengandung parameter ragam 𝜎2

sedemikian sehingga

likelihood pertama dapat dimaksimumkan untuk menduga parameter rata-rata 𝜇 (dan

solusinya tidak tergantung pada penduga 𝜎2); dan

residual likelihood dapat dimaksimumkan untuk menduga parameter ragam 𝜎2. Solusi ini dikenal sebagai penduga REML bagi 𝜎2 (berbeda dari solusi penduga ML).

Untuk sebaran normal dan teladan 2, cara cepat untuk mengembangkan ide ini tergantung pada fakta: ∑(𝑦𝑖 − 𝜇)2 𝑛 𝑖=1 = ∑[(𝑦𝑖− 𝑦̅) + (𝑦̅ − 𝜇)]2 𝑛 𝑖=1 = ∑(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 𝑛 𝑖=1 + 𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2

Langkah pertama dalam memisahkan dua likelihood adalah menulis kembali logLikelihood untuk sebaran normal:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝜇)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 sebagai 𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 −𝑛(𝑦̅ − 𝜇) 2 2𝜎2

Lihat hasil berikut. Jika contoh acak berukuran n ditarik dari sebaran normal N(𝜇, 𝜎2), maka rata-rata contoh 𝑦̅ juga menyebar normal dengan rata-rata 𝜇 dan ragam 𝜎2/𝑛. Dengan demikian likelihood untuk rata-rata 𝑦̅ adalah:

𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 𝑓 − 𝑜𝑟 𝑦̅ = 1 √2𝜋 𝜎2𝑛𝑒 −(𝑦̅−𝜇)2𝜎2𝑛2 = √ 𝑛 2𝜋𝜎2𝑒 −𝑛(𝑦̅−𝜇)2𝜎2 2

(8)

6

Sehingga logLikelihood untuk rata-rata contoh 𝑦̅ adalah

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 for 𝑦̅ =12log(𝑛) −12log(2𝜋) −12log(𝜎2) −𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2

Kembali ke log-Likelihood untuk contoh acak dari sebaran normal, yakni 𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 −𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2

Dan pisahkan logLikelihood dari rata-rata contoh 𝑦̅: (gunakan 𝑛 = 𝑛 − 1 + 1 = 1 + (𝑛 − 1)

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 contoh acak berukuran 𝑛 dari sebaran normal = −12log(2𝜋) −12log(𝜎2) −𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2 −𝑛−1 2 log(2𝜋) − 𝑛−1 2 log(𝜎2) − ∑ (𝑦𝑖−𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 Catat bahwa 𝑛 = 𝑛 + 1 − 1 = 1 + (𝑛 − 1) untuk penguraian

Tampak bahwa

baris pertama (hampir) loglikelihood dari rata-rata contoh 𝑦̅, berbeda hanya dalam konstanta ½ ln(n). Hal ini tidak berpengaruh terhadap pemaksimuman fungsi terhadap  dan sesungguhnya hilang di bawah transformasi. Kita akan kembali ke sini.

Baris kedua hanya mengandung parameter ragam 𝜎2. Ini adalah loglikelihood dari himpunan n-1 peubah acak yang bebas terhadap rata-rata contoh, dan membentuk ragam contoh 𝒔𝟐 sebagai penduga bagi 𝜎2 (kita akan kembali ke sini).

Baris kedua disebut REsidual (atau Restricted atau Reduced) Likelihood. Likelihood ini dimaksimumkan secara terpisah dari likelihood pertama, untuk rata-rata contoh. Hasil memaksimumkan likelihood ini dikenal sebagai penduga REML bagi ragam 𝜎2.

(9)

7

Solusi REML untuk sebaran normal:

1. Maksimumkan

−12log(𝑛) −𝑛−12 log(2𝜋) −𝑛−12 log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 terhadap 𝜎2: ∂ ∂𝜎2(− 1 2log(𝑛)) − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛−1 2 log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛−1 2 log(𝜎2)) − ∂ ∂𝜎2(∑ (𝑦𝑖− 𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) 0 − 0 −(𝑛 − 1) 2𝜎2 + ∑ (𝑦𝑖− 𝑦̅)2 2𝜎4 𝑛 𝑖=1 Samakan dengan nol

−(𝑛 − 1) 2𝜎̂2 + ∑ (𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 2𝜎̂4 𝑛 𝑖=1 = 0 ∑𝑛 (𝑦𝑖− 𝑦̅)2 𝑖=1 𝜎̂2 = (𝑛 − 1) 𝜎̂2 =∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 (𝑛 − 1) 2. Maksimumkan

+12log(𝑛) −12log(2𝜋) −12log(𝜎2) −𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2 terhadap 𝜇: ∂ ∂𝜇( 1 2log(𝑛)) − ∂ ∂𝜇( 1 2log(2𝜋) − ∂ ∂𝜇( 1 2log(𝜎2) − ∂ ∂𝜇( 𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2 ) 0 − −0 − 0 −2𝑛(𝑦̅ − 𝜇) 2𝜎2 Samakan dengan nol

(10)

8

2𝑛(𝑦̅ − 𝜇̂) 2𝜎2 = 0

(𝑦̅ − 𝜇̂) = 0 𝜇̂ = 𝑦̅

Tampak bahwa untuk sebaran normal,

Solusi untuk 𝜇 (dalam hal ini) tidak tergantung pada parameter 𝜎2,

(11)

9

Matriks dalam pengembangan REML

Matriks memegang peranan penting dalam statistika matematika, maka perlu mengingat kembali beberapa matriks, sifat-sifat dan penggunaannya.

Matriks Khusus

1. Matriks identitas I adalah matriks di mana diagonal utama bernilai 1 dan 0 di luar diagonal. Kadang subskrip digunakan untuk menjelaskan dimensi .

I3 = (

1 0 0 0 1 0 0 0 1

)

2. Matriks nol terdiri dari 0 𝑶3 = (0 0 00 0 0

0 0 0 )

3. Suatu matriks yang semua unsurnya bernilai 1 kadang dilambangkan dengan J , dengan dimensi banyaknya baris kali banyaknya kolom. Untuk matriks segi, jika diperlukan hanya ditulis subskrip tunggal.

J34= (1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1

) (3 baris dan 4 kolom)

Matriks ini dihasilkan dari perkalian vector kolom 1 sebagai vektor pengganda awal dengan vector baris 1 (pengganda akhir). Vektor kolom 1 sebanyak 4 baris ditulis demikian 14: 13⊗14 =1314𝑇 = ( 1 1 1) (1 1 1 1) = ( 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ) = J34

4. Matriks 𝑴 bersifat idempotent jika 𝑴2 = 𝑴. Pandang M = 1

𝑛J𝑛, mudah ditunjukkan bahwa (1𝑛J𝑛) (1𝑛J𝑛) = (𝑛1J𝑛) maka (𝑛1J𝑛) idempoten.

5. Matriks 𝑷 dikatakan ortogonal sedemikian sehingga 𝑷𝑷𝑇 = 𝑷𝑇𝑷 = 𝑰. Matriks Helmert 𝑯 adalah ortogonal. Pandang pola matriks di ruas kiri:

(12)

10 (1 11 −1), (1/√2 1/√2 1/√2 −1/√2) (1 1 11 −1 0 1 1 −2 ), ( 1/√3 1/√3 1/√3 1/√2 −1/√2 0 1/√6 1/√6 −2/√6 ) ( 1 1 1 1 1 −1 0 0 1 1 −2 0 1 1 1 −3 ), ( 1/√4 1/√4 1/√4 1/√4 1/√2 −1/√2 0 0 1/√6 1/√6 −2/√6 0 1/√12 1/√12 1/√12 −3/√12) ( 1 1 1 1 1 1 −1 0 0 0 1 1 −2 0 0 1 1 1 −3 0 1 1 1 1 −4) , ( 1/√5 1/√5 1/√5 1/√5 1/√5 1/√2 −1/√2 0 0 0 1/√6 1/√6 −2/√6 0 0 1/√12 1/√12 1/√12 −3/√12 0 1/√20 1/√20 1/√20 1/√20 −4/√20) dan seterusnya

Baris pertama setiap matriks di kiri adalah 1. Kemudian {1, -1}, {1, 1, -2}, {1, 1, 1, -3} {1, 1, 1, -4} sehingga baris terakhir matriks berukuran 5×5 adalah {1, 1, 1, 1, -5} dst.

Jika matriks-matriks di ruas kiri dikalikan dengan vektor pengganda awal yakni vektor data 𝒚, maka baris pertama vektor baru (vector kolom) ini adalah jumlah data (𝑦1+ 𝑦2+ ⋯ + 𝑦𝑛). Elemen kedua adalah (𝑦1− 𝑦2), elemen ketiga (𝑦1+ 𝑦2− 2𝑦3), kemudian (𝑦1+ 𝑦2+ 𝑦3− 3𝑦4), dan seterusnya.

Apabila setiap elemen dalam baris dibagi dengan akar pangkat dua dari jumlah kuadrat bilangan dalam baris tersebut, akan menghasilkan matriks ortogonal Helmert yang tertulis di bagian kanan.

Catat bahwa kebalikan dari matriks ortogonal 𝑷 adalah putarannya, 𝑷𝑇 (𝑷−1 = 𝑷𝑇)

(13)

11

1. Fungsi kepekatan peluang normal multivariat

Peubah acak {𝑦1, … , 𝑦𝑛} ditata dalam vektor kolom 𝒚 = ( 𝑦1

𝑦𝑛). Peubah acak ini mungkin saja tidak memiliki rata-rata sama dan saling berkorelasi. Nyatakan vektor rata-rata sebagai 𝝁 dan matriks ragam-peragam 𝚺. Maka fungsi kepekatan peluang normal multivariat adalah: 𝑓(𝑦1, 𝑦2, … , 𝑦𝑛) = 1

(2𝜋)𝑛 2⁄ |𝚺|1 2⁄ 𝑒

−12(𝒚−𝝁)𝑇𝚺−1(𝒚−𝝁)

2. Kasus khusus contoh acak dari sebaran normal univariat

Pandang {𝑦1, … , 𝑦𝑛} sebagai contoh acak yang berasal dari sebaran normal tunggal N(𝜇, 𝜎2). Rata-rata di bagian sebelumnya sama, ragam juga sama dan semua peragam/korelasi bernilai nol. Ekspresi matriks mereduksi menjadi likelihood data yang telah dipertimbangkan: 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦12𝜎−𝜇)2 2× 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦22𝜎−𝜇)2 2 × ⋯ × 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −(𝑦𝑛2𝜎−𝜇)2 2

diekspresikan dalam matriks sebagai: 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = 1

(2𝜋)𝑛 2⁄ (𝜎2)𝑛 2⁄ 𝑒

2𝜎12(𝒚−𝝁)𝑇(𝒚−𝝁)

(14)

12

Transformasi Ortogonal

Pandang matriks ortogonal 𝑷 dan transformasi 𝒚 (tanpa asumsi data menyebar identik dan tak berkorelasi) menjadi 𝒖 = 𝑷𝒚 maka 𝐸(𝒖) = 𝑷𝝁 dan 𝑣𝑎𝑟(𝒖) = 𝑷𝚺𝑷𝑇

Untuk transformasi dari 𝒚 ke 𝒖 diperlukan Jacobian yaitu nilai positif dari determinan matriks yang terlibat dalam hal ini 𝑷. Dari definisi dasar tentang 𝑷, 𝑑𝑒𝑡(𝑷𝑇𝑷) = 𝑑𝑒𝑡(𝑷𝑷𝑇) = 𝑑𝑒𝑡(𝑰), maka [𝑑𝑒𝑡(𝑷)]2 = 𝑑𝑒𝑡(𝑰) = 1 sehingga 𝑑𝑒𝑡(𝑷) = ±1 dengan demikian Jacobian adalah +1.

Elemen 𝒚 menyebar secara identic dan tak berkorelasi sehingga 𝝁 = 𝜇𝟏 dan 𝚺 = 𝜎2𝑰 di mana 𝑰 adalah matriks identitas berukuran n×n. Maka

Elemen-elemen {𝑢1, … , 𝑢𝑛} dari 𝒖 = 𝑷𝒚 tidak berkorelasi dan menyebar normal.

Kemudian, jika 𝑷 dipilih sebagai matriks Helmert, atau matriks ortogonal apa pun yang memiliki baris pertama {1, 1, …, 1}/n, maka

𝑢1 = √𝑛𝑦̅ menyebar normal dengan rata-rata √𝑛𝜇 dan ragam 𝜎2, bebas terhadap

𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛 yang semuanya bebas, menyebar normal dengan rata-rata 0 (karena baris 2 hingga n dari 𝑷 ortogonal terhadap baris 1) dan ragam 𝜎2.

Dengan pilihan 𝑷 seperti ini, dapat dipertahankan (1) kenormalan, (2) kebebasan dan (3) jumlah kuadrat total. Properti terakhir terjadi jika definisi keortogonalan digunakan (yakni 𝑷𝑷𝑇 = 𝑷𝑇𝑷 = 𝑰) dalam:

∑𝑛 𝑢𝑖2 =

(15)

13

Tampak bahwa 𝑢1 = √𝑛𝑦̅ sehingga 𝑢12 = 𝑛𝑦̅2. Apa yang telah dicapai melalui prosedur ini adalah bahwa transformasi ortogonal mengisolasi rata-rata contoh dari n-1 peubah yang membentuk ragam contoh. Jumlah kuadrat preserved, maka

∑𝑛𝑖=1𝑦𝑖2 = ∑𝑛𝑖=1𝑢𝑖2 = 𝑢12+ ∑𝑛𝑖=2𝑢𝑖2 = 𝑛𝑦̅2+ ∑𝑛𝑖=2𝑢𝑖2.

Pindahkan 𝑛𝑦̅2 ke ruas kiri persamaan, menghasilkan

∑ 𝑦𝑖2− 𝑛𝑦̅2 𝑛 𝑖=1 = ∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=2 .

Namun, ∑𝑛𝑖=1𝑦𝑖2− 𝑛𝑦̅2 adalah ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2, dan walaupun ekspresi ini melibatkan n suku, telah diperlihatkan bahwa jumlah kuadrat n-1 peubah normal bebas {𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛} yang semua rata-rata bernilai 0 dan juga semua ragam 𝜎2.

Kemudian n-1 peubah normal bebas juga bebas terhadap 𝑢1 = √𝑛𝑦̅.

Berdasarkan definisi, peubah 2 dengan derajat bebas  adalah jumlah dari kuadrat  peubah normal baku N(0,1) yang saling bebas. Ingat juga bahwa penduga takbias bagi 𝜎2 adalah ragam contoh yang didefinisikan sebagai:

𝑠2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 𝑛 − 1 ,

Dari padanya didapatkan ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2 = (n-1) 𝑠2. Karena ini merupakan jumlah dari kuadrat

n-1 peubah normal {𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛} yang saling bebas dengan rata-rata 0 dan ragam 𝜎2, telah ditunjukkan bahwa, untuk contoh acak berukuran n dari populasi normal,

𝑦̅ ∼ 𝑁 (𝜇,𝜎 2

𝑛) , 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝

(𝑛 − 1)𝑠2

(16)

14

Kembali ke logLikelihood untuk contoh acak normal {𝑦1, … , 𝑦𝑛}. Bentuk terakhir pada halaman 4 adalah:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 untuk {𝑦1, … , 𝑦𝑛} = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − ∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 2𝜎2 𝑛

𝑖=1

−𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2 Pandang suku terakhir:

𝑛(𝑦̅ − 𝜇)2 2𝜎2 = 𝑛 (𝑢1 √𝑛− 𝜇) 2 2𝜎2 = (𝑢1 √𝑛√𝑛 − √𝑛𝜇) 2 2𝜎2 = (𝑢1 − √𝑛𝜇)2 2𝜎2

Daripada memandang logLikelihood untuk himpunan peubah ini, pandang logLikelihood sebagai himpunan peubah transformasi {𝑢1, 𝑢2, … , 𝑢𝑛} di mana Jacobian adalah 1 (dan ingat bahwa 𝑢1 = √𝑛𝑦̅ dan ∑ (𝑦𝑖𝑛𝑖=1 − 𝑦̅)2 = ∑𝑛𝑖=2𝑢𝑖2): pada halaman 13

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 untuk {𝑢1, … , 𝑢𝑛} = − 𝑛 2log(2𝜋) − 𝑛 2log(𝜎2) − ∑ 𝑢𝑖2 2𝜎2 𝑛 𝑖=2 −(𝑢1− √𝑛𝜇) 2 2𝜎2

Ingat bahwa 𝑢1 menyebar normal dengan rata-rata √𝑛𝜇 dan ragam 𝜎2, fungsi dipisahkan menjadi dua, maka logLikelihood untuk himpunan peubah transformasi {𝑢1, 𝑢2, … , 𝑢𝑛} adalah

[−1 2(2𝜋) − 1 2log(𝜎2) − (𝑢1− √𝑛𝜇) 2 2𝜎2 ] + [− 𝑛 − 1 2 log(2𝜋) − 𝑛 − 1 2 log(𝜎2) − ∑ 𝑢𝑖2 2𝜎2 𝑛 𝑖=2 ]

Memaksimumkan likelihood pertama untuk 𝑢1 akan menghasilkan penduga ML/REML bagi 𝜇. Bagian kedua adalah likelihood untuk himpunan peubah {𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛} yang bebas terhadap 𝑢1, dan menyediakan penduga REML bagi 𝜎2.

Ini merupakan pendekatan untuk menggeneralisir pendugaan parameter ragam dengan metode REML untuk model campuran linier umum mana pun general linear mixed model (bagian “campuran” menjelaskan berapa pun pengaruh acak dan tetap dalam model). Ide REML akan dibangun dengan lambat.

(17)

15

3. Transformasi menyangkut matriks idempoten setangkup

Hasil dasar untuk GLM.

Pandang vektor 𝒛 berukuran n peubah normal baku, saling bebas N(0,1). Berdasarkan definisi 𝒛𝑇𝒛~𝜒

𝑛2.

Nyatakan 𝑨 sebagai matriks idempotent setangkup, maka

𝒛𝑇𝑨𝒛~𝜒2 dengan derajat bebas = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑨).

Nyatakan pula 𝑩 sebagai matriks idempotent setangkup, maka

𝒛𝑇𝑩𝒛~𝜒2 dengan derajat bebas = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑩), dan bebas terhadap 𝒛𝑇𝑨𝒛 jika dan hanya jika 𝑨𝑩 = 𝑶.

(18)

16

Model Linier Umum dengan hanya pengaruh tetap

Teladan 1 – contoh acak sederhana dari sebaran normal

Model paling sederhana adalah untuk contoh acak berukuran n dari populasi tunggal normal (untuk selanjutnya diasumsikan normal), semua bebas dengan rata-rata 𝜇 dan ragam 𝜎2. Nilai pengamatan contoh ditulis secara sederhana sebagai:

𝑦𝑖 = 𝜇 + 𝜀𝑖

Dalam bentuk matriks, 𝒚 = 𝑿𝜷 + 𝛜

di mana {𝑦1, … , 𝑦𝑛} adalah elemen dari 𝒚, 𝑿 = 1𝑛, vector kolom berisi n buah 1, 𝜷 adalah kolom vektor parameter, dalam hal ini berupa skalar sama dengan rata-rata 𝜇, dan vektor kolom sisaan acak 𝛜 .

Model kompleks lain memiliki struktur sama, kita teliti kasus umum di mana 𝜷 mengandung p parameter.

Pendugaan melalui kuadrat terkecil

Metode ini menyajikan penduga kuadrat terkecil untuk parameter 𝜷 dengan meminimumkan jumlah kuadrat sisa 𝛜𝑇𝛜, yakni (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇 (𝒚 − 𝑿𝜷). Solusi adalah latihan sederhana dalam turunan matriks. Nyatakan 𝒃 sebagai penduga bagi 𝜷,

𝒃 = (𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚.

Gunakan solusi ini dalam (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) untuk menghitung Residual Sum of Squares (Res SS):

Res SS = (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇 (𝒚 − 𝑿𝒃) = (𝒚 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚)𝑇(𝒚 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚)

Keluarkan vector 𝒚 ( 𝒚 𝑇 dari kurung kiri dan 𝒚 dari kanan) dari dalam kedua kurung menghasilkan:

(19)

17

Res SS = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

Matriks (𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇) setangkup dan idempoten (check this!), maka

Res SS = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

Dengan sifat 4 pada halaman 14 dapat disimpulkan bahwa

𝑅𝑒𝑠 𝑆𝑆~𝜒2 dengan derajat bebas = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇).

Secara umum 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑨𝑩𝑪) = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑪𝑨𝑩) = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑩𝑪𝑨). Dengan demikian

= 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇) = 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑰) − 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇) = 𝑛 − 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠(𝑿𝑇𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1)

Matriks berdimensi p×p , secara umum (di mana p = 1 pada teladan sebelumnya) maka 𝑿𝑇𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1 adalah matriks identitas berdimensi p×p, 𝑰

𝑝 yang memiliki teras p.

Matriks (𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇X)−1𝑿𝑇) setangkup, idempoten dengan teras (n-p), gunakan hasil ini, untuk menunjukkan bahwa:

Res SS = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚~ 𝜎2𝜒2 dengan derajat bebas (n-p).

Untuk contoh sederhana p = 1, 𝜷 adalah skalar 𝜎2, 𝑿𝑇𝑿 =1T1 = 𝑛, XT𝒚 =1T𝒚 = 𝑦

1+ ⋯ + 𝑦𝑛 maka:

Penduga bagi 𝜇 = (𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚 = (𝑛)−1(𝑦

1+ ⋯ + 𝑦𝑛) = 𝑦̅.

Kemudian struktur Res SS untuk contoh sederhana ini, yakni:

𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇= 𝑰 −1(1T1)−11T= 𝑰 −1

𝑛11𝑇 = 𝑰𝑛− 1 𝑛𝑱𝑛

(20)

18 dengan demikian 𝑅𝑒𝑠 𝑆𝑆 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚 = 𝒚𝑇(𝑰 −1 𝑛11𝑇) 𝒚 = 𝒚𝑇𝒚 − 1 𝑛𝒚𝑇11𝑇𝒚 Karena 𝒚𝑇𝒚 = ∑ 𝑦 𝑖2 𝑛

𝑖=1 dan 𝒚𝑇1 adalah ∑𝑛𝑖=1𝑦𝑖 = 𝑛𝑦̅, sehingga, untuk contoh acak sederhana dari sebaran normal:

𝑅𝑒𝑠 𝑆𝑆 = ∑𝑛 𝑦𝑖2

𝑖=1 − 𝑛𝑦̅2 = ∑𝑖=1𝑛 (𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 = (𝑛 − 1)𝑠2~ 𝜎2𝜒2 dengan derajat bebas n-1. Catat bahwa jika 𝒚~N(µ1, 𝜎2I) penduga kuadrat terkecil bagi vektor parameter identik dengan penduga ML karena persamaan yang sama diselesaikan dalam kedua kasus.

(21)

19

Teladan 2 Regresi Linier Sederhana

Model regresi linier sederhana

𝑦𝑖 = 𝛼 + 𝛽𝑥𝑖 + 𝜀𝑖

Memiliki 2 parameter yang tidak diketahui, dan {𝑥1, … , 𝑥𝑛} diasumsikan tetap.

Dalam bentuk matriks, perbedaan utama antar model ini dan model sebelumnya adalah matriks rancangan 𝑿: 𝑿 = [ 1 𝑥1 1 𝑥2 ⋮ ⋮ 1 𝑥𝑛 ]

dengan 𝜷 vektor kolom mengandung dua parameter dan .

Penduga Kuadrat Terkecil / ML untuk intersep dan slope

Pandang, 𝑿𝑇𝑿 = [1 ⋯ 1 𝑥1 ⋯ 𝑥𝑛] [ 1 𝑥1 ⋯ ⋯ 1 𝑥𝑛 ] = [𝑛𝑥̅ ∑ 𝑥𝑛 𝑛𝑥̅ 𝑖2] dan juga 𝑿 𝑇𝒚 = [ 𝑛𝑦̅ ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖]. Determinan 𝑿𝑇𝑿 adalah 𝑛(∑ 𝑥 𝑖2− 𝑛𝑥̅2) = 𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2. Dengan demikian (XTX)−1𝑿𝑇𝒚 = 1 𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2[∑ 𝑥𝑖 2 −𝑛𝑥̅ −𝑛𝑥̅ 𝑛 ] [ 𝑛𝑦̅ ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖] = 1 𝑛 ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2[ 𝑛𝑦̅ ∑ 𝑥𝑖2− 𝑛𝑥̅ ∑ 𝑥 𝑖𝑦𝑖 −𝑛2𝑥̅𝑦̅ + 𝑛 ∑ 𝑥 𝑖𝑦𝑖 ] Pandang −𝑛2𝑥̅𝑦̅ + 𝑛 ∑ 𝑥

𝑖𝑦𝑖 = 𝑛(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑛𝑥̅𝑦̅) = 𝑛 ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅), maka solusi kuadrat terkecil/ML untuk slope adalah:

(22)

20

𝑏 =∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2

Juga, 𝑛𝑦̅ ∑ 𝑥𝑖2− 𝑛𝑥̅ ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 dapat ditulis sebagai 𝑛𝑦̅ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2− 𝑛𝑥̅ ∑ (𝑥𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) maka solusi kuadrat terkecil/ML untuk intersep adalah:

𝑎 =𝑛𝑦̅ ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)

2− 𝑛𝑥̅ ∑(𝑥

𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅)

𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 𝑦̅ −b𝑥̅.

Dua pendekatan untuk memperlihatkan bahwa (*) = (**) (*) 𝑛𝑦̅ ∑ 𝑥𝑖2 − 𝑛𝑥̅ ∑ 𝑥

𝑖𝑦𝑖 (**) 𝑛𝑦̅ ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2− 𝑛𝑥̅ ∑ (𝑥

𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅)

Gunakan fakta bahwa

a. Jumlah Kuadrat dapat ditulis dalam bentuk:

 ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 = ∑ 𝑥𝑖2− 𝑛𝑥̅2 sehingga (1) ∑𝑥𝑖2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2+ 𝑛𝑥̅2 atau

 ∑𝑥𝑖2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ + 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2+ ∑ 𝑥̅2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2+ 𝑛𝑥̅2 b. Jumlah hasil kali deviasi ditulis dalam bentuk

 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅) = ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖− 𝑛𝑥̅𝑦̅ sehingga (2) ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅) + 𝑛𝑥̅𝑦̅

 ∑𝑥𝑖𝑦𝑖 = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅ + 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅ + 𝑦̅) = ∑((𝑥𝑖− 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) + 𝑥̅𝑦̅) = = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) + ∑ 𝑥̅𝑦 ̅ = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) + 𝑛𝑥̅𝑦̅

Substitusi (1) dan (2) ke dalam persamaan (*)

𝑛𝑦̅(∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 + 𝑛𝑥̅2) − 𝑛𝑥̅ (∑(𝑥

𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) + 𝑛𝑥̅𝑦̅)

𝑛𝑦̅ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2+ 𝑛𝑥̅2𝑦̅ − 𝑛𝑥̅ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖− 𝑦̅) − 𝑛𝑥̅2𝑦̅ sama dengan (**)

Penduga ML bagi parameter ragam

Likelikood untuk {𝑒1, … , 𝑒𝑛} adalah contoh acak dari secaran normal N(0, 𝜎2) di mana 𝑒𝑖 = 𝑦𝑖 − 𝛼 − 𝛽𝑥𝑖

(23)

21 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −2𝜎𝑒122 × 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −2𝜎𝑒222 × ⋯ × 1 √2𝜋𝜎2𝑒 −2𝜎𝑒𝑛22 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = (2𝜋)−𝑛2 × (𝜎2)−𝑛2 × 𝑒− ∑ 𝑒𝑖2 2𝜎2 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 = (2𝜋)−𝑛2 (𝜎2)−𝑛2 𝑒− ∑ (𝑦𝑖 −𝛼−𝛽𝑥𝑖 )2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑒1, … , 𝑒𝑛} = −𝑛 2log(2𝜋) − 𝑛 2log(𝜎 2) − ∑ (𝑦𝑖−𝛼−𝛽𝑥𝑖 )2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1

Turunan langsung logLikelihood model ini terhadap 𝜎2, menghasilkan penduga bagi 𝜎2:

∂𝜎2∂ (− 𝑛2 log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛 2log(𝜎2)) − ∂ ∂𝜎2(∑ (𝑦𝑖−𝛼−𝛽𝑥𝑖 )2 2𝜎2 𝑛 𝑖=1 ) 0 − 𝑛 2𝜎2 + ∑ (𝑦𝑖 − 𝛼 − 𝛽𝑥𝑖)2 2𝜎4 𝑛 𝑖=1

Samakan dengan nol, dan selesaikan, menghasilkan penduga ML:

− 𝑛 2𝜎̂2+ ∑ (𝑦𝑖− 𝛼̂ − 𝛽̂𝑥𝑖)2 2𝜎̂4 𝑛 𝑖=1 = 0 ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑎 − 𝑏𝑥𝑖)2 𝜎̂2 = 𝑛 𝜎̂2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖 − 𝑎 − 𝑏𝑥𝑖)2 𝑛 Substitusi 𝑎 = 𝑦̅ −b𝑥̅ 𝜎2 = ∑(𝑦𝑖 − 𝑎 −b𝑥𝑖)2 𝑛 = ∑(𝑦𝑖− 𝑦̅ −b𝑥̅ − b𝑥𝑖)2 𝑛 = ∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅ −b(𝑥𝑖 − 𝑥̅)) 2 𝑛

Pembilang dapat diuraikan menjadi:

Penduga ML bagi 𝜎2 = ∑(𝑦𝑖 − 𝑎 − 𝑏𝑥𝑖)2

𝑛 =

∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2− 𝑏2∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2

𝑛 ,

Walaupun terdapat banyak cara menuliskan rumus ini. Anda mungkin ingat akan pembilang sebagai selisih JK Total dan JKRegresi dalam ANOVA-regresi linier sederhana.

(24)

22

Untuk mengembangkan penduga REML, lihat kembali pendekatan matriks dalam pendugaan ML. Ekspresi matriks untuk logLikelihood adalah sebagai berikut.

Vektor peubah acak 𝒚 memiliki rata-rata 𝑿𝜷 dan ragam 𝜎2𝑰 (dan catat bahwa 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑟𝑚(𝜎2𝑰) = 𝜎2𝑛. Maka

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑦1, … , 𝑦𝑛} = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1

2𝜎2(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷). Turunkan terhadap 𝜎2 dan substitusi penduga ML untuk 𝜷 menghasilkan:

− ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛 2log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛 2log(𝜎2)) − ∂ ∂𝜎2 ( 1 2𝜎2(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷)) 0 − 𝑛 2𝜎̂2+ 1 2𝜎̂4(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) = 0 (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) 𝜎̂2 = 𝑛 Penduga ML bagi 𝜎2 = (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) 𝑛

Sama dengan solusi sebelumnya.

Pandang transformasi ortogonal 𝒖 = 𝑷𝒚 di mana 𝑷 adalah matriks ortogonal berdimensi n×n berbentuk: 𝑷 = [ 1 √𝑛⁄ ⋯ 1 √𝑛⁄ (𝑥1− 𝑥̅) √∑(𝑥 𝑖 − 𝑥̅)2 ⋯ (𝑥 𝑛 − 𝑥̅) √∑(𝑥⁄ 𝑖− 𝑥̅)2 ⋮ ⋮ ⋮ ]

Jumlah kuadrat elemen-elemen baris pertama dan kedua adalah 1.

Baris 1: (1 √𝑛⁄ )2+ (1 √𝑛⁄ )2+ ⋯ + (1 √𝑛⁄ )2 = ∑ 1 𝑛⁄ = 𝑛(1 𝑛⁄ ) = 1 Baris 2: ( (𝑥1− 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2) 2 + ( (𝑥2− 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2) 2 + ⋯ + ( (𝑥𝑛− 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2) 2 =

(25)

23 (𝑥1− 𝑥̅)2 ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 + (𝑥2− 𝑥̅)2 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 + ⋯ + (𝑥𝑛− 𝑥̅)2 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 1 Jumlah hasil kali elemen baris pertama dan kedua adalah 0, syarat keortogonalan. Mathematicians telah membuktikan bahwa matriks demikian ada.

Misal baris 3 dapat berupa:

(𝑥2− 𝑥3 𝑥3− 𝑥1 𝑥1− 𝑥2 0 0 ⋯ 0) di mana setiap elemen dibagi √(𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2. Jumlah kuadrat baris 3 juga 1.

(𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2+ 0 + ⋯ + 0 (√(𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2) 2 (𝑥2 − 𝑥3)2+ (𝑥 3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2 (𝑥2 − 𝑥3)2+ (𝑥3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2 = 1

Jelas bahwa jumlah hasil kali baris 1 dan 2, demikian pula baris 1 dan 3, juga baris 2 dan 3 adalah 0. Baris 1 dan 2: 1 √𝑛( (𝑥1 − 𝑥̅) + (𝑥2− 𝑥̅) + ⋯ + (𝑥𝑛 − 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 ) = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅) √𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 0 √𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 0 Baris 1 dan 3: 1 √𝑛( 𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥3− 𝑥1 + 𝑥1− 𝑥2 √(𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥3− 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2 ) 0 √𝑛((𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥 3 − 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2) = 0 Baris 2 dan 3: (𝑥1− 𝑥̅)(𝑥2− 𝑥3) + (𝑥2− 𝑥̅)(𝑥3− 𝑥1) + (𝑥3− 𝑥̅)(𝑥1− 𝑥2) √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2(𝑥2− 𝑥3)2+ (𝑥3 − 𝑥1)2+ (𝑥1− 𝑥2)2 = 0

Pembilang sama dengan 0, (𝑥1− 𝑥̅)(𝑥2− 𝑥3) + (𝑥2− 𝑥̅)(𝑥3− 𝑥1) + (𝑥3− 𝑥̅)(𝑥1− 𝑥2) = 0

Dua manfaat dari pendekatan ini: pertama adalah pembuktian secara mudah property sebaran apa pun menyangkut regresi linier sederhana. Kedua mengarah pada solusi REML untuk pendugaan parameter ragam.

(26)

24

Gunakan sifat matriks diagonal: ∑𝑛𝑖=1𝑦𝑖2 = ∑𝑛𝑖=1𝑢𝑖2

Peubah acak {𝑢1, 𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛} saling bebas, menyebar normal dengan ragam 𝜎2. Terutama mengevaluasi dua peubah vektor transformasi 𝑢1 dan 𝑢2

𝑢1 = √𝑛𝑦̅ 𝑢2 = ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)𝑦𝑖⁄√∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)(𝑦𝑖 − 𝑦̅) √∑(𝑥⁄ 𝑖 − 𝑥̅)2 = 𝑏√∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 Kemudian, 𝐸(𝒖) = 𝐸(𝑷𝒚) = 𝑷𝑿𝜷, maka [ E(𝑢1) E(𝑢2) E(𝑢3) ⋮ E(𝑢𝑛)] = [ 1 √𝑛⁄ ⋯ 1 √𝑛⁄ (𝑥1− 𝑥̅) √∑(𝑥⁄ 𝑖 − 𝑥̅)2 ⋯ (𝑥𝑛− 𝑥̅) √∑(𝑥⁄ 𝑖 − 𝑥̅)2 ⋮ ⋮ ⋮ ] [ 1 𝑥1 ⋯ ⋯ 1 𝑥𝑛 ] [𝛼𝛽]

Ingat bahwa baris 3 hingga n dari matriks 𝑷 ortogonal terhadap baris 1 dan 2, dan catat bahwa 2 kolom pada matriks rancangan 𝑿 proporsional terhadap baris 1 and 2 matriks 𝑷. Dengan

demikian berdasarkan keortogonalan, semua rata-rata {𝑢3, … , 𝑢𝑛} harus 0.

Kemudian, perhatikan hanya 2 baris pertama matriks ini dan gunakan fakta ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)𝑥𝑖√∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = ∑(𝑥 𝑖 − 𝑥̅)2⁄√∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2, Pandang pembilang: ∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)𝑥𝑖 = ∑(𝑥𝑖2− 𝑥̅𝑥 𝑖) = ∑ 𝑥𝑖2− ∑ 𝑥̅𝑥𝑖 = ∑ 𝑥𝑖2− 𝑥̅ ∑ 𝑥𝑖 = ∑ 𝑥𝑖2− 𝑛𝑥̅2=∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 Perkalian matriks 𝑷𝑿 Unsur 11 1 √𝑛 ⁄ (1) + 1⁄√𝑛(1) + ⋯ + 1⁄√𝑛(1) = 1⁄√𝑛(∑ 1) = 𝑛 √𝑛= √𝑛 Unsur 12

(27)

25 1 √𝑛 ⁄ (𝑥1) + 1⁄√𝑛(𝑥2) + ⋯ + 1⁄√𝑛(𝑥𝑛) = ∑ 𝑥𝑖 √𝑛 = 𝑛𝑥̅ √𝑛 = √𝑛𝑥̅ Unsur 21 (𝑥1− 𝑥̅) + (𝑥2− 𝑥̅) + ⋯ + (𝑥𝑛 − 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅) √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 0 √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = 0 Unsur 22 (𝑥1 − 𝑥̅)𝑥1+ (𝑥2− 𝑥̅)𝑥2+ ⋯ + (𝑥𝑛− 𝑥̅)𝑥𝑛 √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)𝑥𝑖 √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅) 2 √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 Kalikan √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2, menjadi ∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 𝑥 √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 √∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 = ∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2 ∑(𝑥𝑖−𝑥̅)2𝑥√∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅) 2 = √∑(𝑥 𝑖− 𝑥̅)2

Sesudah perkalian matriks, diperoleh:

E(𝑢1)= √𝑛 𝛼 + √𝑛𝑥̅𝛽 = √𝑛 (𝛼 + 𝛽𝑥̅) E(𝑢2)=0+√∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2𝛽 [E(𝑢E(𝑢1) 2)] = [ √𝑛 √𝑛𝑥̅ 0 √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 ] [𝛼𝛽] = [ √𝑛(𝛼 + 𝛽𝑥̅) √∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2𝛽 ] Sekarang 𝐿𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑦1, … , 𝑦𝑛} = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1 2𝜎2(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷)

Dengan menggunakan transformasi = 𝑷𝒚 , substitusi 𝒚 = 𝑷−1𝒖 = 𝑷𝑇𝒖 (karena 𝑷 ortogonal) ke dalam persamaan di atas. Juga, Jacobian dari transformation adalah 1 (juga karena 𝑷 ortogonal dan 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑟𝑚(𝑷) = 1), menghasilkan:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of of {𝑢1, 𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛}

= −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1

2𝜎2(𝑷𝑇𝒖 − 𝑿𝜷)𝑇(𝑷𝑇𝒖 − 𝑿𝜷) Kemudian 𝑷𝑇𝑷 = 𝑰 ditambahkan ke dalam kedua kurung tanpa mengubah hasil.

(28)

26

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑢1, 𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛}

= −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1

2𝜎2(𝑷𝑇𝒖 − 𝑷𝑇𝑷𝑿𝜷)𝑇(𝑷𝑇𝒖 − 𝑷𝑇𝑷𝑿𝜷) Keluarkan 𝑷𝑇 dari kedua kurung, ingat sifat perkalian matriks (dimensi) dan catat bahwa (𝑷𝑇)𝑇= 𝑷 menghasilkan:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑢1, 𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛}

= −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1

2𝜎2(𝒖 − 𝑷X𝜷)𝑇𝑷𝑷𝑇(𝒖 − 𝑷X𝜷)

Namun, 𝑷𝑇𝑷 = 𝑰 sehingga suku di tengah dapat diabaikan. Kemudian, 𝑷X𝜷 telah dijelaskan sebelumnya berupa kolom di mana elemen pertama adalah √𝑛(𝛼 + 𝛽𝑥̅), elemen kedua √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2𝛽 dan elemen lain 0. Hal ini memungkinkan logLikelihood dipisahkan ke dalam tiga komponen: (ingat bahwa 𝑛 = 𝑛 + 1 + 1 − 2 = 1 + 1 + (𝑛 − 2)

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of {𝑢1, 𝑢2, 𝑢3, … , 𝑢𝑛} = −12log(2𝜋) −12log(𝜎2) − 1 2𝜎2(𝑢1 − √𝑛(𝛼 + 𝛽𝑥̅)) 2 −12log(2𝜋) −12log(𝜎2) − 1 2𝜎2(𝑢2− √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2𝛽) 2 −𝑛−22 log(2𝜋) −𝑛−22 log(𝜎2) − 1 2𝜎2∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 Ringkasan,

𝑢1 = √𝑛𝑦̅ menyebar normal dengan rata-rata √𝑛(𝛼 + 𝛽𝑥̅) dan ragam 𝜎2, bebas terhadap

𝑢2 = 𝑏√∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2, menyebar normal dengan rata-rata 𝛽√∑(𝑥𝑖− 𝑥̅)2 dan ragam 𝜎2.

Kedua 𝑢1 dan 𝑢2 bebas terhadap {𝑢3, … , 𝑢𝑛} yang semuanya bebas, dan menyebar normal dengan rata-rata 0 dan ragam 𝜎2.

Juga,

𝑢22 = 𝑏2∑(𝑥

𝑖 − 𝑥̅)2 berupa Regression SS dalam ANOVA regresi linier sederhana, dan di bawah hipotesis bahwa  = 0, besaran ini harus menyebar secara 𝜎22 dengan derajat bebas

(29)

27

1, dan bebas terhadap

{𝑢3, ⋯ , 𝑢𝑛}, di mana ∑𝑛𝑖=3𝑢𝑖2 = Residual SS dalam ANOVA regresi linier sederhana karena alasan berikut ini:

∑ 𝑦𝑖2 𝑛 𝑖=1 = ∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=1 = 𝑢12 + 𝑢 22+ ∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 = 𝑛𝑦̅2 + 𝑏2∑(𝑥 𝑖 − 𝑥̅)2+ ∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3

Sususn kembali persamaan ini dan ingat bahwa ∑𝑛𝑖=1𝑦𝑖2- 𝑛𝑦̅2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2:

maka ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖− 𝑦̅)2− 𝑏2∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2 = ∑𝑛𝑖=3𝑢𝑖2

Suku pertama adalah Total SS dalam ANOVA regresi linier sederhana dan suku kedua adalah

Regression SS, sehingga ∑𝑛𝑖=3𝑢𝑖2 adalah Residual SS dalam ANOVA regresi linier sederhana. Karena n-2 peubah {𝑢3, ⋯ , 𝑢𝑛} saling bebas, menyebar normal dengan rata-rata 0 dan ragam 𝜎2, telah diperlihatkan bahwa

Residual SS dalam ANOVA regresi linier sederhana menyebar secara 𝜎22

dengan derajat bebas n-2 (tak perlu kebenaran hipotesis bahwa slope sama dengan nol), bebas terhadap

Regression SS dalam ANOVA regresi linier sederhana menyebar secara 𝜎22

dengan derajat bebas 1 (hanya jika hipotesis tentang slope nol benar).

Penduga REML untuk parameter ragam

Fungsi logLikelihood untuk 𝒖 telah memisahkan residual likelihood yang hanya mengandung parameter ragam 𝜎2. Bagian ketiga bersifat acak dan 2 bagian pertama fixed (tetap), karena mengandung α dan β. 𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of 𝒖 = −1 2log(2𝜋) − 1 2log(𝜎 2) − 1 2𝜎2(𝑢1− √𝑛(𝛼 + 𝛽𝑥̅)) 2 fixed term −1 2log(2𝜋) − 1 2log(𝜎 2) − 1 2𝜎2(𝑢2− √∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅)2𝛽) 2 fixed term

(30)

28 −𝑛−2 2 log(2𝜋) − 𝑛−2 2 log(𝜎 2) − 1 2𝜎2∑𝑛𝑖=3𝑢𝑖2 random

Diferensiasi langsung bagian ketiga (residual likelihood) terhadap 𝜎2 menghasilkan solusi REML: − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛−2 2 log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2 ( 𝑛−2 2 log(𝜎2)) − ∂ ∂𝜎2 ( 1 2𝜎2∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 ) 0 −𝑛 − 2 2𝜎̂2 + 1 2𝜎̂4∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 = 0 −(𝑛 − 2) + 1 𝜎̂2∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 = 0 1 𝜎̂2∑ 𝑢𝑖2 𝑛 𝑖=3 = (𝑛 − 2)

Penduga REML bagi 𝜎2 =∑𝑛𝑖=3𝑢𝑖2 𝑛 − 2 =

𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙 𝑆𝑆

𝑛 − 2 = 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙 𝑀𝑆

Penduga REML untuk ragam dalam model regresi linier sederhana bersifat takbias, karena nilai harapan peubah 2 dengan derajat bebas n-2 adalah n-2 , 𝐸 (𝜒𝑛−22 ) = 𝑛 − 2

(31)

29

Teladan 3 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda mengandung p peubah penjelas

𝑦𝑖 = 𝛼 + 𝛽1𝑥1𝑖+ 𝛽2𝑥2𝑖+ ⋯ 𝛽𝑝𝑥𝑝𝑖+ 𝜀𝑖

memiliki p+1 parameter yang tidak diketahui, di mana {𝑥1𝑖, … , 𝑥𝑝𝑖, 𝑖 = 1, ⋯ , 𝑛} diasumsikan tetap dan {i} diasumsikan bebas, menyebar normal dengan rata-rata 0 dan ragam 𝜎2.

Bentuk matriks model, 𝒚 = 𝑿𝜷 + 𝛜 melibatkan:

𝑿 = [1 𝑥11 ⋯ 𝑥𝑝1 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 1 𝑥1𝑛 ⋯ 𝑥𝑝𝑛 ], 𝜷 = [ 𝛼 𝛽1 ⋮ 𝛽p ]

Penduga ML untuk parameter

Solusi ML untuk 𝜷, vector kolom parameter untuk model umum telah diperlihatkan sebagai 𝒃 = (𝑿T𝑿)−1𝑿T𝒚.

Menurunkan terhadap 𝜎2 dalam

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of 𝒚 = −log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1

2𝜎2(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷)

dan menggunakan penduga ML untuk pengaruh tetap parameter menghasilkan penduga bagi 𝜎2:

Penduga ML bagi 𝜎2 = (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃)

𝑛

yakni Residual SS dalam ANOVA regresi linier berganda dibagi n, bukan (n-1-p) sebagaimana dalam kasus Residual MS dalam ANOVA.

(32)

30

Sama dengan contoh acak yang berasal dari populasi normal, penduga ML untuk ragam bersifat

(33)

31

Penduga REML untuk parameter ragam 𝝈𝟐

Matematika model ini menjadi lebih kompleks, sehingga pendekatan secara pasti tidak dilakukan ketika mempertimbangkan General Linear Mixed Model. Dalam hal ini, secara sederhana akan ditunjukkan cara menguraikan menjadi dua ekspresi, satu mengandung informasi parameter tetap 𝜷, dan yang lain hanya mengandung parameter ragam 𝜎2.

Pandang contoh acak dari populasi normal yang dinyatakan sebagai: 𝑦 − 𝜇 = (𝑦 − 𝑦̅) + (𝑦̅ − 𝜇)

Parameter 𝝁 adalah kasus khusus 𝑿𝜷 dan 𝒚̅ = 𝑿𝒃

𝒚 − 𝑿𝜷 = (𝒚 − 𝑿𝒃) + (𝑿𝒃 − 𝑿𝜷) = (𝒚 − 𝑿𝒃) + 𝑿(𝒃 − 𝜷)

Dan uraikan dua besaran dalam kurung pada suku ketiga 𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑:

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of 𝒚 = −𝑛2log(2𝜋) −𝑛2log(𝜎2) − 1 2𝜎2(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) Maka (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) = [(𝒚 − 𝑿𝒃) + 𝑿(𝒃 − 𝜷)]𝑇[(𝒚 − 𝑿𝒃) + 𝑿(𝒃 − 𝜷)] = [(𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇+ (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑇] [(𝒚 − 𝑿𝒃) + 𝑿(𝒃 − 𝜷)] (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃) + (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑻(𝒚 − 𝑿𝒃) + (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷) + (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷)

Karena berupa skalar, maka (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑻(𝒚 − 𝑿𝒃) = (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷), sehingga

= (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃) + 2(𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷) + (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷)

Pandang suku kedua dan masukkan X ke dalam kurung di kiri:

(34)

32

Tetapi 𝑿𝑇𝒚 − 𝑿𝑇𝑿𝒃 =0 karena persamaan ini digunakan untuk meminimumkan (p+1) parameter tetap (ingat solusi untuk 𝒃 adalah 𝒃 = (𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚). Dengan demikian suku di tengah dapat dibuang dan menghasilkan:

(𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) = (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃) + (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷)

Catatan tentang suku kedua, mengapa nol:

𝑿𝑇𝒚 − 𝑿𝑇𝑿𝒃 = 𝑿𝑇𝒚 − 𝑿𝑇𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚 = 𝑿𝑇𝒚 − 𝑰 𝑿𝑇𝒚 = 𝑿𝑇𝒚 − 𝑿𝑇𝒚 = 0

Suku kedua adalah fungsi dari (p+1) parameter dalam 𝜷. Suku pertama tidak mengandung (bebas dari) vektor parameter, dan biasa ditulis sebagai

(𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃)=

(𝒚 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚)𝑇(𝒚 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇𝒚) = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

Sesungguhnya matriks 𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇 simetrik dan idempoten, maka pengaruh acak: (𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃) = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

Ditulis dalam bentuk pengaruh acak ditambah dengan pengaruh tetap: (𝒚 − 𝑿𝜷)𝑇(𝒚 − 𝑿𝜷) = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚 + (𝒃 − 𝜷)𝑇𝑿𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷)

Fungsi logLikelihood regresi linier berganda adalah:

Pandang 𝑛 = 𝑛 − 1 + 1 − 𝑝 + 𝑝 = (𝑝 + 1) + (𝑛 − 1 − 𝑝) untuk penguraian

𝑙𝑜𝑔𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 of 𝒚 = −𝑝+1 2 log(2𝜋) − 𝑝+1 2 log(𝜎2) − 1 2𝜎2(𝒃 − 𝜷)𝑇 𝑿𝑇𝑿(𝒃 − 𝜷) tetap −𝑛−1−𝑝 2 log(2𝜋) − 𝑛−1−𝑝 2 log(𝜎2) − 1 2𝜎2𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚 acak

Turunan bagian kedua terhadap 𝜎2 menghasilkan solusi REML untuk 𝜎2: ∂𝜎2 (𝑛−1−𝑝 2 log(2𝜋)) − ∂ ∂𝜎2 (𝑛−1−𝑝2 log(𝜎 2)) − ∂ ∂𝜎2 ( 1 2𝜎2𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚) 0 −𝑛 − 1 − 𝑝 2𝜎̂2 + 1 2𝜎̂4𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚 = 0

(35)

33

𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

𝜎̂2 = 𝑛 − 1 − 𝑝

Penduga REML untuk 𝜎2 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−1𝑿𝑇)𝒚

𝑛 − 1 − 𝑝 =

(𝒚 − 𝑿𝒃)𝑇(𝒚 − 𝑿𝒃) 𝑛 − 1 − 𝑝

(36)

34

Teladan 4 Rancangan Perlakuan Satu Arah

Ambil n ulangan untuk data dari t populasi normal yang semuanya memiliki ragam sama. Ini merupakan kasus khusus dari regresi linier berganda, tetapi kita akan mengembangkan

matematika terpisah untuk model ini dan melibatkan pembuktian transformasi matriks ortogonal untuk sebaran-sebaran komponen ANOVA. Kita mempertimbangkan kasus ulangan sama untuk membuat ekspresi menjadi sederdana, prosedur yang sama diterapkan pada rancangan dengan ulangan tidak sama.

Model adalah:

𝑦𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝜏𝑖+ 𝜀𝑖𝑗, 𝑖 = 1, ⋯ , 𝑡; 𝑗 = 1, ⋯ , 𝑛

Dalam bentuk GLM, 𝒚 = 𝑿𝜷 + 𝛜, terdapat banyak parameter dalam model di atas (dengan perlakuan t , terdapat t rata-rata dan satu ragam, model di atas memilik t+1 parameter

{𝜇, 𝜏1, ⋯ , 𝜏𝑡} dan parameter ragam 𝜎2). Cara termudah adalah memilih satu restriksi (batasan) di antara parameter {𝜇, 𝜏1, ⋯ , 𝜏𝑡}. Agar sederhana, pilih batasan 𝜏1+ ⋯ + 𝜏𝑡 = 0, dan ganti (katakan) 𝜏𝑡 dengan (−𝜏1− ⋯ − 𝜏𝑡−1). Restriksi mana pun yang dipilih akan menghasilkan solusi sama untuk komponen-komponen ANOVA.

Vektor data 𝒚 memiliki n pengamatan dalam t perlakuan, menghasilkan vektor sepanjang nt.

Secara umum, 𝜷 = (𝜇, 𝜏1, 𝜏2, ⋯ , 𝜏𝑡), terdapat t+1 parameter

Kasus 1: Jika 𝜇 = 0, vektor 𝜷 = (𝜏1, 𝜏2, ⋯ , 𝜏𝑡) akan mengandung t parameter

Ilustrasi t = 3 (i=1,2,3) dan n = 4 (j=1, 2, 3, 4), 𝜷 = (𝜏1, 𝜏2 , 𝜏3) terdiri dari 3 parameter

Terdapat nt = 4(3) = 12 persamaan linier

𝑦11 = 0 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀11 𝑦12 = 0 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀12 𝑦13 = 0 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀13 𝑦14 = 0 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀14 𝑦21 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀21 𝑦22 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀22 𝑦23 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀23

(37)

35 𝑦24 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀24 𝑦31 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀31 𝑦32 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀32 𝑦33 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀33 𝑦34 = 0 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀34

Karena, suku pertama dalam model bernilai nol, tidak perlu ditulis, apalagi hanya terdapat 3 parameter, sehingga matriks rancangan berdimensi 𝑛𝑡 × 𝑡 = 12 × 3

Matriks rancangan adalah: 𝜏1 𝜏2 𝜏3

𝑿 = ( 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1) =( 14 04 04 04 14 04 04 04 14) 𝑿𝑇𝑿 = (1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1) 𝑿𝑇𝑿 = (4 0 00 4 0 0 0 4 ) = 4 (1 0 00 1 0 0 0 1 ) = 4 𝑰3 secara umum 𝑿𝑇𝑿 = 𝑛𝑰𝑡

(38)

36 𝑿𝑇𝒚 = (1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 𝑦11 𝑦12 𝑦13 𝑦14 𝑦21 𝑦22 𝑦23 𝑦24 𝑦31 𝑦32 𝑦33 𝑦34) = ( ∑ 𝑦1𝑗 4 𝑗=1 ∑ 𝑦2𝑗 4 𝑗=1 ∑ 𝑦3𝑗 4 𝑗=1 ) = ( 4𝑦̅1 4𝑦̅2 4𝑦̅3) 𝑿𝑇𝒚 = 4 (𝑦̅𝑦̅1 2 𝑦̅3 ) secara umum 𝑿𝑇𝒚 = 𝑛𝒚̅ 𝑖

Kasus 2: Jika 𝜏1, = 0, vektor 𝜷 = (𝜇, 𝜏2, ⋯ , 𝜏𝑡) atau 𝜷 = (𝜇, 𝜏2 , 𝜏3)

𝑦11 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀11 𝑦12 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀12 𝑦13 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀13 𝑦14 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀14 𝑦21 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀21 𝑦22 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀22 𝑦23 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀23 𝑦24 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀24 𝑦31 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀31 𝑦32 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀32 𝑦33 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀33 𝑦34 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀34

(39)

37 𝜇 𝜏2 𝜏3 𝑿 = ( 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1) =( 14 04 04 14 14 04 14 04 14) 𝑿𝑇𝑿 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1) 𝑿𝑇𝑿 = (12 4 44 4 0 4 0 4 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 ( 3 13−1𝑇 13−1 𝑰3−1) secara umum 𝑿𝑇𝑿 = 𝑛 ( 𝑡 1𝑡−1𝑇 1𝑡−1 𝑰𝑡−1) 𝑿𝑇𝒚 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 𝑦11 𝑦12 𝑦13 𝑦14 𝑦21 𝑦22 𝑦23 𝑦24 𝑦31 𝑦32 𝑦33 𝑦34) = ( ∑ ∑ 𝑦𝑖𝑗 ∑ 𝑦2𝑗 4 𝑗=1 ∑ 𝑦3𝑗 4 𝑗=1 ) = ((4 × 3)𝑦̅4𝑦̅2 4𝑦̅3 )

(40)

38

𝑿𝑇𝒚 = 4 (3𝑦̅𝑦̅ 2 𝑦̅3

)

Kasus 3: Jika 𝜏2, = 0, vektor 𝜷 = (𝜇, 𝜏1, 𝜏3, ⋯ , 𝜏𝑡) atau 𝜷 = (𝜇, 𝜏1 , 𝜏3)

𝑦11 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀11 𝑦12 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀12 𝑦13 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀13 𝑦14 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀14 𝑦21 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀21 𝑦22 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀22 𝑦23 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀23 𝑦24 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀24 𝑦31 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀31 𝑦32 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀32 𝑦33 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀33 𝑦34 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 1 × 𝜏3+ 𝜀34 𝜇 𝜏1 𝜏3 𝑿 = ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1) =( 14 14 04 14 04 04 14 04 14)

(41)

39 𝑿𝑇𝑿 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1) 𝑿𝑇𝑿 = (12 4 44 4 0 4 0 4 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 ( 3 13−1𝑇 13−1 𝑰3−1) secara umum 𝑿𝑇𝑿 = 𝑛 ( 𝑡 1𝑡−1𝑇 1𝑡−1 𝑰𝑡−1) 𝑿𝑇𝒚 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 ) ( 𝑦11 𝑦12 𝑦13 𝑦14 𝑦21 𝑦22 𝑦23 𝑦24 𝑦31 𝑦32 𝑦33 𝑦34) = ( ∑ ∑ 𝑦𝑖𝑗 ∑ 𝑦1𝑗 4 𝑗=1 ∑ 𝑦3𝑗 4 𝑗=1 ) = ( (4 × 3)𝑦̅ 4𝑦̅1 4𝑦̅3 ) 𝑿𝑇𝒚 = 4 (3𝑦̅𝑦̅ 1 𝑦̅3 )

Kasus 4: Jika 𝜏3, = 0, vektor 𝜷 = (𝜇, 𝜏1, 𝜏2, 𝜏4,, ⋯ , 𝜏𝑡) atau 𝜷 = (𝜇, 𝜏1 , 𝜏2)

𝑦11 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀11 𝑦12 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀12 𝑦13 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀13 𝑦14 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀14 𝑦21 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀21

(42)

40 𝑦22 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀22 𝑦23 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀23 𝑦24 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀24 𝑦31 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀31 𝑦32 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀32 𝑦33 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀33 𝑦34 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀34 𝜇 𝜏1 𝜏2 𝑿 = ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0) =( 14 14 04 14 04 14 14 04 04 ) 𝑿𝑇𝑿 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 ) ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0) 𝑿𝑇𝑿 = ( 14𝑇 14𝑇 14𝑇 14𝑇 0 4 𝑇 0 4 𝑇 04𝑇 14𝑇 04𝑇 ) ( 14 14 04 14 04 14 14 04 04 ) = ( 4(3) 4(1) 4(1) 4(1) 4(1) 4(0) 4(1) 4(0) 4(1)) 𝑿𝑇𝑿 = (12 4 44 4 0 4 0 4 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 (3 1 11 1 0 1 0 1 ) = 4 ( 3 13−1𝑇 13−1 𝑰3−1)

(43)

41 secara umum 𝑿𝑇𝑿 = 𝑛 ( 𝑡 1𝑡−1𝑇 1𝑡−1 𝑰𝑡−1) 𝑿𝑇𝒚 = (1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 ) ( 𝑦11 𝑦12 𝑦13 𝑦14 𝑦21 𝑦22 𝑦23 𝑦24 𝑦31 𝑦32 𝑦33 𝑦34) = ( ∑ ∑ 𝑦𝑖𝑗 ∑ 𝑦1𝑗 4 𝑗=1 ∑ 𝑦2𝑗 4 𝑗=1 ) = ((4 × 3)𝑦̅4𝑦̅1 4𝑦̅2 ) 𝑿𝑇𝒚 = 4 (3𝑦̅𝑦̅ 1 𝑦̅2)

Apa pun batasan yang dibuat tentang, selalu memberikan hasil sama 𝑿𝑇𝑿 = 𝑛 ( 𝑡 1𝑡−1𝑇 1𝑡−1 𝑰𝑡−1) 𝑿 = [ 1𝑛 1𝑛 0𝑛 ⋯ 0𝑛 1𝑛 0𝑛 1𝑛 ⋯ 0𝑛 1𝑛 0𝑛 0𝑛 ⋯ 0𝑛 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1𝑛 0𝑛 0𝑛 ⋯ 1𝑛 1𝑛 −1𝑛 −1𝑛 ⋯ −1𝑛] , 𝜷 = [ 𝜇 𝜏1 ⋮ 𝜏𝑡−1 ]

Memperlihatkan matriks di atas

Kasus 1: 𝜏3 = − 𝜏1− 𝜏2 ; 𝜷 = (𝜇, 𝜏1, 𝜏2, , ⋯ , 𝜏𝑡−1) atau 𝜷 = (𝜇, 𝜏1 , 𝜏2), 𝜏3 = 0 𝑦11 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀11 𝑦12 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀12 𝑦13 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀13 𝑦14 = 1 × 𝜇 + 1 × 𝜏1 + 0 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀14 𝑦21 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀21 𝑦22 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀22 𝑦23 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀23 𝑦24 = 1 × 𝜇 + 0 × 𝜏1 + 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀24 𝑦31 = 1 × 𝜇 − 1 × 𝜏1 − 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀31 𝑦32 = 1 × 𝜇 − 1 × 𝜏1 − 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀32 𝑦33 = 1 × 𝜇 − 1 × 𝜏1 − 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀33

(44)

42 𝑦34 = 1 × 𝜇 − 1 × 𝜏1 − 1 × 𝜏2+ 0 × 𝜏3+ 𝜀34 𝜇 𝜏1 𝜏2 𝑿 = ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 −1 −1 1 −1 −1 1 −1 −1 1 −1 −1) =( 14 14 04 14 04 14 14 −14 −14) 𝑿𝑇𝑿 = (1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 −1 −1 −1 −11 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 −1 −1 −1 −1) ( 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 −1 −1 1 −1 −1 1 −1 −1 1 −1 −1) 𝑿𝑇𝑿 = (12 0 00 8 4 0 4 8 ) = 4 (3 0 00 2 1 0 1 2 ) 𝑿𝑇𝑿 = ( 14𝑇 1 4 𝑇 1 4 𝑇 14𝑇 04𝑇 −14𝑇 04𝑇 1 4 𝑇 −1 4 𝑇 ) ( 14 14 04 14 04 14 14 −14 −14)=( 12 0 0 0 8 4 0 4 8 ) = 4 (3 0 00 2 1 0 1 2 )

Anak matriks bagian (21), berukuran (3-1)×(3-1) memiliki struktur (𝑰𝑡−1+1𝑡−11𝑡−1𝑇 ) = (𝑰3−1+13−113−1𝑇 )

(2 1

1 2) = (1 00 1) + (11) (1 1) = (1 00 1) + (1 11 1)

Gambar

Ilustrasi t = 3 (i=1,2,3) dan n = 4 (j=1, 2, 3, 4),
Table of predicted means for treat
Table of predicted means for Constant

Referensi

Dokumen terkait

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase pembagian hasil yang diterima nelayan pemilik sebesar 64% dan nelayan penggarap sebesar 36%, sedangkan kondisi ketahanan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, lemahnya citra teh celup dalam negeri diduga karena harga konsumen produk teh celup itu sendiri lebih rendah dari pada

Analisa sistem dewatering di Proyek Hotel Anugerah Palace dilakukan dengan serangkaian penelitian, yaitu: penelitian terhadap penerapan metode pondasi, dinding penahan

Maksudnya, jika kata yang terhitung 100 tidak jatuh di ujung kalimat maka akan dihitung dalam bentuk desimal (perpuluhan). Cara melakukan persepuluh adalah jumlah

Tabel 2 : Kinetika pertumbuhan isolat bakteri pada medium mengandung berbagai konsentrasi metil merkuri klorida (CH 3 HgCl)... Identifikasi Bakteri

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan